• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of CORPORATE GOVERNANCE: PERSPEKTIF TEORI PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of CORPORATE GOVERNANCE: PERSPEKTIF TEORI PERUSAHAAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

NSlt 0853-00t0

BINA EKONOMI

Volume 7, No.2, Agustus 2003

BINA EKONOMI

adalah media

informasi

dan komunikasi serta

forum

pembahasan masalah

ekonomi,

manajemen

dan

akuntansi

bagi

civitas academica Universitas

Katolik

Parahyangan atau universitas-universitas

lain. Terbit

pertama

kali tahun

1997 dengan frekuensi dua

kali

setahun pada bulanJanuari dan Agrstus.

Pelindung : Reklor

Universitos

Kotolik Porohyongon

Penonggung Jowob : Dekon Fokultos Ekonomi

Universitos Kotolik Porohyongon

Penosihqt : Hoson Sidik

Ridwon

S,

Sundjojo M, lshok Somontri

Ketuo Jurusqn Studi Pembqngunon Ketuo Juruson Monoje-nen

Ketuo Jurusqn Akuntonsi Pemimpin Redoksi : Agus Hoson

PA.

Sfqf Redqksi/Editor : Wowon Hermqwon Rio Sotyorini

Ameliq Setiqwon Nino Septino Toto Usoho : Michoel Wosito

Wdorusmon Alomot Redoksi Penerbit:

Jl. ciumbuleuit No. 94 Gedung Fokurfos Ekonomi universilos

Kofolik Porohyongon Bondung

401

51.

(2)
(3)

t$slt 0053-0010

BINA EKONOMI

Volume 7, No.2, Agustus 2003

DAFTAR I5I

CORPORATE GOVERNANCE: PERSPEKIIF

TEORIPERUSAHMN l' l6

Adrian Teja

SISTEM PEMBERIAN KODE PADA

DATA

17 - 23

Amelia Setiawan

PERAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

DALAM

24 - 38

PENING]GTAN CUSTOM ER VALUE Christin

PENTINGNYA PEMAHAMAN ASPEK BUDAYA

KONSUMEN

39 - 51

DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM PEMASARAN FX. Supriyono

PERANAN AKUNTAN DALAM

PENERAPAN

52 - 60

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Paulina Permatasari

PERGESERAN PERAN DEPARTEMEN

F/NANCF

61 - 67

DALAM ORGANISASI PADATAHUN 2OIO Rosita Widjoj

HUBUNGAN SERY/CE RECOVERYDENGAN MINAT

BELI-ULANG

68 - 77

PADA KONSUMEN ANAK-ANAK (STUDI ](ASUS PADA BEBERAPA OUTLET McDOMLD S Dl KOTA BANDUNG)

Nina Septina

PRIVATISASI BUMN, KEBUTUHAN MUTLAK BANGSA

INDONESIA 78.86

Setiadi Umar

PERBANDINGAN ANTARA DUA PENDEI(ATAN NORMALISASI

DATA

87 - 99

HTNGGA KONDTST FOURTH NORMALFORM (4NF) Michael Iskandar

(4)
(5)

CORPORATE GOVERNA}IGE:

PERSPEKTIF TEORI PERUSA}IAA}I

Adrlan Teia Abstract

The main differences between corporate governance theory from the

theory of the firrn

perspective

and other

perspectives,

such as

simple

finanip

perspective,

the

stewardship perspective,

the

political

perspe{ive'

dan the

itaf6froUer

perspective, is the power of the agent. The theory of the frrm perspective assumes that agent has

a

dominant potvef but the other perspectives assume principalhas a dominant politer.

.

The agent buiid information asymrnetry through increasing. risk and complexity

oitne

firm.

The

increasing

of

business risk

indue

principal to

inviti

oth6r principal

to

spread the risk.

when

the stake

of

principal

in

the

finn

is small relative

to

h6r wealth, their incentive to monitor the agent-tend to decreasing. The complexity of the firm need a lot of good rnonitor. Since good monitoi is limited then agent will be under monitored.

Kata kunci

: Tata Kelola

Perusahaan

(Corporate

Govemance), Bentuk

organisasi (organizationat Forms), struktur

Kepemilikan

(eivnership btricture),

Dewan Direksi

(Boad of

Director

-

bOOl, Dewan Komisaris (Board

of

Commisioner- BOC)'

Corporate Governance (Adrian Teja)

(6)

1.

PENDA}IULUAN

Prtnoipal melakukan 2 tahap pengambilan keputusan

untuk memaksimalkan

manfaat

residual-nya yaitu

(1)

memilih bentuk organisasi

yang eflsien dan (2)

mengatur corporiate govemanee mechanism untuk menjamin

hak

prtncipal

dipenuhi

(James,

2000). Saat ini telah

banyak perspektif

yang

digunakan untuk membahas

teori

corporate govemance,

seperti the

slmple

finance

perspective,

the

stewardship perspective, the

political perspective,

dan the

stakeholder perspecffue. Berbagai perspektif ini memusatkan porhatian pada tahap pengarnbilan keputusan yang kedua

yaitu pengaturan corporate gowtmartce mechanlsm.

Pembahasan

mengenai bentuk organlsasi dalam teori corponte govemance

tidak berkembang

karena bentuk

organisasi seringkali diasumsikan

telah

ada atau

giuen

Alasan yang dikemukakan mengenal tidak dibahasnya bentuk organieasi adalah kompetisi dalam capital

ma*et

dan

prduct

market akan mendorong perusahaan untuk mengadopsi bentuk organisasi yang paling efisien atiau perusahaan tersebut tidak akan dapat bersaing dan bangkrut (Jensen,

t993;

Miwa dan Ramseyer, 2001; Rajan dan Zingales, 2001).

'

Walaupun bentuk organisasi

tidak

dibahas

dalam teori

corporc e govemance,

teorl

mengenai bentuk organisasi mengalarni perkembangan

yang pesat dan mendapatkan tempat yang lsttmewa dalam

teori perusahaan

(fhe theory of the firml. Bentuk

organisasi mempengaruhi kemampuan organisasi

untuk

menrperoleh informasi yang berguna untuk (1) menyingkapkan sumber ketidakpastian utarna yang dihadapi organisasi

yang berasal dari pasar yaitu permintaan pasar (Foss, 1996),

(2)

memperofeh dan mengembangkan specifle

knuvffige

(O$terloh dan Frey,

1999), (3)

meningkatkan

efektifitas dan efisiensl investasi (Fama

dan Jensen, 1985),

(4)

rnenlngkatkan efektifltas pemberian kompensasi pada agent (Baker, Jensen, dan Murphy, 1988), dan

(5)

meningkatkan efisiensi delegasi wewenang (Aoki, 1997).

