10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa
Modal utama individu berinteraksi pada dasarnya adalah komunikasi yang berlangsung antara satu orang dan yang lainnya. Sebuah aktifitas penyampaian Penyampaian pesan dari pengirim pesan disebut komunikator kepada penerima pesan disebut komunikator. Komunikator memberikan respon atau umpan balik kepada komunikator sebagai bagian dari respon terhadap pesan yang diterima.
Komunikasi yang dikomunikasikan kepada publik disebut komunikasi massa (Nurudin, 2016).
Komunikasi massa merpakan bentuk komunikasi yang terjalin dari satu sumber kepada khalayak. Sistem pada komunikasi massa, yaitu terdapat sebuah aktifitas pengiriman pesan yang bersifat satu arah. Walaupun upan balik bisa disampaikan pada khalayak, namun ketersedian ukuran juga kesempatan yang ada lebih sedikit jika dibandingkan dengan umpan balik pada bentuk komunikasi lainnya seperti komunikasi yang melibatkan dua orang contohnya. Berjalannya sebuah komunikasi massa hanya pada konteks tertentu saja. Hal ini yang menjadi penyebab munculnya hubungan timbal balik yang mana terdapat hubungannya dengan pesan dari media ke khalayak banyak. Menurut khalayak banyak media massa disebut mempunyai efek yang besar, contohnya menimbulkan rasa sadar pada diri seseorang juga ide-ide baru, memunculkan sisi kekreatifan seseorang, dan begitu juga masyarakat juga menjadi faktor pengaruh perubahan bagi media Komunikasi massa menunjukkan bahwa ada beberapa institusi dan teknologi dalam komunikasi massa. Dalam institusi dan teknologi tersebut, kelompok dilatih untuk menggunakan teknologi untuk menyebarkan simbol kepada khalayak yang luas dan heterogen. Sementara itu, menurut Bittner Abdul Halik, komunikasi massa didefinisikan sebagai sebuah proses komunikasi di mana informasi disampaikan oleh media massa dengan jangkauan pengaruh yang luas.
Media massa dapat di definisikan sebagai jembatan utama sebuah komunikasi massa, yang mana menyampaikan sebuah pesan ke publik (Morissan, 2013).
Pakar komunikasi Joseph A. DeVito menyebutkan definisi komunikasi massa, pada dasarnya merupakan penjelasan tentang konsep media dan massa yang digunakan. DeVito menguraikan pengertiannya dalam dua poin. Pertama-
11 tama, komunikasi massa yaitu aktifitas komunikasi pada masyarakat umum ataupun khalayak banyak. Kedua, komunikasi massa merupakan komunikasi yang disalurkan oleh media pemancar berupa audio dan/atau visual.
2.1.1. Karakteristik Komunikasi Massa
Elvinaro (2007) menggambarkan ciri-ciri komunikasi massa, yaitu:
1. Ciri-ciri komunikator yang terlembaga, artinya komunikasi massa tidak diciptakan oleh individu-individu saja, tetapi melibatkan suatu organisasi yang besar
2. Informasi yang sifatnya universal dan komunikasi massa bersifat terbuka, artinya adalah sebuah aktifitas komunikasi yang peruntukan kepada khalayak banyak, bukan kelompok orang tertentu.
3. Komunikator yang mana tidak menampilkan identitasnya, karena dalam penyampaian informasi dengan menggunakan media, sifatnya tidak bertatap muka.
4. Media massa diciptakan pada saat yang bersamaan, artinya media massa memiliki banyak sasaran, yang dapat dikatakan luas dan tidak terbatas.
5. Komunikasi mengutamakan isi hubungan, dimensi komunikasi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000).
6. Komunikasi yang sifatnya hanya satu arah, karena sarana yang digunakan dalam komunikasi ini hanya melalui media massa saja.
7. Stimulasi sensorik terbatas
8. Umpan balik tidak langsung (Indirect) diberikan.
Jenis komunikasi massa dengan komunikasi lainnya sangat berbeda terlihat dari proses merespon pesan yang diberikan terbilang lambat, efek dari komunikasi masa sangat luas, proses encoding dan decoding melalui beberapa tahapan, pesan yang disampaikan bersifat mahal juga gampang terputus, pesan yang dipilih dapat diakses sebutuhnya (Romli, 2016).
Menurut Elizabeth menyebutkan empat tanda pokok komunikasi massa yaitu:
1) Komunikasi yang tidak langsung.
2) Komunikas satu arah.
