• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Saran

Dalam hal ini penulis penulis ingin memberikan saran kepada RRI Jakarta maupun kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Dengan penggunaan skrip siaran yang gembira, maka program lintas Jakarta siang akan lebih terasa hidup lagi.

2. Sebagai radio publik, tingkatkan dan pertahankan terus kualitas penyiaran, mengingat RRI sudah memiliki pendengar setia yang banyak di seluruh penjuru Indonesia melalui stasiun-stasiun cabang di setiap provinsi.

3. Penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk penelitian mahasiswa/I selanjutnya terutama dalam bidang broadcasting, dan dapat dijadikan sarat kelengkapan perkuliahan untuk memperoleh gelas Strata I (S.Sos) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arbi, Armawati. 2012. Psikologi Komunikasi & Tabligh.

Jakarta: Amzah.

epartemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamal, Hidajanto. 2018. Dasar-Dasar Penyiaran. Jakarta:

Prenandamedia Group.

Friske, Jhon. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Bumi Aksara.

Hardani. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.

Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu Group.

Morissan. 2015. Teori Komunikasi Individu hingga Massa.

Jakarta: Prenandamedia Group.

Munthe, Muryanto Ginting. 1996. Media Komunikasi Radio.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Rachmiatie, Ati. 2007. Radio Komunitas. Bandung: Simbiosa Rekatama Group.

Sartono, Sri. 2008. Teknik Penyiaran & Produksi Program Radio, Televisi & Film (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan).

Uchana, Onong. 1991. Radio Siaran Teori & Praktek. Bandung:

Bandar Maju.

Widjaja, Puis A. 2008. Komunikasi, Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.

Skripsi

Anisa, N. (2016). Strategi Publik Relation RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra RRI Jakarta. (Skripsi. UIN Syahid Jakarta. 2016). Diakses pada 04 April 2021.

Masitoh, D. (2015). Analisis Terhadap Teknik Siaran Dakwah Dalam Program Acara “Nuansa Hati” Program 1 RRI Semarang. (Skripsi, UIN Walisongo Semarang. 2015).

Diakses pada 03 Desember 2020.

Nurhafizah. (2004). Proses Produksi Program Siaran Kampung Radio di Radio Republik Indonesia Pekanbaru. (Skripsi, UIN Suska Riau. 2004). Diakses pada 17 Januari 2021.

Racmansyah, A. (2017). Komunikasi Instruksional Berbasis Online Quipper School Antara Guru & Siswa SMKN 2 Majene. (Skripsi, UIN Syahid Jakarta. 2017). Diakses pada 10 Oktober 2020.

Sabilah, N.G. (2018). Strategi Komunikasi Radio Fajri 99,3 FM Bogor Dalam Mempertahankan Citra Radio Dakwah.

(Skripsi, UIN Syahid Jakarta. 2018). Diakses pada 21 April 2021.

Saraswati. (2018). Pengaruh Skill Penyiar Radio Fatwa Terhadap Minat Dengar Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam.

(Skripsi, UIN Raden Fatah Palembang. 2018). Diakses pada 13 Mei 2021.

Jurnal

Haryadi, T. “Adaptasi Teori Difusi-Inovasi Dalam Game “Yuk Benahi” Dengan Pendekatan SMCR”. Jurnal Audience Vol 1 No 1.

Muslim. “Varian-varian paradigma, Pendekatan, Metode & Jenis Penelitian Dalam Ilmu Komunikasi”. Jurnal Wahana Vol 1 No 1.

Internet

https://pisdatin.rri.co.id/page/visi-,isi-lpp-rri (diakses pada 20 Desember 2020).

Pakarkomunikasi.com. (diakses pada 07 September 2020).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, tahun 2005. (diakses pada 07 Januari 2021).

Puslitbangdiklat.rri.co.id. (diakses pada 26 Oktober 2020).

