PENDALAMAN MATERI (Lembar Kerja Resume Modul)
A. Judul Modul : Zakat
B. Kegiatan Belajar : Harta Yang Wajib Zakat (2) C. Refleksi
N
O BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1 Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di KB
Dalam kaitannya dengan masalah harta yang wajib zakat, islam mengatur ada beberapa Golongan atau orang-orang yang berhak menerima zakat sesuai dengan ketentuan yang disebutkan di dalam al-Qur’an yaitu:.
a. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta benda atau mata pencaharian yang bisa mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, baik sandang dan papan maupun pangan. Sedangkan miskin adalah orang yang mempunyai harta atau mata pencaharian, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhannya. Pengangguran yang mampu bekerja dan ada lowongan pekerjaan halal dan layak, tetapi tidak mau bekerja, karena malas, tidak termasuk fakir/miskin. Sedangkan para santri yang mampu bekerja, tetapi tidak sempat bekerja karena kesibukan belajar, jika kiriman belum mencukupi, maka termasuk fakir/miskin b. Maksud dari Ibnu Sabil ialah seseorang
yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal, sehingga tidak bisa meneruskan perjalanannya.
c. Amil zakat ialah suatu panitia atau badan yang dibentuk oleh pemerintah untuk menangani masalah zakat dengan segala persoalannya.
d. Mu’allaf atau al-mu’affalah qulubuhum ialah orang yang berusaha dilunakkan hatinya. Dalam konteks ini, pemberian zakat terhadap mereka
memiliki tujuan agar mereka menjadi lunak dan loyal terhadap agama Islam
e. Mukatab adalah seorang budak yang melakukan transaksi dengan majikannya untuk memerdekakan diri dengan cara mengkredit pembayarannya. Transaksi semacam ini dianggap sah dan tidak melanggar aturan agama Islam f. Secara Bahasa, yang dimaksud dengan
gharimin atau gharim adalah orang yang tengah terlilit utang.
g. Sabilillah adalah orang-orang yang merelakan diri dan hartanya berperang di jalan Allah swt.
Mereka tidak mendapatkan bayaran resmi dari negara, meskipun mereka tergolong orang-orang yang kaya
2 Daftar materi pada KB yang sulit dipahami
Setelah materi ini kami baca, ada beberapa materi yang dianggap oleh kami sulit di fahami, diantaranya adalah sebagai yang berkaitan dengan masalah Zakat dalam Ekonomi Modern.
Seperti yang kita ketahui bersama Para ulama kontemporer mempunyai pendapat tentang posisi hukum zakat dalam konteks ekonomi modern. Berikut ini hukum zakat dalam konteks sistem ekonomi modern:
a. Zakat Profesi
Salah satu ijtihad yang dilakukan Syaikh
Muhammad al-Ghazali mengatakan
“Sesungguhnya orang yang pemasukkannya tidak kurang dari petani yang diwajibkan zakat, maka ia wajib mengeluarkan zakat. Karenanya, dokter, pengacara, insinyur, pengrajin, para pekerja profesional, karyawan, dan sejenisnya wajib zakat atas mereka. Zakatnya harus dikeluarkan dari pendapatan mereka yang besar”
b. Perusahaan
Pemilik perusahaan wajib mengeluarkan zakat.
Dalam Islam, ada dua kekayaan yang mengalami
pertumbuhan diwajibkan zakatnya. Pertama, kekayaan yang dipungut zakatnya dari pangkal dan pertumbuhannya, yaitu dari modal dan keuntungan investasi, setelah setahun, seperti yang berlaku pada zakat ternak dan barang dagang. Kewajban ini berlaku karena hubungan antara modal dengan keuntungan dan hasil investasi itu sangat jelas.
Besar zakatnya adalah 2.5%. Kedua, kekayaan yang dipungut zakatnya dari hasil investasi dan keuntungannya saja pada saat keuntungan itu diperoleh tanpa menunggu masa setahun, baik modal itu tetap seperti tanah pertanian maupun tidak tetap seperti lebah madu. Besar zakatnya adalah 10% atau 5%.
c. Surat-surat Berharga
Sebagian ulama mengatakan saham dan surat-surat berharga (obligasi) merupakan salah satu objek zakat yang tercantum dalam literatur fikih zakat kontemporer. Saham dan surat-surat berharga adalah harta yang berkaitan dengan perusahaan dan kepemilikan saham
d. Perdagangan Kurensi
Forex (foreign exchange) merupakan transaksi tukar menukar valuta (mata uang asing). Hukum barter mata uang asing di pasaran tunai pada dasarnya diperbolehkan. Diperbolehkannya barter mata uang asing dikiyaskan dengan makna zhahir hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih Bukhary, Kitab Al-Buyu’:
“Dagangkanlah emas dengan perak dan perak dengan emas sekehendakmu.”
e. Investasi Properti
Sebagian ulama Hanbali menganalogikan zakat investasi ke dalam zakat perdagangan, yaitu dengan tarif 2,5% dan nishab 85 gram serta sampai haul.