12 3) Komunikasi yang terbuka
4) Mempunyai massa yang tersebar secara geografis.
2.2. Media Online
Media yang berkembang dengan cepat salah satunya adalah media online yang merupakan bagian dari new media. Dahulu khalayak sangat kesulitan untuk mendapatkan jaringan atau konikesi internet. Jika ada pun internet saat itu terbilang cukup mahal. Saat ini zaman sudah sangat berkembang dan sangat mempengaruhi kemudahan masyarakat dalam mendapatkan koneksi internet dimana saja seseorang berada. Lahirnya media online adalah pada saat pemerintahan sukarno lengeser yaitu pada tahun 1998, pada waktu itu media dan siaran berita mulai diminati banyak orang.
Internet merupakan salah satu kunci utama berjalannya sebuah media online.
Terkadang orang berfikir bahwa media online adalah media elektronik, namun sebenernya keduanya berbeda dilihat dari ahli-ahli yang membaginya dalam kelompok yang berbeda-beda. Sama halnya seperti media massa, media online juga mempunyai kesaamaan dengan media massa dikarenakan sama-sama menggunakan kaidah jurnalistik online dalam proses kerja mereka. Internet yang digunakan untuk unkuk mengakses media online ini memiliki beberapa karakteristik yaitu: potensi interaktif, dapat berfungsi secara public maupun privat, memilki aturan yang rendah dan bersifat fleksibel. Dengan adanya internet dapat menjadi pintu gerbang segala informasi diseluruh dinunia bisa diakses.
2.2.1. Kelebihan Media Online
Media online mempunyai kelebihan tersendiri seperti informasi yang disajikan secara personal namun bisa digunakan semua orang, dimana pun dan kapan pun. Pastinya terdapat beberapa ketentuan tertentu, seperti seperangkat alat elektronik dan juga jaringan internet. Selain itu berita yang dibuat bisa disebarkan juga dapat diperbahrui kapan saja. Selain itu media online ini memfasilitasi khalayak dalam fitur pencarian berita, jadi jika ingin mengetahui berita yang kita inginkan dapat dicari dengan mudah.
2.2.2. Kekurangan Media Online
13 Selain kelebihan yang dimiliki media online, kekurangannya pun ada seperti saat ingin mekakases media online kita diharuskan mempunyai alat atau perangkat keras juga jaringan internet yang tersambung dalam perangkat kerans tersebut. Biaya untuk membeli dan perangkat keras juga jaringan internet terbilang cukup mahal. keahlian dan daerah yang jaringannya baguspun mempunyai peran penting dalam menggunakan media online tersebut.
2.3. Jurnalisme Online
Wartawan atau yang biasa disebut dengan jurnalis yaitu orang yang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penyajian berita yang di tampilkan di media massa atau disebut sebagai kegiatan jurnalistik. Publikasi di media massa bisa disebar luaskan melalui melalui surat kabar, radio, televisi, majalah dan internet. Jurnalis adalah salah satu profesi utama perusahaan media karena berbagai jenis informasi yang dikumpulkan dari jurnalis. Menurut Freidson (2001), profesi dibentuk oleh berbagai orang dengan pengetahuan dan keterampilan khusus yang memungkinkan mereka untuk memberikan layanan penting kepada masyarakat umum dan memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan manusia adalah kebutuhan yang paling penting (Nasution, 2015).
Wartawan profesional harus mengikuti aturan dan pedoman peliputan media online untuk menjaga reputasi media dan menjunjung tinggi hak publik atas informasi yang baik dan akurat (Santana, 2003). Oleh karena itu, jurnalis harus pandai menjaga dan menjaga standar kualitas pekerjaan mereka dan melindungi atau menghindari masyarakat umum dari efek yang dapat merugikan perilaku atau perilaku jurnalis yang salah. Profesional jurnalisme membutuhkan keterampilan khusus berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Secara khusus, jurnalis online perlu memiliki keterampilan dan keterampilan menulis (Zaenudin, 2011). Namun, dengan pesatnya perkembangan media online Indonesia, profesionalisme jurnalis di bidang jurnalistik belum juga diiringi.
Terlihat jelas masih banyak terjadi pelanggaran kode etik jurnalistik dan pedoman peliputan media online saat mengirimkan berita dan informasi. Dewan Pers juga mengatakan bahwa sebagian besar keluhan tentang pelanggaran media online adalah berita yang tidak proporsional, dan banyak informasi dari jejaring
14 sosial yang dapat dengan mudah diambil tanpa konfirmasi ulang adalah berita.
