• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Sekolah

SMK Saraswati merupakan salah satu Sekolahan Swasta Favorit di salatiga. SMK yang memiliki luas 5,673 M2 ini telah berdiri sejak tahun 1969 di bawah Yayasan Pembina Rehabilitasi Pembangunan Masyarakat (Premas). Pada mulanya SMK ini berdiri di Jl. Sukowati Salatiga namun pada tahun 1990 pindah di Jl. Hasanudin No. 738 Kota Salatiga, Mangunsari, Kec Sidomukti, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah hingga saat ini. Saat ini SMK Saraswati memiliki 6 Kompetensi keahlian antara lain: Teknik Otomotof, Teknik Permesinan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Installasi Tenaga Listrik, Teknik Otomasi Industri dan Multimedia.

Sekolahan ini memiliki 65 tenaga pendidik dengan 42 GTY (Guru Tetap Yayasan) dan 20 tenaga pendidik Honorer, dan 2 Pegawai Negeri Sipil. Di tahun ajaran 2019/2020 SMK Saraswati memiliki 1.001 peserta didik dengan 953 laki- laki dan 48 perempuan.

Visi SMK Saraswati Salatiga adalah menjadi lembaga Pendidikan yang terkemuka. Kemudian Misi SMK Saraswati Salatiga adalah menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan secara profesional untuk menghasilkan tamatan yang cerdas, terampil dan kompetitif. Menyelenggarakan pelayanan kepada tamatan untuk disalurkan kerja di industri melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Saraswati Salatiga.

4.2 Hasil penelitian

4.2.1 Evaluasi Konteks Program Paktik Kerja Industri

Konteks program Praktek Kerja Industri membahasa mengenai dasar-dasar pelaksanaan program tersebut, antara lain mengenai hukum yang mendasari program tersebut, tujuan.

Praktek kerja industri merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam penyelenggaraanya menggunakan dasar yang kuat. Berdsarakan studi dokumentasi pada

(2)

materi pembekalan pelaksanaan prakerin di SMK Saraswati Salatiga menggunakan dasar sebagai berikut: 1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tengang Sistem Pendidikan Nasional; 2) Peraturan Pemerintah No.

66 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan; 3) Peraturan Pemerintah RI No. 66 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 4) Peraturan RI No. 41 Tahun 2015 Tenang Pembanguan Sumber Daya Industri; 5) Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia(KKNI); 6) Inpres No. 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Dalam melaksanakan program prakerin memiliki tujuan yang sangat penting bagi kelangsungan pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan SMK yaitu mempersiapkan peserta didik untuk siap kerja. Tujuan SMK lainya dijabarkan lebih mendasar pada Visi dan Misi sekolah. Visi dan Misi sekolah tersebut akan dirincikan lagi ke dalam rumusan kompetensi lulusan pada kompetensi keahlian masing-masing.

Berkaitan dengan Visi dan Misi berikut penjabaran kepala SMK Saraswati Salatiga:

“Untuk merumuskan visi dan misi sekolah diambil dari rumusan kompetensi lulusan, yang menjadi bagian dari rencana strategis kurikulum, selanjutnya selebihnya dirincikan dalam rencana kerja sekolah, dari rencana kerja kemudian rincikan lagi pada RKAS dengan melihat tingkat prioritasnya”.

Senada dengan penjelasan dari wakil kurikulum sebagai berikut:

“visi dan misi SMK disesuaikan dengan tujuan pendidikan kejuruan. Kemudian Visi dan Misi tersebut digunakan untuk

(3)

merumuskan kompetensi keahlian. Setelah itu ketua jurusan akan membuat RKAS dari rumusan kompetensi tersebut”.

Tujuan program prakerin di SMK Saraswati Salatiga adalah meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai pada kompetensi keahliannya. selain itu adalah untuk mengenalkan peserta didik pada lingkungan kerja yang sesungguhnya. Hal tersebut senada dengan ungkapan kepala sekolah:

“yang menjadi tujuan prakerin adalah untuk meningkatkan kompetensi keahlian peseta didik, mental, sikap, tanggung jawab etika dalam bekerja. Sehingga dari kegiatan tersebut siswa akan merasakan betul bagaimana situasi kerja nantinya”.

Kemudian keterangan dari wakil kurikulum:

“Tujuan kegiatan prakeirn antara lain:1) memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, 2) menanamkan etika kerja, 3) membiarkan peserta didik merasakan budaya berkerja yang sesungguhnya dan 4) mengimplementasikan pengalaman yang didapat di sekolah ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya”.

Dari penjelasasn kedua narasumber dan literasi yang dilakukan pada materi pembekalan tujuan prakerin SMK Saraswati Salatiga adalah: 1) memberikan pengalaman kerja secara langsung kepada peserta didik agar meningkatkan mutu proses belajar dan hasil kerja; 2) menumuh kembangkan etos kerja bagi peserta didik agar siap memasuki dunia kerja;

3) memberi kesempatan peserta didik agar mendapatkan pengalam kerja yang sesuai dengan kompetensi keahliannya; 4) sebagai media akualisasi diri dari program pembelajaran yang didapat di sekolah.

(4)

Dari aspek Konteks Program Prakerin DI SMK Saraswati Salatiga menggunakan Dasar Hukum yang kuat antara lain: UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan, PP No 66 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, PP RI No.41 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Sumber Daya Industri, Perpres No. 8 Tahun 2012 Tentang kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Inpres No. 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Kemudian Tujaun pelaksanaan Prakerin sudah sesuai dengan Visi yaitu menjadi SMK yang terkemuka. Sedangkan Misi SMK Saraswati Salatiga adalah Menyelenggarakan pelayanan Pendidikan dan pelatihan secara Profesional untuk menghasilkan tamatan yang cerdas, terampil dan kompetitif. Sedangkan tujuan Program prakerin di SMK Saraswati Salatiga antra lain: 1) memberikan pengalaman kerja secara langsung kepada peserta didik agar meningkatkan mutu proses belajar dan hasil kerja; 2) menumuh kembangkan etos kerja bagi peserta didik agar siap memasuki dunia kerja; 3) memberi kesempatan peserta didik agar mendapatkan pengalam kerja yang sesuai dengan kompetensi keahliannya;

4) sebagai media akualisasi diri dari program pembelajaran yang didapat di sekolah.

4.2.2 Evaluasi Input Program Paktik Kerja Industri

Evaluasi input prakerin membahas tentang perencanaan, jadwal pelaksanana, mekanisme, sumber daya yang digunakan, tempat pelaksanaan prakerin.

a. Perencanaan Prakerin

Program prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara langsung di industri. Prosesnya sejalan dengan kebutuhan industri dan disesuaikan dengan kompetensi keahlian. Sehingga peserta didik kemampuan peserta didik dapat terasah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

(5)

Pelaksanaan program prakerin melibatkan dua belah pihak antara lain sekolahan dan industri sebagai pasangan. Sekolah dan industri saling bekerja sama membentuk simbiosis yang saling menguntungkan. Program ini akan berjalan lancar apabila pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Pada tahap persiapan SMK Saraswati Salatiga menyusun program dan menentukan waktu pelaksanaan prakerin.

Berkaitan dengan rencan program prakerin berikut penjelasan dari Ketua Panitia Prakerin:

“prakerin merupakan kegiatan tahunan, siswa yang dapat mengikuti progrma prakerin adalah siswa kelas XI pada semester awal. Program ini dilaksanakan dengan keterlibatan DU/DI sebagai mitra sekolahan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. syarat utama DU/DI sebagai tempat prakerin adalah mempunyai kesesuaian kompetensi peserta didik dengan perkejaannya”.

Dalam melaksanakan program prakerin SMK Sarawati DU/DI sebagai mitra dalam mengembangkan komptetensi peserta didik. untuk menentukan DU/DI sebagai tempat prakerin syaratnya adalah memiliki perkejaan yang sesuai dengan kompetensi keahlian peserta didik. Sehingga harapannya tujuan program dapat tercapai.

b. Jadwal Prakerin

Agar tujuan prakerin dapat tercapai dengan baik apa bila pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Persiapan yang dilakukan SMK Saraswati sebelum melaksakan program prakerin adalah membuat susunan program dan menentukan waktu pelaksanaan. Program prakerin dilaksanakan untuk peserta didik kelas XI semester I. Seperti halnya yang dinyatakan oleh ketua panitia Prakerin sebagai berikut:

(6)

“jadwal pelaksanaan prakerin ditentukan oleh sekolahan yaitu pada semester ke-3. Anak yang dapat mengikuti adalah anak yang sudah tuntas pada mata pelajaran selumnya.

