• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang relevan dengan penelitian ini, maka akan terlihat sisi yang membedakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "yang relevan dengan penelitian ini, maka akan terlihat sisi yang membedakan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Dalam sub bab ini akan dijelaskan tentang beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini, maka akan terlihat sisi yang membedakan penelitian ini dari penelitian sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya kemudian digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini, kemudian peneliti berisi beberapa jurnal yang digunakan sebagai referensi yang terkait dengan penelitian ini.

Penelitian terdahulu pertama yang berjudul “Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di TPA Gunung Panggung Kabupaten Tuban” yang ditulis oleh Agung Prasetya Mayangkara, dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap lima indikator atau kriteria dalam sebauah evaluasi yang mencakup efektivitas, kecukupan, pemerataan, responsitas, dan ketepatan dengan pendekatan sudut pandang kinerja input dan output pelayanan persampahan. Dengan demikian hasil dari evaluasi diharapkan akan lebih mendekati pada kondisi yang sesungguhnya sehingga rekomendasi terhadap langkah perbaikan dapat disampaikan sebagai bahan masukan kepada pemerintah Kabupaten Tuban dalam merumuskan kebijakan pengelolaan sampah di masa yang akan datang. (Agung P, 2016)

Penelitian terdahulu selanjutnya berjudul “Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Sampahan Di Kota Manado” oleh Andirman Juhra. Permasalahan sampah timbul karena tidak seimbangnya produksi sampah dengan pengelolaannya dan semakin menurunnya daya dukung alam sebagai tempat pembuangan sampah. Bila

(2)

21

timbunan sampah ini tidak dikelola dengan baik, maka masalah ini akan membawa akibat berantai bagi pencemaran lingkungan. Untuk menunjang terwujudnya Kota Manado sebagai Ibukota Provinsi yang bersih, ramah lingkungan, indah, nyaman, dan sehat. Walikota manado membuat kebijakan dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Kota Manado No. 07 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Persampahan dan Retribusi Pelayanan Kebersihan. (A.Juhra, 2016)

Penelitian terdahulu yang ketiga berjudul “ Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Pada Kecamatan Kota Dumai” Oleh Hildawati. Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai belum berjalan secara maksimal. Hal ini terlihat dari seluruh produksi sampah total di Kota Dumai yang telah diangkut Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai pada tahun 2017 sebesar 130m3/hari. Jika dikota Dumai terdapat 33 kelurahan maka setiap kelurahan menghasilkan 8,25 m3/hari dengan jumlah total keseluruhan di Kota Dumai 272,25 m3/hari. Hal ini terlihat selisih sampah yang berhasil diangkut setiap hari 142,25 m3/hari. Artinya Dinas Lingkungan Hidup belum melakukan pengelolaan sampah secara maksimal. Sehingga pemerintah Kota Dumai mengeluarkan Peraturan Walikota Nomor 24 Tahun 2012 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Pengelolaan Sampah Kepada Kecamatan. (Hildawati, 2018)

Penelitian terdahulu yang selanjutnya berjudul “Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Di Dinas Kebersihan Dan Pertnaman Kota Palu” oleh Muhammad Rendy. Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Limbah di Kantor Sanitasi dan Land Service Kota Palu sebenarnya telah ditetapkan melalui peraturan

(3)

22

regional nomor 11 tahun 2013 mengenai pengelolaan limbah. Namun, implementasi peraturan regional ini belum efektif di lapangan. Belum terlihat aspek pemecahan masalah dari peraturan regional, jika dilihat dari tujuan, target dan konten peraturan regional harus dapat mengatasi masalah limbah di kota Palu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan pengelolaan limbah di Kota Palu belum mencapai tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan dalam peraturan daerah. (M.Rendy, 2015)

Untuk penelitian terdahulu yang ke lima berjudul “Potensi Pemanfaatan Sampah Menjadi Listrik Di TPA Cilowong Kota Serang Provinsi Banten” yang ditulis oleh Faridha, Budi Pirngadie, Nina Konitat Supriatna. Banyak Tempat Pemrosesan Akhir di Indonesia yang harusnya dikelola dengan sistem sanitary landfill atau controlled landfill, yang seringkali dioperasikan secara open dumping. Hal ini dikarenakan terbatasnya dana untuk menyediakan tanah penutup serta untuk mengoperasikan alat-alat berat sehingga pengelolaan sampah selalu dianggap cost centre. Pemanfaatan sampah menjadi energi sebenarnya merupakan salah satu solusi agar sampah tidak menjadi beban tetapi memberikan alternatif penyediaan energi bagi lingkungan disekitarnya. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi pemanfaatan sampah menjadi energi listrik dari sampah yang setiap harimya masuk ke TPA Cilowong Kota Serang. (Faridha, 2015)

