• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA SIARAN PROGRAM LINTAS JAKARTA SIANG DI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA JAKARTA DIMASA PANDEMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POLA SIARAN PROGRAM LINTAS JAKARTA SIANG DI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA JAKARTA DIMASA PANDEMI"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

POLA SIARAN PROGRAM LINTAS JAKARTA SIANG DI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA DIMASA PANDEMI SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos)

Disusun Oleh:

RENA APRILLIA NIM: 11170510000064

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 202

(2)

POLA SIARAN PROGRAM LINTAS JAKARTA SIANG DI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA DIMASA PANDEMI Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos)

Oleh:

Rena Aprillia 11170510000064

Di bawah bimbingan

Dr. Armawati Arbi, M.Si NIP. 196502071991032002

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2021 M

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pola Siaran Program Lintas Jakarta Siang Di Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta Di Masa Pandemi telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis 29 Juli 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 29 Juli 2021 Sidang Munaqosyah

Ketua Sekretaris

Dr. Armawati Arbi, M.Si Dr. H. Edi Amin, S.Ag, MA NIP : 196502071991032002 NIP : 197609082009011010

Penguji II

Burhanuddin, MA

NIP : 196902052014111002 Pembimbing

Dr. Armawati Arbi, M.Si

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Rena Aprillia

NIM : 11170510000064

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul POLA SIARAN PROGRAM LINTAS JAKARTA SIANG DI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA JAKARTA DIMASA PANDEMI adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak melakukan plagiat dalam penyusunannya. Kutipan-kutipan yang tertera di dalamnya, telah saya cantumkan sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya bersedia di kenakan sanksi yang berlaku jika saya terbukti melakukan plagiat terhadap karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan semestinya.

Jakarta, ... 2021

Rena Aprillia 11170510000064

(5)

ABSTRAK

RENA APRILLIA 11170510000064 - POLA SIARAN PROGRAM LINTAS JAKARTA SIANG DI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA JAKARTA DIMASA PANDEMI.

Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia sejak Februari 2020, membuat RRI Jakarta harus menerapkan kebijakan WFH dan relay dari Pro 1,2,4 ke Pro 3 hingga memperbarui pola siaran agar tetap relevan di telinga pendengar. Kejenuhan masyarakat dalam menjalani masa WFH, mengharuskan RRI Jakarta menjadi media terdepan dalam menyuguhkan hiburan dimasa pandemi.

Oleh karena itu, penulis bermaksud ingin mengetahui bagaimana pola siaran RRI Jakarta dimasa pandemi khususnya pada program Lintas Jakarta Siang di Programa 1.

Untuk menjawab rumusan masalah, penulis menggunakan teori konstruksi sosial media masa Burhan Bungin yang diperkaya oleh Armawati Arbi. Hasil penelitian berdasarkan wawancara dengan narasumber yaitu Kak Nova Febrita selaku penyiar dan pengarah siaran Lintas Jakarta Siang, terdapat pembaruan pada siaran program Lintas Jakarta Siang pasca pandemi berupa rolling tim produksi, penambahan segmen maksi dan request time, pengangkatan tema di akhir pekan, dan mengangkat informasi covid-19 dengan menggunakan metode interaktif dan monolog.

Pembaruan ini menandakan adanya variasi siaran.

Kata kunci : Pandemi, RRI Jakarta, Lintas Jakarta Siang, Programa 1, dan Pembaruan.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan-Nya hingga dapat terselesaikan skripsi dengan judul

“Pola Siaran Program Lintas Jakarta Siang Di Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta Di Masa Pandemi”.

Penulis menyadari skripsi ini bukanlah sesuatu yang istimewa, namun demikian tanpa dukungan dari berbagai pihak skripsi ini sangat sulit untuk diselesaikan. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih terlontoar dari hati yang paling dalam penulis sampaikan kepada :

1. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr Siti Napsiyah, MSW selaku Wakil Dekan I, Dr. Sihabudin Noor, MA selaku Wakil Dekan II, dan Drs Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan III.

2. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sekaligus dosen pembimbing, juga Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Fita Fathurokhmah, M.Si selalu pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan saran dan motivasi kepada peneliti.

4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberi berbagai ilmu dan pengetahuan kepada peneliti.

(7)

5. Bagian Tata Usaha dan seluruh staff nya yang selalu membantu dalam urusan administrasi persuratan.

6. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

7. Enderiman Butar Butar, S.P.,M.Si sebagai Kepala Stasiun Radio Republik Indonesia Jakarta yang telah mengizinkan saya magang dan melakukan penelitian.

8. Ibu Sri Rosafriliyah, Ibu Donda Hutagalung, Kak Ferly, Kak Nova Febrita, dan seluruh Tim produksi Programa 1 yang telah membimbing dan membantu selama penulis magang dan penelitian.

9. Kedua orang tua saya, Bapak Paino dan Ibu Enu Ismiati, juga Rina Juliana Dewi sebagai adik yang selalu mendoakan, menyemangati, dan memberi dukungan materil selama saya berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Keluarga Bapak Asep Awan Setiawan dan Ibu Sumarni Dwi Lestari yang turut mendoakan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Keluarga Bapak Aman dan Ibu Ati Suharti yang turut mendoakan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Galih Dwiguna Aditya sebagai calon suami saya yang selalu menyemangati dan membantu dukungan materil demi terselesaikannya skripsi ini.

(8)

13. Sahabat seperjuangan, se-kost, sejurusan, dan sekelas Halisa Astuti juga Anisa Ulfadilla yang dengan senang hati selalu menasehati ketika penulis merasa terpuruk.

14. Seluruh kawan-kawan KPI A dan KPI FIDIKOM 2017 yang senantiasa berusaha bersama menggapai gelar S.Sos.

15. Kak Rahma Dheni, Kak Priska Amaliani, dan Kak Lu’luatul Maulidiyah yang juga memberikan arahan ketika penulis merasa kebingungan.

16. Oyen, Lele, dan Kepin sebagai kucing peliharaan yang selalu menghibur dengan tingkahnya yang lucu dan konyol ketika penulis merasa lelah dan bosan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis sebelum, sesaat, dan sesudah penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas kebikan yang telah diberikan. aamiin.