LAMPIRAN

Foto bersama narasumber

Foto studio siaran pro 1

Foto bersama kepala stasiun RRI Jakarta

TRANSKIP WAWANCARA PRO 1 RRI JAKARTA

JUDUL SKRIPSI : POLA SIARAN PROGRAM LINTAS JAKARTA SIANG DI PROGRAMA 1 (91,2 FM) RADIO

REPUBLIK INDONESIA DIMASA PANDEMI

Narasumber : Nova Febrita

Jabatan : Penyiar dan Pengarah Acara Program Lintas Jakarta Siang

Pewawancara : Rena Aprillia

Jabatan : Mahasiswa UIN Jakarta

R : Apa saja program siaran di pro 1 ?

N : Pro 1 punya empat daypart yaitu pagi, siang, sore, dan malam. Disebutnya lintas Jakarta, misalnya lintas Jakarta pagi, lintas Jakarta siang.

R : Apakah pro 1 tetap mengudara pada saat awal terjadi pandemi ?

N : Iya pasti, kita kan termasuk media jadi harus terus menyediakan informasi, tetap mengudara

R : Bagaimana siaran pro 1 pada awal masa pandemi ?

N : Pada awal-awal pandemi itu sekitar bulan Maret dan April kita sempat WFH 2 kali, nah ini dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Terus juga ada beberapa rekan atau pegawai yang dinyatakan positif covid-19, makannya diambil keputusan untuk lockdown

atau relay ke satu programa saja. Nah waktu itu kita relay ke Pro 3.

R : Sejak kapan ada kebijakan relay ?

N : Sejak pertengahan April waktu itu, di Maret kita masih siaran seperti biasa di studio.

R : Bagaimana semua tim dapat berkolaborasi selama wfh ? N : Kalau penyiar disuruh buat naskah-naskah seperti iklan

layanan masyaraat, filler. Kalau MD tetap, mungkin mereka evaluasi lagu-lagu yang lama atau bersihin lagu.

Berupa tulisan, kalau yang bisa ngedit ya edit sekalian baru dikasih ke produksi dan nanti di produksi disini. Ada beberapa yang waktu itu WFH full dan ada yang tetep masuk.

R : Kapan mulai mengudara lagi ? apakah pro 1,2,3,4 mengudara dengan serentak ? dilakukan di studio atau wfh

?

N : Eeee kita mengudara lagi waktu itu Juni, langsung di studio dan serentak kita siaran, pro 1,2,4. Terus Kembali lagi kita WFH, waktu itu di awal Juli karena terdeteksi juga waktu itu ada beberapa temen-temen positif. Berarti kita udah 3 kali WFH, dan terakhir kita WFH kemarin di akhir Juli. Jadi baru masuk beberapa minggu terus WFH lagi, dan ini baru masuk lagi juga 17 Oktober 2020 kemarin. Kita WFH dari 3 Oktober.

R : Menurut anda apakah strategi relay ini sesuai mengingat dimasa pandemi ini banyak orang yang bekerja dari rumah dan membutuhkan hiburan ?

N : Ya sesuai aja karna kalo kita mengudara langsung resikonya lumayan juga. Setelah relay juga kan kita ada pembaharuan, ada hiburan-hiburan untuk pendengar.

R : Dari mana aturan WFH ini :

N : Dari direktur dan negara juga. Kan sudah ada aturan mainnya, ada 1 orang saja yang positif maka kantor tersebut wajib lockdown.

R : Setelah relay apakah ada perubahan jam siaran ?

N : Gak ada perubahan apa-apa, tapi hanya pembaharuan aja mungkin sekedar refreshing dari siaran yang lama, seperti di lintas Jakarta pagi dan lintas Jakarta siang. Kalau di siang sekarang ada Maksi (Makan Siang Bersama Selebriti) dulu kan tidak ada. Ada juga request time yang playlist nya udah siapkan sama MD.

R : Di isi oleh siapa ? melalui apa ?

N : Maksi sama selebriti, by phone. Kalo request time kita udah siapkan lagu terus pendengar pilih dan kita akan putar sesuai urutan terpilih paling banyak.

R : Dari mana pendengar tahu playlist lagunya ? N : Dari WA, IG, kita juga sebutkan.

R : Apakah Ada perubahan penyiar ? misalnya dikurangi atau di tambah ?

