• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

58 BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 10 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Jebres Kota Surakarta, antara lain: SDN Sabrang Lor, SDN Purwoprajan 2, SDN Jagalan, SDN Badran, SDN Tugu Jebres, SDN Ngoresan, SDN Kandangsapi, SDN Mijen, SDN Pucangsawit, SDN Mojosongo 1. Pemilihan tempat didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu: (a) mendapat izin dari kepala sekolah; (b) guru mampu diajak dalam berkolaborasi penelitian; (c) mempunyai kurikulum yang sama. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Kegiatan eksperimen ini dilaksanakan pada bulan Maret dengan April 2020. Jadwal kegiatan penelitian tercantum pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1. Jadwal pelaksanaan penelitian

Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 1. Usulan Judul

2. Penyusunan Proposal 3. Seminar Proposal 4. Revisi Proposal 5. Uji Coba Instrumen 6. Pelaksanaan Penelitian 7. Pengolahan Data 8. Penyusunan Laporan 9. Ujian Tesis

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif atau eksperimen.

Sukmadinata (2017) menjelaskan bahwa metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji semua variabel dengan menggunakan instrumen pengukuran yang sudah distandarisasikan serta pengontrolan variabel. Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan quasi experiment atau eksperimen semu. Peneliti menggunakan metode ini karena variabelnya baik variabel bebas atau variabel kontrolnya sulit untuk dikendalikan sebab laboratorium pada penelitian ini berupa kelas.

(2)

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri di Kota Surakarta yang berjumlah 1800 siswa.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified cluster random sampling (sampel kelas acak) atau undian kelas.

Menurut Sukmadinata (2017) stratified cluster random sampling adalah pengambilan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok yang homogen atau berstrata secara acak dari tiap strata tersebut. Penentuan sampel dengan teknik stratified cluster random sampling, yaitu: (1) sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Jebres dikelompokkan ke dalam kelompok tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan peringkat hasil UN tiga tahun terakhir; (2) penentuan sekolah dilakukan dengan undian, diambil 3 sekolah dasar dari kelompok tinggi, empat sekolah dasar dari kelompok sedang, dan 3 sekolah dasar dari kelompok rendah; (3) kelas V di 5 sekolah dasar dijadikan kelompok eksperimen I, sedangkan kelas V di 5 sekolah dasar lainnya dijadikan kelompok eksperimen II.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 292 siswa kelas V yang dikelompokkan menjadi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Penentuan sampel dilakukan untuk mendapatkan sampel yang mencerminkan populasi atau sampel yang paling representatif. Jumlah sampel yang representatif dihitung menggunakan rumus Isaac dan Michael (Sugiyono, 2014) sebagai berikut:

s = χ2. N. P. Q d2 (N − 1) + χ2. P. Q

(3)

Keterangan:

s = Banyak sampel

χ2 = Chi kuadrat yang harganya tergantung derajad kebebasan dan tingkat kesalahan.

N = Banyak populasi P = Peluang benar (0,5) Q = Peluang salah (0,5)

d = Tingkat kesalahan (1%, 5%, atau 10%)

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian pada dasarnya adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standar, dll. pada suatu penelitian (Bungin, 2014). Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam variabel terdapat variasi pada setiap individu satu sama lain. Penelitian ini menggunakan tiga macam variabel meliputi variabel bebas, moderator, dan terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media gambar dan multimedia dalam pembelajaran berbasis masalah atau PBL.

a. Definisi Operasional

Media pembelajaran adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mempermudah proses penyampaian pesan dari guru ke siswa. Penelitian ini menggunakan dua media, yaitu: (a) media gambar adalah representasi dari tampaknya suatu objek pembelajaran berupa orang, tempat, peristiwa, dll.; dan (b) multimedia adalah media pembelajaran yang melibatkan beberapa media (teks, audio, grafik, animasi, video, dan interaksinya) yang berbeda untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia (musik, video, film, game, dll) untuk mencapai tujuan.

b. Indikator

Perlakuan penggunaan media gambar dan multimedia pada pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran berbasis masalah.

(4)

c. Simbol

Penggunaan media pembelajaran diberi simbol A. Penggunaan media gambar diberi simbol A1 sedangkan penggunaan multimedia menggunakan simbol A2.