Jakarta, 11 Juli 2021

Rena Aprillia 11170510000064

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Penelitian ... 5

D. Pertanyaan Penelitian ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 7

G. Metodologi Penelitian ... 8

H. Sistematika Penelitian ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Radio ... 20

B. Siaran... 28

C. Pola ... 31

D. Pola Siaran Radio ... 32

E. Teori Konstruksi Sosial Media Masa ... 32

F. Dakwah Ramzi ... 37

G. Kerangka Konsep ... 41

BAB III GAMBARAN UMUM RRI JAKARTA A. Sejarah Berdirinya RRI ... 42

B. Profil RRI Jakarta ... 45

(10)

C. Visi dan Misi RRI Jakarta ... 48

D. Program Siaran Pro 1 RRI Jakarta ... 50

E. Struktur Organisasi ... 51

F. Sarana dan Prasarana RRI Jakarta ... 52

G. Bidang Usaha ... 53

H. Kerja Sama RRI Jakarta ... 54

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Sebelum Pandemi Covid-19 ... 56

B. Setelah pandemic Covid-19 ... 59

BAB V PEMBAHASAN A. Pola Siaran Lintas Jakarta Siang di Masa Pandemi ……… 69

B. Perbedaan Pola Siaran Program Lintas Jakarta Siang Di Masa Pandemi ... 76

C. Contoh transkip siaran Maksi ...94

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 perbedaan radio ... 22

Tabel 3.1 profil RRI Jakarta ... 45

Tabel 3.2 format siaran RRI Jakarta ... 47

Tabel 3.3 program siaran Pro 1 ... 50

Tabel 3.4 struktur organisasi RRI Jakarta ... 51

Tabel 3.5 sarana dan prasarana ... 52

Tabel 4.1 LJS sebelum pandemi ... 56

Tabel 4.2 Tim produksi LJS sebelum pandemi ... 57

Tabel 4.3 Rundown LJS sebelum pandemi ... 58

Tabel 4.4 LJS setelah pandemi ...59

Tabel 4.5 Tim produksi LJS setelah pandemi ... 60

Tabel 4.6 Rundown LJS setelah pandemi ... 61

Tabel 4.7 perubahan tim setelah pandemi ... 67

Tabel 5.1 SMCR LJS ... 78

Tabel 5.2 Identitas RRI Jakarta ... 83

Tabel 5.3 profil Pro 1 & LJS ... 85

(12)

DAFTAR GAMBAR

Acara religi pagi ... 40

Mesin ATM bentuk kerja sama swasta RRI ... 54

Informasi covid melalui sosial media Pro 1 ... 62

Acara maksi ... 64

Informasi maksi di sosial media Pro 1 ... 65

Pengangkatan tema&narsum di akhir pekan ... 66

Request time ... 67

Instagram salah satu channel RRI Jakarta ... 81

Aplikasi RRI Play Go ... 82

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radio merupakan salah satu media penyampai informasi yang hingga kini masih memiliki eksistensi ditelinga masyarakat Indonesia. Meskipun hanya sekedar audio, namun radio tetap mampu memberikan informasi- informasi yang diperlukan pendengarnya. Di Indonesia terdapat banyak radio, mulai dari radio komunitas, radio swasta, dan radio publik. RRI merupakan salah satu Lembaga Penyiaran Publik (LPP) atau radio publik yang memiliki sifat netral dan tidak komersial.

RRI atau Radio Republik Indonesia adalah radio yang di dirikan pada 11 September 1945, tanggal ini juga sekaligus diperingati sebagai hari radio nasional di Indonesia. RRI merupakan salah satu lembaga penyiaran yang sudah menyandang status LPP (Lembaga Penyiaran Publik) di Indonesia sekarang. Jika dilihat dari umurnya, RRI pastinya sudah memiliki anak stasiun di seluruh Provinsi Indonesia dengan stasiun pusat di Jakarta yang beralamat di Jalan Merdeka Barat No 4-5, Jakarta Pusat.

RRI tentunya memiliki pola siaran yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga siaran akan berjalan dengan lancar. Pemolaan biasanya digunakan untuk menakar porsi masing-masing format yang akan mengudara. Pola siaran bisa juga disebut sebagai pola

(14)

acara, yang merupakan susunan mata acara yang memuat penggolongan, jenis, hari, waktu, dan lamanya serta frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu sebagai panduan dalam penyelenggaraan siaran.1 Sebelum pandemi, program lintas Jakarta siang di programa 1 biasanya mengudara dengan memperbanyak format musiknya, sehingga kita dapat melihat bahwa pada pola siaran lintas Jakarta siang sebelum pandemi, format musiklah yang lebih banyak mengisi siaran program lintas Jakarta siang sendiri.

Pola siaran biasanya akan terbentuk pada saat proses pra produksi, karena tahap inilah semua rencana tentang keberlangsungan siaran dipetakan atau dipolakan.

Selain format musik, program lintas Jakarta siang juga menyisipkan info terkini selama berlangsungnya siaran.

Berita terkini di bacakan satu kali selama program berlangsung oleh seorang gate keeper. Gate Keeper adalah penyeleksi informasi.2 Gate Keeper memiliki kewenangan dalam menyeleksi informasi yang akan disiarkan, gate keeper juga memiliki kewenangan untuk membatasi atau memperluas informasi yang akan di siarkan oleh penyiar.

Sehingga infomasi yang diperoleh pendengar dapat tersampaikan dengan baik, sesuai fakta, dan sesuai kapasitasnya.

1 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek (Bandung:

Bandar Maju, 1991) Hal 30

2 Puslitbangdiklat.rri.co.id

(15)

Islam juga melarang umatnya untuk menyebarkan berita bohong, sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S An-Nur ayat 11 yang berbunyi :

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya.

Dan siapa diantara mereka yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.”

Namun tanpa disangka-sangka, ternyata Indonesia diserang oleh wabah/ pandemi virus covid-19 yang memberikan dampak bagi semua sektor kehidupan, tanpa terkecuali dalam bidang penyiaran. Adanya pandemi ini, membuat banyak orang harus melakukan banyak hal dari rumah, sehingga membuat banyak orang merasakan sebuah

(16)

kejenuhan. Biasanya, orang-orang dapat melakukan travelling, bermain bersama siapapun, bahkan berkunjung ke tempat liburan. Namun semenjak adanya pandemi virus corona, semua aktifitas orang-orang mulai dibatasi, termasuk jarak antara satu orang dengan orang yang lain.

Oleh karena itu, satu-satunya hiburan yang dapat diperoleh oleh orang-orang adalah dari media-media informasi, yaitu televisi, radio, handphone, dan lain sebagainya. Dimasa pandemi ini, pastinya semua orang memerlukan hiburan dan kesenangan untuk mengobati kejenuhan-kejenuhan. Lintas Jakarta Siang menjadi salah satu program acara di Programa 1 RRI Jakarta yang menghadirkan hiburan dan informasi yang mampu mengobati kebosanan orang banyak. Hal ini karena Lintas Jakarta Siang memiliki format musik dan tips-tips ringan yang bisa dilakukan oleh semua orang setiap hari.

Pendengar juga bisa mendapatkan informasi cuaca dari program Lintas Jakarta Siang ini.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa pandemi ini membawa dampak kepada bidang penyiaran termasuk LPP RRI Jakarta. Dampak ini mengharuskan RRI Jakarta untuk merubah pola siaran yang biasanya diterapkan. Hal ini ditujukan untuk menyesuaikan keadaan selama pandemi dan sesuai kebutuhan para pendengarnya.

Lalu, bagaimana pola siaran yang diterapkan RRI setelah datangnya pandemi ini? Latar belakang inilah yang mendasari penulis ingin meneliti tentang Pola Siaran

(17)

Program Lintas Jakarta Siang di Programa 1 (91.2 FM) Radio Republik Indonesia Dimasa Pandemi.

B. Identifikasi Masalah

Pandemi yang melanda negara Indonesia berdampak bagi semua sektor kehidupan di dalamnya, tak terkecuali dalam bidang penyiaran. RRI Jakarta menjadi salah satu LPP yang terkena dampak tersebut, lantas bagaimana pola siaran setelah datangnya pandemi ini ? Oleh karena itu peneliti bermaksud ingin meneliti bagaimana Pola Siaran Program Lintas Jakarta Siang di Programa 1 (91.2 FM) Radio Republik Indonesia Dimasa Pandemi.

