• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN HOTEL DAN RESORT DI LEDENG BANDUNG LAPORAN PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN HOTEL DAN RESORT DI LEDENG BANDUNG LAPORAN PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN HOTEL DAN RESORT DI LEDENG BANDUNG

LAPORAN PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari

Universitas Telkom Bandung

Oleh

NABILA PUTRI YASMIN NIM: 1603164157

(Program Studi Desain Interior)

FAKULTAS INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS TELKOM

2020

(2)
(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Badan Pusat Stistika pada tahun 2016, hotel bintang 4 Bandung hanya terdiri dari 32 hotel. Untuk jumlah wisatawan dari tahun ke tahun terus meningkat, wisatawan mancanegara tercatat sebanyak 569.052 wisatawan yang mendatangi Jawa Barat untuk area Bandung sendiri tercatat 246.982 wisatawan sedangkan untuk wisatawan lokal tercatat 20.366.574 wisatawan yang mendatangi area Jawa Barat dan untuk area Bandung sendiri tercatat 5.775.660 wisatawan. Total untuk wisatawan yang mendatangi area Bandung ialah 6.002.642 wisatawan. Bandung merupakan salah satu tempat dengan jumlah wisatawan tertinggi di Jawa Barat. Kebutuhan Tempat Penghunian Kamar (TPK) pada tahun 2018 di Jawa Barat meningkat sebesar 6,15% dari dari tahun 2017 yang hanya 53,39% menjadi 65,54%. TPK Hotel tertinggi menurut kelas hotel bintang Desember 2018 tercatat pada hotel bintang 4 sebesar 75,21%, sedangkan TPK terendah terjadi pada hotel bintang 1 sebesar 35,79%.

Sehingga, adanya hotel Resort bintang 4 ini sangat dibutuhkan wisatawan. Jumlah wisatawan yang menginap di area Bandung ialah 537.138 wisatawan dan sekitar 32% dari jumlah wisatawan memilih untuk menginap di hotel bintang 4. Sedangkan, hotel bintang 4 yang tersedia di Bandung hanya 32 hotel dengan jumlah kamar 32.365 unit kamar yang tersedia.

Perbandingan jumlah orang dan jumlah kamar yang tersedia sangat jauh dan tidak sedikit wisatawan yang merasa kecewa dengan kurang tersedianya fasilitas penginapan hotel bintang 4 di Bandung.

Bandung merupakan salah satu kota yang terkenal dengan keindahan alam dan pariwisatanya, hal ini yang membuat Hotel dan Resort menjadi salah satu target bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk beristirahat dari kesibukan dan kepenatan sehari- hariyang terkenal dengan keindahan alamnya hingga mancanegara, membuat Hotel Resort menjadi salah satu target utama wisatawan atau penduduk local untuk beristirahat dari kesibukan dan kepenatan sehari-hari, oleh karena itu di daerah Bandung banyak bermunculan

(4)

Hotel dan Resort yang berdekatan dengan area tempat wisata. Namun, pada umumnya Hotel dan Resort didaerah Bandung hanya mementingkan lokasi saja dan kurang memperhatikan aspek interior, kenyamanan, dan dampak psikologis bagi pengunjung.

Tujuan utama para pengunjung maupun wisatawan datang ke Hotel dan Resort adalah untuk dapat beristirahat dengan nyaman dan berelaksasi. Oleh karena itu sangat penting untuk memertimbangkan aspek 4 kenyamanan dan fakor-fakor yang mempengaruhi kenyamanan itu sendiri agar wisatawan yang datang ke hotel resort dapat menikmati istirahat mereka secara maksimal. Kenyamanan atau perasaan nyaman adalah penilaian komperhensif seseorang terhadap lingkunganya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan ransangan yang masuk ke dalam dirinya melalui kelimaindra melalui syaraf dan dicerna oleh otak untuk dinilai.

Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan, suara, cahaya, bau, suhu, dan rangsangan di tangkap sekaligus, lalu di olah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian relative apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Kamar tidur adalah ruang paling utama dalam sebuah hotel resot, karena di ruang inilah wisatawan banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat dengan melepas penat, sehingga tubuh dan pikiran menjadi segar kembali di esok harinya.

Berdasarkan fenomena saat ini, Bandung kekurangan fasilitas penginapan Hotel dan Resort yang memperhatikan kenyamanan dan relaksasi bagi pengunjung dan kurangnya penerapan budaya lokalitas pada interior hotel.

Setelah melihat fenomena dan fakta yang ada di daerah Bandung terutama Ledeng, sarana penginapan yang disediakan tidak memenuhi standarisasi baik dalam interior, kenyamanan, ataupun sisi relaksasi. Hotel dan Resort yang tersebar di daerah Ledeng biasanya lebih memperhatikan masalah lokasi dan kurangnya memperhatikan kenyamanan para pengunjung.

Selain itu, Hotel Resort di daerah Bandung dan Ledeng banyak memadukan dengan sarana relaksasi dan rekreasi yang membuat fungsi utama dari Hotel Resort tersebut tergeser oleh fungsi penunjang Hotel Resort. Dari studi banding yang telah dilakukan, beberapa aspek interior tidak memadai secara baik dari segi penerapan lokalitas, relaksasi, sirkulasi, akustik, pencahayaan, dan penghawaan.

