• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah matematika dalam islam zakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah matematika dalam islam zakat"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

IPA TERPADU II

Ryan Ayu Lestari

II A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2014 / 2015

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat,hidayah,inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Makalah dengan judul “MAKALAH MATEMATIKA DALAM ISLAM ( ZAKAT )” sebagai tugas mata kuliah Ipa Terpadu II di Semester II .

Dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan makalah.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, 14 Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 4 1.2. Permasalahan 5 1.3. Tujuan 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Asal mula zakat 6

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Zakat 8 3.2. Program Penghitungan Zakat 10 3.3. Konsep matematika dalam zakat 13

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan 15 4.2. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

(4)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Matematika dengan agama sangat banyak hubungannya, yaitu zakat, muammalat dan harta warisan. Jadi yang akan di bahas pada makalah ini adalah zakat.

Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariah..Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti sholat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia dimana pun dia berada.

Zakat terdiri dari 2 macam :

1. Zakat ftrah adalah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. 2. Zakat maal (harta) adalah Zakat hasil perniagaan, pertanian,

pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

Matematika adalah bidang abstrak pengetahuan yang dibangun dengan bantuan penalaran logis pada konsep-konsep seperti angka, angka, struktur dan transformasi.

(5)

Jika orang itu kemudian mempunyai pola perilaku tetap, yaitu selalu memberikan separuh hasil usahanya untuk membantu orang lain yang kesulitan, maka menurut hitungan matematis ia pasti lambat kayanya dibanding jika ia tidak suka memberi. Jika ia menjadi kaya 10 tahun kemudian, maka logikanya jika tidak suka memberi, ia sudah bisa menjadi orang kaya lima tahun lebih cepat.

Namun realitas kehidupan sering berbicara lain. Orang yang suka memberi justru lebih cepat kaya, sementara orang yang kikir, usahanya sering tersendat-sendat.Oleh karna itu melalui zakat rezeka kita Insyaallah akan di mudahkan oleh Alah swt.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah merumuskan tentang hubungan antara zakat dengan ilmu matematika dan perhitungan zakat menggunakan matematika.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1.Untuk mengetahui ilmu matematika apa yang di gunakan dalam menghitung zakat.

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Asal mula zakat

Kewajiban yang dikenal sebagai zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Namun, permasalahan zakat tidak bisa dipisahkan dari usaha dan penghasilan masyarakat. Demikian juga zaman Nabi Muhammad SAW.

Dalam buku 125 Masalah Zakat karya Al-Furqon Hasbi disebutkan bahwa awal Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, zakat belum dijalankan. Pada waktu itu, Nabi SAW, para sahabatnya, dan segenap kaum muhajirin (orang-orang Islam Quraisy yang hijrah dari Makkah ke Madinah) masih disibukkan dengan cara menjalankan usaha untuk menghidupi diri dan keluarganya di tempat baru tersebut. Selain itu, tidak semua orang mempunyai perekonomian yang cukup kecuali Utsman bin Afan karena semua harta benda dan kekayaan yang mereka miliki ditinggal di Makkah.

Kalangan anshar (orang-orang Madinah yang menyambut dan membantu Nabi dan para sahabatnya yang hijrah dari Makkah) memang telah menyambut dengan bantuan dan keramah-tamahan yang luar biasa. Meskipun demikian, mereka tidak mau membebani orang lain. Itulah sebabnya mereka bekerja keras demi kehidupan yang baik. Mereka beranggapan pula bahwa tangan di atas lebih utama daripada tangan di bawah.

(7)

tetapi Abdurrahman menolaknya. Ia hanya minta ditunjukkan jalan ke pasar. Di sanalah ia mulai berdagang mentega dan keju. Dalam waktu tidak lama, berkat kecakapannya berdagang, ia menjadi kaya kembali. Bahkan, sudah mempunyai kaflah-kaflah yang pergi dan pulang membawa dalam Alqur'an pada ayat-ayat yang mengandung kata-kata tijarah: ''Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari kiamat).(QSAn-Nur:37)

Tidak semua orang muhajirin mencari nafkah dengan berdagang. Sebagian dari mereka ada yang menggarap tanah milik orang-orang anshar. Tidak sedikit pula yang mengalami kesulitan dan kesukaran dalam hidupnya. Akan tetapi, mereka tetap berusaha mencari nafkah sendiri karena tidak ingin menjadi beban orang lain. Misalnya, Abu Hurairah.