2.3.1. Karakteristik Jurnalisme Online
Ciri-ciri Jurnalisme Online: Manfaat Ciri-ciri jurnalisme online dan kelebihannya dijelaskan oleh James C. Faust dalam sebuah buku jurnalistik online.
1. Kontrol audiens. Jurnalisme online memberikan kebebasan kepada pembaca (pengguna/pengunjung) untuk menentukan berita mana yang mereka inginkan. Juga dapat langsung beralih dari satu pesan ke pesan lainnya, atau dari satu portal berita ke portal lainnya.
2. Non-linearitas. Jurnalisme online memungkinkan setiap kejadian yang diajukan bersifat independen, sehingga pembaca tidak harus membaca satu per satu.
3. Penyimpanan dan pengambilan. Jurnalisme online memungkinkan berita disimpan, diarsipkan, atau didokumentasikan agar mudah diakses pembaca (James C, 2005).
4. Lokasi tidak terbatas. Jurnalisme online memiliki jumlah berita dan informasi yang relatif tidak terbatas, serta jumlah huruf dan kata/kalimat yang relatif tidak terbatas. Hal ini beda halnya dengan media cetak yang dibatasi oleh halaman atau batas-batas lainnya pun sama seperti radio/televisi yang memiliki jangka waktu terbatas.
5. Kedekatan. Segera dan cepat jurnalisme online memungkinkan pembaca mendapatkan informasi langsung dan cepat. Dari situ internet dapat disimpulkan sebagai media tercepat dalam menyebarkanluaskan berita (James C, 2005).
6. Fungsi multimedia. Jurnalisme online juga akan menyelipkan berita atau tayangan berupa audio ataupun video, dan tidak hanya teks saja yang ditampilkan.
7. Interaktivitas. Dapat diartikan bahwa jurnalisme online memiliki kotak komentar dan fitur media sosial yang memungkinkan pembaca untuk menyebarkan dan berbagi pesan di akun media sosial mereka, membantu mereka untuk lebih terlibat dalam semua pesan mereka.
15 Karena berbagai manfaat jurnalisme online, “jurnalisme generasi ketiga baru” ini telah menjadi jurnalisme masa depan.
2.4. Terpaan Media Pembertiaan Terhadap Khalayak
Terdapat korelasi yang sangat kuat antara media berita dan masyarakat umum. Hal ini karena media massa, termasuk media berita, memiliki kemampuan untuk menjelaskan peristiwa tersebut (Ardianto, 2007). Media massa sendiri dapat mempengaruhi khalayak. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maksut dari ekspose yaitu menyerang. Paparan umumnya berarti mendengarkan, menonton, membaca, atau memberikan perhatian khusus pada berita yang mungkin terjadi di sekitar kita atau pada kelompok-kelompok. Eksposur juga merupakan situasi di mana penonton terus- menerus diserang dengan menerima pesan dari media massa (Fitriansyah F, 2014)
Eksposur media bisa diartikan sebagai penggunaan media seperti untuk jenis media, frekuensi penggunaan, dan durasi penggunaan. Jenis media yang digunakan antara lain audio, audiovisual, percetakan, dan sebagainya. Menurut Rosengren (1974), penggunaan media adalah keragaman media, jenis media yang dikonsumsi, dan waktu yang dihabiskan konsumen individu dan media yang mereka konsums atau semua media.
Berita adalah liputan suatu peristiwa yang secara cepat mengungkapkan fakta dan gagasan menarik dan penting kepada banyak pemirsa dengan menggunakan berbagai media termasuk televisi, radio, surat kabar, dan maupun portal media online. Menurut pendapat Doug Neswom dan James A Warat berita merupakan apa yang dibutuhkan dan ingin diketahui banyak orang. Oleh karena itu, pemberitaan kepada khlayak banyak tentang sesuatu yang sedang terjadi dan berkembang, berdasarkan fakta adalah mereka menarik perhatian banyak orang melalui media massa. Profesor Mitchel V. Charnley menyatakan bahwa bagi banyak orang, berita adalah laporan tercepat dari fakta dan opini, termasuk apa yang menarik dan/atau penting (Effendy & Uchjana, 2003).