Untuk mendukung sumber membaca, peneliti mengambil penelitian terdahulu yang berjudul “Pengelolaan Sampah Organik Menjadi Gas Metana”

oleh Armi, Dian Mandasari. Persoalan yang terjadi yaitu masih banyak orang

(4)

23

yang belum mengelola limbah mereka dengan baik, misalnya sampah masih dilemparkan ke sungai. Bahkan jika limbah dapat dikelola dengan benar, limbah dapat menghasilkan gas bio. Produksi gas metana ini adalah salah satu program limbah untuk energi di distrik Jawa Gampong TPA Kutaraja, Banda Aceh dan energi ini telah digunakan sebagai gas alternatif atau biogas oleh masyarakat setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan limbah organik menjadi gas metana sebagai gas alternatif yang digunakan oleh komunitas TPA Jawa Gampong di distrik Kutaraja, Banda Aceh. . (Armi, 2017)

Untuk penelitian terdahulu yang ke tujuh berjudul “Pengelolaan Sampah Berbasis Modal Sosial Masyarakat” oleh Rio Syahli, Bintarsih Sekarningrum.

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan limbah adalah modal sosial. Semakin banyak orang dan semakin banyak kesamaan nilai yang mereka miliki, semakin banyak modal sosial yang dimiliki. Dengan demikian semakin baik modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat, semakin efisien dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa bagaimana modal masyarakat dalam pengelolaan limbah, terutama di TPST terintegrasi. (Rio S, 2017)

Penelitian terdahulu yang ke delapan berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug” oleh Nur Rahmawati Sulistyorini, Rudi Saprudin Darwis, dan Arie Surya Gutama.

Kelurahan Cicurug, Kecamatan Majalengka, adalah daerah yang memiliki populasi hampir tujuh ribu orang yang memiliki kontribusi terhadap penambahan jumlah limbah di Kabupaten Majalengka, terutama tidak ada pembuangan limbah

(5)

24

sementara sehingga tanpa arahan dari pihak mana pun Komunitas melakukan pembuangan sampah dengan pola pembuangan terbuka dan menghilangkan sampah ke sungai. Kebiasaan buruk ini memiliki dampak negatif pada lingkungan dan sungai, yang membuat tanah longsor di sisi sungai karena dibuat sebagai tanah pembuangan terbuka, dan dikhawatirkan bahwa masalah ini akan menjadi lebih buruk dari tahun ke tahun. Untuk melestarikan lingkungan di sekitar komunitas sekitarnya, orang -orang di desa Cicurug harus terlibat dalam pengelolaan limbah mulai dari limbah rumah tangga. (NR. Sulistyorini, 2014)

Pengembangan wisata edukasi di era saat ini tidak hanya fokus pada pengembangan tujuan wisata, tetapi strategi dalam mengelola limbah berbasis pendidikan adalah aspek utama yang harus diprioritaskan, dalam penelitian terdahulu yang selanjutnya berjudul “Strategi Pengelolaan Sampah Dalam Pengembangan Wisata Edukasi Di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur”

oleh Kartiwi, Imamujahi Imanullah Al Amin. Kota Balikpapan memiliki tempat pembuangan sampah dengan luas 40 ha pengelolaan limbah, tetapi sementara hanya 35 hektar telah dikelola. Dengan jumlah limbah yang terus meningkat setiap tahun, ada cara yang dilakukan oleh pemerintah kota Balikpapan melalui mangga sari tpa uptd untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga, sehingga kota Balikpapan dapat diwujudkan sebagai Kota yang bersih, indah, aman dan nyaman melalui pendidikan program pariwisata yang bertujuan untuk menanamkan nilai -nilai kesadaran akan pentingnya melindungi lingkungan melalui proses pendidikan. (Kartiwi, 2019)

(6)

25

Untuk penelitian terdahulu yang terakhir yang diambil oleh peneliti berjudul “Evaluasi Pengelolaan Sampah Kabupaten Gowa” oleh Syahrir Tato.

Masalah limbah muncul karena ketidakseimbangan produksi limbah dengan pengelolaannya dan penurunan daya dukung alam sebagai tempat pembuangan sampah. Di satu sisi, jumlah limbah terus tumbuh dengan laju yang cukup cepat, sementara di sisi lain kemampuan untuk mengelola limbah masih tidak memadai.

