• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menangani permasalahan pendidikan anak Pekerja Migran Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menangani permasalahan pendidikan anak Pekerja Migran Indonesia"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ini memiliki tujuan untuk membahas tentang upaya pemerintah Indonesia menangani permasalahan pendidikan anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tidak mempunyai akses untuk mendapatkan pendidikan di Sabah, Malaysia. Selain itu, upaya pemerintah ini tidak hanya dilakukan untuk anak PMI yang berstatus legal, namun juga terhadap anak-anak PMI yang tidak memiliki dokumen lengkap atau sering disebut ilegal sehingga memiliki permasalahan untuk mendapatkan pendidikan. Pekerja Migran Indonesia merupakan setiap warga negara Indonesia yang sedang atau telah bekerja dengan menerima upah atau gaji di luar wilayah Indonesia.1

Berdasarkan data yang tercacat pada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) hingga tahun 2020 tercacat dengan jumlah 113.173 jiwa pekerja migran yang terdiri dari 36.784 jiwa yang berstatus menjadi PMI formal dan 76.389 jiwa tercatat sebagai PMI informal yang tersebar di seluruh dunia, dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah PMI informal memiliki persentase lebih dari 50%.2 Jumlah PMI tersebut terdiri dari 191.237 jiwa dengan jenis kelamin perempuan dan 85.316 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki.3 Pada wilayah Asia Tenggara sendiri,

1 Hartono Widodo dan Jossi Belgradoputra, Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum, Universitas Krisnadwipayana, Vol, 8, No, 1, (Juli 2019)

2 BP2MI, Data Penempatan dan Perlindungan PMI Periode Tahun 2020, diakses dalam https://bp2mi.go.id/uploads/statistik/images/data_27-02-

2021_Laporan_Pengolahan_Data_Th_2020.pdf (6/3/2021,22.17 WIB)

3 Ibid.

(2)

2

Malaysia dan Thailand merupakan negara yang paling banyak menerima perkerja migran dari negara sekitarnya yang salah satunya adalah Indonesia.4

Malaysia merupakan negara yang menjadi tujuan utama Pekerja Migran Indonesia pada tahun 2015-2020. Pada tahun 2020 tercatat sebanyak 14.630 orang dan pada tahun 2019 tercatat sebanyak 17.663 orang yang tercatat pada data statistik BP2MI.5 Per Desember 2018, penempatan PMI berdasarkan negara, sebanyak 90.671 orang memilih Malaysia sebagai tempat tujuan untuk bekerja.6 Pada tahun 2017, jumlah PMI yang berada di Malaysia mencapai 88.991.7 Pada tahun 2016, sebanyak 87.623 PMI ditempatkan di Malaysia, dan pada tahun 2015, jumlah PMI yang berada di Malaysia berjumlah 97.635 orang.8 Jumlah PMI yang tercatat pada BP2MI tersebut belum termasuk PMI illegal atau dikategorikan sebagai Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) yang diperkirakan memiliki jumlah yang banyak.

Malaysia sebagai negara tujuan utama para PMI terbagi menjadi beberapa negara bagian salah satunya wilayah Sabah. Sabah merupakan salah satu wilayah yang menjadi tujuan para PMI untuk mencari perkerjaan terutama pada sektor ladang sawit. Luas perkebunan Sawit di Sabah terhitung mencapai 1,5 juta hektar, yang mana Sabah merupakan wilayah penghasil sawit terbesar

4 Rencana Strategis 2015-2019, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, hal. 16

5 BP2MI, Data penempatan dan perlindungan TKI periode tahun 2019, diakses dalam http://www.bnp2tki.go.id/statistik-detail/data-penempatan-dan-perlindungan-tki-periode-tahun- 2019 (2/3/2020,22.20 WIB)

6 Ibid.

7 Ibid.

8 BP2MI, Data penempatan dan perlindungan TKI periode tahun 2016. Diakses dalam http://portal.bnp2tki.go.id/uploads/data/data_08-02-2017_111324_Data-P2TKI_tahun_2016.pdf (2/3/2021,22.41 WIB)

(3)

3

di Malaysia dengan 90 persen pekerja yang berasal dari Indonesia, terutama berasal dari wilayah Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.9

Pada tahun 2018, tercatat lebih dari 100.000 pekerja migran yang berasal dari berbagai negara di dunia dan salah satunya pekerja migran yang berasal dari Indonesia bekerja di Sabah. Dari data yang didapat dari The Ministry of Home Affairs (MOHA), Sabah berada di peringkat 5 tujuan para pekerja migran setelah Selangor, Johor Bahru, Kuala Lumpur dan Pulau Pinang. Namun, Sabah merupakan wilayah dengan potensi tertinggi menjadi wilayah tujuan pekerja migran ilegal diikuti oleh Selangor dan Johor. Jumlah PMI ilegal yang ada di Sabah dikategorikan tinggi karena jalur masuk ke Malaysia khususnya Sabah mudah dijangkau melalui Nunukan (Kalimantan Utara). Melalui perbatasan tersebut, PMI dengan mudah bisa masuk ke wilayah Sabah melalui “jalur tikus” dan didukung dengan pemalsuan dokumen dan mendapatkan bantuan dari calo.

Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di Malaysia diharuskan memenuhi kriteria minimum batas umur, yaitu usia 18 hingga 45 tahun. Usia yang tertulis tersebut dianggap sebagai usia produktif manusia untuk membina sebuah keluarga.

Oleh karena itu, adanya kebijakan yang tertulis bahwa pekerja migran yang berada di Malaysia memiliki batas waktu bekerja selama 10 tahun dan tidak diperkenankan untuk menikah disana dan membawa serta keluarganya untuk tinggal di tempat pekerja migran bekerja.10 Namun pada kenyataannya, tidak sedikit PMI yang

9 Laporan Tim Pencari Fakta, Kondisi migran Indonesia yang dideportasi selama masa Covid-19 dari Sabah, Malaysia ke Indonesia (Juni 2019-September 2020). Koalisi Buruh Migran Berdaulat Oktober 2020

10 …..Foreign workers are employed for a period of 10 years for all permissible sectors and they may not marry nor bring their family members into Malaysia…”Policy on Employment of Foreign Workers. 2014. Department of Labour Penisular, Ministry of Human Resources. Putra Jaya, Kuala Lumpur, diakses dalam http://jktsm.mohr/.gov.my/index.php/en/services/pengurusan-pekerja- asing/penggajian-pekerja-asing (22/3/2021,23.12)

(4)

4

menikah disana dan membawa serta keluarganya meliputi istri dan anak untuk ikut tinggal di Malaysia khususnya Sabah dengan illegal (tidak memiliki dokumen resmi yang lengkap. Hal ini mengakibatkan terjadinya permasalahan-permasalahan salah satunya adalah anak PMI yang berada di Malaysia dan tidak memiliki dokumen- dokumen resmi yang lengkap serta dalam usia yang masih membutuhkan akses pendidikan. Sementara itu, warga negara asing yang berada di Malaysia tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan di sekolah kebangsaan Malaysia, kecuali anak yang berasal dari orang tua yang bekerja sebagai staff kedutaan asing atau salah satu dari orang tua anak tersebut merupakan pemegang atau expatriate card, employment pass,dan student pass. Selain itu, anak yang diberikan izin untuk mengenyam pendidikan disana yaitu anak dengan orang tua yang memiliki izin bekerja resmi dan minimal gaji yaitu RM 3,000,00 yang mana gaji tersebut merupakan standar dari gaji pekerja profesional di Malaysia.11

Permasalahan yang dihadapi anak PMI yang memiliki permasalahan berupa kelengkapan dokumen akan berkakibat susah untuk mendapatkan pendidikan yang formal dan rawan untuk ditangkap oleh petugas imigrasi Malaysia.12 Faktor lain yang menjadi penghambat anak PMI dalam mengakses pendidikan yaitu jarak tempuh ke sekolah yang memakan banyak waktu, dan karena berstatus undocumented mereka rawan tertangkap dan di deportasi oleh kepolisian maupun petugas imigrasi Malaysia dan kurangnya kesadaran para orangtua akan pentingnya pendidikan anak mereka. Selain itu, keterbatasan tenaga pendidik disana juga

