• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjawab Tantangan Industri Hasil Perikanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Menjawab Tantangan Industri Hasil Perikanan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Progam Studi TIHP, Siap Menjawab Tantangan Industri Hasil Perikanan

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga patut berbangga memiliki program studi S-1 Teknik Industri Hasil Perikanan (TIHP).

Prodi baru di lingkup Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) ini memiliki keunggulan yang tak dimiliki perguruan tinggi lainnya.

Ditemui di ruang kerjanya, Dr. Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si., selaku koordinator prodi TIHP, menuturkan prodi TIHP fokus pada bidang industri. Bagi Juni, kekhasan dan keunggulan TIHP adalah salah satu langkah untuk mengoptimalkan kekayaan laut dan mengembangkan perekonomian masyarakat.

“Di universitas lain, hanya sedikit yang fokus pada industri.

Kita menginginkan pendidikan di TIHP dapat menjawab tantangan industri hasil perikanan. Selain pengolahan, kami juga pikirkan memikirkan aspek ekonomis,” terang Juni.

Selain di bidang industri, prodi TIHP juga berusaha menyelaraskan dengan misi UNAIR sebagai pusat unggulan ilmu kesehatan. Ke depan, Juni ingin agar riset mahasiswa bisa menggali lebih dalam kekayaan biota laut untuk bahan obat- obatan.

“Karena perikanan di UNAIR ini dulu merupakan keilmuan yang lahir dari para ilmuwan dari kedokteran hewan, jadi kami juga fokus pada kesehatan. Kami juga ingin mengeksplorasi manfaat biota-biota di dalam laut,” jelasnya.

Guna memantapkan langkah pada industri dan kesehatan, TIHP ditunjang dengan para sumber daya manusia yang berkualitas.

Prodi yang berdiri pada tahun 2015 memiliki banyak dosen muda jebolan kampus ternama baik dalam negeri maupun luar negeri.

(2)

“Dosen-dosen di sini banyak yang muda dan memiliki ragam keilmuan, mulai nano partikel, food processing, bioteknologi, dan fungsional pangan serta nutrisi,” papar Juni.

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S

Perpustakaan Siapkan Bursa Buku Second

UNAIR NEWS – Bila berjalan sesuai rencana, pada 13 hingga 15 September mendatang, Perpustakaan UNAIR akan menggelar Bursa Buku Second (bekas). Kegiatan yang dilaksanakan serempak di perpustakaan kampus A, B, dan C ini berisi setidaknya tiga kegiatan.

Pertama, penjualan buku second. Kedua, barter buku dan tukar tambah. Ketiga, pendonasian buku. Event ini dilaksanakan sebagai penyambutan tahun akademik baru. Maka dari itu, diperkirakan para peserta yang datang nantinya berasal dari mahasiswa beragam angkatan.

“Kakak angkatan yang ingin menyumbangkan buku, atau saling barter, bisa datang kemari,” ujar Humas Perpustakaan, Agung B.

Kristiawan. “Kalau dia mau jualan buku bekasnya juga tidak masalah. Fleksibel saja,” imbuhnya.

Untuk keterangan lebih lanjut, mereka yang berminat ikut dalam bursa buku second ini, bisa membuka laman www.lib.unair.ac.id.

Khususnya, bagi mereka yang ingin ikut membuka stand.

Nantinya, mereka bakal berhadapan secara langsung dengan seluruh pengunjung perpustakaan yang makin hari makin banyak.

Pasti sangat menyenangkan.

(3)

Apa yang digelar ini juga sebagai upaya turut menyemarakkan hari berkunjung ke perpustakaan yang biasanya diperingati saban 15 September. Agung menerangkan, perpustakaan mesti dibuat sedemikian rupa agar menjadi tempat beraktifitas bagi mahasiswa yang nyaman. Dengan demikian, mereka betah di situ dan ‘mengenyangkan’ diri dengan membaca buku yang tersedia.

