MOTOR MATIC
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
Praharsa Frestianta
0634 010 120
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA
MOTOR MATIC
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Jurusan Teknik Informatika
Disusun oleh :
Praharsa Frestianta
NPM. 0634 010 120
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ″VETERAN″
JAWA TIMUR
SURABAYA
DENGAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK
MENDIAGNOSIS GEJALA KERUSAKAN PADA
MOTOR MATIC
Disusun Oleh :
Praharsa Frestianta
NPM. 0634 010 120
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang VI Tahun Akademik 2011/2012
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Hj. Asti Dwi Irfianti, S. Kom., M. Kom. Fetty Tri Anggraeny, S.KOM
NIP. 373 020 602 131 NIP. 382 020 602 081
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” Jawa Timur
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PANITIA UJIAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF
KETERANGAN REVISI
Mahasiswa di bawah ini:
Nama : Praharsa Frestianta NPM : 0634 010 120 Jurusan : Teknik Informatika
Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) TUGAS AKHIR Ujian Lisan Gelombang VI, TA 2011/2012 dengan judul:
″RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE
FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS GEJALA KERUSAKAN
PADA MOTOR MATIC″
Surabaya, 15 Juni 2012 Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:
1) Dr. Ir. Ni Ketut Sari,MT
NIP. 196 507 311 992 032 001 2) Rr. Ani Dijah Rahajoe,ST,M.Cs.
METODE FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS
GEJALA KERUSAKAN PADA MOTOR MATIC
Disusun Oleh :
PRAHARSA FREST IANT A 0634 010 120
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 8 Juni 2012
Pembimbing :
ABSTRAK .... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Tujuan………. 3
1.5. Manfaat ………. 4
1.6. Metodologi Pembuatan Skripsi ………. 5
1.7. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Sistem Pakar ... 9
2.1.1. Ciri-ciri Sistem Pakar ... 10
2.1.2. Keuntungan Sistem Pakar ... 11
2.1.3. Kelemahan Sistem Pakar ... 12
2.1.4. Alasan Pengembangan Sistem Pakar ... 13
2.1.5. Modul Penyusunan Sistem Pakar……… 13
2.1.6. Struktur Sistem Pakar ... 14
2.1.9. Akuisisi Pengetahuan ... 27
2.1.10. Ketidakpastian ... 29
2.1.11. Tahapan Pengembangan Sistem Pakar... 29
2.2. Metode Inferensi Forward Chaining ... 33
2.3. PHP ………... 34
3.1.2. Analisa Permasalahan ... 40
3.1.3. Analisa Solusi ... 67
3.2. Perancangan Program….. ... 68
3.3. Perancangan Aturan Diagnosis Kerusakan Pada Motor Matic .... 69
3.3.1. Perangcangan Block Diagram ... 69
3.3.2. Perancangan Dependency Diagram ... 77
3.4. Perancangan Mesin Inferensi ... 84
3.5 Perancangan Basis Data ... 86
3.5.6. Entity Relatioship Diagram(ERD) ... 93
3.7.1. Desain Halaman Utama ... 102
3.7.2. Desain Halaman Login ... 103
3.7.3. Desain Halaman Sistem Pakar ... 103
BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM ... 104
4.1. Kebutuhan Perangkat Lunak Yang Digunakan ... 104
4.1.1. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) ... 104
4.1.2. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) ... 105
4.2. Instalasi Program dan Pengetahuan ... 106
4.3. Implementasi Aplikasi Desain Antarmuka ... 106
5.1. Uji Coba ... 121
5.1.1. Lingkungan Uji Coba ... 121
5.2. Implementasi Aplikasi Desain Antarmuka ... 121
5.2.1. Form Home ... 122
5.2.2. Form Login ... 122
5.2.3. Form Sistem Pakar ... 123
BAB VI PENUTUP ... 131
6.1. Kesimpulan ... 131
6.2. Saran.. ... 131
Halaman
Gambar 2.1. Arsitektur Sistem Pakar (sumber: Turban (1995))………….. 15
Gambar 2.2. Representasi Jaringan Sematik... ... 24
Gambar 2.3. Fase Pengembangan Sistem Pakar ... 32
Gambar 2.4. Forward Chaining... ... 34
Gambar 2.5. Contoh Source Code PHP ... 36
Gambar 2.6. Hasil Out Put Dari Source Code di Atas ... 37
Gambar 3.1. Perancangan Block Diagram Kerusakan Mesin…………..……... 70
Gambar 3.2. Perancangan Block Diagram Kerusakan Lampu……….………... 72
Gambar 3.3. Perancangan Block Diagram Kerusakan Rem……….……... 73
Gambar 3.4. Perancangan Block Diagram Kerusakan Instrument…….…….... 74
Gambar 3.5. Perancangan Block Diagram Kerusakan Klakson…………..….... 75
Gambar 3.6. Perancangan Block Diagram Kerusakan Kestabilan………... 76
Gambar 3.7. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Mesin…………... 78
Gambar 3.8. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Lampu……..…... 79
Gambar 3.9. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Rem…..………... 80
Gambar 3.10. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Instrument.….... 81
Gambar 3.11. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Klakson.….…... 82
Gambar 3.12. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Kestabilan..…... 83
Gambar 3.13. Proses Pelacakan ke Depan……….…..……... 85
Gambar 3.14. Context Diagram……………….………... 86
Gambar 3.18. DFD Level 3 Proses Forward Chaining……………….……….... 92
Gambar 3.19. Conceptual Data Model (CDM)……………….………... 94
Gambar 3.20. Phisycal Data Model (CDM)………….………………….………... 95
Gambar 3.21. Tampilan Halaman Utama……….………………….………... 102
Gambar 3.22. Tampilan Halaman Login.……….………………….………... 103
Gambar 3.23. Tampilan Halaman Sistem Pakar…….………………….………... 103
Gambar 4.1. Inteface Home ... 107
Gambar 4.2. Form Pendaftaran Member ... 108
Gambar 4.3. Form Login …..…… ... 109
Gambar 4.4. Form Kelola Admin ... 110
Gambar 4.5. Form Kelola Member ... 110
Gambar 4.6. Form Kelola Merk ... 111
Gambar 4.7. Form Kelola Tipe ... 112
Gambar 4.8. Form Kelola Solusi ... 113
Gambar 4.9. Form Kelola Kerusakan ... 114
Gambar 4.10. Form Kelola Fakta ... 114
Gambar 4.11. Form Kelola Aturan ... 115
Gambar 4.12. Form Kelola Tips ... 116
Gambar 4.13. Form Member ... 116
Gambar 4.14. Form Kelola Akun ... 117
Gambar 4.15. Form Jenis Kerusakan ... 118
Gambar 5.2. Form Login …..…… ... 123
Gambar 5.3. Form Inteface Member ... 124
Gambar 5.4. Form Pilih Merk ... 124
Gambar 5.5. Form Pilih Tipe ... 125
Gambar 5.6. Form Jenis Kerusakan ... 125
Gambar 5.7. Form Pertanyaan 1 ... 126
Gambar 5.8. Form Pertanyaan 2 ... 126
Gambar 5.9. Form Pertanyaan 3 ... 127
Gambar 5.10. Form Pertanyaan 4 ... 127
Gambar 5.11. Form Pertanyaan 5 ... 128
Gambar 5.12. Form Pertanyaan 6 ... 128
Gambar 5.13. Form Pertanyaan 7 ... 129
Gambar 5.14. Form Pertanyaan 8 ... 129
Gambar 5.15. Form Finish ... 130
mendasar. Sudah banyak orang-orang menggunakan alat transportasi untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari, mobilitas hampir tidak mungkin dilakukan jika tidak menggunakan alat transportasi. Berbicara alat transportasi, alat transportasi darat lah yang sering dijadikan pilihan masyarakat untuk mobilisasi. Apalagi untuk motor matic yang notabenenya sangat memudahkan pengendaranya untuk melintasi jalan-jalan yang sering terjadi kemacetan. Kerusakan pada motor matic terjadi akibat kelalaian dalam melakukan perawatan. Pemilik motor biasanya baru menyadari kerusakan setelah motor mereka tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dalam penggunaan motor kemungkinan besar membutuhkan perawatan berkala., hal inilah yang mendorong pembangunan sistem pakar untuk mengidentifikasi kerusakan motor matic.
