• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING) MELALUI LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP Peran Pembelajaran Otentik (Authentic Learning) Melalui Lubang Resapan Biopori Terhadap Pemahaman Siswa Tentang Mitigasi Bencana Banjir Pada Mata Pelajaran IPS-Geogr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING) MELALUI LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP Peran Pembelajaran Otentik (Authentic Learning) Melalui Lubang Resapan Biopori Terhadap Pemahaman Siswa Tentang Mitigasi Bencana Banjir Pada Mata Pelajaran IPS-Geogr"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 PERAN PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING)

MELALUI LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP PEMAHAMAN SISWA TENTANG MITIGASI BENCANA BANJIR

PADA MATA PELAJARAN IPS-GEOGRAFI SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna Mencapai derajat Sarjana S- 1

Program Studi Pendidikan Geografi

Disusun Oleh:

BEKTI ROMADHANINGSIH A 610 100 035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

3 SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Bekti Romadhaningsih

Nim : A 610100035

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Geografi

Jenis : Skripsi

Judul : Peran Pembelajaran Otentik (Authentic Learning) melalui Lubang Resapan Biopori terhadap Pemahaman Siswa tentang Mitigasi Bencana Banjir pada Mata Pelajaran IPS-Geografi Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.

Surakarta, 15 Juli 2014

Yang Menyatakan

(4)

4 PERAN PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING)

MELALUI LUBANG RESAPAN BIOPORI TERHADAP

PEMAHAMAN SISWA TENTANG MITIGASI BENCANA BANJIR PADA MATA PELAJARAN IPS-GEOGRAFI

SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

Oleh

Bekti Romadhaningsih A 610100035

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir sebelum adanya pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan biopori pada mata pelajaran IPS-Geografi (2) perbedaan pemahaman siswa tentang mitigasi bencana banjir sesudah adanya peran pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan biopori di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Kelas yang digunakan dalam penelitian sebanyak 3 kelas menggunakan purposive sampling. Kelas VII A, VII B dan VII C menerapkan pembelajaran otentik (authentic learning). Data diperoleh melalui angket tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) mitigasi bencana banjir, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan uji validitas, reliabilitas, persentase dan uji beda menggunakan paired sample t test dengan bantuan SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan: adanya peningkatan rata-rata pemahaman siswa pada masing-masing kelas mengenai mitigasi bencana banjir pada test awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase pemahaman siswa pada masing-masing kelas yaitu kelas A, rata-rata pemahaman pada saat test awal (pretest) sebanyak 89.17%, sesudah diberikan pembelajaran pada tes akhir (posttest) rata-rata pemahaman siswa meningkat 94.00%. Pada kelas B, rata-rata pemahaman pada saat test awal (pretest) sebanyak 89.83%, sesudah diberikan pembelajaran pada tes akhir (posttest) rata-rata pemahaman siswa meningkat 92.42%. Pada kelas C, rata-rata pemahaman pada saat test awal (pretest) sebanyak 88,53%, sesudah diberikan pembelajaran pada tes akhir (posttest) rata-rata pemahaman siswa meningkat 92.64%. Hasil analisis statistik uji perbedaan pemahaman siswa tentang mitigasi bencana banjir sesudah adanya pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan biopori pada masing-masing kelas diantaranya; kelas VII A dan VII C terdapat perbedaan pemahaman mitigasi bencana banjir, sedangkan pada kelas VII B tidak terdapat perbedaan pemahaman mitigasi bencana banjir.

(5)

1 PENDAHULUAN

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan Kota Surakarta memiliki pengalaman banjir pada Tahun 2009 yang tersebar di wilayah Solo utara. Cakupan banjir meliputi Kadipiro, Banyuanyar, Sumber, Nusukan dan Gilingan yang masuk wilayah Banjarsari. Banjir yang melanda Sumber utara yang berdekatan dengan Jembatan Komplang dan di RW IX Nusukan, sebelah utara Kali Anyar menyebabkan ruas Jalan Mangunsarkoro tergenang, sehingga arus lalu lintas melambat.

Banjir merupakan salah satu bentuk daya rusak air dan merupakan fenomena alam yang terjadi akibat tingginya curah hujan dan tidak cukupnya kapasitas badan air (sungai atau saluran drainase ) untuk menampung dan mengalirkan air. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dan perkembangan kota yang tidak seimbang dengan daya dukung lingkungan menyebabkan daerah-daerah yang sebenarnya berfungsi sebagai daerah resapan menjadi hilang dan hampir seluruh volume air hujan menjadi aliran permukaan yang menimbulkan banjir (Robert J. Kodoatie, 2013).