Teori corpomte govemance dari perspektif teori

perusahaan

menggunakan asunrei agent merupakan kekuatan yang dominan terhadap principalyang dapat mengatur bentuk organisasi dan corporate govemance mechanlsm.

Asumsi ini

bertentangan

dengan asurnsi tesri

corporate govemance dari berbagai perspektif yang lain tetapi konsisten dengan studi

dari

Novaes,

dan

Zingales (1995),

Dow dan

Raposo (2001), tsebchuck,

Fried, dan Walker (2oA4 yang

rnembuktikan

bahwa agent

dominan terhadap principal.

Agent akan berupaya untuk mengubah struktur

kepemilikan perusahaan,

dari

pemegang

saham yang terpusat menjadi

pemegang saham yang tercebar, dengan rneningkatkan risiko investiasi

dan

likuiditas

saham.

Meningkatnya

rislko

investasi

pada

perusahaan U-Form dengan

struktur

kepemilikan

yang terpusat akan

mendorong pemegang saham

terpusat untuk

rnengundang pernegang

saham baru untuk

mengurangi risiko. Masuknya pemegang saham baru mendilusi kepemilikan pemegang saham terpusat

dan

meningkatkan likuiditas saham. Kornbinasi dari dilusi

dan meningkatnya likuiditas saham akan mengurangi insentif

untuk BINA EKONOMI Vol. 7 No. 2 Agustus 2003: l-99

(7)

melakukan pengawasan (Bolton

dan Von

Thadden, 1998;

Maug,

1998).

Setelah insentif pengawasan menurun maka agent dapat dengan leluasa

mengubah bentuk organisasi, dari U-Form menjadi M-Form,

untuk keuntungan

dirinya.

Bentuk organisasi

akan

meningkatkan kompleksitas perusahaan. Peningkatan kompleksitas akan meningkatkan ketergantungan pemegang saham dan meningkatkan kompensasibagi agent.

Bentuk organisasi juga akan mempengaruhi efektifitas pengawasan Board

of

Director. Agent dapat mempengaruhi kualitas pengawasan BOD

dengan mengubah bentuk organisasi dari U-Form menjadi

M-Form.

Semakin M-Form suatu perusahaan maka semakin kompleks perusahaan tersebut. Semakin kompleks maka dibutuhkan kemampuan pembelaiaran dari BOD. Karena kemampuan belajar manusia terbatas maka akan terjadi spesialisasi. lmplikasi dari spesialisasi ini adalah peningkatan kompleksitas akan mengurangi kualitas pengawasan dan meningkatnya kebutuhan akan orang-orang berkualitras untuk menjadi BOD.

2.

BERBAGAI PERSPEKTIF CORPORATE GOVERNANCE

Saat

ini,

teori corporate governance (tata kelola perusahaan) telah

dibahas dengan

menggunakan

berbagai perspektif seperti the

simple finance perspective;

ffie

sfewardship perspective,

the

political perspective,

dan the

stakeholder perspective.

Walaupun telah digunakan

berbagai perspektff, teori dan perspektif baru mengenai corporate govemance masih terus berkembang.

Teori corponte

govemance

dari fhe simple finance

perspective berkembang

dari principal

agent

theory (Jensen dan Meckling,

1976).

Corporate govemance dbutuhkan

bila

kontrak antara principal

dan

agent tidak fengkap. Principal adalah penyedia dana, yaitu pemegang saham atau kreditor. -Agent

adalah pihak yang menerima dana, yaitu perusahaan dan-

manajer. Dengan demikian ada

2 tipe

hubungan kontrak

antara

principal

dan agenf yaitu (1) hubungan kontrak antara

pernegang

saham

dan manajer dan (2) hubungan kontrak antara kreditor dan perusahaan.

Ketidaktengkapin kontrak inl memberikan peluang bagi agenf untuk menyimpang

dari

kontrak sehingga merugikan ptincipal (Al-Nafiar' 1995).

Priniipal berupaya untuk mengatasi agency problem dengan meminimalkan

pefuairg agent untuk

menyimpang

dari kontrak dengan

menggunakan berUagai mekanisme pengawasan. Pengawasan yang efektif dapat dengan

seger-

menyingkap penyimpangan yang dilakukan

oleh

agent dan principal dapat segera mengambil tindakan pada. agent.

Pengawasan membutuhkan

pi

Semakin kompleks

suatu perusahaan maka biaya pengawasan

pfan

semakin

besar.

Principal akan

bersedia

mengeluarkan

biaya

pengainrasan

sampai pada titik

maryinal benefrt

sama

dengan'

marginal cosl. Hak

principal

untuk

melakukan pengawasan mempunyai nilai (vatuel.

lanouna,

Sarin, dan Shapiro (2q0.11

inen-unjukkan bahwa investor bersedia lmemberikan premium untuk akuisisi saham mayoritas. Premium

ini

berartil

bahwa

principal meyakini marginal

benefitdari pengawasan lebih besar daiipada premium yang dibayarnya.

Corporatc Govemance (Adrian Teja)

(8)

Pengawasan saja

tidak

cukup sehingga dibutuhkan instrumen lain yaitu sistem insentif. Mekanisme pengawasan dan sistern insentif sifatnya

fomplementer. sistem insentif ditujukan untuk (1) menarik agent

yang

kompeten, (21 meningkatkan motivasi agent untuk bekeria, dan

(3]

mempertahankan agent yang kompeten didalarn organisasi.

sistem insentif akan mempengaruhi moflvasi dan kineria darl agent (Baker, Jensen, Murphy, 1988; Chance, Kurnar, dan Todd, ZOOO;

Laiear,

2000). Bentuk insentif yang diterima oleh

pincipat

berbeda dengan bentuk

insentif yang

diterirna

oleh

agent.

Insentif yang diterima oleh pincipal

sifatnya adalah rcsidual (Fama dan Jensen, 1g83t sedangkan insentif yang

diterima oleh agent sifatnya cenderung tetap.

trrtanfaat

resjdual ikan

diterima oleh principal setelah perusahaan

remenuhi

berbagai kewajiban.

semakin besar keuntungan perusahaan maka maka semakin

besar m-anfaat residgal

yang

diterima

ofeh

principal.

Bila

insentif

yang

diterima sifatnya

relatif tetap maka motimsi

agent

untuk

meningkaikan manfaat residual bagi perusahaan akan sangat rendah. Agent tidakLkan termotivasi untuk bekerja giat melebihi kompensasi yang dapat diperolehnya. principat berupayq mengatasi masalah motivasi ini dengan memberikan insentif yang memasukkan pendapatan yang sifatnya variabel. Pendapatan yang

siratnyi

variabel

ini

mempunyai karakter yang hampir sama dengan maniaat yang sifatnya rcsldualyang diterima oleh principal.

