• Tidak ada hasil yang ditemukan

P r o s i d i n g 249

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "P r o s i d i n g 249"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DAYA TARIK DAN KEKUATAN BISNIS PERTANIAN PADI ORGANIK DI JAWA TENGAH

T. Dalmiyatun(1), B.T. Eddy(2), W. Sumekar(3), D. Mardiningsih(4)

(1)(2)(3)(4)Program Studi Agribisnis, Departemen Pertanian, Universitas Diponegoro Email : tutik.dalmiyatun@undip.ac.id

PENDAHULUAN

Pertanian merupakan salah satu sektor yang penting sebagai pemasok pangan.

Perkembangan kebutuhan dan kesadaran masyarakat akan kualitas pangan mendorong perngembangan pertanian organik. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi yang holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik menekankan penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan mempertimbangkan daya adaptasi terhadap keadaan atau kondisi setempat. (Badan standarisasi nasional, 2016).

Tujuan utama dari pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas masyarakat dimana saling bergantung dari kehidupan tanah, tanaman, hewan dan manusia (Wulandari dan wahyudi, 2014). Beberapa keuntungan membudidayakan padi secara organik adalah (1) kesehatan konsumen; (2) penggunaan pupuk organik yang mengembalikan kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan; dan (3) meningkatkan pendapatan petani, karena harga jualnya lebih tinggi dari beras konvensional. Pertanian organik memberikan keuntungan yang lebih besar dan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani (da Costa, 2012; Rahmawati et al., 2012). Hasil penelitian sebelumnya mengenai padi organik menunjukkan hasil yang sesuai, seperti hasil penelitian, Mulyaningsih (2010) dan Mayrowani et al. (2010) Perkembangan pertanian organic dapat dilihat dari bertambahnya luasan lahan, berdasarkan data statistic menunjukkan bahwa total luas area organik Indonesia tahun 2015 adalah 261.147,30 Ha, naik 21,36% dari tahun 2014. Angka ini termasuk luas area pertanian organik, akuakultur (perikanan darat) dan panen liar yang merupakan hasil kompilasi dari area yang disertifikasi, dalam proses sertifikasi, sertifikasi PAMOR dan tanpa sertifikasi (AOI, 2016). Luas lahan pertanian organik Indonesia pada 2015 meningkat. Luas lahan pertanian organik Indonesia pada 2015 adalah 119.379 Ha, meningkat 65% dari 2014 seluas 72.320,85 Ha (AOI, 2016).

Pertanian organik berkembang karena didukung oleh Tren produk organik di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami yang mengalami peningkatan, hal ini muncul karena adanya peningkatan rasa aware terhadap pangan yang dikonsumsi. Sikap petani sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan suatu teknologi dalam bidang pertanian. Seperti penelitian yang dilakukan Villano et al. (2005), Lawal dan Oluyole (2008), Sauer dan Zilberman (2009) dan penelitian Ogada et al. (2010), Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengkaji kekuatan bisnis dan daya tarik usaha pertanian beras organik yang sedang berkembang di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Semarang, Sragen dan Demak.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bermanfaat bagi petani pelaku pertanian organik pada khususnya dan semua pihak yang terlibat di dalam pertanian organik.

METODOLOGI PENELITIAN

(2)

Penelitian dilaksanakan bulan April sampai dengan September 2016, lokasi penelitian di Kabupaten Semarang, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Demak. Penelitian dilakukan di lokasi terpilih karena wilayah tersebut merupakan sentra beras organik di Jawa Tengah. Penentuan responden penelitian ini yaitu quota sampling, masing masing kabupaten 15 petani sehingga total petani yaitu 45, mencakup faktor lingkungan internal dan eksternal, yang terdiri atas: petani, penyuluh, pegawai koperasi, dan konsumen.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan observasi langsung, melalui wawancara, dan daftar pertanyaan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, dan GE Matrik yang sebelumnya sudah dilakukan uji validitas, reliabilitas Analisis Reliabilitas

Kriteria pengujian yang digunakan jika nilai r-hitung (corrected item total correlation) lebih besar dari nilai r-tabel, maka dinyatakan item pernyataan yang diuji valid, Ho > 0 berarti hipotesis diterima dan jika nilai r-hitung (corrected item total correlation) lebih kecil atau sama dengan nilai r-tabel, maka dinyatakan item pernyataan yang diuji tidak valid, H1 < 0 berarti hipotesis ditolak.

Rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut (Azwar, 2009) :

  

 

 

N X

2

N XY X

2

  XN Y Y

2

Y

2

 

r      

 

Keterangan: N = jumlah data r = koefisien korelasi

X = skor indikator yang akan diuji

Y = total skor indikator pada konsep yang sama Analisis Validitas

Tujuan dari uji validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat validitas suatu item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabelnya. Menurut Azwar (2009), untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus koefisien alpha (), yaitu dengan rumus sebagai berikut:





  



 

 

22

Sx 1 Sj 1 k

k

Rumus tersebut menggambarkan bahwa = koefisien alpha; k= banyaknya belahan test; Sj2 = varians belahan j, dimana j = 1,2, …, k; dan Sx2 = varians skor test. Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas suatu faktor adalah sebagai berikut: variabel memiliki reliabilitas tinggi, jika alpha () hitung > 0,50 (alpha pembanding) sehingga variabel tersebut reliabel. Sedangkan variabel memiliki reliabilitas rendah, jika alpha ()  0,50 sehingga variabel tersebut tidak reliable (Azwar, 2009).

(3)

General Electric Matrix (Matrik GE)

Analisis GE matrik bertujuan mengukur potensi pertumbuhan atau kesempatan dan mengukur kekuatan atau kelebihan lini bisnis menggunakan multiple indicators (Riyanto, 2010). Model ini membutuhkan parameter faktor daya tarik dan faktor kekuatan bisnis (Rangkuti, 2003).

a. Faktor daya tarik.

i. Tentukan faktor – faktor yang mempengaruhi daya tarik.

ii. Proporsi pembobotan untuk seluruh faktor tidak boleh melebihi 100, untuk mengetahui faktor apa saja yang paling dominan.

iii. Masing – masing faktor diberi rating 1,0 (tinggi); 0,5 (sedang); dan 0,0 (rendah).

b. Faktor kekuatan bisnis

i. Tentukan faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan bisnis.

ii. Proporsi pembobotan untuk seluruh faktor tidak boleh melebihi 100, untuk mengetahui faktor apa saja yang paling dominan.

iii. Masing – masing faktor diberi rating 1,0 (tinggi); 0,5 (sedang); dan 0,0 (rendah).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Beberapa Karakteristik Sosial

Kategori Informasi Jumlah

Persentase (%)

Umur <30 4 2,7

31 – 40 29 19,3

41 – 50 54 36

51 – 60 41 27,3

>60 22 14,7

Pendidikan Sekolah dasar (tidak lulus) 34 22,7

Sekolah dasar 54 36

SMP 25 16,7

SMA 26 17,3

(4)

S1 11 7,3

Luas lahan <1000m2 4 2,7

1000-1499 m2 10 6,7

1500-1999 m2 20 13,3

2000-2499 m2 86 57,3

>2500 m2 30 20

Pengalaman bertani <5 years 21 14

6-10 years 21 14

11-15 years 14 9,3

16-20 years 32 21,3

>20years 62 41,3

Tabel 1 menunjukkan bahwa, dari kriteria umur petani masih tergolong umur produkif yaitu 41-50 tahun. Umur produktif memungkinkan seseorang untuk leluasa untuk bekerja dan masih memiliki kemmpuan fisik yang kuat untuk bekerja. Petani rata rata masih memiliki pendidikan yang rendah yaitu sekolah dasar. Petani di pedesaan sudah menjadi pekerjaan yang utama, dari 62 petani sudah memiliki pengalaman lama yaitu diatas 20 tahun. Pekerjaan menjadi petani rata rata karena diturunkan dari orang tuanya sehingga banyak dari petani mempelajari cara bertani dari orangtua mereka.

Analisis GE Matrik

General elektrik matrik menggunakan faktor daya tarik dan kekuatan bisnis industri untuk mengidentifikasi keadaan suatu industri secara spesifik. Sebelum analisis GE Matrik dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap pernyataan – pernyataan yang digunakan dalam menentukan daya tarik dan kekuatan bisnis usaha beras organik.

Hasil uji validitas menunjukkan faktor daya tarik dan kekuatan bisnis signifikan pada tingkat kepercayaan 90% sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan-pernyataan yang digunakan bersifat valid. Itu artinya pernyataan – pernyataan tersebut bisa dikatakan tepat untuk menentukan faktor daya tarik dan kekuatan bisnis pada tingkat kepercayaan 90% atau α = 0,01. 8 butir pertanyaan digunakan untuk mengukur kekuatan bisnis. Hasil analisis validitas menunjukkan signifikan (p< 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan valid untuk mengukur kekuatan bisnis. Hasil reliability test menunjukkan nilai Cronbach alfa sebesar 0,984.

