ANALISIS KEKUATAN ASPAL PENETRASI 60/70 TERMODIFIKASI DENGAN PEMANFAATAN KARET ALAM SIKLIK
(CYCLIC NATURAL RUBBER )
Oleh: Syahril Tahir P.
NIM : 408221048 Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 8 Nopember 1990, Ayah bernama Amri Tahir Parinduri, S.H. dan Ibu bernama Zulaifah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1996, penulis memulai sekolah di TKA/TPA Al-Ittihadiyah Medan dan di tahun yang
sama meneruskan sekolah ke SD Taman Harapan Medan dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 12 Medan dan
iii ANALISIS KEKUATAN ASPAL PENETRASI 60/70 TERMODIFIKASI
DENGAN PEMANFAATAN KARET ALAM SIKLIK (CYCLIC NATURAL RUBBER )
Syahril Tahir P. (408221048)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan optimum aspal penetrasi 60/70 yang ditambahkan karet alam siklik (Cyclic Natural Rubber = CNR). Sampel merupakan campuran aspal dan CNR dengan komposisi 0, 1, 2 ,3 dan 4 phr. CNR digerus dan disaring dengan ayakan ukuran 100 mesh kemudian ditambahkan kompatibiliser Asam Akrilat (AA) dan Benzoil Peroksida (BPO). Aspal yang digunakan sebanyak 2000 gr (100 phr). CNR sebanyak 20 gr (1 phr), 40 gr (2 phr), 60 gr (3 phr) dan 80 gr (4 phr). AA sebanyak 5 ml (0,25 phr) dan BPO sebanyak 0,336 gr (0,0045 phr). Sampel kemudian diuji persyaratan sifat fisiknya meliputi pengujian penetrasi, titik lembek, daktilitas, berat jenis dan kehilangan berat. Kemudian aspal dengan kadar 5,95% dicampur dengan agregat sebanyak 94,05% untuk menghasilkan spesimen. Spesimen yang diperoleh kemudian diuji kekuatannya meliputi uji stabilitas, densitas, dan aliran (flow). Dari hasil pengujian kekuatan spesimen diperoleh nilai uji stabilitas maksimum adalah 1.331 kgf pada penambahan 80 gr CNR, nilai maksimum uji densitas 2,418 gr/ml pada penambahan 80 gr CNR, dan nilai maksimum uji aliran 2,50 mm pada aspal murni. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aspal penetrasi 60/70 dapat dimodifikasi dengan CNR dan kekuatan optimum diperoleh pada penambahan 80 gr CNR.
iv KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tak terkira penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT karena atas segala nikmat iman, ilmu dan kekuatanNya-lah sehingga penelitian yang berjudul “Analisis Kekuatan Aspal Penetrasi 60/70 Termodifikasi Dengan Pemanfaatan Karet Alam Siklik (Cyclic Natural Rubber)” ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan hingga penyusunan skripsi antara lain Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi serta Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku Dosen Penguji I, Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd selaku Dosen Penguji II dan Bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si. selaku Dosen Penguji III.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc. Ph.D selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika FMIPA UNIMED serta seluruh staf pegawai Jurusan Fisika FMIPA Unimed. Terima kasih kepada Bapak Agus Kembaren, M.Si yang telah memberikan izin penelitian di Laboratorium Kimia Unimed dan kepada Bapak Rahmat, S.T., beserta staf yang telah memberikan izin serta mendukung pelaksanaaan penelitian di Laboratorium Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumatera Utara sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Teristimewa Ananda ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
v Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua kawan seperjuangan kelas Fisika Nondik 2008 terkhusus Albarra Harahap, S.Si, Berkat Panjaitan, S.Si., Siti Maisyaroh, S.Si., Goldberd Sinaga, S.Si, Wanry Lumbanraja S.Si dan Evi Ulandari, S.Si. Terima kasih juga kepada abang-adik stambuk Fisika Nondik terkhusus Mutia Amalia, S.Si, Dedi Surahman, S.Si, Julizar Muttaqin, dan Khairizar Sapwan serta terima kasih juga kepada semua kawan seperjuangan di
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terkhusus Rhendi Van Pasaribu, S.Pd., Ardiansyah, S.Si., Amri Nasution, S.Pd., Saddam Pasaribu, S.Si., dan Abangda
Sutanto yang telah memberikan bantuan, pelajaran, dan kenangan tak terlupakan kepada penulis serta teman semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk pengembangan di kemudian hari, penulis mengharapkan masukan konstruktif yang dapat disampaikan melalui e-mail penulis (syahril.tahir@gmail.com). Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk kita semua dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan modifikasi aspal.