Untuk waktu pelaksanaan prakerin pada bulan September hingga Januari”.

Hasil dari dokumentasi pelasanaan program prakerin SMK Saraswati Salatiga menggunakan pola Block Release yaitu selama lima bulan penuh belajar di industri. Program prakerin dilaksanakan oleh peserta didik kelas XI dengan syarat telah tuntas pada mata pelajaran sebelumnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Oktober sampai dengan Februari terhitung Lima bulan. Dalam mengikuti program prakerin waktu belajar siswa hingga libur sepenuhnya menyesuaikan dengan Industri.

c. Mekanisme Pelaksanaan Prakerin

Program prakerin dilaksankan dengan perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam melaksanakan prakerin harus dilakukan sesuai tahapan-tahapan yang dibuat sebelumnya. Hal tersetu sesuai degan pernyataan ketua panitia prakerin:

“langkah pertama dalam pelaksanaan prakerin di mulai dari menentukan jadwal pelaksanaan oleh sekolah, kedua dilakukan pendataan industri sebagai tempat peserta didik melakukan prakerin. Ketiga penyerahan peserta didik ke Industri yang dilakukan oleh guru pembimbing. Setelah diserahkan guru pembimbing melakukan monitoring secara berkala, setelah batas waktu habis akan dilakukan penarikan peserta didik dari Industr. Setelah peserta didik di tarik dari tempat industri dilanjutkan dengan menyusunan laporan prakerin untuk diujikan hasil prakerin. Namun dalam sekolahan biasanya menyesuaikan dengan tempat Industri, misalknya pada jawal pelaksanaanya, jika Industri

(7)

menghendaki untuk lebih awal, sekolahan harus menyesuaikan jadwal pelaksanaanya. Kemudian untuk mendapatkan tempat prakerin, jika peserta didik menghendaki tempat yang lebih dekat dengan rumahnya sekolahan juga mengijinkan”.

Hal senada juga diungkapkan guru pembimbing:

“...untuk Industri yang dipakai, sekolah akan mendata industri yang sudah bekerja sama disesuaikan kemampuannya dalam menyerap peserta didik baru sisanya diperkenankan untuk mencari tempat industri sendiri. Jadi sekolahan sebisa mungkin menempatkan peserta didik pada industri yang relevansi kompetensi keahliannya paling tinggi. Kemudian guru pembimbing menyerahkan peserta didik ke Industri, selanjutnya dilakukan monitoring selama sebulan sekali sesuai jadwal yang sudah dibuat. Jika selang waktu habis guru pembimbing akan melakukan penarikan peserta didik, dan dilanjutkan pembuatan laporan”.

Dari penjelasan narasumber kemudian dilakukan klarifikasi pada Panduan Pelaksanaan Program Prakerin. Hasilnya keterangan yang disampaikan sudah sesuai tahapan pelaksanaan prakerin antara lain:

1. Menentukan jadwal pelaksnaan Prakerin 2. Mencari Industri sebagai tempat Prakerin

3. Peserta didik diijinkan menentukan tempat prakerin atas persetujuan dari sekolah

4. Serah terima peserta didik ke Industri 5. Monitoring peserta didik di tempat prakerin 6. Penarikan peserta didik dari industri

7. Membuat laporan prakerin oleh peserta didik

(8)

8. Ujian laporan prakerin oleh peserta didik.

d. Sumber Daya

Dalam upaya keterlaksanaan kegiatan prakerin di SMK Saraswati tentunya melibatkan berbagai pihak, berkaitan dengan hal tersebut ketua panitia prakerin berpendapat:

“secara keseluruhan kegiatan prakerin melibatkan semua Stakeholder. Mulai dari Industri, Sekolah, hingga peserta didik sebagai sasaran dari program prakerin. Secara spesifik program prakerin diikuti oleh kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan, kemudian wakil kurikulu, tim humas, kepala jurusan, guru hingga peserta didik”.

Sependapat dengan keterangan tesebut juga disampaikan Guru Pembimbing:

“sebelum melaksanakan program prakerin peserta didik terlebih dahulu mendapat arahan dan bimbingan dari guru pembimbing maupun panitia prakerin. Kemudian setelah program selesai peserta didik akan ditaruk ke sekolahan dan membuat laporan kegiatan prakerin yang dilaksanakan diindustri”.

Berdasarkan keterangan dari ketua Prakerin dan juga guru pembimbing prakerin dan juga studi dokumentasi dengan Surat Keputusan kepala sekolah bahwa yang terlibat dalam kegiatan prakerin di SMK Saraswati antara lain Kepala SMK, Panitia Prakerin, Kesiswaan, Kurikulum, Guru Pembimbing, Guru Produktif, Industri, dan juga Peserta didik.

(9)

Prosedur penempatan peserta didik ke Industri, ketua Panitia Prakerin menjelaskan:

“prinsipnya peserta didik akan mencari tempat prakerin untuk mereka sendiri berbekal surat pengajuan dari sekolah.

Isinya kurang lebih penilaian DU/DI apakah perkejaanya sudah sesuai dengan kompetensi keahlian peserta didik.

Selain itu ada jalur dimana sekolah akan menempatkan peserta didik ke DU/DI mitra dari mitra sekolah. Kemudian bagi siswa yang sudah mencari tempat prakerin tetap tidak mendapatkan tempat prakerin akan sekolahan akan tetap membantu dalam mencari tempat prakerin tersebut”.

Keterangan dari guru pembimbing prakerin:

“Siswa mencari sendiri tempat untuk mereka melakukan prakerin. Ada pula yang tidak mendapat dicarikan oleh sekolah”.

Keterangan dari peserta didik:

“saya cari sendiri tempat prakerin, agar tidak terlalu jauh dari rumah saya. Namun ada teman saya yang dicarikan oleh sekolah”.

Dari keterangan ketua panitia Prakerin, guru pembimbing dan juga Pesera Didik maka dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan tempat prakeirn ada dua tahapan. Pertama adalah ditentukan oleh sekolah. Keuda peserta didik mencari tempat prakerin sendiri dengan syarat persertujuan oleh sekolah.

(10)

Selanjutnya dalam mempersiapkan peserta didik pada kegiatan Prakerin diberikan pembekalan bagi Peserta Didik dan juga Guru Pembimbing. Seperti keterangan dari ketua Panitia Prakerin:

“sebelum prakerin dilaksanakan dilaksanakan pembekalan bagi peserta didik dan juga guru pembimbing. Materi yang diberikan kepada peserta didik antara lain cara pengisian jurnal, cara penulisan dan penyusunan laporan, keselamatan kerja, budaya kerja dan juga sikap di lingkungan kerja.

Kemudian materi yang diberikan oleh guru pembimbing adalah tentang penyerahan peserta didik, monitoring, monitoring, dan juga cara berkomunikasi dengan Industri”.

Keterangan dari guru pembimbing:

“Materi pembekalan berisi tentang waktu penyerahan, monitoring, laporan prakerin dan juga pembagian siswa yang akan dibimbing”.

Tujuan dari pembekalan peserta didik adalah untuk memberikan persiapan mental dan juga fisik agar siap dalam menghadapi situasi kerja di Industri. Dengan adanya pembekalan diharapkan peserta didik mendapat bayangan lingkungan kerja. Adapun bimbingan yang diberikan kepada guru pembimbing mempunyai tujuan yaitu supaya guru tau siapa yang akan dibimbing sekaligus jadwal pelaksanaan prakerin.

Anggaran Program Prakerin diambil dari subsidi silang antara BOS dan SPP. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan ketua Panitia Prakerin:

“..Untuk masalah biaya kegiatan prakerin diperoleh dari BOS dan dari sekolah. Kemudian dana tersebut digunakan

(11)

untuk administrasi, biaya transportasi penyerahan, monitoring, penarikan, ujian dan lain halnya”.

Hal tersebut sesuai dengan keterangan kepala SMK:

“dana kami ambilkan dari BOS dan juga dari SPP, sehingga kedanya saling mengisi agar program dapat berjalan dengan baik. Kemudian dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan program prakerin, seperti penyerahan, monitoring dan lain sebabainya. Untuk besarannya sesuai dengan rencana anggaran kegiatan”.