Belajar dari pengalaman tentang kejadian bencana alam yang besar dan berbagai bahaya yang ada maka dipandang perlu untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang pengurangan resiko bencana di sekolah. Melalui pendidikan di sekolah siswa dapat meningkatkan penguasaan konsep dan sikap terhadap ancaman bencana di sekitar. Pendidikan kebencanaan dapat dilakukan dengan memadukan antara kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran dengan

pembelajaran di luar kelas seperti melakukan praktek.

Pembelajaran mitigasi bencana alam dapat diwujudkan melalui pendidikan kebencanaan di sekolah.

Pembelajaran otentik (authentic learning) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menggali, mendiskusikan, dan membangun secara bermakna konsep-konsep dan hubungan-hubungan, yang melibatkan masalah nyata dan proyek yang relevan dengan siswa (Donovan, Bransford & Pallegrino, 1999). Pembelajaran otentik dapat diintegrasikan dalam pembelajaran IPS-Geografi dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang ada, dilakukan di luar kelas dengan membahas solusi-solusi masalah lingkungan yang berkaitan dengan kebencanaan seperti mitigasi bencana banjir dengan menggunakan lubang resapan biopori.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata ajar di dunia pendidikan. Pengetahuan, pemahaman dan keterampilan berprilaku dalam mencegah, mendeteksi, mengantisipasi bencana secara efektif dapat ditransformasikan, disosialisasikan melalui pendidikan IPS-Geografi yang secara khusus membahas mengenai isu-isu masalah lingkungan dan kebencanaan.

SMP Muhammadiyah 4 Surakarta berada di Desa Sumber, Kota Surakarta. Sekolah tersebut pernah mengalami banjir pada tahun 2007 akibat hujan yang deras dan bambu yang masuk ke tanggul menyumbat aliran di tanggul, air menjadi tertahan di bantaran tanggul Kali Anyar, air tidak bisa mengalir mengakibatkan tanggul jebol, air kemudian masuk ke

(6)

2 perkampungan dan sekolah serta akibat

luapan air dari anak sungai Kali Pepe dan menyebabkan jebolnya tanggul Kali Anyar yang berada di sekitar sekolah. Sekolah tersebut berada di daerah cekungan sehingga ketika hujan datang dengan intensitas tinggi maupun rendah sebagian wilayah tergenang air.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir sebelum adanya pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan biopori pada mata pelajaran IPS-Geografi dan mengetahui perbedaan pemahaman siswa tentang mitigasi bencana banjir sesudah adanya peran pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan biopori di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.

METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Sekolah yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Terhitung mulai bulan Oktober sampai dengan bulan Februari 2014.

2. Populasi, Sampel dan Sampling

a. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam

penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta yang berjumlah 150 siswa. b. Sampel

Menurut Sugiyono (2006:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel dalam

penelitian ini terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas VII A, VII B, dan VII C.

c. Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability

sampling yaitu purposive

sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel pada penelitian ini berjumlah 97

responden. Responden

dikelompokkan dari 5 rombel yang ada di kelas VII kemudian diambil 3 kelas yang diwakili oleh satuan kelas yaitu VII A, VII B, VII C yang akan dijadikan sampel penelitian.

Pertimbangan

pengambilan sampel tersebut adalah karena anak-anak memerlukan perhatian khusus dan mereka sering diidentifikasi sebagai orang yang harus lebih diprioritaskan baik sebelum, saat dan sesudah terjadinya bencana. Rentang usia anak-anak di bawah 18 tahun memerlukan proteksi terhadap bencana. Kelas VII merupakan

(7)

3 kelompok yang paling rentan di

sekolah, karena peserta didik tersebut memiliki pengetahuan yang masih terbatas, fisik yang lemah dan psikis yang masih labil.

3. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah peran pembelajaran otentik (uuthentic learning).

b. Variabel terpengaruh (dependent) dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir. Mitigasi bencana banjir dalam penelitian ini difokuskan pada tujuh indikator menurut Pribadi, Krishna S, dkk (2008) yaitu :

a) Penyebab banjir non manusia  Curah hujan

 Jebolnya tanggul

 Tersumbatnya saluran pembuangan air hujan (drainase)

b) Penyebab banjir akibat ulah manusia

 Menempati dataran banjir  Perubahan lahan terbuka

menjadi bangunan

 Penggundulan hutan yang menyebabkan hilangnya perakaran

 Pendangkalan/sedimentasi Langkah yang digunakan yaitu dengan menggunakan kuesioner mitigasi bencana banjir yang akan diberikan kepada siswa kelas VII A, VII B dan VII C. Soal kuesioner akan diberikan pada awal pembelajaran (pretest) dan akhir pembelajaran (posttest).

