• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BARA JAYA ENERGY KELURAHAN BANTUAS, KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA. Oleh: MUHAMMAD FIRMAN NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BARA JAYA ENERGY KELURAHAN BANTUAS, KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA. Oleh: MUHAMMAD FIRMAN NIM."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

MUHAMMAD FIRMAN

NIM. 110500136

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

JudulLaporan PKL : LaporanPraktekKerjaLapang (PKL) di PT Bara Jaya Energy, KelurahanBantuas, KecamatanPalaran Kota Samarinda,

Nama : Muhammad Firman

NIM : 110500136

Program Studi : ManajemenLingkungan Jurusan : ManajemenPertanian

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program StudiManajemenLingkungan PoliteknikPertanianNegeriSamarinda Ir. DadangSuprapto, MP NIP. 19620101 198803 1 003

Pembimbing,

Furqaan Hamsyani.Hut.,M.Si NIP.197901042010121002

Penguji I,

Marta EkawatiSiahaya.S.Hut. MP., NIP.197211072003122001

Penguji II,

ErinaHertianti, S.Hut. MP NIP.197005031995122002

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT. Bara Jaya Energy hingga tersusunnya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati dan sikap hormat kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Bapak Ir. H. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

3. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Kepala Program Studi Manajemen Lingkungan.

4. Bapak Furqaan Hamsyani, S.Hut., M.Si Selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapang.

5. Selaku penguji I Marta Ekawati Siahaya.S.Hut. MP., 6. Selaku penguji II Erina Hertianti, S.Hut. MP

7. Seluruh staf pengajar, instruktur dan teknisi Jurusan Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, penulis ucapkan terima kasih.

8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril.

9. Rekan-rekan mahasiswa Manajemen Lingkungan.

Demikian Laporan PKL ini Penulis ajukan agar dapat bermanfat bagi para pembaca dan rekan-rekan mahasiswa Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penulis menyadari masih banyak hal yang perlu untuk disempurnakan dalam Laporan PKL ini, maka diharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Kampus Sei Keledang, 2014

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMIRAN ... v

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 2

II.KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3

B. Manajemen Perusahaan ... 4

C. Lokasi Dan Waktu PKL ... 5

III.HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Persiapan Lahan Tambang Batubara ... 9

B. Tahap Kontruksi Pertambangan Batubara ... 12

C. Tahap Operasi Pertambangan Batubara ... 21

D. Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batubara ... 29

IV.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Latar Belakang Perusahaan ... 3

2. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan... 5

3. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 7

Lampiran

4. Daftar Alat Untuk Revegetasi ... 38

5. Daftar Bahan Untuk Revegetasi ... 39

6. Daftar Bahan Untuk Revegetasi ... 40

(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman

1. Struktur Organisasi CV. Berkat Nanda ... 41

2. Kondisi tambangbatubara ... 42

3. Pembersihan lahan (leand clearing) ... 42

4. Proses pengambilan soil dan penghamparan soil... 43

5. Proses dumping topsoil di disposal ... 43

6. Pengupasan Overburden ... 44

7. Pembangunan Settling Pond ... 44

8. Monitoring pemantauan dan pengelolaan air limbah ... 45

9. Bagan Alur Proses Pengolahan Batubara ... 45

10. Safety Talk ... 46

11. Pemasangan rambu-rambu ... 46

12. Inspeksi Apar dan Simper simpol ... 47

13. Rumah pembibitan di nursery ... 47

14. Pengelolaan dan pemantauan kualitas udara ... 48

15. Kegiatan revegetasi ... 48

16. Bantuan dana CSR berupa gedung serbaguna ... 49

17. Bantuan dana CSR berupa ambulan dan truk sampah ... 49

(7)

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kegiatan pertambangan pada dasarnya merupakan proses pengalihan sumberdaya alam menjadi modal nyata ekonomi bagi negara dan selanjutnya menjadi modal sosial. Modal yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan nilai kualitas insan bangsa untuk menghadapi hari depannya secara mandiri. Dalam proses pengalihan tersebut perlu memperhatikan interaksi antara faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup sehingga dampak yang terjadi dapat diketahui sedini mungkin.

Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah batubara, yang termasuk sumberdaya alam yang paling berguna saat ini, baik untuk industri dalam negeri maupun industri luar. Sektor pertambangan merupakan salah satu andalan untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan negara. Di bumi Etamini, sumberdaya alamnya pun melimpah, diantaranya batubara, kayu, dan lain-lain.

Kegiatan penambangan batubara yang kini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar baik yang berskala lokal maupun nasional memiliki dua sisi yang saling berlawanan, disatu sisi penambangan batubara memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi negara dan masyarakat disekitar perusahaan namun disisi lain dampak kegiatan penambangan batubara menimbulkan adanya penurunan kualitas lingkungan.Dengan perkembangan kegiatan penambangan saat ini akan memberikan peluang kerja bagi tenaga ahli yang terampil dibidangnya. Untuk menjadi tenaga ahli diperlukan SDM yang sesuai

(8)

dengan kebutuhan saat ini sehingga eksplorasi dan eksploitasi dapat dimanfaatkan sebesar besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

B. Tujuan

Tujuan praktek kerja lapangan ini adalah untuk mendapatkan kemampuan dan keteramplan lanjutan, Sehingga mahasiswa tidak asing lagi bila kelak bekerja di tengah masyarakat.

Lulusan Program Studi Manajemen Lingkungan diharapkan dapat terlibat aktif dalam usaha pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan di perusahaan maupun di lingkungan secara umum. Di masa depan Indonesia membutuhkan banyak sumber daya manusia yang dapat mengelola berbagai sumber daya alamnya dan mampu mengatasi permasalahan lingkungan yang timbul serta mampu menghasilkan suatu teknologi tepat guna yang dapat diimplementasikan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.

C. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari praktek kerja lapang ini adalah:

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan di sektor pertambangan batubara.

2. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami proses pengelolaan air asam tambang.

3. Mahasiswa lebih mendalami teori dan praktek yang diterima di kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan hasil PKL.

(9)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

Berikut merupakan tinjauan umum perusahaan:

Tabel 1.1 Latar Belakang Perusahaan

PT. Bara Jaya Energy dengan luas wilayah 435,50 ha (hektar), secara administrasi termasuk Kelurahan Bukuan dan Bantuas, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur. Sebelah utara di batasi oleh sungai Mahakam, di Timur terdapat sungai Sanga-sanga, di Barat terdapat Wilayah pemukiman Balik Buaya dan Selatan berupa Daerah rawa pertemuan Sungai

Nama

Perusahaan/Pemrakara CV. Berkat Nanda

Jenis Badan Hukum Commanditaire Vennontschap (CV)

Alamat Perusahaan Jl. Bunga Rt. 01, Kel.Bantuas, Kec.Palaran Kota Samarinda

Nomor Telepon 0541 671259 Status Pemodalan PMDN Bidang Usaha dan

Kegiata Pertambangan Batubara

SK Amdal yang disetujui Keputusan Walikota Samarinda No.660/228/HK-KS/IV/2013 Tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Peningkatan Kapasitas Produksi Tambang Batubara CV. Berkat Nanda Terletak Di Kelurahan Bukuan Dan Kelurahan Bantuas Kecamatan Palaran Kota Samarinda

(10)

Banyiur dan Sungai sanga- sanga. Secara geografis, daerah penyelidikan terletak antara 1170 14’ 33’’ sampai dengan 1170 15’ 52’’ bujur timur (BT) dan 000 35’ 18’’ sampai dengan 000 36’ 42’’ Lintang Selatan (LS). Di PT. BJE terbagi beberapa “PIT” dengan luas pit yaitu PIT 1 luasnya 13,7 ha, PIT 2 seluas 8,15 ha, pit 4 dengan luas 9,16 ha, pit 6 dengan luas 3,7 ha, dan pit 7 seluas 52,73 ha. Untuk luas stock file dan workshop 15,60 ha.

