Komisi Nasional
Disabilitas (KND)
1
Maulani A Rotinsulu
Ketua Umum - HIMPUNAN WANITA DISABILITAS INDONESIA
7 Dasar Pembentukan Komisi
Nasional Disabilitas
7 Dasar Pembentukan Komisi
Nasional Disabilitas
Marak Diskriminasi
Penyandang Disabilitas berada tersebar di 34 Provinsi di Indonesia yang masih minim aksesibilitas, pelayanan, dan penuh dengan stigma negatif
Hak Penyandang Disabilitas masih dipenuhi dengan pendekatan belas kasih (charity
based), sehingga kondisi semakin termarjinalkan
Perubahan Cara Pandang
Permasalahan dalam isu disabilitas bukan hanya kurangnya aksesibilitas, tapi lebih mendasar, yaitu kekeliruan cara pandang terhadap disabilitas dari masyarakat dan pemegang kebijakan
Indonesia telah meratifikasi Convention on the Rights for Person with Disabilities (CRPD), yang memandang hambatan pada disabilitas ada pada lingkungan, bukan kondisi fisik, dan menempatkan isu disabilitas dalam isu HAM
7 Dasar Pembentukan Komisi
Nasional Disabilitas
Disabilitas sebagai isu multisektor
Disabilitas bersinggungan dengan 25 sektor, sehingga tidak ada yang menjadi
leading sector tunggal pada isu disabilitas
Ada 30 Kementerian/lembaga, 542 Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang tupoksinya diatur dalam UU Penyandang Disabilitas
Amanat UU
Dalam Bab VI Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas telah diatur mengenai Komisi Nasional Disabilitas
Dalam Pasal 149 UU Penyandang Disabilitas mengatur pembentukan KND paling lama 3 tahun sejak UU Penyandang Disabilitas disahkan (April 2019)
7 Dasar Pembentukan Komisi
Nasional Disabilitas
Komitmen Pembangunan
Agenda dalam RPJMN 2015-2019 Agenda dalam RANHAM 2015-2019
Komitmen Internasional Indonesia
Pelaksanaan Convention on the Rights of People with Disabilities (CRPD) Pelaksanaan Sustainable Developement Goals (SDGs)
Komitmen Pribadi Presiden
Dalam janji kampanye pada 2014, Presiden Joko Widodo menandatangani Piagam Soeharso,
yang substansinya khusus mengenai pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas
Salah satu poin dalam Piagam Soeharso menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo akan
membangun pemerintahan yang memiliki persepsi bahwa penyandang disabilitas adalah asset bagi negara, bukan beban, termasuk dalam keputusan yang diambil baik berupa kebijakan politik regulasi maupun kebijakan politik anggaran. Harus ada keberpihakan negara dan akses dalam setiap keputusan politik dan implementasinya, agar penyandang disabilitas pun mampu menjadi subjek dalam pembangunan.
8 Manfaat Pembentukan Komisi
Nasional Disabilitas
Manfaat Pembentukan KND
Melengkapi kelembagaan pemerintah dalam upaya pelaksanaan
komitmen pembangunan, terutama dalam aspek pengawasan, advokasi,
dan evaluasi
Memfokuskan upaya pemenuhan hak penyandang disabilitas yang
melibatkan berbagai Kementerian/Lembaga terkait
Sarana bagi Pemerintah dalam melaksanakan ketentuan dalam UU
Penyandang Disabilitas
Sarana bagi Pemerintah dalam menjalankan komitmen pembangunan di
dalam negeri, dan komitmen perjanjian luar negeri (CRPD dan SDGs)
Sarana bagi Presiden Joko Widodo dalam merealisasikan janji kampanye
dalam Piagam Soeharso
Manfaat Pembentukan KND
Membantu Pemerintah dalam menjalin kerjasama dengan organisasi
internasional yang memiliki perhatian dalam isu disabilitas
Mempercepat upaya perubahan cara pandang terhadap disabilitas
Mempercepat upaya terwujudnya masyarakat yang inklusif, yang akan
berdampak kepada
Naiknya angka SDM potensial yang berasal dari penyandang disabilitas Naiknya angka SDM yang termasuk dalam angkatan kerja
Mendukung perputaran roda perekonomian karena bertambahnya masyarakat yang mendapatkan penghasilan
Menjadi alat dalam mempromosikan Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata yang nyaman
Keperluan Anggaran dan Peluang
Pemasukan dari Pembentukan
Komisi Nasional Disabilitas
Anggaran dan Potensi Pemasukan
Kisaran Keperluan Anggaran
Perbandingan Anggaran (tahun 2015): KomnasHAM 93 M/tahun Ombudsman 136 M/tahun
KND ??? (kisaran 93 M sampai 136 M)
Potensi Pemasukan Negara
Hibah dari kerjasama dengan organisasi internasional Lingkungan yang inklusif, sehingga,
Menjadi daya tarik Investasi pihak swasta
Menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi
temapt-tempat wisata
Menaikan kualitas masyarakat penyandang disabilitas
untuk mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha
Memperbesar peluang bagi masyarakat penyandang
disabilitas untuk mendapatkan penghasilan sendiri, sehngga,
Dapat berkontribusi pada pembayaran pajak Dapat ikut menggerakan perekonomian nasional
Amanat Pembentukan
Komisi Nasional Disabilitas dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas
KND dalam UU Penyandang
Disabilitas
Bentuk Lembaga
Lembaga Non-Struktural dan Independen (Pasal 1 angka 16)
Tugas
melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan advokasi pelaksanaan Penghormatan, Pelindungan,
dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas; dan hasilnya dilaporkan kepada Presiden (Pasal 132)
Fungsi
Penyusunan rencana kegiatan KND; pemantauan dan evaluasi; advokasi pelaksanaan; dan
pelaksanaan kerjasama (Pasal 133)
Dasar Pembentukan
Peraturan Presiden (Pasal 134)
Batas Waktu Pembentukan
Paling lambat 3 tahun setelah pengesahan UU Penyandang Disabilitas (Pasal 149)
Rancangan Peraturan Presiden
tentang Komisi Nasional Disabilitas
Substansi Pengaturan dalam
Rancangan Perpres KND
Tujuan
Lembaga Kedudukan Lembaga LembagaTugas Kewenangan Lembaga
Struktur Organisasi Lembaga Masa Jabatan Anggota Komposisi Anggota Syarat Anggota Cara Pemilihan Anggota Cara Pemberhenti an Anggota Pertanggun g-jawaban Lembaga Pendanaan Lembaga
14
Tujuan
Lembaga
memastikan dan memantau penghormatan,
perlindungan, pemenuhan, dan pemajuan hak
Penyandang Disabilitas dapat dilaksanakan dengan baik
diseluruh wilayah Indonesia sesuai dengan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, dan perundang-undangan;
mengembangkan konsep penghormatan, perlindungan,
pemenuhan, dan pemajuan hak Penyandang Disabilitas
dalam tataran kebijakan; dan
menyebarluaskan paradigma baru dalam upaya
penghormatan, perlindungan, pemenuhan, dan
pemajuan hak Penyandang Disabilitas.
Kedudukan Lembaga
Ibukota negara Republik Indonesia
Tugas
Lembaga
menyusun rencana kegiatan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas; memantau pelaksanaan penghormatan, pelindungan, pemenuhan, dan pemajuan hak Penyandang Disabilitas;
melakukan evaluasi pelaksanaan penghormatan, pelindungan, pemenuhan, dan pemajuan hak Penyandang Disabilitas
melakukan sosialisasi dan edukasi kepada Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat terkait dengan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.
menerima dan menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat perihal dugaan pelanggaran atas penghormatan, pelindungan, dan
pemenuhan hak Penyandang Disabilitas;
menyelenggarakan mediasi untuk menyelesaikan permasalahan antara pejabat yang berwenang dengan pemangku kepentingan lainnya;
memberikan rujukan kepada lembaga keahlian untuk menyelesaikan permasalahan yang mendesak berdasarkan pengaduan;
mengkaji dan meneliti isu disabilitas;
Kewenangan
Lembaga
menyampaikan rekomendasi kepada pejabat yang
berwenang terkait dengan penyelesaian pelanggaran
dan/atau pembaharuan dan pengembangan kebijakan atas
penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak-hak
penyandang disabilitas;
mengeluarkan penilaian atas kinerja Pemerintah dan
pemerintah daerah dalam pelaksanaan penghormatan,
pelindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang
disabilitas;
memanggil pejabat yang berwenang langsung dengan suatu
sektor untuk dimintai penjelasan mengenai pengaduan
masyarakat;
memberikan laporan kepada publik dan Presiden atas
ketidakhadiran pejabat yang dimintai penjelasan dan hasil
penjelasan pejabat yang tidak menjalankan rekomendasi
Komisi Nasional Disabilitas;
Struktur Organisasi Lembaga
pimpinan;
Ketua
Wakil Ketua Anggota
sub komisi. (beberapa alternatif ditawarkan menggunakan istilah
Deputi
Sekretariat Jendral
Masa Jabatan Anggota
5 tahun
Komposisi Anggota
berjumlah 9 orang.
2/3 (dua per tiga) dari jumlah pimpinan berasal dari masyarakat
Penyandang Disabilitas, yang mempertimbangkan keragaman
disabilitas.
1/3 (satu per tiga) dari jumlah pimpinan dapat berasal dari
masyarakat bukan penyandang disabilitas.
Minimal 30% (tiga puluh persen) perempuan.
Syarat
Anggota
warga negara Indonesia; berintegritas; pada saat pendaftaran berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun; memiliki latar belakang pendidikan paling rendah SMA atau yang sederajat; memiliki pengalaman dan keahlian di bidang disabilitas;
mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang penyelenggaraan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun;
tidak sedang dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
bersedia bekerja penuh waktu; dan
bersedia tidak menduduki jabatan politik dan jabatan publik selama masa keanggotaan setelah terpilih.
Cara Pemilihan Anggota
Presiden membuat Tim Seleksi
Timsel melakukan seleksi
Tahapan seleksi:
pendaftaran calon, tahap seleksi, dan
tahap pelaporan hasil pemilihan
Calon terpilih diserahkan kepada Presiden untuk dilantik
Jumlah calon yang diserahkan Timsel kepada Presiden sejumlah
lowongan yang ada
Cara Pemberhentian Anggota
Berhenti dengan hormat
meninggal dunia;
telah berakhir masa keanggotaannya; atau
mengundurkan diri dengan alasan yang dapat diterima.
Berhenti tidak hormat:
dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
melanggar sumpah atau janji jabatan dan/atau kode etik; tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota KND; dan/atau
tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara berturut-turut tanpa alasan yang
sah.
Keputusan pemberhentian berdasarkan Keputusan Presiden
Pertanggungjawaban Lembaga
Bertanggungjawab kepada Presiden
Kode Etik dan Dewan Etik KND
Kode etik diperlukan sebagai,
panduan sikap tindak bagi pimpinan atau staf di KND
Perlindungan bagi Pimpinan atau staf KND apabila melakukan kesalahan, agar tidak langusng menempuh
mekanisme piana
Pengaturan terkait Kode Etik ditetapkan dalam Peraturan KND
KND wajib menyusun Kode Etik yang berisi norma yang harus dipatuhi oleh Anggota KND dalam
menjalankan tugasnya untuk menjaga integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, dan negarawan.
Dewan Etik KND dibentuk untuk menegakan kode etik KND Sanksi yang dapat dijatuhkan atas pelangaran etik,
teguran tertulis;
pemberhentian sementara; atau pemberhentian.
Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, organisasi, dan tata beracara persidangan Dewan
Kehormatan KND diatur dalam Peraturan KND.
Komisi Disabilitas Daerah (KDD)
Pemerintah Daerah membentuk KDD atau lembaga lainnya yang
sejenis untuk mendukung penyelenggaraan fungsi dari KND di
daerah.
Pembentukan KDD atau lembaga lainnya yang sejenis berdasarkan
kepada Peraturan Daerah
KDD mendapatkan bimbingan dan konsultasi dari KND tentang
penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan advokasi terhadap
penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak Penyandang
Disabilitas.
Pendanaan Lembaga
APBN
Sumber lain yang tidak mengikat
Studi Perbandingan Komisi Nasional
Disabilitas dengan Lembaga Sejenis
di Sembilan Negara Lain
Perbandingan Lembaga Serupa di
Negara Lain
Amerika Serikat Argentina Austria
Filipina India
Inggris
Bentuk Lembaga dan Struktur
Pertanggungjawaban
State Auxiliary Organ dan
Bertanggungjawab kepada Presiden
Amerika Serikat Argentina
Filipina Meksiko
Goverment Organ dan Bertanggungjawab kepada Kementerian Tertentu Austria India Inggris Irlandia Australia Sistem Pemerintahan Presidensiil Sistem Pemerintahan Parlementer
Bentuk Lembaga KND
Lembaga Non-Struktural dan Independen
Fungsi Lermbaga Disabilitas di 9
Negara
JENIS KEWENANGAN JUMLAH
NEGARA NEGARA Rekomendasi Kebijakan 8 AS, Arg, Fil, Ind, Ing, Irl, Aust, Meks Pengumpulan data dan Penelitian 8 AS, Arg, Fil, Ind, Ing, Irl, Aust, Meks Pembentukan Kebijakan 2 AS, Aus
Monitoring dan evaluasi 9 AS, Arg, Aus, Fil, Ind, Ing, Irl, Aust, Meks Advokasi Permasalahan 6 AS, Aus, Ind, Ing, Aus, Meks
Penyediaan Alat 5 AS, Aus, Fil, Irl, Aus Koordinator Lembaga Negara 1 Arg
Perencanaan Kebijakan Disabilitas 2 Arg, Aus
Pengaduan/Konsultasi 4 Ing, Irl, Aust, Meks
Terima Kasih
Sekretariat :
MENTENG SQUARE Office and Apartments, Tower A, 2nd Floor, AR 01 Jl. Matraman Raya No. 30E, Jakarta - Pusat, Jakarta-10430, Indonesia. Tel / Fax: +021 - 2961 4294
Email: hwdi@hotmail.co.id; dpp@hwdi.or.id; hwdi.info@gmail.com; website: www.hwdi.or.id