Medan, 21 April 2015 Penulis
vi
2.3. Karakteristik Beton Aspal 9
2.4. Sifat Fisika Aspal 11
2.11 Pengujian Karakteristik Aspal 18
vii
2.11.2 Uji Titik Lembek 19
2.11.3 Uji Berat Jenis 20
2.11.4 Uji Kehilangan Berat 21
2.11.5 Uji Daktilitas 21
2.12 Pengujian Kekuatan Aspal 22
2.12.1 Berat Jenis 23
2.12.1.1 Perhitungan Bulk Specific Gravity Agregat 23 2.12.1.2 Perhitungan Effective Spesific Gravity Agregat 23
2.12.1.3 Berat Jenis Maksimum Campuran
Teoritis (Maximum Theoritical Spesific Gravity) 24 2.12.2 Uji Densitas (Berat/Isi/Kepadatan) 25
2.12.3 Uji Stabilitas 25
2.12.4 Flow 26
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 27
3.1.1 Tempat Penelitian 27
3.1.2. Waktu Penelitian 27
3.2 Alat dan Bahan Penelitian 28
3.2.1 Alat Penelitian 28
3.2.2. Bahan Penelitian 29
3.3. Prosedur Penelitian 29
3.3.1. Pembuatan Aspal Modifikasi 29
3.3.2. Pengujian Sifat Fisik Persyaratan Aspal 30
3.3.2.1 Uji Penetrasi 30
3.3.2.2 Uji Titik Lembek 31
3.3.2.3 Uji Daktilitas 33
3.3.2.4 Uji Berat Jenis 35
3.3.2.5 Uji Penurunan/Kehilangan Berat 35
3.3.3. Pengujian Kekuatan Aspal 36
viii dan Benzoil Peroksida (Aspal-CNR-AA-BPO) 43
4.1.3 Pengujian Penetrasi 44
4.1.4 Pengujian Berat Jenis 45
4.1.5 Pengujian Daktilitas Aspal 46
4.1.6 Pengujian Titik Lembek 47
4.1.7 Sifat Fisik Agregat 48
4.1.8 Pengujian Kekuatan Aspal 48
4.1.8.1 Pengaruh Penambahan kadar Karet Alam Siklik
terhadap Berat Isi (Densitas) 49
4.1.8.2 Pengaruh Penambahan kadar CNR terhadap
Stabilitas 49
4.1.8.3 Pengaruh Penambahan Campuran CNR Terhadap Flow 50
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 51
4.2.1 Persyaratan Sifat Fisik Aspal 51
4.2.2 Pengujian Kekuatan Aspal 53
4.2.3 Pengujian Kualitas Aspal 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 55
5.2. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 57
ix DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Aspal Cair 7
Gambar 2.2 Karet Alam 13
Gambar 2.3 Karet Alam Siklik (CNR) 14
Gambar 2.4 Alat Uji Penetrasi 19
Gambar 2.5 Alat Uji Titik Lembek 20
Gambar 2.6 Alat Ukur Berat Jenis 21
Gambar 2.7 Uji Kehilangan Berat 21
Gambar 2.8 Ilustrasi Pengujian Daktilitas Aspal 22
Gambar 2.9 Alat Uji Kekuatan Aspal 23
Gambar 2.10 Benda Uji Dalam Water Bath 26
Gambar 2.11 Pengukuran Flow 26
Gambar 3.1 Penuangan dan perendaman benda uji 30
Gambar 3.2 Proses Uji Penetrasi 31
Gambar 3.3 Pengujian Titik Lembek 32
Gambar 3.4 Persiapan dan Penuangan Benda Uji Daktilitas 34
Gambar 3.5 Proses Uji Daktilitas 34
Gambar 3.6 Mengisi dengan air suling 35
Gambar 3.7 Menimbang Agregat 37
Gambar 3.8 Alat Pemadat Spesimen Otomatis 37
Gambar 3.9 Spesimen Aspal 38
Gambar 3.10 Menimbang Saat Benda Uji Kering 38
Gambar 3.11 Merendam Spesimen di Water Bath 39
Gambar 3.12 Proses Uji Kekuatan Aspal 40
Gambar 3.13 Diagram Alir 41
Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara nilai Penetrasi dan Campuran CNR 44 Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara nilai berat jenis dan campuran CNR 45 Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara nilai daktilitas dan campuran CNR 46 Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara nilai Titik Lembek dan
