• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yaitu pengembangan modul mutasi genetik berbasis creative problem solving yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan problem solving skill mahasiswa semester 5 Program Studi S1 Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pengembangan yang dilakukan menggunakan model prosedural dengan mengadaptasi model Research and Development (R&D) Borg dan Gall. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidiasi produk- produk yang digunakan dalam pembelajaran (Borg, 1983).

Prosedur pengembangan Borg dan Gall, 1983 terdiri dari sepuluh langkah yang meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan informasi termasuk kajian literatur, observasi kelas, dan membuat kerangka kerja penelitian; 2) melakukan perencanaan termasuk keterampilan mendefinisikan, menyatakan tujuan, menentukan urutan untuk penelitian dan menguji kelayakan skala kecil; 3) mengembangkan bentuk produk awal (draf produk awal); 4) melakukan uji coba lapangan permulaan; 5) melakukan revisi terhadap produk lama; 6) melakukan uji lapangan utama (keterbacaan); 7) melakukan revisi produk operasional; 8) melakukan uji lapangan operasional; 9) melakukan revisi produk akhir; 10) melakukan penyebaran dan implementasi produk.

B. Prosedur Penelitian 1. Penelitian dan Pengumpulan Data

Tahap pendahuluan terdiri atas penelitian dan pengumpulan informasi data analisi kebutuhan dalam pengembangan modul mutasi genetik berbasis creative problem solving untuk memberdayakan problem solving mahasiswa terdapat beberapa tahap yang dilakukan yaitu :

commit to user

(2)

a. Studi literatur

1) Mengkaji Rancangan Pembelajaran Semester (RPS)

Melakukan analisis RPS pada mata kuliah genetika di prodi S1 pendidikan biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kegiatan analisis RPS ini digunakan untuk melihat capaian pembelajaran lulusan, CPMK, metode, materi apa saja yang diajarkan selama pembelajaran genetika selama satu semester.

2) Mengidentifikasi Materi

Pengkajian materi didasari dengan analisis penelitian dan jurnal yang ada sebelumnya mengenai pentingnya topik mutasi gen yang lebih mendalam untuk mempersiapkan kompetensi calon pendidik biologi yang nantinya akan mengajarkan materi tersebut di sekolah. Identifikasi materi juga dilakukan dengan melihat daftar materi ajar yang diajarkan pada sub materi mutasi genetik.

b. Studi lapangan 1) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan proses belajar mengajar, dan karakteristik pembelajaran. Pelaksanaan observasi melibatkan mahasiswa dan dosen. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan keadaan kelas, proses pembelajaran, model, metode, dan media yang sering digunakan dan karakteristik pembelajaran.

2) Wawancara

Wawancara bertujuan untuk penelitian pendahuluan meliputi mengetahui bahan ajar yang digunakan, model da metode yang sering digunakan selama pembelajaran, media yang sering digunakan, jenis penugasan dan karakteristik pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada dosen mata kuliah genetika dan mahasiswa.

3) Kuisioner

Pemberian kuisioner bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai proses pembelajaran, bahan ajar & komponen mendukung commit to user

(3)

yang telah digunakan selama proses pembelajaran. Kuisioner disebarkan kepada 37 mahasiswa semester 5 S1 Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan dosen mata kuliah genetika.

4) Analisis Bahan Ajar

Analisis bahan ajar bertujuan untuk mengetahui gambaran bahan ajar menurut pandangan peneliti dengan mencocokkan antara lembar analisis kebutuhan bahan ajar genetika. Analisis bahan ajar dilakukan kepada sumber bahan ajar yang biasanya digunakan oleh dosen dan mahasiswa selama proses pembelajaran mata kuliah genetika berlangsung serta kepada modul praktikum yang biasanya digunakan.