Sistem Pakar adalah salah satu bagian dari Kecerdasan Buatan yang mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasukkan oleh satu banyak pakar ke dalam suatu area pengetahuan tertentu sehingga setiap orang dapat menggunakannya untuk memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik dalam hal ini adalah permasalahan pada diagnosis kerusakan pada motor matic.
Sistem Pakar Diagnosa Gejala Kerusakan Motor Matic ini menggunakan metode forward chaining, yang bertujuan menelusuri gejala yang ditampilkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan agar dapat mendiagnosa gejala kerusakan motor matic yang berbasis pada web. Forward chaining merupakan pendekatan yang baik untuk masalah tertentu seperti perencanaan, pengawasan, pengaturan, dan interpretasi. Pada sistem akan menanyakan semua pertanyaan yang mungkin, meskipun hanya perlu menanyakan beberapa pertanyaan untuk mencapai solusi.
syukur ke hadirat Allah SWT sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS GEJALA KERUSAKAN PADA MOTOR MATIC”, dimana telah banyak menyita waktu dan tenaga, namun penulis tetap diberi kesehatan dan semangat kerja yang tinggi. Amin.
Penulis ucapkan rasa terima kasih yang teramat dalam kepada pihak pihak UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian. Serta rasa terima kasih penulis yang teramat dalam kepada Dosen Pembimbing, Ibu Hj. Asti Dwi Irfianti, S. Kom., M. Kom. dan Ibu Fetty Tri Anggraeny, S. Kom. yang telah membimbing penulis dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
Disadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, namun penulis tetap berharap semoga isi dari laporan ini dapat benar-benar berguna baik untuk para penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
banyak pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orang Tua tercinta atas semua do’a serta, dukungannya dan
harapan-harapanya pada saat penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini beserta Laporanya.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur, semoga FTI dapat terus maju dan berkembang.
3. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
UPN “Veteran” Jawa Timur, semoga Teknik Informatika dapat terus maju dan berkembang dibawah kepemimpinan beliau.
4. Ibu Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom. dan Ibu Fetty Tri Anggraeny,
S.Kom. Selaku dosen pembimbing TA. Terima kasih atas bimbinganya selama penulis menyelesaikan laporan TA ini. Terima kasih juga atas semua kebaikanya untuk penulis atas semua kemudahan yang telah diberikan selama bimbingan. Sekali lagi terima kasih.
5. Semua dosen jurusan Teknik Informatika yang telah membagikan ilmunya
selama penulis menjalani masa perkuliahan.
6. Seluruh staf dan karyawan jurusan Teknik Informatika yang selalu siap
membantu penulis dalam hal administrasi perkuliahan.
ini.
9. Teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam
halaman ini.
Penulis sebagai manusia biasa pasti mempunyai keterbatasan dan banyak sekali kekurangan, terutama dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaki penulis laporan ini.
Surabaya, 21 Mei 2012
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini, alat transportasi sudah jelas menjadi kebutuhan yang amat mendasar. Sudah banyak orang-orang menggunakan alat transportasi untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari, mobilitas hampir tidak mungkin dilakukan jika tidak menggunakan alat transportasi. Berbicara alat transportasi, ada beberapa macam alat transportasi yang ada di Indonesia diantaranya alat transportasi darat, laut, dan udara. Dari ketiga macam alat transportasi tersebut, alat transportasi darat lah yang sering dijadikan pilihan masyarakat untuk mobilisasi. Oleh karena itu, di Indonesia alat transportasi darat sangat berkembang pesat. Buktinya adalah meningkatnya penjualan motor sebesar 50% dalam waktu satu bulan (Sofyan, 2010). Alasannya adalah karena motor lebih murah, rendah biaya perawatan, serta dengan dimensi yang tidak begitu besar, menjadikan sepeda motor sangat cocok digunakan di setiap daerah yang notabene sering terjadi kemacetan lalu lintas. Seperti yang terjadi di kota-kota besar. Apalagi untuk motor matic yang notabenenya sangat memudahkan pengendaranya untuk melintasi jalan-jalan yang sering terjadi kemacetan.
bengkel terdekat dan memberi tahu keluhan tentang kendaraannya pada pakar-pakar otomotif yang ada di bengkel tersebut. Namun dengan semua aktivitas yang padat dan penuh khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, telah menuntut masyarakat untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan cepat dan tepat. Waktu telah menjadi modal utama yang sangat berharga. Perawatan yang kiranya bisa dilakukan sendiri, serta tanpa harus datang ke bengkel dengan membawa kendaraan tersebut, akan sangat membantu sekali, khususnya untuk orang-orang yang awam tentang otomotif dan tidak mempunyai waktu untuk datang ke bengkel menunggu sampai kendaraannya selesai di reparasi.
Sistem pakar dan sistem pendukung keputusan tersebut cukup membantu sebagian permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, saat ini mungkin aplikasi atau sistem yang dapat mendiagnosis kerusakan untuk motor matic akan sedikit membantu, khususnya untuk pemilik kendaraan yang masih
awam serta waktu yang padat dan keberadaan bengkel yang masih jarang untuk di daerah-daerah terpencil.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pengguna motor matic dapat memperoleh informasi
tentang jenis kerusakan, penyebab dan solusi kerusakan dengan mudah. 2. Bagaimana merancang dan membangun sebuah aplikasi sistem pakar
1.3 Batasan Masalah
Pada pembuatan aplikasi ini perlu didefinisikan batasan masalah mengenai sejauh mana pembuatan aplikasi ini akan dikerjakan. Beberapa batasan masalah tersebut antara lain:
1. Pada sistem ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.
2. Metode inferensi yang digunakan pada sistem ini adalah forwards
chaining.
3. Sistem hanya melakukan diagnosa permasalahan yang terjadi pada sepeda
motor matic.