Hasil dari keterangan tersebut maka disimpulkan bahwa pendanaan program Prakerin diambil dari dua sumber yang pertama dari dana BOS dan juga dari sekolah.

e. Tempat Prakerin

Program prakerin dilakukan sepenuhnya di Industri. sehingga peserta didik akan sepenuhnya belajar di sana. Oleh karenanya sekolahan harus selektif dalam menentukan tempat prakerin bagi peserta didik. Mengenai kriteria Industri yang dapat dipakai sebagai tempat Prakerin, menurut Ketua Panitia Prakerin:

“Yang paling utama dalam menentukan tempat Prakerin adalah dari sekolahan, sekolahan akan membuat kerja sama dengan industri. Selain itu alternarif lain yang dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan tempat Prakeirn adalah dengan mencari sendiri, namun dengan persetujuan dari sekolahan, industri yang menjadi tempat prakerin setidaknya memiliki minimal 5 kariawan, pekerjaan yang cukup banyak dan yang paling penting adalah relevansi yang tinggi dengan kompetensi keahlian peserta didik”.

(12)

Pernyataan guru pembimbing:

“Industri yang digunakan sebagai tempat prakerin dipilh dengan berbagai pertimbangan antara lain, jarak dengan tempat tinggal, bidang usaha dan relevansi kompetensi keahlian peserta didik”.

Berdasarkan wawancara dari narasumber diperoleh keterangan bahwa untuk menentukan tempat Industri sebagai tempat prakerin adalah:

jumlah kariawan, pekerjaan yang cukup untuk peserta didik dan relevansi dengan kompetensi keahlian peserta didik, dengan pertimbangan geografis tempat prakerin.

Kesimpulan dari aspek input prakerin bahwa prakeirn dilaksanakan dengan melibatkan Industri sebagai mitra sekolah, dalam pelaksanaanya pada semester 1 kelas II yaitu pada bulan September sampa dengan Januari. SMK Saraswati Salatiga menggunakan model Block Release dalam pelaksanaanya yaitu selama kurun waktu tertentu peserta didik belajar diindustri. Mekanisme yang digunakan adalah; 1) Menentukan jadwal pelaksnaan Prakerin; 2) Mencari Industri sebagai tempat Prakerin;

3) Peserta didik diijinkan menentukan tempat prakerin atas persetujuan dari sekolah; 4) Serah terima peserta didik ke Industri; 5) Monitoring peserta didik di tempat prakerin; 6) Penarikan peserta didik dari industri;

7) Membuat laporan prakerin oleh peserta didik; 8) Ujian laporan prakerin oleh peserta didik. Kemudian besaran anggaran disesuaikan dengan RKAS yang telah dibuat sebelumnya. Anggaran yang diajukan akan digunakan untuk membiayai kebutuhan prakerin, seperti pembekalan, penyerahan, monitoring, penarikan dan kebutuhan administrasi lainya. Terakhir dalam menentukan tempat prakerin Sekolahan akan membuat pertimbangan antara lain jumlah kariawan, pekerjaan yang cukup untuk peserta didik dan

(13)

relevansi dengan kompetensi keahlian peserta didik, dengan pertimbangan geografis tempat prakerin.

4.2.3 Evaluasi Proses Program Paktik Kerja Industri

Pada bagian Proses Prakerin membahas tentang waktu pelaksaan prakerin, indentifikasi pelaksanaan prakerin melalui kesiapan Panitia Prakerin dan juga Industri. Selanjutnya adalah strategi dalam pengawasan atau monitoring program Prakerin. Terakhir adalah masalah-masalah yang terjadi sekaligus cara menanggulanginya.

Prakerin dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya. Dalam menentukan waktu melihat beberapa faktor seperti kesiapan peserta didik. Sesuai dengan hal tersebut dijelaskan oleh ketua Panitia Prakerin menjelaskan:

“prakerin dilaksanakan saat peserta didik masuk pada semester III atau kelas XI. hal tersebut dilaksanakan sudah berdasarkan kurikulum”.

Keterangan peserta didik:

“jadwal pelaksanaan prakerin kami pada saat kelas XI semester pertama. Jadi selama satu semester penuh saya belajar di Industri”.

Keterangan dari Guru Pembimbing:

“waktu pelaksanaan prakerin yaitu selama lima bulan terhitung mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari tahun berikutnya”.

(14)

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa jadwal pelaksanaan prakerin yaitu selama lima bulan dimulai dari bulan Oktober sampai dengan Februari.

Dalam pelaksanaan program baik tidaknya kegiatan tersebut dilihat dari persiapannya. Dalam pelaksanaan prakerin di SMK Saraswati Salatiga dapat dikatakan sangat baik. Panitia prakeirn sudah dibentuk sebulan sebelunya sehingga masing-masing bagian sudah mengetahui tugasnya masing-masing.

Seperti yang disampaikan wakil kurikulum:

“program prakerin merupakan bagian dari kurikulum jadi pelaksanaanyapun sudah di setting sedemikian rupa sejak awal tahun ajaran baru. Dalam pelaksanaanya prakerin di pimpin oleh ketua panitia Prakerin. Keudian ketua tertunjuk akan membuat rencana kegiatan mulai dari awal hingga sampai evaluasi program prakerin tersebut. Pada surat perintah kerja sudah berisi daftar panitia prkerin lengkap dengan tugas masing-masing. Dari tim inilah kelengkapan dokumen yang dipersiapkan terpenuhi”.

Keterangan dari ketua prakerin:

“SMK Saraswati sudah menyiapkan program prakerin dengan baik, karena kegiatan ini dilakukan sudah berulang kali, menjadi agenda tahunan. Sampai dengan pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebutpun sudah memahami tugas dan kewajiban masing-masing”.

(15)

Dari hasil studi dokumentasi Surat Keputusan Panitia Prakerin memperkuat keterangan dari nara sumber bahwa pelaksanaan prakerin dimulai dari pembetukan panitia. Panitia dibentuk bertujuan untuk membagi tugas agar program dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Tingkat keberhasilan program sangat dipengaruhi oleh kesiapan dari panitia Program Prakerin.

Langakah selanjutnya adalah menentukan Industri tempat peserta didik melakukan Prakeirn. Pemetaan ini dilakukan untuk melihat dari sisi geografis, harapnnya peserta didik dapat prakerin tidak jauh dari rumahnya.

Setelah dilakukan pemetaan tahap selanjutnya adalah mengirim surat permohonan kepada Industri. hal tersebut digunakan untuk mengetahui apakah Industri tersebut masih dapat menerima peserta didik untuk dapat Praktek di tempatnya. Setelah mendapat balasan ketersediaan tempat Praktek barulah dilakukan pengumpulan data industri dan jumlah ketersediaan tempat Prakerin ke sekolah.

Selanjutnya adalah pemetaan peserta didik dengan Industri dan juga lokasi prakerin. Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan peserta didik salah satu Industri tertentu. Dasar pemetaan digunakan dari kompetensi keahlian dan juga geografis Industri terkait. Kemudian tinggal penyerahan peserat didik ke Industi yang dilakukan oleh Guru Pembimbing.

Monitoring dilakukan oleh guru pembimbing sesuai jadwal yang sudah ditentukan panitia Prakerin. Namun demikian dimungkinkan guru pembimbing melakukan monitoring diluar daripada jadwal yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan keterangan dari ketua Prakerin:

“guru pembimbing setidaknya lima kali datang ke tempat Prakerin, tergantung pada situasi dan kondisi. Pada saat monitoring guru pembimbing akan melihat tingkat

(16)

kedisiplinan peserta didik serta melihat permasalahan lain yang terjadi selama pelaksanaan Prakerin. Jika terjadi masalah diluar dari jadwal monitoring guru pembimbing diwajibkan datang ketempat Prakerin untuk menyelesaikan masalah tersebut tergantung tingkat permasalahannya”.

Keterangan dari guru pembimging:

“setidaknya saya datang ke tempat prakrin lima kali, yaitu pada saat penyerahan peserta didik ke Industri, kemudian monitoring sekali dan terakhir penarikan peserta didik dari industri”.

