106 106
PENERAPAN SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA KERUSAKAN
SEPEDA MOTOR AUTOMATIC DAN INJEKSI BERBASIS ANDROID
DENGAN METODE FORWARD CHAINING
Darvin Markus Pardamean Sihombing1, Arjon Samuel Sitio21,2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Pelita Nusantara Jl. St. Iskandar Muda No. 1 Medan, Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRACT
Motorbikes are a means of transportation that is widely used by Indonesians, therefore knowledge about motorbikes, especially if there is damage, needs to be controlled by the user. The system that was developed to diagnose motorcycle damage is called an automatic motorcycle failure diagnosis system and injection. The purpose of this research is to develop a diagnosis system for automatic motorcycle damage and injection, which uses the Forward Chaining method where the steps are carried out using basic data and certain rules or codes to build a knowledge base in the form of rules used in diagnosing automatic motorcycle damage and injection. . Method stages starting from assessment, knowledge acquisition, design, testing, documentation and maintenance. Based on the steps that have been carried out, a prototype system for automatic motorcycle damage diagnosis and injection is obtained using the Android Studio programming language. This expert system provides facilities in the form of a page containing the automatic motorcycle damage diagnosis system and injection, then a damage list page, then the user can consult about automatic motorcycle damage and injection according to the symptoms, so the system will display the results of diagnosing automatic motorcycle damage. and injection in the form of the name of the vehicle damage and its solution.
Keywords: Diagnosing damage to automatic and injection motorbikes, Forward Chaining
ABSTRAK
Sepeda motor sebagai salah satu alat transportasi yang banyak di sukai oleh masyarakat Indonesia, oleh karena itu pengetahuan mengenai sepeda motor khususnya jika ada kerusakan perlu dikuasai oleh penggunanya. sistem yang di kembangkan ini untuk mendiagnosis kerusakan sepeda motor disebut dengan sistem pakar diagnosis kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem pakar diagnosis kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi dimana pengembangannya menggunakan metode Forward Chaining dimana tahapan yang dilakukan dengan menggunakan basis data dan rule - rule atau kode tertentu untuk membangun basis pengetahuan dalam bentuk aturan yang digunakan dalam mendiagnosis kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi. Tahapan metode dimulai dari assessment, akuisisi pengetahuan, desain, pengujian, dokumentasi dan pemeliharaan. Berdasarkan tahapan yang telah dilakukan maka diperoleh suatu prototype sistem pakar diagnosis kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi dengan menggunakan bahasa pemograman android studio. Sistem pakar ini menyediakan fasilitas berupa halaman yang berisi tentang sistem pakar diagnosis kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi, kemudian halaman daftar kerusakan, kemudian pengguna bisa melakukan konsultasi mengenai kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi sesuai dengan gejalanya, sehingga sistem akan
107 107 menampilkan hasil mendiagnosis kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi berupa nama kerusakan kendaraan beserta solusinya.
Kata kunci: Mendiagnosa kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi Forward
Chaining
I. PENDAHULUAN
Sistem pakar dikembangkan sejalan dengan adanya teknologi informasi, perkembangan sistem pakar bertujuan sebagai sarana bantu untuk memberikan solusi. Kemajuan ilmu teknologi pada saat ini membuat alat tanspotasi sudah menjadi sebuah kebutuhan yang mendasar bagi masyarakat atau banyak orang menggunakan tansportasi dalam melakukan aktivitasnya.
Pada umumnya ada beberapa pengendara sepeda motor yang kurang mengerti tentang gangguan atau kerusakan – kerusakan tersebut tidak segera ditangani bahkan cenderung menyerahkan ke mekanik bengkel. Observasi yang dilakukan dibengkel Resmi Ahass Honda di daerah perbaungan dalam setahun terakhir ditahun 2014 telah tercatat kurang lebih 500 kerusakan sepeda motor injeksi dan non injeksi dengan kebanyakan terjadi kerusakan pada mesin CVT, piston, kerusakan pada klep, kerusakan pada kelistrikan digital CDI, busi, aki, dll.
