هرلٱ ِهللَّٱ ِم ۡسِب هرلٱ ِ ِنۡحۡمَ
ِمِِحِي
Overview Week 7
Pengantar Sistem Jaminan Halal Quiz + Review Questions
Pembahasan
Tugas
DEFINISI: SJH DAN KRITERIA SJH
Sistem jaminan Halal (SJH) : Sistem Manajemen Terintegrasi yang
disusun, diterapkan dan dipelihara untuk mengatur bahan, proses produksi, produk, sumber daya manusia dan produksi halal sesuai dengan persyaratan LPPOM MUI
Kriteria SJH : Kalimat yang
menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan dalam rangka menerapkan SJH sehingga dihasilkan produk halal secara konsisten
DEFINISI: BUKTI PENERAPAN SJH
Bukti : Catatan/rekaman atau hasil yang dicapai dari pelaksanaan prosedur-- dapat berupa formulir, checklist , daftar, logbook, planning, report – yang sudah terisi
Bukti penerapan SJH dapat digabungkan dengan bukti untuk sistem lain, terdapat identitas rekaman, disimpan dengan aman, dapat dicari dengan mudah, masa simpan sesuai kebutuhan atau sesuai dengan masa berlaku sertifikasi halal (agar tersedia saat dilakukan audit eksternal), dimusnahkan sesuai masa simpan dengan pengawasan
DEFINISI: PROSEDUR TERTULIS SJH
Prosedur Tertulis : Tata cara pelaksanaan suatu aktivitas yang dibakukan – dapat berupa prosedur/SOP (Standard Operating Procedure), intruksi kerja, spesifikasi,
standar, jadwal, internal memo atau bentuk panduan kerja yang lain.
Prosedur SJH dapat digabungkan dengan prosedur untuk sistem lain, umumnya terdapat identitas dokumen, dibuat dan disahkan oleh orang yang berwenang , didistribusikan kepadaorang/bagian yang terlibat , dan jika ada perubahan maka prosedur yang tersedia adalah prosedur yang termuktahir.
DEFINISI: AKTIFITAS KRITIS
Aktifitas Kritis : Aktifitas pada rantai proses produksi yang dapat mempengaruhi status kehalalan suatu produk.
Contoh : Penggunaan Bahan Baru, Pengembangan Produk/Menu Baru
Pengadaan/Pembelian Bahan, Pemeriksaan Bahan Datang, Produksi, Pencucian Fasilitas Produksi dan Peralatan Pembantu,
Pergudangan/Penyimpanan,
Pengiriman/Distribusi, Aturan Pengunjung, Aturan Karyawan, Penyajian Menu.
KRITERIA SISTEM
JAMINAN HALAL
1. Kebijakan Halal
2. Tim Manajemen Halal 3. Pelatihan
4. Bahan
5. Fasilitas Produksi 6. Produk
7. Prosedur tertulis untuk aktifitas kritis 8. Kemampuan Telusur
9. Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria
10. Audit Internal
11. Kaji Ulang Manajemen
1. KEBIJAKAN HALAL
⚫ Kebijakan halal : Komitmen tertulis untuk menghasilkan produk halal secara konsisten , sesuai dengan proses bisnis perusahaan
⚫ Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan halal
− Manajemen puncak: tingkatan manajemen tertinggi yang memiliki tanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan di pabrik/perusahaan
− Kebijakan halal dapat ditulis terintegrasi dengan kegiatan kebijakan sistem yang lain, seperti kebijakan mutu
⚫ Kebijakan halal harus didiseminasikan/ disebarkan kepada manajemen, tim manajemen halal, karyawan dan pemasok
⚫ Bukti diseminasi kebijakan halal harus dipelihara – harus tersedia saat audit
− Daftar hadir, notulen briefing karyawan
2. TIM MANAJEMEN HALAL
⚫ Sekelompok orang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan , implementasi , evaluasi dan perbaikan SJH di perusahan
⚫ Manajemen puncak harus menetapkan tim manajemen halal dengan disertai bukti tertulis
⚫ Tim Manajemen halal harus merupakan karyawan tetap perusahaan dan diutamakan muslim
⚫ Tanggung jawab tim manajemen halal harus diuraikan dengan jelas.
