• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus sp.) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon) (SKRIPSI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus sp.) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon) (SKRIPSI)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus sp.) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN

BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon)

(SKRIPSI)

Oleh

Muhammad Ridho Taris

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus sp.) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN

BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon)

Oleh

Muhammad Ridho Taris

Ketersediaan pakan udang yang berkualitas merupakan faktor penting dalam peningkatan produksi udang. Pakan yang berprotein tinggi dapat dihasilkan dengan penambahan bahan baku yang memiliki protein tinggi. Salah satu bahan baku yang memiliiki protein tinggi adalah tepung cacing tanah (Lumbricus sp.).

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh subtitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah pada pakan dengan proporsi yang berbeda terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benur udang windu (Penaeus monodon). Rancangan percobaan yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari lima perlakuan dengan tiga ulangan yaitu: pakan uji A (25%

tepung cacing tanah + 75% tepung ikan), pakan uji B (50% tepung cacing tanah + 50% tepung ikan), pakan uji C (75% tepung cacing tanah + 25% tepung ikan), pakan uji D (100% tepung cacing tanah) dan pakan uji E (pakan komersil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang windu yang diberi pakan uji E merupakan hasil terbesar untuk pertumbuhan udang windu yaitu sebesar 0,480 ± 0,076 gram/ekor., sedangkan pada pemberian pakan uji B merupakan hasil terbesar untuk tingkat kelangsungan hidup udang windu sebesar 82 ± 3,46 %., dan pada pemberian pakan uji D merupakan hasil terbesar untuk rasio konversi pakan udang windu sebesar 4,0 ± 0,17. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa subtitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup udang windu.

Kata kunci : tepung cacing tanah, pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, pakan

(3)

ABSTRACT

Effect of Earthworm meal (Lumbricus sp.) as Feed Material to Growth of Tiger Shrimp Larvae (Penaeus monodon)

Oleh

Muhammad Ridho Taris

Availability of good-quality shrimp feed is an important factor of shrimp increased production. High protein of feed can be generated by adding raw materials that contains high protein. One of the raw materials that contains high protein is earthworm meal (Lumbricus sp.). This research goal was to study the influence of the substitution of fish meal by earthworm feed with different proportions toward growth and survival rate of tiger shrimp larvae (Penaeus monodon). The experimental design used Completely Randomized Design (RAL) consists of five treatments with three replications: Feed test A (25% earthworm meal + 75% fish meal), feed test B (50% earthworm meal + 50% fish meal), feed test C (75% earthworms meal + 25% fish meal), feed test D (100% earthworms meal) and feed test E (commercial feed). Results showed that the tiger shrimp which given feed test E was the largest result for tiger shrimp growth with 0.480 ± 0.076 grams/individual, while feed test B was the largest result for tiger shrimp survival rate with 82 ± 3.46%., and on the feed test D was the largest result for tiger shrimp feed conversion rate with 4.0 ± 0.17. Results of statistical tests showed that the substitution of fish meal with earthworm meal did not give significant effect on growth and survival rate of tiger shrimp.

Key words: earthworms meal, Growth rate, Survival rate, feed

(4)

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus sp.) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN

BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon)

Oleh

MUHAMMAD RIDHO TARIS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 21 November 1994 sebagai anak kedua dari empat bersaudara, putra dari pasangan Bapak M. Andi Suryawardhana, S.H dan Ibu Dra. Yusnidar.

Penulis memulai pendidikan formal dari Taman Kanak- kanak (TK) Aisyah Pesisir Tengah Krui yang diselesaikan pada tahun 2000, dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pahmungan Krui diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Pesisir Tengah Krui diselesaikan pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pesisir Tengah Krui diselesaikan pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang S1 di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2012 dan menyelesaikan studinya pada tahun 2017.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Minat Bakat pada tahun 2014/2015. Penulis telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Penawar, Kecamatan Gedung Aji, Kabupaten Tulang Bawang selama 60 hari yaitu dari bulan Januari – Maret 2016. Penulis mengikuti Praktek Umum di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya, Karawang, Jawa Barat dengan judul “Pendederan ikan sidat (Anguilla bicolor) di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB), Karawang, Jawa Barat”

pada bulan Juli-Agustus 2015.

Penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Biologi Akuatik tahun ajaran 2013/2014 dan mata kuliah Limnologi tahun ajaran 2014/2015. Penulis melakukan penelitian akhir pada bulan November-Desember 2016 di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas PertanianUniversitas Lampung dengan judul “Pengaruh Penggunaan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus sp.) Sebagai Bahan Baku Pakan terhadap Pertumbuhan Benur Udang Windu (Penaeus monodon)”.

(9)

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam yang senantiasa menjadi penyejuk hati, pemberi rahmat dan

hidayah

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Bukti perjuangan menyelesaikan studi Strata 1 ini, Saya persembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta,

yang tidak pernah lupa mendoakan segala hal terbaik bagi anaknya,

memberikan motivasi, kasih sayang dan semangat.

Juga teruntuk Kakak dan Adik tersayang, Yang selalu memberikan motivasi, canda dan tawa.

Untuk para sahabat dan teman-teman,

serta semua pihak yang membantu dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

Serta untuk almamater tercinta

UNIVERSITAS LAMPUNG

(10)

MOTTO

Selama jalan itu menuju kesuksessan, maka nikmati saja prosesnya

“Selayaknya hidup, terkadang ada yang harus berjalan lebih cepat atau menunggu sedikit lebih lama...

Apapun itu, ingatlah selayaknya sungai, memiliki waktu untuk mengalir dengan derasnya dan ada

waktunya untuk mengalir dengan tenangnya ...

Karena itu, nikmati dan bersabarlah ”

(Muhammad Ridho Taris)

(11)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus sp.) Sebagai Bahan Baku Pakan terhadap Pertumbuhan Benur Udang Windu (Penaeus monodon)”

yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak M. Andi Suryawardhana, S.H dan Ibu Dra. Yusnidar yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, perhatian, pengorbanan dan dukungan serta do’a yang dipanjatkan tidak terhenti demi kelancaran, keselamatan dan kesuksesan penyusun.

2. Kakakku M. Luthfan Taris, S.P dan Adikku Siti Chairunnisa dan Siti Rizki Andini yang selalu memberikan nasehat, dukungan dan do’a. Serta seluruh keluargaku tersayang yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materil.

3. Bapak Limin santoso, S.Pi., M.Si., selaku pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan serta saran dalam penyelesaian skripsi.

4. Ibu Esti Harpeni, S.T., M.App.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta saran dalam penulisan dan penyelesaian skripsi.

5. Bapak Dr Supono, S.Pi., M.Si., selaku Penguji Utama atas masukan, kritik dan saran dalam proses penyusunan skripsi.

6. Bapak Herman Yulianto S.Pi., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan, bimbingan, saran serta nasehat selama kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi.

7. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

8. Teman-temanku Pasundan Jupri, Septa, Triando, Yoga, Renaldo, Fajriza, Gomgom, Andika, Dede, Fajri, dan Ata terimakasih karna selalu menemani, mengingatkan, saling memberi semangat dan kompak.

(12)

9. Teman-teman BDPi 2012 Wijayanti, Sulistiyowati, Adetya, Fajri, Agi, Ayu, Akbar, Diah, Eshy, Mita, Ayi, Haryanti, Gita, Helda, Ira, Weni, Sundari, Suliswati, Ike, Desi, Atik, Doni nur, Septi, Puji, Heidy, Denti, Ayu yp, Doni, Ajeng, Shara, Wirya, Thomas, Khanif, Renaldo S, Rukni, Aulian, Dharta, Tanjung, Elis, Tari, Rio, Elis, Zainal, Tatang, Ullya, Fadli, Dimas, Yuda, Atika, Novy, Caca, Fadli, Jauhari, Yuda, dan Firman, terimakasih atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan persaudaraan kita selama ini.

10. Teman-teman Praktik Umum Diah Ambarwati, Dentiana Prabarini, Ayi Anggraini Tungga Dewi, dan Andika Bayu Saputra dan teman-teman KKN Ayang Triaputri Barawa, Fitri Nurjanah, Ajiba Ilmi Saputri, Revita Romadhoni, dan Deni Andika

11. Senior-senior angkatan 2011, 2010, 2009 serta adik-adik Budidaya Perairan 2013, 2014 dan 2015

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan dukungannya.