Dari data Departemen Pekerjaan Umum Kebersihan dan Limbah di Kabupaten Gowa pada tahun 2011, dari 14 desa hanya melayani 11 Kelurahan dan 3 desa yang tidak dilayani karena kondisi yang ada dengan jumlah besar tanah kosong sehingga masyarakat saja dari masyarakat saja ditimbun dan membakar sampah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat pencapaian pengelolaan limbah di kecamatan Somba Opu dan mengetahui penanganan sistem pengelolaan limbah di kecamatan Somba Opu. (Syahriar, 2013)

Dari beberapa penelitian sebelumnya, tidak ada teori evaluasi kebijakan spesifik, beberapa literatur sebelumnya menggunakan lebih banyak konsep yang secara khusus membahas pengelolaan limbah, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah dan beberapa konsep lainnya. Di sini, peneliti akan melihat pengelolaan limbah menggunakan metode TPA terkontrol dengan mengamati ruang lingkup proses pengelolaan untuk evaluasi kebijakan pengelolaan limbah berdasarkan tempat pembuangan akhir sanitasi.

Dalam penelitian ini peneliti melihat tingkat program kegiatan berdasarkan hierarki atau kebijakan yang mengaturnya, dengan demikian segala sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah, baik kota maupun kabupaten, kecamatan dan desa,

(7)

26

harus didasarkan pada kebijakan yang mengaturnya .Dalam hal ini TPA Wisata Edukasi Talangagung bertujuan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah, menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan menjaga kesehatan masyarakat, meningkatkan peran serta masyarakat dan produsen untuk secara aktif mengurangi dan/atau menangani sampah yang berwawasan lingkungan, menjadikan sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis, serta mewujudkan kinerja pelayanan sampah yang efektif dan efisien.

Oleh karena itu, penulis menggunakan sudut pandang yang berbeda dengan mengamati pengelolaan sampah bersarkan pada peraturan pemerintah yang ada dan kemudian dikombinasikan melalui beberapa indikator yang disajikan oleh William n Dunn seperti efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, dan ketepatan, sehingga saya dapat benar -benar memahami bagaimana evaluasi kebijakan dapat diterima atau berkembang di masyarakat.

Namun, beberapa penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai sumber rujukan dapat digunakan sebagai input penting, keterkaitan berbagai elemen mulai dari perencanaan, implementasi ke manajemen adalah unit yang mendukung dalam pengelolaan limbah sehingga dalam penelitian ini memerlukan banyak pandangan terkait Untuk pengembangan pariwisata baik peraturan dan juga konsep yang ada dalam pengelolaan limbah, sehingga penelitian ini dapat melihat secara komprehensif dengan pandangan yang berbeda.

(8)

27 B. Kajian Teori

1. Evaluasi Kebijakan

Menurut William Dunn (1998: 608-609), evaluasi mempunyai beberapa karakteristik yang membedakan antara metode-metode analisis kebijakan yang lainnya. Karakteristik yang membedakan tersebut terbagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:

a. Fokus Nilai

Evaluasi adalah upaya untuk menentukan manfaat atau penggunaan kebijakan atau program sosial, dan bukan hanya upaya untuk mengumpulkan informasi tentang hasil tindakan kebijakan yang diantisipasi dan tidak diantisipasi. Karena keakuratan tujuan dan tujuan kebijakan selalu dapat dipertanyakan, evaluasi mencakup prosedur untuk mengevaluasi tujuan dan tujuan itu sendiri.

b. Interdependensi Fakta Nilai

Tuntutan evaluasi tergantun pada "fakta" atau "nilai". Untuk menyatakan bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat kinerja tertinggi atau rendah diperlukan tidak hanya bahwa hasil kebijakan berharga untuk semua individu, kelompok atau seluruh masyarakat. Untuk menyatakan ini harus didukung oleh bukti bahwa hasil kebijakan sebenarnya merupakan konsekuensi dari tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah tertentu. Oleh karena itu pemantauan adalah persyaratan untuk evaluasi.

(9)

28 c. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau

Tuntutan evaluatif berbeda dari tuntutan advokat, yang diarahkan pada hasil saat ini dan masa lalu, daripada hasil di masa depan. Evaluasi adalah retrospektif dan setelah tindakan dilakukan. Rekomendasi yang juga mencakup premis nilai -nilai prospektif dan dibuat sebelum tindakan dilakukan.

d. Dualitas Nilai

Nilai -nilai yang mendasari tuntutan evaluasi memiliki kualitas berganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan juga cara. Evaluasi sama dengan rekomendasi sejauh terkait dengan nilai yang ada, dan dapat dianggap intrinsik (dibutuhkan untuknya) atau ekstrinsik (diperlukan karena dapat mempengaruhi tujuan lain). Nilai -nilai yang sering diatur dalam hierarki yang mencerminkan kepentingan relatif dan saling ketergantungan antara tujuan dan tujuan.