11 Kementerian Pendidikan Malaysia, Studi Kelayakan Sekolah Indonesia Johor Bahru, diakses dalam http://moe.gov.my/my/Pertantaan-Lazim KJRI Johor Bahru, 2016, Hal.4

12 Neneng Zubaidah, Tak hanya TKI, sekolah Indonesia di Malaysia pun ilegal diakses dalam http://nasional.sindonews.com/read/813797/15/tak-hanya-tki-sekolah-indonesia-di-malaysia- punilegal-1386246946, (13/3/2021,01.22)

(5)

5

menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya anak PMI yang belum mendapatkan layanan pendidikan.13

Indonesia meruakan salah satu anggota dari PBB (Perserikatan Bangsa- Bangsa) dimana memiliki tanggungjawab dan kewajiban moral serta hukum dalam menjunjung tinggi untuk melaksanakan ketetapan yang telah menjadi kesepakatan Internasional seperti yang tertulis pada Deklarasi Universal tentang HAM dan Konvensi tentang hak anak, Konvensi tentang buruh migran dan anggota keluarganya yang telah ditentukan oleh PBB. Sedangkan pada dunia Internasional, seorang anak yang lahir memiliki perlindungan yang telah dibuat, disahkan, dan disepakati dengan dasar untuk menghargai dan menghormati hak yang ada pada setiap anak tertulis pada Universal Declaration of Human Rights tahun 1948. Pada Universal Declaration of Human Rightss (1948) secara spesifik disebutkan bahwa ada 4 prinsip pokok yang harus dan wajib dipatuhi oleh masyarakat di semua negara di dunia.14 Empat prinsip yang disebutkan tersebut tertulis pada Pasal 2 tentang prinsip non-diskriminasi, pada Pasal 3 ayat (1) tentang prinsip kepentingan terbaik bagi anak, pada pasal 6 tentang prinsip hak anak adalah hak kodrat hidup yang wajib dijamin, dan yang tertulis pada Pasal 12 tentang prinsip kebebasan dalam mengemukakan pendapat.15

Sedangkan pada Pasal 29 dan Pasal 30 Migrants Rights Convention mengatur tentang hak dari anak yang dimiliki oleh para pekerja migran yang sedang bekerja

13 Latief, BNP2TKI Perjuangkan Pendidikan di Malaysia, diakses dalam https://ekonomi.kompas.com/read/2015/09/19/175956626/BNP2TKI, (12/3/2021,12.28)

14 ECPAT, 2010. Memperkuat Hukum Penanganan Eksploitasi Seksual Anak. Sumatra Utara: Restu Printing Indonesia, h.12

15 Michael Anthony Wirasasmita Putu Tuni Cakabawa Landra I Gede Pasek Eka Wisanjaya.

Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak Yang Menjadi Tenaga Kerja Migran Indonesia Di Negara Lain. Denpasar : Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis Internasional Fakultas

Hukum Universitas Udayana Diakses dalam

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/11888/8199.

(6)

6

di negara lain. Pada Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Pasal 60 tentang Hak asasi manusia tertulis bahwa hak untuk memperoleh pendidikan merupakan hak dasar yang melekat pada setiap WNI, yang artinya setiap anak yang berstatus WNI wajib mendapatkan hak pendidikan.16

Penanganan permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah merupakan permasalahan kompleks yang mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Indonesia. Permasalahan pendidikan dilatarbelakangi ketersediaan sekolah yang terbatas ditambah lagi dengan kurangnya kesadaran orang tua terkait pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Permasalahan-permasalahan tersebut tidak mampu teratasi oleh peran orang tua saja, namun upaya pemerintah Indonesia juga diperlukan. Dari permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan Upaya dari Pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah, Malaysia. Oleh sebab itu, permasalahan ini dianggap menarik untuk diteliti. Penulis akan berfokus dalam melihat upaya pemerintah menangani permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah tahun 2015-2020.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakan yang tertera di atas, dapat ditarik sebuah rumusan masalah yaitu “Bagaimana Upaya Pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah pada tahun 2015-2020?”

16 “Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya.” Dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM diakses dalam http://www.komnasham.go.id/instrumen-ham- nasional/uu-no-39-tahun-1999-tentang-ham (8/03/2020 11:09).

(7)

7 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang saya lakukan untuk menganalisa masalah ini adalah :

1. Untuk mengetahi kompleksitas permasalahan dialami oleh para PMI, terutama pada masalah pendidikan anak PMI di Sabah.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana upaya pemerintah dalam menangani permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah.

3. Untuk mengetahui sumber Konsepsi Peranan Nasional dan konsepsi social protection yang mempengaruhi pemerintah dalam memberikan solusi atas permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penulisan ini diharapkan nantinya bisa digunakan menjadi penyumbang pemikiran dan informasi bagi mahasiswa Hubungan Internasional serta penulisan mengenai permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah dan upaya yang dilakukan pemerintah terkait permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah denhgan menggunakan konsep peranan nasional dan Social Protection.

2. Manfaat Praktis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi pembaca terkait permasalahan pendidikan anak PMI. Dimana dalam penelitian ini dijelaskan tentang permasalahan yang dialami oleh PMI yang

(8)

8

berada di negara lain khususnya pada masalah pendidikan di Sabah dan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasinya.

1.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tidak bisa dipisahlan dari penerlitian-penelitian yang telah diteliti sebelumnya. Penulis tentunya melakukan review terhadap beberapa penelitian terdahulu agar mengetahui posisi penelitian di antara beberapa penelitian terdahulu. Selain itu, untuk menemukan perbedaan pada pembahasan, kerangka konseptual dan metode penelitian agar terhindar dari bentuk-bentuk plagiasi.

Penelitian pertama adalah jurnal dari Ratu Rayanti Arumsari yang berjudul “Peran Pemerintah Republik Indonesia dalam Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Sektor Informal di Arab Saudi”.17 Skripsi tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu pada subjek yang berperan yaitu pemerintah Indonesia. Perbedaan dengan penelitian penulis yaitu terletak pada objek penelitiannya yaitu perlindungan Tenaga Kerja Indonesia secara luas, sedangkan penulis memiliki batasan hanya pada permasalah pendidikan anak PMI.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan teknik analisa deskriptif dan menggunakan pendekatan teoritis yang berkaitan dengan hubungan internasional, yaitu kerjasama internasional, perjanjian internasional, peraturan perburuhan internasional, kepentingan nasional dan diplomasi yang dinegosiasikan.

Penelitian ini membahas tentang kegiatan pengiriman tenaga kerja yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Arab Saudi, kerjasama yang berbasis

17 Ratu Rayanti Arumsari, Peran Pemerintah Republik Indonesia dalam Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Sektor Informal di Arab Saudi, Jurnal, Bandung: Global Political Studies Jurnal Vol. 3 No. 1 April 2019

(9)

9

mutualisme dimana kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dari kerjasama tanpa saling mengganggu. Oleh karena itu, kedua negara sepakat untuk mengadakan pertemuan rutin guna membahas permasalahan yang muncul dan bersama-sama mencari solusi, mencari jalan tengah agar kegiatan kembalinya TKI tanpa hambatan dengan jaminan perlindungan TKI mendapat perhatian lebih dari pemerintah Arab Saudi agar kasus kekerasan semacam itu tidak terulang kembali Kerja sama yang dilakukan kedua negara tersebut terbentuk dalam pembahasan setiap pertemuan resmi kedua belah pihak, yang menghasilkan beberapa kesepakatan, yang kemudian menjadi pokok bahasan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.

Penelitian kedua adalah jurnal dari Anindya Anggun Mahadianti,Christy Damayanti, dan Herning Suryo yang berjudul Soft Diplomacy Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu Pada

Hubungan Perdagangan Indonesia – Negeri Sabah, Malaysia. 18 Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan konsep soft diplomacy. Sehingga dari pendekatan penulis dapat menggambarkan bagaimana soft diplomacy yang dilakukan antara Indonesia dengan negara Sabah dalam perdagangan. Perbedaannya dengan penulis terletak pada subjek penelitiannya yang membahas tentang hubungan dagang, sedangkan penulis hanya memiliki keterbatasan dalam mengajar anak-anak PMI.