Penyusun menyadari dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Bandar Lampung, 06 – juni – 2017 Penyusun

Muhammad Ridho Taris

(13)

i DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... III DAFTAR GAMBAR ... IV DAFTAR LAMPIRAN ... V I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat Penelitian ... 3

1.4 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5 Hipotesis ... 4

II. METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 5

2.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 5

2.2.1 Alat Penelitian ... 5

2.2.2 Bahan Penelitian ... 5

2.3 Rancangan Penelitian ... 6

2.4 Prosedur Penelitian ... 8

2.4.1 Persiapan Wadah ... 8

2.4.2 Analisis Proksimat ... 8

2.4.3 Pembuatan Pakan ... 8

2.4.4 Pemeliharaan Udang Windu ... 9

2.5 Parameter yang Diamati ... 9

2.5.1 Pertumbuhan Mutlak ... 9

2.5.2 Laju Pertumbuhan Harian ... 9

2.5.3 Tingkat Kelangsungan Hidup ... 10

2.5.4 Feed Conversion Ratio (FCR) ... 10

2.5.5 Parameter Pendukung ... 10

2.6 Analisis statistik ... 10

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kualitas Pakan ... 11

3.2 Pertumbuhan Berat Mutlak ... 12

3.3 Laju Pertumbuhan Harian ... 15

3.4 Tingkat Kelangsungan Hidup ... 16

3.5 Feed Conversion Ratio (FCR) ... 18

3.6 Kualitas Air ... 20

(14)

ii IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 22

4.2 Saran ... 22

DAFTAR PUATAKA ... 23

LAMPIRAN ... 26

(15)

iii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Komposisi Bahan Baku Pakan ... 6 2. Hasil Uji Proksimat Pakan Uji ... 11 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian ... 20

(16)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ... 4

2. Benur Udang Windu ... 5

3. Desain Penempatan Satuan Perlakuan ... 7

4. Pertumbuhan Berat Mutlak Udang Windu ... 13

5. Laju Pertumbuhan Harian ... 15

6. Tingkat Kelangsungan Hidup Udang Windu ... 17

7. Feed Conversion Ratio (FCR) ... 18

(17)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Uji Anova Pertumbuhan Mutlak ... 27

2. Uji Anova Tingkat Kelangsungan Hidup ... 27

3. Uji Anova Laju Pertumbuhan Harian ... 28

4. Uji Anova Rasio Konversi Pakan ... 28

5. Dokumentasi Pembuatan Pakan Perlakuan ... 29

6. Dokumentasi Selama Penelitian ... 30

7. Hasil Analisis Proksimat Pelet ... 31

8. Hasil Analisis Tepung Cacing, Jagung, dan Kedelai ... 32

9. Prosedur Analisis Kadar Protein ... 33

10. Prosedur Analisis Kadar Serat Kasar ... 34

11. Prosedur Analisis Kadar Lemak dan Minyak ... 35

12. Prosedur Analisis Kadar Air dan Abu ... 36

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang windu (Penaeus monodon) merupakan udang asli Indonesia yang mudah dibudidayakan di perairan payau dan merupakan komoditas unggulan Indonesia yang dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor non migas. Budidaya udang windu sempat mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satu cara budidaya udang windu adalah dengan penerapan sistem budidaya secara intensif yang dimulai sejak pertengahan tahun 1986 (Rosenberry, 1995). Sistem budidaya udang windu secara intensif ini tidak melibatkan proses pemupukan atau pemupukan hanya dilakukan saat penebaran benur. Hal ini dikarenakan penyediaan pakan sepenuhnya menggunakan pakan buatan yang bentuk, ukuran, dosisnya disesuaikan dengan ukuran dan stadia hidup udang. Pergantian air yang teratur dengan volume yang memadai diperlukan dalam budidaya sistem intensif.

Dengan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air tambak digunakan aerator seperti kincir air (Budiardi et al., 2005).

Seiring dengan peningkatan produksi, maka mulai muncul beberapa kendala baik pada sektor pembenihan maupun pembesaran. Kendala utama yang dihadapi adalah adanya serangan penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus (Gullian et al., 2004). Berbagai upaya guna meningkatkan kembali produksi udang windu telah dilakukan. Salah satunya adalah melalui penggunaan probiotik (Fiska, 2009), budidaya polikultur udang windu, ikan bandeng, dan rumput laut (Guido et al., 2013). Hal lain yang perlu dilakukan adalah melalui peningkatan kualitas pakan buatan.