16 2.5. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual merupakan istilah yang paling tepat untuk memahami makna kekerasan seksual. Pelecehan seksual memiliki wacana yang luas, mulai dari ekspresi verbal seperti komentar, lelucon, dan kata-kata kotor atau tidak sopan lainnya, hingga perlakuan yang tidak masuk tidak senonoh seperti mendorong, menyentuh, membelai, memeluk, dan perilaku menyimpang lainnya, menampilkan gambar porno atau kotor., penyerangan dan pemaksaan yang tidak senonoh seperti ciuman paksa, pelukan, ancaman untuk memperumit pekerjaan seorang wanita lebih lanjut jika dia menolak untuk memberikan layanan seksual, pemerkosaan.
Menurut KOMNAS Perempuan terdapat jenis kekerasan seksual yang ditemukan dari hasil pemantauannya selama 15 tahun (1998– 2013), yaitu:
1. Perkosaan
2. Intimidasi Seksual termasuk Ancaman atau Percobaan Perkosaan
3. Pelecehan Seksual 4. Eksploitasi Seksual
5. Perdagangan Perempuan untuk Tujuan Seksual;
6. Prostitusi Paksa 7. Perbudakan Seksual
8. Pemaksaan perkawinan, termasukcerai gantung 9. Pemaksaan Kehamilan
10. Pemaksaan Aborsi
11. Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi 12. Penyiksaan Seksual
13. Penghukuman tidak manusiawi danbernuansa seksual 14. Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan
15. Kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama.
17 Karena perilaku pelecehan seksual jangkauaanya cukup luas, maka hal ini dapat terjadi dimana saja selama ada campuran perempuan, dapat terjadi di mana saja selama ada campuran laki-laki dan perempuan atau dalam komunitas yang homogen. Pelecehan seksual juga banyak terjadi di tempat kerja, pelaku pelecehan seksual seringkali adalah laki-laki yang memiliki jabatan lebih tinggi atau rekan kerja. Memang, di tempat kerja, ada hubungan pria-wanita yang tegang, dan lingkungan kerja memungkinkan pelecehan seksual berkembang.
Namun, pelecehan seksual juga banyak terjadi di luar tempat kerja maupun di tempat umum, bahkan sering ditemukan pelakunya adalah orang yang tidak dikenal korban, seperti pelecehan seksual di tempat kerja di bus umum, di jalan., di pasar tari dan lain-lain (Dwiyanti, 2014)
2.5.1. Pelecehan Seksual Verbal
Pelecehan seksual secara verbal atau tanpa adanya sentuhan atau tindakan yang menggunakan fisik ini sangat banyak dan sering terjadi secara online namun tidak menutup kemungkinan juga secara offline.
Namun, bentuk pelecehan verbal ini adalah seperti ucapan tidak seonoh kepada orang lain terutama pada lawan jenis, ucapan yang dilontarkan seperti sindiran, godaaan atau yang lain-lain yang mengarah kepada perilaku seksual yang mana hal tersebut diniatkan untuk menghina, mempermalukan, atau mengintimidasi seseorang.
Pelecehan verbal cenderung terjadi dalam bawah sadar, karena dibungkus dengan lelucon dan tampaknya menghidupkan suasana pertemuan dan fokus pada subjek untuk seseorang. Melecehkan kehidupan seksual seseorang di depan umum adalah hal yang memalukan dan berdampak pada orang yang ditindas. Berbicara yang tidak seharusnya kepada sesorang akan sangat menyinggung orang lain.
Pelecehan sebagai lelucon, yaitu catcalling. Mungkin orang belum mengenal istilah catcalling. Tindakan ini merupakan tindakan merayu, memanggil, dengan siulan yang dilakukan oleh sekelompok seseorang kepada satu orang yang sedang lewat didepan kelompok tersebut.
2.5.2. Pelecehan Seksual NonVerbal
18 Pelecehan nonverbal merupakan bentuk pelecehan seksual yang menggunakan fisik. Pelecehan yang melibatkan anggota tubuh terutama tangan dan tatapan mata. Pelecehan nonverbal sering terjadi di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, kendaraan umum dan jalan raya.
Pelecehan jenis ini tentunya terjadi ketika fisik berdekatan, perlu adanya kewaspadaan yang tinggi untuk mengamati orang sekitarnya, agar kejadian yang tidak kita inginkan tidak terjadi. Seperti tidak berjalan sendirian di tempat yang sepi dan tidak keluar malam bila tidak terlalu perlu.
Pelecehan ini juga dapat terjadi di lingkungan keluarga sendiri.