Politik luar negeri Indonesia dimana KJRI Kota Kinabalu, sebagai perwakilan Republik Indonesia,secara praktis mengimplementasikan apa yang

18 Anindya Anggun Mahadianti,Christy Damayanti, dan Herning Suryo, Soft Diplomacy Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu pada Hubungan Perdagangan Indonesia – Negeri Sabah, Malaysia, Transformasi No. 30 Tahun 2016 Volume I. Diakses dalam http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Transformasi/article/view/1769 (3/03/2020; 20.08WIB).

(10)

10

telah dilakukan Kementerian Luar Negeri RI. KJRI Kota Kinabalu sedang mengupayakan kerjasama antara Sabah dan perusahaan maritim Indonesia atau mencari kerjasama yang lebih erat antara otoritas maritim kedua negara. Sementara dari sisi kebijakan pemerintah pusat untuk meningkatkan arus wisatawan asing ke Indonesia, KJRI Kota Kinabalu telah melakukan sejumlah kegiatan promosi pariwisata bagi masyarakat Sabah, seperti pameran wisata dan sebagainya.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu telah melakukan upaya untuk mengembangkan sektor ekonomi Indonesia, khususnya di wilayah Sabah. KJRI menawarkan fasilitas dalam berbagai kegiatan kerjasama ekonomi Indonesia-Sabah, seperti pengembangan fungsi yang dapat mengembangkan kerjasama dengan metode soft diplomacy. 19 soft diplomacy yang digunakan KJRI Kota Kinabalu dalam hubungan perdagangan berfokus pada budaya dengan memperkenalkan produk lokal Indonesia, budaya tradisional dan hiburan kepada masyarakat Sabah. Politik luar negeri disini KJRI Kota Kinabalu sebagai perwakilan RI di Sabah hanya melaksanakan kebijakan Kementerian Luar Negeri saja, namun kebijakan tersebut disesuaikan dengan keadaan di Sabah sendiri menggunakan pendekatan soft diplomacy.

Penelitian ketiga adalah jurnal milik Linda Asri Andrikasari dengan judul “Kerjasama Bilateral Indonesia-Malaysia Dalam Penanganan Masalah TKI Ilegal”.20 Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan metode analisis kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan berdasarkan konsep hubungan bilateral. Perbedaan dari penelitian penulis terletak

19 Ibid.

20 Linda Asri Andrikasari, Kerjasama Bilateral Indonesia-Malaysia Dalam Penanganan Masalah TKI Ilegal, Skripsi, Malang: Prodi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

(11)

11

pada fokus penelitiannya yaitu penelitian ini berfokus membahas upaya pemerintah kedua negara dalam kasus TKI ilegal di Malaysia, sedangkan penulis hanya sebatas pada permasalahan pendidikan anak PMI.

Studi ini menjelaskan bahwa karena kurangnya kesempatan kerja di luar negeri, orang Indonesia mencari nafkah dengan menjadi pekerja migran Indonesia.

Pekerja migran Indonesia ilegal di Malaysia biasanya diselundupkan oleh penyelundup manusia. Kepala Direktorat Tenaga Kerja Asing memperkirakan ada lebih dari satu juta pekerja Indonesia ilegal pada tahun 2005. TKI ilegal cenderung menggunakan kekerasan karena tidak mendapatkan perlindungan dan pelayanan resmi dari KBRI setempat. Melihat banyaknya permasalahan terkait TKI ilegal, Andrikasari mencoba menjelaskan bagaimana kerjasama bilateral pemerintah Indonesia-Malaysia dalam menanggulangi masalah TKI ilegal.

Penelitian keempat adalah milik Mulyadi dengan judul “Kerjasama Bilateral Indonesia-Malaysia Dalam Menanggulangi Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia Pada Masa Presiden SBY”.21 Jenis penelitian yang digunakan Mulyadi sama dengan yang penulis lakukan yaitu deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaandan kajian pustaka data sekunder. Data ini kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif. Landasan/konsep teoritis yang digunakan Mulyadi dalam penelitian ini adalah konsep HAM, sekuritisasi dan kerjasama bilateral. Perbedaan penelitian penulis terletak pada fokus penelitiannya, yaitu penelitian ini berfokus membahas upaya pemerintah kedua negara dalam

21 Mulyadi, Kerjasama Bilateral Indonesia-Malaysia Dalam Menanggulangi Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia Pada Masa Presiden SBY, Skripsi, Malang: Prodi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

(12)

12

menangani kasus TKI ilegal di Malaysia, sedangkan penulis hanya memiliki batasan pada masalah pendidikan anak PMI.

Penelitian ini menjelaskan bahwa migrasi tenaga kerja Indonesia dimulai pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1890. Saat itu, para pegawai kontrak Indonesia ditempatkan di Suriname, Afrika Selatan sebagai pengganti budak perkebunan. Pada tahun 1997-1998, krisis moneter melanda beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Akibat krisis ini, Indonesia tidak mampu memenuhi permintaan pekerjaan domestik. Untuk menghindari masalah tersebut, salah satunya ditempuh kebijakan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, khususnya ke Malaysia, dimana pada saat itu Malaysia sebagai negara industri baru di Asia Tenggara dapat bangkit dan berkembang. Namun pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Malaysia dilakukan terus menerus hingga era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, sehingga tenaga kerja Indonesia meningkat setiap tahunnya dan menimbulkan banyak masalah di Malaysia. Untuk mengatasi permasalahan TKI di Malaysia, pemerintah Indonesia sebagai negara pengirim TKI ke Malaysia telah menjalin kerjasama dengan negara penerima TKI, mulai dari tingkat Nota Kesepahaman hingga perundingan bilateral. antara kedua negara, dimana negosiasi bilateral hanya fokus pada isu-isu terkait pekerja migran Indonesia di Malaysia. Hal ini menghasilkan bentuk negosiasi bilateral yang di mata Malaysia dianggap lebih memiliki kekuatan negosiasi

Penelitian kelima adalah jurnal dari Donna Savira Larasati yang berjudul “Peran Pemerintah Indonesia dalam Melindungi Hak TKI dari

(13)

13

Praktik Underpayment di Hongkong”.22 Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan konsep kebijakan publik. Konsep kebijakan publik yang menurut Michael Howlet merupakan tahapan dalam proses kebijakan publik, konsep hak asasi manusia menitikberatkan pada hak ekonomi dan teori peran. Perbedaan dengan penelitian penulis terletak pada fokus penelitiannya yaitu penelitian ini fokus membahas tentang upaya pemerintah dalam melindungi hak TKI dari Praktik Underpayment, sedangkan penulis memiliki batasan hanya pada permasalah pendidikan anak PMI.

Pemerintah Indonesia memberikan pelatihan kepada pekerja migran Indonesia di Hong Kong melalui KJRI Hong Kong untuk mendukung keterampilan PMI. Selain itu, pemerintah telah mengusut kasus kurang bayar melalui Kementerian Luar Negeri dan BNP2TKI, sehingga tidak ada lagi pemberi kerja yang tidak memberikan upah kepada PMI serta pemberi kerja dan instansi yang tidak memenuhi kesepakatan/perjanjian yang dibuat di atas kertas. Pemerintah Indonesia menerapkan regulasi untuk menghindari overcharging yang sering terjadi dengan membayar biaya penempatan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui bank nasional. Selain itu, pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja Hong Kong dan melakukan MoU tentang perlindungan pekerja di Hong Kong, dan juga bekerja sama dengan jaringan pekerja migran Indonesia di Hong Kong untuk memantau masalah PMI di Hong Kong..23

Penelitian keenam adalah jurnal dari Andi Muhammad Marsianto yang berjudul “Peran Pemerintah Indonesia pada Masa Presiden Joko Widodo

22 Donna Savira Larasati, Peran Pemerintah Indonesia dalam Melindungi Hak TKI dari Praktik Underpayment di Hongkong. Journal of International Relations, Volume 4, Nomor 3, 2018, hal. 360- 366 Diakses dalam http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jihi. (5/03/2020; 22.12WIB)

23 Ibid.

(14)

14

dalam Menangani Permasalahan TKI Ilegal di Malaysia”. 24 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Dalam menganalisis peran Indonesia dalam menangani masalah TKI, Marsianto menggunakan konsep perlindungan sosial dan konsep peran negara.