Selama ini, perpustakaan terus melakukan pembenahan. Sudah banyak pula terobosan yang dibuat. Di antaranya, digitalisasi sistem loker yang dilengkapi barcode. Dan yang tak kalah menarik, terdapat laporan jumlah pengunjung dan interaksi media sosial realtime yang terpampang di pintu masuk. (*) Penulis: Rio F. Rachman

Editor : Dilan Salsabila

Sedang Dibangun, Akses Jalan

“Alternatif” di Kampus C UNAIR

UNAIR NEWS – Sarana transportasi berupa jalan di kampus C Universitas Airlangga akan segera bertambah. Diharapkan tiga bulan kedepan sarana jalan baru ini sudah bisa dilewati. Jalan tersebut dibangun di bagian belakang gedung-gedung rektorat, yang akan menghubungkan antara samping Gedung Arsip sampai belakang gedung olah raga (GOR) basket dan futsal hingga lahan kosong tempat parkir disamping kiri Sekretariat Universitas Terbuka (UT).

”Tujuannya untuk membuat akses baru, agar kalau ada kegiatan- kegiatan besar di kampus C, misalnya acara wisuda, maka kita bisa menerapkan jalan jalur sehingga diharapkan lebih lancar,”

(4)

penjelasan Karnaji, S.Sos., M.Si., Direktur Sarana dan Prasarana UNAIR ketika dikonfirmasi unair.news, Kamis (1/12).

Dengan demikian kalau sarana jalan tersebut sudah jadi, dirancang untuk kegiatan besar di gedung Rektorat yang sampai harus menutup akses jalan, atau kegiatan besar di gedung ACC (Airlangga Convention Center), maka arus kendaraan masuk bisa melewati jalan alternatif baru ini.

Rancangannya, dari pintu gerbang masuk akses kendaraan dibelokkan kanan ke depan Gedung Arsip. Lalu belok kiri ke jalan baru melewati belakang parkiran, gedung Student Center (SC), bangunan rencana gedung baru Fakultas Farmasi, belakang GOR/futsal. Atau bisa juga diberlakukan rute yang sebaliknya.

Sedangkan alternatif lain tetap melewati depan gedung Rektorat dan selanjutnya hingga gedung ACC.

AKSES rencana jalan, nanti melewati belakang bangunan rencana gedung Fakultas Farmasi hingga GOR. (Foto: Bambang Bes)

Menurut Direktur Sarpras UNAIR itu, jalan baru nanti merupakan akses sementara, karenanya akses jalan “penolong” ini nanti

(5)

hanya dibikin dengan urukan pasir dan batu (sirtu) yang dipadatkan sedemikian rupa hingga layak dilewati. Artinya jalan tersebut bukan diaspal atau dengan paving.

Dikatakan sementara, karena sesuai master-plant kampus C yang ada, nanti dari lahan UNAIR ini akan ada jalan tembus hingga ke “jalan kembar” di bagian utara yang berdampingan dengan lahan pengembang. Pertemuan jalan tersebut akan ada jalan lingkar, kemudian ada akses jalan lain ke gedung-gedung pengembangan baru di kampus C UNAIR.

”Tetapi hal tersebut belum bisa dilaksanakan sekarang, karena penukaran sertifikat tanah masih dalam pengurusan. Nanti kalau persoalan sertifikat ini sudah sama-sama menjadi hak milik, barulah tukar guling (ruislag) lahan dengan pengembang itu bisa dilakukan,” kata dosen FISIP UNAIR itu.

Sampai berita ini diunggah, pelaksanaan rencana akses jalan baru tersebut masih terus dibuldoser untuk diratakan. Beberapa cekungan yang ada juga diuruk dengan sirtu, yang kebetulan lahan-lahan itu semula berupa perladangan dan kolam ikan.

Sampai saat ini masih terus dikerjakan. (*) Penulis: Bambang Bes

Dua Putera Utama Dibalik Hymne Airlangga

UNAIR NEWS – Abdoes Saleh dan R. Bahrawi Wongsokoesoemo.

Apabila disebutkan dua nama orang tersebut, mungkin banyak sivitas akademika UNAIR dewasa ini menggelengkan kepala tanda tak tahu. Padahal jasa keduanya bagi UNAIR tidak bisa dipandang remeh. Mereka diangkat sebagai ‘Putera Utama

(6)

Universitas Airlangga’ oleh Rektor UNAIR pertama, Prof. Mr. AG Pringgodigdo.

Keduanya adalah pencipta Hymne Airlangga. Abdoes Saleh adalah sosok yang mengaransemen melodi dan menciptakan syair pujaan sedangkan Bahrawi adalah sosok yang menciptakan syair pengantar. Hymne Airlangga sendiri merupakan lagu sakral yang wajib diketahui oleh siapapun yang pernah menjadi mahasiswa UNAIR. Lagu ini selalu berkumandang dalam acara pengukuhan mahasiswa baru dan wisuda universitas, menyambut mereka yang akan menuntut ilmu di salah satu kampus kebanggaan negeri juga mengantar mereka yang siap mengabdi untuk ibu pertiwi.