Hasil studi dokumentasi bukti monitoring dan paoran hasil monitoring menguatkan keterangan dari nara sumber bahwa monitoring dilakukan satu kali selama perode prakerin berlangsung. Bedasarkan panduan yang ditetapkan, setidaknya guru pembimbing akan datang ke tempat prakerin selama lima kali yaitu pada saat penyerahan peserta didik monitoring di tengah waktu pelaksanaan prakerin dan juga pada saat penarikan peserta didik dari Industri. Namun jika ada masalah di tempat prakerin guru pembimbing akan datang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ketika monitoring Guru pembimbing akan melihat tingkat kedisiplinan peserta didik. Selain itu guru pembimbing jua akan memantau tingkat perkembangan kemampuan peserta didik. Yang terakhir adalah melihat apakah peserta didik ada masalah dengan Industri atau tidak.

Untuk kelengkapan peralatan paraktik yang dimiliki SMK Saraswati Salatiga bisa dikatakan masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah peserta didik dan peralatan yang dimiliki sekolahan yan gtidak sebanding. Berbeda dengan peralatan yang ada di Industri, meskipun di sana lengkap sering kali peserta didik tidak diijinkan untuk menggunakannya, seperti yang diungkapkan guru pembimbing:

(17)

“beberapa siswa hanya diberi pekerjaan yang ringan-ringan saja di tempat prakerin, hal tersebut dikarenakan industri belum percaya dengan kemampuan peserta didik kami.

Mereka takut jika alat yang mereka gunakan rusak karena peralatan yang dimiliki relatif mahal”.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan peserta didik:

“saya di tempat prakerin hanya mencatat keluar masuknya barang digudang. Tidak sesuai dengan kompetensi saya yaitu TKRO”.

Hasil observasi dan dokumentasi peralatan dilapangan menguatkan perndapat dari narasumber bahwa peralatan yang dimiliki SMK Saraswati Salatiga belum memadahi. Sedangkan peralatan yang ada di Industri sudah cukup lengkap namun peserta didik belum diberikan ijin untuk menggunakan fasilitas tersebut.

Dilihat dari keterlaksanaan program prakerin antara lain: 1) pelaksanaan prakerin; 2) kedisiplinan peserta didik selama mengikuti program prakerin; 3) dan penarikan peserta didik dari Industri.

keterlaksanaan program prakerin dapat dilihat dari pelaksanaan prakeirn yang dilaksanakan oleh peserta didik selama di Industri. dalam hal ini ketua panitia Prakerin menjelaskan”

“Program prakerin sudah berjalan dengan baik, namun masih ada beberapa peserta didik yang bermasalah sehingga sekolahan harus melakukan penarikan pesera didik lebih awal. Permasalahan yang sering terjadi adalah tentang kedisiplinan peserta didik, misalnya sering datang terlambat,

(18)

tidak masuk kerja dengan alasan dan lain sebagainya.

Sekolahan menindak tegas kepada peserta didik yang demikian karena akan berpengaruh pada hubungan baik antara Industri dengan sekolahan, dan kami tidak mau itu terjadi”.

Keterangan dari guru pembimbing:

“baik, peserta didik kami berkerja seperti halnya yang diinginkan oleh Industri. selama monitoring saya tidak pernah mendapat laporan dari industri terkait perilaku menyimpang yang dilakukan oleh peserta didik.”.

Dari dokumen jurnal kegiatan dan daftar nilai prakerin menguatakan keterangan narasumber bahwa nilai peserta didik sudah baik. Hal tersebut menunjukan bahwa selama mengikuti program prakerin peserta didik telah menguasai kompetensi-kompetensi yang disyaratkan oleh sekolahan.

Berkaitan dengan perilaku peserta didik yang mendapat masalah di tempat prakerin. Ketua panitia Prakerin menjelaskan:

“untuk menganani siswa yang bermasalah di tempat prakerin. Langkah yang pertama Guru Pembimbing akan berkomunikasi terlebih dahulu Industri, jika masih bisa ditolerir melalui diskusi dengan guru Pembimbing maka peserta didik dapat melanjutkan prakerin. Apa bila kesalahan yang dilakukan peserta didik tidak bisa ditolerir Guru Pembimbing dapat langsung memberikan tindakan tegas yaitu penarikan dini. Setelah itu siswa akan ditempatkan di industri yang mudah diawasi oleh Panitia Prakerin misalnya di Unit Produksi milik sekolahan sendiri”.

(19)

Pernyataan guru pembimbing:

“sesuai dengan arahan panitia Prakeirn jika ada peserta didik yang bermasalah harus segera di tindak dengan memberikan peringatan pertama. Jika peserta didik mengulangi kesalahannya maka mereka langsung di tarik dari industri”.

Hasil studi dokumentasi laporan monitoring menguatkan pendapat narasumber dalam mengatasi masalah dilakukan secara bertahap. Melihat dari tingkat berat ringgannya masalah yang ditimbulkan oleh peserta didik.

Hingga saat ini pelaksanaan prakerin di SMK Saraswati Salatiga belum diketemukan masalah yang cukup berat.

Faktor yang mempengaruhi program prakerin di SMK Saraswati Salatiga, pendapat ketua Panitia Prakerin.

“ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program Prakerin di SMK Saraswati Salatiga seperti kurangnya Industri yang mampu menyerap Peserta didik.

Kurangnya kepercayaan Industri kepada Peserta didik untuk melakukan pekerjaan tertentu. Kemudian ketidak mampuan peserta didik dalam menangani tugas yang diberikan oleh Industri. ketidak disiplinan peserta didik dalam berkerja.

Kemudian yang menjadi faktor pendukung kegiatan Prakerin antara lain: adanya kerja sama antara Industri dengan SMK Saraswati, sehingga setiap tahun Industri tersebut selalu menerima peserta didik untuk Prakerin di tempatnya. Hal tersebut menjadi kerja sama yang saling menguntungkan. Namun demikian perbaikan selalu dilakukan agar program semakin baik dalam pelaksaanaanya. Caranya antara lain memperbanyak Industri

(20)

untuk diajak bekrja sama. Komunikasi lebih mendalam agar peserta didik dapat berkerja sesuai dengan kompetensinya secara maksimal”.

Keterangan dari guru Pembimbing:

“sekolahan sudah memberikan pembekalan yang sangat cukup bagi peserta didik. Namun daya tangkap yang berbeda-beda antara siswa dan keterbatasan waktu dalam pelajaran sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan peserta didik. Namun ketika di tempat prakerin masih saja ada peserta didik yang memanfaatkan kesempatan untuk tidak disiplin. Ada juga peserta didik yang mengabaikan K3. Dan juga Guru Pembimbing kurang maksimal dalam membimbing baik dalam kegiatan prakerin maupun pada saat penyusunan laporan”.

Berdasarkan keterangan dari ketua prakerin dan guru pembimbing dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan program prakerin dari dua sumber yaitu internal dan eksternal. Faktor dari dalan antara lain kurangnya disiplin, motivasi, kemampuan penyerapan materi peserta didik pada kompetensi keahliannya. Sedangkan faktor eksternal adalah ketidak percayaan Industri dengan peserta didik.

Kemudian yang menjadi faktor pendukung dari kegiatan prakerin adanya kerja sama antara SMK Saraswati dengan Industri.

Proses pelaksanaan prakerin di SMK Saraswati Salatiga dimulai dari rencana yang telah ditentukan. Jadwal prakerin dibuat berdasarkan kaleder akademik. Prinsipnya sebelum pelaksanaan program prakerin peserta didik belajar keterampilan sesuai kompetensi keahliannya. Jika peserta didik belum tuntas pada mata pelajaran tertentu merekan belum diijinkan mengikuti program prakerin. Kemudian pada saat prakerin guru

(21)

pembimbing akan melakukan monitoring peserta didik di industri, waktunya adalah satu bulan sekalin. Monitoring dilakukan untuk melihat perkembangan yang dialami oleh peserta didik. Selain itu juga memberi penanganan secara dini jika terjadi permasalahan yang dialami peseta didik. masalah yang terjadi dalam pelaksanaan prakerin di SMK Saraswati Salatiga adalah kedisiplinan siswa. Selain itu juga sering peserta didik mengambaikan K3. Dalam penanganan permasalahan yang dilakukan beberapa tahapan. Tahap pertama dalam penanganan permasalahan peserta didik adalah dengan memberi pendekatan secara mendalam tehadap permasalahan yang dialami. Jika pendekatan yang dilakukan oleh guru pembimbing tidak mampu memberikan perubahan positif, guru pembimbing akan memberikan tindakan yaitu penarikan kepada peserta didik. Setelah peserta didik ditarik dari industri, mereka akan dipindahkan pada industri yang memiliki kontroling lebih mudah. Sehingga guru pembimbing dapat memantau peserta didik lebih baik. Langkah terakhir jika tidak ada industri yang mau menerima peserta didik tersebut, mereka akan di tempatkan pada Unit Produksi yang dimiliki oleh sekolah.

