• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pengertian Akuntansi Biaya

“Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan”. (Hery, 2013:12)

Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri yang terpisah dari dua tipe akuntansi tersebut, namun merupakan bagian dari keduanya. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Pengumpulan, presentasi dan analisis dari informasi mengenai biaya dan keuntungan membantu manajemen dalam membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk operasi dalam kondisi-kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksi sebelumnya. (Widilestariningtyas, 2012:2).

Akuntansi biaya adalah bidang khusus akuntansi yang berkaitan terutama dengan akumulasi dan analisis biaya untuk penentuan harga pokok produk yang dihasilkan, serta untuk membantu manajemen dalam perencanaan , pengendalian, dan pengambilan keputusan. Dunia (2012:11).

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Menurut (Sujarweni, 2015:3) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok :

a. Penentuan harga pokok produk.

b. Perencanaan biaya dan pengendalian biaya c. Pengambilan keputusan khusus.

Akuntansi biaya memegang peranan penting kepada pihak manajemen dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan, meningkatkan mutu produk

(2)

dan efisien, serta dalam mengambil keputusan baik strategis maupun keputusan rutin. Pengumpulan, penyajian, dan penganalisisan informasi biaya dapat berperan membantu manajemen dalam menyusun anggaran, pengendalian biaya, penentuan harga, perhitungan laba, pemilihan alternatif dalam pengambilan keputusan, pengendalian biaya dalam lingkup teknologi maju.

2. Pengertian dan Penggolongan Biaya

“Biaya adalah harga perolehan yang digunakan atau dikorbankan dalam rangka memperoleh penghasilan (Revenue) yang akan dipakai sesuai pengurang penghasilan. Biaya digolongkan kedalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan”. (Surjadi, 2013:16).

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas, yaitu : a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,

b. Diukur dalam satuan uang,

c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,

d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. (Widilestariningtyas, 2012:10).

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal dengan konsep “different costs for different purpose” biaya dapat digongkan menurut :

a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”

(3)

b. Penggolongan biaya menurut fungsi produksi pokok dalam perusahaan

Ada tiga fungsi pokok, yaitu :

1) Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

2) Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

3) Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

1) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu- satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

1) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

2) Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

3) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.

(4)

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

1) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah salah satu kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi.

2) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

(Widilestariningtyas, 2012:12).

Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba.

Pengklasifikasian biaya yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini:

a. Produk

b. Volume produksi

c. Departemen, proses, pusat biaya, atau subdivisi lain dari manufaktur.

d. Periode akuntansi

e. Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi. (Widilestariningtyas, 2012:2).

Suatu objek biaya atau tujuan didefinisikan sebagai salah satu item atau aktivitas dimana biaya akan diakumulasikan dan dihitung. Berikut ini merupakan item dan aktivitas yang dapat menjadi objek biaya:

a. Produk

b. Batch dari unit-unit sejenis c. Pesanan pelaggan

d. Lini produk e. Proses

f. Departemen/divisi

(5)

g. Kontrak/proyek h. Tujuan strategi

3. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Ada tiga unsur utama dalam biaya suatu produk, yaitu : a. Biaya bahan baku

Bahan baku adalah bahan yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi. Bahan penolong adalah bahan yang tidak dapat diidentifikasi ke produk jadi atau bahan yang nilainya tidak signifikan dibandingkan dengan nilai produk jadi. Biaya bahan baku adalah besarnya nilai bahan baku yang digunakan ke dalam proses produksi untuk diubah menajdi barang jadi. (Arief, 2013:71)

“Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelususri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis”. (Dewi, 2015:91).

b. Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Di pabrik yang sangat terotomatisasi, dua masalah sering muncul ketika usaha untuk mengidentifikasi tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah dilakukan.

Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjukkan tenaga kerja (buruh) yang terlibat secara langsung dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

(Dewi, 2015:101).

1) Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja

Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Biaya tenaga kerja produksi b) Biaya tenaga kerja pemasaran

c) Biaya tenaga kerja administrasi dan umum

(6)

2) Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan

3) Penggolongan menurut jenis pekerjaannya.

4) Penggolongan menurut hubungannya dengan produk c. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik juga disebut biaya overhead manufaktur, biaya manufaktur, atau biaya pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu.