Pada saat menciptakan Hymne Airlangga, keduanya masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran. Namun menjadi mahasiswa bukan alasan untuk tidak menorehkan tinta sejarah, cinta keduanya pada almamater terlukis dalam syair dan melodi yang menggetarkan hati.

Menjadi wajar jika kemudian Panitya Pantjawarsa mengusulkan pemberian gelar ‘Putera Utama Universitas Airlangga’ kepada mereka. Hal tersebut dapat dilihat dengan jelas dalam surat penghargaan dari Presiden Universitas Airlangga (pada saat itu rektor masih disebut sebagai presiden) tertanggal 10 November 1959 atau tepat saat dies natalis UNAIR kelima. Dalam surat tersebut tertera bahwa gelar tersebut adalah bentuk pengakuan dan penghargaan atas jasa mereka yang telah menciptakan Hymne Airlangga.

Dalam bait-bait Hymne Airlangga di bawah ini dapat kita ketahui bahwa betapa kebanggaan dan kecintaan mereka terhadap UNAIR begitu besar. Tentu mereka berharap bahwa setiap civitas akademika UNAIR juga akan senantiasa demikian.

(7)

Teks Asli Hymne Airlangga (Sumber : Buku 50 Tahun Universitas Airlangga)

(8)

Syair Pengantar Di Timur Jawa Dwipa Megah Engkau Bertahta Ksatria Airlangga Kusuma Negara

Dari Engkau Kudapat Budaya Pusaka

Airlangga Dikau Permata Indonesia Raya

Syair Pujaan Bagimu Almamater Kuberjanji Setia Berdharma Bakti Suci Berjasa Mulia

Belajar Untuk Nusa Indonesia yang Kucinta Airlangga Engkau Hiduplah Airlangga Tetap Kau Jaya Penulis : Yeano Andhika

Museum Budaya UNAIR Punya Koleksi Benda Antik dari Dinasti Tiongkok

UNAIR NEWS – Koleksi Museum Sejarah dan Budaya Universitas Airlangga bertambah. Museum ini mendapatkan sumbangan barang- barang antik sejak peradaban Cina Dinasti Ming, Jing, Sung, maupun Tang. Jumlah ini menambah barang-barang museum yang sebelumya hanya terbatas koleksi-koleksi dari dalam negeri.

(9)

Keluarga Aminuddin yang merupakan profesor peneliti dari Museum Nasional RI memberikan sumbangan barang-barang antik itu. Sang anak, Mohammad Faisal Hasan Mujaddin., M.A., menyerahkan secara simbolis barang-barang pada Senin, (28/8) di Museum Sejarah dan Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, UNAIR.

Kepada UNAIR News, Faisal mengatakan bahwa koleksi itu berasal dari ribuan tahun yang lalu.

“Jumlahnya ada 12, meliputi barang dari berbagai macam dinasti, Ming, Jing, Sung, maupun Tang. Semuanya sangat berharga dan masuk katalog cagar budaya,” ucap koordinator Museum Sejarah dan Budaya UNAIR Edy Budi Santoso., S.S., M.A.

Penambahan koleksi ini dikatakan Edy dapat menambah wawasan kepada mahasiswa maupun generasi muda lainnya. Pun memberi wawasan bahwa kini, warisan budaya bukan saja memiliki nilai historis yang tinggi namun juga memiliki nilai nominal yang tidak sedikit.

Keunikan dan proses sejarah yang mahal

Benda-benda antik itu memiliki sejarah kepemilikan yang cukup tinggi. Oleh karenanya, jika dinominalkan setara dengan 750 ribu dolar Singapura. Benda-benda itu bisa saja dijual dengan harga murah. Namun karena memiliki keunikan sejarah yang tinggi, kolektor berlomba-lomba memilikinya.

“Barang-barang ini bisa saja murah. Bisa saja dijual hanya satu juta, tergantung keunikan dan sejarah kepemilikan barangnya,” ujar Faisal yang merupakan alumnus program Master of Art, Lasalle College of The Art, Singapore.

Mengapa kita bisa membeli barang-barang antik dengan harga murah sedangkan di luar negeri bisa dijual dengan harga mahal sekali? Itu karena keunikan dan histori yang memiliki peran sangat penting. Faktor historis itu meliputi kepemilikan serta bagaimana benda tersebut bisa ditemukan.