4.2.4 Evaluasi Produk Program Paktik Kerja Industri

Produk dari kegiatan prakerin adalah nilai yang dicapai. Nilai yang dicapai dalam program prakerin adalah rasio perbandingan antara nilai yang diharapkan dengan yang didapat. Selain itu produk juga dapat dilihat dari manfaat program prakerin yang dapat dirasakan oleh beberapa pihak baik Industri, sekolah dan juga peserta didik. Yang terakhir adalah tingkat keberlanjutan program prakerin. Seperti yang dijelaskan oleh kepala sekolah:

“untuk tingkat keberhasilan program prakerin bisa dikategorikan cukup bagus. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya peserta didik kami yang lulus langsung di teima kerja di perusahaan tempat merkea prakerin. Bahkan saat ini perusahaan meminta kepada sekolahan untuk

(22)

memperpanjang masa Prakerin. Hal tersebut menunjukan bahwa peserta didik kami dibutuhkan oleh Industri.

sedangkan manfaat prakerin bagi sekolahan adalah mendukung Visi dari SMK yaitu menjadi SMK terkemuka khususnya di Salatiga”.

Ketua panitia Prakerin menambahkan:

“keseluruhan hasil program prakeirn bisa katakan sudah terlaksanan dengan baik. Namun masih saja ada anak yang mengabaikan kedisiplinan. Selain itu dari pihak guru pembimbing masih”.

Keterangan dari naras sumber diperkuat panduan prakerin, daftar nilai dan hasil prakerin bahwa program prakerin belum tercapai sepenuhnya. Tujuan prakerin yang belum tercapai adalah menyiapkan peserta didik untuk siap kerja. Jika dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menguasai kompetensi keahlian sudah baik, hal tersebut dilihat dari nilai yang diberikan oleh Industri kepada peserta didik saat mengikuti program Prakerin yaitu rata-rata sudah mencapai KKM.

Manfaat yang diperoleh berbagai pihak sesuai keterangan dari Kepala SMK:

“tentunya dengan adanya program prakerin ini sekolahan ini akan diuntungkan. Keuntungna yang pasti adalah semakin dikenal masyarat, hal tersebut karena kesuksesan dari program prkerin kami menggiring peserta didik untuk bekerja di industri setelah lulus”.

Memperkuat keterangan kepala sekolah, ketua panitia Prakerin juga mengugkapkan:

(23)

“manfaat yang diperoleh sekolah dengan adanya program prakerin adalah adanya kerja sama antara sekolahan dengan Industri. sehingga proses belajar siswa akan lebih maksimal.

Bagi peserta didik peserta didik antara lain, mengetahui tingkat kemampuan yang dimilikinya dengan kebutuhan industri. Selain itu siswa akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak ketimbang di sekolahbagi siswa jelas ketika mengikuti program prakerin keterampilan peserta didik akan meningkat. Tingkat kepercayaan diri dalam berkeja akan miningkat, kemampuan dan wawasan akan meningkat sesuai dengan bidang kompetensi keahliannya.

Sedangkan manfaat yang diperoleh untuk sekolah, sekolah dapat menyesuaikan kebutuhan Industri saat ini sehingga targer kompetensi akan lebih tepat”.

Keterangan dari Guru Pembimbing:

“perubahan perilaku peserta didik sangat terlihat setelah mengikti program prakerin. Anak anak lebih disiplin, jika diberi perkerjaan langsung diselesaikan, anak-anak juga lebih terampil dalam praktik di lab”.

Selanjutnya pembimbing prakerin dari Industri mengungkapkan:

“Dengan adanya anak-anak peserta didik kami sangat terbantu. Semula semua pekerjaan yang harusnya tidak selesai sehari sekarang bahkan tengah haripun sudah selesai”.

Pendapat peserta didik mengenai program Prakerin:

“Kita bisa langsung terjun langsung di DU/DI sehingga bisa menambah pengalaman dan pengetahuan kita”.

(24)

Dari keterangan yang disampaikan oleh ketua Program prakerin kemudian diperjelas oleh guru pembimbing dan juga pembimbing prakerin dan juga peserta didik. Diperoleh informasi bahwa prakerin sangat bermanfaat bagi semua pihak terutama dalam hal ini adalah peserta didik.

Karena berkesempatan kerja dilingkungan yang semestinya sesuai dengan kompetensi keahliannya. Kemudian pengalaman dan pengetahuan peserta didik juga meningkat. Sedangkan manfaat yang diperoleh sekolah, sekolah dapat informasi mengenai kebutuhan industri saat ini sehingga dalam menentukan stategi untuk menyesuaikan kebutuhan industri akan lebih relevan. Manfaat yang diperoleh Industri dari kegiatan Prakerin adalah mengurangi beban pekerjaan yang merekah kerjakan. Sehingga akan lebih evisien waktu. Dari kegiatan prakerin perubahan tingkah laku peserta didik juga sangat terlihat. Peserta didik lebih terampil dalam mengerjakan tugas.

Kedua itu peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya kedisiplinan peserta didik meningkat.

Mengenai tingkat keterserapan peserta didik pada tempat mereka Prakerin, ketua Panitia Prakerin menjelaskan:

“tidak selalu ada lulusan dapat diterima di Industri yang mereka tempati dahulu, karena banyak faktor misalnya kadang peserta didik ingin berkerja menyimpang dengan kompetensi keahlian saat belajar di sekolahan. kemudian juga pada saat lulusan Industri yang bersangkutan belum membutuhkan kariawan baru. Mengenai tingkat keterserapan peserta didik kira-kira 70% anak-anak sudah dapat kerja dengan masa tunggu kerja rata-rata 5 Bulan”.

Pendapat dari Guru Pembimbing mengenai keterserapan lulusan:

(25)

“banyak siswa yang sudah bekerja kurang lebih 5 bulan setela lulus. Walaupun tidak sesuai dengan bidang kompetensinya”.

Dari keterangan nara sumber tersebut maka dapat disimpulkan bahwa belum semua lulusan SMK Saraswati terserap di dunia kerja. Rata- rata setiap tahunnya 70% dalam kurun waktu 5 bulan. Itupun tidak semua bekerja sesuai bidang kompetensinya. Hal tersebut membuktikan bahwa program prakerin belum memiliki dampak yang signifikan jika dilihat dari kesesuaian perkerjaan dengan kompetensi keahliannya.

Demi keberlangsungan program prakerin ketua panitia Prakerin mengungkapkan pendapat:

“diluar maupun dalam kegiatan prakerin kakmi selalu menjalin hubungan dengan Industri agar kerja sama dapat belangsung baik. Kerja sama yang kami buat dituangkan dalam bentuk MOU. Walupun tidak banyak Industri yang mamu membuat MOU dnegan kami, namun demikian mereka tetap mau bekerja sama untuk menerima siswa kami untuk prakerin di tempatnya”.

Menguatkan keterangan dari ketua panitia prakerin, guru pembimbing:

“setidaknya jika ada industri usulan dari siswa yang baru kami selalu menjaga hubungan baik tanpa mengabaikan yang lama. Tujuannya adalah agar pada tahun-tahun berikutnya mereka mau menerima siswa kami untuk prakerin. Ada siswa kami yang mendapat tawaran untuk bekerja di tempat mereka prakerin namun tidak banyak.

(26)

Tentunya hal tersebut melihat dari kebutuhan industri dan kemampuan siswa kami yang dinilai mereka cukup baik”.

Berdasarkan wawancara dengan narasumber maka dapat diartikan bahwa upaya yang dilakukan sekolah untuk keberlanjutan program prakerin adalah dengan menawarkan MOU kepada Industri. selain itu bentuk kerja sama yang banyak dilakukan adalah Industri mau menerima peserta didik untuk prakerin di tempatnya.

Dari aspsek Produk kegiatan prakerin di SMK Saraswati Salatiga sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut terlihat banyak peserta didik yang diterima kerja diperusahaan mereka mengikuti program prakerin.