(5)

3

Maka dari itu, perancangan ini dibuat dari fenomena dan fakta yang ada, dengan memberikan inovasi baru yang membuat pengunjung atau wisatawan yang datang di hotel resort bisa lebih memaksimalkan istirahat mereka agar dapat memulihkan kesegaran dan kebugaran tubuh maupun pikiran mereka sehingga dapat melakukan aktififitas hariannya dengan optimal dan menerapkan lokalitas sekitar pada interior. Perancangan ini diharapkan dapat terus menarik wisatawan sehingga meningkatkan tingkat wisatawan yang datang ke Ledeng, Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dijabarkan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan Hotel Resort yang belum memenuhi standarisasi hotel bintang 4

2. Kurangnya Hotel Resort yang menerapkan aspek kenyamanan pada area interiornya 3. Kurangnya hotel resort yang mempertimbangkan penerapan aspek psikologis pada

perancangan interiornya

4. Kurangnya pengolahan material lokalitas pada hotel Resort disekitar Ledeng, Bandung.

5. Kebutuhan relaksasi dan rekreasi yang belum tersedia di hotel Resort sekitar Ledeng, Bandung.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat desain Hotel Resort sesuai dengan standarisasi?

2.

Apa saja faktor yang mempengaruhi kenyamanan terhadap pengunjung saat di dalam ruangan hotel resort?

3.

Bagaimana cara agar pengunjung atau wisatawan bisa mendapatkan kualitas istirahat yang baik dalam sebuah hotel resort

?

(6)

1.4 Tujuan dan Sasaran Perancangan 1.4.1 Tujuan Perancangan

Merancang interior Hotel dan Resort yang dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan melalui relaksasi indera manusia untuk pengunjung ketika beristirahat di Hotel dan Resort daerah Ledeng, serta menerapkan lokalitas yang ada di sekitar Ledeng.

1.4.2 Sasaran

1. Menerapkan desain sesuai dengan standarisasi Hotel Resort 2. Mengutamakan fungsi utama pada Hotel Resort

3. Menerapkan faktor-faktor kenyamanan dan relaksasi pada interior Hotel Resort 4. Menerapkan lokalitas pada desain Hotel Resort.

1.5 Batasan Perancangan

Adapun batasan-batasan perancangan yang harus dipenuhi:

Luasan minimal yang harus dirancang : 2000m2

Hotel berbintang : **** (empat)

Tipe Hotel : Mountain Hotel Resort

Pendekatan Desain : Psikologi, Relaksasi Indera Manusia

Standarisasi : Data Arsitek

Pengguna : Anak berumur 0-17 tahun laki-laki dan perempuan, Dewasa laki-laki dan perempuan

Peraturan : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Republik Indonesia Nomor

PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang standar usaha hotel bintang 4.

1.6 Manfaat Perancangan 1.6.1 Masyarakat

Manfaat yang diberikan kepada masyarakat adalah fasilitas penginapan hotel bintang 4 yang sesuai dengan standarisasi dan dapat memberikan kesan nyaman dan relaksasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

(7)

5 1.6.2 Institusi

Manfaat untuk institusi ialah untuk menambah pustaka dan melengkapi data perpustakaan.

1.6.3 Bidang Ilmu Interior

Manfaat yang diberikan kepada bidang keilmuan dapat sebagai bahan pertimbangan dan referensi tambahan mengenai proyek mountain hotel Resort.

1.7 Metode Perancangan

a. Pencarian Data berdasarkan Proyek yang diambil

• Fenomena

Hal yang sering dilihat sehingga menimbulkan pertanyaan.

• Fakta

Data-data yang bersifat nyata dan bersumber jelas.

• Survey Site

Survey lapangan untuk mengumpulkan data mengenai lokasi yang akan dibangun.

Menganalisis dari orientasi tempat baik eksternal maupun internal bangunan, aksesibilitas, arah mata angin, arah matahari, dan view.

• Studi Literatur

Suatu bentuk pengumpulan data yang berkaitan dengan Hotel dan Resort dan psikologi indera manusia yang dapat membantu untuk perancangan Hotel dan Resort.

• Survey

Survey lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi lain mengenai Hotel dan Resort. Data tersebut mencakup aktivitas apa saja yang dilakukan di Hotel dan Resort baik oleh pengunjung maupun pegawai, fasilitas apa saja yang diperlukan di Hotel dan Resort, dan ruang penunjang apa saja yang dibutuhkan di Hotel dan Resort.

• Wawancara

Wawancara merupakan suatu bentuk pengumpulan data untuk mendapatkan informasi lain mengenai Hotel dan Resort yang sedang di survey. Wawancara ini dilakukan

(8)

kepada pihak Dinas Pariwisata Bandung untuk mendapatkan data mengenai berapa jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah Bandung.

b. Masalah

Menemukan masalah di sekitar baik terhadap pengguna maupun lingkungan sekitar.

c. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah berdasarkan desain.

d. Analisis

Menganalisis masalah-masalah serta pemecahan masalah di sekitar cakupan desain.

Menganalisis kebutuhan ruang apa saja yang dibutuhkan.

e. Programming

Membuat data kebutuhan ruang, zoning blocking, dan tabel kedekatan ruang.

f. Pendekatan Desain

Pada tahap ini, menentukan pendekatan desain yang cocok dan berfungsi sebagai sarana untuk memecahkan permasalahan dalam desain. Sebagai solusi untuk menciptakan suatu desain yang lebih baik.

g. Konsep

Setelah menentukan pendekatan desain, tahap selanjutnya adalah menentukan konsep desain yang berhubungan dengan pendekatan yang diterapkan.

h. Desain Awal

Pada tahap ini, menentukan bentukan secara kasar ide perancangan yang akan dibuat.

i. Desain Alternatif

Pada tahap ini, desain telah diciptakan dan diterapkan pada perancangan.

j. Pengembangan desain

Pada tahap ini, merupakan pelengkap dari komponen desain yang kurang dan masih perlu dikembangkan agar lebih baik lagi.

k. Desain Akhir

Jika seluruh tahap telah terlaksanakan, maka pada tahap ini, berupa sketsa 3D menggunakan software sketchup, gambar teknik menggunakan software autocad dan maket (presentasi hasil perancangan).