Dengan demikian, butir-butir pertanyaan yang ada reliabel. Menurut Priyatno (2008) nilai Cronbach alfa di atas 0,8 adalah baik. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan Cronbach Alpha dengan alpha pembanding yaitu 0,6. Ternyata hasil cronbach alpha pada uji reliabilitas daya tarik dan kekuatan bisnis masing – masing adalah 0,696 dan 0,740. Cronbach Alpha lebih tinggi daripada alpha pembanding. Itu berarti

(5)

pernyataan yang digunakan pada daya tarik dan kekuatan bisnis termasuk reliabel atau dengan kata lain hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya. Hasil perhitungan nilai tertimbang daya Tarik dan kekuatan bisnis pertanian beras organic dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Tabel Perhitungan Nilai Tertimbang Faktor Daya Tarik

No Faktor Daya Tarik Bobot Rating Nilai tertimbang

1 Laju pertumbuhan pasar 13.44 0.75 10.09

2 Intensitas persaingan 14.04 0.5 7.02

3 Perubahan Teknologi 14.56 0.75 10.91

4 Dampak lingkungan 16.19 0.75 12.13

5 Daya beli konsumen 13.87 0.75 10.4

6 Pengaruh inflasi 13.52 0.5 6.77

7 Pengembangan usaha 14.38 0.75 10.78

100 68.10

Berdasarkan penghitungan factor daya tarik diketahui bahwa total dari nilai tertimbang yaitu 68.10. Nilai tertinggi dari factor daya tarik yaitu dampak lingkungan yaitu sebesar 12.13 lalu factor yang cukup tinggi yaitu perubahan teknologi dan pengembangan usaha. Menurut IFOAM (2008) Sistem organik harus sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologis di alam. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya, dan skala lokal. Pertanian organik harus mencapai keseimbangan ekologis melalui perancangan sistem pertanian, pembentukan habitat, dan pemeliharaan keragaman genetik dan pertanian.

Tabel 3. Tabel Perhitungan Kekuatan Bisnis

No Faktor Kekuatan Bisnis Bobot Rating Nilai Tertimbang

1 Pangsa pasar beras organic 12.81 0,75 9.61

2 Kualitas beras organic 13.85 0,75 10.39

3 Varietas produk beras organic 13.13 0,75 9.85

4 Saluran distribusi 12.02 0,75 9.01

5 Harga beras organic 11.48 0,25 2.87

6 Efektifitas promosi 12.98 0,25 3.25

7 Lokasi perusahaan 11.31 0,75 8.48

8 Ketersediaan dan ketrmpilan SDM 12.42 0,5 6.21

100 59.67

Penghitungan faktor kekuatan bisnis diketahui bahwa total dari nilai tertimbang yaitu 59.67.

Berdasarkan perhitungan faktor kekuatan bisnis pada tabel 3 diketahui bahwa nilai tertinggi dari faktor kekuatan bisnis yaitu kualitas beras organik mencapai nilai tertimbang 10.39.

Faktor kekuatan bisnis yang paling lemah yaitu harga beras organik sebesar 2.87. pada posisi ini daya tarik usaha pertanian beras organik dikategorikan tinggi.

Hal ini sesuai dengan hasil survey dari AOI (2013) yaitu Persepsi konsumen atas pangan organik adalah sebagai produk bebas pupuk dan pestisida sintetis, memiliki nutrisi yang lebih baik, memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan, namun demikian harga yang tinggi dan produsen yang terbatas menjadi kendala bagi konsumen dalam pembelian produk organik.

(6)

Berdasarkan Tabel 2 dan 3 dapat dilihat bahwa daya tarik usaha pertanian beras organik memiliki nilai tertimbang lebih tinggi daripada kekuatan bisnisnya.hal ini menunjukkan bahwa, daya tarik Usaha pertanian beras organik masih menjadi pertimbangan dan membuat masyarakat menyukai dan menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk terus menjadi konsumen beras organik. Sedangkan faktor kekuatan bisnisnya belum terlalu menarik perhatian orang untuk lebih menekuni usaha pertanian beras organik. Hasil skoring yang didapat kemudian dimasukan ke dalam diagram matrik GE. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.

. Gambar 1. Matrik GE

Sesuai dengan total nilai tertimbang daya tarik dan kekuatan bisnis, dapat diketahui posisi Matrik GE usaha pertanian beras organic yaitu pada posisi daya tarik tinggi sedangkan kekuatan bisnis menengah, pada posisi ini strategi bisnis yang bisa digunakan yaitu melakukan evaluasi potensi untuk mengembangkan pasar dengan melakukan segmentasi, selain itu bias dengan mengevaluasi kelemahan dan membangun kekuatan usaha. Alternatif strategi yang bias diterapkan pada usaha pertanian beras oganik yaitu memperluas jaringan pasar, meningkatkan saluran distribusi pemasaran, meningkatkan promosi, mempertahankan kekompakan kelompok dan Penguatan kelembagaan kelompok tani meningkatkan pengetahuan, mempertahankan kualitas produk beras organic dan citra merk kepada masyarakat.

(7)

KESIMPULAN

Kekuatan bisnis berada pada posisi sedang (59,67) dan Daya tarik usaha pertanian beras organik memiliki posisi tinggi (68,10). Daya tarik Usaha pertanian beras organik yang tinggi menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk terus menjadi konsumen beras organik. Sedangkan faktor kekuatan bisnisnya sedang berarti belum terlalu menarik perhatian orang untuk lebih menekuni usaha pertanian beras organik.

DAFTAR PUSTAKA

AOI (Aliansi Organis Indonesia). 2016. Statistik Pertanian Organik Indonesia 2016.

Azwar, Saifuddin. 2009. Reliabilitas dan Viliditas. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Da Costa, Anna. 2012. Can Organic Farming Enhance Livelihoods for India's Rural Poor?

guardian.co.uk.http://www.guardian.co.uk/global-development/poverty-matters/

2012/mar/15/ organic-farming-india-rural poor 15 March 2017 Badan Standarisasi Nasional. 2016. Sistem Pertanian Organik. SNI 6729:2016

IFOAM. 2008. Organic Agriculture and Food Security. http://www.ifoam.org/pdfs/ Organic Agriculture and FoodSecurity.pdf

Lawal, J.O. and K.A. Oluyole. 2008. Factors Influencing Adoption of Research Result and Agricultural Technologies Among Cocoa farming Households in Oyo State, Nigeria.

International Journal Sustainable Crop Production. 3(5): 1012.

Mayrowani, H. 2012. Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia. Agro Economic Research Forum, Volume 30 (2), 91-108

Mulyaningsih, A. 2010. Rice Production Analysis of Organic Rice Farming Method SRI (system of rice intensification); Caseuyeum Village Case Study, Haurwangi District, Cianjur District, West Java Province. Tessis. IPB.

Ogada, M., W. Nyangena and M. Yusuf. 2010. Production Risk and Farm Technology Adoption In The Rain-Fed Semi-Arid Lands of Kenya. AfJARE, 4(2010) : 159-174.

Piyatno. D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Mediakom. Yogyakarta

Rahmawati, D. Awalia, M. M. Mustadjab, Fahriyah. 2012. Efforts to Increase Farmers' Income through the Use of Organic Fertilizer. Case Study on Maize Farmers in Surabayan Village, Sukodadi District, Lamongan District. Brawijaya University.

Malang.

Rangkuti, Fredy. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sauer, J dan D. Zilberman. 2009. Innovation Behaviour at Farm Level-Selection and Identification. Gewisola. University of California and Giannini Foundation, Berkely.

Villano, A.R., C.J. O’Donnell and G.E. Battese. 2005.An Investigation of Production Risk Preferences and Technical Efficiency : Evidence from Rainfed Lowland Rice Farm in the Philippines. Working Paper Series in Agriculture and Resource Economics.

University of New England Australia, 2005 (1): 1-24.

Wulandari, S. Wahyudi, A. 2014. Manajemen Resiko Dalam Pengembangan Pertanian Organik Di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik Bogor, 18 – 19 Juni 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa setelah perkenalan tersebut, Terdakwa sering berkomunikasi dengan Saksi-1 melalui hand phone, selanjutnya bulan Pebruari 2008 Terdakwa mengajak Saksi-1 kerumah

Menurut table diatas berdasarkan analisa dari daya tarik segmen dan kekuatan bisnis maka segmen A terletak pada posisi no 1 yaitu lindungi posisi dan investasi, dari

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kerusakan bangunan di Pidie Jaya selain akibat dari pemakaian kwalitas bahan yang rendah, pemakaian bentuk atap masjid

Informasi titik kritikal salinitas berdasarkan daya berkecambah kultivar Eiffel dan Tidore adalah NaCl 0,6 % dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan invigorasi benih dengan

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran Kopi Amstirdam di Kabupaten Malang meliputi petani sebagai produsen, tengkulak/pengepul, pengolah, toko/pabrik dan

Dimana hasil perolehan tersebut adalah &lt; 51%, yang artinya dalam penilaian kesehatan pada bank, capital ratio pada Bank Rakyat Indonesia adalah tidak baik.. Capital

Pada kasus infeksi, mikroorganisme ditemukan pada area dan sebagai penyebab peradangan, mikroorganisme ini dapat diidentifikasi dan penyembuhan yang tepat dapat mengurangi

Dalam form ini suatu indent dapat dicancel dengan syarat jika indent tersebut belum dilakukan proses order, di close manual jika sudah dilakukan proses order namun indent