Kemudian Rasulullah SAW menyediakan bagi mereka yang kesulitan hidupnya sebuah shufa (bagian masjid yang beratap) sebagai tempat tinggal mereka. Oleh karena itu, mereka disebut Ahlush Shufa (penghuni shufa). Belanja (gaji) para Ahlush Shufa ini berasal dari harta kaum Muslimin, baik dari kalangan muhajirin maupun anshar yang berkecukupan.

(8)

pelaksanaan zakat sesuai dengan hukumnya pun mulai dijalankan. Di Yatsrib (Madinah) inilah Islam mulai menemukan kekuatannya.

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Zakat

Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariah.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti sholat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia dimana pun dia berada.

(9)

Fitri pada bulan Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.

2.Zakat maal (harta) adalah Zakat hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

Yang berhak menerima Zakat menurut kaidah Islam terdiri dari 8 macam :

1. Fakir : Orang yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

2. Miskin : Orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.

3. Amil : Orang yang mengumpulkan dan membagikan zakat.

4. Mu'allaf : Orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya.

5. Hamba sahaya : Orang yang ingin memerdekakan dirinya

6. Gharimin : Orang yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk memenuhinya

7. Fisabilillah : Orang yang berjuang di jalan Allah.

8. Ibnus Sabil : Orang yang kehabisan biaya di perjalanan.

(10)

umat islam untuk membayar Zakat, tentu saja akan mendapat hikmah atau manfaat di antaranya yang bisa di ambil dari ulasan di atas :

Bisa mempererat tali persaudaraan antara yang miskin dan yang kaya

 Membuang perilaku buruk dari seseorang

 Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan seseorang

 Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan

 Untuk pengembangan potensi ummat

 Memberi dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam

 Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

Membayar zakat juga harus memperhatikan siapa yang menerima Zakat atau mungkin yang mengurusi Zakat ( Amil ). Kita harus benar-benar

memahami siapa saja yang berhak menerima Zakat dan jangan sampai kita salah memberikan Zakat.

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah,maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.Pada hari di panaskan ema dan perak itu dalam neraka jahannam,lalu dahi,lambung dan punggung mereka di bakar dengannya,(lalu dikatakan) kepada mereka : “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri,maka rasakanlah

sekarang akibat dari yang apa yang kamu simpan itu.”(Qs. At-Taubah/9 34-35).

(11)

A.Nishab zakat emas dan perak

Emas dan perak adalah harta kekayaan utama umat

manusia.Dengannya harta benda lainnya dinilai.Oleh karena itu pada kesempatan ini sya akan membahas nishab keduanya dan harta yang semakna dengannya yaitu uang kertas

Dari sahabat ‘Ali radhiyallahu’anhu, ia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu’Alaihi Wassalam.

Beliau bersabda:

“Bila engkau memiliki dua ratus dirham dan telah berlalu satu tahun (sejak memilikinya),maka padanya engkau dikenai zakat sebesar lima dirham.Dan engkau tidak berkewajiban membayar zakat sedikitpun,maksudnya zakat emas hingga engkau memilii dua puluh dinar.Bila engkau telah memiliki dua puluh dinar dan telah berlalu satu tahun(sejak memiliknya),maka padanya engkau dikenai zakat setengah dinar.Dan setiap kelebihan dari (nishab)itu maka zakatna disesuaikan dengan hitungan itu”. hartanya sedikit, untuk mengetahui apakah dirinya telah berkewajiban membayar zakat atau belum. Adapun orang yang memiliki emas dan perak dalam jumlah besar, maka ia tidak lagi perlu untuk mengetahui batasan nishab, karena sudah dapat dipastikan bahwa ia telah berkewajiban membayar zakat. Oleh karena itu, pada hadits riwayat Ali radhiyallâhu’anhu di atas, Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallammenyatakan: “Dan setiap kelebihan dari (nishab) itu, maka zakatnya disesuaikan dengan hitungan itu”.