The

simple finance perspective yang dikembangkan

darl

principar- agent theory dari Jensen

dan

lrieckling (1926) merupakan bentuk ekstrim negatif darl

perilakv

agent dengan asumsi agent bersedia melakukan apa saja untuk memakslmalkan manfaat ekonominya. Asumsi

ini

bertentangan

dengan monl

betief

yang dianut oleh

berbagai

kultur dan

masyarjkat dimana integritas

dan

kejujuran selalu dijunjung

tinggi. oleh karena

itu, Donafdson

dan

Davis (1994) mengajukan

teori

corporate govemance dari

ffie sfewadship perspectrve. Asumsi yang digunakan adalah

agent merupakan good stewards' dari perusahaan yang akan bekerja dengan giat

yntuk memperoleh dan meningkatkan manfaat residuat

principat.

lmplikasinya dari asurnsi ini adalah kebutuhan untuk

melakukan pengawasan

turun atau tidak

diperlukan sama sekali. Tingginya motivasi

agent untuk

bekerJa menunjukkan

bahwa motivasi agent telah

selaras dengan motivasi dari principal.sehingga sistem insentif yang dikembangkan febih ditujukan untuk mernberikan kompensasi yang

layak

bagi

effoft

dan agent.

Bainbridge (1995) menyatakan bahwa corporate

govemance dipengaruhi oleh kekr,ratan pemerintah. Pemisahan kepemirikan perusahaan (ownership)

dan

pengendalian perusahaan (confrot) merupakan hasil dari keputusan politik pemerintah untuk mengurangi dominasi pemegang saham

qayoritas perusahaan raksasa telnaOap perekonomian

negara.

Keberhasilan pemerintah menunjukkan kekuatan pemerintah merupikan

t one who manages another's property, frnances, or other affairs. (webstcrs Dictionary, 1984).

BINA EKONOMtrVol. T No. 2 Agrstus 2003: 1-99

(9)

faktor

yang

penting dalam corporate govemance. Keputusan pemerintah merupakan

hasil dari

kompromi politik. Dengan demikian

teorl

corporate

govemance

dari the political

perspecfive dikembangkan.

Teori dan

uji

empiris

menyatakan pemerintah sebagai kekuatan

yang penting

dalam corporate govemance. Pemerintah dengan hukum dan sanksi hukum bagi

yang

melanggarnya

akan

mempengaruhi

tingkat

proteksi

pada

investor, mempengaruhi perkembangan

pasar

modal

dan

mempengaruhi struktur kepemilikan perusahaan

(La

Porta, Lopezde-Silanes, Shleifer dan Vishny 1997; Shleifer dan Vishny, 1997; Demirguc'Kunt dan Maksimovic, 1998; La Porta, Lopez-de-Silanes, Shleifer dan Mshny, 2000).

Teori corporate govemance dari the

stakeholders perspective dikembangkan dari ketidakpuasan beberapa peneliti terhadap terpusatnya manfaat keberadaan perusahaan

pada

principal (pemegang saham dan kreditor) dan pemerintah. Manfaat keberadaan perusahaan juga seharusnya dapat

iuga

dinikmati

oleh

stakeholders (Chaneux

dan

Desbirieres, 1998).

Sfakefrolders meliputi karyawan, pelanggan, komunitias,

petugas pemerintahan,

dan

dalam beberapa interpretasi

juga

meliputi teroris dan blackmailer (Sternberg, 1999; Jensen, 2001). Teori corporate govemance

dari fhe

sfakeholders perspective ditujukan

untuk

menjawdb bagaimana

cara

menyeimbangkan kepentingan principal

dan

sfakeholders (Turnbu[],

200!; Jensen, 2001),

kepentingan stakeholder

yang mana yang

harus didahulukan (Berman

et al.,

1999), dan-bag_aimana meninglatkan

"!\i9?t

ctlmate dalam organisasi (Boatright, 1999; Bohren, 1998; Francis, 2000;

Chen, 2001; Felo, 2001 ).

uji empiris mengenai

stakeholders

theory

menyatakan .bahw.a semakin-besar manfaat

yang

diterima sfakeholders

maka

semakin baik kinerja keuangan perusahaan lBerman, Wicks, Kotha, dan

Jones'

1999).

Walaupun demikian,. stakeholders theory

tidak

menyatakan secara ielas

stakeiotders yang harus diutamakan

(Donaldson

dan Preston,

1995;

Sternberg, 1999).

3. TEORI PERUSAHAAN DAN BENTUK ORGANISASI

,,There

is no

assurance that

the market will, thtough

competitive

forces,

always anive

at

the leasf cosf way

of

doing things,

but

the availabitity

of tne

oppoftunity

to

experiment

in different

means, methods, and products suggesf that not oinly willthere be pressure to keep the cosfs of producing any given product as

low

as possible,

but that the

choices available

to

consumers

will tend to

expand

withsut limit".

Lewin dan Phelan (2000) Fama dan Jensen (1985) menyatakan bahwa hampir semua produk,

barang dan jasa, dapat diproduksi oleh

perusahaan

apapun

bentuk organGasinya. Berbagai bentuk organisasi didesain agar perusahaan dapat m6mproOuksi

produ[ seefisien mungkin agar dapat

mempertahankan kelangsungan

hidupnya dalam suatu sistem ekonomi. Biaya

produksi

Corporate Govemance (A&ian Teja)

(10)

ditentukan

oleh

besarnya maximum

aftainable

output

dari

perusahaan.

Semakin besar maxlmum attainable output dari perusahaan maka semakin murah biaya produksidan semakin besar kemampuan bersaing organisasi.

Model matematika dari maximum afrainable output dari Jensen dan Meckling (1979) adalah sebagai berikut:

Q = Fe (L,K,M,0,T) Dimana

O= F=

=

RUht sfmcfure yang dipengaruhi oleh berbagai karakteristik

atzu

aspek-aspek

yang

relerran

dalam

contracting system dan property-righls sysfem, seperti kekuatan sosial, kekuatan

politik, dan sistem hukum, yang

rnempengaruhi bentuk

organisasi dimana perusahaan tersebut beroperasi.

0 seringkali dinyatakan sudah given.

=

Tenaga Kerja

=

Modal

=

Bahan Baku

= Indeks umum

(generalized

index) yang

menggambarkan serangkaian pilihan bentuk organisasi berdasarkan intemal

rules of the game yang tersedia dalam lingkup 0.