C. Batasan Penelitian

Peneliti membatasi penelitian ini dan hanya berfokus pada pembahasan pola siaran Lintas Jakarta Siang saja, sebagai salah satu pembahasan dalam ranah Broadcasting yang perlu dikaji oleh peneliti.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pola siaran program lintas Jakarta siang di masa pandemi ?

2. Apa perbedaan pola siaran lintas Jakarta siang sebelum dan di masa pandemi ?

(18)

3. Apa faktor pendukung dan penghambat program Lintas Jakarta Siang mengudara di masa pandemi ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian a) Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pola siaran program lintas Jakarta siang di masa pandemi

2. Untuk mengetahui perbedaan pola siaran program lintas Jakarta siang sebelum dan selama pandemi.

b) Manfaat

1. Manfaat Akademik

Penulisan ini diharapkan menjadi informasi untuk mengetahui bagaimana pola siaran radio yang diterapkan di radio-radio seluruh Indonesia terutama Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta.

Serta diharapkan bisa dijadikan rujukan untuk studi yang membahas tentang Broadcasting.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberi pengetahuan serta masukan untuk pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dibidang Broadcasting.

(19)

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Skripsi yang ditulis oleh Moh Jamma Ghofir dari UIN Alaudin Makassar yang berjudul Format Program Siaran Titian Ilahi Pro 1 FM Radio Republik Indonesia (RRI) Makassar Dalam Meningkatkan Syiar Islam.

Persamaan skripsi dengan penelitian ini terdapat pada metode penelitian dan jenis penelitian yang digunakan.

Sedangkan perbedaan terletak pada judul dan lokasi objek penelitian yaitu di Makassar.

Skripsi yang ditulis oleh Dewi Masitoh dari UIN Walisongo Semarang yang berjudul Analisis Terhadap Teknik Siaran Dakwah Dalam Program Acara

“Nuansa Hati” Programa 1 RRI Semarang. Persamaan skripsi dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan.

Sedangkan perbedaan terletak pada judul dan lokasi objek penelitian yaitu di Semarang.

Skripsi yang ditulis oleh Dwitya dari Universitas Lampung yang berjudul Analisis Produksi Acara Siaran Radio (Studi Pada Acara STIKOM Kosan Udara RRI Pro 2 FM Bandar Lampung). Persamaan skripsi dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian dan Teknik pengumpulan data yang digunakan. Sedangkan perbedaan terletak pada judul dan lokasi objek penelitian.

Skripsi yang ditulis oleh Neisya Ghassani Sabilah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul Strategi Komunikasi Radio Fajri 99.3 FM Bogor Dalam

(20)

Mempertahankan Citra Radio Dakwah. Persamaan skripsi dengan penelitian ini terletak pada teori yang digunakan yaitu teori konstruksi sosial media massa.

Sedangkan perbedaan terletak pada judul.

G. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Paradigma dalam Bahasa Indonesia berarti kerangka berpikir atau model dalam teori ilmu pengetahuan.3 Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme, karena paradigma ini mengutamakan sisi objektifitas dalam suatu ilmu pengetahuan.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang berlandaskan fenomenologi dan paradigma konstruktivisme dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.4 Pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti memperoleh data bukan dari hasil perhitungan statistik. Kualitatif berarti suatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai, atau mana yang

3 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 308

4 Muslim, “Varian-Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, Dan Jenis Penelitian Dalam Ilmu Komunikasi”. Jurnal Wahana Vol. 1 No. 1, Hal 81

(21)

terdapat dibalik makna.5 Umumnya penelitian kualitatif menitih beratkan pada analisis, sehingga penelitian ini membutuhkan kedalaman analisis dari peneliti. Sehingga dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat utama yang digunakan untuk mengumpulkan data.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi, yaitu merupakan penelitian yang mengkhususkan pada fenomena dan realitas yang tampak untuk mengkaji penjelasan di dalamnya.6 Fenomenologi akan menggali data untuk menemukan makna dari hal-hal mendasar dari fenomena, realitas, atau pengalaman yang dialami. Penelitian dengan metode fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah fokus fenomena yang hendak diteliti, kemudian peneliti melakukan penggalian data dengan cara observasi, wawancara mendalam kepada informan.

Adapun penyajian yang dilakukan penulis adalah dengan cara mendeskripsikan hasil sebuah penelitian tentang pola komunikasi program lintas Jakarta siang di masa pandemi secara sistematis,

5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013) Hal 82

6 Pakarkomunikasi.com

(22)

faktual dan akurat tentang fakta-fakta. Pendeskripsian penelitian dilakukan bertujuan untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antara kedua variabel.7 Caranya adalah dengan mendeskripsikan variabel yang terdapat pada penelitian yang bersangkutan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang terjadi dan yang diuji. Dalam metode deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.8 Dengan demikian, penulis memilih metode penelitian kualitatif sebagai metode yang tepat untuk menganalisis.

4. Sumber Data a) Data Primer

Data primer merupakan data utama yang harus didapatkan untuk memenuhi penelitian.

Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu para informan yang dianggap bisa memberikan informasi terkait judul penelitian. Informan dari penelitian ini adalah 1 orang penyiar lintas Jakarta siang dan 1 orang pengarah siaran. Pemilihan informan juga dilakukan dengan teknik tertentu,

7 Abdul Rachmansyah Ramli, (2017). Komunikasi Instruksional Berbasis Quipper School Antara Guru dan Siswa SMK Negeri 2 Majene.

(Skripsi UIN Alauddin Makassar). Hal 44

8 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 54

(23)

yaitu peneliti akan memilih informan yang dianggap memiliki pandangan yang cukup dalam permasalahan proses siaran berlangsung selama masa sebelum dan sesudah adanya pandemi.

Cara peneliti dalam menentukan informan yakni menggunakan teknik pemilihan informan dengan aspek praduga. Aspek praduga digunakan dengan menentukan karateristik informan berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian.

Dengan menggunakan aspek praduga, peneliti akan memilih informan dengan karakteristik penyiar dengan jam siar antara jam 10 siang sampai jam 3 sore.

Kemudian dalam pengumpulan data primer ini, pengarah siaran akan berperan sebagai informan kunci, yakni informan yang sifatnya memiliki informasi menyeluruh terkait dengan permasalahan penelitian. Sedangkan penyiar lintas Jakarta siang memiliki posisi sebagai informan utama, yaitu informan yang mengetahui secara detail dan terperinci tentang masalah penelitian yang diangkat atau bisa juga disebut dengan aktor dalam penelitian.

b) Data Sekunder

Adapun sumber data sekunder yang peneliti dapatkan melalui kajian kepustakaan seperti jurnal,

(24)

artikel, makalah, buku-buku, serta kajian terdahulu yang relevan dengen pembahasan penelitian.