4. Fakta/gejala yang ditanyakan oleh sistem berdasarkan pada jenis kerusakannya.
5. Penyebab kerusakan dan solusi merupakan sebuah kesimpulan dari beberapa fakta/gejala yang terjadi.
6. Proses diagnosa kerusakan akan dibagi berdasarkan merk dan tipe motor yang bersangkutan/yang diinginkan oleh pengguna.
7. Diagnosa dilakukan dengan cara tanya jawab antara user dan sistem, dengan “ya” atau “tidak” sebagai jawabannya.
1.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor
1. Meringankan beban pakar dalam hal intensitas pekerjaan, sehingga seorang pakar dapat melakukan pekerjaan yang lebih penting.
2. Mendokumentasikan pengetahuan pakar agar dapat dipelajari oleh orang-orang yang belum pakar.
3. Untuk mengetahui diagnosa gejala kerusakan pada motor matic tanpa bantuan seorang pakar.
4. Untuk mengidentifikasi gejala kerusakan pada motor matic beserta
penyebab dan solusinya.
1.5 Manfaat
“Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward
Chaining Untuk Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor Matic” mempunyai
manfaat sebagai berikut :
1. Dapat menjadi referensi untuk bidang penelitian sistem pakar.
2. Ilmu yang dimiliki oleh pakar tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang lain/lembaga lain yang membutuhkan, seperti untuk keperluan pengajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknik Otomotif, teknisi junior yang baru bekerja, maupun teknisi-teknisi yang ingin mendalami teknologi motor matic.
3. Dapat memberikan pemahaman lebih jauh tentang gejala-gejala kerusakan yang pada motor matic.
5. Dapat mendokumentasikan informasi kepakaran dari seorang pakar. 6. Dapat menghemat waktu dalam menyelesaikan masalah.
1.6 Metodologi Pembuatan Skripsi
Dalam pembuatan Tugas Akhir kali ini, penulis akan menjelaskan tentang metode yang digunakan selama penulis menyusun dan membuat Tugas Akhir ini.
a. Studi literatur.
Mengumpulkan referensi baik dari internet maupun dari sumber-sumber yang lainnya mengenai pembuatan aplikasi ini dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP serta mencari contoh-contoh apa saja yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini.
b. Analisa dan Perancangan Aplikasi.
Menganalisa “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor
Matic”.
c. Pembuatan Aplikasi.
Pada tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan waktu karena model dan rancangan aplikasi yang telah di buat di implementasikan dengan menggunakan Dreamweaver 8.0.
d. Uji coba dan evaluasi aplikasi.
e. Penyusunan Buku Tugas Akhir.
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan Tugas Akhir. Buku ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan Tugas Akhir. Dari penyusunan buku ini diharapkan dapat memudahkan pembaca yang ingin menyempurnakan dan mengembangkan aplikasi lebih lanjut. f. Pembuatan Kesimpulan.
Pada tahap ini dalam bagian akhir pembuatan Tugas Akhir. Dibuat kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan aplikasi yang diperoleh sesuai dengan dasar teori yang mendukung dalam pembuatan aplikasi tersebut yang telah dikerjakan secara keseluruhan.
1.7 Sistematika Penulisan
Pada laporan Tugas Akhir ini akan menjelaskan tentang pembuatan “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining
Untuk Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor Matic” dengan menggunakan Dreamweaver 8.0, Power Designer 6 dan Power Designer 12 sebagai perancangannya. Agar lebih memahami materi, laporan Tugas Akhir ini dibagi menjadi enam bab yang dilengkapi dengan penjelasan langkah-langkah dan ilustrasinya.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang dasar teori yang digunakan sebagai penunjang serta referensi dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini. Penjelasannya meliputi Sistem Pakar, Metode Inferensi Forward Chaining dan PHP.
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini dijelaskan tentang analisa dan perancangan sistem informasi yang antara lain berisi tentang analisa “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Untuk
Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor Matic” sendiri secara
interface, fasilitas dan fiturnya. Dalam bab ini juga akan dijelaskan
semua kebutuhan yang diperlukan dalam membuat aplikasi ini.
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan membahas tentang implementasi berdasarkan konsep perancangan yang ada pada BAB III beserta penjelasan tentang kebutuhan sistem supaya aplikasi yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dari penulisan Tugas Akhir.
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI
BAB VI PENUTUP
Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan dari keseluruhan isi dari laporan Tugas Akhir serta saran yang disampaikan penulis untuk pengembangan aplikasi yang ada demi kesempurnaan aplikasi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
9
Pada Bab II ini akan dibahas beberapa teori dasar untuk menunjang penyelesaian Tugas Akhir ini, antara lain: penjelasan tentang Sistem Pakar, Metode Inferensi Forward Chaining dan PHP.
2.1 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuaan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, 1998).
Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decision making), pemanduan pengatahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan
(forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring). Selain itu sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar (Martin dan Oxman,
1998).
Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. Biasanya sistem pakar hanya digunakan untuk memecahkan masalah yang memang sulit untuk dipecahkan dengan pemrograman biasa, mengingat biaya yang diperlukan untuk membuat sistem pakar jauh lebih besar dari pembuatan sistem biasa.
Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.
Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
2.1.1 Ciri-Ciri Sistem Pakar
b. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
c. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang dapat dipahami.
d. Berdasarkan rule atau kaidah tertentu.
e. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. f. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.
g. Output tergantung dari dialog dengan user. h. Knowledge base dan inference engine terpisah. i. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
2.1.2 Keuntungan Sistem Pakar
Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain:
a. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli. b. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
c. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar. d. Meningkatkan output dan produktivitas.
e. Menigkatkan kualitas.
f. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama
yang termasuk keahlian langka).
j. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
k. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak
lengkap dan mengandung ketidakpastian. l. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
m. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah. n. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.
2.1.3 Kelemahan Sistem Pakar
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiki beberapa kelemahan, antara lain :
a. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah, karena kadangkala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.
b. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas
tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaannya.
c. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.
2.1.4 Alasan Pengembangan Sistem Pakar
Sistem pakar sendiri dikembangkan lebih lanjut dengan alasan : a. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan berbagai lokasi. b. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan
seorang pakar.
c. Seorang pakar akan pensiun atau pergi. d. Seorang pakar adalah mahal.
e. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat.
2.1.5 Modul Penyusunan Sistem Pakar
Menurut Staugaard (1987) suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama yaitu:
a. Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode).
Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangkan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya. b. Modul Konsultasi (Consultation Mode)
c. Modul Penjelasan (Explanation Mode).
Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana keputusan dapat diperoleh).
2.1.6 Struktur Sistem Pakar
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah seperti yang terdapat pada Gambar 2.1, yaitu User Interface (antarmuka pengguna), basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.
LINGKUNGAN KONSULTASI LINGKUNGAN PENGEMBANGAN
A. Antarmuka Pengguna (User Interface)
User interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan
sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima intruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.
B. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang objek dalam area permasalahan tertentu, sedang aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.
Dalam studi kasus pada sistem yang berbasis pengetahuan terdapat beberapa karakteristik yang dibangun untuk membantu kita dalam membentuk serangkaian prinsip-prinsip arsitekturnya. Prinsip tersebut meliputi :
1. Pengetahuan merupakan kunci kekuatan sistem pakar. 2. Pengetahuan sering tidak pasti dan tidak lengkap. 3. Pengetahuan sering miskin spesifikasi.