Perbedaan dengan penelitian penulis terletak pada fokus penelitiannya yaitu penelitian ini fokus membahas tentang masalah TKI illegal secara luas, sedangkan penulis memiliki batasan hanya pada permasalah pendidikan anak PMI.

Kajian ini membahas masalah pekerja migran ilegal di Malaysia yang menjadi tanggung jawab pemerintah Joko Widodo. Para pekerja migran ilegal ini dihadapkan pada 3 bentuk kerentanan selama pemberangkatan, keberangkatan ke Malaysia, dan kepulangan ke Indonesia. Masalah ini kemudian menjadi salah satu faktor yang mengambil peran pemerintah, selain faktor internal dan eksternal.

Penyelesaian masalah TKI ilegal terlihat dari komitmen Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan TKI. Bahkan sasaran strategis utama Kementerian Luar Negeri RI periode 2015-2019 menyatakan bahwa Indonesia akan memberikan pelayanan dan perlindungan prima kepada warga negara Indonesia, BHI (Badan Hukum Indonesia) dan diaspora. Peran pemerintah Indonesia dapat dikategorikan sebagai peran active independent. Terlihat bagaimana Presiden Joko Widodo telah menyusun sembilan agenda prioritas atau yang dikenal dengan NAWA CITA. Dalam agenda pertama NAWA CITA, Presiden menekankan prioritasnya untuk membawa negara kembali melindungi seluruh bangsa dan memberikan rasa aman.

24 Andi Muhammad Marsianto, Peran Pemerintah Indonesia pada Masa Presiden Joko Widodo dalam Menangani Permasalahan TKI Ilegal di Malaysia, Skripsi, Malang: Prodi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

(15)

15

Penelitian ketujuh adalah penelitian skripsi dari Saleha Mufida yang berjudul “Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Menanggulangi Masalah Pendidikan Anak TKI Di Sarawak Periode 2014-2018”.25 Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan konsep diplomasi. Perbedaan dengan penelitian penulis terletak pada lokasi penelitian yaitu penelitian ini berfokus pada Sarawak bagian Malaysia sedangkan penulis hanya memiliki keterbatasan pada masalah parenting anak PMI di Sabah.

Kesepakatan yang dicapai oleh pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam Annual Consultation, negosiasi di Bukit Tinggi dan penandatanganan MoU di Nusa Dua Bali dapat dikategorikan sebagai soft diplomacy pemerintah Indonesia dalam memberikan layanan pendidikan kepada anak-anak Indonesia. pekerja migran di Sarawak. Sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan kerangka konseptual, diplomasi dibagi menjadi dua metode, yaitu hard diplomacy dan soft diplomacy.26 Kesepakatan yang dicapai oleh pemerintah Indonesia dan Malaysia termasuk dalam soft diplomacy karena diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada TKI di Sarawak tidak menggunakan pendekatan hard power atau koersif, tetapi menggunakan pendekatan kekuasaan, seperti negosiasi antara dua kepala negara dan pertemuan antara pihak-pihak terkait dari masing-masing negara.

Selain kepentingan pendidikan, Saleha Mufida juga membahas kepentingan lain yang diusung pemerintah Indonesia di Sabah. Penerbitan paspor, pengurusan pengeluaran visa pelajar oleh Imigrasi Sarawak untuk anak-anak CLC,

25 Saleha Mufida, Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Menanggulangi Masalah Pendidikan Anak TKI Di Sarawak Periode 2014-2019, Skripsi, Jakarta: Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

26 Ibid.

(16)

16

penerbitan akta kelahiran dan mengadakan pertemuan pernikahan dari Itsbat. Aula- aula ini adalah beberapa upaya pemerintah Indonesia untuk melengkapi segala sesuatu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah pendidikan di dukungan Sarawak.

Penelitian kedelapan adalah penelitian skripsi dari Shavira Lisdiany S.

yang berjudul “Upaya Indonesia Memenuhi Hak Pendidikan Bagi Anak TKI Dan Pati di Johor Bahru (2014-2017)”.27 Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan konsep diplomasi, human security, dan kepentingan nasional. Perbedaan dengan penelitian penulis terletak pada tempat penelitiannya yaitu penelitian ini berfokus pada Malaysia bagian Johor Bahru, sedangkan penulis memiliki batasan hanya pada permasalah pendidikan anak PMI di Sabah.

Penelitian ini membahas tentang adanya bentuk-bentuk diskriminasi terhadap anak-anak tersebut dalam rangka menciptakan keterbatasan mobilitas akses pendidikan di Johor Bahru sehingga Indonesia berusaha untuk melindungi hak-hak anak TKI dan WNI dalam kategori PATI atas pendidikan di Johor Bahru, Malaysia Dengan kata lain, upaya Indonesia sesuai dengan undang-undang dan peraturan negara untuk mengejar kepentingan nasionalnya dalam bentuk keamanan manusia. KJRI Johor Bahru juga telah mendorong peningkatan kapasitas pekerja migran Indonesia melalui program sarjana Kelompok Studi Universitas Terbuka (Pokjar) Johor. Inisiatif ini, yang diluncurkan pada tahun 2010 dan terus

27 Shavira Lisdiany S, Upaya Indonesia Memenuhi Hak Pendidikan Bagi Anak TKI Dan Pati Di Johor Bahru (2014-2017), Skripsi, Jakarta: Program Studi Hubungan Internasional,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(17)

17

berkembang, menawarkan kesempatan bagi para pekerja migran untuk meningkatkan pendidikan mereka melalui sistem pembelajaran jarak jauh.28

Sarana dan prasarana yang disediakan Indonesia oleh KJRI Johor Bahru, termasuk pembangunan Sekolah Indonesia Johor Bahru, dimulai dengan pendataan langsung di lokasi di wilayah kerja KJRI Johor Bahru, Indonesia Community Center di daerah lain seperti Muar dan Pahang untuk lembaga pembelajaran. , serta layanan antar jemput bagi siswa dari Sekolah Indonesia Johor Bahru melalui KJRI Johor Bahru, yang menempatkan anak-anak tersebut di atas hukum karena masih berada dalam wilayah hukum negara Indonesia. Adapun program Itsbat Nikah dan pencatatan nikah bagi orang tua dari anak-anak tersebut, agar perkawinannya dapat dicatatkan dan anak-anaknya dapat memperoleh akta kelahiran atau akta yang berguna bagi statusnya. Upaya-upaya tersebut merupakan bentuk penguatan sistem pelayanan dan perlindungan hak-hak warga negara dan bukan merupakan tugas yang mudah. Dibutuhkan kerja keras dan komitmen berkelanjutan dari pemerintah dan juga dari TKI/WNI sendiri sebagai subjek perlindungan.

Penelitian kesembilan adalah penelitian tesis dari Untari Narulita Madyar Dewi yang berjudul “Permasalahan Dan Solusi Hak Pendidikan Anak Pekerja Migran Indonesia Studi Kasus Di Negeri Johor Dan Negeri Pahang, Malaysia”.29 Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan konsep diplomasi total. Perbedaan penelitian penulis terletak pada lokasi penelitian yaitu penelitian ini berfokus pada Johor dan Pahang bagian

28 Ibid.

29 Untari Narulita Madyar Dewi, Permasalahan Dan Solusi Hak Pendidikan Anak Pekerja Migran Indonesia Studi Kasus Di Negeri Johor Dan Negeri Pahang, Malaysia, Tesis, Yogyakarta: Program Magister Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(18)

18

Malaysia, sedangkan penulis memiliki batasan pada masalah pendidikan anak PMI di Sabah.

Tesis ini membahas tentang Pelaksanaan kerjasama Indonesia-Malaysia oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Dato' Muhyidin Mohd Yassin di Jakarta pada tanggal 8 April 2015.30

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak membahas implementasi kerja sama di bidang perdagangan, investasi, perbatasan kedua negara dan pendidikan. Di bidang pendidikan, Joko Widodo dimediasi Perdana Menteri Dato' Sri Mohd. Najib, untuk memberikan perhatian khusus pada masalah hak atas pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia yang tinggal di Malaysia. Presiden Indonesia Joko Widodo juga berharap Perdana Menteri Najib dapat membantu memperluas fasilitas CLC untuk memaksimalkan pendidikan anak-anak Indonesia di Semenanjung Malaysia. Upaya pemerintah Indonesia dengan dukungan masyarakat Indonesia di Malaysia untuk menyelesaikan masalah pemenuhan hak pendidikan bagi anak PMI menunjukkan masih banyak kendala dalam pelaksanaannya. Upaya pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan masalah hak pendidikan anak-anak PMI di semenanjung dengan diplomasi total harus diakui sebagai kemajuan dalam hal hak asasi manusia.