⚫ Tim manajemn halal harus kompeten dalam menerapkan peryaratan sertifikat halal HAS 23000 sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya masing masing
⚫ Manajemen puncak harus menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh tim manajemen halal
3. PELATIHAN
⚫ Kegiatan peningkatan pengetahuan , ketrampilan dan sikap untuk mencapaitingkat kompetensi yang diinginkan
⚫ Kategori pelatihan
− Pelatihan eksternal : pelatihan HAS 23000 yang diselenggarakan oleh atau atas nama LPPOM MUI
− Pelatihan internal : Pelatihan HAS 23000 yang diselenggarakan oleh internal perusahaan
4. BAHAN
⚫ Bahan mencakup bahan baku (Raw material , bahan tambahan (additive) & bahan penolong (processing aid)
⚫ Kriteria Bahan 1: Bahan memenuhi kreteria terkait asal usul atau penggunaannya
− Bahan tidak boleh berasal dari bahan haram/najis
− Bahan bebas dari kontaminasi bahan haram/najis
− Bahan yang merupakan produk mikrobial harus memenuhi persyaratan
− Alkohol /etanol dan hasil sampingnya harus memenuhi persyaratan
− Bahan untuk produk luar harus memenuhi persyaratan
− Bahan untuk barang gunaan harus memenuhi persyaratam
⚫ Kriteria bahan 2 : Bahan kritis harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang cukup
⚫ Kriteria Bahan 3: Perusahaan memiliki mekanisme untuk menjamin keberlakuan dokumen pendukung halal
5. FASILITAS PRODUKSI
✓ Semua lini produksi dan peralatan pembantu yang digunakan untuk menghasilkan produk , baik milik sendiri atau menyewa dari pihak lain.
- Mencakup bangunan, ruangan, mesin, peralatanan utama, peralatan pembantu sejak penyiapan bahan, proses utama hingga penyimpanan produk
✓ Produksi halal hanya dibolehkan di fasilitas produksi yang BEBAS NAJIS
6. PRODUK
⚫
Nama produk
⚫
Profil Sensori Produk
⚫
Bentuk Produk
⚫
Desain Kemasan Produk
⚫
Merk /Brand Produk pada produk retail
⚫
Kadar etanol
7. PROSEDUR TERTULIS AKTIFITAS KRITIS
1. Penggunaan Bahan Baru
2. Pengadaan/Pembelian Bahan 3. Pemeriksaan Bahan Datang 4. Produksi
5. Pencucian Fasilitas Produksi dan Peralatan Pembantu 6. Peluncuran Produk Baru
7. Penanganan dan Penyimpanan Bahan dan Produk 8. Transportasi Bahan dan Produk
9. Aturan Pengunjung
10. Penambahan Fasilitas Baru 11. Aturan Makan Karyawan
12. Pemajangan (display) dan Penyajian
8. KEMAMPUAN TELUSUR
⚫ Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis yang menjamin keterlusuran yang disertifikasi
⚫ Maksud ketertelusuran
− Selalu dapat dibuktikan bahwa produk yang disertifikasi berasal dari bahan yang disetujui (termasuk jika ada
pengkodean bahan /produk) dan diproduksi di fasilitas yang memenuhi kriteria
− Bukti ketertelusuran produk harus dibuat dan dipelihara
9. PRODUK YANG TIDAK MEMENUHI KRITERIA
⚫ Perusahaan harus mempunyai prosedur untuk menangani produk yang tidak memenuhi kriteria.
⚫ Prosedur harus memuat definisi yang tepat tentang produk ini dan cara menanganinya
⚫ Definisi
− Produk yang sudah disertifikasi tetapi terlanjur diproduksi dari bahan yang tidak disetujui dan/atau diproduksi di fasilitas yang tidak memenuhi
kriteria
• Cara penanganan: tidak boleh di rework, dimusnahkan, dapat dijual ke produsen yang tidak membutuhkan halal
• Prosedur ini bersifat antisipasif --- karena kemungkinan kesalahan selalu ada
10. AUDIT INTERNAL
⚫ Verifikasi pemenuhan 11 kriteria yang dilakukan oleh auditor dari internal perusahaan
⚫ Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis audit internal
⚫ Audit internal harus dilakukan setidaknya satu kali dalam setahun
⚫ Ruang lingkup audit internal disesuaikan dengan kebutuhan
11. KAJI ULANG MANAJEMEN
⚫ Kaji Ulang manajemen : evaluasi efektifitas pelaksanaan sistem jaminan halal yang dilakukan oleh manajemen
⚫ Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis kaji ulang manajemen – kaji ulang manajemn harus dilakukan setidaknya sekali dalam setahun
⚫ Hasil kaji ulang harus disampaikan kepada pihak yang bertanggung jawab terhadap implementasi SJH
⚫ Bukti kaji ulang harus dibuat dan dipelihara
Tugas Pengganti UAS
1. Lakukan observasi langsung Institusi Penyelenggaran Makanan 2. Jenis Institusi: Catering, HOREKA (hotel, restoran, kafe), Panti,
Asrama 3. Time line:
• Mei: menyusun proposal dan mencari tempat observasi
• Juni: observasi dan menyusun laporan
• Juli (pada saat UAS): presentasi laporan observasi
4. Tugas dilakukan secara berkelompok
Review Questions
1. Dari hasil pemantauan sisa makanan di satu Rumah Sakit selama satu bulan diketahui sisa nasi berkisar 15%, sisa lauk hewani 10%, sisa lauk nabati 18% dan sisa sayur sebesar 40% dan sisa buah 25%. Dari data tersebut jenis hidangan yang harus didahulukan ketika akan melakukan penelitian sisa makanan di RS tersebut adalah ?
a. Daya terima nasi
b. Daya terima lauk hewani c. Daya terima lauk nabati d. Daya terima sayur
e. Daya terima buah
Review Questions
2. Sebuah institusi penyelenggaraan makanan ingin menyajikan menu ayam panggang, di dalam resep tertulis 1 resep untuk 12 porsi, berapakah factor konversi bila ingin menyajikan untuk 150 porsi ?
a. 12.5 b. 0.08 c. 10 d. 0.10 e. 15
Review Questions
3. Ahli gizi rumah sakit menemukan bahwa saat penerimaan bahan makanan tidak dilakukan penimbangan ulang oleh petugas dikarenakan petugas mengaku sudah biasa memperkirakan berat bahan makanan, selain itu, petugas tidak memeriksa kesesuaian bahan makanan yang telah diterima dengan spesifikasi bahan makanan. Padahal SOP tentang penerimaan sudah tersedia. Apa yang harus dilakukan ahli gizi untuk mencegah kejadian tersebut terulang kembali?
a. Melakukan perubahan SOP penerimaan
b. Melakukan sosialisasi ulang tentang prosedur penerimaan c. Menegur petugas penerimaan tersebut
d. Mengedukiasi petugas tentang pentingnya menimbang bahan makanan e. Mengevaluasi ketersediaan alat penimbangan
Review Questions
4. Berdasarkan PP 39 Tahun 2021, penahapan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk produk makanan, minuman, hasil sembelihan, dan jasa penyembelihan adalah
a. 17 Oktober 2021 - 17 Oktober 2026 b. 17 Oktober 2021 - 17 Oktober 2029 c. 17 Oktober 2021 - 17 Oktober 2024 d. 17 Oktober 2019 – 17 Oktober 2024
Review Questions
5. Pernyataan mengenai Kebijakan Halal berikut ini adalah benar kecuali a. Kebijakan halal dapat digabungkan dengan kebijakan sistem yang lain b. Kebijakan Halal harus ditetapkan oleh perusahaan yang mendaftar
sertifikasi halal walaupun tidak memiliki pabrik
c. Sosialisasi kebijakan halal dilakukan kepada seluruh pemangku kepentingan
d. Sosialisasi kebijakan halal harus dilakukan dengan cara pelatihan internal