Di luar negeri, seperti di Amerika dan Hongkong misalnya, ada

(10)

alat pendeteksi tanah yang dapat digunakan dalam memprakirakan umur semuah barang. Alat itu berfungsi untuk mendeteksi umur tanah. Selanjutnya, dari prakiraan umur yang didapat, dapat dilakukan riset mendalam mengenai sebuah benda bersejarah.

Sayangnya, Indonesia belum memiliki peralatan ini. Sehingga ada juga praktik pemalsuan barang antik yang tiruannya banyak beredar di pasaran. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S

E-Politic, Cara Baru dan Praktis Mengunduh Literatur Ilmu Politik

UNAIR NEWS – Perkembangan era digital berhasil dimanfaatkan oleh para anggota Divisi Pengemgbangan Keilmuan, Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga. Melalui laman yang beralamat di http://bit.ly/e-politic, mereka mengunggah literatur-literatur perkuliahan Program Studi S-1 Ilmu Politik.

E-Politic itu sendiri digagas oleh mahasiswa S-1 Ilmu Politik, Eksa Yoga. E-Politic sendiri diluncurkan tepat pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, Selasa (2/5). Peluncuran inovasi baru yang dihadiri mahasiswa dan dosen FISIP itu dilangsungkan di ruang perkuliahan 307 FISIP UNAIR.

“E-Politic berisi materi perkuliahan mahasiswa mahasiswi Ilmu Politik UNAIR dari awal semester hingga akhir, serta di dalam E-Politic terdapat buku dan jurnal tentang politik untuk

(11)

menunjang proses perkuliahan,” tutur Eksa.

“E-Politic juga hadir agar mahasiswa Ilmu Politik mudah memahami dan mempelajari mata kuliah yang ada serta untuk menunjang perkuliahan dengan berbasis online yang tidak bisa terlepas dalam keseharian mahasiswa,” imbuhnya.

Dalam laman E-Politic, pengunjung bisa menemukan puluhan buku- el (elektronik), jurnal-el, novel-el, dan skripsi-el.

“Skripsi-el itu ditujukan agar mahasiswa tidak kesulitan dalam mencari judul atau referensi ketika menulis skripsi. Hal-hal seperti itu banyak dialami oleh mahasiswa,” tutur Eksa.

Ada pula materi perkuliahan dalam format powerpoint. Selain itu, pengunduhan data-data tersebut juga mudah sekali.

Pengunjung tak perlu meminta akses Google Drive ke pihak pengunggah.

Sejumlah file yang sudah diunggah di laman E-Politic antara lain materi perkuliahan Pemikiran Politik Barat, Pemikiran Politik Indonesia, Dasar Ilmu Pemerintahan, Ekonomi Politik, hingga Teori Politik Kontemporer. Ada pula sejumlah buku berjudul Memahami Ilmu Politik (Ramlan Surbakti), Madilog (Tan Malaka), dan Bung Karno: Penjambung Lidah Rakjat Indonesia (Cindy Adams).

Di laman E-Politic, pengunjung juga bisa membaca berita-berita terkini tentang kegiatan di lingkungan kampus. “Hal tersebut untuk menunjang para mahasiswa yang memiliki jiwa aktivis agar lebih update dan dapat mengupas permasalahan yang ada di lingkungan kampus,” tutur Eksa.

Dengan adanya E-Politic, diharapkan lebih banyak lagi pihak yang tertarik untuk belajar ilmu politik. Selain itu, peluncuran ini juga memberi napas positif terhadap pendidikan di Indonesia sekaligus mewujudkan cita-cita negara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Penulis: Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik

(12)

Editor: Defrina Sukma S

Intip Serunya Pembuatan Video Klip Hymne Airlangga

UNAIR NEWS – Pada tanggal 19 Maret 2016 nanti atau bertepatan dengan acara wisuda hari pertama, rencananya video klip Hymne Airlangga akan secara resmi dirilis untuk pertama kalinya.

Video klip tersebut nantinya akan diputar di hadapan ribuan wisudawan, pimpinan Universitas Airlangga (UNAIR), dan Ikatan Alumni UNAIR (IKA-UA). Sekadar informasi, video klip Hymne Airlangga tersebut merupakan video klip resmi pertama yang dirilis oleh Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga (PIH UNAIR).