Evaluasi kebijakan yang diajukan oleh William Dunn memberi tahu bahwa evaluasi kebijakan tidak hanya mengumpulkan informasi tentang kebijakan yang dapat diantisipasi atau yang tidak dapat diantisipasi, tetapi evaluasi diarahkan untuk memberikan informasi di masa lalu, sekarang dan di masa depan.

Selain itu, evaluasi kebijakan juga diarahkan untuk menyatakan bahwa kebijakan atau program tertentu telah mencapai tingkat kinerja tertinggi atau rendah untuk semua individu, kelompok dan masyarakat, jika ada tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut.

(10)

29 2. Fungsi Evaluasi

Evaluasi kebijakan sangat penting dalam hal mengevaluasi kebijakan publik. Karena evaluasi memiliki fungsi yang dapat melakukan kebijakan harus dinilai. William Dunn (1998: 608-609) menyatakan dalam analisis kebijakan bahwa evaluasi memiliki beberapa fungsi penting, khususnya:

a. Evaluasi ini memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya tentang kinerja politik, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai -nilai dan peluang dan sasaran telah dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan bahwa sejauh mana tujuan ini dan target tertentu telah dicapai untuk menyelesaikan masalah.

b. Evaluasi ini berkontribusi pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai - nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target dalam kebijakan publik. Nilainya diklarifikasi dengan mendefinisikan dan mengeksploitasi Tuua dan target. Dengan meminta relevansi tujuan dan sasaran, analisis ini dapat menggunakan sumber daya alternatif serta dasar dalam bentuk rasionalisme.

c. Evaluasi ini berkontribusi pada penerapan metode analisis kebijakan lain, termasuk dalam perumusan masalah atau rekomendasi untuk menyelesaikan masalah. Evaluasi juga dapat berkontribusi pada definisi kebijakan baru atau revisi alternatif untuk suatu kebijakan dengan menunjukkan bahwa kebijakan yang ada harus diganti atau diperbarui.

(11)

30 C. Pengelolaan Sampah

Dalam undang -undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan limbah, ini menjelaskan bahwa pengelolaan limbah adalah aktivitas yang sistematis, komprehensif, dan berkelanjutan yang mencakup mengurangi dan mengelola limbah sebagaimana diatur dalam Pasal Satu, paragraf lima.

Teknik pengelolaan limbah akan sangat dibutuhkan jika dalam hal menangani masalah limbah yang telah terjadi sejauh ini. Pilihan limbah sangat dianjurkan dalam melaksanakan teknologi pengelolaan limbah karena akan berdampak positif pada pengurangan limbah dalam hal menyortir limbah basah dan limbah kering. Penyortiran jenis limbah dilakukan untuk memilah lagi mana limbah kering dapat didaur ulang lagi dan limbah basah mana yang dapat dibuat sebagai pupuk kompos. Sehingga pengurangan limbah di lokasi pembuangan akhir dapat diselesaikan untuk mencapai 50% dari masalah limbah.

Kata pengelolaan adalah proses atau alat pengolahan, sedangkan limbah adalah objek padat bahan basah atau organik atau kering atau non -organik yang tidak lagi digunakan.

Pengelolaan limbah adalah wadah untuk mengakomodasi jenis limbah yang dapat didaur ulang menjadi kerajinan tangan yang dapat bermanfaat dan menjadi pupuk kompos yang dihasilkan dari jenis limbah basah. Pengelolaan limbah juga memiliki peran penting dalam limbah yang diangkut oleh truk limbah yang disediakan oleh pemerintah, sehingga limbah yang telah menumpuk di sekitar lingkungan pemukiman dapat melakukan proses pengelolaan limbah yang baik dalam pengelolaan limbah. Namun, sejauh ini sampah di lokasi pengelolaan

(12)

31

limbah tidak didaur ulang lagi, sehingga hari sampah yang ditempatkan dalam pengelolaan limbah semakin meningkat.

D. Pengertian Sampah

Limbah adalah objek material atau padat yang tidak lagi digunakan oleh manusia, atau benda padat yang tidak lagi dapat digunakan dalam aktivitas manusia dan dibuang. Pakar kesehatan Amerika membuat batasan limbah (limbah) adalah sesuatu yang tidak dapat digunakan, tidak dapat digunakan, tidak disukai, atau sesuatu yang dibuang dari aktivitas manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Tidak semua sampah dapat diproses atau didaur ulang lagi untuk mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan sebelumnya. Seperti benda - benda yang tersisa yang keluar dari bumi karena letusan gunung berapi, ini tidak dapat digunakan sebagai limbah yang dapat dikelola sebagai kerajinan tangan atau yang memiliki nilai ekonomi. Namun, dapat digunakan sebagai kompos atau tanah subur, karena memiliki nutrisi di dalamnya. Dari sini jelas bahwa sampah adalah hasil dari aktivitas manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna.