Terutama kepada anak-anak yang tidak berdaya. Kejadian seperti ini berawal dari kurangnya kewaspadaan para orangtua terhadap beberapa kemungkinan yang dapat terjadi dari orang sekitarnya, bahkan dapat terjadi pula dari orang yang sangat dipercaya untuk menjaga buah hatinya.
2.6. Kecemasan
2.6.1. Definisi Kecamasan
Kecemasan merupakan bentuk emosional individu dari keadaan psikologis, atau kecemasan yang terkait dengan ketegangan, ketakutan, atau perasaan bahwa sesuatu yang buruk terancam di masa depan.
Ketakutan adalah emosi yang tidak menyenangkan, dengan gejala yang dapat dirasakan pada berbagai tingkatan, seperti kecemasan, ketakutan, dan kegelisahan (Atkinson & Hilgard, 2012). Ketakutan adalah kondisi yang efektif dan tidak mengenakan, dimana keadaan fisik kita yang menunjukan gerak-gerik yang memperingatkan tanda-tanda bahaya akan dating(Freud, 1936). Ketakutan sering dianggap sebagai bagian penting dari dinamika kepribadian, sebagai titik konflik yang merupakan bagian tak terelakkan dari kehidupan.
Pada dasarnya, rasa takut adalah hal yang lumrah yang bisa dialami siapa saja. Ketakutansudah menjadi bagian dari hidup kita yang bisa terjadi dan dialami seseorang kapan saja. Cemas merupakan perasaan takut atau berkurangnya kepercayaan diri yang umum, yang asal dan bentuknya tidak jelas (Wiramiharja, 2005).
19 Kecemasan merupakan apa yang terjadi pada semua orang di dibeberapa bagian dalam hidup seseorang. Kecemasan adalah perasaan yang bisa dibilang sangat normal yang dirasakan pada seseorang saat berada dalan keadaan yang menegangkan. Kecemasan dapat bermanifestasi sendiri atau dalam kombinasi dengan tanda-tanda lain dari beragam gangguan emosional (Safitri, 2003).
2.6.2. Jenis-jenis Kecemasan
Ketakutan merupakan perubahan perasaan atau suasana hati yang tidak mengenakan, perasaan ini umumnya terjadi alami dari hati diri seseorang tanpa adanya rangsangan atau hasutan dari orang lain. Mustamir Pedak (2009:30) membagi ketakutan menjadi tiga jenis ketakutan.
a) Rasa Takut Rasional
Ini adalah rasa takut terhadap objek yang benar-benar mengancam, seperti menanti hasil tes covid atau hasil ujian. Rasa takut ini dianggap normal karena rasa ini merupakan bagian dari mekanisme pertahanan dasar.
b) Kecemasan Irrasional
Kecemasan tidak wajar, yaitu mengalami perasaan tersebut dalam situasi tertentu yang biasanya tidak dianggap mengancam.
c) Basic Fear
Basic Fear adalah rasa bertanya-tanya dalam diri seseorang tentang bagaimana dirinya, bagaimana kelanjutan hidupnya di masa depan.
Kengerian ini, yang dikenal sebagai horor eksistensial, memainkan peran mendasar dalam kehidupan manusia.
2.6.3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan
Kemasan sering berkembang pada jangak saat yag lama dan sangat tergantung pada pengalaman hidup seseorang secara keseluruhan.
Peristiwa serta situasi tertentu dapat meningkatkan kecepatan timbulnya agresi kecemasan. Terdpat beberapa faktor yang menimbulkan kecemasan (Safitri, 2003).
a) Lingkungan
20 Lingkungan dan lingkungan rumah mempengaruhi cara orang berpikir seseorang ataupun orang-orang disekitarnya. Salah satu penyebabnya bisa terjadi karena adanya kenangan yang tidak menyenangkan bagi diri seseorang tersebut dengan keluarga, teman, atau rekan kerja.
b) Tekanan Emosi
Ketakutan akan terjadi ketika seseorang dalam hubungan pribadi ini tidak dapat menemukan jalan keluar dari emosinya, terutama jika mereka telah lama menekan perasaan marah atau frustrasinya.
c) Penyebab Fisik
Kondisi fisik ataupun pikiran seseorang sangat dapat menimbulkan kecemasan. Hal ini dapat dilihat ketika seseorang dalam masa kehamilan, saat remaja, pemulihan dari penyakit, juga yang lainnya.
Ketidak teraturan suasana hati sering terjadi pada kondisi ini dan dapat menyebabkan kecemasan.