Pakan udang yang berkualitas mengandung protein, kadar lemak, kadar mineral dan vitamin. Ketersediaan pakan udang yang berkualitas merupakan faktor yang penting dalam upaya peningkatan hasil produksi udang dan secara langsung akan meningkatkan keuntungan usaha. Pakan dengan kandungan nutrisi yang tinggi akan meningkatkan daya tahan tubuh udang sehingga diperoleh angka

(19)

2 kelangsungan hidup (SR) dan produktivitas panen yang tinggi pula (Puput et al., 2014). Pakan dengan kandungan protein yang tinggi dapat dihasilkan dengan penambahan bahan baku yang juga memiliki kandungan protein yang tinggi.

Salah satu bahan baku yang memiliiki kandungan protein yang tinggi adalah tepung cacing tanah (Lumbricus sp.).

Cacing tanah merupakan hewan invertebrata yang memiliki keunggulan diantaranya mudah dibudidayakan dan dapat mengurai bahan organik sehingga dapat menjaga keseimbangan lingkungan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti tepung ikan, sebagai sumber protein hewani sehingga cacing dapat dipertimbangkan sebagai pakan untuk ikan maupun udang (Mubarok dan Zalizar, 2003). Cacing tanah merupakan sumber protein hewani untuk pakan ikan. Cacing tanah mengandung kadar protein sangat tinggi yaitu sekitar 76%, kandungan karbohidrat sebanyak 17%, kandungan lemak sebanyak 4,5% dan kandungan abu sebanyak 1,5%. Tepung cacing juga mempunyai indeks asam amino esensial sebesar 58,67% yang lebih tinggi dibanding dengan nilai Indeks Asam Amino Essensial (EAAI) dari cacing segar itu sendiri (Istiqomah et al. 2009).

Kandungan protein cacing tanah yang tinggi (lebih tinggi dari ikan dan daging), memungkinkan cacing tanah digunakan sebagai alternatif bahan baku pakan buatan yang dapat menggantikan ketergantungan terhadap tepung ikan. Sejauh ini belum diketahui komposisi tepung cacing tanah yang efektif untuk memacu pertumbuhan udang windu. Oleh karena itu, perlu dilakukannya penelitian tentang penggunaan pakan buatan berbahan baku tepung cacing tanah terhadap pertumbuhan benur udang windu.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh subtitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah pada pakan dengan proporsi yang berbeda terhadap pertumbuhan udang windu.

(20)

3 1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya pembudidaya udang dalam upaya pemanfaatan cacing tanah sebagai bahan baku pakan buatan untuk meningkatkan pertumbuhan benur udang windu.

1.4 Kerangka Penelitian

Budidaya udang windu mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga peluang bisnis untuk budidaya udang windu semakin tinggi. Permintaan udang windu yang terus meningkat mendorong petani untuk melakukan budidaya udang secara intensif agar dapat memenuhi kebutuhan benur udang windu. Intensifikasi budidaya adalah kegiatan dimana budidaya sangat bergantung pada suplai pakan buatan dan memerlukan pemberian pakan yang intensif. Sejalan dengan makin berkembangnya usaha budidaya udang, adanya keluhan-keluhan tentang kegagalan budidaya udang oleh serangan penyakit akibat faktor lingkungan yang kurang mendukung. Kualitas pakan ini ditentukan terutama oleh kandungan protein dan faktor-faktor lain misalnya kadar lemak, kadar mineral dan vitamin.

Pakan udang merupakan faktor yang penting dalam usaha peningkatan hasil produksi udang dan secara langsung akan meningkatkan keuntungan.

Cacing tanah merupakan salah satu jenis hewan avertebrata yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan berpotensi sebagai bahan baku pakan buatan yang dapat menggantikan tepung ikan. Kandungan protein pada cacing cukup tinggi yaitu mencapai 76% (Istiqomah et al., 2009), dari bobot kering.

Selain itu cacing tanah juga mengandung 9 asam amino esensial dan 8 asam amino non-esensial. Asam amino esensial tersebut antara lain : arginin, histidin, leusin, lisin, isoleusin, valin, metionin, fenilalanin, dan treonin. Sementara asam amino non-esensial ialah sistin, glisin, serin, tirosin, alanine, prolin, asam asparat, dan asam glutamate (Auliah, 2008).