CV. Berkat Nanda ,selaku Pemegang lzin Usaha Pertambangan (Pemegang IUP) Operasi Produksi Batubara terletak di (Kelurahan Bukuan dan Bantuas Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Berdasarkan Keputusan Walikota Samarinda Nomor :545 /474/HK-KS/IX/2010 tanggal 8 September 2010, maka sesuai dengan surat dari saudara SUSANTO selaku Direktur CV. Berkat Nanda telah rnengajukan perrnohonan perubahan susunan pengurus perusahaan berdasarkan Turunan Akta Notaris HASAN SALIM, SH, M.Kn Nomor 03 tanggal 13 Januari 2011 tentang Pemasukan, Pengeluaran Para Pesero dan Perubahan Anggaran dasar CV. Berkat Nanda.

A. Manajemen Perusahaan

Jumlah karyawan di CV. Berkat Nanda terdiri dari Direktur, Manager Operasional (Kepala Teknik Tambang), dan enam divisi:

1. Divisi produksi, terdiri dari Supervisor produksi, dan Foreman Produksi.

2. Divis Engineering, terdiri dari Mineplan, Mine Engineering, Survey, dan Geoligi. 3. Divisi PLAN, terdiri dari Alat Berat dan Dump Truck, Logistik, dan Bengkel. 4. Divisi Hauling Shiping, terdiri dari Hauling, dan Pengapalan.

(11)

6. Divisi HSE, terdiri dari Safety, dan Lingkungan Hidup.

B. Lokasi dan Waktu PKL

Kegiatan PKL ini dilaksanakan di PT. Bara Jaya Energy lebih tepatnya Kelurahan Bukuan dan Bantuas, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur yang terhitung sejak 03 Maret sampai 30 April 2014.

Tabel 2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

No. Jenis kegiatan Tanggal

pelaksanaan keterangan Lokasi

1. Aspek Legalitas

Perusahaan 03-08 Maret 2014 Teori Kantor HSE 2.

Survey

Masyarakat Di Sekitar Lokasi Tambang

09 Maret 2014 Observasi Kantor HSE

3. Pembersihan

Lahan 10 Maret 2014 Teori Pit 4 dan Pit 7 4. Mobilisasi

Peralatan 11-13 Maret 2014 Teori

Kantor HSE/safety 5. Observasi Sistem K3 Yang Telah Diterapkan

15 Maret 2014 Teori Kantor HSE

6. Rekrutmen

Tenaga Kerja 20 Maret 2014

Praktek dan Teori Area Tambang 7. Pembangunan Settling Pond (Kolam Penampung) Dan Jumlah Kebutuhannya Dilokasi Tambang 25 Maret 2014 Teori Bukuan, Bantuas, Muara Sanga-Sanga, dan Balik Buaya 8. Pengelolaan Dan Pemntauan Kualitas Air Di Settling Pond(Kolam Penampung)

(12)

Tabel 2.1 Lanjutan

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Pelaksanaan Keterangan Lokasi

9.

Proses

Penambangan Batubara Konvensional

01-15 April 2014 Teori Kantor HSE PT. BJE 10. Observasi Sistem K3 Yang Telah Diterapkan 20-23 April 2014 Teori Permukiman masyarakat Muara Sanga-Sanga 11. Kegiatan Revegetasi

Lahan 25-28 April 2014 Praktek

Kantor HSE PT. BJE 12. Kegiatan Reklamasi

Lahan 29 April 2014 Teori

Area Tambang 13. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) 30 April-03 Mei 2014 Observasi Bantuas, Bukuan, Sanga-sanga, Muara

(13)

lll. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

Hasil praktek kerja lapang yang dilaksanakan di PT. Bara Jaya Energy selama 2 bulan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

No. Jenis kegiatan

Tanggal Pelaksanaan

Hasil yang di

capai Ket. Lokasi

1. Aspek Legalitas Perusahaan 03-08 Maret 2014 Mengetahui isi dokumen di PT. Bara Jaya Energy

Teori Kantor HSE

2. Survey Masyarakat Di Sekitar Lokasi Tambang 09 Maret 2014 Mengetahui letak geografis dan fasilitas di lokasi Tambang

Observasi Kantor HSE

3. Pembersihan Lahan 10 Maret 2014 Mengetahui pembangunan Settling Pond dan Pengelolaan Kualitas Air di Settling Pond

Teori Pit 4 dan Pit 7 4. Mobilisasi Peralatan 11-13 Maret 2014 Mengetahui K3 yang telah diterapkan di PT. BJE Teori Kantor HSE/safety 5. Observasi Sistem K3 Yang Telah Diterapkan 15 Maret 2014 Mengetahui pembersihan lahan di PT. BJE

Teori Kantor HSE

6 Rekrutmen Tenaga Kerja 20 Maret 2014 Mengetahui revegetasi yang telah dilakukan di PT BJE Praktek dan Teori Area Tambang

(14)

Lanjutan tabel 3.1... 7. Pembangunan Settling Pond (Kolam Penampung) Dan Jumlah Kebutuhannya Dilokasi Tambang 25 Maret 2014 Mengetahui kegiatan CSR yang telah di lakukan di PT. BJE Teori Bukuan, Bantuas, Muara Sanga-Sanga, dan Balik Buaya 8. Pengelolaan Dan Pemntauan Kualitas Air Di Settling Pond(Kolam Penampung) 29-30 Maret 2014 Mengetahui kegiatan reklamasi yang telah di lakukan

Teori Kantor HSE

9. Proses Penambangan Batubara Konvensional 01-15 April 2014 Mengetahui surat izin Usaha Pertambangan

Teori Kantor HSE PT. BJE 10. Proses Penambangan Batubara Konvensional 01-15 April 2014 Mengetahui surat izin Usaha Pertambangan

Teori Kantor HSE PT. BJE 11. Kegiatan Revegetasi Lahan 25-28 April 2014 Mengetahui proses Penyusunan Laporan

Praktek Kantor HSE PT. BJE 12. Kegiatan Reklamasi Lahan 29 April 2014 Mengetahui Cara Reklamasi Teori Area Tambang 13. Kegiatan Corporate Social Reszponsibility (CSR) 30 April-03 Mei 2014 Mengetahui Kegiatan CSR Dari PT. BJE Observasi Bantuas, Bukuan, Sanga-sanga, Muara

(15)

A. Persiapan Lahan Tambang Batu Bara

a. Aspek Legalitas Perusahaan

1. Tujuan

Tujuan dari aspek legalitas yaitu mengetahui perizinan usaha tambang dan informasi perizinan di Instansi terkait

2. Dasar Teori`

Aspek legalitas merupakan aspek yang paling sangat penting dan harus ada pada setiap perusahaan khususnya pada PT. Bara Jaya Energy. Aspek legalitas diperoleh setelah Surat Keputusan (SK) IUP dan Sekarang Kuasa Pertambangan (KP) dikeluarkan keputusan oleh Walikota

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk mendapatkan informasi observasi perizinan usaha tambang, perizinan di instansi terkait dan untuk mengetahui sistem manajemen administrasi terkait yaitu dengan SK IUP/KP dan alat tulis.

