• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang paling efisien yang dihasilkan dari mesocarp dan kernel (inti). Kelapa sawit termasuk dalam ordo Arescales, famili Palmaceae atau Palmea atau Arecaceae (Suryanto,2010)

Taksonomi tanaman kelapa sawit adalah : Divisi : Tracheophyita

Subdivisi : Pteropsida Kelas : Angiospermeae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Cocoideae

Famili : Palmaceae Subfamili : Cocoideae Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq

Iklim ialah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi dibumi atau planet lain. Iklim juga disebut sebagai keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.

Unsur-unsur iklim atau temperature yaitu, derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer.

Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat panas disebut thermometer.

Biasannyaa pengukuran suhu atau temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F).

(2)

Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian yang tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) dan rongga-ronggga diantara bagian-bagian tersebut berisi udara dan air. (Verhoef, 1994).

Menurut Craig (1991), tanah adalah akumulasi mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan.

Tanah didefinisikan oleh Das (1995) sebagai material yang terdiri dari agregat mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dam dari bahan-bahan organik telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang- ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut.

2.1.1 Akar

Akar pertama yang muncul dari biji yang telah tumbuh (berkecambah) adalah radikula yang panjangnya dapat mencapai 15 cm, mampu bertahan sampai 6 bulan. Dari radikula ini akan muncul akar lainnya yang bertugas mengambil air dan hara lainnya dari media tumbuh namun masih perlu dibantu dari cadangan makanan yang ada pada endosperm. Akar ini kemudian fungsinya diambil alih oleh akar primer (utama) yang keluar dari bagian bawah batang (bulb) beberapa bulan kemudian. Akar baru ini tumbuh 45 derajat vertikal kebawah bertugas mengambil air dan makanan berhubung cadangan makanan pada endosperm biji telah habis yang ditandai dengan lepasnya biji (Lubis, 2008).

Akar primer yang keluar dari pangkal batang berdiameter 6–10 mm dan menyebar secara horizontal dan menghujam kedalam tanah dengan sudut yang beragam. Akar primer bercabang membentuk akar sekunder yang diameternya 2-4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar tersier yang berdiameter 0,7-1,2 mm dan umumnya bercabang lagi membentuk akar kuarter (Pahan, 2012).

Akar primer ini kebawah hanya mencapai kedalaman 1,5 m saja. Akar primer yang mati akan segera diganti dengan yang baru (Budiman, 1985 di dalam Lubis, 2008)

2.1.2 Batang

(3)

Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus pelepah daun (fround base).

Karena sebab tertentu dapat juga tumbuh percabangan meskipun sangat jarang sekali.

Batang ini berbentuk silinderis berdiameter 0,5 m pada tanaman dewasa. Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3, batang masih dibungkus oleh pelepah daun karena belum di tunas (Lubis, 2008).

Pertumbuhan tinggi batang kelapa sawit sangat tergantung tergantung pada kondisi kelas kesesuaian lahan di lipangan dan varietas tanaman. Karena sifat kelapa sawit phototropi (menuju arah matahari) maka tanaman yang keadaan terlindung, pertumbuhan batangnya akan lebih tinggi dengan diameter batang yang lebih kecil.

Batang tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur yang mendukung daun, bunga, dan buah, sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis dari daun ke bawah serta kemungkinan juga berfungsi sebagai organ penimbun zat makanan. Batang tanaman berbentuk silinder dengan diameter 20 - 75 cm (Pahan, 2012).

2.1.3 Daun

Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun terdapat duri-duri dan bulu-bulu halus sampai kasar. Daun pertama yang keluar pada stadia bibit adalah berbentuk lanceolate, kemudian muncul bifurcate dan menyusul bentuk pinnate.

Pangkal pelepah daun atau petiole adalah bagian daun yang mendukung atau tempat duduknya helaian daun (Lubis, 2008).

Panjang cabang daun diukur dari pangkalnya bisa mencapai 9 m pada tanaman dewasa.