Penelitian kesepuluh adalah skripsi dari Theresia Faradila Rafael Nong yang berjudul “Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan Dasar Berdasarkan International Covenant On Economic Social and Cultural Rights

30 Ibid.

(19)

19

tahun 2013”. 31 Penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif dengan landasan hukum pendidikan dasar. Perbedaan penelitian penulis terletak pada fokus penelitiannya yaitu penelitian ini berkonsentrasi pada pemenuhan pendidikan dasar berdasarkan International Convention on Economic Social and Cultural Rights, sedangkan penulis terbatas pada masalah pendidikan anak PMI. di Sabah dengan menggunakan konsep tanggung jawab negara.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa negara yang diwakili oleh pemerintah sebagai pihak pertama bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas negara dan berkewajiban menegakkan hak anak atas pendidikan dasar. Kewajiban ini merupakan obligation of conduct dan obligation of result. Kemudian pengenalan pendidikan dasar, yang seharusnya wajib dan dibiayai oleh pemerintah. Namun kurang berhasil di Kota Makassar, dengan masih dipungut biaya oleh orang tua siswa, serta sarana dan prasarana yang belum lengkap sehingga pembelajaran pendidikan dasar di Kota Makassar tidak efektif sehingga berdampak pada pemenuhan hak anak atas pendidikan dasar.

Skripsi ini juga mengacu pada hukum internasional yang juga membahas tentang hak-hak anak sebagaimana termaktub dalam Convention on the Rights of the Child (CRC), namun penelitian ini tidak fokus pada konvensi. Kajian ini lebih banyak membahas tentang hak anak atas pendidikan dan apa hubungannya dengan hukum internasional yang terkandung di dalamnya, namun letak permasalahannya berbeda. Untuk penelitian ini dapat dikatakan bahwa isinya berbeda dengan pembahasan yang diteliti.

31 Theresia Faradila Rafael Nong, Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan Dasar Berdasarkan International Covenant On Economic Social and Cultural Rights tahun 2013, Skripsi, Makasar:

Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

(20)

20

Berdasarkan 10 penelitian terdahulu diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah Indonesia selalu berupaya melindungi dan memenuhi hak-hak serta mengupayakan menyelesaikan persoalan-persoalan pekerja migran Indonesia yang berada di luar negeri dengan mengadakan kerjasama dengan negara penerima pekerja migran dari Indonesia.

Tabel 1. 1 Posisi penelitian No. Judul dan Nama

Peneliti

Jenis Penelitian dan Alat Analisa

Hasil 1. “Peran Pemerintah

Republik Indonesia dalam Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) Sektor Informal di Arab Saudi”

Oleh : Ratu Rayanti Arumsari

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Kegiatan pengiriman yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Arab Saudi bersifat timbal balik, dimana kedua belah pihak diuntungkan dari kerjasama tanpa saling mengganggu.

Kerja sama yang dilakukan kedua negara tersebut diwujudkan dalam pembicaraan setiap pertemuan oleh pejabat terkait kedua pihak, sehingga menghasilkan beberapa poin kesepakatan yang kemudian menjadi fokus kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.

2. “Soft Diplomacy Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu Pada Hubungan Perdagangan Indonesia – Negeri Sabah, Malaysia”

Oleh : Anindya Anggun

Mahadianti,Christy Damayanti, dan Herning Suryo

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Kebijakan ekonomi luar negeri yang dilakukan oleh KJRI Kota Kinabalu sebagai perwakilan Republik Indonesia pada hakikatnya terdiri dari pelaksanaan langkah- langkah yang diambil oleh Kementerian Luar Negeri RI. Kendala utama KJRI Kota Kinabalu adalah kerjasama antara pengusaha Indonesia dan Sabahia melalui jalur business-to- business, yang berdampak

(21)

21 No. Judul dan Nama

Peneliti

Jenis Penelitian dan Alat Analisa

Hasil

pada minimnya informasi dan data dari KJRI Kota Kinabalu untuk mengontrol kegiatan kerjasama.

3. “Kerjasama Bilateral Indonesia-Malaysia Dalam Penanganan Masalah TKI Ilegal”

Oleh : Linda Asri Andrikasari

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia dalam mengatasi masalah Tenaga Kerja Indonesia Ilegal (TKI) dapat memulihkan hubungan bilateral kedua negara yang sempat tegang akibat banyaknya masalah yang dihadapi Tenaga Kerja Indonesia Ilegal (TKI) di Malaysia.

4. “Kerjasama Bilateral Indonesia-Malaysia Dalam Menanggulangi Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia Pada Masa Presiden SBY”

Oleh : Mulyadi

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pekerja migran Indonesia di Malaysia di bawah Presiden SBY dari tahun 2004 hingga 2012 telah menghasilkan MoU, LoI dan perubahan protokol, namun upaya tersebut belum sepenuhnya menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi oleh pekerja migran Indonesia di Malaysia. MoU antara kedua negara memiliki legitimasi bahkan sebelum peradilan Malaysia.

5. “Peran Pemerintah Indonesia dalam Melindungi Hak TKI dari Praktik

Underpayment di Hongkong”.

Oleh : Donna Savira Larasati

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja

Hong Kong dan

menandatangani MoU dengan Hong Kong tentang keselamatan kerja pada 1 Mei 2017 untuk pekerja di Hong Kong.

(22)

22 No. Judul dan Nama

Peneliti

Jenis Penelitian dan Alat Analisa

Hasil 6. “Peran Pemerintah

Indonesia pada Masa Presiden Joko Widodo dalam Menangani Permasalahan TKI Ilegal di Malaysia”

Oleh : Andi

Muhammad Marsianto

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Masalah pekerja migran ilegal dapat dilihat dari komitmen Presiden Joko

Widodo untuk

meningkatkan kualitas layanan dan melindungi pekerja migran. Peran pemerintah Indonesia dapat dikategorikan sebagai peran mandiri yang aktif.

Anda bisa melihat bagaimana Presiden Joko Widodo menetapkan sembilan agenda prioritas atau yang disebut dengan NAWA CITA. Presiden telah menekankan prioritasnya membawa negara kembali untuk melindungi seluruh bangsa dan menanamkan rasa aman.

7. “Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Menanggulangi

Masalah Pendidikan Anak TKI Di Sarawak Periode 2014-2018”

Oleh : Saleha Mufida

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Diplomasi pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam memberikan layanan pendidikan kepada anak- anak pekerja migran Indonesia di Sarawak menggunakan pendekatan soft power seperti negosiasi antara dua kepala negara dan pertemuan antara pihak terkait dari masing-masing negara. Upaya pemerintah Indonesia sangat beragam dan beragam, mulai dari penyelesaian masalah ini dengan mendirikan CLC hingga pengiriman tenaga pendidik hingga program penjemputan hingga penerbitan dokumen resmi dan pembuatan akta nikah.

8. “Upaya Indonesia Memenuhi Hak

Pendidikan Bagi Anak

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Indonesia menawarkan fasilitas infrastruktur melalui KJRI Johor Bahru,

(23)

23 No. Judul dan Nama

Peneliti

Jenis Penelitian dan Alat Analisa

Hasil TKI Dan Pati di Johor

Bahru (2014-2017)”

Oleh : Shavira Lisdiany S.

antara lain pembangunan Sekolah Indonesia Johor Bahru, Pusat Komunitas Indonesia di daerah lain seperti Muar dan Pahang untuk fasilitas belajar dan layanan antar jemput untuk siswa dari Sekolah Indonesia Johor Bahru melalui KJRI Johor Bahru, yang membuat anak-anak tersebut menjadi kebal hukum karena masih di dalam yuridiksi negara Indonesia.