2. Variabel Moderator

Variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan gaya belajar siswa.

a. Motivasi Belajar

1) Definisi Operasional

Motivasi adalah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh kebutuhan dan ditandai dengan reaksi/tindakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Indikator

Indikator motivasi belajar ialah: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar dengan menggunakan media pembelajaran; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam menggunakan media pembelajaran sebagai sarana belajar; (3) tekun dan ulet menghadapi tugas; (3) dapat mempertahankan pendapat dan tidak mudah melepaskan keyakinan itu; (4) senang memecahkan masalah-masalah soal; (5) adanya harapan dan cita-cita masa depan;

(6) penghargaan dalam belajar; (7) merasa percaya diri dalam belajar.

Data skor motivasi diperoleh dari hasil angket motivasi belajar siswa.

3) Simbol

Variabel moderator motivasi belajar diberi simbol B. Motivasi belajar kategori tinggi diberi simbol B1, sedangkan kategori rendah diberi simbol B2.

4) Skala pengukuran motivasi belajar adalah skala ordinal.

b. Gaya Belajar

1) Definisi Operasional

Gaya belajar adalah cara peserta didik berkonsentrasi, serta menyerap, menampung informasi dan memproses informasi melalui

(5)

penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Data skor gaya belajar diperoleh dari angket gaya belajar.

2) Indikator

Gaya belajar meliputi tiga jenis yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Gaya belajar yang akan diteliti adalah gaya belajar visual dan auditori.

3) Simbol

Variabel moderator gaya belajar diberi simbol C. Gaya belajar jenis visual diberi simbol C1, sedangkan auditori diberi simbol C2. 4) Skala pengukuran gaya belajar adalah skala nominal.

3. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran berbasis masalah.

a. Definisi Operasional

Keterampilan berpikir kritis adalah proses pemikiran yang terbuka, jelas, berdasarkan fakta untuk mengumpulkan, mengkategorikan, menganalisa, dan mengevaluasi informasi disertai dengan bukti dan alasan yang jelas.

b. Indikator

Indikator keterampilan berpikir kritis meliputi interpretasi, analisis, inferensi, evaluasi, penjelasan dan regulasi diri. Data skor keterampilan berpikir kritis diperoleh dari tes keterampilan berpikir kritis siswa.

c. Simbol

Keterampilan berpikir kritis diberi simbol AiBjCk dengan i, j, dan k sebagai bilangan bulat, i= j = k = 1 atau 2.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya (Darmawan, 2013).

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:

(6)

1. Teknik Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010). Pengumpulan data dengan teknik tes digunakan untuk mendapatkan data keterampilan berpikir kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran. Jenis tes yang digunakan berupa tes uraian sesuai dengan materi serta kompetensi dasar yang ditentukan.

2. Teknik Non Tes

Angket, merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden) yang berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden berbentuk pertanyaan terbuka, berstruktur, dan tertutup (Sukmadinata, 2017). Angket digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur motivasi belajar dan gaya belajar siswa. Data angket digunakan untuk membedakan motivasi belajar masing-masing siswa meliputi kategori memiliki motivasi belajar tinggi atau memiliki motivasi belajar rendah. Data gaya belajar juga digunakan untuk mengkategorikan gaya belajar sesuai dengan kecenderungan siswa yaitu gaya belajar visual ataupun auditori.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2014) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan unntuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati dalam suatu penelitian. Berdasarkan variabel yang akan diteliti, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen pelaksanaan pembelajaran dan instrumen pengambilan data.

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Agar proses pembelajaran dapat berjalan maksimal sesuai dengan rencana serta memberikan hasil yang diharapkan, maka perlu adanya instrumen pembelajaran dalam penelitian ini, yang meliputi:

a. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Kurikulum 2013 SD/MI tahun pelajaran 2019/2020.