(9)

7 1.8 Pembaban

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang yang menjelaskan secara ringkas mengenai proyek Hotel Resort, mengidentifikasi masalah dan perumusan masalah pada Hotel Resort, menjelaskan tujuan dan sasaran akhir pada perancangan, manfaat perancangan, batasan perancangan, metoda perancangan, pembaban, dan diagram berpikir.

BAB II : KAJIAN LITERATUR STANDAR DAN PENDEKATAN DESAIN

Berisi teori-teori pendukung dari berbagai sumber dengan berbagai kajian literatur, standarisasi yang diambil untuk menjadi sebuah acuan dalam perancangan dan penjelasan mengenai pendekatan yang akan digunakan dalam perancangan.

BAB III : ANALISA STUDI BANDING DAN PROYEK

Berisi mengenai studi banding proyek sejenis, studi preseden, tapak, kebutuhan, pendekatan dan konsep pada perancangan.

BAB IV : TEMA, KONSEP PERANCANGAN, DAN APLIKASI PERANCANGAN Berisi mengenai konsep perancangan yang akan digunakan sebagai pemecahan masalah dan bagaimana cara mengaplikasikannya pada perancangan.

BAB V : KESIMPULAN

Pada bab ini merupakan bagian akhir pada laporan yang berisi penjabaran tentang simpulan mengenai perancangan Hotel Resort di Ledeng.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

1.9 Kerangka Berpikir

HOTEL RESORT LEDENG BANDUNG

LATAR BELAKANG

FENOMENA: Kunjungan wisata terus meningkat dan termasuk tertinggi di Jawa Barat.

FAKTA: Kunjungan wisatawan meningkat 21,59% dan tingkat kebutuhan kamar meningkat 6,15%

LOKASI PROYEK: Jl. Pada Betah, Ledeng.

LINGKUP PERANCANGAN TERKAIT KEBUTUHAN

KLIEN:

- Experience - Kebutuhan

ruang

TERKAIT INTERIOR:

- Bentuk - Material - Fasilitas - Psikologi - Warna LITERATUR REVIEW

BUKU DAN JURNAL:

- Data Arsitek PRESEDEN:

Hotel and Resort Luxury Alila, dan Pullman Ciawi Vimala Hills Resort Spa & Convention

SURVEY DATA PRIMER, SEKUNDER, DAN

WAWANCARA:

- Data pengunjung dan peminat pengunjung pada daerah sekitar lokasi tersebut dari dinas pariwisata dan budaya Bandung Barat.

- Wawancara dari wisatawan dan dinas pariwisata dan budaya Bandung.

STUDI BANDING:

- Desa Alamanis Resort, Cirebon.

- Ayom Java Village, Solo.

- Hotel Resort Jayakarta, Bandung

MASALAH

PROGRAMMING

- Fasilitas Resort Hotel sesuai dengan standar yang kurang didaerah tersebut.

- Kurangnya Resort dan Hotel yang memperhatikan kesan nyaman dan relaksasi

UMUM: Menciptakan ruang yang nyaman, efektif, efisien dan penerapan suasana ruang sesuai dengan budaya sunda.

KHUSUS: Pengaplikasian pada organisasi ruang, sirkulasi, bentuk, material, warna, pencahayaan dan penghawaan.

PROSES DESAIN FINAL DESAIN

Aktivitas Pengguna

Data Kebutuhan Ruang

Zoning-Blocking

Tabel Kedekatan Ruang PROBLEM

STATEMENT

- Bagaimana cara menerapkan desain yang lebih menarik untuk pengunjung dengan menonjolkan budaya sunda?

KONSEP DESAIN PENDEKATAN DESAIN:

Psikologi indera manusia

(11)

9 BAB II

KAJIAN LITERATUR STANDAR DAN PENDEKATAN DESAIN

2.1 Literatur 2.1.1 Definisi

Hotel berasal dari kata hostel yang diambil dari Bahasa Perancis kuno. Makna dari kata hostel adalah “tempat penampungan buat pendatang” atau bisa juga “bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum”.

Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut : 1. Menurut Dirjen Pariwisata

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

2. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I 10/PW 1100//PPWW 10/PW – 301/Phb.77, tanggal 12 Desember 1977

Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum.

Sehingga, dapat disimpulkan hotel merupakan salah satu tempat yang menyediakan jasa penginapan secara sementara yang didalamnya terdapat pelayanan seperti makan, minum, dan tempat beristirahat.

2.2 Klasifikasi

a. Klasifikasi Lokasi

Berikut jenis-jenis hotel berdasarkan lokasi:

1. City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan dan biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal sementara (dalam waktu singkat), biasanya digunakan oleh para pelaku bisnis.

2. Residential Hotel

(12)

Hotel ini berlokasi jauh dari kota besar, tetapi mudah untuk mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu yang lama.

3. Resort Hotel

Hotel yang berlokasi didaerah pegunungan maupun tepi pantai. Hotel ini diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin mempunyai pengalaman liburan yang berbeda atau berekreasi.

4. Motel

Hotel ini berlokasi di pinggiran jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota lainnya. Diperuntukkan bagi masyarakat yang melakukan perjalanan.

Pada perancangan ini memfokuskan pada Resort Hotel karena lokasi proyek terletak di area pariwisata dan tempat berekreasi.

2.2.1 Klasifikasi Hotel Resort

1. Resort Town / City Resort Hotel

Hotel Resort ini terletak di kota, namun juga dapat berarti bahwa kota itu sendiri merupakan obyek wisata.

2. Beach Resort / Sea side Resort Hotel

Resort yang terletak di pantai atau tepi laut, dengan fokus utamanya adalah laut itu sendiri sebagai obyek yang rekreatif.