Dengan menggunakan sistem pakar berbasis android dapat dijadikan alternatif dalam mendiagnosis kerusakan pada kendaraan sepeda motor automatic dan injeksi. Dalam hal ini aplikasi dapat membantu dalam memberikan informasi kepada masyarakat mengenai diagnosis kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi serta solusi perbaikannya berbasis android sehingga user bisa mengakses dimana saja selama ada jaringan internet. Penelitian yang berhubungan dengan sistem pakar ini merujuk dari penelitian sebelumnya yaitu sebuah jurnal dari Mufid Nilmada (2013) sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan sepeda motor, dimana metode inferensi sama menggunakan berbasis android tetapi untuk pembahasannya dititik beratkan mengenai
kerusakan seluruh sepeda motor, sedangkan pada penelitian pembahasan dipersempit difokuskan membahas sepeda motor non injeksi dengan berbasis android. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berkeinginan untuk membuat sebuah aplikasi Penerpan sistem paar mendiagnosa kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi berbasis android yang dapat digunakan semua orang dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Pembuatan aplikasi sistem pakar ini akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi tanpa harus datang kepada pakar, serta diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup bagi pengguna untuk memastikan mendiagnosa kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi. Untuk itu penulis membuat skripsi dengan judul.
“PENERAPAN SISTEM PEKAR
MENDIAGNOSA KERUSAKAN
SEPEDA MOTOR AUTOMATIC DAN INJEKSI BERBASIS ANDROID
DENGAN METODE FORWARD
CHAINING”
2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Sistem Pakar
Secara umum sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komponen dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para pakar.
Dengan sistem pakar ini orang awam pun dapat menyelesaikan permasalahan layaknya seorang pakar.
Adapun beberapa definisi tentang sistem pakar antara lain:
1. Menurut martin dan Oxman : Sistem pakar adalah sistem berbasis
108 108 komputer yang menggunakan
pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut.
2. Menurut Turban : Sistem pakar adalah program komputer yang menirukan penalaran seorang dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu.
3. Menurut Giarratano dan Riley (2005): Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.
2. Prinsip kerja dari sebuah sistem pakar Secara umum, sebuah sistem pakar itu sendiri memiliki sebuah prinsip kerja yang sangat sederhana. Para pengembang atau developer mengumpulkan berbagai macam pandangan dan juga hasil penelitian dan juga presentasi yang sering dilakukan oleh para ahli dalam bidang tertentu. Setelah itu para developer kemudian membuat intisari dari seluruh hasil data yang diperoleh tersebut, yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah sistem yang dijadikan program komputer.Sebagai contohnya,
ketika seorang developer akan
mengembangkan sebuah sistem pakar
berdisiplin ilmu kesehatan, maka
sebelumnya developer harus
menspesifikasikan terlebih dahulu again ilmu kesehatan yang akan dia jadikan program.,Misalnya adalah mengenai diet. Maka sang developer pun kemudian melakukan riset literature yang mencari mengenai berbagai macam teori, metode, manfaat, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan diet. Setelah itu, program pun dikembangkan, dan para user yang menggunakan program tersebut nantinya akan bisa memahami megnenai proses diet yang akan mereka lakukan, tanpa harus berkonsultasi ke pakar kesehatan atau ahli gizi.
3. Karakteristik dari Sistem Pakar
Turban (1995) mengatakan bahwa sistem pakar sendiri terdiri dari bberapa karakteristik yang melekat. Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari sistem pakar :
1. Memiliki nilai kepakaran, yang
mampu membantu user dalam
menyelesaikan tugas dan juga
membantu memecahkan masalah
dengan memberikan solusi.
2. Domain tertentu, merupakan
kekhususan dari sebuah sistem pakar dalam membidangi suatu disiplin ilmu tertentu.
3. Memiliki kemampuan untuk mengolah
data yang memiliki ketidakpastian, dan
mampu memberikan semacam
pertimbangan, saran dan juga anjuran sesuai degnan kondisi dari lingkungan.