5) Analisis Problem Solving pada Bahan Ajar

Analisis problem solving pada bahan ajar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan problem solving dilatihkan dalam bahan ajar yang digunakan. Analisis problem solving dilakukan dengan menganalis soal-soal yang terdapat dalam sumber bahan ajar dan kegiatan dalam modul praktikum.

6) Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal problem solving mahasiswa pada materi dasar mutasi gen. Ter berisi soal essay yang diadaptasi dari Polya, (1960) yang memiliki 4 aspek problem solving yang terdiri atas understanding the problem; devising a plan;

carry out the plan; look back. Hasil tes profil awal peserta didik yang mengambil mata kuliah genetika, rata-rata problem solving diperoleh skor sebesar 46,4 dengan skor masing-masing aspek; understanding the problem sebesar 61,8; devising a plan sebesar 57,4; carry out the plan sebesar 33,8; look back.sebesar 32,8.

2. Perencanaan

Pada tahap pembuatan rancangan produk kegiatan yang perlu dilakukan meliputi: a) pengumpulan data-data indikator penilaian keterampilan, sikap, dan kognitif yang dapat diberdayakan menggunakan modul pebelajaran sebagai acuan tujuan pembelajaran; b) menentukan tujuan pembelajaran modul berdasarkan commit to user

(4)

tahapan creative problem solving milik Rene & Vidal (2006); c) mengumpulkan data materi mutasi gen sebagai acuan penentuan sub pokok genetika; d) pengumpulan materi dan referensi sebagai penentu format dan visualisasi isi modul berbasis creative problem solving yang akan dikembangkan; e) menentukan format perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam implementasi modul pembelajaran berbasis creative problem solving; f) perancangan instrumen meliputi lembar penilaian validasi modul untuk ahli materi, media dan dosen serta pembuatan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas creative problem solving, soal pretest postest, dan lembar angket respon terhadap modul mutasi genetik yang dikembangkan dan digunakan.

3. Pengembangan Produk Awal

Pada tahap ini dilakukan pengembangan bentuk produk awal. Produk penelitian pengembangan yang dilakukan adalah berupa modul mutasi genetik berbasis creative problem solving. Desain pengembangan modul yang dilakukan adalah : 1) pembuatan desain halaman muka yang berisi judul, identitas pembuat, tahun pembuatan, dan pemberian desain gambar yang menarik; 2) penulisan bagian pendahuluan berisi CPMK, indikator pembelajaran, dan petunjuk penggunaan modul berbasis creative problem solving; 3) penulisan bagian materi mutasi genetik berdasarkan tahapan creative problem solving; 4) penulisan bagian evaluasi yang membuat rangkuman, tes formatif berbentuk essay untuk mengukur kemampuan problem solving siswa; 5) penulisan bagian penutup yang memuat glosarium dan daftar pustaka; 6) desain pembahasan tes formatif pada modul untuk dosen. Pengembangan modul ini juga dilengkapi dengan pengembangan perangkat pembelajaran yang mencakup RPS dan instrumen penilaian lainnya.

4. Uji Coba Produk Awal

Tahap uji coba produk awal dilakukan untuk memperoleh evaluasi kualitatif dan kelayakan awal dari draft produk yang telah dibuat. Uji coba produk awal dilakukan dengan uji validasi ahli. Validasi ahli pengembangan modul mutasi genetik bertujuan untuk mendapatkan data berupa penilaian, kritik dan saran terhadap pengembangan modul terkait pemenuhan karakteristik modul. Data commit to user

(5)

validasi ahli berupa data kualitatif dan kuantitatif yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk data pendapat dan saran sedangkan deskriptif kuantitatif untuk analisis skor penilaian dari masing-masing ahli dengan rumus (Suwastono, 2011):

P= ∑ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡

𝑛 ×𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ×𝑗𝑢𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 × 100%

Keterangan :

P = Peresentase penilaian n = Jumlah item angket

Hasil perhitungan persentase keseluruhan komponen disesuaikan dengan pedoman pengambilan ketuputusan revisi pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pengambilan Keputusan Revisi