5. Lokasi Penelitian

Sebagaimana dengan judul penelitian yang tertera, maka lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah di Lantai 6 studio Programa 1 Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta yang beralamat di Jalan Medan Merdeka Barat No 4-5 Jakarta Pusat.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.9 Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data penelitian, instrumen tersebut adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Pertama, peneliti akan melakukan observasi kepada objek yang berhubungan dengan penelitian ini.

Observasi bersifat partisipan karna peneliti akan ikut bergabung dalam proses siaran di studio Pro 1 RRI Jakarta untuk mengamati dan mengetahui bagaimana siaran berlangsung selama masa sebelum dan sesudah pandemi.

9 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 121

(25)

Setelah peneliti melakukan observasi dan melihat apa saja yang dilakukan dan terjadi di ruangan studio, maka peneliti akan mencatat hal-hal tersebut untuk kemudian ditanyakan ke informan terpilih melalui proses wawancara. Wawancara ini juga dilakukan dengan berbasis online menggunakan Platform Whatsapp dan memanfaatkan fitur pesan tulisan, pesan suara, video, gambar, dan lain sebagainya.

Terakhir, peneliti akan mengumpulkan data tambahan menggunakan instrumen dokumentasi, yakni memperoleh data dari arsip, koran, berita media online, dan foto-foto. Setelah ketiga instrumen ini digunakan untuk pengumpulan data, maka peneliti akan lanjut ke proses analisis data.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang peneliti gunakan untuk memperoleh data. Instrumen penelitian dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a) Observasi

Observasi ialah pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti di lapangan. Dalam penggunaan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si

(26)

peneliti.10 Teknik observasi digunakan untuk mengetahui gambaran apa yang didapatkan selama masa siaran sebelum dan sesudah adanya pandemi.

Teknik observasi yang akan diberlakukan dalam penelitian ini yakni observasi partisipan.

Observasi partisipan (participant observation) ialah jika observer terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti atau ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang di observasi.11 Observasi akan dilakukan dengan cara peneliti akan terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui proses berjalannya siaran untuk mengetahui gambaran-gambaran yang dapat membedakan proses berlangsungnya siaran selama sebelum dan sesudah adanya pandemi.

Alat bantu yang juga peneliti gunakan untuk mendukung observasi ini, juga adalah penggunaan catatan berkala yang fungsinya untuk mencatat setiap hal yang terjadi pada waktu-waktu tertentu saja. Apa yang pengamat lakukan adalah mengadakan observasi cara-cara orang bertindak

10 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 123

11 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 129

(27)

dalam jangka waktu tertentu, kemudian mencatat kesan-kesan umumnya.12

b) Wawancara

Teknik wawancara ini merupakan teknik untuk medapatkan data dari responden yang penulis telah tentukan.13 Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung atau percakapan dengan maksud tertentu.14 Jenis wawancara yang akan digunakan oleh peneliti yaitu wawancara bebas atau terbuka yang menghendaki informan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berupa penjelasan ataupun pendapat. Meskipun demikian, wawancara terbuka ini juga dibatasi sesuai pembatasan masalah yang sudah ditentukan oleh peneliti.

Wawancara akan dilakukan juga secara online kepada penyiar selaku informan. Platform yang akan menunjang proses wawancara ini adalah Whatsapp dengan menggunakan layanan pesan tulisan, pesan suara, video, maupun gambar. Alasan peneliti menggunakan wawancara bebas atau

12 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 133

13 Abdul Rachmansyah Ramli, (2017). Komunikasi Instruksional Berbasis Quipper School Antara Guru dan Siswa SMK Negeri 2 Majene.

(Skripsi UIN Alauddin Makassar). Hal 47

14 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 137

(28)

terbuka adalah peneliti diharapkan dapat menerima informasi yang sejelas-jelasnya dari informan, bukan sekedar jawaban IYA atau TIDAK. Terdapat juga pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada proses berjalannya siaran selama sebelum dan sesudah pandemi yang berkaitan dengan rumusan masalah.

c) Dokumentasi

Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.15 Metode pengumpulan data ini caranya adalah dengan mengambil data dari dokumen-dokumen. Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka penulis akan mengumpulkan data dari arsip, koran, berita media online, dan foto- foto. Peneliti juga akan mengambil beberapa skrip siaran yang biasanya digunakan oleh penyiar sebagai pegangan siaran para penyiar sendiri, skrip yang di ambil adalah skrip siaran selama sebelum dan sesudah adanya pandemi.

Kemudian penelitian ini juga akan didukung oleh alat-alat lain yang digunakan untuk mengumpulkan data-data, yaitu laptop, handphone, buku dan pulpen, serta alat dokumentasi lainnya.

15 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 149

(29)

8. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman, teknik analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga langkah, yaitu sebagai berikut :

a) Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga simpulan-simpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.16 Dengan mereduksi, data akan lebih fokus dan tersistematis sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan tahapan selanjutnya.

b) Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian, bagan, hubungan antar kategori, flowcard dan sejenisnya.17 Dengan mendisplay data maka akan memudahkan peneliti melihat fenomena yang terjadi dan memudahkan langkah selanjutnya.

Peneliti akan memisahkan data yang diperlukan dan

16 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 164

17 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 168

(30)

tidak diperlukan untuk kemudian diberi batasan masalah.

c) Penaarikan Kesimpulan (Conclution Drawing/

Verivication)

Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan pendapat- pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian- uraian sebelumnya atau, keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif dan deduktif.18 Kesimpulan yang dicapai dari penelitian harus relevan dengan fokus penelitian, dan kesimpulan bukan merupakan ringkasan dari hasil penelitian. Verifikasi dilakukan dengan maksud agar peneliti dapat mengetahui kesesuaian data dengan konsep-konsep dasar penelitian yang lebih tepat dan objektif.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini adalah : BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, identifikasi masalah, batasan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

18 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta : CV Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, 2020) Cet 1 Hal 171

(31)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi pengertian radio, siaran, pola, pola siaran radio, teori Konstruksi Sosial Media Masa, Dakwah Ramzi, dan kerangka konsep.

BAB III GAMBARAN UMUM RRI JAKARTA

Berisi sejarah berdirinya RRI, profil RRI, visi dan misi, program siaran pro 1 RRI Jakarta, struktur organisasi, sarana dan prasarana, bidang usaha, dan kerja sama RRI.

BAB IV DATA DAN TEMUAN

Berisi data dan temuan dilapangan yang dihasilkan dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.

BAB V PEMBAHASAN

Berisi hasil penelitian dari data-data yang sudah di dapatkan dan jawaban dari rumusan masalah.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan penelitian dan saran untuk penulisan penelitian.

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Radio

James Maxwell mengartikan radio sebagai “suatu gerakan magnetik yang dapat mengarungi ruang angkasa secara bergelombang dengan kecepatan tertentu yang diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya yaitu 180.000 mil/detik.”19

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik, gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).20

Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengar sehingga isi siarannya bersifat sepintas lalu dan tidak dapat diulang.21 Sehingga para pendengar yang tertinggal siaran tidak bisa mengulang

19 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek (Bandung : Bandar Maju, 1991) Hal 21

20 Dewi Masitoh, (2015). Analisis Terhadap Teknik Siaran Dakwah Dalam Program Acara “Nuansa Hati” Programa 1 RRI Semarang. (Skripsi UIN Walisongo Semarang) Hal 26

21 Dewi Masitoh, (2015). Analisis Terhadap Teknik Siaran Dakwah Dalam Program Acara “Nuansa Hati” Programa 1 RRI Semarang. (Skripsi UIN Walisongo Semarang) Hal 26

(33)

apa yang dibicarakan penyiar, seperti membalikkan koran atau majalah.

