LAPORAN TUGAS AKHIR
TRANSFORMASI NILAI AKSARA SUNDA DALAM PERANCANGAN PRODUK ALAS KAKI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Prograp Studi Desain Produk
Oleh :
Renaldy Pratama Putra 1602170097
Konsentrasi : Lifestyle
PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
TRANSFORMASI NILAI AKSARA SUNDA DALAM PERANCANGAN PRODUK ALAS KAKI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Desain Produk
Disusun oleh : Renaldy Pratama Putra
1602170097
Konsentrasi : Lifestyle
Di setujui Tgl...20....
Pembimbing 1 Pembimbing 2
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Kegiatan : Tugas Akhir
Judul : Transformasi Nilai Aksara Sunda Dalam Perancangan Produk Alas Kaki
Nama Instansi : Telkom University
Alamat Instansi : Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung Pelaksana : Renaldy Pratama Putra (1602170097)
Bandung, 22 Okt. 21
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Bapak ... Bapak...
121314424435 214241241351
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir Prodi Desain Produk
Bapak...
7131638183138961486
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Renaldy Pratama Putra NIM : 1602170097
Program Studi : Desain Produk
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir ini dengan berjudul “ Transformasi Nilai Aksara Sunda Dalam Perancangan Produk Alas Kaki” adalah benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan kecuali melalui pengutipan sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.
Bilamana dikemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam Laporan Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menanggung resiko / sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar benarnya.
Bandung, ... 2021
Renaldy Pratama Putra NIM : 1602170097
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’alla atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Tujuan dibuatnya yaitu untuk melaporkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kegiatan Tugas Akhir.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman suku, bahasa, adat dan kepercayaan.
Yang dimana menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya tradisional. Indonesia memiliki 1.128 suku yang terbesar di seluruh wilayah Indonesia dengan lebih dari 300 dialek bahasa daerah, lebih dari 3000 tarian asli Indonesia, dan terdapat berbagai kesenian lainnya seperti lagu tradisional, alat musik tradisional, seni tradisional, dan lain sebagainya. Budaya tradisional merupakan suatu karya intelektual yang perlu mendapatkan perhatian dan perlindungan. Budaya tradisional adalah identitas dan jati diri bangsa yang dapat dimanfaatkan secara ekonomi demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Dari berbagai keanekaragamaan tersebut, bahasa daerah merupakan salah satu unsur penting dalam suatu kebudayaan di daerah mana pun karena selain menjadi identitas dan alat komunikasi, bahasa daerah juga mengandung sistem nilai, pengetahuan, dan cara pandang masyarakat penuturnya terhadap semesta.
Melalui bahasa lah transformasi kebudayaan terjadi. Selain itu, bahasa daerah yang umumnya berfungsi sebagai bahasa ibu juga mencerminkan jati diri kelompok masyarakat suatu suku bangsa dalam membangun kebudayaan daerahnya. Oleh karena itu, bahasa daerah juga merupakan satu unsur kebudayaan yang harus dipertahankan, dilestarikan, dan diberdayakan. Seperti dalam bahasa sunda yang merupakan bahasa yang diciptakan dan digunakan oleh orang Sunda dalam berkomunikasi di kehidupan mereka. Dalam hal berkomunikasi tidak hanya secara verbal atau lisan. Namun komunikasi secara lisan pun perlu digunakan, karena (khususnya) Jawa Barat memiliki warisan huruf kuno yang sangat terkenal dijamannya.
Huruf kuno di Jawa Barat ini disebut aksara sunda atau aksara Ngalagena.
Mungkin sebagian orang asli Jawa Barat mengenal aksara ini. Sejak tahun 1950-an pemakaian Bahasa Sunda telah bercampur dengan Bahasa Indonesia terutama oleh orang-orang Sunda yang menetap di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung.
Banyak orang sunda yang telah meninggalkan pemakaian Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari dirumah mereka.
Pada jaman ini, menggunakan media baru yang mengikuti tren di indonesia bisa menjadi kesempatan untuk melestarikan aksara sunda. Salah satunya produk sepatu sneakers, dimana produk tersebut sedang ramai digemari oleh kalangan muda di Indonesia. Kini sneakers menjelma jadi alas kaki yang dikenakan dalam berbagai kesempatan, bahkan digunakan untuk acara formal sekalipun. Sneakers seolah bisa beradaptasi dengan berbagai situasi hingga busana sang pengguna. Hal ini dibuktikan oleh Andrey Noelfry (2018) Event Director BCA Jakarta Sneakers Day (JDS) Kuningan, Jakarta Selatan. Selain itu, karakter pembeli sneakers pun semakin idealis dan berbagai macam. Mereka tidak lagi mencari yang biasa atau palsu melainkan yang asli dan berkualitas serta mempunyai karakter tersendiri. Hal lain yang membuat sneakers semakin eksis adalah banyaknya kolaborasi apik antara merek sepatu dengan para pesohor. Sehingga tren ini tetap terjaga dan tidak mudah surut.