x Gambar 4.5 Grafik Hubungan nilai Densitas terhadap penambahan CNR 49 Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara nilai Stabilitas dengan
Campuran CNR 50
xi DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Spesifikasi Persyaratan Aspal 8
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian 27
Tabel 3.2 Alat Penelitian 28
Tabel 3.3. Bahan Penelitian 29
Tabel 3.4 Komposisi Campuran Sampel Penelitian 29
Tabel 4.1 Sifat Fisik Aspal Murni 42
Tabel 4.2 Sifat Fisik Modifikasi Aspal + AA + BPO + CNR 43 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sifat Fisik Agregat 48
xii DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Formulir Pengujian Penetrasi 59
Lampiran 2 Formulir Pengujian Titik Lembek 64
Lampiran 3 Formulir Pengujian Berat Jenis 69
Lampiran 4 Formulir Pengujian Daktilitas 74
Lampiran 5 Formulir Pengujian Marshall 79
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Menteri Pekerjaan Umum, untuk infrastruktur jalan dengan
panjang Jalan Nasional pada tahun 2008 yang sampai saat ini telah mencapai
34.628 Km, tercatat kondisi jalan mantap mencapai 83,23 %, rusak ringan 13,34
%, dan rusak berat 3,43 %. Sedangkan kinerja kondisi jalan Nasional mantap pada
tahun 2009 adalah sebesar 89 %, rusak ringan 11 %, dan rusak berat 0 %. Untuk
jalan Provinsi, total panjang jalan adalah 48.681 Km, sedangkan total panjang
jalan Kabupaten adalah 288.185 Km. Menurut Kementrian Perencanaan
Pembangunan Nasional, panjang Jalan Nasional Indonesia pada tahun 2010
mencapai 38.189.430 Km yang meliputi panjang jalan yang mantap mencapai
31.522.090 Km (82,54 %), panjang jalan tidak mantap 6.667 Km (17,46 %).
Komposisi jalan tidak mantap dengan kerusakan ringan mencapai 48,28 % dan
kerusakan berat mencapai 51,72 %. Hal ini menjadi permasalahan infrastruktur
jalan yang menjadi suatu penghambat laju perkembangan suatu Negara, termasuk
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh keadaan infrastruktur jalan masih rusak dan
menjadi masalah bagi para penggunanya.
Aspal merupakan salah satu material pembentuk infrastuktur jalan juga
merupakan salah satu bahan komposit yang biasa digunakan dalam proyek
konstruksi seperti bangunan, jalan raya, bandara dan tempat parkir. Menurut
Ritonga (2012) infrastuktur jalan terdiri dari aspal yang dicampurkan dengan
agregatnya. Aspal merupakan material yang digolongkan sebagai pembentuk
campuran perkerasan infrastuktur jalan (Sukirman, 2012). Salah satu aspal yang
banyak digunakan untuk membuat infrastruktur jalan yaitu Aspal penetrasi 60-70.
Menurut Dirjen Dinas Bina Marga aspal penetrasi 60-70 biasanya digunakan
sebagai bahan campuran yang memiliki karakteristik titik lembek yang rendah,
mudah dibentuk, dan berdaya rekat kuat, memiliki warna yang mengkilap, tekstur
yang lembut serta kualitas yang bagus.
Untuk membuat infrastuktur jalan yang berkualitas dibutuhkan inovasi
terbaru yaitu memodifikasi aspal. Aspal yang termodifikasi merupakan solusi
2 campuran material aspal dengan material lain yang dapat menutupi kelemahan
aspal (Ritonga, 2013). Telah banyak dilakukan penelitian untuk menciptakan
aspal yang termodifikasi dengan mencampurkan material tambahan untuk
menutupi kelemahan aspal sebagai solusi untuk memperbaiki kerusakan
infrastruktur jalan.