=

Vektor yang rnenggambarkan tingkat knowledge dan physical technology yang relevan dalam aktlvitas produksi.

Besarnya output yang diukur dengan kuantitas

Serangkaian kombinasi

faktor

produksi

yang

membedakan perusahaan dalam lingkup 0.

L K M

$

Teori perusahaan (the theory

of

the

frm)

mempunyai 2 sfiiand yaitu (1) sfrand yang membahas masalah pemilihan bentuk organisasi ($) dalam lingkup

ngfrt

sfructure

yang

spesifik

(0) dan (2)

strand

yang

membahas rnasalah kombinaslfaktor produksi seperti tenaga keria (L), modal (K), dan bahan baku (M) dengan tingkat knawledge atau physical

technolqy

yang relevan dalam aktivitas produksi

(T)

untuk mencapai maximum aftalnable oufpuf (Q).

lstilah

organizationat form atau bentuk organisasi digunakan secara berbeda.

Fama dan Jensen

(19S5) mengkategorkan

bentuk

organisasi berdasarkan alokasi residual claims. Bentuk organisasi menurut Fama dan Jensen adatah (1)

open corporatius, (2)

finaniiat mutuals, (3) non-profits, (4) proprietorshrps,

(5)

paftnerships, dan (6) c/osed corpontion.

Bentuk organisasi dari Maskin, Qian, dan

Xu

(1997) adalah bentuk organisasi dari yang lebih sempit dari bentuk organisasi yang diaiukan oleh

Fama dan Jensen (1985). Tiap

perusahaan

akan

mempunyai bentuk organisasi yang spesifik yaitu

lJ-Fom

dan M-Form. Bentuk lJ-Form dicirikan dengan adanya satu pusat pengambil keputusan utama yaitu CEO (Chiet

Execdive Officer) dan adanya pembagian fungsi rnanajenren, sepertifungsi pemasaran, fungsi produksi,

dan

lain-lain, kedalam berbagai departement yang saling berinteraksi. Pembagian kerja ini akan meningkatkan efisiensi BINA EKONOMI Vol. 7 No. 2 Agustus 2003: l-99

(11)

rnefafui

skala

ekonomi.

Pada bentuk

M-Fonn, dicirikan dengan adanye defegasl

wewenang

pengambllan keputusan

dari CEO, sebagai

agent

pertama, kepada

manager

divisi, sebagai

agent

kedua dan tiap

divisi mempunyai fungsi managemenf, seperti pemasaran, produksi, dan lainiain.

Tugas dari CEO adalah mengalokasikan sumber daya pada divisi dengan potensi keuntungan yang paling besar.

Bila M.Form terdiri dari beberapa U-Form maka tiap bentuk U'Form mempunyai bentuk organisasinya sendlri. Bentuk organisasi tersebut adalah hirarki dan desentralis-asi (Stein, 2000). Bentuk organisasi hirarki teriadi.bila keputusan yang diambil harus melewati persetuiuan dari berbagq! lapisan

minaler. didalam bentuk organisasi

desentralisasi

terjadi

pelimpahan wewenang pengambilan keputusan dari manajer tingkat yang lebih tinggi pada manajer tingkat

yang

lebih rendah.

Tiap

rnanajer pada

tiap

lapisan manaJemen mempunyai wewenang

yang

spesifik. Semakin tinggi tingkat manajer tersebut maka keputusan yang diambil sifatnya semakin strategis.

Semakin rendah tingkat manaJer tersebut maka keputusan

yang

diambil sifatnya semakin taktis atau operasional. Perbedaan utama dari hirarki dan

deseitralieasi terletak pada banyaknya lapisan pengambil

keputusan.

Semakln

banyak

lapisan pengambil keputusan

maka

bentuk^ organisasi tersebut semakin hirarki dan semakin sedikit lapisan pengarnbil keputusan maka bentuk organlsasi tersebut semakin desentralisasi.

l(ompetiJi

yang terjadi dalam

capital market

da1 fo{uct

ma.rl<et

mengimplkdsikan'beniuk organisasi sifatnya tidak statis. Bentuk organisasi selalir b'erubah

agar

sesuai dengan situasi persaingan yang ada. Bentuk oryanlsasl akan mempengaruhi kemampuan organisasi. untuk memperoleh

inf6rmasl yang akan dlgunakan untuk (1)

menyingkapkan sumber ketldakpastian

ltama yang

dihadapi organisasi

yang

berasal

dari

pasar yaitu pdrmintaan pasar

(Fois,

1996), (2)meTpe.r,qleh dan mengembarg-kan

specinc knowled{e (Osierloh dan Frey, 1999), (3)-meningkatkan efektifitas

din eflsiensi inwstasi (Fama dan Jensen, 1985)' (4)

meningkatkan efel<tlfltas pemberlan kompensasl pada agent.(tsaker, Jensen,

danl4urphy;

1988),

'

Oari(S) meningkatkan efislensi delegasi wows.nqltq (Aoki, 1997.).

fnformasi yang diperoleh akan diproses menJadi knowledg.p. Jensen

dan

Msckling

(tgggimembagl

knowtedge menjgdi

2

baglan.yaitu specffc knowtedge

(taiit

Xnowtedge)

dan

general Rnowledge (explicit

knovtledg{.

Spectfia-kn6wledge adalah knowledge yang sulit atau membutuhkan biaya

ying ttnggl (cosi,y) untuk

dialihkah

antara

agents.

dan sulit

dimengerti

(oOsrvabie)'oleh'iganfs yang lain. Genenl

Rnowledge

adalah

spe,afic knovdedge

yang tedfr

terUoXumentasi dengan baik dalam bentuk tulisan

dan siriUot-siriUot yang sifatnya telah standard sehingga dapat di'

unbundtlng

dan

dibehkan

harga.

StanOarisasi

ini

memungkinkan geneml

iiait"Ag6 ini

ditransaksikan rneletui mekanisme pasar.

Tingkat gengnl

Xnoilealge yang ditransaksikan melalui mekanisme pasar akan menentukan

tilg6i ;iqtt;t technotqy secafa

makro. Pada tingkat mikro, transaksi

rne-fafui

'mikanisme pasai

menuniukkan

bahwa physial

knowledge yang

dimiliki oleh satu

perusahaan dapat

juga dimiliki oleh

perusahaan lain'

Corporate Governarrce (Adrian Teja)

(12)

P.hysical

technolqy tidak dapat

menjadi

sumber

sustainable competitive advantage.