6. Sistem pakar harus transparan.
Sejarah penelitian di bidang kecerdasan buatan telah menunjukkan berulang kali bahwa pengetahuan adalah kunci setiap sistem cerdas (intelligence system).
C. Akuisisi Pengetahaun (Knowledge Acquisition)
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai.
D. Mesin Inferensi
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelasikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace dan untuk memformulasikan kesimpulan.(Turban, 1995)
E. Workplace
Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working
memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan
3. Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan.
F. Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar dengan menjawab pertanyan-pertanyaan sebagai berikut (Turban, 1995):
1. Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh sistem pakar? 2. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?
3. Mengapa alternatif tertentu ditolak?
4. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?
G. Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta kemampuan tersebut adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang akan dialaminya.
2.1.7 Klasifikasi Sistem Pakar
Pada penerapan ada beberapa bidang aplikasi yang sesuai dengan teknologi ini. Bidang-bidang tersebut antara lain :
1. Kontrol
2. Prediksi
Keunggulan dari seorang pakar adalah kemampuannya memprediksi kedepan. Contoh yang mudah ditemui, bagaimana seorang pakar meteorologi memprediksi cuaca besok berdasarkan data-data sebelumnya. Kemampuan ini juga dipunyai sistem pakar. Penggunaan sistem pakar prediksi misalnya untuk peramalan cuaca, penentuan masa tanam dan sebagainya.
3. Interpretasi
Sistem pakar ini digunakan untuk menganalisis data-data yang tidak lengkap, tidak teratur dan data kontradiktif. Misalnya untuk interpretasi citra.
4. Pengajaran
Sistem pakar ini digunakan untuk mengajar, mulai dari SD sampai mahasiswa perguruan tinggi. Kelebihan dari sistem pakar yang digunakan untuk mengajar adalah membuat diagnosa apa penyebab kekurangan dari seorang siswa, kemudian memberikan cara untuk memperbaikinya.
5. Perencanaan
6. Diagnosis
Sistem pakar diagnosis biasanya digunakan untuk merekomendasikan obat untuk orang sakit, kerusakan mesin, kerusakan rangkaian elektronik dan sebagainya. Prinsipnya adalah menemukan masalah apa masalah atau kerusakan yang terjadi. Sistem pakar diagnosis adalah jenis sistem pakar yang paling popular saat ini. Biasanya sistem pakar diagnosis. Menggunakan pohon keputusan (decision tree) sebagai representasi pengetahuanya. Kebanyakan sistem pakar diagnosis menggunakan shell, sehingga sangat mudah untuk melakukan perubahan pada basis pengetahuannya. Hal lain dari dari sistem pakar diagnosis ini adalah basis pengetahuannya bertambah besar secara eksponensial dengan semakin kompleksnya permasalahan.
2.1.8 Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Tekink ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.
Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang sederhana atau kompleks, tergantung dari masalahnya. Beberapa model representasi pengetahuan yang penting adalah :
1. Logika (logic)
Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah dan prosedur yang membantu proses penalaran. Logika mrupakan bentuk representasi pengetahuan yang paling tua, yang menjadi dasar dari teknik representasi high level.
Dalam melakukan penalaran, komputer harus dapat menggunakan proses penalaran deduktif dan induktif ke dalam Logika Simbolik atau Logika Matematik. Metode ini disebut Logika komputasional. Bentuk logika komputasional ada 2 macam , yaitu Logika Proporsional atau Kalkulus dan Logika Predikat.
a. Logika Proporsional
Proposisi merupakan suatu statmen atau pernyataan yang menyatakan benar (TRUE) atau salah (FALSE). Operator logika dan simbolnya ditunjukan oleh Tabel 2.1
Tabel 2.1 Operator Logika dan Simbol
Operator Simbol
AND ∩,V,&
OR U,V,+
NOT
b. Logika Predikat
Logika predikat adalah suatu logika yang lebih canggih yang seluruhnya menggunakan konsep dan kaidah proposional yang sama, Disebut juga kalkulus predikat, yang memberi tambahan kemampuan untuk mempresentasikan pengetahuan dengan sangat cermat dan rinci.
Kalkulus predikat memungkinkan kita untuk memecahkan statetmen ke dalam bagian komponen, yang disebut objek, karakteristik objek, atau beberapa keterangan objek. Suatu proposisi atau premis dibagi menjadi dua bagian, yaitu ARGUMEN (objek) dan PREDIKAT (keterangan). Argumen adalah individu atau objek yang membuat keterangan. Predikat adalah keterangan yang membuat argumen dan predikat.
Dalam suatu kalimat, predikat dapat berupa kata kerja atau bagian kata kerja.
Misalnya proposisi:
Motor berada dalam garasi. Dinyatakan menjadi: Di dalam (motor, garasi)
2. Jaringan Semantik (Semantic Nets)
Konsep jaringan semantik diperkenalkan pada tahun 1968 oleh Ross Quillin. Jaringan semantic merupakan teknik representasi kecerdasan buatan klasik yang digunakan untuk informasi proposional (Giarrantano
dan Riley, 1994). Yang dimaksud dengan informasi proporsional adalah
pernyataan yang mempunyai nilai benar atau salah. Informasi proporsional merupakan bahasa deklaratif karena menyatakan fakta.
Representasi jaringan semantik merupakan penggambaran grafis dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dari objek-objek. Komponen dasar untuk mempresentasikan pengetahuan dalam bentuk jaringan semantic adalah simpul (node) dan penghubung (link). Simpul mempresentasikan objek, konsep, atau situasi. Simpul digambarkan dengan kotak atau lingkaran. Penghubung menghubungkan antarsimpul. Penghubung digambarkan dengan panah berarah dan diberi label untuk menyatakan hubungan yang direpresentasikan.
Jaringan semantik pada gambar 2.2 mempresentasikan pernyataan bahwa semua komputer merupakan alat elektronik, semua PC merupakan komputer dan semua komputer memiliki monitor. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa semua PC memiliki monitor dan hanya sebagian alat elektronik yang memiliki monitor.
3. Object-Attribute-Value (OAV)
Object dapat berupa bentuk fisik atau konsep. Atrinbute adalah
karakteristik atau sifat dari objek tersebut. Values (Nilai) besaran/nilai/takaran spesifik dari attribute tersebut pada situasi tertentu, dapat berupa numerik, string atau boolean. Sebuah objek bisa memiliki pengetahuan dengan OAV.
Tabel 2.2. Representasi Pengetahuan dengan OAV
Object Attribute Value
Mangga Warna Hijau,
Mangga Berbiji Tunggal
Mangga Rasa Asam,
Gambar 2.2. Representasi Jaringan Semantik
PC Komputer Alat Elektronik
Monitor
merupakan merupakan
Mangga Bentuk Oval
Pisang Warna Hijau,
Pisang Bentuk Lonjong
4. Bingkai (Frame)
Bingkai adalah struktur data yang mengandung semua informasi/pengetahuan yang relevan dari suatu objek. Pengetahuan ini diorganisasikan dalam struktur herarkis khusus yang memungkinkan pemrosesan pengetahuan. Bingkai merupakan aplikasi dari pemrograman berorentasi objek dalam AI dan sistem pakar. Pengetahuan dalam bingkai dibagi-bagi kedalam slot atau atribut yang dapat mendeskripsikan pengetahuan secara deklaratif ataupun prosedural.