Redo Nomadore, sutradara video klip Hymne Airlangga, mengatakan bahwa konsep video klip yang ia buat bersama timnya kali ini bertema tentang kehidupan kampus. Ia berusaha mewujudkan makna Hymne Airlangga ke dalam kisah visual.

Baginya, Hymne Airlangga sendiri merupakan wujud kecintaan terhadap almamater dan bangsa.

Untuk itu, video klip Hymne Airlangga ini terdiri dari berbagai scene yang mengisahkan aneka kegiatan kampus antara lain kegiatan kuliah, aktivitas di unit kegiatan mahasiswa, pengabdian masyarakat, hingga wisuda.

“Kita bikin Hymne Airlangga yang selama ini belum ada. Ini kan katanya akan diputar dalam acara wisuda. Ini nantinya seperti mengingatkan mereka dengan kegiatan-kegiatan kampus,” tutur Redo.

Dalam pembuatan klip Hymne Airlangga, adegan di ambil di

(13)

berbagai tempat mulai taman dan danau kampus C UNAIR, student center, hingga di lokasi wisata mangrove Wonorejo, Surabaya.

Alex Comte, salah seorang mahasiswa asing penerima beasiswa darmasiswa asal Meksiko yang terlibat menjadi salah satu model dalam video klip tersebut mengaku senang bisa turut berpartisipasi.

“Senang bisa turut berpartisipasi. Walaupun mungkin kita tidak a k a n l u l u s d a r i s i n i , p a l i n g t i d a k b i s a s e d i k i t berkontribusi,” ujarnya. (*)

Penulis : Defrina Sukma S.

Editor : Yeano Andhika

Tak Hanya Fosil dan Candi, Antropologi UNAIR Miliki Cakupan Lebih Luas

UNAIR NEWS – Menggambarkan manusia dari kehidupan masa lalu dan sekarang dengan landasan teori ilmu sosial dan ilmu hayati adalah tugas para antropolog. Melalui pijakan antropologi, seorang antropolog bisa menjejaki karir di bidang apapun yang berhubungan dengan manusia dan kebudayaan.

Seperti misalnya, musibah kecelakaan yang merenggut korban pesawat Air Asia akhir 2014, atau tenggelamnya para imigran gelap tahun 2011 di perairan Trenggalek, membutuhkan tangan para antropolog ragawi dalam melakukan identifikasi para korban.

Selain dalam hal ragawi, antropolog juga melakukan kajian terhadap kondisi sosial budaya masyarakat. Seperti misalnya,

(14)

pengkajian mengenai sekolah khusus perempuan di suatu wilayah.

Para antropolog mengkaji latar belakang budaya mengenai pendirian sekolah perempuan.

Itulah sebagian kecil kiprah para antropolog Universitas Airlangga yang dituturkan oleh Koordinator Program Studi S-1 Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Drs. Yusuf Ernawan, M.Hum. “UNAIR benar-benar mencetak seorang antropolog yang handal dan berintegritas,” tutur Yusuf.

Seiring berkembangnya zaman, prodi Antropologi UNAIR kian berkembang. Yusuf mengungkapkan, saat ini, Antropologi UNAIR memiliki dua cabang peminatan, yaitu Antropologi Sosial Budaya dan Antropologi Ragawi. Di dalam Antropologi Ragawi, salah satu hal yang dipelajari adalah Antropologi Forensik.

“Di tempat lain, Antropologi Forensik nyaris belum dikembangkan,” jelasnya.

Namun, untuk saat ini, Antropologi Forensik dianggap lebih menonjol karena banyaknya kasus kecelakaan dan kriminalitas.

“Jadi kecelakaan pesawat atau kapal tenggelam itu kita bekerja sama dengan kepolisian. Jadi nama kita nyaris sering terdengar di masyarakat,” ungkap Yusuf.

Selain itu, Antropologi juga berkembang dari sisi ruang lingkupnya. Yusuf mengungkapkan bahwa kajian antropologi tidak hanya terkait kecelakaan, fosil, dan candi. “Kita mau ngomong apapun itu bisa, mulai kesenian, agama, seksualitas, pendidikan, perubahan sosial, bahkan pariwisata itu ruang lingkup kita semua, ada mata kuliahnya. Jadi, luas sekali,”

tandasnya.