Oleh karena itu,

pembahasan

mengenai knowledge

lebih

difokuskan pada

pengembangan

dan aplikasl specifrc

knowledge dan

bagaimana

speclfic knowledge

tersebut

dikonversikan

menjadi genenl

knowledge

Sveiby (2000)

berpendapat

bahwa specific

knowledge diperoleh mefalui lncremental leaming-procesg yaitu leaming

by

doing, teaming

by

using, dan leaming

by

searohtng, pada 3 tingkatan

orginisasiyaitu

inCividri,

intemal

structure,

dan extemal

structure. tncrcmental leaming pro6€ss merupakan suatu proses untuk memperoleh qpeol?e knowledge yang tidak

efisien karena kita. tidak mergetahui (1) jenie infonnasi, (2)

teknis pengolahan informasi,

dan (3\

relevance specific knowledge

yang

ingin diperoleh.

Masalah

yang muncd dari .hefisbnsi ini adalah semakin

besar

sumber daya yang digunakan tidak berartl semakin tlnggi

perolehan

relevanre specific

knowledge

yang

diperoleh. Pengaruh

dart

ineflsiensi pengembangan qpecdic knowledge

ini

akan berbeda pada motivasi agenf dan pdnclpaL Pada elsiagent, besarnya sumber daya dan risiko yang harus dftAnggung

akan menurunkan motivasi agent untuk

mengembangkan speciftc knowledge yang relevan. Risiko yang dihadapi

oleh

agent adalah bila sumbEr'daya yang drgunakan sudah besar dan agenf tersebut hanya

mernperofeh rclwance spr,cifrc knowledga hanya sedikit

sehingga pengembangan relevance specific ktowledge ini tidak menguntungkan bagl agent. Risiko agent Juga muncul pada saat rcleyance specifrc lmawladge

inl

mempunyai

tlngkat assef spclflclty yang tlnggi sehingga

agent tersebut menghadapi rlsiko hold-up oleh prlncipaL

Assef

specifrty yang tinggi terjadi bila assef tersebut mempunyai nilai yang tinggi bila dlgunakan untuk suatu kegiatran yang spesifik dan nilai esqef tersebut akan pengalbrni penurur{an yang signifikan blla dlgunakan diluar kegiatan yang spesifik tersebut. Pada

sisi

principal, pengembangan relevanca specifro knowtedge

ini

merupakan

faktor utama yang menentukan besamya rnanfaat residual

yang diterimanya. Dengan demikian walaupun risiko dan sumber daya yang harus dikorbankan tinggi, investasi pada releuaroe specifrc knowledge merupakan keharusan. Prtncipal mengatasi rnasalah yang dihadapl

oleh

agent dalam pengemba

rgan

re levan

ce

specific kn owledge dengan ca ra men ga lokasi kan sumber

daya yang

dimiliki prtnoipal

kepada

agent

dan

agent melakukan Bros€s pengemba ngan relevance specrl?c knowledge dengan menggunakan

sumber daya yang dimiliki pincipal. Alokasi surnber daya ini

akan

mengakibatkan bergesemya biaya perqembangan relevance

speciftc knowledge dan risiko hold up dari agenf

ke

principal, Semakin besar biaya

dan

semakin

spesifik

relevance specr/?c knawledge

yang

dikembangkan

maka semakin besar risiko yang dihadapi

principal.

Pada saat

agent

memperdeh

relevance specific knowledge

maka qent akan

termotivasi untuk rnelakukan ex-posf negotiation dengan principal untuk rnendapatkan

tambahan manfaat ekonomi. Bila prtncipal lama tidak setuju

untuk mefakukan

negosiasi ulang maka agent tersebut dapat

meninggalkan BINA EKONOMI Vol. 7 Ns. 2 Agustus 2003: l-99

(13)

prtncipal

yang lama dan

meng-exproprtate relevance specific Rnowledge

yang

diperoleh

dari pincipal lama ke

prtncipal

baru atau agent

dapat

menjadi prtncipal baru dengan

membuat perusahaan

baru yang

akan menjadi saingan principal lama,

.

Untuk mengatasi risiko

knowledge expropriation, principal akan mengembangkan mekanisme

penciptaan rclevance

specific knowledge pada tingkat yang lebih tinggi yaitu pada tingkat perusahaan. Principal akan mengupayakan

agar

televance specific knowledge

pada tingkat

individu

dapat dikonversikan menjadi general knowledge bagi pihak

didalam organisasi dan melindungi general knowledge ini agar general knowledge ini

tetap

berada didalam organisasi. Melalui proses konversi

ini,

oryanisasi

akan

mempunyai tingkat teknologi

yang lebih tinggi

sehingga maximum attalnable output perusahaan akan meningkat pula, Proses penciptaan dan konversi relevance specific knowledge

ini

akan membentuk oryanizational routines

yang sifatnya spesifik pada tiap perusahaan.

arganizational

roufines ini tidak akan hilang atau tidak dapat

dipindahkan walaupun

sebagian besar agent didalam perusahan tersebut

meninggalkan perusahaan (Sveiby, 2000). Organizational routines sifatnya spesifik pada

tiap bentuk

organisasi sehingga

tidak dapat ditiru oleh

organisasi lain (Osterloh dan Frey, 1999).

4.

CORPORATE GOVERNAA'GE DARI PERSPEKTIF TEORI PERUSAHAAN

Perspektif

teori

corporate govemance,

seperti the

simple finance perspective, fhe

sfewadship

perspective,

the

political perspective, dan the

stakehglder

perspective, menggunakan

jalur pemikiran yang

sifatnya

deterministik. Jalur deterministik ini muncul dalam bentuk 2

tahap

pengambilan keputusan dari principat. Principat berupaya

untuk

memaksimalkan manfiaat residual dengan cara (1) memilih

bentuk organisasiyang efisien dan (2) mengatur corparate governance mechanism

unluk

menJamin pelaksanaan

kontrak antara

principal

dengan

agent

berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

Berbagai perspektif yang ada

mengasumsikan

bahwa

bentuk organisasi sifatnya

telah glven dan tidak perlu

dibahas

karena

adanya

kompetisi dalam capital market dan product market akan

mendorong perusahaan untuk mengadopsi bentr.rk organisasi yang paling efisien atau perusahaan tersebut akan bangkrut (Jensen, 1993; Miwa

dan

Ramseyer, 200'l; Rajan di,anZingales,2001). Perusahaan yang berhasil bersaing dalam kondisi capitail market dan product market yang kompetitif akan mempunyai bentuk organisasi yang efisien. Bila bentuk organisasi telah efisien maka prtncipatcukup berkonsentrasi pada upaya untuk mendesain kontrak yang optimaf dengan agent untuk mengatasi masalah agensi (agency problem) dan meminimalkan biaya agensi (agency cosf).