Radio-radio di Indonesia umumnya berdiri dengan beberapa klasifikasi berdasarkan penyelenggaranya. Radio dibedakan menjadi tiga yaitu radio publik yang biasa di sebut dengan radio milik negara atau LPP (Lembaga Penyiaran Publik), radio swasta, dan radio komunitas.

1. Radio Milik Negara atau Radio Publik

Stasiun penyiaran publik adalah yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara dan bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan kepada masyarakat.22 RRI menjadi radio publik yang ada di Indonesia dengan tagline “Sekali Mengudara Tetap Mengudara”. Dewasa ini, RRI telah mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan keluar negeri dalam 10 bahasa.23

2. Radio Swasta

Radio swasata bisa dikatakan radio milik perorangan atau radio komersial. Dalam ketentuan undang-undang yang berlaku, bahwa stasiun penyiaran

22 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, tahun 2005

23 Nurhafizah, (2004). Proses Produksi Program Siaran Kampung Radio di Radio Republik Indonesia Pekanbaru. (Skripsi UIN Suska Riau) Hal 11

(34)

swasta adalah sebuah lembaga penyiaran yang bersifat cukup komersial.24

3. Radio Komunitas

Radio komunitas bersifat independen, tidak komersial, daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, dan untuk melayani kepentingan komunitasnya.25

Untuk memahami ketiga radio diatas, bisa dilihat dari perbedaan-perbedaan yang ada. Perbedaan radio publik, komersial, dan komunitas, dijelaskan sebagai berikut :26

Tabel 2.1 Perbedaan Radio

Perihal Radio

Komunitas

Radio Swasta

Radio Publik Ide/ latar

belakang pendirian

Sosial ekonomi atau

pengembang

Ekonomi atau perolehan

Politik negara, politik dan

24 Nurhafizah, (2004). Proses Produksi Program Siaran Kampung Radio di Radio Republik Indonesia Pekanbaru. (Skripsi UIN Suska Riau) Hal 12

25 Atie Rachmiatie, Radio Komunitas (Bandung: Sembiosa Rekatama Media 2007), Hal 78.

26 Natasha Anissa, (2016). Strategi Publik Relation RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra RRI Jakarta. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Hal 16

(35)

an

komunitas (masalah, kebutuhan, dan potensi)

keuntunga n

pembangun an nasional

Tujuan/

prioritas utama pihak penerima manfaat

Komunitas Pendiri/

pemilik

Publik luas

Sasaran siaran

Komunitas lokal

Seluas- luasnya

Publik luas

Strategi pendanaan

Peran serta komunitas, sumbangan

& program siaran kerjasama sesuai kepentingan komunitas

Pendiri dan program siaran sesuai keinginan pengusah a/ sponsor

Pemerintah dan

program siaran sesuai keinginan pengusaha/

sponsor

Karakter kelembagaan

Inklusif (terbuka)

Ekslusif (tertutup)

Ekslusif (tertutup) Orientasi

operasionalis asi

Non profit/

non for profit

Profit Campuran

(36)

Staffing Kaderisasi &

relawan

Karyawan / pekerja dan profession al

Karyawan/

pekerja &

professional

Peralatan &

pembiayaan

Dapat dimulai dengan yang sangat sederhana dan murah

Menuntut peralatan yang cukup kompleks, canggih dan mahal untuk memulai

Menuntut peralatan yang cukup kompleks, canggih dan mahal untuk memulai

Prinsip dasar Pengakuan signifikan peran supervisi dan evaluasi komunitas

Prinsip pencapaia n ekonomi (komersia l)

Pengakuan signifikan peran dan supervisi dan evaluasi public Khalayak Suatu

komunitas

Umum Umum

Prinsip visi Dari, oleh dan untuk komunitas

Dinyataka n secara ideal, namun

Meningkatk an apresiasi terhadap keberagama

(37)

praktekny n untuk a adalah menciptaka prinsip n

keuntunga keharmonis n ekonomi an diantara (komersia komunitas

l) yang

berbeda Jangkauan Terbatas, Luas, Nasional area siaran lingkungan lintas

komunitas, provinsi low power

broadcasting

Ukuran Kepuasan & Rating & Kepuasan kesuksesan pemenuhan iklan yang publik

kebutuhan masuk komunitas

Pemilik/ Yayasan, PT dan Dimiliki pendiri perkumpula dapat negara/

n, koperasi, terbuka pemerintah legitimasi (Tbk) dan pihak

komunitas lain. Asal

ada supervisi dari public

(38)

Pengambilan keputusan (tertinggi)

Lembaga supervisi komunitas bersama manajemen operasional

Pemodal dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), manajeme n tunduk pada RUPS

Lembaga supervisi bersama manajemen operasional

Sumber pemasukan (pendanaan)

Sumbangan tak

mengikat, iuran iklan yang

terbatas

Iklan dan sponsor seluas- luasnya

APBN, APBD, sumbangan, iuran, dan iklan

Kriteria &

jumlah materi iklan

Terbatas sesuai komunitas

Terbuka luas

Melalui lembaga supervisi

Seiring berjalannya waktu, radio telah mengalami banyak proses perkembangan hingga menjadi sebuah media massa seperti sekarang. Dalam buku berjudul Introduction to Radio and Television yang di tulis oleh David C Philips, John M. Grogan dan Earl H. Ryan

(39)

menerangkan penemuan tentang kemajuan radio adalah berkat ketekunan tiga cendekiawan muda. Di antaranya seorang ahli teori ilmu alam berkebangsaan Inggris bernama James Maxwell yang mendapat julukan

“scientific father of wereless” berhasil menemukan rumusan-rumusan yang di duga mewujudkan gelombang elektro magnetis, yakni gelombang yang digunakan radio dan televisi.27

Awalnya fungsi siaran radio semata hanya untuk memberkan hiburan dan pendidikan kepada khalayak.

Namun semakin lama banyak negara-negara besar yang mempergunakannya untuk sarana propaganda yang akhirnya memunculkan istilah propaganda dalam segi negatif. Misalnya istilah propaganda hitam (black propaganda), propaganda abu-abu (grey propaganda), dan propaganda putih (white propaganda).28

Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resmi didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, jadi lima tahun setelah di Amerika Serikat, tiga tahun setelah di Inggris dan Uni Soviet.29 Semasa itu radio di

27 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek (Bandung : Bandar Maju, 1991) Hal 21

28 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek (Bandung : Bandar Maju, 1991) Hal 34

29 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek (Bandung : Bandar Maju, 1991) Hal 54

(40)

Indonesia masih berstatus swasta, hingga akhirnya pada tanggal 11 September 1945 didirikan radio yang menyandang nama negara yaitu RRI (Radio Republik Indonesia) dengan memilih Dr. Abdulrahman Saleh sebagai pimpinan umum RRI yang pertama.