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai Berikut :

a. Tinjauan Pustaka

Pengetahuan dalam studi kepustakaan ini digunakan untuk melengkapi data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi tertentu. Data diperoleh dari membaca buku, jurnal, surat kabar, artikel atau bentuk tulisan lainnya yang secara umum berkaitan dengan topik penelitian mitigasi bencana.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara memberi

seperangkat instrumen pertanyaan yang harus dijawab responden. Teknik kuesioner dianggap teknik yang cocok digunakan apabila jumlah respondennya cukup besar. Dalam penelitian ini, kuesioner diberikan kepada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta untuk mengetahui peran pembelajaran otentik (authentic learning) lubang resapan biopori terhadap pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir.

c. Dokumentasi

Dokumentasi peng-ambilan gambar maupun data secara berkala yang digunakan untuk memperkuat hasil dari observasi dan kuesioner. Dokumentasi pada penelitian

ini bertujuan untuk

mendapatkan data sekunder berupa foto arsip sekolah yang

(8)

4 rusak akibat banjir, proses

pembelajaran di kelas. d. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil. Sumber informasi adalah guru yang ada di daerah penelitian. Wawancara dengan narasumber dilakukan dengan tatap muka secara langsung. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi data penelitian yang kaitannya dengan peristiwa banjir yang pernah terjadi di daerah penelitian.

5. Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dalam rangka menentukan kesimpulan untuk mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan

pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir setelah adanya penerapan pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan biopori pada mata pelajaran IPS-Geografi siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.

Analisis data penelitian ini dilakukan melalu uji secara kuantitatif dengan menggunakan metode statistik. Hal ini dilakukan untuk menyajikan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca

dan diinterprestasikan. Metode statistik digunakan untuk mengumpulkan data, menyajikan dan menganalisa serta memberi kesimpulan. Teknik analisa data menggunakan presentase rata-rata pemahaman siswa pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), serta uji paired sample t test untuk melihat perbedaan pemahaman mitigasi bencana siswa setelah adanya peran pembelajaran otentik

(authentic learning) melalui

lubang resapan biopori pada mata pelajaran IPS-Geografi.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Pembelajaran yang

dilakukan pada kelas VII A, VII B dan VII C menggunakan pembelajaran otentik (authentic learning) di masing-masing kelas pada mata pelajaran IPS-Geografi. Kompetensi dasar yang digunakan di dalam pembelajaran yaitu 4.3 mendeskripsikan kondisi geografis dan penduduk Indonesia. Pada pembelajaran otentik (authentic learning) siswa mencoba untuk membangun sebuah jawaban mereka sendiri dan memverifikasi ketika guru mengungkapkannya.

Pembelajaran otentik (authentic learning) pada siswa kelas VII A, VII B dan VII C dilakukan di dalam dan di luar lingkungan kelas, sehingga siswa dapat mengeksplorasi pelajaran yang terkait dengan lingkungan dan kebencanaan khususnya bencana banjir.

(9)

5 adalah sebanyak 89.17%,

sementara setelah adanya peran pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan biopori jumlah rata-rata pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir meningkat sebesar 94.00%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa kelas VII A mengenai mitigasi bencana banjir yang terdiri dari 7 parameter termasuk di dalam kategori baik dengan peningkatan rata-rata sebesar 4.83%. Peningkatan rata-rata pemahaman siswa setelah adanya peran pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan biopori dapat terjadi dikarenakan pada proses pembelajaran siswa terlibat aktif seperti mencari bahan / materi di dalam buku pelajaran maupun internet, beberapa siswa memiliki rasa ingin tahu dan aktif bertanya.

Hasil statistik menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah sebesar -3.08 dengan sig 0.004. Karena sig < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya rata-rata pemahaman siswa pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) adalah berbeda. Artinya: ada perbedaan pemahaman antara test awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pada siswa kelas VII A. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada pembelajaran otentik ini menekankan kegiatan otentik dimana siswa aktif mengeksplorasi pembelajaran berdasarkan pengalaman, adanya rasa ingin tahu mereka terhadap hal-hal baru yang belum pernah mereka terapkan di dalam pembelajaran. Siswa aktif bertanya dan mampu