Selain itu sering juga Industri meminta memperpanjang program prakerin peserta didik. Hal tersebut menjadi indikator bahwa Industri Puas akan kinerja peserta didik. selain kepuasan Industri kegiatan prakerin juga memiliki dampak yang didapatkan. Manfaat yang diperoleh bagi sekolah adalah lebih dikenal masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung memiliki relevansi dengan Visi SMK Saraswati Salatiga yaitu menjadi sekolahan yang terkemuka. Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah peningkatan keterampilan sesuai dengan bidang kompetensinya. Selain itu juga menumbuh kembangakan rasa percaya diri. Sedangkan Sedangkan manfaat yang diperoleh DU/DI adalah meringankan bebannya sehingga pekerjaan lebih cepat dikerjakan.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Aspek Konteks Prakerin

Konteks evaluasi Program Prakerin pada penelitian ini meliputi Visi dan Misi, tujuan dari kegiatan Prakerin dan peserta prakerin.

Visi SMK Saraswati Salatiga adalah menjadi lembaga pendidikan yang terkemuka. Dari Visi tersebut harus menjadi arahan tujuan sekolah untuk mencapai kompetensi lulusan. Kemudian untuk mencapai tujuan tersebut harus di nyatakan dalam tindakan-tindakan yang mengarah pada

(27)

Visi SMK Saraswati Salatiga. Tindakan tindakan yang dimaksud dijabarkan dalam Misi SMK Saraswati Salatiga.

Misi SMK Saraswati Salatiga: menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan secara profesional untuk menghasilkan tamatan yang cerdas, terampil dan kompetitif. Menyelenggarakan pelayanan kepada tamatan untuk disalurkan kerja di industri melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Saraswati Salatiga. Dari misi tersebut SMK Saraswati harus mampu menghasilkan lulusan yang profesional dalam kompetensi bidang masing-masing. Selain itu tamatan dari SMK Saraswati Salatiga harus mempunyai kompetensi yang baik agar dapat berkompetisi di lingkungan global. Lulusan SMK Saraswati akan mendapatkan kesempatan mendapatkan pekerjaan melalui lembaga BKK yang dimiliki SMK Saraswati.

Program Prakerin disusun untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dengan cara belajar di tempat yang sesungguhnya. dengan begitu program prakerin sudah sesuai dengan kurikulum SMK Saraswati yaitu menumbuhkan etika kerja yang baik, mengimplementasikan kompetensi di tempat kerja, menghasilkan lulusan yang siap kerja, memberikan bekal kepada peserta didik dengan pengalaman kerja yang nyata.

Setidaknya ada lima tahapan dalam pelaksanaan program prakerin menurut Dikmenjur (2008:3), kelima tahapan tersebut yaitu: 1) membuat analisa pencapaian kompetensi peserta didik sebelum mengikuti program prakerin; 2) pemetaan dunia kerja; 3) penyusunan program prakerin; 4) pelaksanaan prakerin; 5) pengawasan dan penilaian.

Dalam pelaksanaan prakerin di SMK Saraswati sudah dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang diberikan Dikmenjur yaitu: Penyesuaian kebutuhan kompetensi Industri dengan KI/KD yang sehingga kompetensi lulusan dapat sesuai dengan kebutuhan Industri. analisis ini ditujukan untuk meningkatkan relevansi kebuuhan industri dengan kurikulum yang digunakan sekolah. Dalam penyusunan kurikulum SMK Saraswati Salatiga

(28)

juga sudah melibatkan Industri. sehingga ada titik temu antara kurikulum yang dipakai sekolahan dengan kebutuhan industri saat ini.

SMK Saraswati juga sudah melakukan pemetaan terhadap Industri yang relevan dengan kompetensi keahlian yang dimiliki SMK. Teknik yang dilakukan adalah dengan pendataan Indstri yang relevan yang ada disekitar SMK Saraswati Salatiga. Syarat Industri untuk dapat dijadikan mitra pada kegiatan Prakerin adalah: 1) Industri memiliki fasilitas yang cukup sehingga peserta didik dapat berlajar menggunakan fasilitas yang nantinya digunakan untuk bekerja; 2) bidang usaha atau kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian peserta didik; 3) sebagai tambahan adalah tempat prakerin masih dekat dengan sekolahan atau tempat tinggal peserta didik. Syarat-syarat tersebut sudah sesuai dengan Dikmenjur (2008: 2-9) antara lain: a) memiliki fasilitas yang sesuai dengan standar kompetensi; b) bidang usaha yang sesuai dengan kompetensi peserta didik. Berdasarkan wawancara dengan ketua Panitia Prakerin diperoleh keterangan bahwa Bengkel Mobil Maju Jaya memiliki bidang usaha yang sesuai dengan peserta didik. Meski begitu masih ada keterangan dari peserta didik bahwa mereka tidak mendapat perkejaan sesuai dengan kompetensi keahliannya.

Sehingga hal tersebut perlu ditindak lanjuti oleh panitia Prakerin SMK Saraswati Salatiga.

Agar hasil program prakerin sesuai dengan tujuan SMK Saraswati juga melakukan persiapan yang cukup baik. Persiapan yang dilakukan antara lain:

1. Membentuk panitia prakerin

2. Panitia membuat dokumen yang dibutuhkan guna keberlangsungan kegiatan prakerin

3. Mencari dan mendata Industri sebagai tempat prakerin peserta didik.

4. Mendata peserta didik yang mengikuti program prakerin

5. Memberikan bimbingan kepada peserta didik dan juga guru pembimbing.

(29)

Kesimpulan Konteks Program Prakerin DI SMK Saraswati Salatiga menggunakan Dasar Hukum yang kuat antara lain: UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan, PP No 66 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, PP RI No.41 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Sumber Daya Industri, Perpres No. 8 Tahun 2012 Tentang kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Inpres No. 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Kemudian Tujaun pelaksanaan Prakerin sudah sesuai dengan Visi yaitu menjadi SMK yang terkemuka. Sedangkan Misi SMK Saraswati Salatiga adalah Menyelenggarakan pelayanan Pendidikan dan pelatihan secara Profesional untuk menghasilkan tamatan yang cerdas, terampil dan kompetitif. Sedangkan tujuan Program prakerin di SMK Saraswati Salatiga antra lain: 1) memberikan pengalaman kerja secara langsung kepada peserta didik agar meningkatkan mutu proses belajar dan hasil kerja; 2) menumuh kembangkan etos kerja bagi peserta didik agar siap memasuki dunia kerja; 3) memberi kesempatan peserta didik agar mendapatkan pengalam kerja yang sesuai dengan kompetensi keahliannya;

4) sebagai media akualisasi diri dari program pembelajaran yang didapat di sekolah

4.3.2 Aspek Input Prakerin

Pada aspek Input Program prakerin difokuskan pada kemampuan sumber daya berupa bahan, alat, manusia dan biaya untuk melaksanakan program. Evaluasi input prakerin di SMK Saraswati Salatiga dilakukan pada input pelaksanaan program prakerin, teknik penempatan peserta didik, jadwal pelaksanan program dan yang terakhir adalah anggaran.

Dasar penyelenggaraan program prakerin adalah kurikulum SMK Sarasawati Salatiga. Sehingga peserta didik wajib mengikuti program tersebut. Oleh karenanya dalam penyusunan maupun dalam pelaksanaanya

(30)

harus dijalankan dengan prosedur yang tepat agar tujuan dapat tercapai sesuai sasaran.

Kepmendikbud nomor 323/U/1998 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa PSG adalah bentuk pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan disekolah dan program pada DU/DI yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung di dunia kerja. Jadi dalam pelaksanaan program prakerin, Industri akan berperan sebagai mitra yang nantinya akan ditempati peserta didik dalam proses belajar. Proses belajar yang dilakukan berjangka sesuai dengan arahan program Prakerin SMK Saraswati yaitu berkisar lima bulan.

Program prakerin akan berjalan baik jika dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Strategi yang digunakan SMK Saraswati Salatiga dalam menyelenggarakan prakerin antara lain: 1) menentukan jadwal prakerin; 2) pencarian indusri sebagai mitra pelaksana prakerin; 3) peserta didik diperkenankan untuk mencari tempat prakerin sendiri dan juga bisa melalui sekolah; 4) penyerahan peserta didik ke industri; 5) monitoring peserta didik ke industri; 6) penarikan peserta didik dari Industri; 7) pembuatan laporan prakerin oleh peserta didik; dan 8) ujian hasil laporan prakerin oleh peserta didik.

Pihak yang terlibat dalam program prakerin SMK Saraswati salatiga antara lain: kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan, kemudian kepala kurikulum, kesiswaan, Humas, Kepala jurusan, Guru, peserta didik dan juga Industri.