Sehingga tidak semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya benda alami, benda yang keluar dari bumi karena letusan gunung berapi, banjir, pohon yang jatuh karena kebisingan dan sebagainya bukan seperti sampah mereka seharusnya.

(13)

32 E. Klasifikasi Sampah

1. Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Sampah organik – dapat diurai (degradable)

Limbah organik adalah sampah yang mudah dibentuk, seperti sisa - sisa makanan, sayuran, daun kering, dll. Limbah ini dapat diproses dalam kompos.

b. Sampah non organik – tidak terurai (undegradable)

Limbah non -organik adalah sampah yang tidak dapat dengan mudah busuk, seperti bungkus plastik, kertas, plastik mainan, botol dan minuman, kaleng, kayu, dll.

2. Berdasarkan Sumber

Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Sampah alam b. Sampah manusia c. Sampah konsumsi d. Sampah nuklir e. Sampah industri f. Sampah pertambangan

Klasifikasi di atas sangat berguna jika masyarakat berhati -hati dalam menanggapi masalah limbah sejauh ini. Tidak hanya pemerintah yang menguntungkan jika negara bagian Indonesia menjadi negara yang bersih dari masalah limbah, tetapi juga orang -orang yang memainkan peran yang sangat besar. Tidak hanya memiliki lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman, tetapi

(14)

33

juga memiliki lingkungan yang telah mempengaruhi masyarakat sekitar untuk memiliki tanggung jawab atas limbah yang mereka hasilkan. Sehingga perilaku itu adalah kesejahteraan komunitas sekitarnya dan juga makhluk hidup lainnya yang hidup.

Sampah yang dapat terurai akan sangat berguna jika dapat dikelola dengan benar serta didaur ulang menjadi kompos, seperti limbah rumah tangga dan restoran, yaitu sayuran, buah -buahan dan sebagainya. Konten yang terkandung dalam kompos mengandung zat yang lebih lengkap, di mana di salah satu elemen dapat meningkatkan struktur tanah, karena kandungan nutrisi tinggi sehingga tanah menjadi tanah yang longgar dan juga dapat menghemat penggunaan pupuk kimia.

Limbah non -organik itu sendiri telah menjadi masalah sejauh ini, di mana limbah non -organik adalah limbah yang tidak dapat terurai, jika dapat diuraikan itu membutuhkan proses yang panjang. Tumpukan limbah yang dihasilkan dari limbah non -organik dapat menghilangkan gas metana (CH4) yang memiliki pengaruh besar pada pemasaran global, jika tidak segera didaur ulang menjadi lebih berguna, setidaknya mengurangi masalah limbah. Ada beberapa sumber limbah yang dapat didaur ulang, seperti limbah kertas yang diproduksi oleh limbah industri, limbah konsumsi seperti plastik, kresek, dan sebagainya.

(15)

34 F. Sumber-sumber Sampah

1. Sampah yang berasala dari pemukiman (domestic wates).

Limbah ini terdiri dari bahan padat sebagai akibat dari kegiatan rumah tangga yang telah digunakan dan dibuang. Seperti sisa -sisa makanan enak yang telah dimasak atau yang belum dimasak, sebelumnya membungkus dalam bentuk plastik, kertas, dan sebagainya.

2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum

Sampah ini berasal dari tempat umum, seperti tempat hiburan, dan terminal bus. Sampah ini dalam bentuk botol, kertas, plastik dan sebagainya.

3. Sampah yang berasal dari perkantoran

Limbah yang berasal dari kantor baik kantor perdagangan, pendidikan, perusahaan, departemen dan sebagainya. Limbah ini dalam bentuk plastik, kertas kertas, karbon dan sebagainya.

4. Sampah yang berasal dari jalan raya

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari debu, daun, kertas, kardus, batu, plastik, dll..

5. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)

Limbah ini berasal dari bidang industri, termasuk limbah dari pembangunan suatu industri, dan semua limbah dari proses produksi.

Seperti botol kalengan, logam, limbah pengemasan, plastik, kayu, dll.

Sumber limbah tidak hanya datang dari orang -orang yang memiliki perilaku konsumtif dari barang yang tidak berguna di rumah, tetapi sumber limbah terletak di setiap sudut tempat di mana manusia ada, bahkan sampah tidak hanya

(16)

35

dalam bentuk kertas, Plastik atau kaleng, sampah juga bisa berasal dari debu atau daun yang mati karena tua. Menilai dari sumber limbah itu sendiri, pada kenyataannya masyarakat dapat mengelola sampah dengan benar dan benar.

Namun, tidak hanya limbah basah yang dapat dikelola sebagai kompos, limbah kering juga dapat didaur ulang sebagai kerajinan yang memiliki nilai ekonomi di antara masyarakat.