5. Kaidah Produksi
Kaidah menyediakan cara formal untuk mempresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah if-then menghubungkan anteseden (antecedent) dengan konskuensi yang diakibatkannya. Berbagai struktur kaidah if then yang menghubungkan objek atau atribut adalah sebagai berikut :
JIKA tindakan MAKA tujuan
Premis mengacu pada fakta yang benar sebelum konklusi tertentu dapat diperoleh. Masukan mengacu pada data yang tersedia sebelum keluaran dapat diperoleh. Kondisi mengacu pada keadaan yang harus berlaku sebelum tindakan dapat diambil. Anteseden mengacu pada situasi yang terjadi sebelum konsekuensi dapat diamati. Data mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan. Tindakan mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan (Hanifah, 1998).
Sebuah kaidah terdiri dari klausa-klausa. Sebuah klausa mirip dengan kalimat subjek, kata kerja dan objek yang mengatakan suatu fakta. Ada sebuah klausa premise dan sebuah klausa konklusi pada setiap kaidah. Suatu kaidah juga dapat terdiri atas beberapa premise dan lebih dari satu konklusi. Antara premise dan konklusi dapat dihubungkan dengan “atau” atau “dan”.
Contoh :
JIKA bersin-bersin dan pusing MAKA terserang penyakit flu f. Matriks
satu penalarannya. Bagian kiri (baris) mengarah pada prosedur sedangkan bagian atas (kolom) menunjukkan kemungkinan hasil jawaban.
2.1.9 Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam penyelasaian masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menerapkan pengetahuaan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. Menurut Turban (1998), terdapat empat metode utama dalam akuisisi pengetahuan, yaitu :
1. Wawancara
Wawancara adalah metode akuisisi yang paling banyak digunakan. Metode ini melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam suatu wawancara. Terdapat beberapa bentuk wawancara yang dapat digunakan. Masing-masing bentuk wawancara tersebut memmpunyai tujuan yang berbeda.
a. Contoh masalah (kasus)
Dalam bentuk wawancara ini, pakar dihadapkan dengan suatu masalah nyata.
b. Wawancara klasifikasi
c. Wawancara terarah (direct interview)
Metode ini biasanya merupakan pelengkap bagi metode wawancara dengan menggunakan contoh masalah dan wawancara klasifikasi. Dalam bentuk wawancara ini, pakar dan knowledge engineer mendiskusikan domain dan cara penyelesaian masalah dalam tingkat yang lebih umum dari dua metode sebelumnya. 2. Diskusi kasus dalam konteks dari sebuah prototype sistem
Dalam metode ini pakar dihadapkan dalam sebuah kasus contoh dari prototipe sistem. Metode ini digunakan untuk melihat apa yang pakar pikirkan tentang prototipe sistem.
3. Analisis protokol
Dalam metode akuisisi ini, pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan dan dianalisis.
4. Observasi pada pekerjaan pakar
Dalam metode ini, pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi.
5. Induksi aturan dari contoh
Metode ini dibuat untuk sistem berbasis aturan. Induksi adalah suatu proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi aturan diberi contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui.
aturan dapat digunakan untuk menilai kasus lain yang hasilnya tidak diketahui.
2.1.10 Ketidakpastian
Dalam kenyataan sehari-hari para pakar seringkali berurusan dengan fakta-fakta yang tidak menentu dan tidak pasti, dengan demikian sistem pakar juga harus dapat menangani masalah kekurang pastian dan ketidakpastian ini.
Teknik-teknik yang sudah digunakan untuk menangani hal tersebut adalah nilai faktor kepastian (certainty factor).
Ada tiga jenis selang faktor kepastian yang biasa digunakan : 1. Nilai 0 untuk pernyataan salah dan 1 untuk pernyataan benar.
2. Selang 0-1, pada sistem nilai 0 berarti salah mutlak, nilai 1 berarti benar mutlak dan selang nilai 0 < CF < 1 menunjukkan derajat kepastian.
3. Selang (-1) – 1, pada sistem ini nilai 1 berarti benar mutlak, nilai (-1) berarti salah mutlak, nilai 0 menunjukkan ketidak tahuan, nilai 0 < CF < 1 menunjukkan derajat kebenaran dan nilai -1 < CF < 1 menunjukkan derajat kesalahan.
2.1.11 Tahapan Pengembangan Sistem Pakar
1. Identifikasi
Tahap ini merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagian dasar dari permasalahan yang akan dianalisis. Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan dalam sistem. Setiap masalah yang akan diidentifikasi harus dicari solusi. Fasilitas yang akan dikembangkan, penentuan jenis bahasa pemrograman dan tujuan yang ingin dicapai dari proses pengembangan tersebut.
Apabila identifikasi masalah dilakukan dengan benar maka akan dicapai hasil yang optimal.
2. Konseptualisasi
Hasil identifikasi masalah dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem. Konseptualisasi juga menganalisis data-data penting yang harus didalami bersama dengan pakar di bidang permasalahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh konfirmasi hasil wawancara dan observasi sehingga hasilnya dapat memberikan jawaban pasti bahwa sasaran permasalahan tepat, benar dan sudah selesai.
3. Formalisasi
keahlian manusia, tingkat kesulitan yang mungkin terjadi, dokumentasi kerja dan sebagainya.
4. Implementasi
Apabila pengetahuan sudah diformalisasikan secara lengkap, maka tahap implementasi dapat dimulai dengan membuat garis besar masalah kemudian memecahkan masalah ke dalam modul-modul. Untuk memudahkan maka harus diidentifikasikan :
a. Apa yang akan menjadi inputan.
b. Bagaimana prosesnya digambarkan dalam bagan alur dan basis
aturannya.
c. Apa yang menjadi output atau hasil kesimpulan.
Sesudah itu semuanya diubah dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh komputer dengan menggunakan tahapan fase seperti gambaran fase pengembangan sistem pakar.
5. Evaluasi
6. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Dalam pengembangan sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana di dalamnya tersimpan semua hal penting yang menjadi tolak ukur pengembangan sistem di masa mendatang termasuk di dalamya adalah kamus pengetahuan masalah yang diselesaikan.
Definisi masalah
Kemudahan pengenalan & Analisa efisiensi
Membangun prototype Pengujian dan pengembangan Demonstrasi dan kemudahan analisa
Penyelesaian desain
Membangun basis pengetahuan Pengujian, evaluasi dan pengembangan basis
pengetahuan
Proses inoutan pemakai
2.2 Metode Inferensi Forward Chaining
Metode inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh sistem untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data (ivonidiego, 2010).
Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining.