(7)

b. Media Gambar yang sesuai dengan materi c. Multimedia yang sesuai dengan materi 2. Instrumen Pengambilan Data

Adapun instrumen yang digunakan dalam rangka pengambilan data penelitian, meliputi:

a. Instrumen motivasi belajar berupa angket motivasi belajar. Format pilihan pada angket motivasi belajar terdiri dari sangat tidak setuju/tidak pernah, tidak setuju/sangat jarang, Entahlah/kadang- kadang, setuju/sering, sangat setuju/sangat sering. Skor untuk pernyataan positif 1, 2, 3, 4, 5. Dari data yang diperoleh dijumlahkan untuk membedakan motivasi belajar masing-masing siswa termasuk kategori memiliki motivasi belajar tinggi atau memiliki motivasi belajar rendah.

b. Instrumen gaya belajar berupa angket gaya belajar dari Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singger-Nourie. Data gaya belajar juga diperoleh dari angket gaya belajar dengan memberikan tanda centang pada format pilihan yaitu tidak pernah/tidak, jarang/kadang-kadang, sering dan selalu/ya. Pernyataan gaya belajar positif diberi skor berturut-turut 1, 2, 3 dan 4. Skor secara keseluruhan dijumlahkan kemudian dikategorikan sesuai dengan kecenderungan siswa yaitu gaya belajar visual ataupun auditori, dengan acuan nilai yang lebih tinggi menunjukkan kecenderungan siswa pada gaya belajar tersebut.

c. Instrumen tes keterampilan berpikir kritis berupa tes uraian. Soal pretest terdiri dari 6 soal dengan materi tema 1, sedangkan soal posttest terdiri dari 8 soal dengan materi tema 2.

G. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental karena hasil penelitian ini akan menegaskan perbedaan variabel yang diteliti yaitu media gambar dan multimedia pada proses pembelajaran. Motivasi belajar siswa dibedakan menjadi motivasi belajar tinggi dan rendah, sedangkan gaya belajar siswa dibedakan menjadi gaya

(8)

belajar visual dan auditori, serta penggunaan media pembelajaran dibedakan menjadi media gambar dan multimedia pada pembelajaran berbasis masalah.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain anava tiga jalan dengan faktorial 2x2x2 yang disajikan pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2. Desain faktorial penelitian 2x2x2 Variabel

Media Pembelajaran (A) Media Gambar

(A1)

Multimedia (A2) Motivasi Belajar

(B)

Tinggi (B1) A1 B1 A2 B1

Rendah (B2) A1 B2 A2 B2

Gaya Belajar (C)

Visual (C1) A1 C1 A2 C1

Auditori (C2) A1 C2 A2 C2

Keterangan:

A1 B1 = Pembelajaran yang menggunakan media gambar dengan motivasi belajar tinggi

A1 B2 = Pembelajaran yang menggunakan media gambar dengan motivasi belajar rendah

A2 B1 = Pembelajaran yang menggunakan multimedia dengan motivasi belajar tinggi

A2 B2 = Pembelajaran yang menggunakan multimedia dengan motivasi belajar rendah

A1 C1 = Pembelajaran yang menggunakan media gambar dengan gaya belajar visual

A1 C2 = Pembelajaran yang menggunakan media gambar dengan gaya belajar auditori

A2 C1 = Pembelajaran yang menggunakan multimedia dengan gaya belajar visual

A2 C2 = Pembelajaran yang menggunakan multimedia dengan gaya belajar auditori

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis dan korelasinya terhadap beberapa variabel penelitian harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu.

(9)

1. Uji Validitas

a. Instrumen Angket

Menurut Sugiyono (2014) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan tersebut benar-benar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini, pengujian validitas instrumen tes keterampilan berpikir kritis menggunakan rumus korelasi product moment (rxy) sebagai berikut:

 

2 2 2 2

) ( ) ( ][

) ( ) (

) )(

( ) (

Y Y

n X X

n

Y X XY

rxy n

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antar variabel x dan y n = Jumlah sampel

X = Skor butir soal Y = Skor total soal

∑XY = Jumlah skor soal

Pada penelitian ini, pengujian validitas instrumen angket motivasi belajar dan gaya belajar menggunakan rumus korelasi product moment (rxy).

Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel. Berdasarkan tabel nilai-nilai r product moment Sugiyono (2011), dengan taraf signifikansi 5% dan jumlah siswa (N) 60, maka didapat nilai r tabel sebesar 0,254. Berdasarkan uji validitas angket diperoleh 24 butir pernyataan angket valid, dan 10 butir pernyataan tidak valid. Hasil uji validitas angket motivasi belajar menggunakan SPSS 18 dirangkum pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Butir Angket Motivasi Belajar

Kategori Nomor Butir Pernyataan Jumlah

Valid 1, 3, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 21,

22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 24 Tidak Valid 2, 4, 5, 6, 8, 10, 19, 20, 23, 24 10

Angket gaya belajar terdiri dari 60 butir pernyataan dengan masing- masing jenis gaya belajar 20 butir pernyataan. Hasil uji coba instrumen angket gaya belajar visual diperoleh satu butir pernyataan yang tidak valid

(10)

yaitu butir pernyataan nomor 20. Pada instrumen gaya belajar auditori, butir pernyataan yang tidak valid yaitu butir pernyataan nomor 4 dan 5. Kemudian, pada instrumen gaya belajar kinestetik butir pernyataan yang tidak valid yaitu butir pernyataan nomor nomor 7, 10, 11, dan 12. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti hanya akan menggunakan 16 butir pernyataan pada masing-masing jenis gaya belajar dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penelitian. Hasil uji validitas angket gaya belajar menggunakan SPSS 18 dirangkum pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir Angket Gaya Belajar

Variabel Jumlah Soal Kriteria

Valid Tidak Valid

Gaya Belajar Visual 20 19 1

Gaya Belajar Auditori 20 18 2

Gaya Belajar Kinestetik 20 16 4

b. Instrumen Tes

Uji validitas soal tes keterampilan berpikir kritis terdiri dari 8 soal uraian terbuka/bebas. Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan signifikansi 5% diperoleh seluruh soal tes keterampilan berpikir kritis valid.

Soal dikatakan valid jika r hitung (rxy) lebih besar dari r tabel. Berdasarkan tabel nilai-nilai r product moment Sugiyono (2011), dengan taraf signifikansi 5% dan jumlah siswa (N) 50, maka didapat nilai r tabel sebesar 0,279. Hasil uji validitas menggunakan SPSS 18 dirangkum pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes

Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8

r hitung (rxy) 0,521 0,639 0,780 0,648 0,638 0,559 0,620 0,726 Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Selain diuji tingkat kevalidannya, instrumen tes juga diuji tingkat kesukaran tiap soal serta daya pembeda soal. Menurut Arifin (2017) perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Soal hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

(11)

mudah, tetapi seimbang atau proposional. Menghitung tingkat kesukaran soal uraian menggunakan rumus:

Tingkat Kesukaran = Rata − rata

Skor maksimum tiap soal

Setelah menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus di atas, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria menurut Arifin (2017) yaitu rentang 0 - 0,30 berarti tingkat kesukaran soal sukar, 0,31 - 0,7 berarti tingkat kesukaran soal sedang, serta 0,71 - 0,10 berarti tingkat kesukaran soal mudah. Hasil uji tingkat kesukaran dari 8 soal tes uraian bebas diperoleh 1 soal dengan kategori sukar, 6 butir soal dengan kategori sedang, serta 1 soal dengan kategori mudah. Hasil uji tingkat kesukaran soal tes keterampilan berpikir kritis yang telah dilakukan terangkum dalam tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes

Kategori Nomor Soal Jumlah

Sukar 3 1

Sedang 1, 2, 4, 5, 6, 8 6

Mudah 7 1

Daya pembeda soal adalah keterampilan soal untuk membedakan siswa yang memiliki keterampilan tinggi dengan siswa yang memiliki keterampilan rendah (Arikunto, 2010). Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal bentuk uraian yaitu:

D = ∑KA − ∑KB skor maksimum Keterangan:

D = Daya pembeda

∑KA = Rata-rata kelompok atas

∑KB = Rata-rata kelompok bawah

Setelah menghitung daya pembeda soal dengan rumus di atas, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan daya pembeda dengan kriteria seperti berikut:

(12)

Tabel 3.7 Kriteria daya pembeda

Besarnya Nilai Interpretasi

> 0,40 Sangat baik

0,30 - 0,39 Baik

0,20 - 0,29 Cukup, soal perlu perbaikan

< 0,19 Kurang baik, soal harus dibuang Sumber : Arifin (2017)