Kurniadji (2008) meneliti tentang Modifikasi Aspal Keras Standar Dengan
Bitumen Asbuton Hasil Ekstraksi diperoleh kesimpulan bahwa Bitumen hasil
ekstraksi asbuton dapat memperbaiki kinerja aspal standar pen 60/70 yang
diperlihatkan dengan meningkatnya temperatur tertinggi pada PG aspal
(Performance Grade) dari 56,3 0C menjadi 95,3 0C dan nilai Penetrasi Indeks dari
-1,01 menjadi +0,61 pada 0 % dan 100 % bitumen asbuton. Untuk kondisi di
Indonesia dengan temperatur perkerasan rata-rata per minggu sekitar 70 0C, tidak
diperlukan nilai PG yang terlalu tinggi, cukup dengan nilai PG 71,5 0C yang
dihasilkan dari komposisi 31,5% bitumen asbuton dan 68,5% aspal keras standar.
Pada komposisi ini diperoleh nilai penetrasi indeks sebesar -0,08, yang masih
memenuhi persyaratan nilai PI Bitumen asbuton dalam aspal gabungan
meningkatkan kekakuan aspal dari 9,1 MPa menjadi 39,1 MPa pada perbandingan
0% dan 100% bitumen asbuton, namun yang sesuai dengan nilai PG 71,5 0C,
adalah pada 16,4 MPa. Bitumen asbuton dalam aspal gabungan meningkatkan
kekakuan Campuran dari 3155 MPa menjadi 5265 MPa pada perbandingan 0%
dan 100% bitumen asbuton, namun yang sesuai dengan nilai PG 71,50C, adalah
pada 3787 MPa. Meskipun tidak signifikan, Bitumen asbuton dalam aspal
gabungan meningkatkan umur sisa dari 4,26 tahun menjadi 5,61 tahun.
Salah satu jenis aspal yang sering digunakan dalam pembangunan
jalan adalah aspal konvensional dengan penetrasi 60-70. Aspal ini biasanya
digunakan sebagai bahan campuran panas (hotmix) cenderung memiliki viskositas
dan titik lembek yang rendah, mudah dipengaruhi oleh suhu dan beban yang
melintas diatasnya. Suhu yang tinggi pada siang hari dan ditambah dengan adanya
beban dari lalu lintas yang besar akan semakin memperbesar kemungkinan
perkerasan lentur jalan akan mengalami kerusakan yang permanen. Sementara itu,
terkait dengan curah hujan yang tinggi, air hujan akan sering menggenangi
3 lubang terbentuk maka air akan tertampung di dalamnya sehingga dalam hitungan
minggu lubang yang semula kecil dapat membesar lebih cepat. Selain itu,
kerusakan pada jalan aspal umumnya berkaitan dengan beban roda yang berat,
peningkatan tekanan ban, eskalasi atau meningkatnya jumlah volume lalu lintas
dan kerusakan kelembaban (Asnawi, 2011).
Berdasarkan penelitian Affandi Furqon (2010) tentang Pengaruh Asbuton
Semi Ekstraksi pada Campuran Mastic Asphalt yang menyimpulkan bahwa
penambahan aspal asbuton semi ekstraksi terhadap aspal pen 60-70 membuat
aspal lebih kaku, lebih tahan terhadap perubahan temperatur, tetapi cenderung
lebih rapuh dan memerlukan temperatur yang tinggi untuk pencampuran maupun
pemadatan. Suroso (2011) melakukan penelitian tentang Peningkatan Kinerja
Campuran Beraspal dengan Karet Alam dan Karet Sintetis yang menyimpulkan
bahwa modifikasi aspal dengan karet merupakan sistim dua campuran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja aspal.
Ritonga (2013) melakukan penelitian tentang Modifikasi Aspal Dengan
Menggunakan Karet Alam Siklik (Cyclic Natural Rubber) yang memiliki
kesimpulan bahwa dari pengujian terhadap sifat fisik persyaratan aspal, diperoleh
bahwa CNR (Cyclic Natural Rubber) dapat dijadikan sebagai bahan campuran
aspal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa, penambahan CNR pada konsentrasi
maksimal 6 phr memenuhi standar persyaratan fisik aspal yang telah ditetapkan.
Bahwa CNR, Asam Akrilat (AA) dan Benzoil Peroksida (BPO) juga dapat
dijadikan sebagai bahan campuran aspal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
penambahan pada konsentrasi maksimal CNR 6 phr, 0,5 phr AA dan 0,5 mr BPO
memenuhi standar persyaratan fisik aspal yang telah ditetapkan.
