• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (Januari 2021- Maret 2021) di Laboratorium Rekayasa Pangan, Laboratorium Inderawi, dan Laboratorium Kimia Pangan dan Biokimia, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret serta Laboratorium Kimia Pusat Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

B. Alat dan Bahan 1. Alat

a. Alat Pembuatan Pati Koro Pedang

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan pati koro pedang yaitu ayakan, baskom, blender, cabinet dryer, kain saring, loyang, timbangan analitik, dan stopwatch.

b. Alat Pembuatan Gula Cair Koro Pedang

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan gula cair yaitu timbangan analitik, stopwatch, pH meter Ohaus starter 3100, batang pengaduk, beaker glass 500 mL, waterbath Memmert, thermometer, dan hot plate.

c. Alat Analisis

Tabel 3. 1 Alat Analisis Penelitian

No Analisis Alat Analisis

1 Kimia

a. Kadar gula pereduksi b. Total

padatan terlarut c. Kadar

Air

Tabung reaksi, hot plate, pipet volume, spektrofotometer merk Optima SP-300 (χ 540 nm), thermometer

Erlenmeyer, pipet volume, pipet tetes, hand refractometer.

Kurs porselen, oven, desikator, loyang, pipet volume, penjepit, neraca analitik.

2 Fisik

(2)

28 a. Yields

Hidrolisis

Rumus perhitungan Yields Hidrolisis

3 Sensori Borang, label, alat tulis, gelas plastik, dan bilik uji coba

2. Bahan

a. Bahan Pembuatan Pati Koro Pedang

Bahan yang digunakan dalam pembuatan pati yaitu aquadest yang telah mendidih dan biji koro pedang (Canavalia ensiformis L.) yang berwarna putih dengan massa sekitar 1,5 g, memiliki diamter 13- 14 mm. Koro pedang didapatkan dari Pasar Legi Surakarta.

b. Bahan Pembuatan Sirup Glukosa Koro Pedang

Bahan yang digunakan yaitu pati koro pedang, aquadest, NaOH, HCl, buffer pH 4, alumunium foil, enzim α-amilase dan enzim glukoamilase. Kedua enzim tersebut didapatkan dari e-commerce

“Tokopedia”. Pada enzim α-amilase yang digunakan adalah enzim α- amilase Termamyl SC DS. Sementara enzim glukoamilase yang digunakan adalah enzim glukoamilase Dextrozyme GA 1.5x

c. Bahan Analisis

Tabel 3. 2 Bahan Analisis Penelitian

No Analisis Bahan Analisis

1 Uji Kimia a. Kadar

gula pereduksi b. Total

padatan terlarut c. Kadar

Air

Aquades, reagen Nelson A dan B, sampel sirup glukosa dan larutan Arsenomolibdat.

Aquades dan sampel sirup glukosa Sampel sirup glukosa

2 Uji Fisik a. Yield

Hidrolisis

Sampel sirup glukosa

(3)

29

3 Uji Sensori Sampel sirup glukosa

C. Tahapan Penelitian

Tahapan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu, pembuatan pati koro pedang, pembuatan sirup glukosa, dan pengujian sampel sirup glukosa.

(4)

30 1. Pembuatan pati koro pedang

500 gr biji koro pedang*

Penyortasian*

Perendaman selama 12 jam dan air rendaman diganti setiap 6 jam*

Penirisan

Pengupasan kulit koro pedang

Pengekstrasian menggunakan blender selama 3 menit perbandingan 1:3 (Koro

pedang: Aquadest)*

Bubur Koro Pedang

Pemerasan pertama dan penyaringan dengan kain saring

Ampas Filtrat

Pemerasan kedua*

Filtrat

Pengendapan 1 jam

Dekantasi

Endapan

Pencucian 3 kali*

Pengeringan menggunakan cabinet dryer suhu 55oC selama 3 jam

Pati koro pedang

Ampas

Air

Gambar 3. 1 Diagram Alir Pembuatan Pati Koro Pedang

Sumber: Windrati et al., (2010) dengan modifikasi*

(5)