N : Kalau pagi udah di pakemkan ya penyiarnya, terus untuk siang kita gantian. Ada Bams juga, ada Gita juga, sekarang Ferly udah di tempatkan di malem.

R : Apakah ada perubahan rundown/ DAS ?

N : Gak ada, sama aja masih tetap 4 shift, lintas Jakarta pagi, siang, sore, dan malam.

R : Ketika siaran berlangsung apakah penyiar menyelipkan info-info terkait covid-19 selama LJS berlangsung ? Misalnya apa ?

N : Iya dong, contohnya mungkin tentang bagaimana menjaga daya tahan tubuh, tentang menerapkan protokol kesehatan, atau info-info terkait corona bagaimana persediaan kesiapan dari rumah sakit sendiri untuk menangani pasien corona. Ada kita selipkan selalu.

R : Dari mana sumber siaran diambil ?

N : Ngambil dari rri.co.id sendiri atau dari berita-berita online lainnya seperti internet, yang penting valid. Sebenarnya dari mana aja, dari jalan juga bisa kaya pengalaman kita sendiri misalnya dari kereta nih kita bisa ceritakan gimana waktu kita menumpang tadi, gimana situasi perjalanan ke sini, itu juga bisa jadi informasi sama penyiar. Jadi apa pun bisa dijadikan informasi oleh penyiar.

R : Pada saat saya magang disini, saya mengamati tidak adanya penggunaan skrip. Apakah setelah relay menjadi menggunakan skrip ? Kenapa ?

N : Gak pakai, tapi tergantung penyiarnya. Kalau pake ya mungkin sudah di siapkan dari rumah atau bisa pakai handphone.

R : Jadi apakah tim produksi tidak menyiapkan skrip ?

N : Oo enggak, kecuali wawancara. Kalau wawancara pertanyaannya sudah di siapkan oleh produser dan gate keeper kita. Jadi penyiar tinggal bertanya aja.

R : Apakah ada perubahan segmentasi pendengar ? N : Dewasa, masih tetep.

R : Apakah ada perubahan operator ?

N : Iya ganti-ganti sama kaya penyiar, operator itu tidak tetap setiap minggunya.

R : Pada saat saya magang disini, saya melihat penyiar menggunakan tekniksiaran single operation. Apakah teknik tersebut masih digunakan hingga kini ?

N : Ya kalau bisa kenapa engga gitu loh, apa lagi kalau masa pandemi kenapa harus banyak orang.

R : Selama siaran berlangsung apakah ada variasi siaran ? misalnya pergantian penyiar, lagu, spot, insert, pengarah siaran, pengarah acara, filler, dll ?

N : Ada, itu sudah di atur oleh orang programa perencanaan, mereka yang atur kalau kita panduannya kan DAS aja.

DAS ini yang buat orang perencanaan.

R : Apa metode siaran yang digunakan sebelum dan setelah ada pandemi ? interaktif atau monolog ?

N : Variasi, ada monolog ada interaksi dengan pendengar, ada yang menghadirkan narasumber juga. Interaksi biasanya by phone bisa SMS atau Whatsapp.

R : Bagaiamana penyiar menyiarkan siaran dimasa pandemi ini agar pendengar merasa terhibur ?

N : Iya itu penyiar harus bisa berwawasan agar informasi yang diterima masyarakat tidak itu-itu aja, kan masyarakat juga perlu mendengar update-update berita covid seperti apa, dan bisa ngelucu juga. Nah dengan variasi program kita juga, sekarang kita punya nama karna dulu kan gak ada request time tuh di lintas Jakarta siang, dulu Cuma puter lagu aja jam 10-11 siang. Nah sekarang setelah WFH kita punya request time, itu lagu boleh di request oleh pendengar tapi lagunya sudah kita sediakan. Ada 5 lagu yang bisa pendengar pilih.

R : Apakah ada tahap evaluasi siaran ? kapan di adakannya evaluasi ? bagaimana evaluasinya ?