4. Prosedur Kerja

Berdiskusi dengan pembimbing lapangan tentang aspek legalitas perusahaan PT. Bara Jaya Energy dan Mempelajari SK IUP/KP untuk mendapatkan informasi aspek legalitas Perusahaan.

5. Hasil yang dicapai

Dengan adanya aspek legalitas perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan penambangan batubara selama masih mempunyai SK IUP/KP yaitu ± 3 tahun 5 bulan.

(16)

6. Pembahasan

PT. Bara Jaya Energy merupakan perusahaan pertambangan batubara swasta nasional yang memiliki legalitas KP terdiri dari:

a. Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor :545/474/HK-KS/IX/2010 Tentang Persetujuan Penyesuaian kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Kepada CV. Berkat Nanda.

b. Surat Keputusan Walikota samarinda Nomor : 545/453/DPE-ll.a/IV/2012 Tentang Perihal Perubahan Pengurus CV. Berkat Nanda.

b. Survei Masyarakat Sekitar Tambang

1. Tujuan

Tujuan survei masyarakat di sekitar tambang untuk mengetahui secara langsung kondisi masyarakat dan mengetahui persepsi masyarakat tentang adanya tambang.

2. Dasar Teori

Survei masyarakat adalah suatu kegiatan pengamatan yang bertujuan untuk mengamati aktifitas masyarakat (sosial, ekonomi, kesehatan dan budaya) dalam masyarakat.

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan yaitu alat tulis kerja dan kamera untuk dokumentasi.

4. Prosedur Kerja

(17)

b. Berdiskusi dengan tokoh tentang persepsi masyarakat dengan adanya tambang, menyimpulkan dan menulis hasil diskusi.

5. Hasil yang dicapai

Tabel 4.1 Daftar Kuesioner Survey Masyarakat

No Daftar Kuesioner

1 Bagaimana pendapat Anda ketika tambang batu bara membuka pekerjaan?

2 Apakah Anda mendukung dengan adanya pertambangan batu bara tersebut?

3 Perencanaan apa saja yang akan Anda lakukan jika tambang batu bara sudah tidak ada lagi?

4 Bagaimana perbedaan lokasi sekitar dari tidak adanya tambang batu bara dengan adanya tambang batu bara?

5 Apakah ada kerja sama dari pihak tambang terhadap warga? 6 Apakah ada pembangunan gedung yang ditujukan untuk segala hal

(Serba Guna)?

7 Bagaimana jika kegiatan pertambangan batu bara sudah tidak aktif atau ditutup?

8 Sebelum adanya pertambangan dari Desa Muara, apakah mata pencaharian masyarakat di Desa Muara?

9 Menurut Bapak dengan adanya pertambangan batu bara, apakah mata pencaharian anda terganggu?

10 Menurut Bapak pertambangan batu bara tersebut membantu tidak dalam perekonomian masyarakat sekitar?

Dari observasi kondisi masyarakat sekitar (sosial, ekonomi, kesehatan dan budaya) diketahui cukup baik, mata pencaharian yang ditekuni penduduk diantaranya: Nelayan, pedagang, bengkel. Dimana, roda ekonomi berputar di dalamnya ditambah dengan adanya penambangan di daerah tersebut yang menunjang aktifitas masyarakat. Ekonomi yang membaik mempengaruhi pola hidup sehingga sosial budaya tetap terjaga dan jaminan kesehatan lebih baik. Persepsi positif dari tokoh masyarakat dalam menanggapi kegiatan tambang di daerah tersebut.

(18)

6. Pembahasan

Kondisi masyarakat sekitar dari segi sosial, ekonomi, kesehatan dan budaya dalam keadaan baik yaitu menengah ke atas yang ditunjang dari adanya kegiatan tambang di daerah tersebut, dan masyarakat menyambut positif dari keberadaan tambang. Pencapaian ini karena adanya hubungan yang terjalin baik antara masyarakat dan perusahaan.

B. Tahapan Konstruksi Pertambangan Batu Bara

a. Pembersihan Lahan

1) Tujuan

Tujuan dari pembersihan lahan yaitu untuk mengetahui alat berat dan peralatan apa saja yang digunakan pada proses pembersihan lahan, mengetahui proses penimbunan hasil pembersihan lahan, mengetahui pemantauan dampak lingkungan dari proses pembersihan lahan.

2) Dasar teori

Pembersihan lahan merupakan pembersihan permukaan tanah dengan cara membuang tumbuhan sebagai langkah permulaan sebelum pengupasan lapisan penutup batubara. Pembersihan lahan dilakukan pada setiap lokasi yang akan dilakukan penambangan dengan melakukan terlebih dahulu pengukuran topografi. Peralatan yang digunakan dalam pembersihan lahan yaitu Total Station (TS) yang berfungsi sebagai pengukuran topografi lokasi, sedangkan alat yang digunakan adalah Bulldozer dan Excavator dimana keduanya berfungsi untuk membersihkan tumbuhan semak belukar, pepohonan dan lain-lain.

(19)

Dampak yang timbul dari pembersihan lahan adalah erosi, sedimentasi dan terjadinya aliran permukaan (run off) karena telah berubahnya catchment area akibat pembersihan lahan. Dampak tersebut akan dirasakan oleh

masyarakat sekitar tambang dan untuk meminimalisir dampak yang akan terjadi maka dibuatlah suatu metode yaitu pembuatan saluran aliran air, pembuatan settling pond dan normalisasi saluran air. Dampak dan penanggulangannya akan dipantau secara berkala sesuai dengan kondisi dilokasi.

3) Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada proses pembersihan lahan yaitu Excavator 200, 400, Dozer D31E (kecil) Dozer D9R (besar) dan peralatan yang digunakan yaitu Total Station (TS).

4) Prosedur Kerja

a) Berdiskusi dan mengamati proses pembersihan, penimbunan hasil pembersihan lahan dan pemantauan dampak lingkungan dari proses pembersihan lahan dengan pembimbing lapangan

b) Melakukan survei terlebih dahulu menggunakan TS yang berfungsi untuk pengukuran topograpi lokasi.

c) membersihkan tumbuhan, Rawa-rawa dan pepohonan mengunakan Bulldozer dan Excavator.

5) Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari proses pembersihan lahan adalah menjadi bersihnya lahan dari semak belukar, pepohonan, Rawa dan lain-lain.

(20)

6) Pembahasan

Pembersihan lahan merupakan langkah awal pada tahap konstruksi pertambangan batubara yang dimaksudkan untuk membersihkan lahan yang akan ditambang sehingga akan mempermudah proses penambangan selanjutnya. Hasil pembersihan lahan akan ditimbun pada Disposal atau batas pit selanjutnya akan dipantau dampak yang timbul dari proses pembersihan lahan.

b. Mobilisasi Peralatan

1. Tujuan

Tujuan dari mobilisasi yaitu untuk mendapatkan informasi peralatan-peralatan yang dimobilisasi dan untuk mengetahui jalur mobilisasi/pengangkutan.