2.6.4. Gangguan Kecemasan
Gangguan yang ditandai dengan ketakutan yang tidak realistis, irasional, dan cara pengungkapannya tidak bisa dengan intens tersebut adalah definisi dari gangguan kecemasan. Fitri dan Julianty Widuri (2007:77) menyebutkan ada 4 kategori gangguan kecemasan:
a) Fobia Spesifik
Merupakan perasaan takut atau cemas yang hadir tanpa kita inginkan karena adanya rasa antisipasi kepada sesuatu ataupun yang spesifik.
b) Fobia Sosial
Fobia sosial yaitu kecemasan yang aneh dan bertahan lama, kecemasan seperti ini biasanya ada hubungannya dengan kedatangan sesorang yang pernah mempunyai kenangan buruk dengan dia.
c) Gangguan Panik
Gangguan ini memiliki ciri yang mana adanya serangan panik yang terjadi secara tiba-tiba tanpa diduga. Gangguan panik antara lain yaitu nafas menjadi sesak, jantung berdebar sangat kencang, perut yang tidak enak, dada menjadi sesak, keringat dingin, dan badan gemetar. Ketika
21 seseorang merasa setiap serangan panik merupakan pertanda datangnya kematian atau kecacatan itu yang harus selalu di waspadai dan diantisipasi.
d) Gangguan Kecemasan Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) Gangguan Kecemasan Menyeluruh ini merupakan rasa khawatir ataupun cemas yang belebihan juga bersifat pervasive. Gangguan seperti ini dapat berpengaruh pada cara seseorang dalam bersosial atau pekerjaan penderita, pun dapat menyebabkan stress. (Fitri Fauziah &
Julianty Widuri, 2007) 2.6.5. Tingkat Kecemasan
Kecemasan tidak hanya memiliki sisi negatif tetapi juga memiliki nilai positif, yaitu jika intensitasnya tidak terlalu besar, karena kecemasan dengan intensitas yang rendah dapat menjadi motivator tersendiri. Selama ini, kecemasan adalah suatu hal yang bisa dibilang negatif, karena bisa menyebabkan gangguan pada tubuh maupun psikologis pada seseorang (Sukmadinata, 2003). Menurut Peplau dari Suliswati, tingkat kecemasan dibagi menjadi empat, yaitu:
a) Cemasan ringan, yaitu perasaan cemas yang membuat seseorang stres di siang hari. Dia selalu berhati-hati dan memberikan gambaran yang komprehensif, peka terhadap indra. Atau bisa dibilang, adanya motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk belajar hal apapun dan dapat menuntaskan dengan baik.
b) Cemas sedang, seseorang memusatkan perhatian pada pikiran yang menjadi pusat perhatiannya, sedangkan yang terakhir akan menyempit dalam menghasilkan suatu pandangan, namun pada tingkatan cemas sedang ini, orang yang merasa cemas ini masih bisa mendengarkan dan mengikuti arahan yang diberikan.
c) Cemasan parah, ketika seseorang mengalami cemas parah sini, citra kognitifnya akan sangat menyempit. Dikarenakan pusat perhatiannya pada sesuatu yang kecil saja namun tidak bisa tidak bisa memikirkan hal lain. Tahap dalam perilaku keseluruhan orang ini ditujukan untuk
22 mengurangi kecemasan, membutuhkan banyak perintah dan arahan untuk membuat orang tersebut tetap fokus di tempat lain.
d) Derajat kepanikan, seseorang kehilangan kendali atas dirinya yang mana perhatiannya pada seseuatu yang mendetail telah hilang. Karena sekarang kamu kehilangan kendali atas dirimu sendiri, tidak bisa melakukan apa-apa bahkan dengan perintah. Selain itu, aktifitas motoric menigakt pesat pada tahap ini, mulai sangat berkurangnya rasa ingin berinteraksi dengan seseorang, distorsi pemikiran yang masuk akal dan pandangan yang baik mulai menghilang sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
2.7. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian terdahulu yang pertama adalah penelitian Ria Umala Idayanti yang berjudul “Pengaruh Terpaan Tayangan Cekal Di iNews Lampung Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Lampung Utara”. Hasil penelitian menunjukkan bahwaada hubungan yang signifikan tentang pengaruh terpaan tayangan Cekal di iNews terhadap tingkat kecemasan masyarakat Lampung Utara dengan nilai signifikansi sebesar 0,049 < 0,05 yang berdasarkan hasil uji berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai 0,039 atau 3,9%. Namun pada penelitian saya dan penelitian Ria Umala terdapat perbedaan yaitu Pada penelitian saya adalah memfokuskan pemeberitaan Pelecehan Seksual di Perguruan Tinggi Pada Kompas.com Terhadap Tingkat Kecemasan yang mana objek penelitiannya kepada mahasiswi dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2018, dan hasil dari Angkatan 2018, dan hasil dari penelitian tersebut akan di dibuat perbandingan seberapa besar perbedaan pengaruhnya. Sedangkan persamaan dalam penelitian kami terletak pada sama-sama meneliti pengaruh terpaan pemberitaan terhadapt kecemasan, juga terdapat persamaan sub bab pada bab 2 yaitu penjelasan terpaan media dan kecemasan. Kontribusi yang saya berikan adalah saya memberikan penjelasan tentang jurnalisme online yang mendeskripsikan proses pembuatan berita sampai berita tersebut di sajikan.