Biaya overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku dan tenaga kerja langsung.

1) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya

Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokan menjadi beberapa golongan, yaitu:

a) Biaya bahan penolong

Bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produki jadi tetapi nilainya relative kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.

b) Biaya reparasi dan pemeliharaan

Biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplsemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipment, kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.

c) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.

d) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap Biaya yang termasuk dalam kelompok diantara lain biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan

(7)

equipment, perkakas laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan pabrik.

e) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

Biaya yang termasuk dalam kelompokantara lain adalah biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraaan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-run

f) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai

Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.

2) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

Biaya overhead pabrik dibagi menjadi tiga golongan a) Biaya overhead pabrik tetap

b) Biaya overhead pabrik variabel c) Biaya overhead pabrik semivariabel

3) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen. (Widilestariningtyas, 2012:98).

4. Depresiasi Aktiva Tetap

Depresiasi aktiva tetap adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasiakan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

a. Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi

Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

(8)

1) Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and decay) dan kerusakan-kerusakan.

2) Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dan karena adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.

b. Faktor-faktor dalam menentukan biaya depresiasi

Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap periode. Faktor-faktor itu ialah

1) Harga perolehan

Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan.

2) Nilai sisa (residu)

Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya- biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya.

3) Taksiran umur

Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianutb dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya.

Dalam menaksir masa manfaat aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.

(9)

c. Metode perhitungan depresiasi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik. Untuk dapat memilih salah satu metode hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Metode-metode itu ialah :

1) Metode garis lurus (Straight line method)

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).

Perhitungan depresiasi dengan garis lurus ini didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut:

a) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional setiap periode.

b) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahn ya relative tetap.

c) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu.

d) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relative tetap.

Dengan adanya anggapan-anggapan seperti diatas, metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi yang dihitung dengan cara ini jumlahnya setiap periode tetap, tidak menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut.

Depresiasi=Hatga Perolehan-Nilai residu

Taksiran umur kegunaan ...(1) 2) Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

3) Metode hasil produksi (Productive output method) 4) Metode beban berkurang (reducing charge method) 5) Metode harga pokok produk

Harga pokok produk adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. (Mulyadi, 2016:10)

(10)

Harga pokok produk= Total produksi

Hasil Produksi (biji)...(2) Harga pokok produk adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan. Semua biaya ini adalah biaya persediaan. Biaya persediaan yaitu semua biaya produk yang dianggap sebagai aktiva dalam neraca ketika terjadi dan selanjutnya menjadi harga pokok penjualan ketika produk itu dijual. Harga pokok penjualan mencakup semua biaya produksi yang terjadi untuk membuat barang yang terjual. (Dewi, 2015:47).

Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk:

a. Menentukan harga jual produk b. Memantau realisasi biaya produksi c. Menghitung laba atau rugi periodik

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca

6) Metode Pengumpulan Biaya Produksi/Harga Pokok Produk Metode pengumpulan biaya ada 2 yaitu :

a. Metode harga pokok pesanan

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Suatu pesanan adalah unit dari suatu produk yang dapat secara mudah dibedakan dari unit lainnya.

b. Metode harga pokok proses

Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi departemen dan setiap departemen melakukan suatu operasi tertentu untuk menyelesaikan suatu produki, sehingga nantinya ada transfer pembebanan proses produksi ke beberapa unit departemen hingga proses produk selesai. Kriteria utama untuk menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah identifikasi atas suatu unit bisnis yang memproduksi hanya satu jenis produk setiap kalinya. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses membutuhkan pencatatan yang

(11)

lebih sedikit yang berarti lebih murah untuk dioperasikan sehingga sistem ini lebih unggul daripada sistem sebelumnya, yaitu sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Perhitungan biaya berdasrkan proses digunakan saat produk dihasilkan dalam kondisi kontinu atau metode produksi missal dimana atau pusat biaya lain bersifat homogeny.