2. Dasar Teori

Mobilisasi adalah pekerjaan untuk menyiapkan sumber daya yang akan digunakan di lapangan, untuk mendukung kelancaran pelaksanaan. Jalur mobilisasi sebaiknya dipisahkan dengan jalur umum untuk menghindari kemacetan, tingkat kecelakaan, kerusakan jalan umum dan aktifitas lainya. 3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk menulis data yang diperoleh dari hasil diskusi yaitu alat tulis kerja (ATK).

4. Prosedur kerja

Berdiskusi dengan pembimbing lapangan tentang mobilisasi peralatan yang ada di PT. Bara Jaya Energy.

(21)

5. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari mobilisasi adalah tersedianya peralatan yang dibutuhkan di lokasi tambang.

6. Pembahasan

Peralatan yang dimobilisasi dan fungsinya di PT. Bara Jaya Energy adalah sebagai berikut:

a. Articulate (AT) adalah digunakan untuk pengangkutan lumpur

b. Bulldozer merupakan digunakan untuk meratakan atau menatah lahan c. Dump Truck (DT) digunakan untuk Hauling atau pengangkutan batu bara

dari Pit Aktif ke StockPile.

d. Excavator digunakan untuk mengeruk lahan atau mengali lahan e. Grader digunakan untuk menatah lahan atau meratakan lahan

f. LV Unit (Leight Vehicle) digunakan untuk sarana aktivitas di tambang yang dibutuhkan

Kegiatan mobilisasi di PT. Bara Jaya Energy berada jauh dari masyarakat. Hal ini tidak memberikan dampak dari kegiatan Mobilisasi terhadap masyarakat yang ada di sekitar lokasi tambang,

c. Rekrutmen Tenaga Kerja

1. Tujuan

Tujuan dari rekrutmen tenaga kerja yaitu untuk mengetahui kualifikasi tenaga kerja, untuk mengetahui posisi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan untuk mengetahui dampak sosial yang terjadi dari proses rekrutmen tenaga kerja di PT. Bara Jaya Energy.

(22)

2. Dasar Teori

Pengelolaan sumber daya manusia adalah program yang saling berkait dari mulai proses penarikan (rekrutmen) calon karyawan hingga adanya proses peningkatan prestasi kerja karyawan yang dilaksanakan secara berkala ( waktu tertentu ).

Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi merupakan tugas yang sangat penting dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan perusahaan sangat tergantung pada bagaimana prosedur rekrutmen dan seleksi dilaksanakan.

Sedangkan untuk dampak sosial yang terjadi dari proses rekrutmen yaitu:

a. Menciptakan lapangan pekerjaan

b. Meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar tambang c. Mengurangi pengangguran

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam proses rekrutmen tenaga kerja mengunakan alat tulis kerja untuk mendata dari perekrutan tenaga kerja. 4. Prosedur Kerja

a. berdiskusi dengan pembimbing lapangan tentang rekrutmen tenaga kerja b. mempelajari data dari kepala HRD tentang rekrutmen tenaga kerja.

(23)

5. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari proses rekrutmen tenaga kerja (man power) yaitu 70 persen (%) untuk rekrutmen tenaga kerja lokal dan sedangkan 30 persen (%) untuk tenaga kerja non lokal.

6. Pembahasan

Pendataan Jumlah tenaga kerja di PT. Bara Jaya Energy untuk tenaga kerja lokal berjumlah 581 orang sedangkan jumlah tenaga kerja non lokal sebanyak 54 orang itu pada tahun 2014. Jumlah tenaga kerja laki-laki sebanyak 600 orang sedangkan tenaga kerja perempuan adalah sebanyak 35 orang dan untuk jumlah keseluruhan tenaga kerja di PT. Bara Jaya Energy adalah 635 orang.

d. Observasi Sistem K3 yang telah diTerapkan

1. Tujuan

Tujuan pemantauan ini adalah untuk mengetahui sistem K3 yang telah diterapkan di PT. Bara Jaya Energy.

2. Dasar teori

Pada dasarnya sistem K3 diterapkan atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya

(24)

perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.Namun patut disayangkan tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan bagaiman mengimplementasikannya dalam lingkungan perusahaan.Dalam tulisan sederhana ini penulis mencoba mengambarkan arti pentingnya K3 dan akibat hukum apabila tidak dilaksanakan.(Rasdiani Anida,

2013)

3. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam observasi sistem K3 yang diterapkan adalah alat tulis dan Dokumen K3 di PT. Bara Jaya Energy.

4. Prosedur kerja

a. Berdiskusi dengan kepala bagian Safety/HSE b. Mempelajari Dokumen K3

c. Dan melakukan Observasi K3 yang telah diterapkan di PT. Bara Jaya Energy

5. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari observasi K3 yang ada di PT. Bara Jaya Energy adalah sebagai berikut:

a. Safety Talk Kegiatan ini rutin dilakukan setiap satu minggu sekali secara bergilir per Depertemen yang diikuti oleh seluruh bagian operasional dilapangan dengan berbagai topik pembicaraan menyangkut kasus-kasus kecelakaan kerja baik diluar maupun di dalam lingkungan perusahaan. Materi safety talk secara bergantian dilaksanakan oleh tiap-tiap bagian dengan berbagai topik permasalahan yang berbeda-beda sesuai dengan

(25)

sifat dan kondisi atau pengalaman yang dilokasi kerja, materi yang disampaikan antara lain : Kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman, potensi bahaya pada tiap-tiap pekerjaan, kewajiban untuk menggunakan Alat Pelindung Diri, penggunaan safety belt pada semua unit pada lokasi tambang serta penggunaan APAR atau tips-tips kesehatan menarik lainnya. Memantau kondisi tidak aman dan tindakan yang tidak aman di area tambang khususnya di PT. Bara Jaya Energy (BJE).

b. Memberlakuan penggunaan SIM pada Operator dan mengunakan alat pelindung diri pada masing masing karyawan

c. Alat pelindung diri (APD) yang di gunakan di PT. BJE seperti helm, rompi, sepatu safety, kacamata, dan masker

d. Menerapkan Rambu-rambu pada area tambang

e. Menggunakan alat pemadam api seperti APAR, dan Hydrant

f. Seluruh aktifitas pekerjaan yang ada memiliki Standard Operating Prosedure (SOP) agar dapat terhindar dari resiko bahaya, SOP dibuat oleh masing-masing departemen karena memiliki pekerjaan dan tingkat resiko yang berbeda-beda. SOP ini berisikan Standard Prosedur pekerjaan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dan untuk memberikan rasa aman dalam bekerja. SOP-SOP yang dibuat oleh masing-masing departemen telah direvisi, untuk bulan Januari SOP yang direvisi yaitu SOP Logistik tentang cara penanganan apabila terjadi ceceran solar pada saat pengisian.