2. Penelitian terdahulu yang kedua adalah penelitian Ruslan Abdul Gani
"Pengaruh Pemberitaan Pelecehan Seksual di Media Online Terhadap
23 Tingkat Kecemasan Siswa-Siswi Kecemasan Siswa-Siswi (Survei pada Murid SMAN 88 Jakarta)". Hasil yang terdapat pada penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi variabel X dengan variabel Y sebesar 0,622.
Pengaruh pemberitaan pelecehan seksual di media online diukur berdasarkan dimensi penting, besaran, kebaruan, kedekatan, ketermukaan, dan sentuhan, terhadap tingkat kewaspadaan yang diukur berdasarkan indikator antisipasi, posesif, dan selektif dengan menggunakan. Sedangkan perbedaan penelitian ini denganpenelitian saya adalah pada penelitian saya adalah memfokuskan pemeberitaan Pelecehan Seksual Perguruan Tinggi di portal berita Kompas.com Terhadap Tingkat Kecemasan yang mana objek penelitiannya kepada mahasiswi dan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2018, dan hasil dari penelitian tersebut akan di dibuat perbandingan seberapa besar perbedaan pengaruhnya. Namun persamaannya dengan penelitian saya yaitu subjek yang diambil yaitu Pemberitaan Pelecehan Seksual terhadap kecemasan. Persamaan lainnya yaitu pada teori yang diambil yaitu efek komunikasi massa. Terdapat juga kontribusi yang saya berikan yaitu pada penelitian ini memberikan spesifikasi pada satu portal berita online. Jadi tidak luas jangakauannya. Juga mendeskripsikan kekerasan seksual yang terjadi.
2.8. Basis Teoritik
2.8.1. Teori Efek Komunikasi Massa
Efek merupakan balasan berupa tindakan atau yang lainnya pada diri seseorang akbat dari adanya pesan-pesan yang diterima oleh seseorang tersebut dai media massa. Variable X dan Y jika dikaitkan dalam teori ini, variabel Xnya yaitu pemberitaan pada media massa, sedangkan variabel Ynya yaitu efek yang dihasilkan dari pemberitaan. Berkaitan dengan efek komunikasi, terdapat teori efek komunikasi massa teori-teori yang berkaitan dengan pengaruh dan persuasi media, dan teori-teori yang berkaitan dengan penggunaan media (Littlejohn & Foss, 2009). Pengaruh
24 atau efek tersebut dibagi menjadi tiga yaitu efek kognitif, afektif, behavioural (Wiryanto, 2000):
A. Efek kognitif ini adalah hasil dari kepribadian komunikator yang menguntungkan. Pada efek ini khalayak dapat dibantu oleh media massa untuk memahami juga mempelajari berita yang disediakan juga guna membantu meningkatkan kognitif seseorang.
B. Efek emosional ini berkaitan dengan sikap, persetujuan, dan kasih sayang pribadi seseorang. Tingkat efek afektif atau emosional ini terbilang lebih tinggi dari pada efek kognitif. Karena, tujuan media bukan hanya untuk menginformasikan khalayak yang besar, tetapi juga untuk memungkinkan khalayak merasakan bahwa pesan atau informasi yang disampaikan setelah menerima informasi yang diberikan.
C. Dampak perilaku efek ini merupakan kelanjutan dari efek emosional.
Tindakan dan aktivitas tertentu terjadi di dalam diri khalayak setelah khalayak dapat merasakan informasi yang disampaikan.
