• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT DAN BAWANG MERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT DAN BAWANG MERAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No. 39/08/36/Th.VIII, 04 Agustus 2014 1

A. CABAI BESAR

 Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2013 sebesar 58,41 ribu kuintal dengan luas panen cabai besar tahun 2013 sebesar 663 hektar dan rata-rata produktivitas 88,10 kuintal per hektar. Dibandingkan tahun 2012, terjadi penurunan produksi sebesar 4,98 ribu kuintal (7,85 persen). Penurunan ini disebabkan oleh turunnya luas panen sebesar 134 hektar (16,81 persen), sementara produktivitas mengalami kenaikan sebesar 8,56 kuintal per hektar (10,76 persen) dibandingkan tahun 2012.

B. CABAI RAWIT

 Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2013 sebesar 42,31 ribu kuintal dengan luas panen cabai rawit tahun 2013 sebesar 454 hektar, dan rata-rata produktivitas 93,19 kuintal per hektar. Dibandingkan tahun 2012, terjadi penurunan produksi sebesar 9,53 ribu kuintal (18,38 persen). Penurunan ini disebabkan turunnya luas panen sebesar 128 hektar (21,99 persen), sementara produktivitas mengalami kenaikan kurang signifikan sebesar 4,12 kuintal per hektar (4,62 persen) dibandingkan tahun 2012.

C. BAWANG MERAH

 Produksi umbi bawang merah dengan daun tahun 2013 sebesar 18,35 ribu kuintal, dengan luas panen sebesar 202 hektar, dan rata-rata produktivitas sebesar 90,87 kuintal per hektar. Dibandingkan tahun 2012, produksi meningkat sebesar 6,07 ribu kuintal (49,46 persen). Peningkatan disebabkan meningkatnya luas panen seluas 45 hektar (28,66 persen) dan peningkatan produktivitas sebesar 12,65 kuintal per hektar (16,17 persen) dibandingkan tahun 2012.

No. 39/08/36/Th.VIII, 4 Agustus 2014

P

RODUKSI

C

ABAI

B

ESAR

,

C

ABAI

R

AWIT DAN

B

AWANG

M

ERAH

TAHUN 2013, PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 58,41 RIBU KUINTAL,

CABAI RAWIT SEBESAR 42,31 RIBU KUINTAL DAN BAWANG MERAH

SEBESAR 18,35 RIBU KUINTAL

1.

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah. Data produksi yang disajikan setiap tahun untuk cabai besar, cabai rawit dan bawang merah merupakan realisasi laporan per bulan tahun 2013 (angka tetap).

(2)

Pengumpulan data hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas (KCD)/Mantri Tani/Petugas Pengumpul Data Tingkat Kecamatan dengan metode perkiraan pengamatan lapang. Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan dan daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura (SPH). Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pengolahan dan pencatatan baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun pusat.

3.

PRODUKSI CABAI BESAR

Produksi cabai besar Provinsi Banten tahun 2013 sebesar 58,41 kuintal, mengalami penurunan sebesar 4,98 ribu kuintal (7,85 persen) dibandingkan tahun 2012. Penurunan produksi cabai besar tahun 2013 tersebut sangat dipengaruhi oleh turunnya produksi di Kabupaten Pandeglang dengan penurunan produksi sebesar 12,52 ribu kuintal (30,97 persen) dibandingkan tahun 2012, penurunan produksi ini disebabkan oleh turunnya luas panen dan produktivitas di Kabupaten Pandeglang masing-masing sebesar 75 hektar (22,80 persen) dan 13,01 kuintal per hektar (10,59 persen).

Gambar 1

Perkembangan Produksi Cabai Besar (Kuintal), 2011–2013

Tahun 2013, produksi cabai besar di Provinsi Banten sebesar 88,48 persen berasal dari 2 kabupaten saja yaitu Kabupaten Pandeglang dengan persentase produksi sebesar 47,75 persen dan Kabupaten Serang dengan persentase sebesar 40,73 persen dari total produksi cabai besar. Dalam periode 2011–2013, di dua wilayah tersebut produksi cabai besar tertinggi terjadi tahun 2012 di Kabupaten Pandeglang yang mencapai 40.415 kuintal. Sementara Kabupaten Serang pencapaian produksi tertingginya dicapai tahun 2013 yang mencapai produksi 23.790 kuintal.