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan 85 – 100 Sangat baik Tidak perlu direvisi

65 – 84 Baik Tidak perlu direvisi

45 – 64 Cukup Direvisi

25 – 44 Kurang baik Direvisi

0 – 24 Sangat kurang Direvisi

(Suwastono, 2011)

a. Validasi Ahli dan Praktisi Implementasi Modul Aspek Materi Modul Validasi ahli dan praktisi implementasi modul aspek materi modul dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan data penilaian, pendapat, dan masukan terhadap kesesuaian materi pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan untuk uji kelayakan modul mutasi gen berbasis creative problem solving.

b. Validasi Ahli dan Praktisi Implementasi Modul Aspek Penyajian Modul

Validasi ahli dan praktisi implementasi modul aspek penyajian modul dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan data penilaian, pendapat, saran, dan masukan terhadap penyusunan dan penyajian modul berbasis creative problem solving.

commit to user

(6)

c. Validasi Ahli dan Praktisi Implementasi Modul Aspek Bahasa

Validasi ahli dan praktisi implementasi modul aspek bahasa dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan kalimat agar mudah dipahami dan sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia, serta penulisan sesuai dengan EYD.

5. Revisi Produk I

Revisi rancangan produk dilakukan berdasarkan hasil validasi ahli, praktisi dan respon dari mahasiswa sehingga mendapatkan bahan pertimbangan untuk memperbaiki produk awal mengeai modul berbasis creative problem solving. Jika perbaikan rancangan produk telah disetujui oleh pakar dan ahli maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk prototipe.

6. Uji Coba Lapangan Terbatas (Keterbacaan)

Uji coba lapangan terbatas produk yang dikembangkan dilakukan pada mahasiswa S1 Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret. Mahasiswa diminta mempelajari produk yang diberikan, kemudian diminta memberikan pendapatnya berkaitan dengan pengembangan produk. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada di dalam modul sebelum diujikan dalam skala lebih luas. Data yang diuji coba secara terbatas ini meliputi angket, kelayakan modul yang terdiri dari aspek materi, perangkat pembelajaran, penyajian dan keterbacaan.

Uji coba produk dapat dilakukan dengan uji coba lapangan terbatas yang melibatkan mahasiswa pengguna modul. Selain itu dilakukan pemberian angket dan wawancara mengenai tanggapan mahasiswa terhadap modul. Kelemahan dan kekurangan uji coba lapangan terbatas dicatat dan dijadikan dasar perbaikan tahap selanjutnya.

7. Revisi Produk Tahap II

Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan utama.

Berdasarkan data dan saran perbaikan yang diperoleh dalam uji coba lapangan terbatas kemudian dijadikan bahan perbaikan untuk revisi selanjutnya. Setelah revisi akan diperoleh produk berupa modul mutasi genetik berbasis creative problem solving. commit to user

(7)

8. Uji Lapangan Operasional (Keefektivan)

Pada tahap pengujian lapangan operasional di dalam setting eksperimen.

Uji lapangan dilakukan untuk mengetahui keefektivitasan produk modul dalam pembelajaran di kelas dan dalam memberdayakan problem solving mahasiswa.

Uji lapangan modul mutasi genetik berbasis creative problem solving.

a. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam pengujian modul adalah pre experimental pretest-posttest design

.

Uji lapangan menggunakan satu kelas perlakuan dengan modul tanpa kelas kontrol. Creswell (2008: 6) menyatakan bahwa penelitian pre experimental pretest-posttest design bertujuan untuk membandingkan keadaan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan.

b. Subjek Pengujian

Untuk mengetahui keefektivan modul mutasi genetik berbasis creative problem solving yang dikembangkan terhadap kemampuan problem solving, menggunakan kelas C sebagai subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel digunakan teknik random sampling.

c. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif adalah data hasil evaluasi kemampuan problem solving mahasiswa yang menggunakan modul mutasi genetik berbasis creative problem solving.

Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari angket mahasiswa dan dosen serta lembar observasi penilaian kelebihan dan kelemahan modul. Selain data evaluasi hasil pengembangan juga terdapat data hasil penilaian diri dan data penilaian keterampilan.

d. Metode Pengumpulan Data 1) Metode Tes

Tes yang digunakan berupa soal-soal pre-test & post-test dalam bentuk essay. Sebelum pembelajaran dimulai akan diberikan soal pre- test terlebih dahulu, kemudian akan dites kembali menggunakan soal commit to user

(8)

post-test setelah keseluruhan kegiatan pembelajaran selesai. Tujuan dari tes adalah untuk mengetahui keefektivan penggunaan modul berbasis creative problem solving dalam memberdayakan kemampuan problem solving mahasiswa. Penilaian tes problem solving menggunakan penilaian yang disesuaikan dengan aspek problem solving Polya, (1960) dengan mengadaptasi rubrik penilaian dari Carifio, (2015) seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Rubric for Scoring Polya Problem Solving

Skor Rubrik

6 Exemplary response;

Respons lengkap mencakup penjelasan yang jelas dan akurat tentang teknik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Mampu mengidentifikasi informasi penting dengan baik, memahami ide dan proses solusi yang digunakan serta mengkomunikasikan pengetahuan ini dengan jelas

5 Competent response:

Respons cukup lengkap dan mencakup penjelasan yang cukup jelas tentang ide dan proses yang digunakan. Argumen pendukung disajikan dengan baik, tetapi beberapa aspek mungkin tidak sejelas atau selengkap mungkin dijelaskan.

4 Satisfactory with minor flaws;

Masalah terselesaikan dengan memuaskan, tetapi penjelasannya kurang jelas atau bukti pendukung dan uraian yang diberikan kurang detail.

3 Nearly satisfactory, but contains serious flaws;

Responsnya kurang lengkap, informasi yang penting belum tersampaikan.

Kesalahan penggunaan konsep materi, secara umum tidak menunjukkan pemahaman penuh tentang konsep yang terlibat

2 Begins problem but fails to complete solution;

Responsnya tidak lengkap dan menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman tentang materi yang disajikan. Penjelasan yang diberikan tidak jelas

1 Fails to begin effectively;

Identifikasi masalah tidak terwakili secara efektif. Tidak ada solusi yang dicoba dan informasi penting yang terkait tidak diidentifikasi

0 No attempt at solution;

Tidak ada upaya menyalin atau memecahkan masalah yang ada (Carifio, 2015)

Setelah proses scoring selesai langkah selanjutnya adalah mencari prosentase setiap indikator problem solving skill, persentase dilakukan dengan formula :

% = 𝒔𝒌𝒐𝒓𝒆 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓

𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓commit to user × 100

(9)

Setelah mendapat persentase skor problem solving, dilakukan pengelompokkan berdasarkan tinggi rendahnya skor. Kriteria problem solving skills level berdasarkan Lestari & Djukri, (2019) pada Tabel 3.3

Tabel 3.3. Kriteria Problem-solving Skills Level

Rentang Nilai Kategori

60 < X ≤ 80 Tinggi

40 < X ≤ 60 Sedang

20 < X ≤ 40 Rendah

X ≤ 20 Sangat Rendah

(Lestari & Djukri, 2019)

Peningkatan kemampuan problem solving siswa setelah menggunakan modul mutasi genetik berbasis CPS diukur melalui analisis normalisasi gain score. Perhitungan gain score menggunakan rumus sebagai berikut:

< 𝑔 >=𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 skor maksimal − skor pretest Keterangan:

<g> = normalisasi gain score (Hake, 1998)

Interpretasi nilai normalisasi gain score disajikan pada Tabel 3.4

Tabel. 3.4 Kriteria Normalisasi Gain Score

Nilai <g> Kriteria

<g> ≥ 0.7 Tinggi

0.7 > <g> ≥ 0,3 Sedang

<g> < 0.3 Rendah

2) Metode Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik setelah pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk mengetahui tanggapan, kritik dan saran tentang kelebihan serta kelemahan modul hasil pengembangan. commit to user

(10)

3) Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan creative problem solving dan aktivitas peserta didik selama uji coba pemakaian produk. Selain itu juga untuk melakukan penilaian sikap dan keterampilan mahasiswa.