(26)

6. Pembahasan

Bahwa sistem K3 yang dilaksanakan di PT. Bara Jaya Energy yaitu Melakukan inspeksi k3 di area Tambang yang telah diterapkan, Melakukan Pemantauan K3 dan APD pada karyawan/tenaga kerja di area Tambang, Tindakan perbaikan/menukar APD yang tidak layak digunakan lagi dan pencegahan perbaikan terhadap jalan yang mengalami amblas/licin.

e. Pembangunan Settling Pond (kolam Penampung) dan Jumlah kebutuhannya di Lokasi Tambang

1. Tujuan

Mengetahui pembangunan Settling Pond (SP) dan Jumlah kebutuhan di Lokasi Tambang di PT. Bara Jaya Energy

2. Dasar Teori

Settling Pond merupakan instalasi pengelolaan Air Asam Tambang (AAT) dengan proses kimia.

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan alat tulis, kamera, dan Dokumen Triwulan HSE

4. Prosedur kerja

a. Melakukan diskusi dengan pembimbing Lapangan b. Mempelajari dokumen Triwulan

c. Melakukan Observasi ke Tempat Settling Pond 5. Hasil yang dicapai

Hasil dari Observasi di lapangan bahwa pembangunan Settling Pond yang ada di PT. Bara Jaya Energy yaitu:

(27)

a. Settling Pond 1a (Sebelah Selatan Stockpile) Settling pond 1a bertujuan untuk mengelola air asam tambang yang berasal dari drainase aliran air run off dari sebelah barat, timur dan selatan stockpile

b. Settling Pond 1b (Sebelah Utara Stockpile) Settling pond 1b bertujuan untuk mengelola air asam tambang yang berasal dari drainase aliran air run off dari sebelah utara stockpile

c. Settling Pond 2 (Sebelah Selatan Kantor GPTR) Settling pond 2 bertujuan untuk mengelola air asam tambang yang berasal dari drainase aliran run off dari workshop dan sekitarnya

d. Settling Pond 3 (Sebelah Utara Pit 4) Settling pond 3 bertujuan untuk mengelola air asam tambang yang berasal dari drainase aliran run off dari inpit dump pit 1 dan sekitarnya.

e. Settling Pond 4 (Sebelah Timur Pit 7) Settling pond 4 bertujuan untuk mengelola air asam tambang yang berasal dari pit aktif (pit 7).

f. Settling Pond 5 (Sebelah Barat Waste Dump 5) Settling pond 5 bertujuan untuk mengelola air asam tambang yang berasal dari drainase aliran run off dari waste dump 4.

g. Settling Pond 6 (Sebelah Barat Pit 7) Settling pond 6 bertujuan untuk mengelola air asam tambang yang berasal dari pit aktif (pit 7).

6. Pembahasan

Dan untuk jumlah kebutuhan dilokasi tambang disesuaikan dengan luas Wilayah PT. Bara Jaya Energy, membangun Settling Pond di area titik Air Run

(28)

Off terjadi, dan tergantung letak geografis Tambang. Hal ini merupakan sangat menentukan keberhasilan untuk mengurangi dampak dari kegiatan tambang.

f. Pengelolaan dan Pemantauan Kualitas Air di Settling Pond

1. Tujuan

Mengamati pengelolaan kualitas air di Settling Pond 2. Dasar Teori

Pengelolaan air dilaksanakan terhadap semua kolam pengelolaan air asam tambang (settling pond).Sampai triwulan IV Tahun 2013 CV. Berkat Nanda memiliki 7 instalasi pengelolaan air settling pond dengan pengelolaan terhadap air asam tambang dan tingkat kekeruhan air sehingga air yang dialirkan ke luar area tambang dapat memenuhi baku mutu air .

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pengelolaan kualitas air di Settling Pond adalah sebagai berikut:

a. Kertas Lakmus b. pH meter c. Pengaris

d. Kapur dolomit (hydrated lime) e. Kapur Bongkah (Burned Lime) f. Drum (yang sudah didesain) 4. Prosedur Kerja

a. Mendiskusikan dengan pembimbing lapangan b. Mempelajari dokumen Triwulan HSE

(29)

c. Melakukan observasi lapangan 5. Hasil yang dicapai

Apabila terjadi air asam tambang yang berasal dari teroksidasinya pyrit dari material overburden maupun batubara, maka dinetralkan dengan pemberian kapur (hydrated lime) di lokasi settling pond. Pemberian kapur dilaksanakan secara rutin selama dilakukan pemompaan air dari tambang. Hal ini dilakukan agar pH air yang masuk ke perairan umum dapat normal sesuai baku mutu. Metode pemberian kapur yang digunakan adalah dengan sistem tabur dan sistem ditampung dalam drum yang sudah didesain sedemikian rupa, kemudian serbuk kapur dimasukan di dalamnya. Tidak terdapat permasalahan kekeruhan air pada outlet settling pond.

6. Pembahasan

Hasil yang dicapai Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No.2 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air maka CV. Berkat Nanda melakukan pengelolaan air agar sesuai baku mutu.

C. Tahap Operasi Pertambangan Batu Bara

a. Proses Penambangan Batu Bara Konvensional

1. Tujuan

Tujuan dari proses penambangan batubara konvensional yaitu untuk mengetahui proses pengerukan dan penimbunan tanah pucuk (top soil), untuk mengetahui proses pengerukan dan penimbunan tanah penutup dan untuk mengetahui proses pengerukan batubara.

(30)

2. Dasar Teori

Pengupasan tanah penutup (stripping) merupakan serangkaian dari proses penambangan, stripping dilakukan setelah land clearing yaitu kegiatan pengupasan tanah penutup yang dimaksudkan untuk membuang tanah penutup agar batubara mudah ditambang. Tanah penutup tersebut terdiri dari top soil dan subsoil, top soil yaitu tanah yang terdapat pada bagian atas yang

banyak mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman sebagai zona perakaran sedangkan sub soil yaitu tanah penutup yang kurang/tidak mengandung unsur hara yang dapat berupa batuan. Pengupasan tanah pucuk dilakukan sampai kedalaman 30 cm dari permukaan tanah, pengupasan tanah pucuk menggunakan (SUPRAYITNO, 2012):

a. Bulldozer,digunakan untuk mendorong/mengumpulkan dan meratakan tanah pucuk.

b. Excavator, digunakan untuk pemuatan tanah pucuk ke Dump truck.

c. Dump truck,digunakan untuk melakukan pengangkutan tanah pucuk.

d. Tanah pucuk dipisah penempatanya yang mudah dijangkau yang bertujuan agar tanah pucuk tidak tercampur dengan tanah penutup, karena tanah pucuk akan digunakan sebagai reklamasi. Apabila pada saat pengupasan tanah pucuk terdapat mine out yang sudah di back filling maka tanah pucuk langsung ditebar dilokasi tersebut tanpa dilakukan penimbunan sementara. Pengupasan tanah penutup setelah proses stripping selesai, pengerukan tanah penutup menggunakan Excavator, ADT, Dozer dengan metode sebagai berikut:

(31)

e. Back filling digging method, yaitu tanah penutup dibuang ke tempat yang batubaranya sudah diambil.

f. Benching system, yaitu pengupasan tanah penutup dengan jenjang (benching) yang kemiringanya sudah ditentukan untuk meminimalisir terjadinya longsor.

3. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam proses pengerukan dan penimbunan tanah penutup dan tanah pucuk yaitu Dozer, Excavator, Dump truck dan laporan triwulan, sedangkan proses pengerukan batubara mengunakan Excavator PC 200 dan Dump truck.