Penambahan karet alam sebagai material campuran dalam modifikasi aspal
penetrasi 60/70 mampu menghasilkan kekuatan yang bagus di dalam campuran
aspal sehingga menyebabkan agregat melekat kuat, tetapi juga memiliki tingkat
elastisitas yang tinggi dimana jika penelitian ini tidak dilakukan dan
dikembangkan maka kerusakan jalan akibat kekuatan material yang tidak optimal
akan terus terjadi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan
4 1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah dari
Analisis Kekuatan Aspal Penetrasi 60/70 Termodifikasi Dengan Pemanfaatan
Karet Alam Siklik (Cyclic Natural Rubber), maka penulis membatasi ruang
lingkup masalah serta menitik beratkan permasalahan pada :
1. Aspal yang digunakan dalam penelitian adalah Aspal Iran tipe pen 60-70.
2. Bahan pencampur aspal termodifikasi yaitu Asam Akrilat (AA), Benzoil
Peroksida (BPO) serta karet alam siklik (Cyclic Natural Rubber)
Resiprene 35.
3. Pengujian yang dilakukan meliputi analisis pengujian sifat fisik kekuatan
aspal (uji penetrasi, uji titik lembek, uji daktilitas, uji berat jenis, uji
kehilangan berat, dan uji penetrasi setelah penurunan berat) menurut SNI
serta uji kekuatan aspal.
4. Menambahkan variasi karet alam siklik (CNR) yaitu 1 phr, 2 phr, 3 phr,
dan 4 phr dengan komposisi campuran Asam Akrilat (AA) 5 ml dan
Benzoil Peroksida (BPO) 0,336 gr.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada latar belakang masalah dari
Analisis Kekuatan Aspal Pen 60-70 Termodifikasi Dengan Pemanfaatan Karet
Alam Siklik (Cyclic Natural Rubber) antara lain:
1. Bagaimana analisis kekuatan aspal setelah ditambahkan karet alam pada
pengujian sifat fisik kekuatan aspal.
2. Berapakah kadar optimum dari karet alam siklik (Cyclic Natural Rubber).
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari Analisis Kekuatan Aspal Pen 60/70
Termodifikasi Dengan Pemanfaatan Karet Alam Siklik (Cyclic Natural Rubber)
antara lain:
1. Mempreparasi aspal modifikasi dengan campuran Karet Alam Siklik
5
2. Mengetahui tingkat kekuatan dan kualitas aspal termodifikasi.
3. Menentukan kadar optimum penambahan Karet Alam Siklik (Cyclic
Natural Rubber) dan kekuatan optimum aspal melalui Uji Kekuatan Aspal.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tambahan mengenai pemanfaatan karet alam
sebagai campuran dalam agregat aspal.
2. Memberikan pengetahuan baru tentang kekuatan dan kualitas aspal
modifikasi dengan karet alam siklik (Cyclic Natural Rubber)
3. Sebagai solusi alternatif dalam meningkatan kualitas aspal sebagai bahan
56 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan, antara lain :
1. Aspal Iran pen 60/70 telah dapat dimodifikasi dengan penambahan karet alam
siklik (Cyclic Natural Rubber) dengan variasi 1 phr (20 gr), 2 phr (40 gr), 3 phr (60 gr), dan 4 phr (80 gr).
2. Aspal termodifikasi dengan karet alam siklik (CNR) dengan campuran sebanyak 1 phr, 2 phr, 3 phr dan 4 phr telah memenuhi uji persyaratan sifat fisik aspal, selanjutnya diperoleh ;
a) Pada analisis kekuatan, untuk nilai uji density didapatkan peningkatan dari 2,300 gr/ml (aspal murni) menjadi 2,418 gr/ml (campuran 80 gr CNR). Untuk nilai stabilitas aspal, didapatkan peningkatan dari 921 Kg (aspal murni) menjadi 1.331 Kg (campuran 80 gr CNR). Dan untuk nilai flow, didapatkan nilai tertinggi yaitu 2,50 mm (aspal murni) sedangkan nilai flow terendah ialah 2,27 mm (campuran 80 gr CNR).
b) Pada analisis kualitas menurut SNI, aspal Iran penetrasi 60-70 setelah dimodifikasi dengan CNR dinyatakan layak (baik) untuk digunakan. 3. Kekuatan optimum dengan nilai uji density yaitu 1,098 gr/ml, nilai uji
stability yaitu 1,331 Kg, dan nilai uji flow yaitu 2,50 mm diperoleh dengan penambahan 4 phr (80 gr) CNR.
5.2. Saran
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan :
1. Untuk penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan aspal dengan nilai
penetrasi yang lebih tinggi (misalnya pen 80/100) dikarenakan penambahan karet alam siklik menurunkan nilai penetrasi.
57 100 mesh dan pada pembuatan sampel aspal sebaiknya menggunakan saringan yang lebih kecil agar proses pencampuran semakin mudah.
3. Agar didapatkan spesimen aspal yang lebih baik maka perlu diperhatikan lamanya waktu menguji sifat fisik aspal, sebaiknya dibiarkan dingin sesuai dengan SNI atau sedikit lebih lama hasilnya akan lebih bagus.
4. Sebaiknya diuji dengan tipe agregat yang bervariasi sehingga diperoleh
57
Daftar Pustaka
Asnawi, (2011) Pemanfaatan Polietilena Densitas Rendah (LDPE) Bekas Sebagai Bahan Aditif Dalam Pembuatan Aspal Polimer Dengan Adanya Dikumil Peroksida Dan Divenil Benzena, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
Badan Pusat Statistik, (2011), Panjang Jalan Di Indonesia Sampai Tahun 2010, Badan Pusat Statistik, Jakarta
Chusna, S.F., (2002), Kajian Pembuatan Karet Siklo Berbobot Molekul Rendah, Tesis S-2 Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Cubuk, M., Guru, M., Cubuk, M.K., (2009), Improvement of bitumen performance with epoxy resin, Elsevier, Fuel 88 1324–1328
Darunifah, N., (2007), Pengaruh Bahan Tambahan Karet Padat Terhadap Karakteristik Campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS - WC), Tesis S-2 Program Pascasarjana. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang
Departemen Pekerjaan Umum, (2005), Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Jakarta
Dibyantini, R.E., Suprianto dan Eddyanto, (2008), Studi Pemanfaatan Ban Bekas (Post Consumer Rubber) Sebagai Filler dan Binder pada Pencampuran Rekatif Dengan Karet Alam (SIR-20) dan Nitrile Rubber, Laporan Hasil Penelitian Hibah Strategi Nasional, Universitas Negeri Medan, Medan
Oglesby, C.H., Hicks, R.G., (1993). Teknik Jalan Raya Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta
Kett I, 1998, Asphalt Materials and Mix Design Manual, Los Angeles California, California State University.
Kurniadji, (2008), Modifikasi Aspal Keras Dengan Bitumen Asbuton Hasil Ekstraksi, Jurnal Jalan Jembatan, volume 25(2) Agustus 2008.
Palupi N.P., Sailah, I., Syamsu, Y., Pandji, C., (2008), Karakterisasi Perekat Siklo Karet Alam, Jurnal Teknologi Pertanian 4(1) : 19-24, Agustus 2008
58 RSNI M-01-2003, Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat marshall,
Badan Standardisasi Nasional. Jakarta
RSNI M-04-2004, Metode Pengujian Kelarutan Dalam Triclilor Ethylen, %Berat, Badan Standardisasi Nasional. Jakarta
SNI 06-2432-1991, Metode Pengujian Daktilitas Bahan-Bahan Aspal, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
SNI 06-2433-1991, Metode Pengujian Titik Nyala Dan Titik Bakar Dengan Cleveland Open Cup, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
SNI 06-2434-1991, Metode Pengujian Titik Lembek Aspal, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
SNI 06-2440-1991, Metode Pengujian Kehilangan Berat Minyak dan Aspal, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
SNI 06-2456-1991, Metode Pengujian Penetrasi Bahan – Bahan Bitumen, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
SNI 06-2441-1991, Metode Pengujian Berat Jenis Aspal, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
Seohartono, (2011), Peninjauan dan Pengembangan Aspal Modifikasi, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Stevens, M.P., (2001). Kimia Polimer. Cetakan Pertama. Pradnya Paramita, Jakarta
Sukirman, S. 2012. Beton Aspal Campuran Panas. Edisi Kedua, Itenas, Bandung
Suroso T. W., (2011), Peningkatan Kinerja Campuran Beraspal Dengan Karet Alam Dan Karet Sintetis, Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung.
Tamrin, (2011), Peningkatan Limbah Hasil Alam Dan Daur Ulang Limbah Melalui Proses Kimia Fisika. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kimia Fisika. Universitas Sumatera Utara. Medan. Widia, N.S., (2010). Optimasi Pembuatan Bioplastik Polihidroksilalkanoat Dengan