• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN A."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur social, sikap – sikap masyarakat dan institusional nasional, di samping tetap mengejar akselarasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.

Pembangunan ekonomi memiliki tiga tujuan ini antara lain peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup, peningkatan standar hidup (pendapatan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, peningkatan perhatian atas nilai- nilai cultural dan kemanusiaan) dan perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial (Todaro, 2011).

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan kenaikan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dalam pertumbuhan ekonomi disuatu Negara berkembang contohnya Indonesia, tenaga kerjalah yang memberikan andil cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Jumlah penduduk yang berkembang dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong dan penghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Bila jumlah penduduk naik maka artinya jumlah tenaga kerja meningkat dan berdampak pada kenaikan jumlah barang yang diproduksi, tetapi jika jumlah penduduk terus berkembang dari waktu ke waktu sedangkan kesempatan kerja sedikit maka yang terjadi adalah terhambatnya pembangunan ekonomi yang disebabkan terjadinya pengangguran.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana negara berkembang selalu menghadapi masalah masalah yang berkaitan dengan usaha pembangunan ekonomi. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia adalah masalah ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan merupakan masalah umum dan mendasar yang selalu dihadapi oleh hampir semua negara di dunia.

Masalah yang dihadapi seperti masalah kesempatan kerja yang sedikit, tingkat

18

(2)

upah yang rendah dan produktivitas yang rendah. Masalah ini juga merupakan masalah yang kompleks dimana didalamnya mengandung dimensi ekonomis, dimensi sosial, kesejahteraan dan dimensi sosial politik (Tjiptoherijanto, 2018).

Untuk dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia maka diperlukan melakukan kegiatan pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi pada dasarnya meliputi usaha masyarakat secara keseluruhan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Selain itu, pembangunan ekonomi juga dipandang sebagai usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Suatu perekonomian baru bisa dikatakan berkembang apabila pendapatan per kapita menunjukkan kenaikan dalam jangka panjang (Sukirno, 2011).

Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sebesar 238518,80 ribu jiwa, pada tahun berikutnya tahun 2011 sebesar 241990,70 ribu jiwa penduduk, tahun 2012 sebesar 245.425,20 ribu jiwa penduduk, tahun 2013 sebesar 248.818,10 ribu jiwa penduduk, tahun 2014 sebesar 252.164,80 ribu jiwa penduduk dan kemungkinan akan meningkat pada tahun tahun berikutnya. Jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan sumber daya manusia yang dapat dimanfaatkan dalam perkembangan ekonomi Indonesia, apabila diimbangi dengan peningkatan ketersediaan lapangan pekerjaan yang cukup tetapi semakin besar atau meningkat jumlah penduduk artinya semakin besar pula jumlah pengangguran

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi terpadat penduduknya yang ada di Indonesia, dimana Jawa Timur juga merupakan salah satu wilayah yang cukup maju serta berkembang pesat yang ada di Pulau Jawa. Jawa Timur memiliki luas wilayah 48.258 km2, selama periode 2018–2021 pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Timur terus mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2018 sebanyak 37,8 juta jiwa meningkat hingga mencapai 38,6 juta jiwa pada tahun 2021 atau tumbuh 2,8%. Rata-rata pertumbuhan penduduk selama empat tahun terakhir 0,7%, cenderung melambat tiap tahun dari 0,73% pada tahun 2018 menjadi 0,64% pada tahun 2021. Seiring terjadinya pertumbuhan penduduk, juga semakin meningkat, sejak tahun 2020 kepadatan penduduk mencapai 800

19

(3)

jiwa per Km2. Berikut data jumlah penduduk Jawa Timur tahun 2017-2021 disajikan dalam Tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1: Jumlah Penduduk Jawa Timur Tahun 2017 – 2021 No Tahun Jumlah Penduduk (Ribu Jiwa)

1 2017 39015,7

2 2018 39521,9

3 2019 39744,8

4 2020 39955,9

5 2021 40126,3

Sumber: Badan Pusat Statistik 2017 – 2021, Diolah

Jawa Timur adalah provinsi ke-2 dengan penduduk terbanyak di Indonesia.