3. Golf Resort Hotel

Resort yang memiliki fasilitas yang berkaitan dengan olahraga golf.Biasanya terletak juga pada area golf tersebut.

4. Spa Resort Hotel

Resort yang memiliki fasilitas spa sebagai salah satu akomodasi hotel dan sebagai daya tarik utama.

5. Ski Resort Hotel

Resort yang berada pada area rekreasi ski, biasanya menyediakan fasilitas olahraga salju dengan olahraga utamanya adalah ski.

6. Health Resort (Sanatorium)

Hotel Resort yang menyediakan fasilitas utama yang berhubungan dengan kesehatan.Misalnya adalah hotel Resort yang dilengkapi dengan fasilitas hydro therapi.

(13)

11 7. Mountain Resort Hotel Resort

Resort hotel yang berada di pegunungan dengan nuansa tatanan lereng gunung, terdapat di sebuah kota dengan fasilitas yang menunjang pada aspek kepariwisataannya.

Pada perancangan ini memfokuskan pada Mountain Resort Hotel karena letak lokasi di pegunungan sehingga view yang didapat ialah pegunungan.

2.2.2 Mountain Resort Hotel

Mountain Resort Hotel memiliki 4 (empat) karakteristik yang membedakan dengan jenis hotel lainnya. Karakteristik yang dimiliki adalah sebagai berikut :

• Lokasi

Lokasi Mountain Resort Hotel biasanya berada di suatu kawasan wisata biasanya terletak di area lereng atau pegunungan. Alam panorama serta budaya sehingga memiliki peluang untuk dijadikan komoditi bagi wisatawan yang terletak di pegunungan.

• Fasilitas

Adanya fasilitas pokok maupun fasilitas penunjang, seperti fasilitas rekreasi indoor dan outdoor, dapat meningkatkan kepuasan pengunjung. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi indoor dapat berupa ruang public seperti restoran, lounge, dan ballroom. Sedangkan, fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, dan penataan landscape. (Manuel dan Fred, 1977).

• Fungsi

1. Sebagai fasilitas penginapan, peristirahatan dan rekreasi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang menyuguhkan view pegunungan sebagai salah satu daya tarik.

2. Sebagai sarana yang memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi para pengguna disibukkan oleh berbagai aktivitas perkotaan yang padat.

(14)

2.2.3 Klasifikasi berdasarkan jumlah kamar

Menurut Tarmoezi, dari banyaknya kamar yang disediakan, hotel dapat dibedakan menjadi :

1. Small Hotel, yaitu hotel dengan jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 unit kamar.

2. Medium Hotel, yaitu hotel yang menyediakan antara 28-299 unit kamar.

3. Large Hotel, yaitu hotel yang jumlah kamarnya disediakan sebanyak lebih dari 300 unit kamar.

Pada perancangan ini memfokuskan pada jenis medium hotel karena jumlah kamar yang di rancang ialah 54 kamar.

2.2.4 Klasifikasi Berdasarkan Jenis Atau Tipe Tamu

a. Family hotel, ialah hotel yang sebagian besar tamunya terdiri dari keluarga b. Business hotel, sebagian besar tamunya merupakan orang-orang yang sedang

melakukan tugas atau usaha

c. Tourist hotel, yaitu hotel yang sebagain besar tamunya adalah wisatawan d. Transit hotel, ialah hotel yang sebagian besar tamunya merupakan mereka

yang akan melanjutkan perjalanan (hotel hanya sebagai tempat persinggahan sementara saja)

e. Cure Hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya datang dengan tujuan pengobatan

Pada perancangan ini ialah memfokuskan pada Tourist Hotel. Karena, penggunanya mayoritas merupakan wisatawan luar Bandung.

2.2.5 Klasifikasi Berdasarkan Lama Tamu Menginap

a. Transt Hotel, ialah hotel dimana para tamu rata-rata menginap hanya untuk satu atau dua malam

b. Residential Hotel, ialah hotel dimana para tamunya menginap untuk jangka waktu lama, lebih dari satu minggu

c. Semi Residential Hotel, ialah hotel dimana para tamunya menginap lebih dari

(15)

13 dua malam sampai satu minggu

2.2.6 Klasifikasi Bedarsarkan Desain Dan Struktur Hotel

a. Conventional Hotel, ialah hotel yang bentuknya tinggi bertingkat menjulang kelangit

b. Bungalows, ialah hotel yang bentuknya tidak bertingkat dan setiap bangunan berlokasi menyebar satu dengan yang lain

c. Motor Hotel, ialah hotel yang mempunyai garasi di masing-masing kamar atau kelompok kamar

2.3 Standarisasi Hotel Resort

a. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Terdapat pada BAB II pasal 4 yang berisikan sebagai berikut,

(1) Setiap Usaha Hotel wajib memiliki Sertifikat dan memenuhi persyaratan Standar Usaha Hotel.

(2) Usaha Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. Hotel Bintang; dan b.

Hotel Nonbintang.

(3) Hotel Bintang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, memiliki penggolongan kelas hotel terdiri atas: a. hotel bintang satu; b. hotel bintang dua; c. hotel bintang tiga;

d. hotel bintang empat; dan e. hotel bintang lima.

(4) Hotel Nonbintang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, tidak memiliki penggolongan kelas hotel dan dapat disebut sebagai hotel melati.

b. Berdasarkan kutipan dalam Direktorat Jendral Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No- 22/U/VI/1978 menyatakan bahwa hotel Resort berdasarkan tingkatannya dibedakan menjadi:

(16)

Tabel 2.1 Standarisasi Tingkatan Hotel Resort Berbintang Kelas Hotel Resort Persyaratan Hotel Resort Hotel Bintang Satu (*) 1. Jumlah kamar standar

minimal 15 kamar . 2. Kamar mandi berada di

dalam kamar .