Prosedur dalam penempatan peserta didik ada dua jalur yang pertama adalah melalui sekolah. Yaitu siswa akan ditempatkan pada Industri yang sudah berkeja sama dengan sekolahan. kemudian jalur kedua, siswa mencari sendiri tempat prakerin dengan syarat industri yang di pilih sudah memiliki standar industri yang jelas. Kemudian syarat lainya adalah tempat prakerin mempunyai fasilitas dan SOP. Sehingga peserta didik dapat benar-benar belajar di tempat industri. syarat yang dituntut

(31)

SMK saraswati yang terakhir adalah memiliki kesesuaian kompetensi keahlian peserta didik dengan pekerjaan yang dikerjakan di industri.

Model yang digunakan SMK Saraswati Salatiga dalam kegiatan Prakerin adalah Block Release yaitu program pembelajaran dilakukan secara penuh di industri. Prakerin dilaksanakan di kelas XI semester pertama selama lima bulan mulai dari Oktober hingga Februari. Hal tersebut dikarenakan untuk menghindari benturan dengan sekolahan lain.

Namun untuk waktu pelaksanaan prakerin SMK Saraswati Salatiga relatif flesibel jika Industri menghendaki waktu yang berbeda dengan yang sudah ditetapkan tidak masalah asalkan Industri menjamin bahwa peserta didik mendapat pengalaman dan kompetensi yang baik di tempat mereka.

Hasil penelitian pada aspek anggaran, SMK Saraswati Salatiga diperoleh dari sekolahan secara penuh yang diambil dari dana BOS dan iuran dari peserta didik. Untuk besaran yang didapatkan sesuai dengan RKAS yang sudah ditentukan sebelumnya. Dana prakerin nantinya akan digunakan untuk pengadaan jurnal dan ATK, kegiatan sebelum prakerin, transport penyerahan, transport monitoring, dan penarikan, dan juga pembiatan sertifikat prakerin.

Kesimpulan dari keterangan ketua panitia prakerin, yang divalidasi oleh guru pembimbing, peserta didik, Industri dan studi dokumentasi yang dilakukan diketahui strategi pelaksanaan prakerin sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Prosedur penempatan peserta didik, penjadwalan program, dan pengelolaan anggaran telah dilaksanakn sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan pedoman yang dimiliki.

Kesimpulan dari aspek input prakerin bahwa prakeirn dilaksanakan dengan melibatkan Industri sebagai mitra sekolah, dalam pelaksanaanya pada semester 1 kelas II yaitu pada bulan September sampa dengan Januari. SMK Saraswati Salatiga menggunakan model Block Release dalam pelaksanaanya yaitu selama kurun waktu tertentu peserta didik belajar diindustri. Mekanisme yang digunakan adalah; 1) Menentukan

(32)

jadwal pelaksnaan Prakerin; 2) Mencari Industri sebagai tempat Prakerin;

3) Peserta didik diijinkan menentukan tempat prakerin atas persetujuan dari sekolah; 4) Serah terima peserta didik ke Industri; 5) Monitoring peserta didik di tempat prakerin; 6) Penarikan peserta didik dari industri;

7) Membuat laporan prakerin oleh peserta didik; 8) Ujian laporan prakerin oleh peserta didik. Kemudian besaran anggaran disesuaikan dengan RKAS yang telah dibuat sebelumnya. Anggaran yang diajukan akan digunakan untuk membiayai kebutuhan prakerin, seperti pembekalan, penyerahan, monitoring, penarikan dan kebutuhan administrasi lainya. Terakhir dalam menentukan tempat prakerin Sekolahan akan membuat pertimbangan antara lain jumlah kariawan, pekerjaan yang cukup untuk peserta didik dan relevansi dengan kompetensi keahlian peserta didik, dengan pertimbangan geografis tempat prakerin.

4.3.3 Aspek Proses Prakerin

Pada apsek proses prakerin di SMK Saraswati Salatiga dilakukan untuk mengevaluasi keberlangsungan program, faktor apa saja yang mendukng dan menjadi penghambat kegiatan prakerin. Tujuan dilakukan evaluasi pada proses prakerin adalah untuk mengetahui apakah program sudah dilaksanakan sesuai rencana yang dibuat sebelumnya. evaluasi proses prakerin melihat kesiapan panitia prakerin, pelaksanaan monitoring oleh guru pembimbing prakerin serta perangkat yang digunakan dalam kegiatan prakerin. Prakerin dimulai dari pembetukan panitia prakerin yang ditandai dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah. Panitia prakerin SMK Saraswati Salatiga mempunyai tanggung jawab atas keberlangsungan kegiatan prakerin yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program prakerin itu sendiri. Setiap unit dalam panitia prakerin akan bekrja sesuai dengan tugas masing-masing. Setalah unit panitia prakerin sudah menyiapkan semua dokumen. Selanjutnya adalah pemetaan industri-industri disesuaikan dengan kompetensi keahlian peserta didik.

(33)

Selain itu pemetaan industri ini juga untuk melihat kemampuan industri dalam menerima peserta didik. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan peserta didik dalam satu industri.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari ketua panitia prakerin, guru pembimbing dan studi dokumentasi. Program prakerin dimulai dari pembentukan panitia prakerin. Kemudian dilanjutkan dengan melengkapi dokumen yang akan digunakan pada saat pelaksanaan prakerin mulai dari surat menyurat sampai dengan akhir.

Setelah peserta didik diserahkan ke Industri maka tinggalah melihat perkembangannya. Proses monitoring dilakukan oleh guru pembimbing prakerin. Tujuan dari monitoring adalah untuk melihat pekembangan peserta didik. Selain itu monitoring juga bertujuan untuk melihat kasus atau permasalahan yang terjadi dengan peserta didik. Jika ada masalah yang melanggar ketentuan industri maka guru pembimbing wajib melakukan tindakan. Jika masalah tidak dapat diatasi oleh guru pembimbing akan dilakukan penarikan peserta didik dari tempat industri.

kemudian akan dicarikan tempat prakerin lain yang lebih mudah dalam memantau perkembangan peserta didik. Berdsarkan keterangan dari ketua panitia prakerin setidaknya guru pembimbing melakukan monitoring setiap bulan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

Agar tujuan kegiatan prakerin tidak terlepas pada sarana dan prasarana yang digunakan. Berdasarkan keterangan dari guru pembimbing dan peserta didik dan juga observasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMK Saraswati masih belum memadahi. Meski demikian hal tersebut dapat tertolong dengan peralatan yang dimiliki industri yang relatif lengkap. Walaupun demikian tidak semua industri mempercayai peserta didik untuk menggunakannya dengan alasan tertentu.

Evaluasi program digunakan untuk mengetahui apakah tujuan program sudah tercapai atau belum. Dengan mengetahui keterlaksanaan program, seorang evaluator dapat bagian-bagian mana yang belum tercapai dan apa yang menjadi penghambatnya. Keterlaksanaa program prakerin

(34)

dimulai dari pelaksanaan, kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti program, tindakan yang diambil guru pembimbing ketika terdapat masalah pada peserta didik. Hal tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan program prakerin sudah berjalan baik. Walaupun masih saja ada masalah namun masih dalam batas kewajaran, dan masih bisa diatasi dan diselesaikan dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan kepala sekolah yang diperkuat oleh ketua panitia prakerin bahwa secara umum kedisiplinan peserta didik sudah baik. Walaupun demikian masih saja ada peserta didik yang tidak disiplin sehingga sekolahan harus mengambil tindakan.

Berkaitan dengan partisipasi peserta didik di Industri. sebagian besar peserta didik berperan aktif selama belajar di tempat Prakerin. Hal tersebut terbukti bahwa ada peserta didik yang langsung di tarik ke industri setelah proses prakerin berlangsung. Namun hal tersebut tidak semua demikian mengingat banyaknya peserta didik yang ada di SMK saraswati Salatiga.

Dalam pelaksanaan program prakerin SMK Saraswati salatiga ada faktor yang mempengaruhi ketercapaian program. Faktor yang menghambat keterlaksanaan program prakerin SMK Saraswati Salatiga ada dua sumber yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yang menghambat keterlaksanaan program prakerin adalah kedisiplinan peserta didik, motivasi, dan kemapuan peserta didik. Sedangkan faktor eksternal yang menghambat adalah kurangnya kepercayaan Industri kepada peserta didik. Kemudian adalah ketidak sesuaian pekerjaan peserta didik dengan kompetensi keahlian yang mereka miliki. Terakhir adalah tidak adanya perlengkapan yang memadahi di industri walaupun tidak banyak industi yang alatnya tidak lengkap. Sedangkan yang menjadi faktor pendukung adalah adanya MOU sekolahan dengan industri. selain itu fasilitas yang dimiliki Industri yang lebih lengkap juga mendukung keberhasilan program prakerin.