memberikan penjelasan mengenai materi yang mereka pelajari serta mampu membantu teman sebaya yang belum mengerti materi pembelajaran melalui diskusi kelas dan di luar kelas (praktek). Perbedaan pemahaman siswa terjadi setelah adanya pembelajaran otentik mengenai mitigasi bencana banjir melalui pembuatan lubang resapan biopori, dimana siswa tidak hanya mempelajari mengenai pengaruh dari letak astronomis dan geografis tetapi juga mengidentifikasi bencana yang dapat terjadi akibat dari pengaruh letak astronomis dan geografis khususnya bencana banjir yang dapat di atasi melalui pembuatan lubang resapan biopori. Pemahaman peserta didik tidak hanya mengenai teori-teori solusi untuk mencegah banjir tetapi mereka juga melakukan praktek pembuatan lubang resapan biopori di lingkungan sekolah. Peserta didik mencatat hal-hal yang sudah mereka dapatlam saat proses pembelajaran di luar kelas (praktek), sehingga peserta didik dapat memahami tindakan serta solusi di dalam mengurangi resiko bencana banjir yang ada di sekitar dan peserta didik mendapat pengetahuan serta pemahaman

sehingga mereka mampu

(10)

6 materi mitigasi bencana banjir

dengan menggunakan

pembelajaran otentik (authentic learning), diketahui tes akhir (posttest) tingkat pemahaman mitigasi bencana banjir pada siswa kelas VII B meningkat menjadi 92.42%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir setelah adanya peran pembelajaran otentik

(authentic learning) melalui

pembuatan lubang resapan biopori sebesar 2.59%. Menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa kelas VII B mengenai mitigasi bencana banjir yang terdiri dari 7 parameter termasuk di dalam kategori baik. Peningkatan pemahaman mitigasi bencana dapat terjadi karena siswa aktif di dalam pembelajaran, siswa mampu menerapkan pembelajaran berdasarkan pengalaman dan bertanya kepada peneliti mengenai hal-hal yang kurang dimengerti.

Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar -1.50 degan sig 0.142 Karena sig > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya rata-rata pengetahuan siswa pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) adalah sama (tidak berbeda). Artinya: tidak ada perbedaan pemahaman antara test awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Hal ini dapat terjadi karena peserta didik sejak awal sudah memiliki pemahaman yang baik sebelum adanya pembelajaran otentik melalui lubang resapan biopori dan pada pembelajaran otentik menekankan kepada kegiatan

otentik dimana peserta didik terlibat membangun jawaban mereka sendiri berdasarkan pengalaman, pengetahuan yang pernah mereka dapatkan di luar proses pembelajaran sehingga ketika membahas mengenai teori maupun hal yang berkaitan dengan keadaan lingkungan khususnya kebencanaan peserta didik sudah mampu mengidentifikasi dan memahami tindakan sebelum, saat dan sesudah terjadinya bencana serta potensi bencana yang ada di daerah mereka. Pembelajaran otentik sudah berhasil memberikan kenaikan nilai pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir, hal ini terlihat dari adanya peningkatan hasil jawaban kuesioner setelah adanya pembelajaran otentik melalui lubang resapan biopori dan sudah mencapai kategori pemahaman yang diharapkan.

(11)

7 pembelajaran otentik (authentic

learning) melalui lubang resapan biopori dapat terjadi dikarenakan pada proses pembelajaran siswa terlibat aktif seperti mencari bahan / materi di dalam buku pelajaran maupun internet, siswa aktif bertanya dengan teman sebaya dan peneliti jika ada hal yang kurang dimengerti.

Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar -2,75 dengan sig 0.010. Karena sig < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya rata-rata pemahaman siswa pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) adalah berbeda (tidak sama). Artinya: ada perbedaan pemahaman antara test awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Hal ini dapat terjadi dikarenakan sebelum pembelajaran dimulai siswa mengeksplorasi pengalaman yang pernah mereka dapatkan di luar pembelajaran seperti di media televisi maupun buku atau internet, pada saat proses pembelajaran siswa dengan aktif menjawab dan bertanya kepada peneliti mengenai hal-hal yang belum dimengerti, siswa mampu menemukan fakta-fakta atau isu yang sedang terjadi di sekitar lingkungan seperti kebencanaan yang sering melanda daerah sekitar, siswa mampu berinteraksi dengan sesama dan mengklarifikasi / memverifikasi jawaban yang di berikan oleh teman sebaya di saat proses pembelajaran. Adanya perbedaan pemahaman mengenai mitigasi bencana