B. Siaran

Siaran merupakan aktifitas penyiaran, yang dilakukan oleh penyiar atau presenter. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, siaran dapat diartikan sebagai

“memberitahukan kepada umum (melalui radio, surat kabar, dsb)”. Siaran akan terjadi pada proses produksi sebuah program acara radio maupun televisi, dan dalam keberlangsungannya pasti terdapat metode-metode yang digunakan. Pada saat on air terdapat dua metode siaran yang dapat dilakukan oleh penyiar, yaitu :

1. Siaran Sendiri

Siaran sendiri yaitu penyiar melakukan segalanya dengan sendiri, baik bertutur, mengelola interaksi maupun mengoperasikan peralatan. Dalam proses ini menuntut kemahiran dan keterampilan penyiar untuk menghidupkan siaran dengan variasi gaya, warna maupun nada suara.30

30 Muryanto Ginting Muthe, Media Komunikasi Radio (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1996) Hal 45

(41)

2. Siaran Berdua atau Lebih

Siaran berdua atau lebih yaitu penyiar berpasangan baik dengan operator yang bekerja untuk mengoperasikan peralatan maupun dengan sesama penyiar, penyiar berada dalam ruang siaran (studio) dan operator berada dalam ruangan kontrol mengatur keseimbangan suara, kaset, tape, serta memutar musik sesuai dengan program acara.31

Secara umum juga teknik siaran dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Siaran langsung

Siaran langsung adalah siaran yang berlangsung secara langsung. Kelebihan siaran secara langsung adalah adanya dialog interatif antara komunikator dengan komunikan, jadi dalam siaran langsung ini pihak pendengar bisa menanyakan langsung kepada penyiar.32

2) Siaran rekaman atau tapping

Siaran rekaman disebut juga tapping.

Kelebihan dari siaran tidak langsung ini adalah

31 Muryanto Ginting Muthe, Media Komunikasi Radio (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1996) Hal 45

32 Dewi Masitoh, (2015). Analisis Terhadap Teknik Siaran Dakwah Dalam Program Acara “Nuansa Hati” Programa 1 RRI Semarang. (Skripsi UIN Walisongo Semarang) Hal 41

(42)

bagian produksi bisa melakukan pengeditan, sehingga kesalahan pengucapan bisa dihindari.33 Secara teoritis teknik siarannya, terdapat 2 macam teknik siaran, yaitu teknik Ad Libitum dan teknik Script Reading. Pada teknik Ad Libitum, yaitu siaran tanpa naskah dimana penyiar berbicara santai, tanpa tekanan dan beban maka perlu format siaran supaya tidak ngelantur.34 Sedangkan teknik script reading yaitu siaran dengan cara membaca naskah karena biasanya naskah sudah diukur durasinya maka format program siarannya tidak perlu lagi harus ditulis detail, penyiar tinggal baca naskah disitu sudah dan sudah ditulis kapan harus berhenti untuk lagu atau iklan.35

Proses siaran tidak akan berjalan lancar jika tidak ditunjang oleh tiga komponen penunjang, yaitu software, brainware, dan hardware. Software meliputi dukungan manajemen, naskah produksi, SOP masing-masing profesi yang terlibat dalam proses siaran, semua jenis regulasi termasuk kode etik penyiaran, serta kode etik jurnalistik.36

33 Dewi Masitoh, (2015). Analisis Terhadap Teknik Siaran Dakwah Dalam Program Acara “Nuansa Hati” Programa 1 RRI Semarang. (Skripsi UIN Walisongo Semarang) Hal 40

34 Sri Sartono, Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, Televisi, dan Film, (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008) Hal 164

35 Sri Sartono, Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, Televisi, dan Film, (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008) Hal 165

36 Hidajanto Djamal & Andi Fahruddin, Dasar-Dasar Penyiaran (Jakarta : Prenadamedia Group, 2018) Hal 99

(43)

Brainware adalah semua crew penyelenggaraan siaran yang terlibat, seperti pengarah acara, kamerawan, operator studio.37 Komponen brainware ini mengutamakan unsur kreatifitas, gagasan, serta ide pemikiran. Sementara hardware meliputi semua peralatan produksi yang terlibat seperti kamera, mikrofon, peralatan tata cahaya, serta peralatan pemancaran.38

C. Pola

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pola adalah bentuk (struktur) yang tetap.39 Sedangkan dalam kamus Ilmiah popular pola diartikan sebagai model, contoh, pedoman (rancangan).40 Maksudnya, pola adalah gambaran atau sketsa awal yang digunakan untuk membuat sesuatu melalui sistem atau cara kerja hingga terbentuk sesuatu yang diinginkan. Pola bisa juga disebut model yang memiliki keteraturan dalam tahap perencanaan sesuatu.

37 Hidajanto Djamal & Andi Fahruddin, Dasar-Dasar Penyiaran (Jakarta : Prenadamedia Group, 2018) Hal 99.

38 Hidajanto Djamal & Andi Fahruddin, Dasar-Dasar Penyiaran (Jakarta : Prenadamedia Group, 2018) Hal 99.

39 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1991). Edisi kedua, Hal 778.

40 Puis A. Widjaja, Komunikasi, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Hal 4.

(44)

D. Pola Siaran Radio

Pola siaran bisa juga disebut sebagai pola acara, yang merupakan susunan mata acara yang memuat penggolongan, jenis, hari, waktu, dan lamanya serta frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu sebagai panduan dalam penyelenggaraan siaran.41 Pola siaran dapat ditentukan dalam tahap pra produksi pada siaran radio maupun televisi. Pola siaran digunakan untuk patokan selama berjalannya siaran, sehingga tidak akan melebihi kapasitas atau menyita kapasitas format acara yang lain.

E. Teori Konstruksi Sosial Media Masa

Asal mula konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme, yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif.42 Namun apabila ditelusuri, sebenarnya gagasan-gagasan pokok konstruktivisme sebenarnya telah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistolog dari Italia, ia adalah cikal bakal konstruktivisme.43 Prosedur riset konstruktivisme yang dilakukan biasanya adalah dengan meminta subjek untuk

41 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek, (Bandung : Bandar Maju, 1991) Hal 30

42 Neisya Ghassani Sabilah, (2018). Strategi Komunikasi Radio Fajri 99.3 FM Bogor Dalam Mempertahankan Citra Radio Dakwah. (Skripsi UIN Jakarta). Hal 17

43 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenanda Media Group, 2014). Cet 1, Hal 292

(45)

memilih berbagai tipe pesan yang berbeda dan mengelompokannya ke dalam berbagai kategori strategi.44

Berger dan Luckmann dalam Social Construction of Reality (1965), menjelaskan tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga cara, yaitu eksternalisasi, objektivitas, dan internalisasi.

Simultan ini akan terjalin antara individu satu dengan individu lain di dalam masyarakat.