4. Dirancang untuk dapat dikembangkan
secara bertahap,hingga saat ini, sistem pakar memang belum terlalu familiar di dalam dunia pendidikan, karena
sistem pendidikan, terutama
pendidikan di Indonesia yang masih mengandalkan guru dan tenaga pengajar, dan juga kelekatan antara murid dengan pengajar, sehingga untuk emmperoleh suatu pemecahan maslah tidak perlu menggunakan sistem pakar, namun bisa bertanya langsung ke mentor atau guru yang bersangkutan
4. Teori Sistem Pakar
Tiap-tiap orang mempunyai keahlian masing-masing yang mungkin satu orang dengan yang lainnya mempunyai keahlian berbeda, tergantung dari pengetahuannya masing-masing, ada yang ahli kimia, fisika, komputer, dokter dan lain sebagainya.Komputer dapat diprogram untuk berbuat seperti orang yang ahli dalam bidang tertentu. Komputer yang demikian dapat dijadikan seperti konsultan atau tenaga ahli di bidang tertentu yang dapat menjawab pertanyaan dan memberikan
109 109 nasehat-nasehat yang dibutuhkan. Sistem
demikian disebut dengan Sistem Pakar (Expert System). Sistem ini dapat digunakan untuk bidang yang tertentu seperti misalnya mendeteksi penyakit, menganalisis kimia dan lain sebagainya. 5. Tujuan Sistem Pakar
Sistem pakar “expert system” sendiri merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Sistem pakar merupakan subset dari Artificial Intelegence “Arhami, 2005”. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah, beberapa aktivitas pemecahan masalah yang dimaksud seperti “Lestari,2012”:
1. Interpretasi
Membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah. Pengambilan keputusan dari hasil observasi termasuk pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dll.
2. Prediksi
Memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu, contoh prediksi demografi, prediksi eknomi, dll.
3. Diagnosis
Menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.
4. Perancangan “Desain” Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu. Contoh perancangan layout sirkuit, bangunan.
5. Perencanaan
Merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh: perencanaan keuangan, militer, dll.
6. Monitoring
Membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan, Contoh: computer aided monitoring system.
7. Debugging
Menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi. Contoh: Memberikan resep obat terhadap kegagalan.
8. Instruksi
Mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subjek, Contoh: melakukan instruksi untuk diagnosis dan debugging.
9. Kontrol
Mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks, Contoh: Melakukan kontrol terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring kelakukan sistem
2.2 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Penelitian
Pada pembuatan program analisa dalam mendiagnosa kerusakan sepeda motor automatic dan injeksi dibutuhkan beberapa tahapan yang harus dilalui untuk dapat menghasilkan program yang berguna bagi
110 110 penganalisa dalam penentuan kerusakan
jenis sepeda motor.
A. Uraian Kerangka Kerja Penilaian (Assessment)
Merupakan proses untuk menentukan kelayakan dan justifikasi atas permasalahan yang akan diambil. Setelah proyek penerapan dianggap layak dan sesuai dengan tujuan, maka selanjutnya ditentukan fitur-fitur penting dan ruang lingkup proyek serta sumber daya yang dibutuhkan. Sumber pengetahuan yang diperlukan diidentifikasi dan ditentukan persyaratan-persyaratan proyek.
a. Akuisisi Pengetahuanh
Merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan tentang permasalahan yang akan dibahas dan digunakan sebagai panduan dalam pengembangan. Pengetahuan ini digunakan untuk memberikan informasi tentang permasalahan yang menjadi bahan acuan dalam mendesain sistem pakar. Tahap ini meliputi studi dengan diadakannya pertemuan dengan pakar untuk membahas aspek dari permasalahan.
telah dijalani yang mengakibatkan proses pendataan yang tertunda. Perusahaan masih kesulitan dalam mengatasi pengambilan keputusan dalam penentuan pohon mana yang layak untuk ditanam di Taman Kota Medan.
b. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem sangat dibutuhkan dalam mendukung kinerja sistem. Apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan yang di butuhkan atau belum, karena kebutuhan sistem akan mendukung tercapainya tujuan suatu instansi atau perusahaan. Dengan adanya sistem baru yang telah dibuat diharapkan dapat lebih membantu dalam kinerja sistem dan mempermudah pengguna motor automatic dan injeksi dalam memperoleh informasi – informasi yang diperlukan untuk mempermudah analisis sistem dalam menentukan kerusakan motor matic injeksi, maka dibagi kebutuhan sistem
menjadi dua blok yaitu kebutuhan fungsional dan non fungsional.
c. Desain
Berdasarkan pengetahuan yang telah didapatkan dalam proses akuisisi pengetahuan, maka desain antarmuka maupun teknik penyelesaian masalah dapat diimplementasikan kedalam sistem pakar. Dalam tahap desain ini, seluruh struktur dan organisasi dari pengetahuan harus ditetapkan dan dapat direpresentasikan kedalam sistem. Pada tahap desain, sebuah sistem prototype di bangun. Tujuan dari pembangunan prototype tersebut adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik atas masalah.
d. Pengujian
Tahap ini dimaksudkan untuk menguji apakah sistem pakar yang dibangun telah sesuai dengan tujuan pengembangan maupun kesesuaian kinerja sistem dengan metode penyelesaian masalah yang bersumber dari pengetahuan yang sudah didapkan. Apabila dalam tahap ini terdapat bagian yang harus dievaluasi maupun dimodifikasi maka hal tersebut harus segera dilakukan agar sistem pakar dapat berfungsi sebagaimana tujuan pengembangannya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Melakukan analisa terhadap sistem yang sedang berjalan bertujuan untuk mengetahui prosedur kerja yang sedang dikerjakan sebagai dasar perancangan dan perbaikan pada sistem. Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan aplikasi mobile android agar dapat dipahami oleh user. Spesifikasi kebutuhan aplikasi mobile android pada tahap ini sangat diperlukan agar aplikasi nantinya dapat berjalan dengan lancar. Dari hasil analisis dapat diketahui kelebihan dan kekurangan sistem yang telah dibuat, sehingga dapat memudahkan dalam menemukan data atau fakta yang akan dijadikan bahan uji
111 111 dan analisa menuju perancangan sistem
yang lebih baik.
Tabel.4.1. Jenis Kerusakan Motor Matic
Tabel.4.2 Gejala Kerusakan Motor Matic
Tabel.4.3 Jenis Kerusakan Motor Injeksi
Tabel.4.4. Gejala Kerusakan Motor Injeksi
Dalam perancangan basis pengetahuan ini digunakan kaidah produksi untuk representasi pengetahuan. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk pernyataan IF [premis] THEN [konklusi]. Premis adalah gejala-gejala kerusakan yang dialami pada motor baik jenis matic maupun injeksi dan konklusi adalah jenis kerusakan yang Kode
Gejala Jenis Gejala Kerusakan G1 Asap Knalpot Putih dan
Bau
G2 Filter Udara Kotor G3 Kipas Radiator tidak berfungsi G4 Lampu Indikator Injeksi Berkedip G5 Mesin mati
G6 Motor Boros Bahan Bakar G7 Motor Susah distarter G8 Radiator Bocor G9 Sepeda Motor Mati Mendadak G10 Suara Mesin Kasar dan Getar G11 Tarikan Gas Menurun
Kode
Gejala Jenis Gejala Kerusakan G1 Bagian Rumah Roller
Berbentuk Lekukan G2 Bagian Sisi V-Belt Aus G3 Bensin Merembes di bagian Karburator G4 Box CVT Mengeluarkan
Bunyi
G5 Bunyi Decit Saat Jalan G6 Karet Vakum Sobek atau Retak G7 Kecepatan RPM Motor tidak Stabil G8 Motor Susah distarter G9 Pergerakan V-Belt tidak Lancar G10 Sepeda Motor Mati Mendadak G11 Slider Rumah Roller Aus
dan Longgar
G12 Suara Mesin Kasar dan Getar G13 Tarikan Gas Menurun
Kode
Kerusakan Jenis Kerusakan
K1 V-Belt K2 CVT K3 Karburator K4 Rumah Ruller K5 Busi Kode Kerusakan Jenis Kerusakan K1 Injektor K2 Fuel Pump K3 Filter Udara K4 Kompresi Bocor K5 Overheat K6 Busi
112 112 terjadi pada motor baik jenis matic maupun
injeksi, sehingga bentuk pernyataan menjadi IF [gejala] THEN [kerusakan]. Premis dalam rule dapat memiliki lebih dari satu premis yang berarti adalah dalam satu jenis kerusakan dapat memiliki lebih dari satu gejala. Gejala-gejala tersebut dihubungkan menggunakan operator logika AND.
Adapun kaidah produksi dalam mendiagnosa kerusakan pada motor jenis matic adalah sebagai berikut :
a. R
ule 1
IF box CVT mengeluarkan bunyi AND bunyi decit saat jalan AND
kecepatan rpm tidak stabil AND suara mesin kasar dan getar AND tarikan gas menurun THEN Kerusakan V-Belt.
b. Rule 2
IF bagian rumah ruller berbentuk
lekukan AND bagian sisi V-Belt aus AND pergerakan V-Belt tidak lancar AND slider rumah ruller aus dan longgar AND suara mesin kasar dan getar THEN Kerusakan CVT.
c. Rule 3
IF bensin merembes di bagian
karburator AND karet vakum sobek atau retak AND motor susah distarter AND motor mati mendadak AND tarikan gas menurun THEN Kerusakan Karburator.
d. Rule 4
IF bagian rumah ruller berbentuk
lekukan AND bagian sisi V-Belt aus AND box CVT mengeluarkan bunyi AND bunyi decit saat jalan
AND pergerakan V-Belt tidak
lancar AND slider rumah ruller aus dan longgar THEN Kerusakan Rumah Ruller.
e. Rule 5
IF motor susah distarter AND motor mati
mendadak AND suara mesin kasar dan
bergetar AND tarikan gas menurun THEN Kerusakan Busi.
Berdasarkan kaidah produksi diatas maka dapat disimpulkan ada 5 rules dalam mendiagnosa kerusakan pada motor jenis matic adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5. Rules Kerusakan Motor Matic
NO RULES
1 IF G4 AND G5 AND G7 AND
G12 AND G13 THEN K1 2 IF G1 AND G2 AND G9 AND G11 AND G12 THEN K2 3 IF G3 AND G6 AND G8 AND G10 AND G13 THEN K3
4
IF G1 AND G2 AND G4 AND
G5 AND G9 AND G11 THEN K4
5 IF G8 AND G10 AND G12 AND G13 THEN K5
Adapun kaidah produksi dalam mendiagnosa kerusakan pada motor jenis injeksi adalah sebagai berikut :
a. Rule 1
IF asap knalpot putih dan bau AND mesin mati AND motor
susah distarter AND motor mati mendadak THEN Kerusakan Injektor.
b. Rule 2
IF lampu indikator injeksi berkedip AND motor susah distarter AND
motor mati mendadak THEN Kerusakan Fuel Pump.
c. Rule 3
IF filter udara kotor AND motor
boros bahan bakar AND motor susah distarter THEN Kerusakan Filter Udara.
d. Rule 4
IF asap knalpot putih dan bau AND
motor boros bahan bakar AND motor susah distarter AND motor mati mendadak AND tarikan gas menurun THEN Kompresi Bocor e. Rule 5
113 113 mesin mati AND radiator bocor
AND motor mati mendadak AND
tarikan gas menurun THEN Overheat
f. Rule 6
IF motor susah distarter AND motor
mati mendadak AND suara mesin kasar dan bergetar AND tarikan gas menurun THEN Kerusakan Busi.
Berdasarkan kaidah produksi diatas maka dapat disimpulkan ada 6 rules dalam mendiagnosa kerusakan pada motor jenis injeksi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6. Rules Kerusakan Motor Injeksi
NO RULES
1 IF G1 AND G5 AND G7 AND G9 THEN K1 2 IF G4 AND G7 AND G9 THEN K2
3 IF G2 AND G6 AND G7
THEN K3
4 IF G1 AND G6 AND G7 AND G9 AND G11 THEN K4 5 IF G3 AND G5 AND G8 AND G9 AND G11 THEN K5
6 IF G7 AND G9 AND G10
AND G11 THEN K6
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam melakukan diagnosa kerusakan motor, algoritma Forward Chaining dapat diterapkan dengan baik. Pada penerapannya algoritma Forward Chaining melakukan pakar dengan cara
menganalisa knowledge base terhadap setiap rule yang ada pada sistem pakar. 2. Algoritma Forward Chaining mampu
menghasilkan alternatif pada metode analisa kerusakan motor sesuai dengan jenis motor baik matic maupun injeksi. 3. Hasil yang diharapkan telah mampu
memenuhi dan menjawab pokok
permasalahan dalam penelitian yakni kepakaran kerusakan motor. 5. SARAN
Adapaun kesimpulan pada penelitian diatas dapat diimplementasikan langsung menggunakan perangkat smartphone sesuai dengan masalah yang di hadapi masyarakat sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Pérez et al., “SISTEM PAKAR
UNTUK PENYAKIT ANAK
METODE FORWARD
CHAINING,” BMC Public Health, vol. 5, no. 1, hal. 1–8, 2017.
[2] A. Sartika Wiguna dan I. Harianto, “Sepeda Motor Matic Injeksi Menggunakan Metode Forward,”
SMARTICS J., vol. 3, no. 1, hal. 25–
30, 2017.
[3] Carlos José Borba Valiente, “RANCANG BANGUN SISTEM
DIAGNOSIS KERUSAKAN
PADA MOBIL MENGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Ida,” J. Elektron. Ilmu Komput. -
Univ. Udayana, vol. 7, no. June, hal.
1–25, 2012..
[4] D. Alfrido dan T. K. Gautama, “Sistem Pakar Deteksi Kerusakan Sepeda Motor dengan Metode Forward Chaining,” J. Tek. Inform. dan Sist.
Inf., vol. 3, no. 3, hal. 618–636,
2017.
[5] M. Dahria, “Pengembangan Sistem Pakar Dalam Membangun Suatu Aplikasi,” J. Saintikom, vol. 10, no. 3, hal. 199–205, 2011.
[6] M. Nilmada, “Sistem Pakar Sepeda Motor.Pdf,” Sistem pakar untuk
Mendeteksi Kerusakan Sepeda
Motor, vol. 7. hal. 26–32, 2013.
[7] R. Afnur, T. Sriwahyuni, dan A. Hadi, “Rancang bangun aplikasi sistem pakar untuk diagnosis kerusakan sepeda motor matic menggunakan metode forward chaining,”
114 114 2016.
[8] R. D. Efrianto dan A. A. Fajrin, “SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI
KERUSAKAN MOTOR
KAWASAKI NINJA 250 CC DENGAN METODE FORWARD
CHANNING BERBASIS
ANDROID Abstract : refers to the times , expert systems have been used in various fields . In its use an expert system is a system developed to include.”
[9] S. Fachrurrazi, “Implementasi Sistem Pakar Pendeteksian Jenis Kerusakan Sepeda Motor Honda Matic Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining,” hal. 73–96, 2016.
[10] S. H. A. Cholil Jamhari1, Agus Kiryanto, “Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Sepeda Motor Non Matic,” Issn 2337-4349, vol. 1, hal. 375, 2014.
[11] S. Suminten dan R. Rani, “Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Laptop Menggunakan Metode Forward Chaining,” J. RESTI (Rekayasa Sist.
dan Teknol. Informasi), vol. 2, no. 3,
2018.
[12] Suendri, “Implementasi Diagram UML (Unified Modelling Language) Pada Perancangan Sistem Informasi Remunerasi Dosen Dengan Database Oracle (Studi Kasus: UIN Sumatera Utara Medan),” J. Ilmu Komput. dan
Inform., vol. 3, no. 1, hal. 1–9,
2018.
[13] U. Memenuhi, S. Persyaratan, M. Derajat, S. Kedokteran, L. Dwi, dan N. F. Astuti, “Aplikasi Diagnosis Kerusakan Sepeda Motor Bebek Metode Forward Chaining Berbasis Android,” J. Ilm. Univ. Batanghari
Jambi, vol. 19, 2019.