N : Ada, suka ada evaluasi. Kalo sekarang kita setiap minggu, setiap minggu itu kita udah punya agenda setting di dalamnya udah ada evaluasinya. Itu khusus produser, nanti dari produser disampaikan ke kita-kita.

R : Sebelum pandemi apa mingguan juga ?

N : Iya mingguan, kalo dulu kita di panggil rame-rame nih kecuali sifatnya situasional yah kaya penyiar salah ngomong langsung tuh di tegur.

R : Setelah pandemi datang, apakah siaran pernah mengundang narasumber ? Kenapa ?

N : Ada, setiap akhir pekan kita mengangkat tema dengan narasumber yang bersangkutan. Maksi juga selebriti termasuk narasumber.

R : Apakah ada pertukaran penyiar antara pro 1,2,3,4, dan VOI ?

N : Oiya setelah pandemi pertukaran, ada beberapa penyiar Pro 4 ditarik ke Pro 2, terus penyiar Pro 1 ada yang ditarik ke Pro 2. Ada juga dari Pro 2 ke Pro 2.

R : Pada saat saya magang disini, terdapat siaran seputar Kesehatan di LJS, apakah sekarang masih ada ? apa nama acara tersebut ?

N : Masih ada, Namanya Suara Medika.

R : Apakah wajib ada info terkini di setiap daypart ?

N : Ada juga, 10.30 di siarkannya dan beritanya kita ambil dari online atau rri.co.id dan oleh gate keeper.

R : Apa perbedaan lintas Jakarta pagi, siang, sore, malam ?

N : Lintas Jakarta pagi itu mengangkat isu-isu yang lagi hangat sekarang, jadi ini siarannya lebih serius dan berat.

Kalau siang tidak mengangkat tema lagi, kalo sore melanjutkan yang pagi tapi mereka lebih landai atau tidak seberat yang pagi. Siang santai apa lagi malam lebih santai, karna malam cuma siaran 2 jam dari jam 8 sampai 10 malam, setelah itu kita putar jazz musik sampai jam 12 malam. Musik aja tanpa ada penyiar.

R : Kenapa lintas Jakarta siang tidak menyuguhkan tema ? N : Ya karna siang itu orang kan agak lebih santai di kantor,

mereka udah sibuk bekerja masa kita menyuguhkan hal-hal yang berat juga. Udah sibuk di rumah, sibuk kerja, masa kita kasih yang berat-berat juga. Kita gak akan di denger lah, mending kita kasih lagu lah. Kalo pagi kan mereka emang masih fresh

R : Jadi sebelum dan sesudah pandemic tetap tidak ada tema yah ka ?

N : Sekarang ada, setiap Sabtu dan Minggu ada tema-tema.

Tapi ya tidak seberat lintas Jakarta pagi dan sore.

R : Bagaimana agar setelah siaran LJS dapat menimbulkan efek timbal balik dari pendengar ?

N : Kalau saya pribadi kalo lagi siaran ngoceh biasa kaya orang ngobrol seperti biasa gitu, jadi mereka merasa kita ngobrol sama mereka gitu loh. Jadi saat kita siaran pendengar bisa merasa terinteres atau tertarik sama kita.

Merasa terhipnotis lah gitu.

R : Kalau yang saya tahu, disini penyiar merangkap sebagai pengarah siaran. Bagaimana pengarah siaran ini dapat mengarahkan siaran selama WFH ?

N :Iya bener merangkap. Kalau selama WFH kan gak ada siaran, semua ditugaskan membuat naskah filler, spot, dll.

Jadi ya gak ada kerjaan mengarahkan siaran.

R : Apa perbedaan mengarahkan siaran pada saat sebelum pandemi, WFH, dan sesudah pandemi ?

N : Bedanya sebelum pandemi kita masih bekerja mengarahkan siaran agar berjalan lancar, kalo saat WFH ya tadi saya bilang tidak ada pekerjaan atau siaran. Baru setelah pandemi kita selesai WFH kita bekerja seperti biasa lagi, seperti sebelum pandemi dulu.

R : Lalu jika ada gangguan siaran atau noise apa yang harus segera di lakukan ?