Dalam disertasi Armawati Arbi, mengemukakan konstruksi radio atas realitas berlangsung dalam tiga tahap juga, yaitu: pertama eksternalisasi, dimana pendengar dan tim radio akan membentuk realitas subjektif. Kedua, objektivasi dimana pendengar dan tim radio akan membentuk realitas simbolik. Ketiga, tahap internalisasai dimana pendengar dan tim radio akan menetapkan realitas objektif. Intitusionaliasasi, legitimasi dan sosialisasi radio dilakukan melalui enam tahap konstruksi, yaitu tahap menerapkan SMCRE, tahap menentukan ide dan referensi, tahap skrip, tahap pembentukan realitas subjektif, tahap pengemasan realitas simbolik, dan tahap komunikasi persuasif. Perbedaan penelitian ini, Burhan bungin menonjolkan pada kekuatan produksi siaran televisi, sedangkan Armawati Arbi menonjolkan pada kekuatan produksi siaran radio, Armawati Arbi juga memperkaya teori konstruksi sosial sosial media masa Burhan Bungin.

44 Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015) Hal 170

(46)

a. Tahap menerapkan SMCR

Model SMCR adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh David K. Berlo yang dikemukakan pada tahun 1960. Model ini dikenal dengan model SMCR, kepan jangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), Receiver (penerima).45 Sumber disebut juga sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan, kemudian pesan ini disampaikan melalui sebuah saluran atau media yang kemudian mengharapkan adanya timbal balik atau efek. Pesan adalah terjemahan gagasan kedalam suatu kode, simbolik, seperti bahasa atau isyarat, saluran atau medium yang membawa pesan dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi.46

Model komunikasi SMCR juga bisa disebut model komunikasi Berlo, yang memusatkan pada proses komunikasi dan menekankan pada sebuah pemaknaan komunikasi yang dapat dilihat dari manusia itu sendiri. Maksudnya, penafsiran pesan tergantung pada pemaknaan komunikator terhadap komunikan dilihat dari kata atau gerak tubuh. Komunikasi ini juga menempatkan panca indra sebagai saluran komunikasi

45 Saraswati, (2018). Pengaruh Skill Penyiar Radio Fatwa Terhadap Minat Dengar Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam. (Skripsi UIN Raden Fatah Palembang) Hal 27

46 John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012) hal 137

(47)

serta melibatkan komponen-komponen yang berpengaruh pada proses komunikasi, yaitu : keterampilan, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya, yang semuanya ada pada sumber dan penerima.47

Pada produksi siaran radio, tim produksi menyiapkan unsur-unsur komunikasi yaitu penyiar, pesan, skrip, dan format yang akan menghasilkan roda jam siar permenit selama satu jam. Sedangkan Burhan bungin pada tahap pertama hanya menyiapkan bahan atau materi iklan saja yang akan menghasilkan gambar naskah iklan (karikatur).

b. Tahap menentukan ide dan referensi

Tim produksi menentukan ide atau tema siaran dan menggunakan referensi yang jelas dan resmi. Hasil dari tahap ini adalah jumlah referensi yang akan berkaitan dengan kekuatan framing. Pada penelitian Burhan bungin, realitas iklan televisi tidak diambil dari data dan pengalaman pemirsanya.48

47 Toto Haryadi, “Adaptasi teori difusi-inovasi dalam game “yuk benahi” dengan pendekatan komunikasi SMCR”, Jurnal Audience Vol 1 No 1, Hal 5

48 Neisya Ghassani Sabilah, (2018). Strategi Komunikasi Radio Fajri 99.3 FM Bogor Dalam Mempertahankan Citra Radio Dakwah. (Skripsi UIN Jakarta). Hal 20

(48)

c. Tahap skrip

Tim produksi yaitu kepala produksi, operator, dan juga penyiar berperan ganda dalam menyiapkam prolog atau skrip acara.49 Sedangkan tahap kedua Burhan bungin adalah sebaran konstruksi, menyiapkan segmen iklan, minat pemirsa melalui strategi iklannya dari ilmu semiotika.50

d. Tahap pembentukan realitas subjektif

Tim produksi melakukan sebuah penyeleksian dan pendalaman terhadap realitas problem pendengar.

e. Tahap pengemasan realitas simbolik

Menciptakan dan meningkatkan pengetahuan pendengar dan pemberdayaan pendengar, sedangkan Burhan bungin menyebutnya sebagai tahap pembentukan konstruksi citra.51

f. Tahap komunikasi persuasive

Tahap ini akan mengevaluasi unsur-unsur komunikasi dakwah, apakah unsur tersebut akan

49 Neisya Ghassani Sabilah, (2018). Strategi Komunikasi Radio Fajri 99.3 FM Bogor Dalam Mempertahankan Citra Radio Dakwah. (Skripsi UIN Jakarta). Hal 21

50 Neisya Ghassani Sabilah, (2018). Strategi Komunikasi Radio Fajri 99.3 FM Bogor Dalam Mempertahankan Citra Radio Dakwah. (Skripsi UIN Jakarta). Hal 21

51 Neisya Ghassani Sabilah, (2018). Strategi Komunikasi Radio Fajri 99.3 FM Bogor Dalam Mempertahankan Citra Radio Dakwah. (Skripsi UIN Jakarta). Hal 21

(49)

dipertahankan apakah direvisi dengan alasan-alasan tertentu. Semua pelaku konstruksi di dalam proses ini yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung merefleksi diri dan menginternalisasi objektif melalui pengalaman subjektif dan realitas simboliknya.

F. DAKWAH MELALUI MEDIA MASA/ DAKWAH RAMZI

Secara singkat dakwah ramzi dapat disebut dengan dakwah yang memanfaatkan media masa sebagai alat untuk menyebarkan pesan dakwah dari dai. Dakwah ramzi ini di konstruksi oleh tim media menjadi realitas simbolik.

Realitas dibentuk berdasarkan dua model, yakni: model pertama, model analog yang di konstruksi seolah-olah realitas nyata dan model kedua, model refleksi realitas yang di konstruksi mendekati realitas fakta, kisah nyata tertentu, atau sejarah tertentu.52

Dakwah ramzi adalah pendakwah dan mitra dakwah yang mampu memanfaatkan komunikasi masa secara optimal untuk memenuhi kebutuhan individu, kelompok, komunitas, dan masyarakat.53 Pendakwah dan mitra dakwah saling bersahabat dengan media untuk menciptakan dan meningkatkan potensi positif.

52 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, (Jakarta:

AMZAH, 2012) Hal 218.

53 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, (Jakarta: AMZAH, 2012) Hal 220.

(50)

Pada program Lintas Jakarta Siang, orang yang berperan sebagai Dai/ orang yang menyebarkan dakwah adalah penyiar yang mengudarakan program tersebut.

Penyiar menyampaikan pesan-pesan positif kepada pendengar meski pesan tersebut tidak selalu tentang keagamaan. Hal ini dapat dikatakan sebagai dakwah melalui profesi dan menggunakan media. Penulis sengaja memilih Lintas Jakarta Siang sebagai program yang di analisis karena progam ini memiliki format siaran denga napa yang dibutuhkan pendengar di masa pandemi, yaitu informasi dan hiburan.