Hasil uji daya pembeda dari 8 soal tes uraian bebas diperoleh 4 soal dengan kategori sangat baik, 3 butir soal dengan kategori baik, serta 1 soal dengan kategori cukup. Hasil uji daya pembeda soal tes keterampilan berpikir kritis yang telah dilakukan terangkum dalam tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Tes

Kategori Nomor Soal Jumlah

Sangat Baik 4, 5, 6, 8 4

Baik 1, 2, 7 3

Cukup 3 1

Kurang - -

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keterpercayaan, keajegan, ketetapan hasil pengukuran. Instrumen yang reliabel akan memperoleh hasil yang sama walaupun berkali-kali digunakan (Sukmadinata, 2017). Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen tes keterampilan berpikir kritis menggunakan rumus alpha conbrach (rxy) sebagai berikut:

r11 =





 





2 2

1 1 t

b

k k

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2 = Jumlah variansi skor butir soal ke-i i = 1, 2, 3, 4, …

2

t = Variansi total

(13)

Setelah dianalisis menggunakan rumus di atas, untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen digunakan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.9 Koefisien korelasi

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,91 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,71 sampai dengan 0,90 Tinggi Antara 0,41 sampai dengan 0,70 Cukup Antara 0,21 sampai dengan 0,40 Rendah

≤ 0,20 Sangat Rendah

Sumber : Arikunto (2010)

Adapun pengujian reliabilitas instrumen angket menggunakan rumus alpha conbrach (rxy). Hal ini dikarenakan alpha conbrach dapat digunakan untuk mencari reliabilitas pada instrumen yang skornya bukan 0 dan 1. Instrumen dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan atau reliabilitas sebesar 0,7 atau lebih. Dengan demikian, apabila koefisien keandalan atau reabilitas lebih kecil dari 0,7, maka dinyatakan tidak reliabel dan sebaliknya apabila sama atau lebih besar dari 0,7 berarti reliabel. Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 18 dirangkum pada tabel berikut.

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Butir Angket Motivasi Belajar

Variabel Jumlah Pernyataan Koefisien Kriteria Motivasi Belajar 24 0,735 Reliabilitas Tinggi Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Butir Angket Gaya Belajar

Variabel Jumlah Pernyataan Koefisien Kriteria

Visual 15 0,709 Reliabilitas Tinggi

Auditori 15 0,707 Reliabilitas Tinggi

Kinestetik 15 0,741 Reliabilitas Tinggi

Hasil uji reliabilitas keseluruhan butir tes sebesar 0,765, secara lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Tes

Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8

Koefisien 0,767 0,733 0,729 0,737 0,736 0,761 0,736 0,717 Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

(14)

I. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam analisis data penelitian ini mencakup analisis data secara deksriptif, uji prasyarat, dan analisis secara inferensial.

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas, homogenitas, dan keseimbangan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah varibel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Test dengan prosedur sebagai berikut:

1) Hipotesis: Ho = data berdistribusi normal H1 = data tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikansi, α = 0,05

3) Keputusan uji : Ho diterima jika hasil signifikansi ≥ α H1 ditolak jika hasil signifikansi < α b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan pengujian asumsi dengan tujuan untuk membuktikan data yang dianalisis berasal dari populasi yang mempunyai variansi sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Barlett dengan prosedur sebagai berikut:

1) Hipotesis: Ho = variansi populasi homogen H1 = variansi populasi tidak homogen 2) Taraf signifikansi, α = 0, 05

3) Keputusan uji : Ho diterima jika hasil signifikansi ≥ α H1 ditolak jika hasil signifikansi < α c. Uji Keseimbangan

(15)

Uji keseimbangan ini dilakukan untuk mengetahui keterampilan sampel penelitian memiliki keterampilan berpikir kritis yang sama sebelum dikenai perlakuan. Uji keseimbangan ini dilakukan dengan analisis varian satu jalan dengan sel tak sama. Berikut prosedur atau langkah-langkah uji keseimbangan dengan analisis variansi satu jalan sel tak sama (Budiyono, 2017).

