• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini, kertas merupakan bahan produk yang banyak dipergunakan oleh manusia. Semakin meningkat kebutuhan akan kertas, secara langsung kebutuhan akan pulp sebagai bahan baku kertas semakin meningkat pula. Sejalan dengan kemajuan teknologi, perkembangan industri kertas pun berkembang secara pesat didukung oleh sumber daya yang ada, tenaga kerja yang melimpah dan pemasaran yang sudah jelas. Dengan semakin banyaknya industri kertas di Indonesia, kita dapat menggunakan salah satu sumber daya alam yaitu kayu, yang begitu banyak terdapat di Indonesia. Kayu tersebut dapat menjadi pulp yang nantinya akan dipergunakan oleh manusia di dunia untuk dimanfaatkan sebagai buku tulis, majalah, koran, bungkus rokok dan masih banyak lagi. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan kertas merupakan satu faktor yang mendorong berdirinya PT Surya Pamenang di Desa Ngebrak Gampengrejo, Jl Raya Kediri Km 7 Kediri, Jawa Timur.

Studi Lapang kali ini merupakan dalam rangka penyeleseian tugas terstruktur dari mata kuliah Teknologi Bersih. Pemilihan tempat studi lapang di PT Surya Pamenang Kediri, karena proses pengolahan yang dilaksanakan pada perusahaan tersebut merupakan salah satu obyek kajian yang dipelajari dalam Jurusan Keteknikan Pertanian. Selain itu PT Surya Pamenang Kediri sudah menjadi perusahaan besar yang dapat menghasilkan produk- produk olahan kertas yang berkualitas baik sehingga dapat menambah wawasan tentang prinsip-prinsip pengolahan produk hasil pertanian PT Surya Pamenang Kediri dengan judul “Proses Pembuatan dan Produksi Kertas di PT Surya Pamenang Kediri”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diterapkan PT Surya Pamenang Kediri dalam diatas, maka permasalahan dapat dirumuskansebagai berikut:“ Apa sajakah yang kelancaran proses produksi kertas beserta dalam pengelolaan limbahnya terkait dengan teknologi bersih?

(2)

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapang (PKL)

Tujuan diadakan kegiatan studi pustaka pada perusahaan PT Surya Pamenang Kediri, antara lain :

1. Memenuhi tugas kuliah terstruktur yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Teknologi Bersih di Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya..

2. Mengetahui kondisi umum berdirinya PT Surya Pamenang di Desa Ngebrak Gampengrejo, Jl Raya Kediri Km 7 Kediri, Jawa Timur., meliputi sejarah singkat, lokasi perusahaan, struktur organisasi, tata letak fasilitas, mesin dan peralatan, ketenagakerjaan, proses produksi, sanitasi dan penanganan limbah, serta pemasaran produk.

1.4 Manfaat Penelitian

Menambah ilmu, pengetahuan dan wawasan terkait pengolahan, proses produksi, teknologi yang digunakan hingga upaya produksi bersih terhadap proses pengelolaan limbah pada PT Surya Pamenang Kediri

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teknologi Proses Industri Tekstil dan Limbahnya 2.1.1. Tinjauan teknologi proses

Proses adalah cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan suatu hal tertentu. Produksi adalah kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam yaitu: faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat dan kombinasi dari faedah-faedah tersebut. Jadi, proses produksi merupakan suatu cara, metode, maupun teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan. Proses produksi erat hubungannya dengan apa saja masukan (input) serta keluaran (output) apa saja yang dapat dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan (Ahyari, 1998). Proses produksi barang dan jasa selalu membutuhkan faktor-faktor produksi bahan mentah, tenaga kerja, dana, modal, keahlian dan skill (Sumarni dan Suprihanto, 1986).

Menurut Swatha dan Sukotjo (1998), manajemen produksi adalah manajemen yang berhubungan dengan kegiatan kerjasama antara unsur-unsur manajemen untuk menambah nilai terhadap kegunaan barang dan jasa dengan cara efisien dan efektif.

Berdasarkan jenisnya proses produksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Rangkuti, 1997) :

1. Proses produksi terus menerus

Proses produksi ini memiliki ciri-ciri seperti volume produksinya tinggi, menggunakan peralatan khusus, bersifat padat modal, arus produk yang tidak terputus-putus, sedikit perubahan jadwal, terbatasnya produk campuran dan produk bersifat standar.

2. Proses produksi terputus-putus

Jenis proses produksi ini memiliki ciri-ciri seperti volume produksi rendah, menggunakan peralatan umum, bersifat padat karya, arus produksi terputus-putus, sering terjadi perubahan jadwal, produk campurannya luas dan pengerjaan produknya berdasarkan pesanan.

(4)

2.1.2. Tinjauan limbah cair industri kertas

2.1.2.1. Sumber dan karakteristik limbah cair serta pengaruhnya terhadap lingkungan

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air.

Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memhami dasar-dasar pengolahan limbah cair.

Limbah cair dapat memberika dampak secara luas. Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg). Beserta dampak jangka panjang (antar generasi) Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa(Moertinah, 2008).

(5)

2.1.2.2. Baku mutu limbah cair industri kertas

Dari tabel di bawah ini dapat dilihat baku limbah cair pada industry kertas:

2.2. Tinjauan Produksi Bersih dan Penerapannya di Industri Tekstil 2.2.1. Pengertian produksi bersih

Berbagai istilah yang digunakan untuk kegiatan produksi bersih adalah ”pollution prevention” (pencegahan pencemaran), ”wasteminimization” (minimisasi limbah),

”waste reduction” (pengurangan timbulan limbah). UNEP(United Nations Environmental Program) dan negara-negara Eropa menggunakan istilah“Cleaner Production”, Amerika dan Canada memakai istilah“Pollution Prevention”,sedang negara-negara lain mengikuti UNEP.

Menurut USEPA ( Environmental Protection Agency),pencegahan pencemaran adalahteknologi produksi dan strategi yang menghasilkan pencegahan atau pengurangan terbentuknya limbah. Pencegahan pencemarandidefinisikan sebagai pemakaian bahan, proses, praktek yang dapatmengurangi atau menghilangkan timbulan pencemaran atau limbah pada sumbernya, termasuk praktek yang dapat mengurangi pemakaian bahan-bahan berbahaya, energi, air, dan sumber daya lainnya dan praktek yang melindungi sumber daya alam melalui konservasi atau penggunaan yang lebih efisien. Menurut UNEP, produksi bersih adalah strategi pencegahandampak lingkungan terpadu yang diterapkan secara terus menerus

(6)

pada proses, produk, jasa untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhandan mengurangi resiko terhadap manusia maupun lingkungan (Moertinah, 2008)

2.2.2. Prinsip-prinsip pokok produksi bersih

Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih dalamKebijakan Nasional Produksi Bersih dituangkan dalam 5 R (Rethink, Reduction, Reuse, Recovery dan Recycle)

.a.“ Rethink”

(berpikir ulang)Merupakan suatu konsep pemikiran yang harus dimiliki pada saatawal kegiatan akan beroperasi. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi, diterapkan pada proses maupun produk yang dihasilkan sehinggaanalisis daur hidup produk harus dipahami.

Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakantanpa adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkahlaku dari semua pihak yang terkait pemerintah, masyarakatmaupun kalangan usaha.

b.“Reduction”

(pengurangan)Merupakan upaya untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Adalah upaya mengurangi volume, konsentrsi, toksisitas dantingkat bahaya limbah yang akan keluar dengan cara pencegahanlangsung pada sumber pencemar. Dapat dilakukan pada bagian bagian proses yaitu bahan baku, teknologi, operasi dan produk.

c.”Reuse”

(pakai ulang/ penggunaan kembali)Adalah upaya yang memungkinkan supaya suatu limbah dapatdigunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia atau biologi.

d.“Recycle”

(daur ulang)Adalah upaya mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan limbahdengan memrosesnya kembali ke proses semula melalui perlakuanfisika, kimia, dan biologi.

e.“Recovery/ reclaim”

(pungut ulang, ambil ulang)Adalah upaya mengambil bahan-bahan yang masih mempunyainilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikankedalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimiadan biologi

(7)

2.2.3. Good Housekeeping

Good Housekeeping atau pengelolaan internal yang baik adalah upaya-upaya produksi bersih berupa tindakansederhana untuk mengurangi pemakaian air, energi dan bahan-bahan kimia.

Upaya-upaya tersebut berkaitan denganlangkah praktis yang dapat segera dilaksanakan oleh perusahaan (Moertinah, 2008)

2.2.4. Penerapan produksi bersih pada industri kertas

Pelaksanaan produksi bersih industri kertas adalah sebagai berikut (Moertinah, 2008) : 1. White Water Recovery di Stock Preparation 3/6

Kegiatan yang dilakukan adalah mengolah air sisa produksi atau back water dengan menambahkan zat kimia untuk memisahkan serat dengan air. Serat yang berhasil dipisahkan akan dipress untuk mengurangi kadar air kemudian dikirim ke tempat penyimpanan bahan baku untuk diproses kembali ke dalam pulper. Sedangkan white water akan dikirim ke tangki air untuk digunakan kembali sebagai media pembuburan bahan baku dalam proses produksi.

Alat yang digunakan untuk memisahkan serat dan air ini disebut

purgomat dan pengoperasiannya dikendalikan atau dilakukan dengan menggunakan komputer di ruang Distribution Control System (DCS).

Pengolahan air sisa produksi ini merupakan upaya untuk menghemat penggunaan air

dari sungai Ciujung dan mengurangi terbentuknya limbah cair yang harus diolah oleh WWT.

Selain itu serat yang diperoleh dari proses recovery ini digunakan kembali untuk proses produksi, hal ini dapat menghemat penggunaan sumber daya alam dan sangat menguntungkan dari segi ekonomi bagi perusahaan.

2. Penerapan produksi bersih di paper machine

Kegiatan produksi bersih yang dilakukan di paper machine meliputi beberapa tindakan house keeping dan reuse sebagai berikut :

a. Mengurangi fiber loss

1. Mengoptimalkan kinerja mesin-mesin produksi yang ada di paper machine.

2. Pengontrolan mesin secara intensif yaitu dilakukan sebulan sekali.

3. Memperhatikan formula dari bahanbahan pembuatan kertas.

(8)

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah :

1. Kerusakan mesin yang dapat menyebabkan lolosnya serat atau dapat menghambat kelancaran proses dapat teratasi dengan baik.

2. Diperoleh buburan serat yang memiliki karakter sesuai dengan standar mesin yang digunakan, misalnya dari segi konsentrasi buburan serat.

3. Mengurangi penggunaan bahan kimia untuk memisahkan serat dari air.

4. Meningkatkan efisiensi produksi dengan minimnya serat yang lolos.

b. Efisiensi bahan kimia

1. Pengurangan dosis bahan kimia dalam proses produksi sedikit dengan tidak mengurangi kualitas

2. Pemilihan bahan baku yang tidak mengkonsumsi bahan kimia terlalu banyak yaitu dengan menggunakan bahan baku dari waste paper yang masih cukup bagus.

c. Efisiensi penggunaan steam

Tindakan yang dilakukan adalah menutup mesin menggunakan bahan dari besi.

Tindakan ini mendatangkan manfaat berupa:

1. Mengurangi lolosnya uap panas yaitu uap panas yang terdistribusi ke lingkungan yang memiliki suhu yang lebih rendah dari steam dapat ditekan.

2. Tercipta lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan, yaitu lingkungan yang tidak terlalu panas.

d. Mengurangi terjadinya broke

1. Mengatur dengan baik turbulensi buburan yang menuju head box.

2. Mengatur tekanan roll saat pengepresan, yaitu jangan terlalu kuat karena dapat memutuskan lembaran kerja yang terbentuk.

3. Mengontrol kualitas buburan di stock preparation untuk memastikan buburan terbebas dari kotoran yang dapat menghambat proses pembentukan lembaran kerja di paper machine.

Manfaat dari kegiatan ini adalah:

1. Mengurangi jumlah broke sehingga dapat melakukan efisiensi biaya produksi.

2. Memperlancar proses produksi.

(9)

e. Reuse Broke

Broke adalah terputusnya lembaran kerja saat melalui Wire Part yang terjadi di paper machine. Broke terjadi dikarenakan tekanan yang terlalu kuat, atau adanya kotoran yang masih terbawa dalam buburan serat. Broke akan dikembalikan ke machine chest untuk diproses kembali melalui tahapan awal di paper machine. Jumlah broke mencapai 10 % dari jumlah produksi kertas.

3. Recycle di Finishing

Kegiatan produksi bersih yang dilakukan di finishing adalah produk disortir.Produk yang cacat seperti bergelombang, sobek atau kotor akan dikirim ke gudang bahan baku untuk diproses kembali mulai dari awal proses produksi sebagai bahan baku.

Manfaat dari kegiatan ini adalah

1. Tidak ada produk cacat yang dibuang percuma sehingga kerugian tidak terlalu besar.

Selain itu kegiatan penyortiran ini sangat penting untuk menjamin kualitas produk yang akan dipasarkan benar-benarbaik.

2. Menghemat bahan baku alam, karena digunakan produk cacat atau reject finishing sebagai bahan baku. Reject finishing seperti yang telah dijelaskan di atas memiliki keuntungan financial.

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dimaksudkanuntuk memperoleh peluang-peluang produksi bersih pada salah satu industritekstil yang setuju untuk dipakai sebagai penelitian.

3.2. Ruang lingkup penelitian

-Penekanan peluang produksi bersih yang dibatasi pada industri kertas di PT. Surya Pemenang Kediri dan difokuskan pada peluang Produksi Bersih yang berkaitan dengan masalah limbah Cair.

-Penekanan peluang produksi bersih dibatasi pada konsep wacana upaya peluang produksi bersih dengan pendekatan upaya Good Housekeeping

-Selain penelitian peluang produksi bersih juga dilakukan penelitianhambatan-hambatan penerapan produksi bersih diperusahaan.

3.3. Lokasi penelitian

Studi Lapang dilaksanakan di :

Nama Perusahaan : PT. Surya Pemenang

Alamat Perusahaan : Jl. Raya Kediri – Kertosono km7, Kediri

3.4. Jenis dan Sumber data

1) Data primair yang terkait dalam pemilihan peluang produksi bersih.Sumber data dari industri antara lain :

- Data bahan yang masuk dan keluar proses, limbah, air dan limbah cair, energi, penyimpanan dan penanganan bahan, K3.

- Data umum perusahaan termasuk organisasi.

- Data proses dari unit operasi yang ada dalam perusahaan, bahan baku, pembantu, utilitas, limbah, pengelolaan lingkungan yang sudahdilakukan.

(11)

2) Data sekunder dari pustaka, internet, catatan-catatan yang ada di perusahaan, dan lain- lain :

- Data proses tekstil, limbah, baku mutu air limbah tesktil.

- Pengelolaan limbah tesktil dan berbagai hal mengenai produksi bersih.

- Catatan-catatan yang ada di perusahaan mengenai limbah, bahan- bahan yang masuk dan keluar proses, dan lain-lain.

3.5. Teknik pengumpulan data - Pengamatan lapangan.

- Pengukuran dan analisa laboratorium bila diperlukan.

- Wawancara.

- Dari catatan – catatan perusahaan

3.6. Analisa data

- Peluang Produksi Bersih yang dapat diterapkan di industri tekstil yangditeliti, dievaluasi dari kemungkinan pengurangan limbah langsung pada sumber dan

kemungkinan pemanfaatan. Dalam hal ini jugadilakukan evaluasi tekno-ekonomi dan manajemen.

- Sebagai tolak ukur evaluasi pengelolaan lingkungan yang sudahdilakukan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan baku mutu limbah.

3.7. Waktu penelitian

Praktek Kerja Lapang (PKL) mulai tanggal 6 Februari 2012 hingga 5 Maret 2012. Akan tetapi keputusan yang diambil mengenai jadwal dimulai dan berakhirnya Praktek Kerja Lapang (PKL) ini seluruhnya diberikan kepada pihak PT. Surya Pamenang.

(12)

WET END CHEMICAL PREPARATION

BOARD MACHINE

FINISHING

COATING CHEMICAL PREPARATION STOCK

PREPARATION

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data umum perusahaan

 PT. Surya Pamenang merupakan industri kertas yang terletak di Desa Ngebrak Gampengrejo, Jl Raya Kediri Km 7.

 Jumlah karyawan 941 orang dengan 886 orang pegawai laki-laki dan 55 orang pegawai perempuan. Dengan rincian 254 pegawai gajih bulanan dan 687 pegawai gajih harian.

 Waktu operasional pabrik adalah 24 jam sehari.

 Jenis produksi adalah kertas karton dengan kapasitas produksi 400 -500 ton/hari.

 Jenis kertas yang di produksi PT.SURYA PAMENANG adalah karton yang terdiri dari 3 lapis (three ply), yaitu top, midlle, dan bottom ply dengan gramature berkisar antara 180 – 230 gsm.

4.2. Proses produksi dan limbah 4.2.1. Proses produksi

Proses produksi pada PT Surya Pamenang didahului oleh Stock Preparation (penyiapan bahan baku), dilanjutkan dengan pencampuran bahan kimia pada bagian Wet End Chemical Preparation sebelum sampai ke Board Machine. Pada saat di Board Machine, material yang berupa buburan kertas masih ditambahkan lagi dengan bahan kimia yang berfungsi sebagai Coating. Selanjutnya menuju bagian Finishing. Bagannya seperti di bawah ini.

(13)

Gambar 4.1 Aliran Proses Produksi

Sumber : Data Primer PT. Surya Pamenang

Gambar 4.2 Stock Preparation Sumber : Anonymous, 2012

Gambar 4.3 Board Machine Sumber : Anonymous, 2012

Gambar 4.4 Finishing Sumber : Anonymous, 2012

(14)

4.2.2. Tinjauan limbah

Limbah adalah hasil sampingan dari proses produksi yang tidak dapat digunakan, dapat berbentuk cair, padat, gas, suara, dan getaran yang dapat menimbulkan pencemaran apabila tidak dikelola dengan benar (Mahida, 1992). Pada proses produksi di PT. Surya Pamenang – Kediri dihasilkan beberapa macam limbah yaitu:

1. Limbah padat

Limbah padat dari proses produksi kertas adalah sebuah flok hasil dari proses selama produksi. Limbah padat akan diolah menjadi kertas dan akan dijual kepada konsumen sesuai kebutuhanya masing - masing.

2. Limbah cair

Pengelolaan limbah cair yang dilakukan pada PT Surya Pamenang - Kediri yaitu dengan membuat bak-bak penampungan dimana air limbah akan mengalir dari Board Machine menuju ke bak equalizer dan dialirkan ke sungai dengan batas PH yang telah memenuhi standar.

3. Limbah gas

Limbah gas akan langsung dibuang ke udara luar tanpa pengolahan terlebih dahulu karena gas buangan tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk dapat langsung dibuang ke udara luar.

Limbah dari stock preparation akan dikirim dan ditampung ke bak equalizer, lalu dikirim ke DF clarifier dan dan menuju cooling tower untuk di dinginkan dan dibersihkan, lalu dikirim menuju ke proses aerasi dengan adanya protozoa dan penambahan nutrisi untuk membersihkan dan menurunkan PH air yang memenuhi standart sesuai SK Gubernur yang berlaku kemudian dibuang ke sungai untuk dipakai kebutuhan pengairan para petani.

Limbah dari proses Coating akan di kirim ke bak penampung, lalu di tamping di reactor dengan penambahan tawas dan floerger FT 104 dengan jumlah tertentu sesuai kesolitan bahan, dan air yang bening akan dikembalikan ke equalizer sedangkan yang flock akan menuju proses coating filter press kemudian hasilnya akan dijual.

(15)

4.3. Produksi bersih

4.3.1. Upaya produksi bersih yang sudah Dilakukan perusahaan

 Limbah padat

Limbah padat dari proses produksi kertas adalah sebuah flok hasil dari proses selama produksi. Limbah padat akan diolah menjadi kertas dan akan dijual kepada konsumen sesuai kebutuhanya masing - masing.

 Limbah cair

Pengelolaan limbah cair yang dilakukan pada PT Surya Pamenang - Kediri yaitu dengan membuat bak-bak penampungan dimana air limbah akan mengalir dari Board Machine menuju ke bak equalizer dan dialirkan ke sungai dengan batas PH yang telah memenuhi standar.

 Limbah gas

Limbah gas akan langsung dibuang ke udara luar tanpa pengolahan terlebih dahulu karena gas buangan tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk dapat langsung dibuang ke udara luar.

4.3.2. Hambatan dalam penerapan produksi

Faktor-faktor penghambat penerapan produksi bersih tergantung dari skala industri.

Industri besar lebih mudah untuk melakukan kajian peluang produksi bersih, namun seringkali terbentur pada ketersedian modal investasi yang tinggi. Kegiatan-kegiatan industry besar banyak tertuju untuk mengejar target produksi sehingga perusahaan berpotensi untuk menunda program Produksi Bersih. Industri besar juga banyak yang masih berkutat pada teknologi pengolahan limbah untuk memenuhi pentaatan peraturan lingkungan.

Hambatan yang ditemui pada industri kecil dan menengah sangat beragam dan terutama sekali pada ada tidaknya komitmen dari pemilik / manajemen. Banyak pemilik yang masih mejalankan industri seperti apa adanya yang penting masih dapat bertahan di saat krisis dan memperoleh keuntungan, sehingga Produksi Bersih bukan prioritas. Faktor penghambat lainnya yang dijumpai pada industri skala kecil menengah adalah kurangnya

(16)

sumber daya manusia yang mengerti Produksi Bersih, ketersediaan teknologi yang terbatas, kurangnya permodalan untuk investasi peralatan, dan pengusaha takut untuk mengambil risiko melalui investasi jangka panjang (Afmar, 1999).

4.3.3. Peluang-peluang Produksi Bersih

Peluang-peluang produksi bersih pada industri kertas meliputi (Djajadiningra, 2001) t: 1. Penanganan bahan baku.

Bahan baku kayu dan yang telah dijadikan serpihan-serpihan kecil (chips) yang disimpan di tanah akan terkontaminasi oleh kotoran dan kerikil halus. Untuk mengatasinya direkomendasikan untuk mengeraskan dengan aspal atau beton di areal penyimpanan bahan baku kayu atau yang sudah menjadi chips.

2. Pembuatan bubur kertas (pulp)

Untuk mempermudah bagi perusahaan mengidentifikasi serat yang hilang, direkomendasikan membuat neraca massa serat sehingga bisa diketahui pada bagian unit mana terjadi hambatan (bottleneck) ataupun kurang efisiensinya suatu unit proses. Disamping itu sebagai upaya mengurangi kehilangan serat, direkomendasikan memperbaiki pompa yang bocor, mengoptimalkan kinerja (performance) penyaring (filter), dan menyimpan ONP pada areal yang tertutup.

3. Mesin kertas (paper mill)

Untuk mengurangi pemakaian bahan kimia pada mesin kertas direkomendasikan untuk memasang / menggunakan alat mengukur PH yang bekerja secara otomatis, karena bila penambahan bahan kimia secara manual untuk penyesuaian PH yang diinginkan bisa kurang akurat. Selanjutnya untuk mencapai target pengeringan direkomendasikan untuk meningkatkan performance pengeringan (dryer) anatara lain dengan mengganti bagian-bagian yang rusak (misalnya: roll, pompa hydraulik), dan mengganti pipa carbon steel dengan stainless steel untuk menghindari korosi. Untuk mengurangi pemakaian air bersih (fresh water), direkomendasikan menggunakan kembali white water pada shower paper mill.

4. Penghematan air

Pemakaian air yang berlebihan akan mengurangi keuntungan perusahaan, sementara itu disisi lain, perlindungan alam juga harus dijaga dengan memakai air secara efisien mungkin. Ada beberapa rekomendasi yang diberikan untuk memanfaaykanair secara efisien. Untuk mengidentifikasi pemakaian air dari masing- masing unit proses, direkomendasikan membuat neraca massa air untuk seluruh unit

(17)

proses, dari data ini bisa diketahui unit proses mana yang masih bisa ditekan penggunaan airnya dan air dari proses yang satu mungkin masih bisa dipakai untuk proses yang lain tanpa dilakukan pengolahan lebih dahulu. Air dari pompa vakum direkomendasikan untuk dimanfaatkan kembali pada bagian proses lain yang membutuhkan air panas (misalnya pada tahap akhir pencucian pulp) sejalan dengan perlindungan terhadap air. Rekomendasi lainnya adalah memperbaiki kebocoran yang terjadi pada pipa-pipa air.

5. Penghematan energi

Pemakaian energi yang efisien akan menurukan biaya energi. Pelaksanaan rekomendasi yang diberikan antara lain, memanfaatkan uap yang terjadi pada tangki condensate sesudah uap tersebut dipakai pada proses pengeringan. Dengan memanfaatkan uap tersebut, panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu air umpan boiler bisa dikurangi. Pelaksanaan rekomendasi yang kedua yaitu mengganti lampu yang rusak dengan lampu yang memakai daya listrik lebih kecil. Mematikan lampu luar pada siang hari juga menghemat energi listrik. Dengan memperbaiki insulasi yang rusak, pemakaian energi dapat lebih dihemat lagi.

Pada sebuah industri, pemuatan bahan baku pada proses pemuatan chips untuk proses penggilingan dilakukan secara manua, sedangkan motor yang digunakan untuk proses penggilingan chips terus menyala, menunggu sampai pemuatan selesai.

Pemanfaatan motor dalam pembuatan chips dapat menghemat energi listrik. Sebuah industri dapat menghemat biaya dengan mengoptimalkan operasi dari Refiner/Separator, tanpa mengeluarkan biaya.

6. Pemakaian bahan kimia

Disamping harganya yang mahal, bahan kimia juga menimbulkan masalah pada lingkungan sehingga diupayakan untuk memakai bahan kimia tersebut seminimal mungkin serta melakukan pengolahan supaya bisa dimanfaatkan kembali.

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa di ambil setelah melakukan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Surya Pamenang – Kediri adalah sebagai berikut :

1. Untuk proses produksi pembuatan kertas karton terdiri dari :

a. Stock Preparation, merupakan penyiapan bahan baku pulp menjadi buburan pulp disertai dengan berbagai macam penyaringan, sehingga bahan baku siap dipakai di board machine.

b. Chemical Preparation, Terdiri wet end chemical preparation untuk mempersiapkan bahan kimia yang akan diinjeksikan pada buburan pulp, dan coating chemical preparation untuk mempersiapkan bahan – bahan yang akan digunakan untuk melapisi lembaran kertas pada coater.

c. Board Machine, merupakan proses pencetakan buburan pulp menjadi kertas jadi.

d. Converting, Merupakan proses pemotongan dan penggulungan serta mempersiapkan kertas untuk dijual dalam bentuk roll atau lembaran.

2. Jenis – jenis kertas pada PT. Surya Pamenang bisa dibedakan menjadi tiga yaitu Prime yg merupakan kualitas I yang diutamakan untuk ekspor, Second Grade yg merupakan kualitas II yg digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal, dan Broke yang merupakan kertas dengan kualitas paling jelek yang akan dikembalikan ke stock preparation untuk di daur ulang kembali.

3. Untuk limbah hasil industri di PT. Surya Pamenang – Kediri ada tiga macam yaitu : limbah padat, cair, dan gas. Untuk limbah padat akan diproses menjadi kertas , untuk limbah cair di proses pada bak equalizer dan akan di buang ke sungai untuk kebutuhan petani, dan limbah gas yang langsung dibuang ke udara karena kandungannya yang tidak berbahaya.

5.2. SARAN

Perusahaan sebaiknya tetap mempertahankan konsistensi pekerjaan yang nantinya juga akan tetap mempertahankan kualitas dari kertas, jika ada teknologi yang

(19)

lebih canggih dalam proses pengelolaan limbah sebaiknya digunakan agar mendukung penerapan teknologi produksi bersih perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Afmar, Mulyadi. 1999. Faktor Kunci dan Efektif Penerapan Cleaner Production di Industri.

Prosiding Seminar teknik Kimia Soehadi Reksowardojo 1999. Bandung : Jurusan Teknik Kimia dan Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITB, 1999, hlm. II.15- II.22.

Ahyari. 1998. Manajemen Produksi dan Perencanaan Sistem Produksi. BPFE UGM.

Yogyakarta.

Ahyari, A. 2006. Manajemen Produksi (Pengendalian Produksi). Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Baroto, 2002. Perencanaan dan penengendalian produksi. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Djajadiningrat, Asis. H. 2001. “Cleaner Production”. Kursus Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, PPLH ITB. Bandung.

Mahida, U. N. 1992. Perencanan Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali Press.

Jakarta.

Rangkuti. 2006. Permintaan Bahan Baku. PT Kanisius. Yogyakarta.

http://www.scribd.com/doc/46056766/9/Good-Housekeeping diakses pada hari Senin, 1 Oktober 2012, pada pukulk 17.40 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan data yang dilakukan adalah melakukan klasifikasi bill of material dari setiap jenis tower yang ada, menghitung kebutuhan bersih dari kebutuhan kotor material

Faktor yang bersifat normal merupakan produk cacat yang terjadi di setiap proses produksi karena tidak bisa dihindari, maka dari itu biaya untuk memperbaiki

Pendapat lain dinyatakan oleh (Mulyadi,2012) menyatakan Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standart mutu yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya

Pati dan juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna dan banyak digunakan pada berbagai industri antara lain pada minuman, makanan yang diproses, kertas, makanan

PT.Papyrus Sakti masih belum tepat sasaran dan masih kurang maksimal dalam menangani cacat Bonding atau kemungkinan identifikasi dugaan penyebab cacat Bonding yang

Agar dapat memperbaiki masalah perusahaan dengan dapat mengurangi jenis cacat produk yang muncul perlu adanya metode untuk mengidentifikasi permasalahan proses, maka dari

Menurut Bustami dan Nurlela (2007:136) produk cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu

Oleh karena itu, perlu pembuatan berupa basis data spasial jalur aliran pipa air bersih dan air kotor di Gedung Asrama TB 4 Institut Teknologi Sumatera dengan bantuan Sistem