Agar sesuai dengan jurusan perkuliahan yang penulis geluti, maka penulis harus juga melihat unsur keislaman yang terkandung dalam siaran ini. Nilai keislaman yang terkandung di program ini adalah dengan adanya siaran khutbah Jumat live dari masjid agung Istiqlal Jakarta Pusat setiap hari Jumat pukul 12.00 WIB. Aiaran khutbah Jumat ini menjadi salah satu ciri adanya nilai dakwah dan keislaman karena di dalamnya terkandung pesan-pesan dakwah, siaran live ini masih dipertahankan dari sebelum sampai setelah pandemi. Hal ini sesuai dengan kewajiban menyebarkan dakwah pada Q.S Al- Imran : 110 yang berbunyi :

(51)

Artinya : “Kamu (umat manusia) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. SekiranyaAhli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik dari mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Q.S Ali-Imran : 110)”.

Penulis juga sengaja memilih program ini sebagai bahan analisis karena penulis menganggap program ini menjadi paket kumplit karena menyediakan informasi, hiburan, namun tidak meninggalkan nilai-nilai keislaman.

Walaupun sebenarnya siaran acara keislaman sudah terapat pada Lintas Jakarta Pagi pukul 05.00-06.00 WIB dengan nama “Religi Pagi”.

(52)

Acara Religi Pagi

(53)

Hasil Konstruksi 1.

2.

Identitas Media Kekuatan &

srategi framing 3. Kekuatan &

strategi priming 4. Kekuatan

strategi sining Metode siaran Modifikasi

&

5.

6.

Dakwah Melalui Profesi (Tim produksi mengemas acara)

Proses Konstruksi Media Masa Radio

Armawati Arbi Konstruksi Sosial

Media Masa Burhan Bungin G. KERANGKA KONSEP

(54)

BAB III

GAMBARAN UMUM RRI JAKARTA

A. Sejarah Berdirinya RRI

Radio Republik Indonesia (RRI) berdiri pada 11 September 1945 dan sekaligus diperingati sebagai hari radio di Indonesia. RRI di dirikan oleh tokoh-tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan radio Jepang di 6 kota.

6 utusan radio ini kemudian mengadakan rapat di rumah Adang Kadarusman di Jalan Menteng, Jakarta yang menghasilkan keputusan mendirikan radio yang bernama Radio Republik Indonesia. Keputusan ini juga menetapkan Dr. Abdulrahman Saleh sebagai pimpinan umum RRI yang pertama.

RRI menjadi radio yang menyandang nama negara, independen, bersifat netral dan tidak komersial sehingga memiliki fungsi sebagai penyedia layanan informasi, hiburan, pendidikan, kontrol sosial, dan menjaga citra positif Negara Kesatuan Republik Indonesia. Status RRI sebagai lembaga publik juga lebih diperkuat dengan tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 Tahun 2005, yang menjelaskan tentang Lembaga Penyiaran Publik.54

54 Natasha Anissa, (2016). Strategi Publik Relation RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra RRI Jakarta. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Hal 20

(55)

Nomor 11 : Dunia penyiaran di Indonesia berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi serta dinamika masyarakat. Untuk memberikan keseimbangan dalam memperoleh informasi, Pendidikan, kebudayaan dan hiburan yang sehat pada masyaraat.

Diperlukan lembaga penyiaran publik yang bersifat independent, netral, tida komersial yang tidak semata- mata memproduksi acara siaran sesuai tuntutan liberalisasi dan selera pasar, serta bukan pula sebagai corong pemerintah melainkan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.55

Lembaga penyiaran publik mempunyai prinsip :56

1) Siaran harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (general geographical availability).

2) Siaran harus mencerminkan keragaman yang merefleksikan struktur keagamaan, realitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.

3) Programnya harus mencerminkan identitas dan budaya nasional.

4) Penyajian siarannya hendaknya bervariasi.

55 Natasha Anissa, (2016). Strategi Publik Relation RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra RRI Jakarta. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Hal 20

56 Natasha Anissa, (2016). Strategi Publik Relation RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra RRI Jakarta. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Hal 20

(56)

Nomor 12 : Radio Republik Indonesia (RRI) merupakan satu-satunya radio yang menyandang nama negara mengandung artii bahwa nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 11 September 1945, RRI mengemban tugas sebagai radio perjuangan, bahkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia diketahui secara luas oleh masyarakat baik dalam lingkup nasional maupun internasional melalui RRI.57

Tugas dan fungsi besar RRI kemudian diatur dalam UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran, PP 11 dan 12 tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik, RRI dkuatkan menjadi satu-satunya LPP yang memiliki izin berjaringan secara nasional dan dapat bekerja sama dengan Lembaga penyiaran asing. Dengan kekuatan 62 stasiun penyiaran termasuk Siaran Luar Negeri ada 5 satuan kerja lainnya yaitu Pusat Pemberitaan, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbangdiklat), satuan pengawas Intern, serta diperkuat 16 studio produksi serta 11 perwakilan RRI di luar negeri, RRI memiliki 61 programa 1, 61 programa 2, 61 programa 3, 14 programa

57 Natasha Anissa, (2016). Strategi Publik Relation RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra RRI Jakarta. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

(57)

4, dan 7 studio produksi, maka RRI setara dengan 205 stasiun radio.58

B. Profil RRI Jakarta

Jenis : LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Industri/ Jasa : Penyiaran

Berdiri : 11 September 1945

Kantor Pusat : Jl. Medan Merdeka No. 4-5 Jakarta Pusat

Kepala Stasiun : Enderiman Butar Butar, S.P., M.Si Pemilik : Pemerintah Indonesia

Slogan : Sekali di udara tetap di udara Bahasa yang digunakan : Indonesia dan Internasional

Tabel 3.1 Profil Pro 1 RRI Jakarta

PRO 1 (91.2 FM) RRI Jakarta Musik dan Informasi

Detail Program Detail Acara

 Jangkauan Siaran : DKI Jakarta

Program Acara :

1. Lintas Jakarta Pagi, Senin – Minggu jam 05.00- 10.00 WIB

58 Natasha Anissa, (2016). Strategi Publik Relation RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra RRI Jakarta. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Hal 22

(58)

 Format Siaran : Informasi, Musik, Hiburan

 Jam Siaran : 10.00-15.00 WIB

 Karakteristik Produksi : Live

 Tipe Pendengar : Menengah ke atas

 Jenis Kelamin : Laki-laki &

Perempuan

 Musik : Jazz, pop, barat

 Tagline : Kanal Inspirasi

2. Lintas Jakarta Siang, Senin – Minggu jam 10.00- 15.00 WIB

3. Lintas Jakarta Sore, Senin – Minggu jam 15.00- 19.00 WIB

4. Lintas Jakarta Malam, Senin – Minggu jam 19.00- 24.00 WIB

Radio Republik Indonesia (RRI) merupakan radio publik yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia sendiri.

Masing-masing programa memiliki segmentasi masing- masing agar pendengar bisa lebih fokus dan mudah mendengar setiap siarannya. Programa 1 RRI Jakarta berfokus dengan informasi, musik, dan hiburan dalam siarannya dengan tagline “Kanal Inspirasi”.

Gambar

Tabel  3.1  Profil Pro 1 RRI Jakarta
Tabel 5.2  Identitas RRI Jakarta
Gambar pemancar : RRI  bisa  memancarkan  luas  seluruh  informasi  ke  seluruh  penjuru  di  Indonesia
Foto bersama narasumber
+2

Referensi

Dokumen terkait