Berdasarkan luas panen, pencapaian luas panen terbesar terjadi di tahun 2011 yang mencapai 962 hektar, dan selanjutnya mengalami penurunan di tahun 2012 yang mencapai 797 hektar dan tahun 2013 yang hanya mencapai 663 hektar. Hal tersebut menunjukkan bahwa luas panen cabai besar merupakan faktor penentu dari penurunan produksi di tahun 2013. Produktivitas cabai besar di tahun 2013 mencapai 88,10 kuintal per hektar, meningkat sebanyak 8,56 kuintal per hektar atau 10,76 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai 79,54 kuintal per hektar, hal ini mengindikasikan bahwa walaupun terdapat peningkatan produktivitas akan tetapi tidak cukup besar sehingga dapat meningkatkan produksi cabai

Kab.

Pandeglang Kab. Lebak

Kab.

Tangerang Kab. Serang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel

Tahun 2011 6187 9721 804 13530 744 617 1630 Tahun 2012 40415 2875 250 17295 653 519 1384 Tahun 2013 27898 3548 293 23790 194 1111 1579 0 14000 28000 42000 Produ ksi (kuintal)

(3)

Berita Resmi Statistik No. 39/08/36/Th.VIII, 04 Agustus 2014 3 Tabel 1

Perkembangan Produksi,LuasPanen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011-2012 2012-2013 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (kuintal) Kab.Pandeglang 6.187 40.415 27.898 34.228 553,22 -12.517 -30,97 Kab. Serang 13.530 17.295 23.790 3.765 27,83 6.495 37,55 Kab/Kota Lainnya 13.516 5.681 6.725 -7.835 -182,54 1.044 18,38 Banten 33.233 63.391 58.413 30.158 90,75 -4.978 -7,85 LuasPanen (ha) Kab.Pandeglang 264 329 254 65 24,62 -75 -22,80 Kab. Serang 465 302 231 -163 -35,05 -71 -23,51 Kab/Kota Lainnya 233 166 178 -67 -104,44 12 7,23 Banten 962 797 663 -165 -17,15 -134 -16,81 Produktivitas (kuintal/ha) Kab.Pandeglang 23,44 122,84 109,83 99,40 424,06 -13 -10,59 Kab. Serang 29,10 57,27 102,99 28,17 96,80 46 79,83 Kab/Kota Lainnya 58,01 34,22 37,78 -51,04 -95,95 4 10,40 Banten 34,55 79,54 88,10 44,99 130,22 9 10,76

Keterangan: - bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai - jumlah luas panen setahun bukan merupakan jumlah luas panen triwulanan

Perkembangan produksi cabai besar per triwulan dari tahun 2011 ke tahun 2013, disajikan

di Tabel 2. Pada periode tahun 2012-2013, peningkatan terjadi di triwulan I dan triwulan II yaitu

masing-masing sebesar 5,40 ribu kuintal (44,40 persen) dan 928 kuintal (6,11 persen), sedangkan

di triwulan III dan triwulan IV mengalami penurunan yang cukup signifikan sehingga

mempengaruhi total produksi cabai besar secara keseluruhan yaitu di triwulan III turun sebesar

4,55 ribu kuintal (22,23 persen) dan triwulan IV turun sebesar 6,75 ribu kuintal (43,34 persen).

(4)

Perkembangan Produksi, LuasPanen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Triwulan Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011-2012 2012-2013 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (kuintal) Triwulan I 6.083 12.159 17.557 6.076 99,88 5.398 44,40 Triwulan II 8.037 15.178 16.106 7.141 88,85 928 6,11 Triwulan III 10.002 20.472 15.922 10.470 104,68 -4.550 -22,23 Triwulan IV 9.111 15.582 8.828 6.471 71,02 -6.754 -43,34

Luas Panen (ha)

Triwulan I 318 227 316 -91 -28,62 89 39,21 Triwulan II 352 276 291 -76 -21,59 15 5,43 Triwulan III 344 276 357 -68 -19,77 81 29,35 Triwulan IV 228 200 209 -28 -12,28 9 4,50 Produktivitas (ku/ha) Triwulan I 19,13 53,56 55,56 34,43 179,98 2 3,73 Triwulan II 22,83 54,99 55,35 32,16 140,87 0 0,65 Triwulan III 29,08 74,17 44,60 45,09 155,06 -30 -39,87 Triwulan IV 39,96 77,91 42,24 37,95 94,97 -36 -45,78