3. Luas kamar standar minimal 20 m².

Hotel Bintang Dua (**) 1. Jumlah kamar standar minimal 20 kamar.

2. Kamar mandi berada di dalam kamar.

3. Luas kamar standar 22 m².

4. Memiliki kamar suite minimal satu kamar.

5. Luas kamar suite minimal 44 m².

Hotel Bintang Tiga (***) 1. Jumlah kamar standar minimal 30 kamar.

2. Kamar mandi berada di dalam kamar.

3. Luas kamar standar minimal 24 m².

4. Memiliki kamar suite minimal dua kamar.

Luas kamar suite minimal 48m².

(17)

15

Sumber : Direktorat Jendral Pariwisata Pos, dan Telekomunikasi No-22/U/VI/1978

Berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM 3/HK 001/MKP/02 untuk jumlah kamar tidak harus sesuai dengan golongan kelas hotel asalkan seimbang dengan fasilitas penunjang serta seimbang antara pendapatan dan pengeluaran dari hotel tersebut.

Kesimpulan, untuk pada perancangan ini tetap mengikuti standarisasi dari Hotel Bintang Empat (****) 1. Jumlah kamar

standar minimal 50 kamar.

2. Kamar mandi berada di dalam kamar.

3. Luas kamar standar minimal 24 m².

4. Memiliki kamar suite minimal tiga kamar.

5. Luas kamar suite minimal 48 m².

Hotel Bintang Lima (*****) 1. Jumlah kamar standar minimal 100 kamar.

2. Kamar mandi berada di dalam kamar.

3. Luas kamar standar minimal 26 m.

4. Memiliki kamar suite minimal empat kamar.

5. Luas kamar suite minimal 52 m.

(18)

pemerintah dengan luas kamar tipe standard 24 m2, kamar tipe suite 48 m2, kamar mandi dalam, serta dilengkapi fasilitas penunjang seperti area relaksasi dan rekreasi.

b. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomer PM.53/HM.001/MPEK/2013 Tentang Standar Usaha Hotel Bintang 4

No. UNSUR SUB. UNSUR STANDAR HOTEL

BINTANG 4 1. Kamar Tidur

Tamu

Kamar Standar Luas minimal 24 m2 termasuk kamar mandi.

Kamar Suite Luas minimal 2x kamar standar, dilengkapi area living room terpisah dari kamar tidur. Parabot lebih baik dan lengkap dibanding kamar standar.

Pintu kamar Pintu dan kusen dari bahan yang kuat, dilengkapi kunci mekanikal / elektrikal dengan lubang pengintai (peep hole) dan rantai pengaman (safety-chain) Sistem

penghemat energi

Sumber energi di kamar dengan kunci kamar dan seperti keran,tanki, kloset hemat air dan sebagainya.

Jendela Dilengkapi kunci dan alat pengaman. Material yang aman : tempered

(19)

17

glass untuk jendela kaca.

Keamanan Kamar dilengkapi smoke detector dan sprinkler. Penempatan tidak mengganggu interior dan tingkat kepekaan dapat diatur.

Pencahayaan dan sirkulasi udara

Intensitas cahaya minimum 7 watt per m² atau 150 lux dan sirkulasi dan ventilasi udara yang baik

Petunjuk arah di ceiling

Arah kiblat di ceiling kamar tidur, peletakan serasi dengan interior kamar

Furnitur Tersedia pilihan dengan satu tempat tidur (king bed-room) atau dua tempat tidur (twin- bedded) dengan meja di samping tempat tidur dan lampu baca.

Dilengkapi tempat gantung baju, rak koper, sofa, kursi duduk, kaca rias (full length mirror) dan pesawat TV. Meja dan kusi kerja dilengkapi

(20)

lampu meja dan laci.

Meja dan kursi duduk di lengkapi dengan lampu baca dan material yang sangat baik.

Tingkat kebisingan

Kenyamanan suara antara 30-35 Db

2. Kamar Mandi Lantai Material tidak licin dan cepat kering, mudah dibersihkan dan aman digunakan.

Kelengkapan Minimal westafel, kloset dan shower/bathtub/bak air. Kondisi terawat dan berfungsi sangat baik serta hemat air

Pencahayaan dan sirkulasi udara

200 lux serta ventilasi udara yang aman dan sehat

3. Lobi Pencahayaan

dan sirkulasi udara

Dapat di akses langsung dari pintu utama hotel.

Sirkulasi udara 30ltr/detik/orang dan pencahayaan 350 lux Penjelasan

fasilitas hotel

Papan atau media penunjuk letak area terbuat dari material yang baik dengan desain yang menarik dan tertulis dengan jelas Lounge Kenyamanan suata 45-

(21)

19

55 Db atau di bawahnya 4. Front Office Front desk

sebagai penerimaan tamu

Kondisi bersih dan terawat

Gerai pelayanan tamu

Dilengkapi, luggage trolley, payung, sarana komunikasi dan ada petugas berjaga

5. Toilet Umum Kelengkapan Urinoir beserta washletnya (untuk toilet pria), kloset duduk

dengan hand

shower/washlet,

pengharum ruangan dan toilet paper. Dilengkapi pengering tangan otomatik dengan sistem timer tersedia cermin ukuran besar, bersih dan terawat, dan tempat sampah.

6. Koridor Kelengkapan Material lantai dapat meredam suara ribut, dinding dan plafon kualitas cukup baik, lebar minimum 1,8 m diberi pengaman dinding, rambu nomer

(22)

kamar dan rambu exit dengan huruf jelas, tinggi rambu minimal 10cm, tersedia APAR dalam jumlah cukup dan cara penggunaan yang mudah dimengerti Pencahayaan Minimal 5 watt atau 100

lux/m², penggunaan bola lampu dan armatur yang baik

7. Restoran Ruang Makan Ruang cukup luas atau jumlah kursi yang sesuai atau lebih dari 50%

jumlah kamar tamu.