Terjadinya pemisahan antara kepemilikan perusahaan

dan pengendafian perusahaan akan memutuskan

jalur

informasi principal pada

pasar. Semakin lama principal tidak

berhubungan

dengan pasar

maka

Corporate Governance (Adrian Teja)

(14)

ggmakin rendah pengetahuan principal mengenai situasi persaingan dan bentuk organisasi yang paling efisien. Pada saat yang sama, semakin lama agent berhubungan dengan pasar maka semakin tinggi pengetahuan agenf mengenai

situasi

persaingan

dan

bentuk organisasi

yang

paling efisien.

Pemisahan kepemilikan perusahaan dan pengendalian

perusahaan mengakibatkan tahapan pengambilan keputusan

yang

deterministik tidak berjalan sebagaimana mestinya

Teori cotporate govemance dari perspektif teori

perusahaan

mempunyai persamaan dan juga perbedaan dengan teori

corporate gorlemance dari perspektif

ffie

simple finance. Persamaan kedua perspektif ini adafah digunakanrrya principal-agent theory sebagai dasar analisis teori

corporate

govemance. Perbedaan

kedua perspektif ini adalah

proses penentuan bentuk organisasi

dan

corporate govemance mechanism dari perspektif

the

simple finance sifatnya deterministik

dan

ditentukan oleh

pinctpal

sedangkan proses penentuan bentuk

organisasi dan

corporate

govemance

mechanism

dari

perspektif

teorl

perusahaan slfatnya tidak deterministik karena

dapat

ditentukan oleh principal

atau

agent. Karena berbagai perspektif teort corporate govemance rnenggunakan ialur pdncipal

memifih bentuk organisasi kemudian mengatur

corporate govemance

mechanism maka teori corporate {lovaftiahc€ dari pErspektif

teori perusahaan monggunakan jalur agenf sebagai kekuatan utiama yang dapat mempengaruhl corporate govarnance mechanlsm dan mengatur pemilihan bentuk organisasi.

ge-ntuf

organisasi

penting bagi agenf karena bentuk

organisasi

dapat digunakan oleh agent untuk meredam efektifitas

corporate govemance mechanism. Pemikiran inilah

yang

mendasari

teori corponte

governance

dari perspektif teori perusahaan. Asumsi teori corpante

govemance dari perspektif teori perusahaan ini konsisten dengan berbagai

studi yang menunjukkan balrwa ada

kecenderungan

kekuatan

agent semakfn

kuat

terhadap principal (Novaes

dan

Zingales, 1995;

Dow

dan Raposo, 2OO1; Bebchuck, Fried, dan Walker,2002).

Teori. corporate gavernance

dari

perspektif teori perusahaan dapat digambarkan pada model dibawah ini:

p.tndoat

Momilih -

Prlndpsl Memilih

ijlfiffi il."^ilillF

c"'p".i" ciJ*'ii

Jiea-->--- ffi

lL

H#Hk--

t*0 t= I t= 2 t=3

Berdasarkan model diatas maka agent dihadapkan pada

2 pengaturan dan principal yaitu bentuk organisasi dan corporate govemance

mechanism. Agent akan berupaya untuk mempengaruhi

corporate

govemance

mechanlsm

dan

nrenjadikan

bentuk

organisasi

tidak

sesuai

dengan

corporate governance mechanism. Bentuk organisasi

yang

akan kami jadikan fokus pembahasan adalah bentr.rk organisasi U-Fonn dan M- Form.

10 BINA EKONOMI Vol. 7 No. 2 Agustus 2003: 1-99

(15)

Bentuk organisasi ini dapat secara efektif mempongaruhi efektifitas monitoring mechanism. Corporate govemance mechanism

ada 2

yaitu

mekanisme pengawasan

dan

sistem insentif. Didalam makalah

ini,

kami hanya akan membahas salah satu aspek

arporate

gov€mance mechanlsm yaitu rnekanierne pongawasan.

5. PENGEMBATTIGAT{ HIPOTESIS

Struktur

kepemilikan darl ,pemsgang saham

akan

mEmpengaruhi insentif untuk melakukan pengawasan karena pengewasan membutuhkan

biaya dan biaya tersgbut slfatnya

cenderung tetrap. Dengan demikian, semakin terpusat struktur kepemilikan pemegang saham maka semakin tresar insentif bagi pemegang saham untuk melakukan pongawasan.

Bila

agent dihadapkan

pada

bentuk'

organisasi U'Form

dengan.

struktur kepemillkan yang didomlnasl oleh pemegang saham yang terpusat rnaka insentlf untuk melakukan pengawasan telah ada. Untuk mengurangi

In'sentif pengawasan dari pemegang saham tenusat, agent

akan menlngkatkan

risiko investasi

pemegang

saham terpusat

Peningkatan rislko rnelatul proyek investasi dengan potensl keuntungan dan rlsiko yang

tinggl akan

membutuhkan

dana

investasl

yang besar dan

mempunyai

deiaiat assef

speciflctty

yang tlnggi.

Pemegang

saham terpusat

b_lla

dihadapkan pada kondisi ini cenderung untuk mengumngi

risJko

investasinya dengan mengundang investor

laln

untuk menJadi pemegang saham. S-emakin banyak pemegang saham

baru maka

likuldltae saham menlngkat karena bertambahnyi jumtatr psmegeng saham. Menlngkatnya

llkulditas saham memungklnkan pemegang saham terpusat

untuk melikuidagi kepemilikan saham dcngan biaya yang relatif murah. Likuldltas

saham akan

mengurangl

insentif

pemegang

saham untuk

melekukan psngawasan.

Blla itCivttis

pengawasan

telah

msnurun maka

perub{gn ben[uf

organisasl darl lJ-Form

henJadl

M-Form

akan

menurunkan rlsiko

agent, Argumen inlakan menghasilkan hipotesls dlbawah Ini:

H.1. Agent akan mengurangl risikonya dengan

mengubah .struktur

kbpEmlllkan perusahaan kemudian mengubah bentuk perusahaan.

Keberadaa

n

Board

of

Dtrector (BOD) pada

one tier

system atau Board

of

Commlsloner (BOC) pada two fier sysfems disebabkan oleh (1)

hukum yang mengharuskan demikian dan (21 pemegang

sa.hary

memberilian

-wewening

pada BOD untuk

men$awasi perilaku

dan

hasil

keria dari

agent.

Bila

keberadaan

BOD

disebabkan

oleh hukury

yang mehgharuskan demikian maka BOD merupakan beban (deadwelght lolt_l dari

brganisasi

karena

tidak ada

gunanya. tmplikasinya efektifitas BOD dalam berbagai bentuk organisasi adalah sama.