1) Karakteristik biaya berdasarkan proses adalah :

a) Proses produksi bersifat terus menerus dan produk yang dihasilkan bersifat standar.

b) Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam setiap departemen produksi yang dilalui untuk jangka waktu tertentu.

c) Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai dibagi dengan unit produk selesai dalam periode tersebut d) Produk yang belum selesai pada akhir periode dicatat ke dalam

rekening persediaan barang dalam proses

e) Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi untuk setiap departemen yang berisi informasi mengenai skedul kuantitas (laporan produksi), skedul biaya (pembebanan biaya), skedul alokasi biaya (perhitungan biaya) yang menyangkut pertanggungjawaban biaya yang telah dikeluarkan dan dibebankan pada persediaan barang jadi dan persediaan barang dalam proses.

f) Pada umumnya barang jadi departemen satu menjadi bahan baku departemen berikutnya sampai produk selesai. (Dewi, 2015:40).

2) Karakteristik produksinya adalah sebagai berikut:

a) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar b) Produk yang dihasilakn dari bulan ke bulan adalah sama

c) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

(12)

3) Perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan

Untuk memahami karakteristik metode harga pokok proses, berikut ini disajikan perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan. Perbedaan diantara dua metode terletak pada:

a) Pengumpulan biaya produksi

b) Perhitungan harga pokok produksi persatuan c) Penggolongan biaya produksi

d) Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.

(Dewi, 2015:62-64).

Menurut Arief Suadi untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan, dan menghitung biaya baik secara total maupun per unit menurut masing-masing departemen digunakan formulir laporan biaya produksi. Laporan biaya produksi adalah media untuk menyajikan informasi mengenai jumlah biaya yang harus dipertanggung jawabkan oleh sebuah departemen dan pertanggungjawabannya. Suadi (2013:55)

Tabel 2.1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan

Unsur Biaya Produksi Total

Biaya Unit Ekuivalen Biaya Produksi/Satuan

(1) (2) (3) (2) : (3)

Bahan Baku Rp. Xxx xxx Rp. Xxx

Bahan Penolong Rp. Xxx xxx Rp. Xxx

Tenaga Kerja Rp. Xxx xxx Rp. Xxx

Overhead pabrik Rp. Xxx xxx Rp. Xxx

Total Rp. Xxx xxx Rp. Xxx

Sumber : Mulyadi (2016:70)

(13)

Tabel 2.2. Laporan Biaya Produksi

Data Produksi

Dimasukkan dalam Proses xxx

Produk jadi yang ditransfer ke gudang xxx

Produk dalam proses akhir xxx +

Jumlah produk yang dihasilkan xxx

Biaya yang dibebankan dalam bulan desember

Total Per biji

Biaya Bahan Baku Rp. Xx Rp. Xx

Biaya Bahan Penolong Rp. Xx Rp. Xx

Biaya Tenaga Kerja Rp. Xx Rp. Xx

Biaya Overhead Pabrik Rp. Xx + Rp. Xx +

Jumlah Rp. Xx Rp. Xx

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang xx

Kg @ Rp. Xx

Harga pokok produk dalam proses akhir

Biaya Bahan Baku Rp. Xx

Biaya Bahan Penolong Rp. Xx

Biaya Tenaga Kerja Rp. Xx

Biaya Overhead Pabrik Rp. Xx

Jumlah harga pokok dalam proses Rp. Xx +

Jumlah Produksi yang dibebankan dalam bulan desember Rp. Xx + Sumber: Mulyadi (2016:71)

7) Jurnal Pencatatan Biaya Produksi

Berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan biaya produksi, biaya produksi yang terjadi dalam bulan Desember, dicatat dengan jurnal berikut:

a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku BDP – biaya bahan baku Rp. xxx

Persediaan bahan baku Rp. xxx

b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong BDP – biaya bahan penolong Rp. xxx

Persediaan bahan penolong Rp. Xxx

(14)

c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja BDP – biaya bahan penolong Rp. xxx

Gaji dan Upah Rp. xxx

d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik BDP – biaya overhead pabrik Rp. xxx