Panjang pelepah ini dapat bervariasi tergantung pada tipe varietasnya dan pengaruh kesuburan tanah. Pada tiap pelepah di isi oleh anak daun di kiri dan di kanan rachis. Jumlah anak daun pada tiap isi dapat mencapai 125 – 200 helai pada tanaman dewasa. Anak daun yang di tengah dapat mencapai panjang 1,2 m (Lubis, 2008).

(4)

genap dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5 m -9 m. Jumlah anak daun disetiap pelepah berkisar antara 250 - 400 helai, daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga produksi akan meningkat. Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitu pula pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda.

2.1.4 Bunga

Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious). Pada satu batang terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letak nya terpisah pada tandan bunga yang berbeda.

Pada tanaman muda sering juga di jumpai bunga abnormal seperti bunga banci (hermaprodit).

Bunga jantan

Letak bunga jantan yang satu dengan lainnya sangat rapat dan membentuk cabang- cabang bunga yang panjangnya antara 10 – 20 cm. Pada tanaman dewasa, satu tandan mempunyai 200 cabang bunga kurang lebihnya. Setiap cabang mengandung 700 – 1200 bunga jantan. Bunga jantan ini terdiri dari 6 helai benangsari dan 6 perhiasan bunga.

Tepung sari berwarna kuning pucat dan berbau spesifik. Satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan 25 – 50 g tepung sari.

Bunga betina

Bunga betina terletak dalam tandan bunga. Tiap tandan bunga mempunyai 100 – 200 cabang, dan setiap cabang teredapat paling banyak 30 bunga betina. Dalam satu tandan terdapat 3000 – 6000 bunga betina. Bunga betina memiliki tiga putik dan jarang terdapat dua ataupun lebih.

2.1.5 Biji

(5)

Dalam kondisi utuh (tidak pecah), biji kelapa sawit bersifat dorman sampai sekitar enam bulan. Kondisi dorman ini dapat dipatahkan, anatara lain dengan pemasaran biji. Dengan pemasaran pada suhu 40 ⁰C biji mulai berkecambah setelah 80 hari. Hasil penelitian lanjutan menunjukan bahwa dengan pemanasan pada suhu 60 ⁰C selama 3 jam, biji sudah berkecambah 70 % dalam waktu 40 hari. Prinsip pematahan kondisi dorman dengan pemanasan inilah yag di terapkan sekarang oleh instasi-instasi peyedia kelapa sawit. Waktu proses perkecambahan berlangsung, embrio mengembang (volumenya bertambah), bakal batang dan bakal akar tumbuh keluar dari endosperm tersebut (grempore) dan berkembang selanjutnya menjadi batang, daun dan akar setelah perkecambahan berlangsung tiga bulan kecambah sudah mampu menyerap unsur hara dari dalam tanah dan melakukan fotosintesis pangkal batang membengkak menjadi semacam umbi (bole), dari bengkakan ini tumbuh akar primer dengan sudut 45⁰terhadap vertikal dan akar-akar sekunder ke segala jurusan.

Plumula membentuk dua seludang sebelum daun utama muncul. Selanjutnya tiap bulan membentuk satu daun sampai enam bulan. Daun pertama membentuk lanset (ujung tobak), daun-daunya berbelah dua, dan akhirnya menyirip. (Semangun, 2008).

2.2 Pembibitan Kelapa Sawit

Umumnya tanaman kelapa sawit di Indonesia berasal dari bibit yang dikembang biakkan secara generatif, yaitu dengan biji. Cara pengadaan bibit seperti ini memiliki kendala yaitu bahan bibit seperti ini memiliki kendala yaitu bahan bibit yang akan diperoleh terbatas jumlahnya dan bervariasi sifat genetiknya. Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi, pengadaan bibit kelapa sawit sudah dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi kultur jaringan. Cara ini dianggap lebih praktis dan lebih mudah mengatasi beberapa kendala pengembang biakan yang berasal dari biji. Bibit kelapa sawit dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu benih dan bibit liar, bibit unggul, serta bibit kultur jaringan. (Fauzi, 2014).