Tingginya kandungan protein tepung cacing tanah memungkinkan pemanfaatan cacing tanah sebagai pakan buatan oleh Wahyudi (2010), yang meneliti pengaruh pemberian proporsi tepung cacing tanah terhadap pertumbuhan ikan bawal air

(21)

4 tawar dan berhasil meningkatkan pertumbuhan ikan bawal air tawar, dengan proporsi 50% tepung cacing tanah memberikan hasil terbaik. Sejauh ini belum diketahui secara pasti komposisi tepung cacing tanah yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan udang windu. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian tentang pemberian tepung cacing tanah dengan proporsi yang tepat dalam pakan buatan perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan benur udang windu (Gambar 1).

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Ho = τi = 0: Pada selang kepercayaan 95%, tidak ada pengaruh tepung cacing tanah dalam pakan terhadap pertumbuhan udang windu (Penaeus monodon).

Ho = τi ≠ 0: Pada selang kepercayaan 95%, ada pengaruh tepung cacing tanah dalam pakan terhadap pertumbuhan udang windu (Penaeus monodon).

Budidaya Udang Windu (Panaeus monodon)

Pakan Komersil

Bahan Baku Alternatif

Protein Hewani Protein Nabati

Tepung Ikan Tepung Cacing tanah

Pakan Berkualitas

Pertumbuhan Cepat dan SR Tinggi

(22)

5 II. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November – Desember 2016 dan bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

2.2 Alat dan Bahan Penelitian 2.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wadah pemeliharaan akuarium berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm sebanyak 15 buah, mesin penepung, mesin pencetak pakan, instalasi aerasi, timbangan digital, DO meter, pH meter, termometer, serokan, baskom, dan alat tulis.

2.2.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu : 1. Udang Uji

Udang uji adalah benur udang windu (Gambar 2) yang berasal dari pembudidaya lokal sebanyak 750 ekor berbobot rata-rata ± 0,001 gram/ekor.

Gambar 2. Benur Udang Windu

(23)

6 2. Pakan Uji

Pakan yang digunakan adalah pakan buatan berbahan baku tepung ikan, tepung cacing tanah, tepung kedelai, tepung jagung, tepung tapioka, premix, dan minyak ikan. Komposisi bahan-bahan baku yang digunakan sebagai formulasi pakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Bahan Baku Pakan

Bahan Pakan Perlakuan (gram)

A B C D E

Tepung ikan 334,65 223,1 111,55 0 -

Tepung cacing tanah 111,55 223,1 334,65 446,2 -

Tepung kedelai 223,1 223,1 223,1 223,1 -

Tepung jagung 220,7 220,7 220,7 220,7 -

Tepung tapioka 70 70 70 70 -

Premix 20 20 20 20 -

Minyak ikan 20 20 20 20 -

Jumlah 1000 1000 1000 1000 -

2.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini disusun dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan dengan empat perlakuan dan tiga ulangan.

1. Perlakuan A : Proporsi tepung cacing 25% + 75% tepung ikan 2. Perlakuan B : Proporsi tepung cacing 50% + 50% tepung ikan 3. Perlakuan C : Proporsi tepung cacing 75% + 25% tepung ikan 4. Perlakuan D : Proporsi tepung cacing 100% + 0% tepung ikan 5. Perlakuan E : Pakan komersil

Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yij = µ + ∂i + ∑ij

Keterangan :

Yij : Data pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j i : Perlakuan pakan A, B, C, D dengan proporsi :

A = 25% tepung cacing Lumbricus sp. + 75% tepung ikan B = 50% tepung cacing Lumbricus sp. + 50% tepung ikan

(24)

7 C = 75% tepung cacing Lumbricus sp. + 25% tepung ikan

D = 100% tepung cacing Lumbricus sp. tanpa tepung ikan E = Pakan komersil

j : Ulangan (1, 2, 3)

µ : Rataan umum atau nilai tengah umum ϭ i : Akibat atau pengaruh pemberian pakan ke-i

∑ij : Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Adapun penempatan akuarium yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

Gambar 3. Desain Penempatan Satuan Perlakuan Keterangan :

A1 : Perlakuan A ulangan 1 C1 : Perlakuan C ulangan 1 A2 : Perlakuan A ulangan 2 C2 : Perlakuan C ulangan 2 A3 : Perlakuan A ulangan 3 C3 : Perlakuan C ulangan 3 B1 : Perlakuan B ulangan 1 D1 : Perlakuan D ulangan 1 B2 : Perlakuan B ulangan 2 D2 : Perlakuan D ulangan 2 B3 : Perlakuan B ulangan 3 D3 : Perlakuan D ulangan 3 E1 : Kontrol 1

E2 : Kontrol 2 E3 : Kontrol 3

B2 D1 A3 E2 C2 A2

D2 E1 C1 B3 D3 B1

A1

E3

C3

(25)

8 2.4 Prosedur Penelitian

2.4.1 Persiapan Wadah

Persiapan wadah pemeliharaan yang akan digunakan:

1. Disiapkan akuarium berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm yang berjumlah 15 unit. Sebelum digunakan akuarium dibersihkan dan dikeringkan.