Dalam kurikulumnya, antropologi dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan mahasiswa. Salah satunya adalah museum antropologi atas kerja sama dengan Dirjen K e b u d a y a a n . S e l a i n i t u , p a r a m a h a s i s w a j u g a a k a n menyelenggarakan PKL (Praktik Kuliah Lapangan), sehingga terjun langsung pada masyarakat.

(15)

“Karena idealnya itu harus sering ke lapangan, jadi ilmu antropologi itu untuk memahami masyarakat,” terang Yusuf.

“Sebenarnya bukan sekedar mengetahui atau mendeskripsikan, tapi juga bisa memahami, masyarakat yang diteliti itu seperti apa, setelah paham dia menjadi mediator untuk menjelaskan pemahaman itu kepada pihak lain atau masyarakat luas,”

imbuhnya.

Ke depan, Yusuf berharap agar Antropologi UNAIR terus berkembang dan mencetak antropolog yang mumpuni. Bahkan, Yusuf mengaku mendapatkan dorongan dari para mahasiswa agar segera membentuk Program Magister untuk Ilmu Antropologi.

“Banyak juga mahasiswa yang mendorong kita untuk mendirikan S- II. Lah, nanti akan kita planning dan diskusikan,” ujarnya positif. (*)

Penulis : Dilan Salsabila.

Editor : Defrina Sukma S

FPK Tebar Sepuluh Ribu Benih Nila di Danau Kampus

UNAIR NEWS – Sivitas akademika Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga menebar sebanyak sepuluh ribu benih nila di danau kampus C, Kamis (9/3). Acara tebar benih nila ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan pimpinan fakultas.

Dosen FPK sekaligus penanggung jawab acara, Prayogo, S.Pi., mengatakan kegiatan tebar benih ikan merupakan bagian dari upaya untuk optimalisasi fungsi danau buatan kampus. “Ini kan termasuk salah satu aset yang bisa kita kelola, selain menjadi

(16)

tempat untuk rekreasi, jadi bisa menjadi tempat edukasi dan praktikum mahasiswa kami. Yang terpenting juga bisa bermanfaat untuk semua,” jelasnya.

Prayogo juga mengatakan bahwa penebaran benih ikan merupakan agenda rutin yang sudah dilakukan oleh pihak FPK. Selain ikan nila, sebelumnya Prayogo dan tim sudah menebar benih ikan koi, ikan tombro, ikan mas, dan rencananya setelah ini akan ditabur benih ikan bandeng.

“Untuk benih yang kita tebar ini ukurannya yang cukup besar.

Pengalaman kemarin saat kami tebar dengan ukuran kecil malah jadi makanan ikan lainnya,” imbuh Prayogo.

Tidak hanya menebar, untuk menunggu masa panen, Prayogo menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pantauan terkait kualitas air, kondisi ikan, dan padat tebarannya. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk hasil panen yang maksimal.

“Kami memang yang punya gawe dan kami juga bertanggung jawab untuk hal itu. Maka untuk memantau kualitas air kami juga turun tangan. Selain itu ikan ini kan juga organisme hidup yang berpotensi kena penyakit,” tandasnya.

“Jika ini sudah berjalan dengan baik danau yang kita miliki ini bisa memiliki nilai lebih, selain wahana rekreasi dan edukasi, ini juga bisa sebagai upaya peningkatan gizi masyrakat dan kita semua yang ada di sini,” imbuhnya.

Untuk mengoptimalkan fungsi edukasi dan laboratorium mahasiswa, pihak FPK UNAIR secara rutin menebar benih ikan.

Kali ini, sebanyak 10.000 benih nila berukuran 5-10 cm ditebar di danau yang terletak di depan Kantor Manajemen UNAIR tersebut.

Danau buatan yang ada di area kampus C Universitas Airlangga, memang mempunyai banyak fungsi. Selain sebagai wadah resapan air hujan dan tempat untuk rekreasi, danau tersebut juga digunakan sebagai wadah edukasi dan salah satu tempat

(17)

praktikum mahasiswa FPK.