31

Pembuatan pati kacang koro pedang mengacu pada metode ekstraksi basah oleh Windrati et al., (2010) dengan modifikasi waktu perendaman. Pembuatan pati koro pedang dilakukan dengan menimbang sebanyak 500 gram, kemudian dilakukan penyortiran, lalu direndam menggunakan air yang mendidih (kacang: air = 1:3(w/v)) selama 12 jam dan air rendaman diganti setiap 6 jam. Biji koro pedang ditiriskan, lalu dilanjutkan dengan pengupasan kulit ari dari daging koro pedang dan penghancuran daging koro pedang menggunakan blender sampai halus. Kemudian penyaringan daging koro pedang yang sudah diblender dengan kain saring. Pengendapan hasil penyaringan selama 3 jam, dilanjutkan pencucian endapan pati 1 jam sekali, pemisahan antara endapan pati dan air, lalu dilakukan pengambilan endapan pati. Pengeringan pati yang masih basah dengan cabinet dryer dengan suhu 55oC selama 3 jam.

(6)

32 2. Pembuatan Gula Cair Koro Pedang

50 g Pati koro pedang

Pelarutan dan pengukuran pH

3mL dan 5mL enzim α-amylase

Penambahan dan pemanasan sampai suhu 90oC dengan variasi waktu likuifikasi (10 dan

20 menit)

Penyesuaian nilai pH sampai 5-5.5

Pendinginan hingga suhu 60oC Proses Likuifikasi

Proses Sakarifikasi

Penambahan enzim 3mL dan 5mL enzim

glukoamilase

Pemanasan menggunakan waterbath (55oC, 24 jam) dengan ditutup alumunium foil

Sirup Glukosa Koro Pedang 250 ml air

Buffer pH 4

Gambar 3. 2 Diagram Alir Pembuatan Sirup Glukosa Koro Pedang Sumber: Arif et al (2019).

(7)

33

Pembuatan sirup glukosa koro pedang diawali dengan pelarutan 50 g pati koro pedang dalam air sebanyak 250 ml, lalu dilakukan pengukuran pH dengan syarat nilai pH mencapai 5- 5,5 menggunakan buffer pH 4 untuk mempertahankan pH. Kemudian, penambahan enzim α-amylase sesuai perlakuan (3 dan 5 mL) ke larutan yang sudah di ukur nilai pH-nya yang berfungsi untuk menghidrolisis pati, secara acak memutus atom C agar tidak terjadi gumpalan saat pemanasan dan di lakukan pemanasan larutan tersebut sampai suhu 90oC dengan variasi waktu likuifikasi (10 dan 20 menit) yang terjadi proses dekstrinasi yaitu pati telah terdegradasi menjadi dekstrin, lalu pendinginan sampai suhu 60oC. Selanjutnya penambahan enzim glukoamilase sesuai perlakuan (3 dan 5mL) ke dalam larutan. Penambahan enzim ini berfungsi untuk memecah rantai dekstrin menjadi glukosa. Lalu, dilakukan pemanasan menggunakan waterbath (55 oC, 24 jam). Maka larutan yang sudah diberi perlakuan seperti diatas akan menjadi sirup glukosa atau yang dikenal dengan gula cair (Arif et al., 2019).

3. Pengamatan dan Pengujian Sampel

Analisa pada sampel sirup glukosa meliputi sifat fisikokimia yaitu yields hidrolisis, total padatan terlarut, gula pereduksi, kadar air. Analisa sensoris yang terdiri dari aroma, rasa, kenampakan, overall. Pada penelitian Arit et al (2019), yang merupakan jurnal acuan dari penelitian ini, analisa pada sampel sirup glukosa meliputi sifat fisikokimia yaitu warna, total pdatan terlarut, total gula, yields, dan pH. Pada pengujian disesuaikan dengan kebutuhan sehingga memodifikasi dari jurnal acuan dimana pada jurnal tersebut terdapat perlakuan lain sehingga membutuhkan uji yang lebih kompleks.

D. Metode Analisis dalam Penelitian

Metode analisis penelitian yang digunakan, disajikan pada Tabel 3.3.