Contoh :
Terdapat 10 aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan yaitu : R1 : if A and B then C
R9 : if G then J R10 : if J then K
Fakta awal yang diberikan hanya A dan E, ingin membuktikan apakah K bernilai benar. Proses penalaran forward chaining terlihat pada gambar dibawah :
Gambar 2.4 Forward Chaining
2.3 PHP
PHP adalah teknologi yang diperkenalkan tahun 1994 oleh Rasmus Lerdorf. Beberapa versi awal yang tidak dipublikasikan digunakan pada situs pribadinya untuk mencatat siapa saja yang mengakses daftar riwayat hidup onlinennya. Versi pertama digunakan oleh pihak lain pada awal tahun 1995 dan dikenal sebagai Personal Home Page Tools. Terkandung didalamnya sebuah parser engine (mesin pengurai) yang sangat disederhanakan, yang hanya mampu
mengolah macro khusus dan beberapa utilitas yang sering digunakan pada pembuatan home page,seperti buku tamu, pencacah, dan hal semacamnya. Parser tersebut ditulis ulang pada pertengahan 1995 dan dinamakan PHP/FI Versiaon 2. FI(Form Interprenter) sendiri berasal dari kode lain yang ditulis juga oleh
Personal Home Page Tools dengan Form Interprenter dan menambahkan
dukungan terhadap server database yang menggunakan format mSQL sehingga lahirlah PHP/FI. PHP/FI tumbuh dengan pesat, dan orang-orang mulai menyiapkan kode-kode programnya supaya bisa didukung oleh PHP (Wikipedia, 2011).
Sulit memberikan data statistik yang akurat, namun diperkirakan pada akhir 1996 PHP/FI sudah digunakan sedikitnya pada 15.000 situs web di seluruh dunia. Pada pertengahan 1997, angka tersebut berubah menjadi 50.000. Pada saat itu juga terdapat perubahan di dalam pengembangan PHP. PHP berubah dari proyek pribadi Rasmus menjadi sebuah tim yang lebih terorganisasi. Parsernya ditulis ulang dari bentuk rancangan awal oleh Zeev Suraski dan Andi Gutmans, dan parser baru ini adalah sebagai dasar PHP Version 3. Banyak kode utilitas yang berasal dari PHP/FI diport ke PHP3, dan banyak diantaranya sudah selesai ditulis ulang secara lengkap (Wikipedia, 2011).
Pada pertengahan 1998, baik PHP/FI maupun PHP3 dikemas bersama dengan produk-produk komersial seperti server web StrongHold buatan C2 dan Linux RedHat, dan menurut survei yang dilakukan oleh NetCraft, kemungkinan
PHP digunakan pada lebih dari 150.000 situs web di seluruh dunia. Sebagai pembanding, angka tersebut lebih banyak daripada pengguna server web Enterprise server buatan netscape di Internet (Wikipedia, 2011).
khusus PHP. Bahasa ini memungkinkan para pembuat aplikasi web menyajikan halaman HTML dinamis dan interaktif dengan cepat dan mudah, yang dihasilkan server. PHP juga dimaksudkan untuk mengganti teknologi lama seperti CGI (Common Gateway Interface) (Wikipedia, 2011).
PHP bisa berinteraksi dengan hampir semua teknologi web yang sudah ada. Developer bisa menulis sebuah program PHP yang mengeksekusi suatu program CGI di server web lain. Fleksibilitas ini amat bermanfaat bagi pemilik situs-situs web yang besar dan sibuk, karena pemilik masih bisa mempergunakan aplikasi-aplikasi yang sudah terlanjur dibuat di masa lalu dengan CGI, ISAP, atau dengan script seperti Perl, Awk atau Python selama proses migrasi ke aplikasi baru yang dibuat dengan PHP. Ini mempermudah dan memperluas peralihan antara teknologi lama dan teknologi baru (Wikipedia, 2011).
2.3.1 Dasar – Dasar PHP
PHP dijalankan dalam file berekstensi .PHP, .PHP3 atau .html, tetapi
secara umum ekstensi file PHP adalah (.PHP). Kode PHP menyatu dengan tag-tag HTML dalam satu file. Kode PHP diawali dengan tag-tag <? atau <?PHP dan
ditutup dengan ?> (Wikipedia, 2011). PHP diawali sebagai berikut :
a. Source Code:
b. Output:
Gambar 2.6 Hasil Output dari Source Code di atas.
2.3.2 Tipe Data PHP
PHP memiliki 8 (delapan) tipe data yaitu : 1. Boolean 5. Array
2. Integer 6. Object
3. Float 7. Resource
4. String 8. NULL
2.3.3 Kelebihan PHP
Kelebihan PHP dibandingkan Web Script lain:
1. Life Cycle yang singkat: PHP selalu up to date mengikuti perkembangan teknologi internet.
2. Cross Platform: PHP dapat dipakai di hampir semua WebServer yang ada di pasaran (Apache, AOLServer, fhttpd, Microsoft Internet Information Services (MIIS/Windows XP dan Vista), Personal Web
Oreilly Website Pro Server, Audium, Xitami, dll). PHP juga dapat
dipakai di semua sistem operasi (Linux, UNIX (temasuk variannya HP-UX, Solaris, dan OpenBSD), Windows, Mac OS, RISC OS).
3. Mendukung banyak paket database baik komersial maupun
non-komersial (Adabas D, dBase, Direct MS-SQL, Empress, FilePro, FrontBase, Hyperwave, IBM DB2, Informix, Ingres, Interbase,
MSQL, MySQL, ODBC, Oracle, Ovrimos, PostgrSQL, Solid, Sybase,
UNIX DBM, Velocis).
4. Tidak terbatas pada hasil keluaran HTML: PHP memiliki
kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, PDF, dan movie Flash. PHP juga dapat menghasilkan teks seperti XHTML dan
Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan sistem dari aplikasi sistem pakar yang akan dibuat. Desain aplikasi itu sendiri digunakan untuk penggambaran umum terhadap aplikasi yang akan dibuat sehingga kebutuhan akan konsep aplikasi dapat diketahui sebelum pembuatan aplikasi. Dengan desain aplikasi inilah akan mempermudah untuk pembangunan lebih lanjut terhadap aplikasi yang akan dibuat.
3.1 Analisa Sistem
Sebelum kita menentukan apakah permasalahan yang ada bagaimana kita menentukan permasalahan itu ada, maka kita perlu melakukan adanya analisa atau pengamatan dengan prioritas permasalahan yang ada untuk menentukan bagaimana solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Setelah kita menentukan permasalahan tersebut, kita juga dapat memikirkan solusi untuk permasalahan yang ada. Analisa sistem meliputi tiga bagian, yaitu: analisa informasi, analisa permasalahan, dan analisa solusi.
3.1.1 Analisa Informasi
Sebelum kita menentukan permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan analisa informasi. Analisa informasi ini dilakukan dengan berbagai cara, yakni dengan mengumpulkan atau mendapatkan sumber informasi dari literatur (dalam hal ini adalah buku “Merawat & Memperbaiki Sepeda Motor Matic”), dan dokumen (penyimpanan informasi tertulis berupa referensi atau literatur yang dapat menunjang penyelesaian laporan tugas akhir yang diambil dari internet).