2.9. Kerangka Teori
Devinisi teori adalah seperangkat pemikiran dengan hubungan sistematis untuk menjelaskan fenomena sosial tertentu. Beliau juga mengatakan bahwa teori melupakan hal penting dan menjadi dasar sebuah penelitian dan mejadi sesuatu yang penting yang sangat harus dipahami oleh peneliti (Agus, Erwan, &
Dyah, 2007). Hal ini dikarenakan peneliti dapat secara sistematis menemukan dan merumuskan masalah-masalah sosial yang diamati dari teori-teori yang ada dan selanjutnya mengembangkannya.
Kerangka teori adalah suatu konsep yang berupa abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka dan acuan, yang pada dasarnya bertujuan untuk menarik kesimpulan tentang dimensi. Dalam hal ini, karena keterkaitan erat antara teori dan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan konstruksi, setiap studi selalu melibatkan pertimbangan teoritis. Kerangka penelitian untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
25 Gambar 2.1. Kerangka Penelitian
2.10. Hipotesis
Hipotesis merupakan perkiraan hasil awal terhadap masalah penelitian yang perlu diuji secara empiris. Hipotesis adalah suatu proposisi yang diterima secara faktual sebagai suatu bentuk kebenaran yang seharusnya ketika suatu fenomena diketahui, dan merupakan dasar kerja dan pedoman dalam pembuktian. Dari masalah utama yang peneliti jelaskan, hipotesisnya adalah:
(H0): Tidak ada pengaruh pemberitaan pelcehan seksual di lingkungan perguruan tinggi pada media online terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2018.
Media Massa Sebagai Sarana Berkomunikasi
Pemberitaan Kasus Pelecehan
Seksual Di Lingkungan
Terpaan Pemberitaan Pelecehan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggu Terhadap Tingkat
Kecemasan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang
Angkatan 2018
Perubahan Sifat Kognitif dan
26 (H1): Terdapat pengaruh pemberitaan pelcehan seksual di lingkungan perguruan tinggi pada media online terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2018.
2.11. Definisi Konseptual
Definisi istilah selalu memberikan penjelasan singkat, jelas, dan jelas tentang istilah yang ada, dengan menggunakan pemahaman peneliti sendiri.
Yang dimaksut dengan istilah ini bisa diartikan sebagai gagasan abstrak atau umum yang muncul dalam pikiran, bahasa, atau pemikiran. Konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh terpaan pemberitaan media massa adalah suatu efek atau feedback yang timbul dikarenakan adanya suatu pemberitaan yang berkaitan atau berita tersebut sangat dekat dengan kita.
b. Pelecehan seksual di lingkungan universitas yang dimaksut adalah segala pemberitaan seksual yang terjadi secatra verbal maupun non-verbal.
c. Portal berita online adalah sebuah media yang digunakan untuk mencari atau menerima berita. Portal berita online yang digunakan pada penelitian ini yaitu Kompas.com.
d. Kecemasan adalah ketegangan psikologis seseorang yang menimbulkan kecemasan pada dirinya sebagai reaksi umum karena tidak mampu mengatasi masalah, takut akan adanya masalah, atau merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri.
2.12. Definisi Oprasional
Definisi operasional dapat disebut metode tertentu dimana tiap variabel pada penelitian ini bisa diukur dalam penelitian teretentu. Maka dari itu, yang dimaksut definisi operasional ialah kumpulan pernyataan yang berisi informasi tentang skala data yang berupa definisi, metode pengukuran, alat ukur, hasil pengukuran, dan pengukuran terhadap variabel yang diteliti. Berdasarkan hal tersebut, definisi operasional mengarah pada penjelasan variabel (diungkapkan dalam definisi istilah) baik secara operasional maupun praktis dan aktual dalam konteks subjek penyelidikan. Variabel dalam hal ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Oleh karena itu, ada variabel yang ditentukan berdasarkan paparan teori yang diidentifikasi sebagai berikut:
27 Tabel 2.1. Matriks Tabel
28 Atensi Tingkat
memperhatik an setiap pemberitaan pelecehan seksual di perguruan tinggi yang di unggah oleh kompas.com Tingkat Kecemasan
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2018. (Y)
Perubahan Kognitif
Tingkat pemahaman isi postingan pemberitaan pelecehan seksual di perguruan tinggi pada media online.
Skala Likert
Angket (Kuision er)
Perubahan Afektif
Tingkat kecemasan (Ringan, Sedang, dan Berat) setelah membaca berita pelecehan seksual di
29 perguruan
tinggi.