Kegiatan yang dilangsungkan Kamis (9/3), dihadiri Wakil Dekan I Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR dan salah satu dosen FPK UNAIR yang juga penanggung jawab pelaksanaan tebar benih ikan, Prayogo, S.Pi., MP. Ditanyai mengenai kegiatan tersebut, Prayogo menjelaskan bahwa

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S

Optimisme Pengembangan Bio- Optika dan Laser Harus Digelorakan

UNAIR NEWS – Pada 2014 lalu, Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi Prof. Retna Apsari, Dr. M.Si., diberi tanggung jawab untuk ikut menggerakkan Fakultas Vokasi. Waktu itu, dia dipercaya mengemban jabatan sebagai Wakil Dekan III di fakultas yang baru terbentuk pada tanggal 4 Juni 2014. Tak sampai di sana, pada pengukuhan jajaran pimpinan Dekanat 2015-2020, akademisi dari departemen Fisika tersebut kembali disuguhi amanat. Kali ini, sebagai Wakil Dekan I.

Selama ini, Retna Apsari banyak melakukan penelitian di bidang biooptika dan aplikasi laser, yang diyakini memiliki banyak manfaat. Tidak hanya untuk aplikasi industri dan diagnosis, namun juga, sebagai media terapi yang aplikatif dan bermanfaat kongkret bagi tubuh.

(18)

Optika merupakan salah satu kajian analisis penjalaran cahaya atau foton ketika melewati sebuah medium. Kajian optika memiliki keunggulan yaitu sangat teliti karena mampu membedakan jejak lintasan optik sebesar satu kali panjang gelombang yang digunakan, non invasive, non destructive, dan non ionisasi. Keunggulan optika bermain di wilayah ketelitian pada dimensi nano dan dewasa ini telah merambah pada dimensi f e m t o , m e m b u a t o p t i k a n i s c a y a d i k e m b a n g k a n u n t u k mengeksplorasi sifat dan struktur sebuah material, termasuk biomaterial.

Optika dan khususnya bio-optika yang dikenal dengan istilah fotonika merupakan salah satu bidang kajian yang sangat unik sebab diperlukan kerjasama terintegrasi antara bidang teoretik yang fundamental (fisika dan matematika), komputasi dan aplikasi (optik, teknologi informasi, elektro-optik), sistem cerdas dan optical imaging. Mengingat luas dan kompleksnya masalah di bidang ini, kerja sama antara berbagai bidang adalah suatu keniscayaan. Integrasi antara bidang kajian Retna dengan Fakultas Vokasi akan mengakselerasi implementasi penelitian kepada stakeholder. Untuk mengakselerasi implelentasi diperlukan laser sebagai sumber cahaya.

Laser bisa difungsikan untuk melakukan pengobatan kanker yang bersifat non ionisasi, dan non “destruktif” serta minim efek samping. Sebab, sinar ini dapat memindai sel kanker secara selektif dan lebih tepat dengan beberapa mekanisme interaksi yang ada yaitu fototermal, fotokimia, fotoablasi, produksi plasma dan photodistruption.

Laser juga bisa digunakan untuk menggerus caries pada gigi.

Dapat pula dipakai untuk terapi termal yang diaplikasikan pada bidang fisioterapi sebagai salah satu media biostimulasi.

Bahkan, sinar ini berpotensi diaplikasikan di bidang peternakan, misalnya, memanfaatkan teknik stimulasi dengan penyinaran laser, yang dapat mengakselesari penggemukan sapi dan hewan ternak lainnya. Prinsipnya, ilmu pengetahuan di bidang laser sangat luas dan masih terus berkembang.

(19)

Tentu saja, untuk menjadi unggul, dibutuhkan banyak tahapan.

Termasuk, mengambil langkah untuk bermitra dengan industri dan perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Dengan demikian, asa untuk menjadi kampus yang berlevel dunia pun dapat diraih dengan lebih mudah. Beberapa mitra luar negeri yang telah ada beberapa diantaranya adalah Prof. Dr. Ahmad Harith, Prof. Dr.

Sulaiman W. Harun, dan Dr. Hamzah Arof dari Photonics Research Center Universiti Malaya; Prof. Hiroyuki Ichikawa dari Lab.

Optical Engineering, Faculty of Electrical dan Electronic Engineering, Ehime University Matsuyama Jepang; Prof. Dr.

Khosrow Mottaghi dari Aachen University Jerman, Prof. Dr. Eko dari Faculty of Biomedical Engineering Universiti Teknologi Malaysia, Prof. Dr. Marsin Sanagi dari Institut Ibnu Sina Universiti Teknologi Malaysia; Prof. Dr. Noriah Bidin dari Laer Center Universiti Teknologi Malaysia.