Terdapat buffet untuk pelayanan prasmanan.

Sirkulasi udara yang baik (4,8 liter/

detik/orang) dan pencahayaan (9 watt atau 250 lux/m²)

Bar Ruangan luas dengan

interior yang dapat menciptakan ambiance yang menyenangkan, tersedia bar counter cukup luas.

Dapur Luas dapur sesuai

kapasitas restoran dan function room di hotel

(23)

21

yang dilayani dapur tersebut. Dinding : kedap air, lantai : tidak licin dan ceiling : tinggi minimum 280cm, material tahan api dan akustik. Sistem drainase dilengkapi dengan perangkap lemak (grease trap) dan selokan yang semi tertutup. Setiap sink dilengkapi grease trap yang portable.

Pencahayaan : 300 lux atau 10 watt/m² Sirkulasi udara : 10 liter / detik / m² Temperatur ruang : maksimal 25 ºC

2.3.1 Standarisasi Ruang dan Fasilitas Utama 2.3.1.1 Lobi

Lobi merupakan pusat sirkulasi pada sebuah hotel. Kegiatan yang berlangsung pada area lobi adalah mendaftar di receptionist, menanyakan informasi, dan/atau menunggu.

Pada area lobi terdapat juga retail shop yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung seperti, agen perjalanan, took cinderamata, salon, lounge, dan coffee shop.

Standar yang digunakan untuk mendesain sebuah lobi hotel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

(24)

Tabel 2.2 Standard Dimensions for Hotel Lobby

Sumber : Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums : Design, Planning and Maintenance

Beberapa fasilitas lain yang tersedia pada area lobi sebuah hotel adalah toilet dan lain-lain. Standar dimensi fasilitas yang disediakan pada sebuah lobi adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Standard Fasilities for Hotel Lobby

Fasilities Dimension Area (m2)

Front desk

50 guestrooms 5.50

100 guestrooms 9.50

200 guestrooms 18.5

400 guestrooms 30.0

Rest room and toilets

Numbers of fixtures For male For female

Water closets (min) 1 per 10 1 per 50

Wash basin 1 per 1-15

2 per 16-35 3 per 36-65 4 per 65-200 3 per 100 above Typical space requirements Per room in hotel

(m2) Main lobby including front

desk

0.8 – 1.0

Combined lobby/lounge area 0.9 – 1.2

(25)

23

Sumber : Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums : Design, Planning and

Maintenance.

Tabel 2.3 Standard Fasilities for Hotel Lobby

Guestroom Standard dimension

(m)

One bed units 3.7 x 4.3

Standard twin 3.8 x 4.9

Twin double and suites

3.8 x 5.5 4.5 x 5.5

Sumber : Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums : Design, Planning and Maintenance.

Perabot yang terdapat dalam kamar hotel adalah meja nakas, meja tulis, dan lain-lain. Sebuah kamar hotel dapat didesain sesuai dengan kebijakan pemilik hotel dengan pedoman standar sebagai berikut :

Tabel 2.4 Standar Dimensi Perabot Kamar Hotel

Furnitue Standard Dimension (m)

(26)

Sumber : Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums : Design, Planning and Maintenance.

Berikut standar kuat pencahayaan minimum berdasarkan sumber Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6197-2000 tentang pencahayaan ideal hotel area kamar tidur :

Tabel 2.5 Tingkat pencahayaan minimum dan renderasi warna yang direkomendasikan.

Length Width Hight Bed

• Single bed

• Double bed

• Twin beds

2 2 2

1 1.5

1

0.4 - 0.7 0.4 - 0.7 0.4 - 0.7 Hanging

• Single

• Double

• Hanging for dress

0.5 0.9 0.6

*

*

*

0.9 1.2 1.75

Bedside table

• For individual

• Between bed

0.37-0.45 0.6

0.37-0.45 0.6

0.6 – 0.75 0.6 – 0.75

Lunggage rack 0.75-0.9 0.75-0.9 0.45

Writing desk 0.4-0.55 0.4-0.55 0.7-0.75

Fungsi ruangan

Tingkat pencahayaan (lux)

Kamar tidur 150

(27)

25

Sumber :SNI 03-6197-2000

2.3.1.2 Restoran/Area makan 2.3.1.2.1 Restoran

Restoran harus dapat menyediakan makanan dengan cepat dan mudah dibersihkan.

Kapasitas yang harus disediakan adalah 1.5 hingga 1.7 kursi tiap kamar hotel, dengan dimensi area tiap kursi antara 1.3 hingga 1.5 m2.

Selain meja dan kursi, disediakan juga bar untuk menyediakan minuman. Sirkulasi pada restoran harus memudahkan bagi karyawan saat melayani pengunjung.

2.3.1.2.2 Lounge

Biasanya lounge didesain dengan menarik dan memiliki kesan santai.

2.3.1.2.3 Bar

Desain sebuah bar disesuaikan dengan jenis minuman yang akan disajikan. Peletakan tempat duduk biasanya di sekeliling meja bar dengan menggunakan kursi tanpa sandaran. Dimensi bar biasanya dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu area kerja bartender dan ketinggian counter yang mampu dicapai oleh pengunjung saat menggunakan fasilitas bar.

Tabel 2.6 Standarisasi Ruang Makan

Ruang Standar

Restoran 2.5 m2/orang

(28)

Lounge 2.5 m2/orang

Bar 2.5 m2/orang

Sumber : (Neufert, 2013:105)

2.3.1.3 Dapur

Desain sebuah dapur didasarkan pada jumlah makanan yang harus disediakan pada suati periode. Berikut adalah standar dimensi sebuah dapur :

Tabel 2.7 Standar Dimensi Dapur Total area

(m2)

Number of meals at peak period

85 100

116 200

117 400

Sumber : Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums : Design, Planning and Maintenance.

Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari luas restoran. Ruang dapur terdiri dari:

a. Ruang persiapan b. Ruang pengolahan

c. Ruang penyimpanan bahan makanan d. Ruang administrasi (chef)

e. Ruang pencucian dan penyimpanan peralatan/perlengkapan f. Penerangan dapur minimal 200-250lux

(29)

27 2.3.1.4 Ruang Servis

Ruang servis digunakan untuk mewadahi kegiatan servis yang merupakan bagian dari pelayanan kegiatan pada hotel. Beberapa ruang yang dibutuhkan untuk menampung kegiatan servis adalah sebagai berikut:

Tabel 2.8 Kebutuhan Ruang Fasilitas Servis

Area Kebutuha

n

Servis lobi Terdapat sirkulasi yang cukup dan area tunggu kereta dorong.

Linen store • Ruang penyimpanan

kereta

– 1 kereta untuk 12 hingga 18 kamar.

• Rak penyimpanan kain dengan standar ukuran 0.6 x

0.2 x 1.5 meter.

• Area penyimpanan vacuum cleaner.

• Ruang untuk petugas, minimal terdapat kursi dan papan informasi.

(30)

Soiled linen area Biasanya berupa lubang yang di dalamnya terdapat papan seluncur (minimal berukuran 0.45 x 0.45 meter) menuju shaft untuk mengumpulkan kain-kain bekas untuk dicuci.

Porter’s or cleaner’s store Ruang penyimpanan berbagai macam alat/cairan untuk membersihkan ruang-ruang yang ada (biasanya pada kamar mandi). Misalnya : material pembersih, kain, sabun, deterjen, ember, peralatan kebersihan, maupun

penggosok.

Trash chute Untuk mengumpulkan sampah

dari tiap ruangan, baik sampah plastic maupun kertas. Biasanya melalui sebuah shaft yang terhubung dari lantai, paling atas hingga menuju uncinerator untuk mengolah sampah yang ada sebelum

dikeluarkan dari bangunan.

Sumber : Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums : Design, Planning and

Maintenance.

(31)

29

Kamar mandi pada kamar hotel sangat penting. Standar yang dapat digunakan untuk mendesain sebuah kamar mandi adalah sebagai berikut:

Tabel 2.9 Standar Dimensi Kamar Mandi

Area Minimum Areas

(m2)

Shower, wc basin 2.6 – 2.8

Bath basin wc

For economy class

Average

2.8 – 3.3 3.7 – 4.2

Sumber : Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums : Design, Planning and

Maintenance.

Area Standard Dimension (m)

Length Width Hight

Water closet * * *

Baths 1.5 – 1.7 0.7 -

Drying line * * *

Lavatory basin 0.55 0.4 0.8

Showers 0.8 – 0.9 0.8 – 0.9 *

Standar penerangan ruang kamar mandi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia SNI 03-6197-2000 adalah 250 lux.

(32)

2.3.1.4 Operation Areas a. Staffing

Banyak sedikitnya jumlah karyawan ditentukan oleh jenis pekerjaannya. Selain itu biasanya karyawan hotel akan menggunakan seragam sehingga memerlukan sebuah ruang untuk ganti pakaian dan menyimpan barang-barang pribadi. Standar kebutuhan jumlah karyawan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.10 Standar Kebutuhan Jumlah Karyawan Fittings For

residential staff and hotels

For non-residential staff

Males Females

Wcs 1 per 9 persons omitting

occupants of rooms with wcs en suites.

1 for 1-15 2 for 16-35 3 for 36-65 4 for 66-100

1 for 1-12 2 for 13-25 3 for 26-40 4 for 41-57 5 for 58-77 6 for 78-100 Urinals Nil up to

6 1 for 7- 20

2 for 21-45 3 for 46-70 4 for 71-100 Lavatory

basins

1 per bedroom and 1 per bathroom.

As for wcs As for wcs

Bathrooms As for wcs

(33)

31 Cleaner’s

sinks

Minimum 1 per floor

Locker, toilet and washing room

Toilet and washing room 0.4 m2 per employee Locker and changing room 0.7 m2 per employee Restroom and canteen

Restroom 0.9 m2 per employee

Canteen 0.6 m2 per employee

Sumber : Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums : Design, Planning and Maintenance.

f. Laundries

Laundry dapat dioperasikan oleh pihak hotel atau memperbolehkan pengunjung untuk menggunakan fasilitas laundri sebagai salah satu fasilitas pendukung. Standar dimensi ruang laundri adalah sebagai berikut:

Tabel 2.11 Standar Dimensi Area Laundri Typical quantities

of linen per occupled room

Kg lb

Average hotels 3.6 – 4.0 8 – 9

Low tariff hotels, hostels

2.7

Restaurant or other services

0.5 – 0.9 1 – 2

Average hotel or motel

4.5 10

High class hotel 2 – 9 13

2.3.2 Standarisasi Ruang

(34)

a. Kamar Deluxe dengan luasan 24 m2.

Gambar 2.1 Standar kamar deluxe 24 m.

b. Kamar Suite dengan luasan 48 m2.

Gambar 2.2 Standar kamar suite luasan 48 m2.

c. Recepsionist dengan luasan 40 m2.

(35)

33

Gambar 2.3 Standar recepsionist luasan 40 m

d. Lobby dan Lounge dengan luasan 270 m2.

Gambar 2.4 Standar lobby dan lounge luasan 270 m2.

e. Restaurant dan cafe dengan luasan 254 m2.

Gambar 2.5 Standar restaurant dan cafe luasan 254 m2.

f. Gym dengan luasan 75 m2.