Telah terbukti bahwa sepatu bisa menjadi satu media baru untuk mengenalkan kembali budaya daerah yang ada di Indonesia, walaupun tidak ada yang membawa aksara tepatnya aksara Sunda ke dalamnya. Dengan memanfaatkan tren sepatu yang ada, dibutuhkan juga konsep desain sepatu yang matang dari mulai penggunaan warna, material serta peletakan aksara sunda di beberapa bagian sepatu yang akan dirancang. Sehingga bisa menarik minat banyak konsumen agar konsumen dapat melihat dan memahami bahwa keterlibatan budaya dari Sunda juga bisa menjadikan perkembangan di Industri sneakers yang ada di Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
Perkembangan zaman yang membuat aksara sunda tidak banyak diketahui oleh masyarakat khususnya yang berada di Jawa Barat.
Tidak ada pembaruan media untuk melestarikan kembali aksara sunda tersebut.
Produk sneakers mulai banyak diminati namun sedikit yang mengangkat tentang kebudayaan daerah, terutama mentransformasikan aksara tersebut didalamnya.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang disebutkan, maka dapat disimpulkan permasalahan dalam rumusan masalah adalah :
Karena budaya daerah yang hampir punah terutama secara tulisan, maka perlu adanya pelestarian dengan cara mentransformasikan aksara Sunda.
Dikarenakan media yang tidak berkembang untuk melestarikan aksara sunda, maka diperlukan pembaruan media yang bisa membawa aksara sunda kembali dikenal oleh masyarakat terutama di wilayah Jawa Barat.
Karena sepatu sedang banyak digemari dan naiknya industri tersebut di Indonesia, maka diperlukan perancangan yang mempunyai daya tarik untuk mengenalkan dan melestarikannya kembali.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipilih, maka penulis mempunyai beberapa pertanyaan terkait penelitian yang telah dilakukan :
Apa yang menjadi penyebab hampir punahnya budaya daerah yang terjadi di Indonesia terutama dibidang bahasa dan juga aksara?
Apa efek yang akan ditimbulkan dari kepunahan budaya daerah yang ada?
Mengapa alas kaki menjadi medium untuk melestarikan kembalik aksara sunda?
Bagaimana merancang produk sneakers sebagai media transformasi aksara Sunda?
1.5 Tujuan Penelitian
Untuk memahami penyebab dan efek kepunahan budaya daerah khususnya aksara sunda di Indonesia
Untuk dapat melaksanakan perancangan sepatu sebagai medium transformasi aksara sunda.
1.6 Batasan Masalah
Untuk menentukan arah penelitian serta mengurangi banyaknya permasalahan, maka batasan masalah dibuat sebagai berikut :
Membuat aksara Sunda menjadi dikenal kembali, terutama oleh generasi muda yang sudah lahir di perkotaan.
Melestarikan aksara sunda yang dituangkan ke produk alas kaki untuk membuat ketertarikan sendiri dari perancangan sepatu yang dibuat.
Membuat perancangan sepatu yang menarik serta menempatkan aksara sunda agar cocok digunakan sebagai visualisasi.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian/Perancangan 1. What (Apa)
Perancangan ini bertujuan untuk membuat sepatu sebagai medium transformasi aksara sunda yang telah di transformasi fungsinya menjadi sebuah objek visual dari sebuah produk sepatu.
2. Who (Siapa)
Sepatu ini ditujukan kepada semua umur serta gender, hanya saja lebih condong kepada anak generasi muda dari umur 20-25 tahun.
3. Why (Mengapa)
Karena aksara Sunda sudah hampir punah dan tidak banyak orang yang mengetahui tentang aksara sunda hingga tidak lagi terlihat di media apapun kecuali tugu pembatas kota khususnya di Jawa Barat.
4. When (Kapan)
Kegiatan ini dilakukan pada awal tahun 2021.
5. Where (Dimana)
Kegiatan ini disebarkan untuk umum.
6. How (Bagaimana)
Dengan perancangan sepatu yang mengangkat aksara Sunda ini, dapat melestarikan aksara Sunda yang hampir punah. Serta memiliki value tersendiri yang dimiliki produk tersebut.
1.8 Keterbatasan Penelitian 1.9 Manfaat Penelitian
Berisi tentang uraian mengenai manfaat apa yang dihasilkan dari proyek penelitian/perancangan ini.
Ilmu Pengetahuan
Dan atau bagi Masyarakat
Dan atau bagi Industri
1.10 Sistematika Penulisan laporan
Laporan perancangan ini terdiri dari 5 BAB, antara lain:
1. BAB 1 Pendahuluan
Menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, ruang lingkup perancangan, keterbatasan perancangan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan.
2. BAB 2 Kajian
Menjelaskan mengenai kajian pustaka, kajian lapangan, serta sunmary dari kedua kajian tersebut.
3. BAB 3 Metode
Menjelaskan mengenai rancangan penelitian, metode penggalian data, metode proses perancangan dan metode validasi.
4. BAB 4 Pembahasan
Menjelaskan mengengai hasil proses perancangan, dan hasil vakudasi.
5. BAB 5 Kesimpulan
Menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
BAB 2 KAJIAN 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Budaya
Berbicara tentang budaya. Pengertian dari budaya sendiri berasal dari kata
“Budi” dan “Daya” yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Berasal dari bahasa Sanksakerta, budhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang dapat diartikan sebagai budi atau akal. Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture dalam bahasa inggris, yaitu segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Beberapa ahli budaya atau kebudayaan mempunyai tafsirnya masing-masing mengenai budaya. Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat E.B. Tylor (18132-1917). Dan R.Linton (1893-1953), kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang juga dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh masyarakat lainnya.
2.1.2 Teori Pendukung
Perancangan ini menggunakan metode ATUMICS yaitu sebuah metode yang terdiri dari enam kata. Metode Atumics ini biasa digunakan untuk menggabungkan elemen budaya dengan teknologi. Yang dimana metode ini menganalisis elemen budaya tradisi dengan budaya modern untuk kemudian menjadi sebuah desain yang dituangkan kepada produk yang dirancang.
Yaitu:
Technique yaitu terkait akan pengetahuan teknis seperti; teknik produksi terkait proses pembuatan artefak, keahlian (skill) yang berupa kemampuan untuk membuat atau menghasilkan artefak dengan baik, teknologi terkait
dengan semua potensi sarana dan proses dalam pembuatan artefak, dan terakhir adalah peralatan yang digunakan (tools)
Utility yaitu terkait kecocokan antara kebutuhan pengguna dengan fungsi produk. Utility dapat disandingkan dengan konsep kebutuhan, hasrat dan tuntutan. Utility secara singkat dapat dikatakan sebagai fungsi dari sebuah produl atau artefak, tidak sekedar secara fungsi saja, melainkan secara makna juga berkaitan terhadap produk.
Material menunjukan segala bentuk benda fisik yang dapat dibuat atau digunakan untuk suatu tujuan tertentu. Material bisa berupa bahan alami, sintetik, dan bahan baru.
Icon menunjukan segala bentuk simbol dari sebuah gambar (image), ornamen, warna, dan grafis. Icon memberikan tanda ikonik arti dari simbolik kepada sebuah objek/artefak. Artefak yang mengandung ikon akan lebih mudah diidentifikasi dan dikenali.
Concept yaitu sebuah faktor yang berada dibalik dari munculnya produk yang dimiliki sebuah objek dan bentuk. Faktor tersebut dapat dikatakan tersembunyi atau tidak terlihat tersebut dapat diukur secara kualitatif seperti kebiasaan, kepercayaan norma, aturan, karakteristik, sifat, perasaan, emosi, kerohanian, ideologi, nilai dan budaya.
Shape tyaitu menunjukan bentuk, penampilan, dan visual, serta terkait sifat fisik dari sebuah objek/artefak. Dalam pengembangannya shape juga memuat tentang gestalt, struktur, ukuran, dan proporsi.
2.2 Kajian Lapangan
Judul:
Transformasi Nilai Aksara Sunda Dalam Perancangan Produk Alas
Kaki
Rumusan Masalah:
- Krisis Budaya terutama dalam bentuk tulisam
- Kurangnya media untuk mengembangkan eksistensi
aksara
Pertanyaan Penelitian 2:
Apa efek yang ditimbulkan dari kepunahan tersebut?
Pertanyaan Penelitian 1:
Apa penyebab punahnya budaya daerah terutama aksara?
BAB 3 METODE 3.1 Rancangan Penelitian (Research Design)