Berbagai rekening yang dikredit Rp. xxx e. Jurnal untuk mencatat selisih BOHP

Selisih biaya overhead pabrik Rp. xxx

BOHP Sesungguhnya Rp. xxx

f. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang

Persediaan produk jadi Rp. xxx

BDP – Biaya bahan baku Rp. xxx BDP – Biaya bahan penoling Rp. xxx BDP – Biaya tenaga kerja Rp. xxx BDP – Biaya Overhead pabrik Rp. xxx

g. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah pada akhir

Persediaan produk dalam proses Rp. xxx

BDP – Biaya bahan baku Rp. xxx BDP – Biaya bahan penolong Rp. xxx BDP – Biaya tenaga kerja Rp. xxx BDP – Biaya Overhead pabrik Rp. xxx Mulyadi (2016:70)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3 ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh penulis, yaitu:

(15)

Tabel 2.3. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Sholehah (2017) Didik Maulana (2017) Ika Fitri (2018)

Judul Perhitungan harga

pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin

Perhitungan harga pokok produk per biji paving dengan menggunakan metode harga pokok proses Pada UD Beton Jaya Banjarbaru

Perhitungan harga pokok produksi per biji paving block dengan

menggunakan metode harga pokok proses Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin

Institusi yang

ditetiti CV Tiga Sumber

Rezeki Banjarmasin UD Beton Jaya Banjarbaru UD Budi Ayu Banjarmasin

Rumusan Masalah Bagaimana perhitungan harga pokok per biji gorong- gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada Cv Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya yang seharusnya?

Bagaimana penggolongan biaya produksi dan perhitungan harga pokok produk sesuai dengan konsep akuntansi biaya

Bagaimana perhitungan harga pokok produk perbiji menggunakan metode harga pokok proses sesuai dengan konsep akuntansi biaya ?

Tujuan Penelitian Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga sumber Rezeki Banjarmasin yang sesuai dengan akuntansi biaya yang seharusnya

Untuk mengetahui bagaimana penggolongan biaya dan perhitungan harga pokok produk paving pada UD Beton Jaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.

Untuk mengetahui gambaran yang sesuai dengan perhitungan harga pokok produk perbiji batako dengan menggunakan metode harga pokok proses sesuai dengan konsep akuntansi biaya.

Metode Penelitian Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses

Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses

Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses

(16)

lanjutan

Hasil Penelitian Pembebanan yang dilakukan CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin masih kurang tepat karena adanya temuan biaya non produksi yang diperhitungkan ke dalam biaya produksi.

UD Beton Jaya Banjarbaru masih kurang tepat dalam melakukan perhitungan harga pokok produk per satuan, karena tidak menggolongkan biaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya. Seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dsn biaya overhead pabrik.

UD Budi Ayu Banjarmasin

memasukkan biaya cat bubuk ke dalam biaya bahan baku, dan UD Budi Ayu Banjarmasin menamakan biaya listrik dan biaya air ke dalam biaya lain-lain, serta tidak melakukan perhitungan depresiasi aktiva tetap yang seharusnya dibebankan ke dalam elemen biaya overhead pabrik Sumber : (Sholehah,2017)(Didik Maulana,2017)

Gambar

Tabel 2.2. Laporan Biaya Produksi
Tabel 2.3 ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan  oleh penulis, yaitu:
Tabel 2.3. Hasil Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Karena aspek tersebut menyangkut bagaimana cara kegiatan produksi akan dilaksanakan B?. Karena aspek tersebut menyangkut berapa banyak dukungan modal yang harus

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, sehingga tesis dengan judul “ANALISIS YURIDIS

™ Sepengetahuan Terdakwa mengenai Bertemu dengan Indra Setiawan apakah pada saat Sebelum atau setelah kematian Munir, terdakwa justru menjawab itu tidak ada urusan dengan

Pada varietas NC 297, ukuran daun tengah dan atas terluas dihasilkan oleh tembakau yang dipupuk dengan dosis N tertinggi 100 kg N/ha dari sumber pupuk majemuk

Koefisien budaya kerja discipline sebesar 0.087, artinya jika budaya kerja meningkat dengan cateris paribus dan independen lainnya (unity, respect, integrity, excellent, innovative)

….:”caranya diantaranya adalah termasuk dengan mengkaryakan anak – anak santri pondok, dalam upaya mengurangi beban operasional pondok, namun hal ini bukan semata

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah. 6) Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya

Dugaan potensi biomassa pada semua jenis tutupan lahan baik secara total maupun pada seluruh tingkat vegetasi yang dihitung menggunakan persamaan W4, menunjukkan hasil