2. Setelah itu akuarium disusun dan diberi penanda pada setiap akuarium.

3. Selanjutnya akuarium diisi air laut setinggi 25 cm dengan volume air 60 liter dan masing-masing akuarium diberi aerasi selama 24 jam.

2.4.2 Analisis Proksimat

Uji proksimat pada pakan dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi pada pakan buatan. Uji proksimat dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Negeri Lampung.

2.4.3 Pembuatan Pakan

Proses pembuatan pakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bahan baku dalam pembuatan pakan disiapkan seperti: tepung cacing tanah, tepung kedelai, tepung jagung, minyak ikan, premix dan tepung tapioka, 2. Tiap bahan baku ditimbang sesuai dengan yang diperlukan dalam perlakuan.

3. Dalam proses pencampuran dilakukan dengan cara bahan baku dicampur sesuai persentase yang kecil kemudian disusul dengan persentase yang besar ditambah 10% air.

4. Setelah bahan baku tercampur menjadi homogen dilakukan pencetakan dengan mesin pencetak pelet sesuai dengan ukuran yang agak besar.

5. Pelet yang sudah jadi kemudian dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari selama 2 - 3 hari.

6. Setelah kering dilakukan peremahan terhadap pakan uji agar sesuai dengan ukuran yang di inginkan.

7. Pelet siap diberikan pada udang uji.

(26)

9 2.4.4 Pemeliharaan Udang Windu

1. Akuarium berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm disiapkan kemudian diisi air laut setinggi 25 cm dan dilengkapi dengan aerator.

2. Benur yang baru datang dari pembudidaya lokal di aklimatisasi terlebih dahulu selama 20 jam.

3. Benur udang windu dimasukkan sebanyak 50 ekor setiap akuarium.

4. Benur udang windu diberi pakan sesuai dengan perlakuan yang diberikan.

5. Pakan diberikan sebanyak 3 kali sehari yaitu pukul 08.00, 13.00, dan 18.30.

Pemberian pakan dilakukan dengan blind feeding.

6. Pengukuran kualitas air meliputi : DO, temperatur dan pH dilakukan setiap 7 hari sekali selama penelitian berlangsung.

7. Penyiponan dilakukan setiap 3 hari.

8. Pemeliharaan udang windu dilakukan selama 40 hari mulai dari PL-10.

2.5 Parameter yang Diamati 2.5.1 Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir pemeliharan dan awal pemeliharaan. Perhitungan berat mutlak dapat dihitung dengan rumus (Effendi, 1997).

Keterangan : Wm : Pertumbuhan berat mutlak (gram) Wt : Bobot rata-rata akhir (gram) Wo : Bobot rata-rata awal (gram)

2.5.2 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

GR = Laju pertumbuhan harian (gram/ekor/hari)

Wt = Berat rata-rata post larva udang windu pada akhir penelitian (gram/ekor) Wm = Wt –Wo

(27)

10 Wo = Berat rata-rata post larva udang windu pada awal penelitian (gram/ekor) T = Waktu pemeliharaan (hari)

2.5.3 Tingkat Kelangsugan Hidup

Kelangsungan hidup (SR) diperoleh berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu :

Keterangan : SR : Tingkat Kelangsungan hidup (%) Nt : Jumlah ikan akhir (ekor)

No : Jumlah ikan awal (ekor)

2.5.4 Feed Conversion Ratio (FCR)

Feed Conversion Ratio (FCR) adalah perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan daging ikan yang dihasilkan. FCR dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh zonneveld et al., 1991, yaitu :

Keterangan :

FCR : Feed Convertion Ratio

F : Jumlah pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan (gram) Wt : Biomasa akhir (gram)

Wo : Biomasa awal (gram)

2.5.5 Parameter Pendukung

Parameter pendukung yang diamati dalam penelitian ini adalah kualitas air yang meliputi pH, temperatur, dan DO. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap 7 hari sekali.