9. “Permasalahan Dan Solusi Hak Pendidikan Anak Pekerja Migran Indonesia Studi Kasus Di Negeri Johor Dan Negeri Pahang, Malaysia”

Oleh : Untari Narulita Madyar Dewi

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Kerjasama pendidikan melalui Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yang melakukan diplomasi dengan Perdana Menteri Najib untuk membantu memperluas fasilitas CLC untuk memaksimalkan pendidikan anak-anak Indonesia di Semenanjung Malaysia. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah Indonesia juga bekerjasama dengan diaspora Indonesia, PERMAI (Persatuan Masyarakat Indonesia di Malaysia) dan dosen Indonesia dari Universiti Malaysia Pahang dalam

mendirikan ICC

(Indonesian Community Center) Muar dan ICC Pahang.

10. “Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan Dasar Berdasarkan International Covenant On

Economic Social and

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Penyelenggaraan

pendidikan gratis yang saat ini masih berjalan di Kota Makassar dinilai belum sepenuhnya berhasil. Meski biaya di beberapa sekolah negeri masih merajalela.

Terutama di beberapa

(24)

24 No. Judul dan Nama

Peneliti

Jenis Penelitian dan Alat Analisa

Hasil Cultural Rights tahun

2013”.

Oleh : Theresia Faradila Rafael Nong

sekolah swasta karena biaya operasional sekolah dianggap tidak cukup untuk menutupi kegiatan dalam proses belajar mengajar.

Belum lengkapnya sarana dan prasarana yang mempengaruhi mutu pendidikan dasar menjadi penyebab gagalnya wajib belajar dan pendidikan dasar gratis sebagai pelaksanaan

pemenuhannya.

hak anak atas pendidikan dasar.

11. “Upaya Pemerintah Indonesia Menangani Permasalahan

Pendidikan Anak PMI di Sabah tahun 2015- 2020

Oleh : Geska Almazumhy

Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif

Upaya pemerintah Indonesia menyelesaikan permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah pada tahun 2015-2020 ini mengambil peran Active Independent dengan mengedepankan

kepentingan nasional negara Indonesia serta kerjasama dengan pihak negara penerima dalam memenuhi hak pendidikan setiap anak yang berstatus WNI. Selain itu, Pemerintah Indonesia memenuhi hak pendidikan anak PMI dengan melakukan berbagai upaya yang dapat diklasifikasikan kedalam 4 jenis elemen pada konsep perlindungan sosial.

(25)

25 1.5 Kerangka Konseptual

Dalam membantu menjawab pertanyaan penelitian “Upaya Pemerintah Indonesia Menangani Permasalahan Pendidikan Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Sabah Tahun 2015-2020” penelitian ini akan berpacu kepada beberapa konsep yang menjadi kerangka pemikiran untuk menganalisis Upaya Pemerintah Indonesia Menangani Permasalahan Pendidikan Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Sabah Tahun 2015-2020.

1.5.1 Peranan Nasional

Konsep peran ini menjelaskan bahwa perilaku politik adalah perilaku dalam menjalankan peran dalam kehidupan politik. Konsep ini mengasumsikan bahwa sebagian besar perilaku politik merupakan hasil tuntutan atau harapan tentang peran yang dimainkan aktor politik dalam pencapaian tujuan nasional.

Peran nasional juga merupakan posisi yang diambil atau dijalankan.

Dua komponen kebijakan luar negeri yang mencerminkan pertimbangan tersebut adalah orientasi dan peran. Kedua komponen ini dapat menjelaskan mengapa suatu negara dan pemerintahnya menjalin hubungan dengan negara lain di dunia internasional. Dari hubungan ini dapat dilihat perilaku dasar dan kebutuhan nasional yang berperan di dalamnya, serta kondisi eksternal yang melingkupinya.

Orientasi, peran dan tujuan dibentuk oleh pandangan-pandangan di benak para pengambil keputusan politik, yang diekspresikan dalam bentuk sikap, keputusan dan aspirasi terhadap negara lain atau dunia internasional.

Namun politik juga memiliki komponen aksi, yaitu hal-hal yang dilakukan pemerintah suatu negara terhadap negara lain dalam rangka mempengaruhi orientasi, berperan atau memperjuangkan dan mempertahankan

(26)

26

tujuan negara itu sendiri. Suatu tindakan pada dasarnya adalah suatu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau mempertahankan perilaku pihak- pihak yang diperlukan aktor untuk mencapai tujuannya.32

Konsepsi Peran Nasional pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970 oleh K.J. Holsti memperkenalkan. Menurut KJ Holsti, peran nasional merupakan hasil politik luar negeri yang erat kaitannya dengan negara, yang tertanam dalam suatu sistem atau urusan daerah. Holsti juga berpendapat bahwa perbedaan peran yang dimainkan antara satu negara dengan negara lain dipengaruhi oleh sistem atau blok dari mana negara itu berasal. Kedudukan satu negara dengan negara lain dalam sistem internasional yang sama terkadang berbeda tergantung pada struktur dan posisi negara yang ada.33 Peran suatu negara tidak selalu berkaitan dengan kepribadian negara tersebut. Jika ada tekanan atau masalah yang ditemukan di suatu negara, negara itu akan berusaha untuk mengatasi masalah tersebut. Pedoman yang dikeluarkan oleh suatu negara merupakan hasil persepsi terhadap peran nasional negara tersebut dan harapan terhadap peran negara.34

32 T May Rudy. 2002. Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin.Bandung. Reflika Adi Tama. Hal 141

33 K.J. Holsti, 1970, National Role Conceptions in The Study of Foreign Policy, International Studies Quarterly Vol.14 Number 3 (September 1970), hal. 233

34 Ibid, hal 245

(27)

27

Bagan 1. 1 Konsepsi Peran Nasional dan Kebijakan Luar Negeri

Sumber: National Roles Conception, KJ. Holsti (1970)

National Role Conceptions berikut diurutkan berdasarkan tingkat keaktifan gerakan yang digunakan untuk politik luar negeri, ada 17 jenis national role conception yang dikemukakan oleh KJ Holsti antara lain:

KEBIJAKAN LUAR NEGERI

KONSEPSI PERAN NASIONAL

HARAPAN PERAN STATUS

NEGARA

Sumber Konsepsi Peran : - Lokasi dan SDA Negara - Kemampuan Negara - Kebutuhan Sosioekonomi

Negara - Ideologi

- Peran Tradisional - Opini Publik

- Karakteristik Negara - Kebutuhan Politik

Sumber Harapan Peran : - Struktur Internasional - Nilai – Nilai Internasional - Peraturan Umum

- Prinsip – Prinsip

- Komitmen Perjanjian Internasional

- Opini Internasional

(28)

28 1. Bastion of Revolution-Liberator

Peranan Bastian of Revolution Liberator terlihat dalam memimpin atau mengorganisir berbagai macam tindakan revolusi yang dilakukan diluar negeri tugas ini dibebankan oleh pemerintah sebagai pelaksana Negara. Salah satu tugasnya yaitu untuk membebaskan orang lain atau bertindak sebagai benteng dalam gerakan revolusioner. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan tempat yang dilihat oleh para pemimpin revolusioner sebagai dukungan fisik dan moral, dan juga sebagai inspirasi ideologis.

2. Regional Leader

Peran Regional Leader mengacu pada tugas dan tanggung jawab khusus yang diemban oleh suatu negara sehubungan dengan negara-negara di wilayah yang sama.

3. Regional Protector

Peranan Regional Protector menekankan fungsi pentingnya pemberian perlindungan bagi kawasan yang berdekatan. Peran ini mencakup tugas-tugas manajerial tertentu dalam suatu area atau area subjek.

4. Active Independent

Peranan Active Independent menunjukan upaya aktif dari Negara untuk membangun hubungan dengan sebanyak mungkin Negara. Peran ini menggarisbawahi pentingnya meningkatkan keterlibatan dalam hubungan diplomatik dengan negara lain sebanyak mungkin. Peran ini juga menyatakan bahwa politik luar negeri suatu Negara hanya akan dilakukan untuk memenuhi kepentingan nasional negaranya sendiri.

(29)

29 5. Liberation Supporter

Peranan Liberation Supporter menunjukkan kewajiban formal untuk memimpin, mengarahkan atau secara fisik mendukung gerakan pembebasan di luar negeri. Berbeda dengan peran Bastian of Revolution Liberator, peran ini tidak menunjukkan tanggung jawab formal untuk secara fisik atau langsung mengatur, memimpin, atau mendukung gerakan kemerdekaan asing.