Saat ini, total penduduk Jawa Timur tercatat lebih dari 40 juta jiwa mulai dari Tuban hingga Banyuwangi. Surabaya merupakan kota berpenduduk terbesar di Jawa Timur. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, ibu kota provinsi di ujung timur Pulau Jawa tersebut memiliki populasi sebanyak 2,87 juta jiwa. Selain Surabaya, Jawa Timur terdapat dua kabupaten yang memiliki penduduk besar.

Kabupaten Malang tercatat ada 2,65 juta jiwa, dan Kabupaten Jember sebesar 2,54 juta jiwa (Kusnandar, 2021).

Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember memiliki perekonomian yang cukup maju, juga memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Besarnya jumlah penduduk di tiga wilayah tersebut menimbulkan permasalahan dalam bidang ketenagakerjaan. Jumlah angkatan kerja yang meningkat setiap tahunnya belum mampu terserap ke dalam pasar kerja sehingga menyebabkan pengangguran. Berdasarkan data dari BPS Jawa Timur tahun 2021 tercatat bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2021 populasi penduduk Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan dari 37.840.657 jiwa pada tahun 2011 menjadi 40.126.387 jiwa pada tahun 2021. Menurut BPS Jawa Timur jumlah angkatan kerja di Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember tercatat 4.358.569 jiwa pada tahun 2011 menjadi 4.718.958 jiwa pada tahun 2021. Meskipun mengalami peningkatan jumlah penduduk dan angkatan kerja, tetapi tingkat jumlah orang bekerjanya masih tidak stabil karna masih adanya perbedaan di setiap tahunnya yang berarti tingkat Kesempatan Kerja di Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember tidak mengalami

20

(4)

kenaikan yang signifikan (BPS Jawa Timur, 2021). Berikut data jumlah kesempatan kerja Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember tahun 2011-2021 disajikan dalam Tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2: Angkatan Kerja Tiga Wilayah di Jawa Timur Tahun 2011 – 2021 No Tahun Angkatan Kerja (Ribu Jiwa)

Surabaya Malang Jember

1 2011 1.334.419 1.810.655 1.213.495 2 2012 1.437.448 1.852.134 1.149.629 3 2013 1 483 343 1.851.188 1.169.366 4 2014 1.465.502 1.804.005 1.157.462 5 2015 1.468.094 1.804.774 1.173.139 6 2016 1.478.654 1.845.648 1.185.426 7 2017 1.495.837 1.877.237 1.281.242 8 2018 1.520.041 1.966.961 1.276.672 9 2019 1.540.477 1.916.065 1.263.272 10 2020 1.643.506 1.930.396 1.277.629 11 2021 1.483.343 1.944.727 1.290.888 Sumber: Badan Pusat Statistik 2022, Diolah

Pertumbuhan ekonomi diartikan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan produksi barang dan jasa bertambah kemakmuran masyarakat meningkat. PDRB merupakan salah satu sumber data yang dapat digunkan untuk memperoleh keterangan tentang laju pertumbuhan ekonomi, Produk Dosmetik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode yang merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian dan tingkat kesejahteraan penduduk. Pada dasarnya diantara pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja yang tercipta juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya (Sukirno, 2014).

Data BPS Jawa Timur tahun 2021 menjelaskan bahwa PDRB di Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimulai tahun 2011 hingga tahun 2021. Pada tahun 2018 – 2019 terjadi peningkatan yang signifikan yang disebabkan beberapa fenomena, khususnya penambahan kategori penyerapan PDRB. Lalu untuk pertumbuhan ekonomi terjadi fluktuatif pada tiap tahunnya yang menjadi wajar pada kasus ini. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.3 sebagai berikut:

22

(5)

Tabel 1.3: PDRB Harga Konstan Tiga Wilayah di Jawa Timur 2011-2021 No Tahun PDRB (Milliar Rupiah)