(36)

Gambar 2.6 Standar gym luasan 75 m2.

g. Ruang meeting dengan luasan 406 m2.

Gambar 2.7 Standar ruang meeting luasan 406 m2.

h. Area Back of House (BOH)

• Administrative Office dengan luasan 6.75 m2 – 9 m2.

Gambar 2.8 Standar ruang administrative office luasan 6.75-9m2.

(37)

35

• Hotel Kitchen dengan luasan 168 m2.

Gambar 2.9 Hotel Kitchen luasan 168 m2.

i. Spa dengan luasan 8.5 x 5.5 m2

Gambar 2.10 Spa luasan 8.5 x 5.5 m2.

2.4 Pendekatan

2.4.1 Definisi

Kenyamanan atau perasaan nyaman adalah penilaian seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam dirinya melalui indera yang dipunya oleh manusia dan dicerna kembali oleh otak untuk dinilai.

Relaks berarti relaks atau tidak tegang. Relaksasi merupakan suatu proses pemulihan/pembebasan dari segala macam bentuk ketegangan otot maupun pikiran, suatu proses pemulihan keseimbangan tubuh dan pikiran. Relaksasi sudah menjadi suatu kebutuhan manusia, terutama jika hidup di kota-kota besar dan memiliki pekerjaan yang begitu padat. Dengan melakukan relaksasi, secara sistematis dapat merilekskan otot-otot dan mengembalikan kondisi dari keadaan tegang menjadi rileks

(38)

dengan itu akan tercipta perasaan yang nyaman dan tenang untuk menompang lahirnya pola pikir dan tingkah laku yang positif.

2.4.2 Indera Manusia

Panca Indera memiliki fungsi untuk mengetahui segala sesuatu keadaan lingkungan sekitar kita. Indera yaitu antarmuka, suatu kontak antara jiwa dalam bentuk spiritual kesadaran diri dengan materi lingkungan. Melalui panca indera manusia dapat menilai suatu objek yang sangat bergantung terhadap pola pikir penilainya. Seluruh indera manusia diajak untuk berinteraksi satu sama lain, untuk merasakan dan menilai suatu objek ataupun merasakan kualitas dari bentuk ruang dan ruang yang tidak hanya dapat dilihat oleh mata saja. Melalui indera manusia akan timbul persepsi yang mengumpulkan, menyusun dan mengambil rasa informasi- informasi yang didapat dari lingkungannya. Persepsi tersebut akibat dari suatu pengalaman manusia dengan menggunakan alat lnderanya. Lima indera tersebut adalah :

a. Pengelihatan (mata), merupakan indera yang dominan untuk melihat lingkungan sekitar dalam bentuk gambar, warna, bentuk, jarak dan tekstur sehingga dengan mata manusia dapat mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya.

b. Pendengaran (telinga), merupakan indera yang dominan menerima sebuah rangsangan berupa suara, yang akan berpengaruh terhadap perasaan manusia secara emosional. Misalnya suara musik, aliran air, teriakan dan lain-lain.

c. Pembau (hidung), merupakan indera yang dominan untuk mengenali suatu lingkungan atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan dan juga dapat mempengaruhi perasaan manusia.

d. Sentuhan (kulit), merupakan indera yang dapat menerima sebuah informasi melalui temperatur suhu, sentuhan yang lembut ataupun kasar, tekstur permukaan, dan sebagainya.

e. Pengecap (lidah), merupakan indera yang mendapat rangsangan melalui rasa yang masuk ke dalam mulut, yang akan berpengaruh terhadap emosional dan relaksasi manusia. Setiap indera manusia tidak melakukan tugasnya secara terpisah, tetapi bekerja sama dalam mengalami ruang.

Contohnya adalah ketika sedang meraba, kita dapat merasakan permukaan

(39)

37

dari objek tersebut dan berimajinasi bentuk dari benda tersebut tanpa melihatnya dengan mata. Melalui indera manusia dapat menghasilkan atmosfer yang intim dan hangat dalam ruang tersebut.

2.4.2 Studi Preseden a. Hotel Resort Alila, Solo.

Interior yang diterapkan ialah budaya jawa dengan balutan modernisasi. Dapat terlihat ruang di dominasi warna putih serta ditambah dengan pemakain material kayu didalamnya. Penerapan ini pada interior dapat menimbulkan kesan nyaman. Berbagai macam bentuk ukiran dan lukisan dapat terlihat di dalam ruang.

Gambar 2.28 Area Lobby.

(sumber: google)

Gambar 2.29 Area Kamar Tidur.

(sumber: google)

Referensi

Dokumen terkait

bentuk font baru dari desain tipografi pada Vernacular Typography Street becak Solo. standar visual yang dipakai dalam perancangan font tersebut meliputi langkah

Sehingga dalam perancangan promosi konsep yang akan dibuat diharapkan perancangan tersebut dapat menggambarkan situasi dan kondisi Pasar Wisata Tawangmangu, dan pada akhirnya

Harapan hasil perancangan hotel ini untuk memenuhi kebutuhan dan fasilitas pengunjung untuk beristirahat dan desain interior yang akan diterapkan dengan gaya

Pesona keindahan dan keunikan panorama alam seperti wisata pantai serta seni budayanya merupakan potensi wisata yang dapat menjadi tujuan bagi para wisatawan domestik maupun

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

Laporan Tugas Akhir Perancangan Hotel & Resort Baruajak dengan Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular Lembang – Kabupaten Bandung

Tugas Akhir ini yaitu membuat suatu situs web untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dalam memberikan informasi bagi wisatawan yang berkeinginan untuk

Hasil perancangan adalah menggunakan desain yang simple dengan tema nature sehingga pengunjung tertarik untuk membaca media informasi buku, warna pada buku dibuat