Dari aspek proses prakerin yang dilakukan oleh SMK Saraswati Salatiga sudah baik. Secara keseluruhan identifikasi proses sudah dilaksanakan. Program sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

(35)

telah dibuat. Namun untuk kedepannya peran guru pembimbing dalam memonitoring peserta didik harus ditingkatkan supaya kedisipilnan siswa dapat terkontrol dengan baik.

Proses pelaksanaan prakerin di SMK Saraswati Salatiga dimulai dari rencana yang telah ditentukan. Jadwal prakerin dibuat berdasarkan kaleder akademik. Prinsipnya sebelum pelaksanaan program prakerin peserta didik belajar keterampilan sesuai kompetensi keahliannya. Jika peserta didik belum tuntas pada mata pelajaran tertentu merekan belum diijinkan mengikuti program prakerin. Kemudian pada saat prakerin guru pembimbing akan melakukan monitoring peserta didik di industri, waktunya adalah satu bulan sekalin. Monitoring dilakukan untuk melihat perkembangan yang dialami oleh peserta didik. Selain itu juga memberi penanganan secara dini jika terjadi permasalahan yang dialami peseta didik. masalah yang terjadi dalam pelaksanaan prakerin di SMK Saraswati Salatiga adalah kedisiplinan siswa. Selain itu juga sering peserta didik mengambaikan K3. Dalam penanganan permasalahan yang dilakukan beberapa tahapan. Tahap pertama dalam penanganan permasalahan peserta didik adalah dengan memberi pendekatan secara mendalam tehadap permasalahan yang dialami. Jika pendekatan yang dilakukan oleh guru pembimbing tidak mampu memberikan perubahan positif, guru pembimbing akan memberikan tindakan yaitu penarikan kepada peserta didik. Setelah peserta didik ditarik dari industri, mereka akan dipindahkan pada industri yang memiliki kontroling lebih mudah. Sehingga guru pembimbing dapat memantau peserta didik lebih baik. Langkah terakhir jika tidak ada industri yang mau menerima peserta didik tersebut, mereka akan di tempatkan pada Unit Produksi yang dimiliki oleh sekolah.

4.3.4 Aspek Produk Prakerin

Evaluasi produk prakerin dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari suatu program. Apakah tujuan yang direncanakan sudah tercapai sesuai tujuan atau belum. Selain itu evaluasi produk juga

(36)

digunakan untuk mengukur dampak dari pelaksanaan program dan mengukur kinerja sasaran program dengan standar suatu produk. Pada penelitian ini evaluasi program ditujukan untuk mengukur hasil capain program prakerin, manfaat prakerin, dampak dan juga keberlangsungan program prakerin.

Penilaian hasil capaian program prakerin mencakup ketercapaian tujuan sesuai rencana, dan penguasaan kompetensi dengan indikator nilai prakerin. Penilaian hasil capaian belum tercapai sepenuhnya karena masih ada tujuan yang belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan yaitu menyiapkan lulusan yang siap kerja. Untuk penguasaan kompetensi peserta didik berdasarkan nilai yang diperoleh peserta didik menunjukkan rata-rata diatas KKM yaitu 75. Penilaian ini mutlak dilakukan oleh pihak DU/DI, sekolah sudah menerima nilai jadi yang diterima dari DU/DI berdasarkan kinerja yang telah dilakukan peserta didik selama mengikuti prakerin.

Dari segi manfaat program prakerin bagi SMK Saraswati salatiga.

SMK dapat menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Sehingga relevansi kompetensi peserta didik dengan kebutuhan industri semakin tinggi. Manfaat lain program prakerin bagi sekolahan adalah industri sebagai penyempurna atas keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik.

Manfaat prakerin bagi peserta didik antara lain meningkatkan kompetensi, menambah percaya diri, menambah pengalaman. Dan bagi perusahaan, manfaat prakerin adalah meringankan pekerjaan.

Dari segi dampak prakerin mencakup pada aspek keterserapan lulusan yang sesuai dengan kompetensi keahlian dan masa tunggu kerja setelah lulus. Berdasarkan wawancara dengan ketua panitia prakerin dan divalidasi oleh guru pembimbing bahwa tingkat keterserapan di industri mencapai 70%. Sisanya ada yang studi lanjut dan juga ada yang berwirausaha. Untuk masa tunggu alumni SMK Saraswati Salatiga kurang lebih 5 bulan. Nilai yang besar itu karena SMK Saraswati memiliki divisi

(37)

BKK (Bursa Kerja Khusus) jadi setiap tahunnya SMK akan mengadakan penyaluran peserta didik di industri-industi mitra Sekolah.

Mengenai keberlangsungan program mencakup kerja sama dengan Industri dan tawaran kerja sama dengan Industri. kerja sama Indstri dengan SMK Saraswati berkerja dengan baik, hubungan baik itu salah satunya adalah karena SMK memiliki BKK sebagai bentuk kepercayaan Industri dengan SMK Saraswati Salatiga.

Dari aspsek Produk kegiatan prakerin di SMK Saraswati Salatiga sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut terlihat banyak peserta didik yang diterima kerja diperusahaan mereka mengikuti program prakerin.

Selain itu sering juga Industri meminta memperpanjang program prakerin peserta didik. Hal tersebut menjadi indikator bahwa Industri Puas akan kinerja peserta didik. Dilihat keterserapan peserta didik pada industri mencapai 70% dalam masa tunggu enam bulan. Selain kepuasan Industri kegiatan prakerin juga memiliki dampak yang didapatkan. Manfaat yang diperoleh bagi sekolah adalah lebih dikenal masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung memiliki relevansi dengan Visi SMK Saraswati Salatiga yaitu menjadi sekolahan yang terkemuka. Manfaat yang diperoleh peserta didik adalah peningkatan keterampilan sesuai dengan bidang kompetensinya. Selain itu juga menumbuh kembangakan rasa percaya diri.

Sedangkan Sedangkan manfaat yang diperoleh DU/DI adalah meringankan bebannya sehingga pekerjaan lebih cepat dikerjakan.

Kesimpulan dari pembahasan aspek konteks, input, proses dan produk Prakerin yang dilaksanakan oleh SMK Saraswati Salatiga sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah ditentukan sebelumnya. Prakerin yang menjadi bagian dari kurikulum SMK memiliki banyak manfaat untuk peserta didik dan juga untuk sekolah. Namun masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan antara lain guru pembimbing harus lebih memperhatikan siswa sehingga kedisiplinan siswa dapat termonitor dengan baik.

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Konsekuensi dari kedudukan Indonesia sebagai tujuan investasi asing adalah pihak-pihak yang terkait di Indonesia baik pemerintah, perusahaan milik negara atau swasta akan

Judul skripsi : Peningkatan Pemahaman Konsep Kegiatan Ekonomi Melalui Penerapan Model Advance Organizer pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017.. Skripsi

Dari hasil penghitungan planning matrix, penyusunan respon teknis dan penghitungan technical matrix, maka diketahui bahwa 4 (empat) besar prioritas kebutuhan mahasiswa yang

tersier ). Sekian banyak persoalan yang menyangkut wanita, demikian juga halnya batasan aurat ini menjadikan kaum muslim dalam mengartikan tuntunan Islam

Sisa tyre di MC dikirim ke FI untuk dicheck Team Leader ATC ATC / AFI Operator ATC Analisa Tyre ( cut sample ) Analisa Mesin ( problem mesin ) ATC / AQC / PE Materia l Ganti Lot NG

Sekalipun memiliki aktivitas selulase yang relatif kecil terhadap substrat jerami padi dan tongkol jagung, isolat C5-1, C4-4 dan C5-3 memiliki aktivitas yang tinggi terhadap

Berdasarkan hasil analisis pervariabel dan analisis hubungan variabel yang penulis kemukakan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang

Nyeri kepala pada penderita epilepsi dibagi menjadi: preictal headache yaitu nyeri kepala yang timbul tidak lebih dari 24 jam sebelum serangan dan berakhir saat serangan dimulai,