4) Metode Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan penilaian mahasiswa terkait pembelajaran menggunakan modul hasil pengembangan. Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir terhadap mahasiswa yang menjadi kelas ekspermen.

e. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam uji coba lapangan adalah teknik statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1) Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis hasil review dan uji coba pengembangan produk modul. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan skor data dari validasi ahli materi, ahli pengembangan, hasil uji coba skala kecil berupa masukan, saran, perbaikan terhadap modul pada angket. Hasil analisis kemudian digunakan untuk merevisi produk pengembangan

2) Analisis statistik inferensial bertujuan untuk mengetahui efektivitas modul mutasi genetik berbasis CPS dalam meningkatkan problem solving mahasiswa. Teknik yang digunakan adalah analisis uji paired sample T-Test dengan taraf signifikansi 5%. Uji paired sample merupakan uji beda sampel berpasangan. Sebelum dianalisis data dilakukan uji prasarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang berasal dari populasi yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan metode Kolmogorov- Smimov dan uji koreksinya adalah uji Liliefors. Kemudian uji

commit to user

(11)

dilanjutkan ke uji paired sample t-test terhadap pre-test & post- test. Semua pengujian menggunakan program SPSS versi 17.

f. Indikator kelayakan modul

Modul mutasi genetik berbasi creative problem solving dinyatakan layak apabila memenuhi beberapa indikator sebagai berikut :

1) Hasil penilaian ahli yang menjadi validator lebih dari 65 persen untuk setiap komponen

2) Hasil tanggapan dosen dan mahasiswa yang menjadi sampel lebih dari 62.50 persen untuk setiap komponen sesuai kelayakan diisyaratkan oleh BSNP

3) Hasil kemampuan problem solving mahasiswa minimal 60.

9. Revisi Produk Akhir

Berbagai data dan saran perbaikan yang diperoleh dalam uji coba lapangan kemudian dijadikan bahan perbaikan untuk revisi akhir. Setelah dilakukan revisi dan penyempurnaan akan diperoleh produk berupa modul mutasi genetik berbasis creative problem solving.

commit to user

Gambar

Tabel 3.1. Pengambilan Keputusan Revisi
Tabel 3.2. Rubric for Scoring Polya Problem Solving
Tabel 3.3. Kriteria Problem-solving Skills Level

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t table, serta melihat nilai signifikansinya. Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa t

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mahrani &amp; Soewarno (2018) yang mengemukakan bahwa aktivitas corporate social responsibility juga dianggap positif bagi

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

Fokus dari pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah pengembangan perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Instrumen Penilaian dan Lembar

Pada proses ini peneliti berserta masyarakat RT 19 melakukan pertemuan kembali di rumah ibu titin pada tanggal 30 maret 2018. Membahas tentang mimpi-mimpi yang ingin

Seleksi daya hasil dilakukan pada semua famili dengan cara memilih individu-individu di dalam famili yang memiliki daya hasil yang melebihi tetua lokal terbaik yaitu

Buah yang terinfestasi larva lalat buah akan menjadi busuk dan tidak dapat dimakan, atau gugur sehingga menyebabkan kehilangan hasil (Boopathi, 2013a). Sejauh ini,

Program Studi Sastra Jepang yang memrogram mata kuliah Kanji 2 dengan total 97 orang. Hasil penelitian ini adalah 1) diketahui bahwa nilai rata-rata yang