Pencarian sumber informasi dari literatur dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gelala-gejala yang timbul kemudian dapat disimpulkan kerusakan yang terjadi, sehingga dari hal itu penulis dapat menentukan solusi yang tepat untuk kerusakan yang terjadi.
3.1.2 Analisa Permasalahan
1. Dengan banyaknya merk dan tipe sepeda motor matic, maka teknisi
kesulitan untuk mengingat gejala kerusakan pada sepeda motor matic serta jenis kerusakan dan solusinya.
2. Untuk dapat melakukan diagnosa dengan cepat terhadap suatu gejala kerusakan pada sepeda motor matic, teknisi terkadang terasa kesulitan, karena tidak semua kerusakan mempunyai satu gejala saja.
Berikut ini adalah Tabel Nama Kerusakan untuk masing-masing merk dan tipe, serta Tabel Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan dan Tabel Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan untuk semua merk dan tipe sepeda motor matic:
Tabel 3.1 Jenis Kerusakan
No. Kerusakan
1. Mesin mati.
2. Mesin tidak dapat di starter. 3. Mesin tidak bekerja dengan halus. 4. Mesin hidup tidak normal.
5. Mesin tiba-tiba mati. 6. Mesin cepat panas.
7. Mesin tidak bisa menghasilkan daya penuh. 8. Mesin susah hidup.
9. Akselerasi kurang.
11. Minyak pelumas cepat menjadi encer. 12. Keluar asap bewarna hitam dari knalpot. 13. Keluar asap bewarna putih dari knalpot. 14. Terdengar bunyi tidak wajar dari mesin.
15. Terdengar suara tembakan dari knalpot pada saat turun gas. 16. Terdengar bunyi pada saat pengereman.
17. Ada rembesan pelumas pada bagian mesin. 18. Speedometer tidak berfungsi.
19. Klakson tidak berfungsi. 20. Lampu sorot mati.
21. Lampu rem belakang mati. 22. Lampu sein mati.
23. Lampu sein menyala tapi tidak berkedip. 24. Motor serasa goyang pada saat dikendarai. 25. CVT.
Perancangan basis pengetahuan dibuat untuk masing-masing jenis kerusakan, dapat dilihat pada tabel basis pengetahuan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Mati
No. Pertanyaan
1. Apakah bahan bakar/bensin pada tangki masih ada? 2. Apakah ada percikan api pada busi?
4. Apakah ada kompresi pada sepeda motor anda? 5. Apakah ada arus/percikan api pada koil?
6. Apakah kabel-kabel pada CDI terpasang dengan baik dan sesuai?
Tabel 3.3 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Mati
No. Penyebab dan Saran
1. Penyebab : Bahan bakar/bensin pada sepeda motor anda habis Saran : Segeralah membeli bahan bakar/bensin di SPBU terdekat 2. Penyebab : Terjadi kerusakan pada mesin yang disebabkan bocor pada
bagian kompresi
Saran : Ganti paking pada bagian silinder dan kepala silinder lalu kencangkan baut untuk merapatkan kepala silinder terhadap silindernya haruslah seteliti mungkin, atau segera bawa ke bengkel
3. Penyebab : Busi pada sepeda motor anda sudah tidak berfungsi
Saran : Segera beli busi yang sesuai untuk motor anda di bengkel terdekat dan pasang pada sepeda motor anda
4. Penyebab : Pemasangan kabel-kabel pada koil tidak sesuai atau ada yang terlepas
Saran : Urutkan kembali kabel pada koil dengan benar, atau segera bawa ke bengkel
5. Penyebab : Kemungkinan motor mengalami kerusakan yang cukup berat
Saran : Segeralah bawa ke bengkel untuk pengecekan secara lebih menyeluruh
6. Penyebab : Pemasangan kabel-kabel pada CDI tidak sesuai atau ada yang terlepas
Tabel 3.4 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Terdengar Suara Tembakan Dari
Knalpot Pada Saat Turun Gas
No. Pertanyaan
1. Apakah setingan pada karburator sesuai? 2. Apakah terdapat selang AIS pada karburator?
3. Apakah selang AIS tersebut terpasang dengan baik dan sesuai? 4. Apakah ada percikan api dari busi?
5. Apakah percikan api pada busi berwarna biru?
6. Apakah kerenggangan elektroda pada busi sesuai dengan standar?
Tabel 3.5 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Terdengar Suara
Tembakan Dari Knalpot Pada Saat Turun Gas
No. Penyebab dan Saran
1. Penyebab : Setingan karburator tidak sesuai, lebih tepatnya setingan pada bagian beban angin tidak sesuai.
Saran : Seting kembali pada bagian beban angin karburator sepeda motor anda.
2. Penyebab : Kemungkinan selang AIS pada sepeda motor anda kotor atau tersumbat.
Saran : Bersihkan atau keluarkan kotoran yang menyumbat pada selang AIS dengan menggunakan kompresor.
3. Penyebab : Busi sepeda motor anda sudah tidak dapat berfungsi dengan baik.
Saran : Segera beli busi yang sesuai untuk motor anda di bengkel terdekat dan pasang pada sepeda motor anda.
4. Penyebab : Jarak kerenggangan elektroda pada busi sepeda motor anda tidak sesuai.
5. Penyebab : Penyebab kerusakan belum dapat terdiagnosa oleh aplikasi ini.
Saran : Bawalah sepeda motor anda ke bengkel resmi.
Tabel 3.6 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Tidak Dapat di Starter
No. Penyebab dan Saran
1. Apakah sebelumnya tombol stater masih berfungsi? 2. Apakah tercium bau hangus pada dinano stater? 3. Apakah melakukan perawatan baterai secara teratur? 4. Apakah menggunakan baterai standar pabrik/original?
Tabel 3.7 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Tidak Dapat di Starter
No. Penyebab dan Saran
1. Penyebab : Kemungkinan tombol starter/sakelar tidak berfungsi karena kotor/karat.
Saran : Buka tombol starter/sakelar lalu bersihkan dari kotoran dan karat yang menempel dengan menggunakan bensin.
2. Penyebab : Terjadi hubungan arus pendek/korslet pada gulungan dinamo starter.
Saran : Ganti dinamo starter pada sepeda motor anda dengan yang sesuai rekomendasi pabrikan.
3. Penyebab : Kemungkinan arus pada batere kurang yang disebabkan karena sel batere ada yang rusak/air accu pada batere tidak sesuai.
Saran : Lakukan perawatan batere dengan menambah air accu pada batere sesuai dengan batas yang ditentukan/charge kembali batere anda.
4. Penyebab : Kemungkinan batere pada sepeda motor anda tidak sesuai. Saran : Ganti batere yang sesuai dengan standar pabrik sepeda motor
Tabel 3.8 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Keluar Asap Putih Dari Knalpot
No. Pertanyaan
1. Apakah memasukan pelumas/oli kedalam knalpot? 2. Apakah usia sepeda motor anda sudah/lebih dari 3 tahun? 3. Apakah sudah pernah melakukan servis besar?