Surabaya Malang Jember

1 2011 261.568,56 84.613,91 33.942,37 2 2012 279.819,44 89.547,56 35.948,64 3 2013 293.198,14 94.567,47 38.154,19 4 2014 318.941.71 99.568,45 41.624,71 5 2015 331.546,39 106.545,12 44.461,61 6 2016 343.652,60 112.302,15 46.533,56 7 2017 364.714,82 118.624,52 48.912,96 8 2018 387.303,94 125.385,86 51.370,52 9 2019 410.879,31 132.501,07 54.200,04 10 2020 390.936,43 128.725,81 52.586,56 11 2021 421.717,07 137.525,04 55.938,65 Sumber: Badan Pusat Statistik 2022, Diolah

Data BPS Jawa Timur menjelaskan bahwa jumlah TPAK untuk di bawah tahun 2015 TPAK Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember berfluktuatif normal di angka 60-65%. Sedangkan menginjak pada tahun 2015 ke atas terjadi peningkatan yang signifikan pada TPAK yang diakibatkan krisis ekonomi di tahun 2014 serta faktor-faktor lain yang diakibatkan krisis ekonomi di tahun 2014. Serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti pengangguran terdidik yang bertambah dan dibarengi kurangnya penyerapan tenaga kerja. Berikut Data Tabel 1.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Jember tahun 2011 – 2021:

Tabel 1.4: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tahun 2012 – 2021

No Tahun TPAK (%)

Surabaya Malang Jember

1 2011 61,67 69,43 68,28

2 2012 66,14 68,19 64,30

3 2013 67,86 68,44 65,01

4 2014 66,56 66,69 63,74

5 2015 66,10 65,15 63,98

6 2016 66,19 67,02 64,56

7 2017 66,36 68,13 68,68

8 2018 66,98 68,72 67,90

9 2019 67,74 67,13 66,78

10 2020 68,13 67,00 66,99

11 2021 68,52 66,86 67,21

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember 2022, Diolah

23

(6)

Data BPS Jawa Timur tahun 2021 menjelaskan bahwa, Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember masih tergolong mengalami kenaikan samapi tahun 2021. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat ketersediaan lapangan pekerjaan atau kesempatan kerja di Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember masih cukup rendah, dengan demikian pembangunan ekonomi sangat diperlukan untuk memperkecil tingkat pengangguran. Berikut tabel data Jumlah Pengangguran Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember tahun 2012-2021 disajikan dalam Tabel 1.5 sebagai berikut:

Tabel 1.5: Jumlah Pengangguran 2011 -2021 No Tahun Jumlah Penganguran (%)

Surabaya Malang Jember

1 2011 7,81 6,69 3,34

2 2012 5,27 5,07 3,77

3 2013 5,32 5,07 3,94

4 2014 5,82 4,83 4,64

5 2015 7,01 5,51 4,77

6 2016 6,34 5,11 4,86

7 2017 5,98 4,69 5,16

8 2018 5,38 4,12 4,51

9 2019 5,87 4,11 3,80

10 2020 9,79 7,01 5,12

11 2021 9,68 7,21 5,44

Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember 2022, Diolah

Todaro (2011) menjelaskan bahwa terjadinya perpindahan penduduk disebabkan oleh tingginya upah atau pendapatan yang diperoleh didaerah tujuan.

Kesenjangan upah/pendapatan yang besar antara desa atau daerah dan Kabupaten mendorong penduduk desa atau daerah untuk datang dan mencari pekerjaan di Kabupaten/kota. Tercatat dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER03/MEN/1997 tentang Upah Minimum Regional Bab 1 Pasal 1 ayat (a) menyebutkan bahwa Upah Minimum Regional (UMR) adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap di wilayah tertentu dalam suatu wilayah. Tingkat UMR dibagi menjadi tingkat Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kabupaten (UMK).