Bib

klberadaan

BbD

dit$ukan untuk mengawasi pedlaku dan hasil

kerja dari

agent maka bentuk organisasi dapat mempengaruhi efektifitas kerja dari

B6D.

Efektifitas kerja

BbD

dipengaruhi oleh (1)

Pelg$ia1

BO.-Q

pada

nature

of

business dari organisasi,

(2)

independensi

BOD' dan

(3)

Corporate Governance (Adrian Teja)

ll

(16)

::a*tivitae dari BOD. Permasalahan yang,firuflcul dari ltarakteristik dari BOD yang efektif ini adalah terbatrasnya orang dengan kualifikasi demikian untuk diangkat menjadiBOD.

Pada

bentuk organisasi U-Fonn dengan

BOD

yang

efektif,

risiko agent akan cenderung bertambah karena perilaku dan hasil keria

dari

agent menJadi transparan. Keterbatrasan manusia untuk belajar akan mendorong terjadinya spesialisasi. Demikian pula

BoD

rnem$,rnyai keterbatasan untuk

befajar.

Agant

dapat

menggunakan keterbatasan

ini untuk

mengurangi efektifitras BOD dengan mengubah bentuk organisasi

dari

sederhana (U-

Forml ke kompleks (thForm). Argumen iniakan menghasilkan hipotesis:

H.2.

Kemampuan BOD untuk mengawasi perilaku agentdipengaruhi oleh kompleksitras

bentuk perusahaan. Semakin sederhana

bentulr perusahaan (U-Form) maka semakin baik kualitas pengaw€s€tn dari

BOD. Semakin kompleks (M-Forml semakin buruk

kualitas

pengawasan dari BOD.

BOD yang mengerti natureof busrness tidak akan berarti banyak bila anggotra BOD tersebut tidak independen. Anggota BOD ada 3 macam yaitu insider

8OD, gmy

BOD,

dan

outsider BOD.

Dari

ketiga firacsrlt BOD ini outsider BOD serlngkali dianggap merupakan

anggoti eOO yang

paling independen. Bila BOD melakukan spesialisasi maka kebutuhan BOD yang

independen akan meningkat seiring dengan

kompteksitras bentuk

organisasi. Bila BoD

independen

jumlahnya terbatas maka

efektifitas pengawasan

akan

mengalami penurun. Argumen

ini akan

menghasilkan hipotesis:

H.3. Semakin terbatias BOD independen dalam perusahaan

yang kompleks, semakin rEndah efektifitas pengawasan.

O.

KESIMPUI.AN

Principal melakukan 2 tahap pengarnbilan keputusan

untuk memaksimalkan manfaat rcsidual-nya yaitu

(1)

memilih bentuk organisasi

yang efisien dan (2) mengatur

corporate govemance mechanism untuk rnenJamin

lak

prtncipal dipenuhi,(Jar.nes, 2000). Keputusan yang diambil

oleh

Brincipel

ini ditujukan untuk

rnengatasi

masalah agensi (qency

prcbleml.

Asunrsi teori agensi menyatakan bahwa agentingin memaksimalkan ytilit9s ekonominya

dan

utilitas ekonomi dapat dimaksimalkan

bila

teriadi ketidakseimbangan informasi

(infomation

asymmetry) antiara principal dan

agant. Salah satu cara untuk meningkatkan ketldakseimbangan informasi ini

difakukan agent :dengan (1) mengubah struksr kepemilikan dan

(2)

mengubah bentuk

organisasi

,dari yang sedsfiana (u-Foml

menjadi kompfelc (M-Form). KeberhaEifan agenf ini akan menlngkatkan kornpensasi

yang diterima oleh agenf dan pada saat yapg sama

meningkatkan ketergantu ngan principa/ pada agent

BINA EKONOMI VoI. 7 No. 2 Agustus 2003: l-99

(17)

7.

IMPLIKASI BAGI PENELITIAN SEISNJUTNYA

lmplikasl dari teori diatas adalah kita akan melihat adanya siklus_dari divercifikasi dan divestasi. Dalam menguji secara empirik siklus diversifikasi

dan divestasi dibutuhkan

pemaliaman

yang jelas

mengenai mengapa perusahaan memiliki perusahaan atau a theory of corporate scope.

Manfaat uji emplrik ini adalah kita rnemahami lebih mendalam siklus hldup

dari

perusahaan

(firn lffe

cyclesl. Melalui pemahaman slklus hidup perusahaan

ini

kitra dapat memahami mengapa perusahaan dapat tumbuh inenjadi demikian besar sehingga seringkali lebih besar dari negara, seperli

Geienl Electric, dan' apa yang terjadi didalam

perusahaan selama perusahaan dalam proses bertambah besar.

Corporetc Governance (Adrian Teja) l3

(18)

Referensi

Al-Najjar, N.1., 1995. Incomplete contracts and the govemance

of

complex contractual relationships. AEA Papers and Proceedings 85,

432430.

Aoki, M., 1997. The evolution of organizational corwentions and galns from divercity. Working Paper. Stanford Univercity.

Bainbridge, S.M., 1995- The politics of corporate govemance: Roe's strong managers, weak ownerc. Harvard Joumal

of

Law and Public Policy 18.

Baker, G.P., Jensen, M.C., Murphy, K.J., 1988.

Compensation and incantives: practice vs theory. Joumal of Finance 43, 593-616.

Bebchuk, L"A., Frled, J.M., Walker, D.1., 2002. Managerial pourer and rent

e*raction

in the design on executive comp€nsation. Working Paper No. 9068. National Bureau Of Economic Research (NBER).

Berman, S.L., Wicks, A.C., Kotha, S., and Jones, T.M., 1999.

Does

stakeholder orientation matter? The relationship

between stakeholder management models

and firm financial

perfomance.

Academy of Management Journ al, 42, 488-506.

Boatright, J.R., 1999. Ethics in Finance. Blackwell Publishers,

Inc.

Massachusetts.

Bohren,

O.,

1998. The agent's ethics in the Principal-Agent Model. Journal of Business Ethics 17,745-755.

Bolton, P., Von Thadden, E.L., 1998. Blocks, liquidity, and corporate control.

Journalof Finance 53, 1-25.

Chance, D.M., Kumar,

R., Todd, R.8.,

2000.

The

'repricing'

of

executive stock options. Joumal of Financial Economics 57, 129-1 54.