4. Prosedur Kerja

Prosedur pengerukan dan penimbunan tanah penutup (top soil). a. Mengeruk dan memuat ke Dump truck menggunakan Excavator. b. Pengangkutan tanah penutup menggunakan Dump truck.

c. Prosedur pengerukan batubara.

d. Mengeruk dan memuat batubara kedalam Dump truck. e. Mengangkut batubara menuju ke stockpile.

5. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari pengerukan, pengangkutan, penimbunan tanah penutup yaitu memudahkan dalam melakukan pengerukan batubara. Pengerukan batubara menggunakan Excavator PC200 dan Dump truck untuk diangkut menuju stockpile.

(32)

6. Pembahasan

Sebelum proses pengerukan batubara tanah penutup akan dikupas menggunakan Excavator PC200 dan Bulldozer D85. Tanah penutup akan ditempatkan tersendiri di Disposal yang bertujuan untuk memisahkan top soil dan tanah penutup sesuai peruntukanya, top soil yang mengandung unsur hara sangat baik untuk pertumbuhan tanaman (revegetasi) sedangkantanah penutupakan ditimbun dan diratakan (reklamasi). Setelah pengerukan tanah penutup batubara dapat dikeruk.

b. Observasi Sistem K3 yang telah diTerapkan

1. Tujuan

Tujuan pemantauan ini adalah untuk mengetahui sistem K3 yang telah diterapkan di PT. Bara Jaya Energy.

2. Dasar teori

Pada dasarnya sistem K3 diterapkan atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.Namun patut disayangkan tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan bagaiman mengimplementasikannya dalam lingkungan

(33)

perusahaan.Dalam tulisan sederhana ini penulis mencoba mengambarkan arti pentingnya K3 dan akibat hukum apabila tidak dilaksanakan.(Rasdiani Anida,

2013)

3. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam observasi sistem K3 yang diterapkan adalah alat tulis dan Dokumen K3 di PT. Bara Jaya Energy.

4. Prosedur kerja

a. Berdiskusi dengan kepala bagian Safety/HSE b. Mempelajari Dokumen K3

c. Dan melakukan Observasi K3 yang telah diterapkan di PT. Bara Jaya Energy

5. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari observasi K3 yang ada di PT. Bara Jaya Energy adalah sebagai berikut:

a. Safety Talk Kegiatan ini rutin dilakukan setiap satu minggu sekali secara bergilir per Depertemen yang diikuti oleh seluruh bagian operasional dilapangan dengan berbagai topik pembicaraan menyangkut kasus-kasus kecelakaan kerja baik diluar maupun di dalam lingkungan perusahaan. Materi safety talk secara bergantian dilaksanakan oleh tiap-tiap bagian dengan berbagai topik permasalahan yang berbeda-beda sesuai dengan sifat dan kondisi atau pengalaman yang dilokasi kerja, materi yang disampaikan antara lain : Kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman, potensi bahaya pada tiap-tiap pekerjaan, kewajiban untuk menggunakan

(34)

Alat Pelindung Diri, penggunaan safety belt pada semua unit pada lokasi tambang serta penggunaan APAR atau tips-tips kesehatan menarik lainnya. Memantau kondisi tidak aman dan tindakan yang tidak aman di area tambang khususnya di PT. Bara Jaya Energy (BJE).

b. Memberlakuan penggunaan SIM pada Operator dan mengunakan alat pelindung diri pada masing masing karyawan

c. Alat pelindung diri (APD) yang di gunakan di PT. BJE seperti helm, rompi, sepatu safety, kacamata, dan masker

d. Menerapkan Rambu-rambu pada area tambang

e. Menggunakan alat pemadam api seperti APAR, dan Hydrant

f. Seluruh aktifitas pekerjaan yang ada memiliki Standard Operating Prosedure (SOP) agar dapat terhindar dari resiko bahaya, SOP dibuat oleh masing-masing departemen karena memiliki pekerjaan dan tingkat resiko yang berbeda-beda. SOP ini berisikan Standard Prosedur pekerjaan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dan untuk memberikan rasa aman dalam bekerja. SOP-SOP yang dibuat oleh masing-masing departemen telah direvisi, untuk bulan Januari SOP yang direvisi yaitu SOP Logistik tentang cara penanganan apabila terjadi ceceran solar pada saat pengisian.

6. Pembahasan

Bahwa sistem K3 yang dilaksanakan di PT. Bara Jaya Energy yaitu Melakukan inspeksi k3 di area Tambang yang telah diterapkan, Melakukan Pemantauan K3 dan APD pada karyawan/tenaga kerja di area Tambang,

(35)

Tindakan perbaikan/menukar APD yang tidak layak digunakan lagi dan pencegahan perbaikan terhadap jalan yang mengalami amblas/licin.

D. Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batu Bara

a. Kegiatan Revegetasi Lahan

1. Tujuan

Untuk mengetahui kegiatan revegetasi yang telah dilakukan di PT. Bara Jaya Energy.

2. Dasar Teori

Setiadi (1999), mendefinisikan revegetasi sebagai suatu usaha

manusia untuk memulihkan lahan kritis di luar kawasan hutan dengan maksud agar lahan tersebut dapat kembali berfungsi secara normal.

3. Alat dan Bahan

Berikut merupakan Tabel daftar peralatan dan Bahan yang diperlukan untuk kegiatan Revegetasi:

Tabel 5.1Daftar Alat Untuk Revegetasi

No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan 1 Cangkul 9 Baik Beserta gagang 2 Parang 4 Baik 3 Gergaji 2 Baik 4 Dodos 3 Baik 5 Kapak 1 Baik 6 Hammer 1 Baik 7 Angkong 2 50% 1 unit 40 %

8 Timbangan 1 Baik Untuk mengukur dosis pupuk 9 Ember 3 Baik

10 Drum 5 Baik 11 Cetok 2 Baik

(36)

Tabel 5.1 Lanjutan

12 Mesin pompa 1 Baik

13 Sprayer 2 Baik Untuk Insektisida dan Herbisida 14 Pahat 2 Baik

15 Ban Angkong 1 Baik Luar dan dalam 16 Gunting Stek 4 Baik

17 Gembor 3 Baik 18 Meteran 1 Baik 19 Kamera 1 Baik

20 Tandon Air 2 Baik Kapasitas 1200 ltr

21 Tali tambang 100 mtr Baik Untuk pemancangan 22 Terpal 4 Baik Penutup pupuk

23 Selang 50 mtr Baik Penyiraman 24 Linggis 1 Baik

25 White Board 1 Baik Monitoring harian 26 Hand Sprayer 2 Baik

27 Sapu 2 Baik Yang lama telah rusak 28 Takaran pupuk 11 Baik 1 pecah

(37)

Tabel 5.3 Daftar Bahan Untuk Revegetasi No Jenis Jumlah Total 57,051 1 Gamal 690 2 Karet 1,010 3 Lamtoro 10,583 4 Sengon 6,447 5 SengonButo 6 Seruni 31,824 7 SonoKeling - 8 Sungkai 97 9 Trembesi 5,254 10 Buah Naga - 11 Kasturi 12 12 Mangga Queen 15 13 Matoa 4 14 Rambutan 131 15 Lai 81 16 Cendana 30 4. Prosedur kerja

a. Mendiskusikan kepada pembimbing lapangan b. Mempelajari Dokumen Laporan Nursery

c. Mendata tanaman yang digunakan untuk cover crop dan tanaman yang digunakan untuk kegiatan revegetasi

d. Pembuatan Bedengan (Nursery) e. Pengisian polybag

f. Pembibitan

g. Penanaman dan penyulaman h. Penanaman Kacang

(38)

i. Pemupukan 5. Hasil yang dicapai

Lahan bekas tambang dipulihkan kembali dengan revegatasi, diharapkan dapat memperbaiki dan meminimalisir dampak lingkungan.