banjir menunjukkan bahwa peserta didik dapat memahami materi pembelajaran yang sudah di dapatkan di kelas maupun di luar kelas dengan adanya pembelajaran otentik dimana siswa tidak hanya mendapatkan teori saat proses pembelajaran berlangsung, tetapi siswa telah mengaplikasikannya di luar pembelajaran (praktek) khususnya materi mengenai mitigasi bencana banjir melalui pembuatan lubang resapan biopori di lingkungan sekolah serta peserta didik menjadi lebih memahami materi pembelajaran hal ini juga ditunjukkan dengan adanya peningkatan dan perbedaan pemahaman setelah adanya pembelajaran otentik dan melakukan praktek pembuatan lubang resapan biopori.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data statistik tentang peran pembelajaran otentik (authentic learning) melalui lubang resapan biopori terhadap pemahaman siswa tentang mitigasi bencana banjir pada mata pelajaran IPS-Geografi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan

pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir sebelum adanya pembelajaran otentik (authentic learning) lubang biopori pada mata pelajaran IPS-Geografi pada masing-masing kelas yaitu VII A, VII B dan VII C.

2. Terdapat perbedaan pemahaman siswa pada kelas VII A dan VII C mengenai mitigasi bencana

(12)

8 banjir sebelum dan sesudah

adanya pembelajaran otentik melalui lubang resapan biopori, sedangkan pada siswa kelas VII B tidak terdapat perbedaan pemahaman mengenai mitigasi

bencana banjir sebelum dan sesudah adanya pembelajaran otentik melalui lubang resapan biopori di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.

(13)

9 DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung : Yrama Widya.

Baar, Sarth and Shermis. 1978. The Nature of the Social Studies. Palm Spring California : ETC Publications.

Beale, R. and Jackson, T. 1990. Neural Computing : An Introduction. Philadelphia : Institute of Physics Publishing.

Daldjoeni, N. 1981. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Alumni.

Deumert, A, & Spratt, C. 2005. “Authentic Teaching as the Context for Language Learning”. Educational Technology & Society. 8, 83-93.

Donovan, M. S, Bransford, J. D, dan Pellegrino, J. W. (Eds.). 1999. How people learn: Bridging Research and Practice. Washington, DC : National Academy.

Dufty, D. G .1970. Designing Integrated Course, in Teaching About Society. Sydney: Rigby.

Herrington, J., Reeves, T., Oliver, R. and Woo, Y. 2004. Designing authentic activities for web-based courses. Journal of Computing in Higher Education : 16 (1) : 3-29.

Joyce, B dan Weil Marsha. 1980. Models of Teaching. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Kodoatie, Robert J. 2013. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota. Yogyakarta : Andi.

Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar pendidikan : sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Mulyasana, Dedy. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(14)

10 Pribadi, S. Krishna. 2008. Buku Pegangan Guru : Pendidikan Siaga Bencana.

Bandung: Pusat Mitigasi Bencana – Institut Teknologi Bandung.

Pristanto, Adhitya Irvan. 2010. Upaya Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Tirtomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Skripsi S-1 Progdi Pendidikan Geografi). Yogyakarta : FISE Universitas Negeri Yogyakarta.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

R. Brata Kamir dan Nelistya Anne. 2008. Lubang Resapan Biopori. Jakarta : Penebar Swadaya

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : PT Refika Aditama.

Suyanto, Bagong. (2005). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Prenada Media

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta : Ar-Ruzz

S. Robert Timothy. 2004. Online Collaborative Learning: Theory and Practice. United States of America : Idea Group Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Perbaikan kualitas penting untuk dilakukan oleh perusahaan agar produk yang dihasilkan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tentunya sesuai dengan

Bagi saudara-saudari yang ingin menjadi anggota jemaat GPIB ‘GIBEON ’, dimohon dapat menghubungi Majelis Jemaat yang bertugas saat ini, seusai jam ibadah, atau pada

Berdasarkan output SPSS versi 16 secara parsial pengaruh dari kedua variabel independen yaitu likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap variabel dependen

Setelah kereta api melewati pintu perlintasan, sensor ketiga yaitu sensor infra merah aktif untuk mengirim sinyal ke kendali mikrokontroler untuk membuka palang

Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk mempelajari sistem cara kerja berbasis IOT pada studi kasus Pemantauan Kualitas Udara yang ada di Palangka Raya, dalam

Sejalan dengan tuntutan tersebut, karyawan sebagai sumber daya manusia menghadapi konsekuensi, yaitu mengalami stres dan mempengaruhi tingkah laku individu.. Stres tersebut akan

Kendati pun perjanjian Pihak Ketiga dengan perseroan yang bersifat ultra vires itu batal ( null and void ) dan tidak dapat diratifikasi, hal ini tidaklah

[r]