6. Anti-Imperialist Agent

Peranan Anti Imperialist Agent dilakukan berdasarkan saat paham imperalisme dipandang sebagai ancaman yang serius. Sebagian besar pemerintah suatu negara akan melihat diri mereka sebagai pelaksana atau agen yang berjuang melawan imperialisme.

7. Defender of The Faith

Peranan Defender of The Faith mengarah pada pertahanan sistem nilai untuk menjamin kemurnian ideologis sekelompok negara lain. Beberapa pemerintahan mengambil tanggung jawab khusus untuk menjamin kemurnian dari idelogi dalam suatu organisasi antar Negara. Hal ini dilakukan dalam rangka melidungi nilai dalam sistem dari sebuah serangan.

8. Mediator-Integrator

Peranan Mediator Integrator berkaitan dengan tanggung jawab untuk menyelesaikan konflik yang muncul antar negara lain.Pemerintah sebagai pelaksana Negara memandang diri mereka mampu atau dapat bertanggung jawab untuk memenuhi atau menjalankan tugas sebagai penengah untuk menyelesaikan konflik yang terjadi diantara Negara lain dikawasan regional maupun global.

(30)

30 9. Regional-Subsystem Collaborator

Peranan Regional Subsystem Collaborator mengacu pada upaya kerjasama dengan negara lain untuk membangun masyarakat yang lebih luas. Peran ini merupakan kewajiban lain untuk bekerja sama dengan negara lain untuk membangun masyarakat yang bersatu, bekerjasama, dan terintegrasi dengan entitas politik lainnya.

10. Developer

Peranan Developer menunjukkan tugas atau kewajiban khusus untuk membantu negara-negara terbelakang dan berkembang.Penunjukan terhadap kemampuan atau keuntungan mengusahakan keberlanjutan dari tugas peran ini selalu sering muncul dan dibutuhkan kemampuan atau kelebihan tertentu.

11. Bridge

Peranan Bridge mengindikasikan tindakan negara sebagai “penerjemah”

atau penyampai pesan dan informasi antara orang-orang dari berbagai negara. Peran ini biasanya datang dalam bentuk yang unik dan tampaknya tidak merangsang tindakan tertentu. Peran ini biasanya menjadikan negara sebagai penghubung atau jembatan antar negara lain. Sebagai penyambung, peran ini tidak berlangsung lama, tetapi hanya secara ad hoc.

12. Faithful Ally

Peranan Faithful Ally hanya digunakan ketika pemerintah secara tegas menyanggupi untuk mendukung kebijakan pemerintah negara lain (sekutu) dengan berbagai cara. Biasanya negara tidak mengharapkan bantuan dari luar karena mereka membantu negara lain.

13. Independent

Peran Independent menentukan ketidakpastian nasib negara itu sendiri.Peranan ini adalah pemerintah yang bebas menentukan kebijakannya

(31)

31

sendiri. Peran ini biasanya dimainkan oleh sebagian besar pemimpin negara di dunia. Pemerintah akan mengejar kepentingan mereka, jika tidak, bertindak atau melakukan beberapa fungsi dalam sistem internasional.

14. Example

Peranan ini Example menekankan pentingnya mempromosikan prestise dan pengaruh dalam sistem internasional dengan menegakkan kebijakan domestik tertentu. Peran ini tidak membutuhkan program diplomatik resmi atau tugas khusus diluar batas-batas wilayah negara.

15. Internal Development

Peranan Internal Development mengacu pada tugas atau fungsi spesifik dalam sistem internasional. Konsep peranan ini tidak merujuk pada tugas atau fungsi tertentu dalam sistem internasional tetapi pada kesadaran bahwa kepentingan Negara adalah membangun negaranya sendiri.

16. Isolate

Peranan Isolate mengacu pada isolasi dari dunia luar dan menekankan kemandirian. Deskripsi peran ini mengungkapkan ketahanan diri untuk tidak melibatkan negara dalam bentuk apapun di dunia luar dan menekankan ketergantungan pada dirinya sendiri.

17. Protectee

Peranan Protectee mengacu pada pemerintah yang meminta tanggung jawab negara lain untuk melindungi negara mereka.Beberapa pemerintahan tidak mengindikasikan adanya tujuan, tugas atau fungsi kepada lingkungan luar. 35

35 Ibid, hal 260-27.

(32)

32

Dari tujuh belas peranan tersebut, hanya sepuluh peran yang aktif dan sering dimainkan oleh negara-negara di dunia. Kesepuluh peranan nasional tersebut kemudian KJ Holsti bagi kembali dalam dua kategori yaitu, konflik dan kolaborasi.

Kategori konflik terdiri dari liberator supporter, anti imperialist agent, defender of the faith, bastian of the revolution, dan regional protector. Kategori kolabroasi mencakup regional-subsystem collabolator, mediator-integrator, developer, active independent, dan bridge. 36

Dari ketujuh belas yang dijabarkan oleh KJ Holsti, upaya pemerintah Indonesia menanggulangi permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah termasuk pada jenis Active Independent, Regional-Subsystem Collaborator, Independent, Internal Development, Isolate, dan Protectee dimana peran-peran tersebut menjelaskan mengutamakan kepentingan negara, namun tetap terbuka untuk kerjasama dengan pihak lain. Namun, disisi lain negara dalam memenuhi kepentingannya juga menekankan kemandirian untuk membangun negaranya sendiri.

Dalam hal ini pemerintah memberikan upaya-upaya untuk mencapai tujuan negara yaitu memberikan fasilitas pendidikan untuk anak PMI serta melakukan kerjasama dengan pihak lain seperti dengan pemerintah negara Malaysia, NGO Humana, dan yayasan-yayasan terkait yang mendukung pemberian beasiswa terhadap anak PMI di Sabah. Selain itu, pemerintah Indonesia dalam penekanan kemandirian untuk membangun negaranya sendiri mewujudkan hal ini dengan memberikan fasilitas berupa bantuan keimigrasian agar mempermudah anak PMI dalam mendapatkan akses pendidikan.

36 Ibid, hal 294

(33)

33 1.5.2 Konsep Social Protection

Social Protection atau Perlindungan Sosial merupakan agenda untuk mengurangi kerentanan dan risiko masyarakat berpenghasilan rendah tidak dapat memenuhi biaya hidup baik di sektor konsumsi maupun jasa.37Perlindungan sosial Menurut Wheeler dan Waite dalam tulisan yang berjudul Migration and Social Protection: A Concept Paper¸ yaitu:

“Social protection describes all public and private initiatives that provide income or consumption transfers to the poor, protect the vulnerable against livelihood risks, and enhance the social status and rights of the marginalised; with the overall objective of reducing the economic and social vulnerability of poor, vulnerable and marginalised groups.”38

Wheeler dan Waite menjelaskan bagaimana peran negara dalam menyediakan perlindungan sosial untuk para migran berdasarkan 4 elemen dalam konsep Social Protection yaitu promotif, transformatif, preventif, dan protektif.39 Pada elemen promotif, negara harus memberikan layanan sosial bagi para pekerja migran.40 Pada elemen preventif, adanya bantuan dari organisasi berbasis komunitas membantu para migran dengan menyediakan dana salah satunya untuk mengatur program beasiswa, serta pada elemen ini pemerintah negara asal memberikan inducement untuk migrasi resmi di lokasi tujuan.41 Elemen transformative menjelaskan bahwa negara harus membuat suatu aturan atau

37 Rachel Sabates-Wheeler dan Myrtha Waite, 2003, Migration and Social Protection: A Concept Paper, Sussex: Institute of Development Studies, hal.4

38 Ibid.

39 Ibid, hal 16

40 Ibid.

41 Ibid.

(34)

34

kerjasama bilateral (MoU) dengan negara penerima PMI, sehingga dapat memudahkan administrasi ketenagakerjaan antar kedua negara.42 Sedangkan pada elemen protektif menurut Wheeler dan Waite, negara memberikan bantuan hukum dan Konseling bagi para migran internasional di daerah tujuan serta bagi para migran yang kembali.43

Pemerintah Indonesia pada tahun 2015-2020 melakukan upaya-upaya perlindungan social terhadap anak PMI yang ada di Sabah menggunakan keempat elemen diatas. Elemen Promotif yang dilakukan pemerintah dalam memberikan pelayanan sosial yaitu dalam bidang pendidikan. Pada elemen Preventif terbukti adanya bantuan kolaborasi antara pemerintah dengan yayasan untuk memberikan beasiswa repatriasi. Pada elemen Transformatif, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia melakukan hubungan diplomatic dalam bidang pendidikan telah dilakukan sejak tahun 1970. Pada elemen Protektif, Bantuan dari pemerintah Indonesia melalui KJRI Kota Kinabalu dalam melengkapi dokumen-dokumen resmi keimigrasian.