(8)

34 Tabel 3. 3 Metode Analisis Penelitian

No Analisis Metode

1 Kimia

a. Kadar gula pereduksi

b. Total padatan terlarut

c. Kadar Air

Metode Nelson Somogyi (AOAC, 1990)

Menggunakan refractometer (AOAC, 1984)

Menggunakan oven (AOAC, 2012)

2 Fisik

a. Yield Hidrolisi Perhitungan Rumus

3 Sensori Uji Hedonik

4 Statistik Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan Uji Two Way Anova yang dilanjutkan dengan Tukey HSD

Metode analisis yang dilakukan untuk untuk analisis kadar gula pereduksi menggunakan metode Nelson-Somogyi, total padatan terlarut dengan refraktrometer, serta kadar air dengan menggunakan oven. Kemudian uji yields diperoleh dari perbandingan antara nilai berat gula cair dikali dengan total padatan gula cair dibagi 100 dengan berat pati yang digunakan dikali satu dikurangi persentase kadar air pati dikali dengan 100%, sehingga efektivitas dari proses liquifikasi dan sakarifikasi mempengaruhi nilai dari yields. Pada uji sensoris menggunakan uji hedonik dengan parameter kenampakan, aroma, rasa, dan overall serta skala penilaian 1 hingga 5 dengan level kesukaan dari sangat tidak suka ke sangat suka. Target panelis yaitu tidak terlatih sebanyak 50 orang panelis tidak panelis. Sementara itu, untuk uji statistik menggunakan rancangan acak lengkap dengan uji Two Way Anova yang dilanjutkan uji Tukey HSD.

E. Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan percobaan rancangan acak faktorial (RAL) yang disusun dengan dua faktor perlakuan yaitu untuk mengetahui pengaruh waktu likuifikasi dan penambahan enzim. Pada penelitian ini terdapat 8 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 2 (dua) kali sehingga

(9)

35

terdapat 16unit percobaan. Kombinasi-kombinasi tersebut antara lain sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Rancangan Percobaan Penelitian

Waktu Likuifikasi

(W)

Konsentrasi Enzim (K)

KA1KG1 KA1KG2 KA2KG1 KA2KG2

W1 W1 KA1KG1 W1 KA1KG2 W1 KA2KG1 W1 KA2KG2 W2 W2 KA1KG1 W2KA1KG2 W2 KA2KG1 W2 KA2KG2 Keterangan:

*A1= 3 mL enzim α-amilase, A2= 5 mL enzim α-amilase, G1= 3 mL enzim glukoamilase, G2= 5 mL enzim glukoamilase, W1= 10 menit likuifikasi, dan W2= 20 menit likuifikasi.

Analisis statistik dilakukan menggunakan program IBM SPSS versi 22.0. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan two-way ANOVA. Jika data hasil analisis terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan menggunakan uji beda nyata Tukey pada α = 0,05.

Gambar

Gambar 3. 1 Diagram Alir Pembuatan Pati Koro Pedang
Gambar 3. 2 Diagram Alir Pembuatan Sirup Glukosa Koro Pedang  Sumber: Arif et al (2019)

Referensi

Dokumen terkait

2013, Hubungan Budaya Kerja Karyawan dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Malang, Jurusan Psikologi,

Kabupaten Banyumas mempunyai potensi yang besar sebagai produsen selada organik ditinjau dari kondisi sumberdaya alam, sumberdaya manusianya, dan tersedianya

Wawancara dengan perawat RS Atma Jaya pada mereka yang ber- tugas di rawat inap dan rawat jalan didapatkan lebih banyak faktor stres beban kerja berlebih secara kualitatif,

Ide dan konsep penciptaan karya seni lukis karakter Bubbledolls dapat dihasilkan empat karya yang menjelaskan tentang karya Pertama yang berjudul “Demam Sosmed”

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat dismpulkan bahwa kartu permainan Who am I dinyatakan efektif untuk melatihkan keterampilan berpikir

Guru agama harus berperan dalam meningkatkan minat belajar siswa, dengan menciptakan kegiatan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya sekedar

Berdasarkan kajian PAK dari perspektif esensialisme , penguatan PAK dilakukan dengan peninjaun dan perumusan materi PAK, memberikan penguatan aspek pengetahuan,

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jarak pagar yang dibibitkan pada kondisi steril dan tidak steril serta diinokulasi berbagai isolat FMA, setelah di