Limbah yang dihasilkan dari berbagai tempat yang menjadi sumber limbah dapat digunakan sebagai proses pembelajaran, di mana dari sumber di atas dapat membuat masyarakat memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas limbah yang telah dihasilkan oleh mereka dan dibuat sebagai teman untuk memiliki a Perhatian yang tinggi terhadap orang lain jika limbah yang dihasilkan telah mengganggu kenyamanan orang lain di lingkungan itu dari konsekuensinya. Tidak hanya di daerah perumahan, kantor dan kawasan industri yang memiliki rasa tanggung jawab untuk pengendalian limbah tetapi juga di jalan raya dan juga tempat - tempat umum lainnya.

G. Jenis-jenis Sampah

Ada berbagai jenis limbah yang harus disadari, yang meliputi limbah padat, limbah cair, limbah alami, limbah manusia dan limbah gas.

1. Sampah Padat

a. Berdasarkan Berdasarkan bahan kimia yang terkandung, limbah dibagi menjadi:

(17)

36

1) Sampah organik adalah limbah yang umumnya dapat membusuk, misalnya, buah -buahan, sisa -sisa makanan, daun, dll.

2) Sampah non organik, merupakan sampah yang pada dasarnya tidak dapat membusuk misalnya, logam atau besi, pecahan gelas, plastik dan lain sebagainya.

b. Berdasarkan dapat dan tidaknya di bakar

1) Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, kayu, karet, plastik, botol, kain bekas dan lain sebagainya.

2) Sampah yang tidak dapat di bakar, misalnya besi atau logam bekas, kaleng-kaleng bekas, pecahan gelas, kaca dan lain sebagainya.

c. Berdasarkan karakteristik sampah

1) Rubbish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah terbakar maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastik dan sebagainya, maupun yang tidak mudah terbakar seperti kaca pecahan, kaleng bekas, klip dan sebagainya.

2) Ashes (Abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk putung atau abu rokok.

3) Garbage, yaitu jenis sampah hasil pengelolahan atau pembuatan makanan yang pada umumnya mudah

(18)

37

membusuk dan berasal dari restoran, rumah tangga dan sebagainya.

4) Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari suatu industri atau pabrik-pabrik.

5) Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang mati karena alam seperti ditabrak kendaran atau dibuang oleh orang.

6) Sampah jalanan, yaitu sampah dari pembersihan jalan yang terdiri dari campuran berbagai limbah, daun, plastik, kertas, dll.

7) Limbah konstruksi, yaitu limbah dari proses konstruksi rumah, bangunan, dll., Seperti besi, kayu, bambu, dll.

8) Bangkai kendaraan (abandoned vehicle), adalah bangkai sepeda motor, mobil, sepeda dan sebagainya.

Limbah padat adalah limbah yang mudah didapat dan mudah didaur ulang lagi. Limbah ini tidak hanya diperoleh dari area pemukiman tetapi juga di area kantor atau agen dan juga perusahaan besar di Indonesia. Baik dalam bentuk kertas, plastik, kaleng dan lainnya, tetapi sampah ini tidak memiliki nilai ekonomi karena pihak terkait tidak mau bahkan tidak dapat mengelola limbah atau limbah yang telah diproduksi sebelumnya. Bagi mereka yang melihat peluang sampah yang diproduksi, sampah akan diambil dan didaur ulang. Seperti pemulung yang melihat kesempatan untuk sampah yang tersebar tanpa diproses oleh produsen

(19)

38

sampah itu sendiri dianggap sebagai tumpukan uang yang telah dibuang oleh pemiliknya.

Pemulung yang telah mengumpulkan limbah menggunakannya dengan menjadikannya lagi sebagai peluang bisnis dan pendapatan. Jika tidak dapat memproses limbah, itu dapat disimpan untuk pengrajin dari limbah limbah kering.

Limbah padat ini juga tidak semua proses pembakaran karena proses pembakaran itu sendiri memiliki efek yang sangat buruk, jadi limbah harus didaur ulang dengan benar daripada harus digabungkan. Limbah padat yang tidak dapat dibakar adalah kaleng yang digunakan, besi, logam, dan sebagainya.

1. Sampah Cair

Limbah cair adalah bahan cair yang telah digunakan dan tidak diperlukan lagi dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Adapun jenis limbah cair:

a. Limbah domestik, sampah cair yang diproduksi dari dapur, kamar mandi, dan cucian. Limbah ini dapat mengandung zat patogenik.

b. Limbah hitam, limbah cair yang diproduksi dari toilet dan industri.

Sampah ini mengandung patogen yang sangat berbahaya.