6. Pembahasan

SelamabulanFebruari tahun 2014, penanaman dilakukan pada area WD 6 yaitu Tanaman Keras sebanyak 240 Pohon dan tanaman buah sebanyak 20 pohon dan cover crop berupa tanaman seruni sebanyak 1.420 Bibit sebagai berikut :

Tabel 6.1 Penanaman dan Penyulaman selama bulan Februari 2014

No Jenis Jumlah Lokasi Luas Keterangan 1. Karet 150 PIT 4 0.24 ha Penanaman di

lereng 2. Sengon 5 Pos 5 Baru

-

Penanaman di lereng

3. Sengon

Buto - -

4. Seruni 1.420 Genset Lama - Penyulaman 5. Trembesi 85 Mess Staff &

Crusher 0.14 ha

Penanaman di lereng

6. Mangga

Queen 10 Genset Baru -

Penyulaman 7. Rambutan 5 Genset Baru - Penyulaman 8. Lai 5 Genset Baru - Penyulaman

(39)

b. Kegiatan Reklamasi Lahan

1. Tujuan

Tujuan dari reklamasi yaitu untuk mendapatkan informasi lahan yang telah di reklamasi

2. Dasar Teori

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan batu bara, agar dapat berfungsi dan berdayaguna sesuai peruntukannya.Reklamasi bertujuan meningkatkan ketaatan dari pemegang IUP tahap eksploitasi/operasi produksi dalam melaksanakan reklamasi lahan bekas tambang, sesuai dengan rencana yang disetujui oleh pejabat yang berwenang.

3. Alat dan Bahan

Untuk mendapatkan informasi lahan yang telah direklamasi dan mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan kolam/lubang sisa tambang yaitu dokumen RKTTL.

4. Prosedur kerja

a. Berdiskusi dengan pembimbing lapangan tentang kegiatan Reklamasi lahan

b. Mempelajari Dokumen RKTTL (Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan)

5. Hasil yang dicapai

Pelaksanaan reklamasi berupa backfilling sudah dimulai pada triwulan ke empat tahun 2009 pada PIT 1 dengan luasan ± 15,68 Ha, PIT 2 seluas ±

(40)

8,97 Ha dan pit 6 seluas ± 15,35 Ha. Sampai Laporan Pelaksanaan Reklamasi ini disusun material backfill di PIT 1, PIT 2 dan PIT 6 telah mencapai 7.638.150,65 BCM yang berasal dari PIT 6 dan PIT 7. Direncanakan reklamasi terus berlanjut pada setiap PIT yang sudah selesai ditambang dan area disposal yang sudah final di timbun. Dimana pada PIT yang sudah mined out langsung dilakukan reklamasi.

6. Pembahasan

Sasaran dari pelaksanaan reklamasi adalah menciptakan lahan bekas tambang yang stabil, aman dari erosi serta dapat dipergunakan secara produktif dengan memperhatikan nilai estetika alam itu sendiri sehingga tercipta konsep Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan.

c. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui informasi tentang kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh PT. Bara Jaya Energy.

2. Dasar Teori

Perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya dengan menghasilkan produk yang berorientasi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. (Johnson, 2006)

3. Alat dan bahan

Untuk alat dan bahan yang diperlukan mengunakan alat tulis dan mempelajari dokumen CSR.

(41)

4. Prosedur kerja

Berdiskusi dengan dengan pembimbing tentang kegiatan yang telah dilakukan oleh PT. Bara Jaya Energy dan melakukan observasi ketempat lokasi program CSR yang telah dilakukan.

5. Hasil yang dicapai

Tabel 7.1 Daftar Kuesioner CSR

No Daftar Kuesioner

1 Bantuan CSR apa saja yang telah diterapkan?

2 Dimana saja lokasi bantuan CSR yang telah dilakukan?

3 Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap bantuan dari CSR? 4 Dalam bentuk apa bantuan yang telah diterpkan dari program CSR? 5 Apa tujuan dari bantuan program CSR?

Hasil program yang telah dilakukan olek PT. Bara Jaya Energy untuk wilayah Kelurahan Muara Sanga-Sanga dengan memberikan bantuan sebuah satu buah unit mobil Ambulance, pemasangan Gorong-gorong, pengadaan tong sampah, satu buah unit motor untuk pengangkutan sampah dan perbaikan Pos Yandu. Pada wilayah Kelurahan Bantuas dibangun sebuah Gedung Serbaguna, selain itu terdapat tempat olahraga, Taman Kanak-kanak, Koperasi dan lain-lain. Untuk Kelurahan Bukuan PT. BJE telah memberikan Bantuan Dana atau pembelian material laterite untuk perbaikan jalan di RT. 43 Kampung Baru dengan dana yang telah dikeluarkan sebesar Rp. 5.000.000,- dan untuk di RT. 44 Kampung Balik Buaya Kelurahan Bukuan dengan bantuan dana untuk pembelian material laterite untuk perbaikan jalan dengan dana sebesar Rp.2.000.000,-.

(42)

6. Pembahasan

Pada program CSR yang telah dilakukan oleh PT. Bara Jaya Energy merupakan rencana untuk meningkatkan sumber daya manusia, meningkatkan kemakmuran, sosial, budaya dan kesejahteraan masyarakat. dengan adanya program CSR, perusahan dapat perduli terhadap masyarakat yang ada di sekitar tambang.

(43)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Praktek kerja lapang (PKL) merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada semester akhir yang bertujuan untuk pembekalan keterampilan dimasa akan datang. Dari PKL yang dilaksanakan di PT. Bara Jaya Energy terhitung sejak 3 Mei sampai 30 April 2014 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dengan adanya PKL ini mahasiswa dapat memahami proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan di sektor pertambangan batubara.

2. Mahasiswa dapat lebih mendalami teori yang diberikan selama dibangku perkuliahan dengan PKL.

B. Saran

Praktek kerja Lapangan merupakan praktek yang wajib untuk dilaksanakan bagi mahasiswa semester akhir untuk Deploma tiga (D3). Praktik dilaksanakan agar mahasiswa mendapat ilmu Pengetahuan dan juga pengalaman di dunia pekerjaan setelah lulus nanti. Untuk itu, saya berharap dengan adanya laporan ini dapat dijadikan pedoman kepada mahasiswa yang suatu hari akan melakukan Praktek kerja Lapangan dan semoga laporan ini bermanfaat untuk semua masyarakat.

(44)

Anonim.2012. SuratKeputusanIzin Usaha Pertambangan (IUP). CV. Berkat Nanda Anonim. 2012. LaporanTriwulanBagianIV. CV. Berkat Nanda. Samarinda.

Anonim. 2013.DokumenRencanapengelolaanLingkungan (RKL). CV. Berkat

Nanda.Samarinda.

Anonim.2013. DokumenRencanaKerjaTahunanTeknis&Lingkungan (RKTTL). CV.

Berkat Nanda. Samarinda.