Keterangan: - bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai - jumlah luas panen setahun bukan merupakan jumlah luas panen triwulanan

Pola luas panen cabai besar pada tahun 2013 (Gambar 2) menunjukkan penurunan dari

triwulan I ke triwulan II, kemudian mengalami peningkatan dari triwulan II ke triwulan III dan

pada triwulan IV mengalami penurunan kembali. Hal yang berbeda terjadi di tahun 2012, pola

luas panen naik hanya sampai triwulan II dan mengalami penurunan kembali sampai dengan

triwulan IV. Pola yang sama ini terjadi juga di tahun 2011.

Gambar 2

Pola Panen Cabai Besar (Hektar), 2011–2013

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2011 318 352 344 228 2012 227 276 276 200 2013 316 291 357 209 0 100 200 300 400 500 Lu as P anen ( Hekta r) 2011 2012 2013

(5)

Berita Resmi Statistik No. 39/08/36/Th.VIII, 04 Agustus 2014 5

4. PRODUKSI CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit tahun 2013 (Gambar 3) sebesar 42,31 ribu kuintal, mengalami penurunan sebanyak 9,53 ribu kuintal (18,38 persen) dibandingkan tahun 2012. Sentra produksi cabe rawit di Provinsi Banten sama dengan sentra cabai besar yaitu di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang. Pada Tahun 2012-2013, penurunan produksi cabai rawit terbesar terjadi di Kabupaten Pandeglang sebesar 13,87 ribu kuintal (44,01 persen), sedangkan di Kabupaten Serang justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu naik sebesar 3.574 kuintal (27,90 persen).

Gambar 3

Perkembangan Produksi Cabai Rawit, 2011–2013

Tabel 3

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Wilayah, 2011-2013 Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011−2012 2012−2013 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (kuintal) Kab.Pandeglang 4.162 31.515 17.646 27.353 657,21 -13.869 -44,01 Kab. Serang 15.527 12.812 16.386 -2.715 -17,49 3.574 27,90 Kab/Kota Lainnya 11.200 7.511 8.276 -3.689 50,03 765 10,19 Banten 30.889 51.838 42.308 20.949 67,82 -9.530 -18,38

Luas Panen (ha)

Kab.Pandeglang 184 225 132 41 22,28 -93 -41,33 Kab. Serang 247 170 173 -77 -31,17 3 1,76 Kab/Kota Lainnya 239 187 149 -52 14,85 -38 -20,32 Banten 670 582 454 -88 -13,13 -128 -21,99 Produktivitas (kuintal/ha) Kab.Pandeglang 22,62 140,07 133,68 117,45 519,23 -6 -4,56 Kab. Serang 62,86 75,36 94,72 12,50 19,89 19 25,69 Kab/Kota Lainnya 46,86 40,17 55,54 -6,70 -14,29 15 38,27 Banten 46,10 89,07 93,19 42,97 93,21 4 4,62

Keterangan: - bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai - jumlah luas panen setahun bukan merupakan jumlah luas panen triwulanan

Kab. Pandeglan

g

Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel Tahun 2011 6187 9721 804 13530 744 617 1630 Tahun 2012 40415 2875 250 17295 653 519 1384 Tahun 2013 17646 5025 147 16386 58 170 2876 0 8000 16000 24000 32000 Prod u ksi (ku in tal)

(6)

mencapai 31,51 ribu kuintal. Sedangkan di Kabupaten Serang puncak produksi dicapai tahun 2013 dengan produksi 16,38 ribu kuintal. Luas panen tertinggi dicapai oleh Kabupaten Serang pada tahun 2011 seluas 247 hektar. Sedangkan produktivitas tertinggi di Provinsi Banten terjadi tahun 2012 di Kabupaten Pandeglang dengan jumlah yang sangat signifikan yang mencapai 140,07 ribu kuintal per hektar. Perkembangan data ini disajikan pada Tabel 3.