(12)

3.Nishab perak, yaitu sebanyak 5 (lima) ‘uqiyah, atau seberat 595 gram. 4.Kadar zakat yang harus dikeluarkan dari emas dan perak bila telah mencapai nishab adalah atau 2,5%

5.Perlu diingat, bahwa yang dijadikan batasan nishab emas dan perak tersebut, ialah emas dan perak murni (24 karat). Dengan demikian, bila seseorang memiliki emas yang tidak murni, misalnya emas 18 karat, maka nishabnya harus disesuaikan dengan nishab emas yang murni (24 karat), yaitu dengan cara membandingkan harga jualnya, atau dengan bertanya kepada toko emas, atau ahli emas, tentang kadar emas yang ia miliki. Bila kadar emas yang ia miliki telah mencapai nishab, maka ia wajib membayar zakatnya, dan bila belum, maka ia belum berkewajiban untuk membayar zakat.

Orang yang hendak membayar zakat emas atau perak yang ia miliki, dibolehkan untuk memilih satu dua cara berikut.:

Cara pertama, membeli emas atau perak sebesar zakat yang harus ia bayarkan, lalu memberikannya langsung kepada yang berhak menerimanya.

Cara kedua, ia membayarnya dengan uang kertas yang berlaku di negerinya sejumlah harga zakat (emas atau perak) yang harus ia bayarkan pada saat itu. Sebagai contoh, bila seseorang memiliki emas seberat 100 gram dan telah berlalu satu haul, maka ia boleh mengeluarkan zakatnya dalam bentuk perhiasan emas seberat 2,5 gram. Sebagaimana ia juga dibenarkan untuk mengeluarkan uang seharga emas 2,5 gram tersebut. Bila harga emas di pasaran Rp. 200.000, maka, ia berkewajiban untuk membayarkan uang sejumlah Rp. 500.000,-kepada yang berhak menerima zakat

Catatan Penting

(13)

berubah menjadi Rp. 200.000,- Atau sebaliknya, pada saat beli, 1 gram emas harganya sebesar Rp. 200.000,- sedangkan ketika jatuh tempo bayar zakat, harganya turun menjadi Rp. 100.000,-.

Pada kejadian semacam ini, yang menjadi pedoman dalam pembayaran zakat adalah harga pada saat membayar zakat, bukan harga pada saat membeli

B. Nishab zakat uang kertas

para ulama menyatakan bahwa uang kertas yang diberlakukan oleh suatu negara memiliki peranan dan hukum, seperti halnya yang dimiliki uang dinar dan dirham. Dengan demikian, berlakulah padanya hukum-hukum riba dan zakat

Bila demikian halnya, maka bila seseorang memiliki uang kertas yang mencapai harga nishab emas atau perak, ia wajib mengeluarkan sedangkan nishab perak adalah 595 x Rp 25.000 = Rp.14.875.000,-.

(14)

Rp. 50.000.000 x 2,5 % = Rp 1.250.000,- (atau Rp. 50.000.000 dibagi 40)

Pada kasus pak Ahmad di atas, batasan nishab emas ataupun perak, sama sekali tidak diperhatikan, karena uang beliau jelas-jelas melebihi nishab keduanya. Akan tetapi, bila uang pak Ahmad berjumlah Rp. 16.000.000,- maka pada saat inilah kita mempertimbangkan batas nishab emas dan perak. Pada kasus kedua ini, uang pak Ahmad telah mencapai nishab perak, yaitu Rp. 14.875.000,- akan tetapi belum mancapai nishab emas yaitu Rp 18.285.715.

Pada kasus semacam ini, para ulama menyatakan bahwa pak Ahmad wajib menggunakan nishab perak, dan tidak boleh menggunakan nishab emas. Dengan demikian, pak Ahmad berkewajiban membayar zakat mal sebesar : seseorang telah mencapai batas nishab salah satu dari keduanya (emas atau perak), dan belum mencapai batas nishab yang lainnya, maka penghitungan zakatnya wajib didasarkan kepada nishab yang telah dicapai tersebut”.