2.6 Analisis Statistik

Data hasil penelitian berupa kelangsungan hidup dan pertumbuhan post larva udang windu diolah dengan menggunakan uji Anova dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila terdapat perbedaan nyata antara perlakuan maka dilanjutkan uji lanjut DUNCAN (Steel dan Torrie, 2001).

SR = ( Nt/ No) x 100 %

(28)

21 IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Subtitusi tepung cacing tanah dalam pakan buatan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan udang windu

4.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan uji kecernaan untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan yang terbuat dari tepung cacing tanah (Lumbricus sp.)

(29)

22 DAFTAR PUSTAKA

Amri, K. (2003). Budidaya Udang Udang Windu Secara Intensif. jakarta:

Agromedia Pustaka.

Auliah, A. (2008). Pengaruh Umur terhadap Keragaman Kandungan Asam Amino Cacing Tanah Lumbricuss rubellus. Jurnal Chemica, 9 (2), 37-42.

Banun, S., Arthana, W., & Suarna, W. (2008). Kajian Ekologis Pengelolaan Tambak Udang di Dusun Dangin Marga Desa Delodbrawah Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana Bali. ECOTROPHIC, 10-15.

Bardach, Ryther, J. H., & Mclarney, W. O. (1979). Aquaculture the Farming and hosbndry of freshwater and marine organism. Willey and Interscience, 868.

Budiardi, T., Saleng, R. D., & Utomo, N. P. (2005). Penongkolan Udang Windu, Penaeus monodon Fab. Dalam Hapa Pada Tambak Intensif Dengan Padat Tebar Yang Berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2), 153-158..

Efendi, M. I. (1997). Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

FAO. (1987). Feed and Feeding of Fish and Shrimp. A manual of the preparation an presentation of coumpound feeds for shrimp and fish aquaculture.

Fast, A. W., & Lester, L. J. (1992). Marine Shrimp Culture : Principles and Practices. Develovment in Aquaculture and Fisheries Sciens, 23.

Fiska, P. P. (2009). Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik Melalui Pakan terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Windu Penaeus monodon. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.

Guido, F. S., Melki, & Isnaini. (2013). Laju Pertumbuhan Udang Windu (Penaeus monodon), Ikan Bandeng (Chanos chanos), dan Rumput Laut (Eucheuma cottonii, Gracilaria sp.) pada Budidaya Polikultur dengan Padat Tebar yang Berbeda di Desa Sungai Lumpur Kabupaten OKI Sumatera Selatan.

Maspari Journal, 6 (1), 46-55.

Gullian, M., Thompson, F., & Rodriguez, J. (2004). Selection of probiotic bacteria and study of their immunostimulatory effect in Pennaeus vannamei.

Aquaculture, 233, 1-14.

(30)

23 Handari, R. D. (2012). Teknologi Dan Kontrol Kualitas Pengolahan Pakan di PT Charoen Pokphand Sidoarjo Jawa Timur. Fakultas Peternakan. Universitas Gajah Mada. Laporan Praktek Lapangan.

Hariadi, B., Agus, H., & Untung , S. (2005). Evaluasi Efisiensi Pakan dan Efisiensi Protein pada Ikan Karper Rumput (Ctenoharyngodon idella Val.) yang Diberi Pakan dengan Kadar Karbohidrat dan Energi yang Berbeda.

Lipi Ichtyos,4 (2).

Hayati, S. N., Herdian, H., Damayanti, E., Istiqomah, L., & Julendra, H. (2011).

Profil Asam Amino Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terenkapsulasi dengan Metode Spray Drying. Teknologi Indonesian LIPI Press, Esisi Khusus.

Huet, M. (1971). Textbook of Fish Culture, Cyre and Sportis Woode Ltd. London.

Istiqomah, A. L., Sofyan, A., Damayanti, & Julendra, H. (2009). Amino Acid Profile Of Earthworm And Earthworm Meal for Animal Feedstuff. J.

Indonesian Trop. Anim. Agric, 34 (4), 253-257.

Kompiang, I. P., & Ilyas. (1998). Nutrisi Ikan dan Udang Relevansi Untuk Larva.

Proseding Nasional Pembenihan Ikan dan Udang (pp. 248-278). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan UNPAD.

Mubarok, A., & Zalizar, L. (2003). Budidaya Cacing Tanah Sebagai Usaha Alternatif Di Masa Krisis Ekonomi. Jurnal Dedikasi, 1 (1), 129-135.

Pascual, F. P. (1984). Nutrition and Feeding of Sugpo, Penaeus monodon.

Extention Manual 3 SEAFDEC Philipines, (p. 77).

Poernomo, A. (1993). Kualitas Pakan Udang. Jakarta: Techner.

Pramono, G. H., Ambarwulan, W., & Cornelia, M. I. (2005). Prosedur dan Spesifikasi Teknis Analisis kesesuaian Budidaya Tambak Udang (pp. 21- 25). Jakarta: Bakorsurtanal.

Puput, P., Suminto, & Rachmawati, D. (2014). Performa Kematangan Gonad, Fekunditas, dan Derajat Penetasan Udang Windu (Penaeus monodon) Melalui Subtitusi Cacing Laut Dengan Cacing Tanah. Jurnal of Aquaculture Management and Technology, 3 (4), 158-165.

Rahmatullah. (2014). Pengaruh Tingkat Subtitusi Tepung Ikan Dengan Cacing Tanah (Lumbricus sp.) Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal). Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanudin. Skripsi.

(31)

24 Rahmawati, D. (2013). Pengaruh Subtitusi Tepung Ikan Dengan Silase Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) dalam Pakan Buatan Terhadap Pemanfaatan Pakan Dan Pertumbuhan Juvenil Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus). Buletin Oseanografi Marine, 2 (4), 9-17

Rachmawati, D., & Istiyanto, S. (2012). Ferforma Laju Pertumbuhan Relatip Dan Kelulushidupan Udang Vaname (Litopaneus vannamei) Melalui Subtitusi Tepung Ikan Dengan Silase Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rebellus).

Jurnal of Aquaculture Management and Technologi. 72-86.

Rosenberry, B. (1995). World Shrimp Farming. Anual Report San Diego. Shrimp News International.

SNI 01-7246-2006. 2006. Produksi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Dengan Teknologi Intensif. Badan Standarisasi Nasional. 16 hal.

Steel, R. G., & Torrie, J. H. (1977). Principles and Procedures of Statistics. A Biomedical Approach. Mc Graw Hill.

Shigueno, K. (1975). Shrimp Culture In Japan (p. 153). Tokyo: Association for International Technical Promotion.

Sumeru, S. U., & Kontara, E. K. (1987). Makanan Buatan Untuk Larva Udang Penaeid. Jakarta: Jaringan Informasi Perikanan Indonesia.

Supono. (2006). Produktivitas Udang Putih Pada Tambak Itensif Di Tulang Bawang Lampung. Jurnal Saintek Perikanan, 2 (1), 48-53.

Suresh, A. V., & Lin, C. K. (1992). Effect of Stocking Density on Water Quality and Production of Red Tilapia in a Recirculated Water System.

Aquaculture Engineering.

Tanake, G. L., Rachmawati, D., & Subandiyono. (2013). Pengaruh Substitusi Tepung Ikan Dengan Silase Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) dalam Pakan Buatan Terhadap Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Juvenil Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 2 (3), 20-26.

Wahyudi. (2010). Pengaruh Proporsi Tepung Cacing Tanah (Lumbricus sp. ) Yang Berbeda Dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Bawal Air Tawar. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung . Skripsi.

Watanabe, T. (1988). Fish Nutrition and Marine Culture. JICA Texbook. The General of Aquaculture Course. Departemen of Aquatic. Tokyo:

Biosciense.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa subtitusi cacing laut dengan cacing tanah berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap derajat

Substitusi tepung ikan dengan silase cacing tanah ( L. rubellus ) berpengaruh (P<0,05) terhadap laju pertumbuhan relatif benih kerapu macan ( E. fuscogutattus ) namun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan bandeng yang diberi pakan dengan berba- gai tingkat substitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah memberikan pengaruh yang sama

Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa tepung cacing tanah sebagai atraktan dalam pakan berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap nilai pertambahan bobot mutlak ikan patin (Pangasius

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah dan dosis substitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah

Penggunaan silase cacing tanah sebagai substitusi tepung ikan pada pakan buatan yang diberikan pada ikan bawal air tawar ( C. macropomum ) memberikan pengaruh yang nyata terhadap

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa subtitusi cacing laut dengan cacing tanah berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap derajat

Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efek pemanfaatan cacing lur (Nereis sp.) dalam pakan terhadap laju pertumbuhan dan kelulusan hidup post larva udang windu