4. Apakah ada rembesan pelumas/oli pada bagian mesin? 5. Apakah sudah pernah mengganti piston set?
6. Apakah menggunakan pelumas/oli yang sesuai?
Tabel 3.9 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Keluar Asap Putih Dari
Knalpot
No. Penyebab dan Saran
1. Penyebab : Terdapat pelumas/oli pada knalpot yang terbakar Saran : Bersihkan bagian dalam knalpot dari pelumas/oli atau
biarkan setelah pelumas/oli terbakar habis akan hilang. 2. Penyebab : Kemungkinan sil katup/klep sudah rusak.
Saran : Ganti sil katup/klep yang sesuai dengan sepeda motor anda 3. Penyebab : Kemungkinan sepeda motor memerlukan servis besar.
Saran : Segera bawa ke bengkel untuk melakukan pegecekan menyeluruh.
4. Penyebab : Pelumas/oli masuk ke ruang bakar.
Saran : Segera bawa ke bengkel untuk dilakukan servis besar. 5. Penyebab
Saran
: Ring piston sepeda motor anda telah mengalami keausan. : Ganti piston set yang sesuai dengan standar pabrik sepeda motor anda atau segera bawa ke bengkel.
6. Penyebab : Kemungkinan anda tidak menggunakan oli/ pelumas yang
Saran
sesuai standar pabrik.
Tabel 3.10 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Hidup Tidak Normal
No. Pertanyaan
1. Apakah sepeda motor anda terendam/kemasukan air? 2. Apakah percikan api pada busi berwarna biru?
3. Apakah setingan pada karburator sepeda motor anda sesuai? 4. Apakah anda belum pernah membuka filter udara?
5. Apakah arus pada batere sepeda motor anda sesuai?
Tabel 3.11 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Hidup Tidak Normal
No. Penyebab dan Saran
1. Penyebab : Busi pada sepeda motor anda sudah tidak berfungsi dengan baik
Saran : Ganti busi yang sesuai dengan sepeda motor anda 2. Penyebab : Kemungkinan karburator sepeda motor anda sudah tidak
dapat berfungsi dengan baik
Saran : Ganti karburator yang sesuai dengan sepeda motor anda 3. Penyebab : Kemungkinan setingan pada karburator sepeda motor anda
tidak sesuai
Saran : Seting kembali karburator sepeda motor anda
4. Penyebab : Kemungkinan filter udara pada sepeda motor anda kotor/sudah rusak
Saran : Buka filter udara pada sepeda motor anda lalu dibersihkan/ganti busa filter udara pada sepeda motor anda 5. Penyebab : Kemungkinan arus pada batere sepeda motor anda tidak
sesuai
Tabel 3.12 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Cepat Panas
No. Pertanyaan
1. Apakah anda rutin melakukan servis berkala?
2. Apakah anda melakukan penggantian pelumas/oli setiap 2000KM? 3. Apakah sepeda motor anda sulit hidup pada saat penyalaan awal/saat
menyalakan pada pagi hari?
Tabel 3.13 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Cepat Panas
No. Penyebab dan Saran
1. Penyebab : Kemungkinan pada ruang bakar miskin bahan bakar/terlalu irit.
Saran : Bersihkan karburator sepeda motor anda dan seting kembali dengan sesuai.
2. Penyebab : Kemungkinan tingkat kekentalan pelumas pada sepeda motor anda sudah tidak sesuai/terlalu cair
Saran : Ganti pelumas sepeda motor anda dengan yang sesuai. 3. Penyebab : Kemungkinan terjadi kebocoran pada sambungan manifold
sepeda motor anda.
Saran : Ganti ganjalan/paking pada sambungan manifold sepeda motor anda.
Tabel 3.14 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Susah Hidup
No. Pertanyaan
1. Apakah terjadi seperti ini pada pertama kali? 2. Apakah anda rutin melakukan servis berkala?
3. Apakah tekanan kompresi pada sepeda motor anda lemah? 4. Apakah ada percikan api pada busi sepeda motor anda?
6. Apakah pada bagian elektroda busi sepeda motor anda berwarna kecoklatan?
Tabel 3.15 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Susah Hidup
No. Penyebab dan Saran
1. Penyebab : Kemungkinan kerak sisa pembakaran pada ruang bakar sepeda motor anda sudah tebal
Saran : Buka bagian kepala silinder sepeda motor anda lalu dibersihkan dari keraknya menggunakan bensin
2. Penyebab : Kemungkinan tekanan kompresi sepeda motor anda terlalu lemah yang disebabkan karena terjadi kebocoran
Saran : Segera bawa sepeda motor anda ke bengkel untuk melakukan servis besar
3. Penyebab : Kemungkinan komponen/spare part pada bagian ruang bakar sepeda motor mengalami keausan
Saran : Segera bawa sepeda motor anda ke bengkel untuk melakukan servis besar dan penggantian spare part
4. Penyebab : Kemungkinan bahan bakar terlalu kaya/boros dari karburator pada ruang bakar
Saran : Setting kembali karburator sepeda motor anda dengan sesuai 5. Penyebab : Kemungkinan bahan bakar terlalu miskin/irit dari karburator
pada ruang bakar
Saran : Setting kembali karburator sepeda motor anda dengan sesuai 6. Penyebab : Kemungkinan busi sepeda motor anda sudah tidak dapat
berfungsi dengan baik
Saran : Segera ganti busi anda dengan busi yang sesuai motor anda
Tabel 3.16 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Rembesan Pelumas
No. Pertanyaan
2. Apakah baut-baut pada mesin sepeda motor anda ada yang lepas atau longgar?
3. Apakah anda rutin melakukan servis berkala pada sepeda motor anda? 4. Apakah anda memasukan pelumas/oli pada mesin sepeda motor anda
sesuai dengan kapasitas?
5. Apakah sebelumnya sepeda motor anda telah melakukan servis besar?
Tabel 3.17 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Rembesan Pelumas
No. Penyebab dan Saran
1. Penyebab : Kemungkinan ada baut pada bagian mesin sepeda motor anda yang tidak terpasang dengan baik/longgar
Saran : Kencangkan kembali baut-baut yang longgar pada bagian mesin sepeda motor anda
2. Penyebab : Kemungkinan pelumas/oli pada sepeda motor anda sudah tidak sesuai tingkat kekentalannya. Kemungkinan pemasangan kembali tidak sesuai.
Saran : Ganti pelumas/oli pada sepeda motor anda dengan yang sesuai anjuran dari pabrikan sepeda motor anda. Bongkar dan susun kembali pemasangan dengan benar dan sesuai.
3. Penyebab : Kemungkinan sepeda motor anda kurang perawatan, sehingga dapat menyebabkan rembesan pelumas/oli pada bagian mesin sepeda motor anda
Saran : Segera bawalah sepeda motor anda ke bengkel untuk melakukan pengecekan/servis
4. Penyebab : Pelumas/oli pada mesin sepeda motor anda melebihi kapasitas.
Saran : Ganti pelumas/oli pada sepeda motor anda sesuai kapasitas dan tingkat kekentalan yang sesuai dengan sepeda motor anda 5. Penyebab : Kemungkinan ada komponen pada bagian mesin yang sudah
mengalami keausan yang perlu diganti atau misalnya paking hancur.