Jika dikaji perkembangan produksi cabai rawit per triwulan dari tahun 2011 ke tahun 2013, disajikan di Tabel 4. Pada periode tahun 2012-2013, penurunan produksi terjadi dari triwulan I hingga triwulan IV yaitu pada triwulan I turun sebesar 2,07 ribu kuintal (14,41 persen), pada triwulan II sebesar 2,58 ribu kuintal (20,08 persen), pada triwulan III sebesar 1,95 ribu kuintal (13,39 persen) dan triwulan IV terjadi penurunan sebesar 2,92 ribu kuintal (29,16 persen).

Dari Gambar 4 dapat diketahui bahwa selama periode 2011-2013, Luas panen di triwulan I sampai dengan triwulan III cukup berfluktuasi, tahun 2013 produksi semakin meningkat sedangkan tahun 2011 dan tahun 2012 produksi semakin menurun. Sedangkan pada triwulan IV semuanya mempuyai pola yang sama yaitu mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya.

Tabel 4

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit MenurutTriwulan, 2011-2013 Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011−2012 2012−2013 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (kuintal) Triwulan I 6.095 14.399 12.324 8.304 136,24 -2.075 -14,41 Triwulan II 5.773 12.876 10.291 7.103 123,04 -2.585 -20,08 Triwulan III 7.137 14.544 12.596 7.407 103,78 -1.948 -13,39 Triwulan IV 11.884 10.019 7.097 -1.865 -15,69 -2.922 -29,16 LuasPanen (ha) Triwulan I 269 227 254 -42 -15,61 27 11,89 Triwulan II 232 212 276 -20 -8,62 64 30,19 Triwulan III 251 207 358 -44 -17,53 151 72,95 Triwulan IV 188 120 206 -68 -36,17 86 71,67 Produktivitas (ku/ha) Triwulan I 22,66 63,43 48,52 40,77 179,92 -63 -23,51 Triwulan II 24,88 60,74 37,29 35,86 144,13 -61 -38,61 Triwulan III 28,43 70,26 35,18 41,83 147,13 -70 -49,92 Triwulan IV 63,21 83,49 34,45 20,28 32,08 -83 -58,74

Keterangan: - bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai - jumlah luas panen setahun bukan merupakan jumlah luas panen triwulanan

(7)

Berita Resmi Statistik No. 39/08/36/Th.VIII, 04 Agustus 2014 7 Gambar 4

Pola Panen Cabai Rawit, 2011–2013

5. PRODUKSI BAWANG MERAH

Produksi umbi bawang merah dengan daun tahun 2013 sebesar 18,35 ribu kuintal, mengalami peningkatan sebanyak 6,07 ribu kuintal (49,46 persen) dibandingkan pada tahun 2012. Peningkatan produksi tersebut disebabkan meningkatnya luas panen di Kabupaten Serang yang sangat signifikan sebesar 56 hektar atau sebesar 40,29 persen (Gambar 5). Selain luas panen, produktivitas bawang merah juga meningkat di wilayah ini dengan peningkatan sebesar 10,14 kuintal per hektar (12,61 persen).

Gambar 5

Perkembangan Produksi Bawang Merah, 2011–2013

Sebagai satu-satunya sentra bawang merah di Provinsi Banten, kenaikan/penurunan produksi bawang merah di Kabupaten Serang sangat menentukan pertumbuhan produksi bawang merah di Provinsi Banten. Pencapaian produksi bawang merah tahun 2013 yang meningkat di Provinsi Banten dipengaruhi oleh peningkatan produksi di Kabupaten Serang yang mengalami kenaikan sebesar 6,48 ribu kuintal (57,99 persen) dibandingkan tahun 2012. Sedangkan wilayah lainnya, seperti Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Tangerang, selain produksinya relatif kecil, peningkatan produksinya juga cukup stagnan sehingga pengaruh terhadap kenaikan produksi bawang merah di Provinsi Banten tidak terlalu signifikan.