Sementara itu, Fakultas Vokasi memiliki tiga departemen, yakni, bisnis, teknik, dan kesehatan. Retna mengutarakan, semua disiplin ilmu di fakultas ini dapat bersinergi karena Fakultas Vokasi merupakan paket keilmuan lengkap. Sinergitas disiplin keilmuan Fakultas Vokasi dengan basis penelitian Retna Apsari akan mempercepat implenentasi hasil penelitian untuk sampai pada stakeholder. Di sisi lain, masing-masing lulusan tiap departemen mempunyai peluang sama besar di dunia kerja. Para jebolan fakultas ini dipastikan dapat berkarir dengan baik. Dengan branding UNAIR yang sudah bagus, kualitas mereka pun lebih terjaga.

“Para lulusan Fakultas Vokasi di masing-masing departemen (Bisnis, Teknik, dan Kesehatan) memiliki peluang besar masuk ke dunia kerja. Mereka dicetak sebagai tenaga terampil, kreatif, dan Visioner untuk Indonesia tercinta,” kata Prof Retna.

Dalam melakukan sejumlah penelitian, Retna mengaku banyak dibantu oleh para mahasiswanya. Khususnya, mereka yang berasal dari Departemen Teknik (D3 Otomasi Sistem Instrumentasi).

Sebab, sejumlah penelitian Retna terkorelasi dengan disiplin

(20)

ilmu tersebut. Aplikasinya juga dpat bekerjasama dengan D4 Radiologi, D3 dan D4 Fisioterapi, D3 dan D4 Battra, D3 Hiperkes, D3 Kesehatan Ternak.

Sebagai seorang Guru Besar, kiprah Retna di bidang penelitian tidak perlu diragukan. Tercatat dalam rentang 1993 hingga 2015, terdapat 33 penelitian unggulan yang dilakukannya. Semua dapat dirasakan manfaatnya di masyarakat. Pada 2015, misalnya, Retna menghasilkan penelitian Terapi Fotodinamik Laser Merah Untuk Percepatan Apoptosis Sel Kanker Dengan Variasi Eksogen Fotosensitizer.

Sedangkan di tahun sebelumnya, dia menorehkan penelitian tentang Rancang Bangun Sistem Diagnosis dan Terapi Terpadu Kanker Kulit Ekonomis Non-Invasive Berbasis Nanolaser Speckle Imaging serta Foto dinamik Laser Infra Merah Untuk Inaktivasi Sel Kanker Invitro Dengan Eksogen Fotosensitiser. Eksplorasi kajian modulasi optik berbasis fase yang dikembangkan Apsari dan tim telah menghasilkan beberapa hal, diantaranya adalah sistem deteksi dan karakterisasi material berbasis metode interferometri dan Optical Imaging.

Retna juga berkali-kali mengikuti konferensi internasional.

Antara lain, dalam gelaran The Fifth International Conference and Workshops on Basic and Applied Sciences – ICOWOBAS 2015 on October 16th – 17th, 2015 dan 10th International Symposium on Modern Optics and Its Applications, Indonesian Optical Society (INOS) – Physics of Magnetism and Photonics Group ITB, 2015.

Penulis: Rio F. Rachman

Editor: Defrina Sukma Satiti

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa izin penyelenggaraan Kelompok Bermain Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) tersebut dapat diberikan dalam baths ketentuan hukum dan peraturan perundang — undangan yang

  12   membuat sebuah perancangan yang dikerjakan dengan sebaik-baik nya dan membuahkan hasil yang optimal, didukung dengan berbagai kesempatan seperti fenomena revolusi

Hasil tersebut dapat menunjukan bahwa dalam menentukan jumlah anak ideal yang diinginkan akan didasarkan pada kondisi demografi, sosial, dan ekonomi yang dimiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah taruna teknik yang mendapat pembelajaran model problem based learning berbasis

Adapun „urf yang fasid adalah sesuatu yang sudah menjadi tradisi manusia, akan tetapi tradisi itu bertentangan dengan syariat, atau menghalalkan sesuatu yang

A. Berdasarkan karakteristik demografis di atas karakteristik negara berkembang sesuai angka.... Jarak kedua kota tersebut adalah 50km. Jika antara kedua kota tersebut

5 Tamadun China mengalami peningkatan dalam pelbagai bidang, antaranya ekonomi dan sosial. a) Jelaskan sumbangan Tamadun China dalam bidang ekonomi. [8 markah] b)

 Pada Februari 2016 Sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan menyerap tenaga kerja hampir separuh penduduk 15 tahun ke atas yang