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berbentuk deskriptif kualitatif. Metode tersebut digunakan karena berusaha menggambarkan Bagaimana Upaya Pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah pada tahun 2015-2020. Metode penulisan yang

42 Ibid.

43 Ibid.

(35)

35

digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif. Metode ini digunakan karena berusaha menggambarkan mengenai objek yang akan diteliti berdasarkan keadaan yang terjadi pada saat dilakukannya peneltian tersebut.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sendiri menurut Strauss dan Corbin yaitu sebuah penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau dalam bentuk hubungan lainnya.

Penggunaan metode ini dimaksudkan agar dapat memberikan rincian yang lebih kompleks dan jelas mengenai sebuah fenomena yang sulit dijelaskan oleh metode kuantitatif.44

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data.

Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi guna mendapatkan data primer terkait permasalaha pendidikan anak PMI yang ada di Sabah. Penulis melakukan pengamatan di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu serta mengajar di salah satu Community Learning Center yang ada di Sabah untuk melihat secara langsung bagaimana permasalahan pendidikan yang ada di Sabah serta upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah yaitu pendirian SIKK dan CLC yang berguna sebagai tempatmengenyam pendidikan anak PMI yang ada di Sabah.

Teknik pengumpulan data juga didukung dengan adanya data sekunder dari studi kepustakaan, sehingga hasil analisis diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Penulis mencari sumber data yang relevan dari literatur yang akan diteliti berupa buku, majalah, tesis, artikel dan laporan ilmiah serta media terkait

44 Matthew B. Miles dan A Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta Universitas Indonesia Press, 1992), Hal. 15.

(36)

36

topik kemudian membacanya dengan cermat dan kritis. Setelah data terkumpul, kemudian dipilah-pilah menjadi bab-bab sesuai dengan pembahasan.45

1.6.3 Teknis Analisa Data

Untuk menganalisis data dari penelitian deskriptif, penulis menggunakan teknik Analisa data kualitatif. Teknik analisa ini digunakan apabila data empiris yang diperoleh bukan merupakan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam Teknik analisa ini tidak menggunakan alat bantu analisis seperti perhitungan matematis dan statistik. Menurut Miles dan Huberman, teknik analisa ini memiliki tiga alur kegiatan yaitu46:

A. Reduksi Data

Reduksi data atau membuang data yang tidak diperlukan dilakukan guna memilah-milah data-data yang akan digunakan dalam penelitian. Reduksi data dilakukan dengan cara melakukan proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstraksian, pemusatan perhatian, dan transformasi data data kasar dari sumber data.

B. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan agar pembaca dapat memahami fenomena yang disajikan oleh penulis secara lebih detail. Penyajian data biasanya berupa sekumpulan informasi yang akan ditarik suatu kesimpulan dengan cara menganalisa terkait strategi untuk mengatasi fenomena yang terjadi sehingga memungkinkan untuk ditarik suatu kesimpulan.

45 Moh. Nazir, 2014, Metode Penelitian, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, hlm. 79-95.

46 Ulber Silalahi, 2009, Metode Penilitian Sosial, Yogyakarta: PT. Refika Aditama, hal. 28.

(37)

37 C. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan dilakukan dengan proses pencarian arti suatu permasalahan, pencatatan keteraturan pola-pola permasalahan, penjelasan terkait dengan fenomena masalah yang terjadi, konfigurasi, alur sebab dan akibat, dan proposisi dari penyusunan penulisan.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Batasan Waktu

Batasan waktu dari penelitian ini dimulai dari tahun 2015 sampai 2020 dimana pada tahun 2015 persebaran CLC mulai meningkat hinga kawasan-kawasan pelosok serta dimulainya pemberian bantuan beasiswa dari yayasan kepada siswa- siswi yang telah lulus SMP untuk kembali bersekolah di Indonesia, pada tahun 2016 terdapat perubahan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) yang resmi menjadi Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) hingga tahun 2020 perkembangan persebaran CLC dan beasiswa yang diberikan tetap berlanjut.

1.7.2 Batasan Materi

Batasan penelitian yang dilakukan oleh penulis berfokus pada Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam menangani permasalah pendidikan anak PMI di Sabah dengan menggunakan konsep peranan nasional dan dijabarkan sesuai dengan poin Active Independent, Regional-Subsystem Collaborator, Independent, Internal Development, Isolate, dan Protectee dan menggunakan 4 elemen dari peran social protection.

(38)

38 1.8 Argumen Dasar

Permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah merupakan tanggung jawab dari pemerintah Indonesia. Upaya pemerintah Indonesia menangani permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah pada tahun 2015-2020 ini menggunakan peran Active Independent, Regional-Subsystem Collaborator, Independent, Internal Development, Isolate, Protectee dan 4 jenis elemen pada peran perlindungan sosial, yakni elemen promotif, transformatif, preventif, dan protektif. Pemerintah mengedepankan kepentingan nasional negara Indonesia dalam memenuhi hak pendidikan setiap anak yang berstatus WNI. Hal ini dilakukan pemerintah dengan melakukan upaya-upaya yaitu pemerintah Indonesia melakukan diplomasi dengan pemerintah Malaysia untuk penyelenggaraan layanan pendidikan anak-anak Indonesia yang berada di Malaysia diatur dalam Annual Consultation tahun 2004.

Upaya pemerintah Indonesia selain mengadakan diplomasi dengan Malaysia adalah dengan memberikan fasilitas pendidikan serta bantuan keimigrasian. Fasilitas pendidikan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia berupa sekolah Indonesia Kota Kinabalu serta CLC yang ada di wilayah Sabah, pemberian beasiswa terhadap siswa-siswi yang telah lulus SMP untuk bersekolah kembali ke Indonesia. Selain itu, bantuan keimigrasian berupa pembuatan dokumen-dokumen resmi yang diperlukan para PMI untuk mempermudah anaknya dalam melengkapi dokumen yang diperlukan.

Gambar

Tabel 1. 1 Posisi penelitian  No.  Judul dan Nama
Tabel 1. 2 Sistematika Penulisan

Referensi

Dokumen terkait

Kata ganti persona kedua adalah kategorisasi rujukan pembicara kepada lawan bicara. Dengan kata lain, bentuk kata ganti persona kedua baik tunggal maupun jamak merujuk

Proses belajar dan praktek yang mengacu pada rencana pembelajaran menggunakan panel peraga multifungsi system penerangan menggunakan Jobsheet yang telah disiapkan dapat berjalan

ini akan mereformasi dirinya menjadi perusahaan Menurut Hawksworth (2006), GDP Indonesia yang dikelola dengan baik (Arifianto, 2004). Sementara panjang membutuhkan investasi

Pilihan menjadi pekerja migrasi Indonesia adalah salah satu alternatif pemenuhan kehidupan keluarga, ada yang sukses namun adapula yang setengah mati menghidupi

Pemerintah Indonesia sadar bahwa pemberian layanan pendidikan Indonesia tidak cukup dengan hanya dilayani oleh PB Humana, maka melalui jalur diplomatik kepada pemerintah

Gereja Kristus tidak boleh menutupi telinga berhadapan dengan jeritan umatnya, kadang-kadang jeritan dalam masyarakat; Gereja Kristus tidak boleh mengabaikan tangisan anak-anak

Berdasarkan hasil uji coba didapatkan bahwa website toko online MC Store dapat menampilkan informasi tentang produk knowledge yang berisi pengetahuan tentang

Efisiensi elektrik yang dihasilkan dengan massa jenis fluida 0,027 kg/s menunjukkan angka yang baik setelah di hybrid dengan thermal kolektor air panas. Efisiensi thermal