Anonim. 2013. Laporan Triwulan Bagian II Tentang Pembersihan Lahan Johnson.2006. Corporate Social Responsibility (CSR)

Setiadi.1999. Reklamasi Dan Revegetasi

(http://bangazul.com/reklamasi-dan-revegetasi-tambang-atau-mine-reclamation-revegetation/)

(45)

No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan 1 Cangkul 9 Baik Beserta gagang 2 Parang 4 Baik 3 Gergaji 2 Baik 4 Dodos 3 Baik 5 Kapak 1 Baik 6 Hammer 1 Baik 7 Angkong 2 50% 1 unit 40 %

8 Timbangan 1 Baik Untuk mengukur dosis pupuk 9 Ember 3 Baik

10 Drum 5 Baik 11 Cetok 2 Baik 12 Mesin pompa 1 Baik

13 Sprayer 2 Baik Untuk Insektisida dan Herbisida 14 Pahat 2 Baik

15 Ban Angkong 1 Baik Luar dan dalam 16 Gunting Stek 4 Baik

17 Gembor 3 Baik 18 Meteran 1 Baik 19 Kamera 1 Baik

20 Tandon Air 2 Baik Kapasitas 1200 ltr 21 Tali tambang 100 mtr Baik Untuk pemancangan 22 Terpal 4 Baik Penutup pupuk 23 Selang 50 mtr Baik Penyiraman 24 Linggis 1 Baik

25 White Board 1 Baik Monitoring harian 26 Hand Sprayer 2 Baik

27 Sapu 2 Baik Yang lama telah rusak 28 Takaran pupuk 11 Baik 1 pecah

(46)

39

2 TSP 10 10 5,500

3 Pupuk Organik 338 400 357 381 15,000 5,355,000

4 Mop 5 5 Habis

5 NPK 1 1 450,000

6 Rock Phospat 135 1 134 Sak 2,300 2,300 Campuran kacangan

7 Dolomit 200 200 Sak Kemasan 50 kg

8 Kacang Pj 22 22 Sak 165,000 Penanaman di WD 4 dan PIT 1

9 Bibit Akasia

mangium 20 20 Kg 120,000

10 Polybag 25 1000 25 1000 Kg 21,000 525,000 Ukuran 9x16 dan 20x40 cm untuk karet

11 Decis 0 0 68,000 Habis

12 Sarlon 0 0 70,000 Habis

13 Furaden 0 0 17,000 Habis

14 Bibit kangkung 10 5 5 Kg Terima bulan Desember 2013

15 Bibit lamtoro 15 15 Kg 25,000

16 Bibit Sengon buto 15 15 Kg 32,000

17 Round Up 0 0 Btl 63,000 Kemasan 1 Ltr

18 Gramoxone 0 0 Habis

19 Pegasus 3 3 Btl 53000 Kemasan 80 ml

20 Cat minyak 0 0 Kaleng 41,000 Pengecetan gudang nursery dan plang tanam

(47)

No Jenis Jumlah Total 57,051 1 Gamal 690 2 Karet 1,010 3 Lamtoro 10,583 4 Sengon 6,447 5 Sengon Buto 6 Seruni 31,824 7 Sono Keling - 8 Sungkai 97 9 Trembesi 5,254 10 Buah Naga - 11 Kasturi 12 12 Mangga Queen 15 13 Matoa 4 14 Rambutan 131 15 Lai 81 16 Cendana 30

(48)

Longitude

Latitude

….

o

…. '

…. "

BT

….

o

…. '

…. "

LU/LS

1 117 15 06 BT

00 35 18 LS

2 117 15 52 BT

00 35 18 LS

3 117 15 52 BT

00 35 39 LS

4 117 15 44 BT

00 35 39 LS

5 117 15 44 BT

00 35 59 LS

6 117 15 29 BT

00 35 59 LS

7 117 15 29 BT

00 36 42 LS

8 117 14 50 BT

00 36 42 LS

9 117 14 50 BT

00 36 13 LS

10 117 14 33 BT

00 36 13 LS

11 117 14 33 BT

00 35 31 LS

12 117 15 06 BT

00 35 31 LS

(49)

41

Gambar 1: StrukturOrganisasi CV. Berkat Nanda

Direktur

Manager Operasional Kepala Teknik Tambang

PRODUKSI ENGINEERING PLAN HAULING

SHIPING HRGA HSPA 1. Superpesor produksi 2. Formen produksi 1. Mineplan 2. Mine engineering 3. Survey 4. Geologi

1. Alat Berat dan Dump Truk 2. Logistik 3. Bengkel 1. Haouling 2. Pengapalan 1. Administrasi 2. Keuangan 3. HRD 4. Humas 5. Comdev 1. Safety 2. Lingkungan Hidup

(50)

Gambar 2: kondisi tambang batu bara

(51)

Gambar 4: Proses pengambilan soil dan penghamparan soil

Gambar 5: Proses dumping top soil di disposal

Proses dumping top soil di disposal

(52)

Gambar 6: Pengupasan Overburden

(53)

Gambar 8: Monitoring pemantauan dan pengelolaan air limbah

Gambar 9:

Bagan Alur Proses Pengolahan Batubara

ROM STOCKPILE HOPPER PRIMARY DOUBLE ROLL CRUSHER VIBRATING SCREEN (SINGLE DECK) SECONDARY DOUBLE ROLL CRUSHER CC STOCKPILE

(54)

Gambar 10: Safety Talk

(55)

Gambar 13: Rumah pembibitan di nursery Gambar 12: Inspeksi Apar dan Simper simpol

(56)

Gambar 14: Pengelolaan dan pemantauan kualitas udara

(57)

Gambar 16: Bantuan dana CSR berupa gedung serbaguna

(58)

Gambar

Tabel 1.1 Latar Belakang Perusahaan
Tabel 2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Tabel 2.1 Lanjutan
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan  No.  Jenis  kegiatan  Tanggal  Pelaksanaan Hasil yang di capai  Ket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setiap data dan operasi yang berkaitan dijadikan satu dalam sebuah kelas, sehingga data yang berkaitan tidak tersebar dan mudah ditemukan, karena diasosiasikan dengan suatu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1) Pembelajaran dengan media pembelajaran Chemscool dan lembar

Hal ini dapat memberikan keupayaan kepada murid untuk melakukan sesuatu yang baru bagi mereka dari segi konsep dan pengetahuan sedia ada yang mana pada masa yang sama,

Merupakan basic tools yang digunakan khusus untuk mengarahkan perkembangan potensi siswa sesuai dengan minat dan bakat yang siswa/ mahasiswa

untuk memperlihatkan informasi asi langsung atau pesan-pesan yang tersembunyi secara langsung atau pesan-pesan yang tersembunyi secara diam diam diam.Karena itu, lambang

31 dalam Meningkatkan Laba dan Market Share pada Produk Pembiayaan Mudharabah (Studi PT. Bank BNI Syariah cabang Makassar) dalam penelitian ini adalah kualitatif

Kriteria umum yang digunakan mensyaratkan unit kegiatan ekonomi k untuk memiliki bobot dengan batasan atau kendala bahwa tidak ada satu unit kegiatan ekonomi lain yang

Ditengah banyaknya permasalahan yang dihadapi rumah sakit contohnya seperti yang terjadi di R S Jasa Kartini Kota Tasikmalaya, dimana pada saat pembayaran yang