Catatan Penting

Dari pemaparan singkat tentang nishab zakat uang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nishab dan berbagai ketentuan tentang zakat uang adalah mengikuti nishab dan ketentuan salah satu dari emas atau perak. Oleh karena itu, para ulama menyatakan bahwa nishab emas atau nishab perak dapat disempurnakan dengan uang atau sebaliknya.

(15)

13.000.000, maka ia berkewajiban membayar zakat 2,5 %. Dalam hal ini walaupun masing-masing dari emas dan uang tunai yang ia miliki belum mencapai nishab, akan tetapi ketika keduanya digabungkan, jumlahnya (Rp.23.000.000,-) mencapai nishab. Dengan demikian orang tersebut

Untuk menghitung zakat, baik zakat ftrah, zakat maal, zakat tijarah, maupun zakat profesi sebaiknya mempergunakan matematika yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Qs.Al-Baqarah 245 dan 261

Contoh I

• Jadi uang yang dikeluarkan 75.000 tersebut, kelihatannya berkurang, tapi pada dasarnya bertambah . uang yang dikeluarkan 75.000 dikalikan 7 =

525.000,-Contoh II

(16)

75.000,-• Hitungan matematika ekonomi uang yang dikeluarkan pasti berkurang sehingga

3.000.000 – Rp 75.000 = 2.925.000.(uang yang tersisa) • Hitungan matematika zakat.

• Rp.3.000.000,- - Rp. 75.000- Rp.2,925.000,-• = 2.925.000 + (Rp 75.000 x 100)

• = 2.925.000 + Rp 7.500.000 =

10.425.000,-• Jadi uang yang dikeluarkan 75.000 tsb, kelihatannya berkurang, tapi pada dasarnya bertambah . uang yang dikeluarkan 75.000 dikalikan 100 =

7.500.000,-• Dari mana datangnya angka 7 dan 100. jawabanya Qs. Al-Baqarah 245 dan 261)

(17)

Kesimpulan dari makalah ini adalah ternyata zakat berkaitan erat dengan ilmu matematika.Pembagian zakat dihitung dengan menggunakan matematika,yaitu bentuk pangkat,akar dan logaritma.

Dan sering-seringlah berzakat karena zakat itu merupakan rukun islam yang ke 5,dan zakat itu akan membuat harta kita menjadi berkah.

3.2. Saran

Jika kita bingung untuk menghitung pembagian zakat,kita dapat dapat menghitung dengan menggunakan bentuk pangkat,akar dan logaritma.Dan hitunglah dengan teliti supaya hasilnya benar dan tepat.Pelajari lagi ilmu matematika yang berhubungan dengan zakat lebih dalam,supaya zakat yang kita berikan benar. AMIIN.

(18)

http://kampusraja.blogspot.com/2013/09/makalah-matematika-berhubungan-dengan.html

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian suatu yang wajib diberikan dari jenis harta tertentu menurut sifat dan ukuran kepada golongan yang berhak menerimanya adalah pengertian zakat menurut …..

Sedang menurut Istilah kadar harta benda tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam yang memenuhi syarat kepada orang yang berhak menerimanya... Mengeluarkan

Zakat fitrah juga disebut zakat jiwa yaitu setiap jiwa/orang yang beragama Islam harus memberikan harta yang berupa makanan pokok kepada orang yang berhak menerimanya, dan

Hendaknya golongan fakir dan miskin adalah sasaran pertama yang harus menerima zakat, karena memberi kecukupan kepada mereka, merupakan tujuan utama dari zakat, sehingga Rasulullah

• Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. • Badan Amil

Menurut UU No 23 Tahun 2011 Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat

109 dijelaskan bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya

Jadi, zakat merupakan bagian dari harta yang wajib zakat dalam waktu tertentu (haul atau ketika panen) dengan nilai tertentu dan disalurkan kepada mustahik (fakir, miskin, amil,