Dalam kehidupan manusia sejumlah besar limbah berasal dari kegiatan industri atau biasanya disebut limbah seperti manufaktur, penambangan, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah sekaligus dengan jumlah limbah yang kira -kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah limbah cair berarti mengoperasikan pabrik agar tidak menghilangkan limbah dengan ceroboh seperti mengeluarkan limbah ke sungai atau selokan.

(20)

39

Limbah cair ini adalah limbah yang tidak dapat didaur ulang lagi sebagaimana mestinya karena limbah cair ini memiliki kandungan yang sangat berbahaya seperti patogen. Limbah cair ini tidak boleh dibuang di mana pun seperti sungai, selokan, bahkan laut karena hasil pembuangan limbah cair memiliki efek buruk pada kelangsungan hidup ekosistem makhluk hidup lainnya yang hidup di sungai dan laut.

Kandungan patogen yang diproduksi setiap hari akan meningkat jika tidak memiliki reservoir sendiri, sehingga dampak negatif semakin luas, seperti kesehatan diri dan juga komunitas sekitarnya.

2. Sampah Alam

Sampah yang diproduksi dalam kehidupan luar intragisasi melalui proses daur ulang alami seperti daun kering di hutan yang membusuk menjadi tanah. Di luar kehidupan liar sampah ini bisa menjadi masalah, karena adanya daun kering di lingkungan pemukiman.

Sampah ini juga merupakan proses yang dapat didaur ulang dengan benar karena sifat daun yang mudah terurai atau memiliki proses pembusukan yang baik, sehingga dapat digunakan sebagai pupuk kompos di pertanian komunitas di sekitar pemukiman.

3. Sampah Manusia

Limbah manusia adalah istilah yang biasa digunakan untuk hasil polusi manusia, seperti tinja dan urin. Limbah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat menyebabkan alat pengembangan penyakit. Limbah dapat dalam setiap fase material: gas, cairan, dan padatan. Ketika dilepaskan dalam dua

(21)

40

fase terakhir, terutama gas, limbah dapat dikatakan sebagai emisi atau yang terkait dengan polusi.

Limbah ini adalah limbah kedua yang tidak dapat didaur ulang karena limbah yang dihasilkan merupakan faktor dalam penyebaran penyakit serius, jika penempatan limbah ini tidak dikelola dengan benar. Karena sampah ini adalah pemborosan yang memiliki virus yang sangat berbahaya bagi kesehatan diri mereka sendiri dan bahkan kesehatan masyarakat di lingkungan sekitarnya.

4. Sampah Gas

Dikatakan bahwa udara bersih jika komponen dengan udara tidak dicampur dengan energi, zat atau komponen yang tidak diinginkan lainnya. Untuk melindungi udara, pemerintah menetapkan standar kualitas udara sekitar. Oleh karena itu dikatakan bahwa udara tercemar jika kualitas sekitar jatuh ke tingkat tertentu yang membuat udara sekitar tidak memenuhi fungsinya.

Sampah ini dapat tercemar di udara jika proses pembakaran yang berlebihan terjadi, seperti pembakaran lahan yang tidak segera padam oleh masyarakat yang telah melakukan pembakaran. Asap yang dihasilkan dari proses pembakaran lahan dan pembakaran limbah yang tidak memiliki teknologi pembakaran limbah yang benar, sehingga asap yang dihasilkan tersebar luas.

Menurut penulis limbah gas merupakan salah satu penyebab polusi udara.

Ini karena limbah gas mengandung zat nitogenik, hidrokarbon, asap, sulfur dioksida karbon monoksida yang dilepaskan ke udara. Limbah gas biasanya berasal dari sumber industri pabrik yang memiliki cerobong besar sehingga dapat menguras sisa pembuangan produksi dalam bentuk gas. Selain itu, asap yang

(22)

41

dilepaskan dari knalpot kendaraan bermotor juga dapat disebut limbah gas.

Sehingga dapat memicu limbah dalam bentuk gas.

Limbah gas dapat mempengaruhi polusi udara, karena zat yang dilepaskan ke udara adalah nitrogen, asap dan banyak zat lainnya jika proses pembakaran limbah tidak sesuai dengan prosedur pembakaran limbah yang baik di lokasi pembakaran tanah, sehingga zat yang dilepaskan tidak menyebabkan Udara polusi dan juga bukan penyebab bau yang tidak menyenangkan karena pembakaran, meskipun pabrik yang sudah memiliki cerobong asapnya sendiri, tetapi asap yang dihasilkan masih dilepaskan ke udara.

H. Metode Pengelolaan Sampah

Pengelolaan limbah yang paling banyak digunakan di Indonesia meliputi:

1. Open Dumping

Metode ini adalah metode eliminasi akhir yang dianggap sebagai yang termudah (sederhana), karena tidak ada perawatan khusus dalam pengelolaan limbah dan operasinya sangat mudah. Limbah insentif hanya terakumulasi, tanpa pemrosesan terlebih dahulu. Ini dapat menyebabkan polusi air karena lindi, estetika dan lainnya.