24

(7)

Penerapan upah minimum ditujukan untuk melindungi para pekerja/buruh agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya serta memberikan pengaturan pada perusahaan untuk lebih memperhatikan upah yang diberikan kepada para pekerjanya. Berikut data jumlah UMK Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember 2011-2021 disajikan dalam Tabel 1.6 sebagai berikut:

Tabel 1.6: UMR/UMK Tahun 2011 – 2021

No Tahun UMR/UMK (Rupiah)

Surabaya Malang Jember 1 2011 1.115.000 1.079.887 875.000 2 2012 1.257.000 1.132.254 920.000 3 2013 1.740.000 1.340.300 1.091.950 4 2014 2.200.000 1.635.000 1.270.000 5 2015 2.710.000 1.962.000 1.460.500 6 2016 3.045.000 2.188.000 1.629.000 7 2017 3.296.220 2.368.510 1.763.400 8 2018 3.583.312 2.574.807 1.916.983 9 2019 3.871.052 2.781.564 2.170.917 10 2020 4.200.479 3.081.275 2.355.662 11 2021 4.300.479 3.068.275 2.355.662 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember 2022, Diolah

Berdasarkan Tabel 1.6 dapat dilihat kenaikan UMR/UMK Kota Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember dari tahun 2011 sampai tahun 2021 terus bertumbuh, dengan ditetapkannya upah minimum, pemerintah berharap akan lebih banyak terciptanya kesempatan kerja, karena dengan tingkat upah yang naik setiap tahunnya akan mendorong lebih banyak angkatan kerja untuk masuk kedalam pasar kerja baik dari sektor formal atau informal sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Tenaga Kerja, PDRB dan Upah Minimum terhadap Kesempatan Kerja di 3 Wilayah Jawa Timur”

B. Perumusan Masalah

Kesempatan kerja merupakan salah satu permasalahan pembangunan yang kompleks dan multi dimensional. Oleh karena itu penelitian dilakukan untuk memahami kesempatan kerja lebih mendalam khususnya yang terjadi di Kota

25

(8)

Surabaya, Kabupaten Malang Raya, dan Kabupaten Jember. Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh Tenaga Kerja terhadap Kesempatan Kerja di 3 Wilayah Jawa Timur?

2. Seberapa besar pengaruh PDRB (produk dosmetik regional bruto) terhadap Kesempatan Kerja di 3 Wilayah Jawa Timur?

3. Seberapa besar pengaruh upah minimum terhadap Kesempatan Kerja di 3 Wilayah Jawa Timur?

C. Tujuan Penelitian

Untuk perumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya penelitian ini, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Tenaga Kerja terhadap kesempatan kerja di 3 Wilayah Jawa Timur.

2. Untuk mengetahui pengaruh PDRB terhadap kesempatan kerja di 3 Wilayah Jawa Timur.

3. Untuk mengetahui pengaruh Upah Minimum terhadap kesempatan kerja di 3 Wilayah Jawa Timur.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukan penelitian ini diharapkan antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini akan dapat menambah manfaat ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan khususnya masalah kesempatan kerja.

2. Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti lain yang sejenis.

26

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Pasal 1 ayat (2) undang-undang tersebut antara lain dinyatakan, “Daerah-daerah yang mempunyai hak, asal-usul dan di zaman sebelum RI mempunyai pemerintahan

Pengenceran 10 -2 diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml dan diberi label 10 -3.. Pengenceran 10 -3 diambil

Di era sekarang, selang perjalanan waktu dan perubahan-perbahan zaman, candi-candi sudah tidak berfungsi sebagaimana fungsinya terdahulu, walaupun beberapa komunitas

Panel LVMDP Adalah Panel yang berfungsi sebagai panel penerima daya/power dari transformer 20KV/380V dan mendistribusikan power tersebut lebih lanjut ke panel Low voltage

Abstrak - Instagram sebagai salah satu jenis media sosial yang dekat dengan kalangan muda zaman sekarang, maka dari itu instagram dapat digunakan untuk meningkatkan

Berdasarkan pengamatan Saudara, apakah ada dokumen penawaran yang sudah dibuka oleh Pokja Pengadaan, tetapinilai penawarannya tidak dibacakan?.

Pada suatu tempat tertentu, lapisan kerak bumi akan retak dan bergerak saling menjauh, dan rekahan yang ditinggalkannya akan segera terisi oleh lelehan magma yang kemudian juga

Penelitian yang dilakukan oleh Sune (2013) juga menghasilkan bahwa motivasi intrinsik perawat lebih berkontributor terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan