20 BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2016 sampai 20 Juni 2016 bertempat di Laboratorium Nutrisi Fakultas Pertanian Peternakan UMM dan Laboratorium Perikanan SMKN 1 Ngadirojo Pacitan.
3.2 Materi dan Alat Penelitian 3.2.1 Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Materi Kegunaan
Bungkil Biji Jarak Pagar Sebagai bahan pembuatan pakan ikan
Ikan Patin Sebagai ikan penelitian
Air tawar Sebagai media pemeliharaan
Tepung ikan, bungkil kedelai, BBJP, bekatul, tepung tapioka, fish oil atau squid oil, vitamin, dan mineral.
Sebagai bahan baku pembuatan pakan
N-Hexsan Sebagai ekstraksi penghilangan minyak BBJP Ethanol Sebagai ekstraksi penghilangan Phorbolester
BBJP
Kertas Saring Untuk menyaring hasil ekstraksi BBJP
21 3.2.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
N0 Alat Kegunaan
1 18 Aquarium Untuk tempat ikan penelitian
2 Aerator Untuk mensuplay oksigen
3 Timbangan Analitik Untuk menimbang sampel
4 DO meter Untuk mengukur oksigen terlarut dalam air 5 Selang sifon Untuk menyipon sisa pakan dan kotoran 6 pH meter Untuk mengukur derajat keasaman air 7 Thermometer Untuk mengukur suhu air
8 Magnetic stired Untuk pengaduk pengadukan cairan kimia sehingga membantu proses homogenisasi
9 Gelas Ukur Untuk mengukur suatu cairan dan/ larutan dengan volume tertentu
10 Beaker Glass Untuk mencampurkan cairan 11 Kertas Saring Untuk menyaring larutan 12 Seser/jaring Untuk menangkap ikan
13 Oven Untuk mengoven bahan
14 Destilasi Untuk memisahkan komponen-komponen cairan 15 Destruksi Untuk mendistruksikan sampel
16 Buret Untuk tempat zat titer dalam penentuan protein kasar (khususnya protein titrasi)
17 Eksikator Untuk pendinginan sampel yang baru diambil
22 dari oven
18 Labu soxhlet Untuk tempat pelarut dalam proses penentuan lemak kasar.
19 Cawan Untuk mereaksikan bahan dengan suhu tinggi 20 Statif Untuk menjepit buret pada saat titrasi
21 Erlenmeyer Untuk menampung larutan titrasi
22 Klem Untuk menjepit
Tabel 3. Hasil analisa proksimat bahan pakan
Bahan Baku
Total Bahan
BK (%)
AIR (%)
ABU (%)
PK (%)
LK (%)
SK (%)
BO (%)
BETN (%)
ME (kkal)
TDN
BBJP 10 gr 94.93 5.07 9.82 40.3 10.48 10.57 90.18 23.63 2828.5 - Bungkl
kedelai
10 gr 87.31 12.69 6.84 44.3 1.65 5.52 93.16 28.37 2843.0 82.53
Tp.ikan 10 gr 91.5 8.45 23.3 53.5 19.41 26.73. 76.70 -31.38 1656.0 92.51 Tepung
tapioka
10 gr 88.63 11.37 0.09 1.74 0.06 1.44 99.91 85.30 3274.3 88.61
Bekatul 10 gr 87.37 12.63 8.78 6.55 5.91 19.02 91.22 47.11 2296.8 85.98
Premix 10 gr 100 0.77 98.0 0.00 0.00 66.16 - - - -
Fis oil 10 ml 100 0.00 0.10 0.00 99.90 0.00 - - - -
Sumber : Data Primer (2016)
3.3 Batasan Variabel
23 1. Bungkil biji jarak pagar (BBJP) merupakan limbah dari biji jarak pagar yang
telah diambil minyaknya dan telah mengalami proses detoksifikai (Agustina, 2008).
2. Ikan patin (Pangasius hypohthalamus) adalah salah satu ikan asli perairan Indonesia yang telah berhasil didomestikasi. Ikan patin memiliki bentuk memanjang tidak memiliki sisik dan kepala relative kecil ciri khas golongan catfish. Ikan patin merupakan ikan pemakan segala (omnivora), tetapi cenderung pemakan daging (carnivora)
3. Pertumbuhan adalah proses perubahan jumlah individu/biomas pada periode waktu tertentu (Affandi, 2002).
4. FCR (Feed convertion Ratio) adalah perbandingan antara bobot kering pakan yang dikonsumsi dan pertambahan bobot ikan. Semakin kecil nilai rasio konversi pakan berarti kualitas pakan buatan tersebut akan semakin baik (Liviawaty, 2005)
5. Sintasan ialah presentase jumlah ikan yang hidup dalam kurun waktu tertentu (Effendie, 1979).
3.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yang pada dasarnya mengadakan percobaan untuk melihat hasil. Hasil percobaan akan menegaskan bagaimana kedudukan hubungan variable-variabel yang diselidiki.
3.4.1 Rancangan Penelitian
24 Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menurut Marmono (1992) rancangan acak lengkap sangat baik untuk percobaan yang menggunakan materi relative atau homogen. Adapun denah percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Denah Percobaan
Keterangan :
A, B, C, D, E : Perlakuan
F : Kontrol
1, 2, 3 : Ulangan
3.5 Perlakuan
Penelitian ini menggunakan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah substitusi bungkil kedelai dengan bungkil biji jarak pagar (BBJP) pada pakan ikan patin, yaitu :
C.2 B.1 C.1 E.2 B.3 F.1
A.3 E.3 B.2 A.2 F.2 D.2
C.3 D.3 E.1 F.3 D.1 A.1
25
A : Penggunaan pakan dengan perbandingan substitusi bungkil kedelai dengan BBJP 100% : 0 %
B : Penggunaan pakan dengan perbandingan substitusi bungkil kedelai dengan
BBJP 75% : 25%
C : Penggunaan pakan dengan perbandingan substitusi bungkil kedelai dengan
BBJP 50% : 50%
D : Penggunaan pakan dengan perbandingan substitusi bungkil kedelai dengan
BBJP 25% : 75 %
E : Penggunaan pakan dengan perbandingan substitusi bungkil kedelai dengan BBJP 0% : 100 %
F : Pakan Komersial sebanyak 1 kg
26 3.6 Pelaksanaan penelitian
3.6.1 Pembuatan Tepung BBJP
Proses Detoksifikasi Bungkil Jarak pagar
Didalam bungkil jarak pagar juga masih terdapat kandungan antinutrisi.
Antinutrisi yang terkandung adalah Phorbolesters. Phorbolesters merupakan zat antinutrisi yang membuat bungkil biji jarak pagar menjadi beracun jika langsung diberikan sebagai bahan substitusi. Oleh sebab itu bungkil biji jarak pagar harus melalui pengolahan atau ektraksi terlebih dahulu untuk menghilangkan kadar antinutrisi yang terkandung dalam bungkil biji jarak pagar.
Metode yang dapat digunakan dalam menghilangkan antinutrisi yang terkandung pada bungkil biji jarak pagar adalah metode ekstraksi dari sampel padat bungkil biji jarak.
a) Pembuatan tepung BBJP
a) Melakukan pemisahan biji jarak dari cangkangnya untuk mengambil kernelnya dengan cara dikupas.
b) Mengoven biji jarak pada suhu 50 °C selama 24 jam c) Menghaluskan bungkil biji jarak menggunakan blender.
b) Ekstraksi minyak dari BBJP toksin.
Ekstraksi minyak dari BBJP toksin menurut Hakim, (2013) adalah sebagai berikut :
27 a) Tepung BBJP yang sudah kering kemudian ditimbang menggunakan timbangan
analitik sebanyak 250 gr.
b) Masukkan tepung BBJP kedalam beaker glass dan ditambah dengan N-Hexane 1:3 (250gr : 750 ml).
c) Mix tepung BBJP menggunakan magnetic stired selama 20 menit, suhu 40°C.
d) Menyaring dengan kertas saring dan corong sehingga terpisah minyak, hexan dan ampasnya.
e) Mengoven ampas BBJP yang tersisa dikertas saring selama 24 jam dengan suhu 40 oC.
f) Melakukam ekstraksi selama 3x
g) Menimbang ampas BBJP hasil pemisahan minyak.
c) Ektraksi phorbolester minyak BBJP
Ektraksi phorbolester minyak BBJP menurut Hakim, (2013) adalah sebagai berikut :
a) Tepung BBJP yang sudah dihilangkan minyaknya ditambah dengan ethanol 96% sebanyak 1 : 3 (250 gr : 750 ml).
b) Mix tepung BBJP mengunakan magnetic stired selam 30 menit, suhu 50°c.
c) Menyaring yaitu dengan dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan etanol dengan ampas bungkil biji jarak pagar (BBJP)
d) Mengeringkan tepung BBJP kedalam oven selama 16 jam, suhu 50°C.
e) Melakukan ekstraksi selama 2 x
28 f) Menimbang ampas BBJP hasil detoksifikasi.
g) Analisa Proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisi BBJP setelah detoksifikasi.
3.6.2 Pembuatan Pakan
1. Menimbang bahan penyusun pakan yang telah ditentukan untuk mendapatkan hasil pakan yang dibutuhkan.
2. Mencampur bahan penyusun pakan kedalam baskom.
3. Menambahkan air sebanyak 10-20% dari total bahan pakan.
4. Mengaduk bahan penyusun pakan sampai kalis atau dikepal tidak pecah.
5. Memasukan bahan penyusun pakan kedalam mesin pencetak pellet.
6. Mengeringkan bahan penyusun pakan dengan cara diangin-anginkan dan dijemur dibawah sinar matahari.
Dalam pembuatan pakan harus ada formulasi yang akan dibuat agar sesuai dengan kebutuhan ikan yang dipelihara. Berikut ini merupakan tabel formulasi pakan ikan untuk patin.
Tabel 4. Formulasi pakan ikan patin (pembesaran)
Bahan
Substitusi Tepung Bungkil Kedelai dengan BBJP 0%
BBJP
25%
BBJP
50%
BBJP
75%
BBJP
100%
BBJP
T. Tapioka 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5
Bekatul 21.5 21.5 21.5 21.5 21.5
29
T. B. Kedelai (44.93%) 20 15 10 5 0
T. Ikan (53.5%) 35 35 35 35 35
BBJP (40.43%) 0 5 10 15 20
Fish oil 2 2 2 2 2
Premix 2 2 2 2 2
Jumlah (kg) 100 100 100 100 100
Protein 29.46 29.23 29.01 28.78 28.56
Sumber: SNI 7548 : 2009
Tabel 5. Hasil Analisa Proksimat Pakan
Bahan Baku
BK (%)
AIR (%)
ABU (%)
PK (%)
LK (%)
SK (%)
BO (%)
BETN (%)
ME (kkall)
TDN
P1 91.14 8.86 13.37 24.33 8.98 10.40 86.63 34.05 2573.7 - P2 92.00 8.00 13.48 23.63 8.98 11.18 86.52 35.33 2572.8 - P3 91.95 8.05 13.09 24.47 8.96 11.81 86.91 33.62 2562.6 - P4 91.55 8.45 15.62 23.81 8.22 10.09 84.38 33.81 2519.6 - P5 91.86 8.14 19.00 23.93 8.31 10.43 81.00 30.19 2398.6 -
P6 - 12 - 25 4 7 - - - -
Sumber: Data Primer, (2016) 3.6.3 Pelaksanaan Penelitian
1. Menimbang berat benih ikan patin pada awal penelitian yang dinyatakan sebagai berat awal populasi ikan
30 2. Memasukan benih ikan patin kedalam akuarium percobaan yang telah diberi
aerasi, masing-masing akuarium diisi 15 ekor ikan uji
3. Memberikan pakan buatan sehari dua kali pada pukul 08.00 WIB, dan pukul 17.00 WIB dengan dosis 5% dari berat biomasa ikan
4. Melakukan pengukuran kualitas air meliputi pH, suhu, dan DO yang dilakukan setiap hari
5. Menimbang berat ikan patin dan pakan seminggu sekali untuk mengetahui pertambahan berat ikan patin dan jumlah pakan yang akan diberikan pada minggu berikutnya
6. Melakukan penyiponan sisa pakan yang tidak dimakan setiap hari pada media pemeliharaan ikan patin
7. Menghitung jumlah ikan patin yang hidup dan mati setiap hari hingga 30 hari, sehingga dapat diketahui tingkat kelulushidupannya.
8. Melakukan analisa pertumbuhan ikan patin.
3.7 Pengambilan Data 3.7.1 Parameter Utama
Sebagai parameter utama adalah pertumbuhan, kelulushidupan, dan FCR.
Kemudian data hasil penelitian dihitung dengan rumus-rumus sebagai berikut :
31 W = Wt – Wo
t
SGR = InWt-InWo x 100 % t
a) Pertumbuhan
Pertumbuhan Mutlak (Growth)
Pertumbuhan mutlak adalah selisih antara berat basah pada akhir penelitian dengan berat basah pada awal penelitian (Effendie, 1979)
Keterangan :
W = Pertumbuhan mutlak (gram)
Wt = Bobot biomassa ikan pada akhir penelitian (gram) Wo = Bobot biomassa ikan pada awal penelitian (gram) t = jumlah hari selama percobaan.
Laju pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate)
Specific growth rate (SGR) atau laju pertumbuhan spesifik merupakan laju
pertumbuhan harian atau presentase pertambahan bobot per hari. Bobot dan panjang ikan patin akan bertambah selama masa pembesaran. Laju pertumbuhan harian ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
32 Keterangan :
SGR = Laju pertumbuhan spesifik
Wt = Bobot rata-rata benih pada saat t (g)
Wo = Bobot rata-rata benih pada saat awal percobaan (g)
t = Jumlah hari selama percobaan
b) Kelulus hidupan (Survival Rate)
Menurut Effendie (1997), tingkat sintasan adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup pada akhir dan awal penelitian. Formulasi yang digunakan adalah :
Keterangan :
SR = Kelulushiduapn ikan
Nt = Jumlah benih hidup pada akhir penelitian (individu) No = Jumlah benih hidup pada awal penelitian (individu) (Effendie, 1997)
SR = Nt x 100 % No
33 1. FCR (Feed convertion Ratio)
FCR merupakan banyaknya pakan (kg) yang diberikan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan. Pada suatu usaha budidaya ikan pada umumnya nilai FCR dijadikan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan.
Keterangan :
FCR = Rasio konversi pakan
Sigma F = Jumlah pakan yang diberikan Wt = Berat ikan pada akhir penelitian
Wo = Berat ikan pada awal penelitian (Liviawaty, 2005)
3.7.2 Parameter Penunjang
Parameter penunjang lain dalam penelitian ini adalah kualitas air media meliputi : Suhu, pH, dan Oksigen Terlarut (DO).
1. Suhu (°C) diukur menggunakan thermometer
2. pH (derajat keasaman) diukur menggunakan pH meter/kertas lakmus 3. Oksigen terlarut (mg/l) diukur menggunakan oksimeter/DO meter.
FCR = Σf_
wt-wo
34 3.8 Analisa Data
Data yang diperoleh kemudian dilakukan sidik ragam atau analisa varians (ANAVA) untuk menentukan pengaruh atau tidak perlakukan terhadap hasil penelitian, jika berpengaruh nyata maka dilakukan denagn UJi Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk menentukan perlakukan yang optimal pada taraf kepercayaan 95%
sampai 99% dan untuk membandingkan nilai antar perlakukan dan hasil tabel sidik ragam yang menunjukan berbeda nyata antar perlakuan hasil dari penelitian diuraikan secara diskriptif.