Sedangkan, sebagian ulama Maliki dan salaf seperti
Ibnu Masud, Ibnu Abbas, menganalogikannya ke dalam zakat uang, tetapi diambil dari hasilnya saja, tanpa mensyaratkan haul dikeluarkan ketika menerimanya.
3 Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran
Mengenai materi – materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran ini diantaranya adalah :
Masalah yang berkaitan Syarat Orang Wajib Berzakat Harta
Habib Muhammad bin Ahmad bin Umar asy- Syathiri berkata, “Syarat-syarat wajib zakat ada lima, yaitu Islam, merdeka, kepemilikan sempurna, pemiliknya tertentu, sang pemilik wujud secara yakin.” Habib Hasan mengatakan bahwa syarat wajib zakat ada lima. Diantaranya adalah muslim, merdeka, kepemilikan harta berstatus tertentu, kepemilikannya sempurna dan sang pemilik wujud secara yakin
Adapun orang yang memiliki tanggungan utang, para ulama berbeda pendapat. Menurut pendapat yang kuat dalam Mazhab Syafi’i, tanggungan utang walaupun banyak tidak dapat mencegah kewajiban zakat. Sedangkan menurut Mazhab Hanbali, kewajiban zakat gugur ketika seseorang memiliki utang yang tidak bisa terlunasi kecuali dengan harta yang dizakati; tidak ada harta lain di luar kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) yang bisa digunakan untuk melunasinya; atau jika pelunasan utang tersebut dilakukan bisa mengurangi ukuran nishab.
Ketentuan ini berlaku, baik utang tersebut telah jatuh tempo ataupun belum
Masalah yang berhubungan dengan Zakat dalam Ekonomi Modern
Di dalam materi ini banyak sekali perbedaan – perbedaan pendapat di kalangan para ulama dan para ahli fiqih, diantaranya adalah :
1. Zakat Profesi
Persoalan zakat gaji, memang tidak ditemukan penjelasannya dalam ketentuan fikih klasik. Tidak adanya keterangan dalam fikih klasik, bukan berarti gaji tidak wajib dizakati. Para ulama seperti Syekh Muhammad al-Ghazali dan Dr. Yusuf al- Qaradlawi telah melakukan upaya untuk memecahkan persoalan ini dengan mencari cantolan atau rujukan dalam fikih klasik 2. Perusahaan
Pandangan luas tentang kekayaan yang wajib zakat mewajibkan zakat atas pabrik- pabrik, gedung-gedung dan lain-lainnya.
Mereka adalah ulama-ulama Mazhab Maliki dan Mazhab Hanbali, ulama-ulama Hadawiya dari Mazhab Zaidiah (Syi’ah), dan juga sebagian ulama zaman ini, seperti Abu Zahra, Khalaf, dan Abdur Rahman Hasan.
3. Surat-surat Berharga
Beberapa ulama berpendapat bahwa saham dan obligasi adalah harta yang dapat diperjualbelikan karena pemiliknya mendapatkan keuntungan dari hasil penjualannya, sama seperti barang dagangan lainnya. Oleh karena itu, saham dan obligasi termasuk barang dagangan dan merupakan objek zakat
4. Perdagangan Kurensi
Yusuf al-Qaradhawy dalam Kitab Al-Halal wa al-Haram menjelaskan, “Almaisir adalah segala hal yang memungkinkan seorang pemain mengalami untung atau rugi.”
Dalam transaksi jual beli, unsur spekulatif didasari “tidak diketahuinya harga” saat
“pembeli memutuskan membeli” dengan
“saat diterimanya barang pembelian.” Imam Nawawi dalam Kitab Al-Majmuk Syarah Al-Muhadzdzab mengatakan bahwa transaksi model ini sebagai bai’u hablil hablah, yaitu jual beli kandungannya anak yang masih ada di dalam kandungan.
5. Investasi Properti
Para ulama kontemporer, seperti Abu Zahrah, Abdul wahab Khallaf, dan Yusuf al-Qardhawi menganalogikannya ke dalam zakat pertanian yaitu dikeluarkan saat menghasilkan dari hasilnya, tanpa memasukkan unsur modal dengan tarif 5 % untuk penghasilan kotor dan 10 % untuk penghasilan bersih