2. Controlled Landfill

Berbeda dengan metode pembuangan yang dibuka, dalam metode ini, operasi sedikit lebih rumit dan biaya operasional juga cukup signifikan. Dengan demikian, dalam metode ini, sampah terkubur, memadatkan dan ekuitas. Setelah kemampuan tanah yang digunakan

(23)

42

untuk mengumpulkan limbah lengkap, tumpukan limbah menerima lapisan cakupan dengan periode yang telah ditentukan.

3. Sanitary Landfill

Metode ini adalah metode yang cukup rumit dibandingkan dengan yang sebelumnya, karena biayanya relatif tinggi tetapi sangat positif bagi masyarakat di sekitar tempat pembuangan sampah. Diperkirakan bahwa dalam metode ini limbah mencapai ketebalan tertentu dan kemudian dipadatkan, kemudian limbah dilapisi dengan tanah lagi dan dipadatkan, di lapisan atas penutup dapat ditumpuk dengan sampah lagi kemudian menumpuk dengan tanah lagi.

I. Faktor yang Mempengaruhi Sampah

Ada beberapa faktor penting dalam mempengaruhi sampah, yaitu populasi, kondisi sosial, dan kemajuan teknologi yang dapat meningkatkan jumlah atau kualitas limbah. Pengelolaan sampah ramah lingkungan akan

1. Mengurangi jumlah banyaknya sampah yang memasuki pembuangan, dengan ini bisa memperpanjang umur pembuangan, untuk meningkatkan efektivitas pembiayaan transportasi limbah, untuk meningkatkan kondisi sanitasi di sekitar pembuangan.

2. Mengurangi polusi lingkungan dan dapat meningkatkan kebersihan lingkungan.

3. Membantu menjaga sumber daya alam, khususnya kompos yang umumnya digunakan dalam pupuk tanaman.

(24)

43

4. Menghasilkan sumber daya pengelolaan sampah baru, seperti pupuk tanaman.

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal pengelolaan limbah yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.

J. Dampak Jika Sampah Tidak Dikelola

Menurut Gelbert jika sampah tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan dan manusia, yaitu:

1. Dampak Terhadap Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang tidak memadai atau pembuangan sampah yang tidak terkontrol sangat cocok bagi berbagai organisme dan menarik bagi berbagai macam binatang seperti lalat yang dapat menjangkitkan penyakit.

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah atau yang biasa disebut dengan lindi yang masuk ke dalam sungai akan mencemari air. Berbagai organisme seperti ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan hilang, hal ini menyebabkan berubahnya ekosistem perairan biologis.

Penguraian sampah yang sudah dibuang ke dalam air dapat menghasilkan gas cair organik dan asam organik, seperti metana. Selain baunya yang kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

(25)

44

3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

a. Pengelolaan sampah yang buruk akan membuat lingkungan yang tidak menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pandangan yang enak karena sampah tersebar di mana -mana.

b. Pengelolaan sampah yang kurang memadai dapat menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat yang rendah. Yang penting di sini adalah peningkatan pembiayaan secara langsung (untuk menyembuhkan orang yang sakit) dan pembiayaan tidak langsung (produktivitas rendah, tidak datang bekerja).

c. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan menimbulkan dampak pada fasilitas layanan publik seperti drainase, jalan, jembatan, dan lainnya.

d. Infrastruktur lain juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan sebagai pengelolaan air. Jika sarana penampungan sampah yang tidak efisien atau kurang memadai, orang akan cenderung untuk membuang sampahnya di jalan.

Referensi

Dokumen terkait

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar

Caranya dengan membagi domain aliran kedalam elemen-elemen kecil (segitiga, polygon 2D, tetrahedral, quadrilateral) yang disebut cell. Gabungan dari cell-cell tersebut

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik lagu anak (LA) secara musikal dengan memperhatikan kata-kata atau lirik yang ada dalam lagu anak

Sadu wicara puniki anggen ngrereh data sane kapertama indik kawentenan nganggen sor singgih basa ritatkala mabebaosan ring pepruman olih kramaDesa Adat Ayunan, sane

[r]

Sedangkan sampel yang diambil yaitu semua ibu yang mengalami kematian karena penyebab preeklampsia dan perdarahan di Provinsi Jawa Timur tahun 2013 sebanyak 373

“Kreatifitasnya berasal terakhir di acara PKKMABA hari kedua dari inovasi yang dimiliki oleh kali ini yang disampaikan oleh Suryono mahasiswa baru yang berguna untuk Hardi