1) Hipotesis

Ho : µ1 = µ2 (kelompok eksperimen I dan II memiliki keterampilan yang sama)

H1 : µ1 ≠ µ2 (kelompok eksperimen I dan II memiliki keterampilan yang tidak sama)

2) Taraf signifikansi, α = 0, 05 3) Statistik uji yang digunakan

𝑡𝑜𝑏𝑠 = (X 1X2) − 𝑑0 𝑠𝑝√1

𝑛1+ 1 𝑛2

~𝑡(𝑛1+ 𝑛2− 2)

4) Daerah kritis

DK = { t | t < tα:2;(n1+n2-2) atau t > tα:2;(n1+n2-2)} 5) Keputusan Uji

Ho ditolak jika F tidak masuk daerah DK.

6) Kesimpulan

a) Populasi memiliki keterampilan yang sama atau seimbang jika Ho

diterima.

b) Populasi memiliki keterampilan yang tidak sama jika Ho ditolak.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengolah data dengan tujuan akhir dapat menarik suatu keputusan dari data tersebut. Apabila uji prasyarat analisis diterima, maka statistika uji yang digunakan menggunakan uji parametrik, sedangkan apabila uji prasyarat analisis tidak terpenuhi, maka dilakukan uji statistik non parametrik. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan rumus Anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x2 x2. Tujuan

(16)

dari analisis ini adalah untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis 1) Hipotesis Null (Ho)

HoA : Tidak ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap keterampilan berpikir kritis.

HoB : Tidak ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap keterampilan berpikir kritis.

HoC : Tidak ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap keterampilan berpikir kritis.

HoAB : Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap keterampilan berpikir kritis.

HoAC : Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar terhadap keterampilan berpikir kritis.

HoBC : Tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan gaya belajar siswa terhadap keterampilan berpikir kritis.

HoABC : Tidak ada interaksi antara media pembelajaran, motivasi belajar dengan gaya belajar siswa terhadap keterampilan berpikir kritis.

2) Hipotesis Alternatif (H1)

H1A : Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap keterampilan berpikir kritis.

H1B : Ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap keterampilan berpikir kritis.

H1C : Ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap keterampilan berpikir kritis.

H1AB : Ada interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap keterampilan berpikir kritis.

H1AC : Ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar terhadap keterampilan berpikir kritis.

(17)

H1BC : Ada interaksi antara motivasi belajar dengan gaya belajar siswa terhadap keterampilan berpikir kritis.

H1ABC : Ada interaksi antara media pembelajaran, motivasi belajar dengan gaya belajar siswa terhadap keterampilan berpikir kritis.

b. Menetapkan statistik uji

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi tiga jalan dengan SPSS.

c. Menentukan taraf signifikansi

Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji hipotesis ini, taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 0,05 atau 5%.

d. Menentukan keputusan uji

Keputusan uji hipotesis ditentukan dengan kriteria: jika p-value <

0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak.

e. Membandingkan Rerata pada Hipotesis dengan Ho ditolak

Tindak lanjut pengolahan data yang menujukkan bahwa Ho ditolak dengan membandingkan rerata variabel pada hipotesis dengan Ho yang ditolak.. Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang efek lanjutan berupa pengaruh variabel pada desain faktorial terhadap keterampilan berpikir kritis.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kadmium serta gambaran histopatologi organ jantung dan ginjal sapi bali yang dipotong di tempat

Uzimajući u obzir sve aktivne korisnike, odnosno one koji internetu pristupaju i putem pametnih telefona i podatkovnih kartica, gustoća usluge širokopojasnog pristupa

Hasil yang di dapat dalam Analisis Regresi Linier Berganda dengan pengujian secara simultan diketahui FHiutng mendapatkan hasil yang signifikan dan dapat disimpulkan variabel

Proses pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah (untuk pelaksanaan Kurikulum 2013) diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014

Mengetahui gen yang terlibat dalam biosintesis senyawa bioaktif akan memungkinkan ekspresi mereka dalam organisme pembawa yang sesuai dan produksi

The design computations require the definition of a cho- sen 3D space (in our case 7x10x6 meter), the number of available beacons, possible user tag locations and a

4 : siswa mengajukan pertanyaan/ menjawab pertanyaan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu 3 : siswa mengajukan pertanyaan/ menjawab pertanyaan ditunjuk oleh guru 2 :

1) Diperlukan pengolahan pendahuluan untuk menurunkan kadar Fluor pada limbah. Kehadiran ion ini pada kadar yang tinggi dapat menyebabkan penurunan removal amonium