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2011 269 232 251 188 2012 227 212 207 120 2013 254 276 358 206 0 100 200 300 400 Lu as P anen ( Hekta r) 2011 2012 2013

Kab. Pandeglang Kab. Tangerang Kab. Serang

Tahun 2011 424 280 3480 Tahun 2012 726 335 11182 Tahun 2013 689 0 17666 0 4000 8000 12000 Produ ksi (kuintal)

(8)

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Wilayah, 2011-2013 Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011−2012 2012−2013 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (kuintal) Kab.Pandeglang 424 726 689 302 71,23 -37 -5,10 Kab. Serang 3.480 11.182 17.666 7.702 221,32 6.484 57,99 Kab/Kota Lainnya 305 373 0 68 22,30 -373 -100,00 Banten 4.209 12.281 18.355 8.072 191,78 6.074 49,46 LuasPanen (ha) Kab.Pandeglang 6 8 7 2 33,33 -1 -12,50 Kab. Serang 88 139 195 51 57,95 56 40,29 Kab/Kota Lainnya 8 10 0 2 25,00 -10 -100,00 Banten 102 157 202 55 53,92 45 28,66 Produktivitas (kuintal/ha) Kab.Pandeglang 70,67 90,75 98,43 20,08 28,42 8 8,46 Kab. Serang 39,55 80,45 90,59 40,90 103,43 10 12,61 Kab/Kota Lainnya 38,13 37,30 0,00 -0,83 -2,16 -37 -100,00 Banten 41,26 78,22 90,87 36,96 89,56 13 16,17

Keterangan: bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Tabel 6

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah MenurutTriwulan, 2011-2013 Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011-2012 2012-2013 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (kuintal) Triwulan I 2.092 9.881 17.073 7.789 372,32 7.192 72,79 Triwulan II 1.570 1.572 933 2 0,13 -639 -40,65 Triwulan III 387 522 170 135 34,88 -352 -67,43 Triwulan IV 160 306 179 146 91,25 -127 -41,50 LuasPanen (ha) Triwulan I 61 123 188 62 101,64 65 52,85 Triwulan II 30 23 10 -7 -23,33 -13 -56,52 Triwulan III 8 7 2 -1 -12,50 -5 -71,43 Triwulan IV 3 4 2 1 33,33 -2 -50,00 Produktivitas (ku/ha) Triwulan I 34,30 80,33 90,81 46,03 134,20 10 13,05 Triwulan II 52,33 68,35 93,30 16,02 30,61 25 36,50 Triwulan III 48,38 74,57 85,00 26,19 54,13 10 13,99 Triwulan IV 53,33 76,50 89,50 23,17 43,45 13 16,99

Keterangan: bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Perkembangan produksi bawang merah per triwulan dari tahun 2011 ke tahun 2013 ditunjukkan pada Tabel 6. Pada periode 2012-2013, peningkatan produksi terbesar terjadi pada triwulan I sebesar 7,19 ribu kuintal (72,79 persen). Sedangkan di triwulan II sampai dengan triwulan IV mengalami penurunan produksi yang tidak terlalu sigifikan, yaitu dibawah 1,2 ribu kuintal.

(9)

Berita Resmi Statistik No. 39/08/36/Th.VIII, 04 Agustus 2014 9

Pola luas panen bawang merah menunjukkan bahwa produksi tertinggi dicapai pada triwulan I, dan seterusnya menurun dari triwulan ke II sampai dengan triwulan IV. Pola luas panen tersebut sama dari tahun 2011-2013 (Gambar 6).

Gambar 6

Pola Panen Bawang Merah, 2011–2013

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2011 61 30 8 3 2012 123 23 7 4 2013 188 10 2 2 0 25 50 75 100 125 Lu as Pan e n (H e ktar ) 2011 2012 2013

(10)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten

Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id

Website : banten.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan pengujian data sampel minat baca dan data sampel kemampuan menulis cerita pendek dapat disimpulkan bahwa data sampel yang diperoleh diambil secara

Perlakuan dosis penyiraman berbeda nyata pada tinggi tanaman ,jumlah daun, diameter batang, bobot kering akar, panjang akar, jumlah akar, bobot kering tajuk. Namun tidak berbeda

Hubungan Antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri Penyakit Osteoartritis Lutut pada Pasien di RSUP.H.Adam Malik.. NAMA :

Ari matéri poko mangrupa poko bahasan jeung subpoko bahasan tina kompeténsi dasar (KD) anu kudu dipimilik ku murid. Éta sababna, matéri pokok basa Sunda patali jeung

Mampu mengelola riset yang hasilnya berpotensi untuk diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan manusia (khususnya permasalahan perkotaan) dengan menggunakan

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala atau

Berdasarkan uraian pada sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pelaksanaan Promosi terhadap Pengambilan Keputusan

Penelitian ini dilakukan pada PT.Bank BRI Syariah Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan