27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 4 cabang kedai Pesenkopi di Kota Malang di Jl.
Kendalsari Barat No. 18 A, Jl. Surabaya No. 16, Jl. Sigura-gura No. 20, Jl.
Tirto Utomo No. 2. Pemilihan keempat lokasi penelitian tersebut karena potensi konsumen yang melakukan pembelian produk sangat tinggi.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2010) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positiveme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, serta analisis data bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini menekankan pada pengaruh promosi terhadap kepuasan konsumen Pesenkopi, pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen Pesenkopi, dan juga pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen Pesenkopi.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Dengan demikian, populasi merupakan seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Pesenkopi Kota Malang yang sudah melakukan pembelian lebih dari 1 kali.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama serta memenuhi populasi yang diselidiki (Sugiyono,2008). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, Teknik ini menggunakan pertimbangan tertentu
untuk menentukan sampel yang akan digunakan (Sugiyono 2014). Sampel dalam penelitian ini berdasarkan pengunjung atau responden yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Pelanggan Pesenkopi yang pernah melakukan pembelian di Pesenkopi lebih dari 1 kali.
b. Konsumen dengan rentan usia 17-30 tahun.
Dalam karakteristik responden ini dikhususkan kepada pelanggan pesenkopi yang pernah melakukan pembelian lebih dari 1 kali, karena dengan pelanggan yang sudah melakukan pembelian lebih dari satu kali pelanggan bisa mengidentifikasi ataupun menilai produk dari pesenkopi.
Untuk penentuan pelanggan dengan rentan usia 17-30 tahun karena rata- rata pelanggan pesenkopi berusia antara 17-30 tahun.
Dalam menentukan besarnya sampel ditentukan sebanyak 30 kali variabel independent (Ferdinand, 2014). Sebagai berikut :
n = Jumlah indikator x (5 sampai 10) keterangan :
n = Jumlah sampel
Penelitian ini terdapat 15 indikator dan dipilih angka 8 sebagai angka pengkalinya, sehingga didapatkan hasil dari perhitungan sebagai berikut :
n = 15 x 8 n = 120
Dari dasar tersebut peneliti mengambil sampel pada penelitian ini berjumlah 120 responden. Perhitungan ini digunakan untuk mempermudah dalam pengolahan data untuk mendapat hasil pengujian yang lebih baik.
D. Definisi Operasional dan indikator
Definisi operasional variabel adalah penjelasan tentang kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang diharapkan dari penelitian.
Variabel dalam penelitian terdiri dari tiga variabel bebas (Independent Variabel) dan satu variabel terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas tersebut adalah Promosi (X1), Harga (X2), dan Kualitas Produk (X3).
Sedangkan variabel terikatnya adalah Kepuasan Konsumen (Y). Variabel- variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Table 3.1
Definisi Operasional variabel Definisi Operasional
Variabel
Dimensi Indikator
Promosi (X1) Kegiatan yang dilakukan pesenkopi untuk
mengkomunikasikan manfaat dari
produknya dan untuk meyakinkan
pelanggan melakukan pembelian
- Advertising (periklanan)
Merupakan semua bentuk persentasi promosi non personal yang dibayar oleh sponsor untuk mempersentasikan
gagasan, barang atau jasa.
Kotler dan Keller (2012)
1. Iklan yang dilakukan Pesenkopi melalui media sosial sangat komunikatif dan menarik.
- Sales Promotion promosi penjualan) Promosi penjualan merupakan insentif- insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan suatu produk ataupun jasa.
Kotler dan Keller (2012)
2. Pesenkopi dalam memberikan potongan harga “discount” dapat mempengaruhi
pelanggan untuk Melakukan pembelian.
- Public Relation (hubungan masyarakat) Hubungan masyarakat yaitu membangun hubungan baik kepada berbagai pihak dengan tujuan untuk memperoleh publisitas yang
menguntungkan dan membangun citra
perusahaan yang bagus.
Kotler dan Keller (2012)
3. Informasi pada media masa tentang
pesenkopi mampu untuk dikenal pelanggan.
- Interactive Marketing (pemasaran interaktif) Merupakan program langsung yang dirancang untuk menarik perhatian
4. Interaksi karyawan Pesenkopi dengan pelanggan melalui media sosial sangat baik.
Definisi Operasional Variabel
Dimensi Indikator
pelanggan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, perbaikan citra dan meningkatkan
penjualan produk maupun jasa baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kotler dan Keller (2012) - Personal Selling
(penjualan perorangan) Merupakan presentasi personal oleh tenaga penjualan dengan tujuan menghasilkan penjualan dan membangun
hubungan baik dengan pelanggan.
Kotler dan Keller (2012)
5. Karyawan Pesenkopi dalam menawarkan produk secara
langsung cukup jelas.
Harga (X2) Suatu nilai yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk dari perusahaan yang sesuai harapan pelanggan pesenkopi.
- Keterjangkauan harga
Merupakan aspek penetapan harga yang dikeluarkan oleh penjual yang sesuai dengan kemampuan beli pelanggan.
Kotler dan Amstrong (2012)
1. Harga yang ditawarkan oleh Pesenkopi
terjangkau untuk pelanggan.
- Kesesuaian harga dengan kualitas Merupakan aspek penetapan harga yang dilakukan oleh penjual sesuai dengan kualitas produk yang di dapat oleh pelanggan.
Kotler dan Amstrong (2012)
2. Harga yang ditawarkan Pesenkopi sesuai dengan kualitas produk yang diberikan.
Definisi Operasional Variabel
Dimensi Indikator
- Kesesuaian harga dengan manfaat Merupakan aspek penetapan harga dari penjual yang sesuai dengan manfaat apa yang di dapat oleh pelanggan dari produk yang telah di konsumsinya
Kotler dan Amstrong (2012)
3. Harga yang diberikan oleh Pesenkopi sesuai dengan manfaat atau memenuhi keiinginan pelanggan.
Kualitas produk (X3) Suatu fitur dan karakteristik produk yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan pesenkopi.
- Bentuk (form) produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan bentuk, ukuran atau struktur fisik produk.
Kotler (2010)
1. Jenis produk dari Pesenkopi memiliki ciri khas rasa tersendiri dan dapat dibedakan.
- Ciri-ciri produk (features)
Merupakan karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
Kotler (2010)
2. Pesenkopi memiliki pelengkap atau topping tambahan produk yang bergunan untuk
menambah kenikmatan rasa.
- Ketetapan atau kesesuaian (conformance) berkaitan dengan tingkat kesesuaian kelezatan rasa berdasarkan keiinginan pelanggan.
Kotler (2010)
3. Kelezatan rasa yang diberikan pesenkopi sesuai dengan rasa yang diharapkan pelanggan.
Definisi Operasional Variabel
Dimensi Indikator
- Gaya (style) berkaitan dengan
penampilan yang dimiliki produk dan kesan
pelanggan terhadap produk.
Kotler (2010)
4. Penampilan bentuk packaging produk Pesenkopi menarik.
- Desain (design) Merupakan keseluruhan keistimewaan produk yang akan
mempengaruhi
penampilan dan fungsi produk terhadap keinginan pelanggan.
Kotler (2010)
5. Desain packaging produk Pesenkopi memiliki keunikan atau keistimewaan
tersendiri.
- Kinerja
(performance) Berkaitan dengan aspek fungsional suatu produk dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan
pelanggan dalam
membeli produk tersebut Kotler (2010)
6. Produk Pesenkopi mampu memenuhi kelezatan dan
kenikmatan rasa untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Kepuasan pelanggan (Y)
Situasi yang ditunjukkan oleh pelanggan pesenkopi ketika mereka menyadari bahwa kebutuhan dan keinginan sesuai dengan harapannya.
- Kesesuaian harapan Merupakan kesesuaian kinerja suatu produk yang diharapkan dengan yang dirasakan oleh pelanggan meliputi promosi, harga dan kualitas produk yang diberikan perusahaan.
Tjiptono (2004)
1. Produk yang diberikan Pesenkopi sesuai dengan yang
diharapkan pelanggan.
Definisi Operasional Variabel
Dimensi indikator
- Minat berkunjung kembali
Merupakan kesediaan pelanggan yang bersedia untuk berkunjung kembali atau
mengkonsumsi ulang produk dari perusahaan tersebut.
Tjiptono (2004)
2. Pelanggan minat untuk berkunjung kembali pada Pesenkopi.
- Kesediaan
merekomendasikan Merupakan pelanggan yang bersedia untuk merekomendasikan produk perusahaan kepada teman, kerabat ataupun saudara.
Tjiptono (2004)
3. Bersedia untuk merekomendasikan produk dari Pesenkopi pada teman, kerabat ataupun saudara.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif. Data kuantutatif merupakan data yang diukur dan dihitung secara langsung yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dalam bentuk angka (Sugiono, 2010).
Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono, 2010). Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah jawaban dari responden yang telah membeli produk Pesenkopi Kota Malang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memebrikan pertanyaan ataupun pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2017). Sumber data diperoleh langsung dari konsumen yang pernah melakukan pembelian produk Pesenkopi.
G. Teknik Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini guna mempermudah pengolahan dan pengukuran data, jawaban dari responden diberi skor atau nilai. Pada penelitian ini pengukuran skor menggunakan skala Likert. Menurut Sugiono (2017) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Pertanyaan pada kuisioner memiliki 5 alternatif jawaban, sehingga responden hanya memilih dari alternatif tersebut. Lima alternatif jawaban tersebut dapat dilihat pada table sebagai berikut :
Table . 3.2 Skala Likert
Jawaban Item Pernyataan Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
H. Deskripsi Variabel
Deskripsi jawaban ini nantinya berfungsi sebagai informasi frekuensi dan pengertian jawaban para responden terhadap pertanyaan- pertanyaan yang telah mereka pilih pada kuesioner. Berdasarkan penelitian ini yang menggunakan 120 responden. Hal ini tercermin dari indikator variabel yang berasal dari pertanyaan tertutup. Selanjutnya pertanyaan tertutup ini di ukur dengan sekala 1 sampai dengan 5, maka akan didasarkan pada nilai skor rata-rata (indeks) yang dikategorikan ke dalam rentang skor berdasarkan perhitungan Three-Box Method (Ferdinand, 2006).
Batas rentang skor : (%F*5)/5 = (120*5)/5 = 120 Batas bawah rentang skor : (%F*1)/5 = (120*1)/5 = 24
Angka indeks yang dihasilkan menunjukkan skor 24-120, dengan rentang sebesar 120. Dengan menggunakan three box method,maka rentang 120 dibagi menjadi tiga bagian, sehingga menghasilkan rentang untuk masing- masing bagian sebesar 40, dimana akan digunakan sebagai daftar interpretasi indeks sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kriteria Interprestasi Angka Indeks
No. Nilai Indeks Interprestasi
1.
2.
3.
24 sampai dengan 64 65 sampai dengan 105 106 sampai dengan 146
Rendah Sedang Tinggi Sumber: Ferdinand, 2014
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa nilai indeks adalah analisis yang paling cocok digunakan untuk mendeskripsikan jawaban responden. Nilai indeks memberi gambaran deskripsi mengenai karakteristik responden dalam suatu penelitian. Nilai indeks variable dapat
diukur dengan penjumlahaan nilai indeks variabel perindikator, dengan formula sebagai berikut :
Nilai indeks indikator berasal dari perkaliaan antara skor jawaban responden, dikalikan dengan persentase jumlah responden yang memilih item pertanyaan yang telah di sediakan.
I. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006) Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kebenaran suatu instrumen. Instrumen yang tepat berarti alat yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu tepat, dimana instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen ditunjukan dengan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur suatu data supaya tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksudkan agar tercapai kevalidannya.
Menurut (Sugiyono,2011), bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construc yang kuat atau valid.
Menurut (Arikunto,2006) rumus untuk menguji validitas angket adalah:
rxy = n∑XY − (∑X)(∑Y)
,{n∑X2 − (n∑Y)2}{+n∑Y2 − (∑Y)2 Dimana:
rxy = Koefisien korelasi antara skor item dan skor total n = Jumlah Responden
å X = Jumlah Skor butir
Nilai Indeks Variabel (NIV) = (Indeks Indikator 1) + (Indeks Indikator 2 ... + (Indeks Indikator ke n) / n.
å 12 = Jumlah skor butir kuadrat å Y = Skor total
å 32 = jumlah skor total kuadrat
å XY = Jumlah perkalian skor butir dengan skor total 2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan yang reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data reliabel (Ghozali, 2018).
Reliabilitas menujuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Untuk mencari reliabilitas instrument menggunakan rumus Alpha(a), karena instrument dalam penelitian ini berbentuk kuesioner (angket) yang skornya merupakan rentangan antara 1- 5 dan uji reliabilitas menggunakan item total, dimana untuk mencari reliabelitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0. Instrument dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih dari 0,6 atau mendekati 1 berarti item dinyatakan reliabel. Pengujian reliabilitas dengan Teknik alpha dikatakan untuk jenis data interval, rumusnya adalah :
r4 =( 4564 ) ( 1- ∑7789
:9 ) Keterangan :
r4 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
∑α=9 = Jumlah varians butir
>69 = Varian total J. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, yaitu hubungan secara linear antara dua atau lebih variable independen.
Promosi (X1), Harga (X2), Kualitas produk (X3) dengan variable dependen Kepuasan Konsumen (Y). Menurut Sugiyono (2012) regresi linear berganda adalah untuk mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linear yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel. Bentuk persamaan dari regresi linear berganda ini yaitu :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Dimana :
Y : Kepuasan Konsumen a : konstanta
b : koefisien X1 : Promosi X2 : Harga
X3 : Kualitas produk
K. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan model analisis regresi berganda harus menggunakan sejumlah asumsi-asumsi klasik dan valid. Pengujian asumsi harus dipenuhi atau valid agar persamaan regresi dapat digunakan dengan baik, sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data merupakan pengujian asumsi klasik paling utama yang harus dilakukan oleh peneliti. Tujuannya yaitu untuk menguji apakah variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak dalam model regresi. Dalam model regresi linier, syarat wajib yang dipenuhi yaitu data harus normal. Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik.
Jadi model regresi yang baik jika semua variabel distribusi normal.
Untuk mempermudah peneliti dalam mengalami normalitas data, maka digunakan SPSS. Apabila nilai Signifikan ≥ 0,05 artinya data berdistribusi secara normal. Sebaliknya, apabila nilai Signifikan < 0,05 artinya data berdistribusi secara tidak normal.
2. Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi
adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila VIF
> 10 maka terjadi multikol. Sebaliknya apabila VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikol.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
4. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas. Cara yang digunakan untuk mengetahui suatu model terbebas dari heteroskedastisitas atau tidak adalah uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati,2003). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas terjadi apabila nilai probabilitas signifikannya > 0,05.
L. Uji Hipotesis
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka data tersebut diolah dengan menggunakan teknis analisis data tertentu dengan permasalahan yang diteliti. Teknis analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda, teknik ini digunakan karena untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Teknis analisis dalam penelitian ini akan menggunakan program SPSS.
Analisis data yang digunakan adlah analisis statistik yang terdiri atas : a. Uji t
pada uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel kualitas produk dan harga , dimana benar-benar berpengaruh terhadap variabel kepuasan pelanggan secara terpisah atau parsial (Ghozali,2018). Uji t merupakan uji yang digunakan ketika peneliti ingin menguji beda mean dari dua kelompok sampel. Tujuannya adalah membandingkan rata-rata dari dua kelompok sampel yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Kriteria pengujian :
1. Jika t hitung memiliki nilai sig ≤ 0,05 maka menunjukkan bahwa variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap variabel terikat.
2. Jika t hitung memiliki nilai sig > 0,05 maka menunjukkan bahwa variabel bebas secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
b. Uji Dominasi
Uji dominasi atau kontribusi terbesar digunakan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel terikat (Sugiyono ,2013).
Koefisien beta digunakan untuk mengetahui kekuatan masing-masing variabel bebas dalam menentukan dependent variabel. Tujuan dari uji koefisien beta ini adalah untuk menemukan variabel bebas mana yang memiliki pengaruh paling dominan atau kontribusi terbesar terhadap variabel terikat.
Variabel-variabel bebas yang diuji dapat diperbandingkan pengaruhnya terhadap variabel terikat, maka satuan koefisien regresi variabel-variabel bebas tersebut harus distandarisasi. Koefisien regresi yang distandarisasi ditunjukkan dengan nilai beta. Variabel bebas dapat dibandingkan sehingga dapat menemukan variabel bebas manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap variabel tertentu.
Menguji variabel dominan, terlebih dahulu mengetahui masing- masing kontribusi variabel bebas yang diuji terhadap variabel terikat.
Untuk mengetahui variabel bebas mana yang mempunyai pengaruh paling dominan maka digunakan Uji Standardized Coefficient Beta dengan membandingkan nilai Standardized Coefficient Beta masing-masing variabel. Jika dimisalkan Standardized Coefficient Beta untuk X1 > X2 dan X3 maka variabel Promosi (X1) berkontribusi dominan pada variabel Kepuasan Pelanggan.