N : Ya awalnya penyiar bilang ke produser dan gate keeper kalo ini ada noise, tapi kalo tidak ada orang di luar ya penyiarnya langsung menemui tim teknis atau biasanya tim teknisnya udah dengar. Karna biasanya ini radio kan standby jadi udah didengar duluan, langsung lari aja kalo tahu ada gangguan, mereka udah datang aja.

R : Teknisi di sini bertugas menangani gangguan di Pro 1,2,4 saja atau juga Pro 3 ?

N : Enggak, khusus 1,2,4 aja karna RRI Jakarta itu hanya Pro 1,2,4 kalau Pro 3 dia beda, dia berdiri sendiri, stasiun kerja nya beda, tapi tempatnya barengan sama RRI Jakarta.

R : Apakah semua stasiun RRI di daerah lain juga memiliki Pro 3 yang terpisah sama seperti Jakarta ?

N : Oo enggak, kalo Pro 3 khusus dari Jakarta aja.

R : Jadi apakah bisa di dengar di seluruh Indonesia ? Apakah memerlukan aplikasi untuk mendengarkannya ?

N : Bisa, kalau untuk mereka yang di daerah mereka punya channel sendiri dari mixernya. Kalau untuk pendengar ya mungkin mereka bisa pakai RRI Play Go karna sudah ada jam relay nya sendiri, tapi kalau untuk stasiun daerah ada channel nya sendiri.

R : Pada saat WFH semua siaran di relay ke Pro 3, apakah ada peran teknisi ?

N : Oo ada, mereka hadir untuk mengawasi relay, mengontrol juga takutnya mixernya mati gimana ? Kalau mereka tim teknisi itu WFH nya sebagian.

R : Kalau tim Pro 1 ada perubahan tidak ?

N : Ada, mba Ade sekarang jadi Kasi Pro 2, tapi bukan berarti pindah hanya pengangkatan. mba Diah Kasi Pro , mba Ratih pensiun. Kalau mau lebih lengkap bisa tanya sama mba Diah nya langsung nanti.

R : Dimasa pandemi seperti ini, apakah ada faktor penghabat maupun pendukung dalam pelaksanaan siaran lintas Jakarta siang ka ?

N : Faktor pendukung LJS dimasa pandemi ini, kita masih diberi kebebasan media untuk terus bersiaran, jadi mungkin tidak ada kendala. Tapi untuk penghambatnya cuma kita terkendala oleh sumber daya manusia nya. Karna banya dari kita, teman-teman penyiar yang saat ini sedang terpapar covid-19. Jadi kendalanya memang dari SDM nya atau orang-orangnya, atau dari penyiarnya sendiri yang tidak bisa secara full untuk melaksanakan tugas siarannya di studio.

R : Kenapa LJS tidak menyuguhkan siaran keislaman ? N : Karna RRI Jakarta sudah memiliki part masing-masing

untuk acara keislaman. Itu kita sudah kasih part nya di pukul 05.00 hingga 06.00 WIB. Jadi khusus untuk acara keislaman disana ada ceramah agama, ada lagu-lagu islami, dan ada pengajian juga.

R : Apakah ada unsur keislaman dalam siaran LJS ?

N : Saya rasa ada unsur keislaman di lintas Jakarta siang, karena itu setiap Jum’at biasanya kita punya acara dialog untuk perempuan, dimana disana menyelipkan unsur keislaman seperti bagaimana mendidik anak secara islam, kemudian seperti apa perempuan/ seorang ibu itu bersikap secara islam. Jadi ada beberapa unsur islam yang kita selipkan di dalam lintas Jakarta siang.

R : Apa yang ingin anda sampaikan untuk mahasiswa/I Indonesia khususnya yang berfokus di dunia broadcasting

?

N : Buat mahasiswa seluruh indonesia khususnya konsentrasi broadcasting jangan berhenti, jangan gampang menyerah jika benar ingin menjadi seorang broadcaster sejati.

Belajar dan terus belajar, jangan cepat puas dengan apa yang kita dapat.

Dokumen terkait