Charreaux,

G.,

Desbrieres,

P.,

2001. Corporate govemance: Stakeholder value versus shareholder value. Finance Controle Strategie 1.

Chen, T.T.Y., 2001, Ethics control mechanisms: A comparatlve observation of Hong Kong Companies.

Joumalof

Business Ethics 30, 391-400.

Demirguc-Kunt,

A.,

Maksimovic,

V.,

1998. Law, finance, and

firm

growth.

Journaf of Finance 53,21A7-2137.

Denis, D.J., Denis, D.K., Sarin, A., 1997. Agency problems, equig

ownership, and corporate diversification. Joumal of Finance 52, 135- 160.

Donaldson,

L., Davis, J.H.,

1994. Boards

and

company performanoe

-

Research challenges the conventional wisdom.

Corporate Govemance:An Intemational Revlew 2, 151-160

Donaldson,

T.,

Preston,

L.E.i

1995. The'stakeholder theory

of

corporation:

Concepts, evidence,

and

implications. Academy

bf

Management

Review 20, 65-91.

Dow,

J.,

Raposo, C.C., 2001. Active agents, passive principats: The rote

of

the chief executive in corporate strategy formulation

and

implementatlon. Working Paper. Center for Economic

Policy Research (CEPR)

Fama,

E.F.,

Jensen,

M.C.,

1983. Agency problems

and

residual claims.

Journalof Law and Economics 26.

t4 BINA EKONOMI Vol. 7 No. 2 Agustus 2003t l-99

(19)

Farna, E.F., Jensen, M.C.,

1985. Organizational

forms and

investment .decisions. Joumal of Financial Economics 14, 101-1 19.

Feto, A.J., 20A1. Ethics programs, board involvement, and potentialconflicts

of

interests in corporate govemance. Journal

of

Business Ethics 32, Foss,

-i3l-?lh.

Firms, incomplete contracts and organizational leaming.

DRUID Working Paper No. 96-2.

Francis, R.D., 2000. Ethics and Corporate Governance. University

of

New South Wales Press Ltd. SYdneY.

Hanouna,

P.,

Sarin,

A.,

Shapiro,

A.C.,

2001. Value

of

corporate co$1o!

Some intemational evidence. Working Paper No, 01*4.

USC Marshall School of Business.

James, H.S., 2000. Separating contract from governance. Working Paper.

Jensen, M.C., 1993. The modern industrial revolution, exit, and the failure of internal control systems. Journal of Finance 48' 831-880.

Jensen, M.C., 2001. Value

maximizatiOn, stakeholder

theory, and

thq

corporate objective function. working Paper 00-058.

Harvard

Business School.

Jensen, M.C., Meckling,

W.,

1976. Theory of the firm: Managerial behavior,

agency costs and ownership structure. Journal of

Financial

Eoonomics 5, 305-360.

Jensen, M.C., Meckling,

W.,

1979. Rights

and

production functions: An application

to

laibor managed firms and codetermination. Journal

of

Business 52.

Jensen, M.C., Meckling,

W.,

1998. Divisional performance.meaSurement.

Foundation

of

6rganizational Strategy, chap.12. Harvard Universlty Press.

La Porta, R., Lopez

de

Silanes, F., Shleifer, A., VishnY,

R'W',

1997' L99al determinants of external finance. Journal of Finance 52, 1131-1150' La Porta, R,, Lopez de silanes, F., shleifer, A., Vishnv,

R.w.,

2000. Investor

piotectioh and corporate governance. Journal of

Financial

Economics 58,3-27.

Lazear, E.P., 2000. The power of incentives. AEA Papers and ProCeedings 90, 410-,414.

Lewin,

p.,

ptrelan,

s.E.,

(2000). An Austrian theory

of

the firm. Review of Austrian Economics 13, 59-80'

Maug, E., 1998. Large shareholders as monitors: is there tradeoff belween

'----e'

liquidiV and c--ontrol? Journal of Finance 53, 65-98'

Maskin,

L., ilian, Y., Xu, C., 1997.

Incentives,

scale

economles, and Economic Research.

Miwa,

' Y.,

Ramseyer,

J.M.,

2001. Finance malaise

and the myth.of

the

misgoverndd nnn. Discussion Paper No. 335. Harvard Law School.

Osterloh, II., Frey, 8.S., 1999.

Motivation,

knodedge tr_Tslel,

and

oiganization-al form. Working Paper No. 27. University of Zurich.

Corporate Governance (Adrian Teja) 15

(20)

Rajan, R.G., Zingales, L., 2001. The influence of the financial revolution and the natUre oJ the firms. Worklng Paper. University of Chicago.

Shlelfer, A. Vishny, R.W., 1997. A survey of

orporate

govemanoe. Joumal of Finance 52,737-783.

Stein, J.C., 2000. Infurmation production and capitral

allocation:

decentralized

vs.

hierarchical firms. Working Paper. Massacttusetts Institute of Technology.

Stemberg, E., 2001: The stakeholder

concept A

mistaken doctrine. lssue Paper No.4. Foundation for Business Responshtlities.

Sveiby, K.E., 2000.

A

knoudsdge based theory of the firm to guide strategy formulation. Prooeedlngs ANZAM Conferance

Turnbull,

S., 2000. The

competitive advantages

of

stakeholder mutuals.

Proceedings, 12h, Annual Meetirg

on

Socio Economics Society for ThE Advanement of Soclo E@nomics

t6 BINA EKONOMI Vol. ? No. 2 Agnstus 2003: 1-99

Referensi

Dokumen terkait

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang dibuat oleh luar negeri, tujuan dan sasaran K3, identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko,

komunitas Bike To Work (B2W) digunakan model yang diadopsi dari Golob dan Hensher (1997), yaitu model yang menggunakan persamaan-persamaan struktural ( structural equation model

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan hukum ini,

Uraian yang detail tentang diagnosa wajah sudah dibahas pada modul sebelumnya, yang merupakan modul prasyarat (Modul Merias Muka sehari-hari). Pada modul ini langsung dibahas

Dengan adanya adat dalam suatu penyelenggaraan perkawinan ini membuktikan bahwa masih adanya jati diri dari masyarakat adat Mandailing yang merupakan suatu ciri

Hasil pengolahan data gravitasi dapat ditampilkan dalam bentuk peta kontur anomali gravitasi, yang terletak pada bidang topografi pulau Lembata dengan menggunakan

Untuk menggunakan UBS, N manik-manik diletakkan di ujung utara dari ban berjalan pada saat yang sama sehingga mereka selalu membentuk sebuah baris horisontal di atas ban

Kunci tersebut akan digunakan untuk menentukan apakah client yang terhubung saat ini adalah client yang benar dan berhak untuk mengirim dan menerima informasi dalam