Pembibitan kelapa sawit merupakan langkah permulaan yang sangat menentukan keberhasilan penanaman di lapangan, sedangkan bibit unggul merupakan modal dasar dari perusahaan untuk mencapai produktivitas dan mutu minyak kelapa sawit yang tinggi. untuk memperoleh bibit yang benar-benar baik, sehat dan seragam, harus dilakukan sortasi yang ketat. Diantara bibit yang

(6)

terpakai. Keberhasilan penanaman kelapa sawit yang dipelihara selama 25 tahun di lapangan tidak luput dari sifat-sifat bahan-bahan atau bibit yang terpakai.

Ternyata dengan mengetahui secara dini beberapa persilangan kelapa sawit pada umur sembilan bulan di pembibitan, selain interaksi antara pengaruh lingkungan, genetik tingginya produksi berkorelasi dengan lingkaran batang dan luas daun di pembibitan. sistem pembibitan yang sering dipakai sekarang adalah pembibitan satu tahap (Single Stage Nursery) atau dua tahap (Double Stage Nursery). Pada system satu tahap kecambah langsung ditanam di dalam kantong plastik besar. sedangkan pada pembibitan dua tahap kecambah di tanam dan di pelihara dulu dalam kantong plastik kecil selama 3 bulan, yang disebut juga tahap pembibitan pendahuluan (pre nursery), selanjutnya bibit dipindah pada kantong plastik besar selama sebulan. Tahap terakheir ini disebut juga sebagai pembibitan utama (main nursery) (Semangun,2008)

2.3 Nutrisi Limbah kandang kambing

Pupuk kandang merupakan produk yang berasal dari limbah usaha peternakan. Jenis ternak yang bisa menghasilkan pupuk kandang sangat beragam, diantaranya sapi, kambing (domba), kuda, kerbau, kambing, dan babi. Pupuk tersebut tidak saja berupa fases, melainkan juga sisa pakan, urine, dan sekam sebagai litter pada pemeliharaan kambing. Ada beberapa fungsi pupuk kandang antara lain sebagai operator, yaitu memperbaiki struktur tanah, sebagai penyedia sumber hara, makro dan mikro, menambah kemampuan tanah dalam menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (melepas hara sesuai kebutuhan tanah), dan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme.kualitas pupuk kandang sangat bervariasi, tergantung pada jenis ternak yang menghasilkan kotoran, umur ternak, jenis pakan yang dikonsumsi, campuran bahan selain fases, bahan alas/litter yang digunakan, proses pembuatan, serta teknik penyimpanannya. Dari data yang di dapat, untuk pupuk kandang kambing sendiri memiliki kandungan unsur hara 1,28% N, 0,19% P, 0,93% K, 0,59% Ca, 0,19 Mg, 0,09 % S, 0,020 % FE.

(Susilo, 2014).

Tabel Presentasi Hara Kotoran Kambing Kotoran Kambing Nitrogen

(%)

Fospor (%)

Kalium (%)

Air (%)

(7)

Padat 0,60 0,30 0,17 60

Cair 1,50 0,13 1,80 85

2.4 Hidroponik 2.4.1 Pengertian

Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Tanaman dapat di tanam di dalam pot atau wadah lainnya dengan menggunakan air dan bahan-bahan porus lainnya seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan batu ambang, dan media lain sebagai media tanam. Hidroponik merupakan cara bercocok tanam yang praktis dan dapat diterapkan di daerah lahan sempit dan daerah tandus atau tidak subur karena tidak menggunakan tanah. Ditinjau dari segi bahasa, kata

“hidroponik” berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro (bermakna air) dan ponos (berarti daya/kerja). (Hendro Wibowo, 2015).

Dengan demikian, hidroponik adalah air yang bekerja atau berdaya. Kemudian, kata

“bekerja atau berdaya” ini berubah menjadi budidaya. Jadi, hidroponik dapat di artikan sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman atau sayur- sayuran tanpa menggunakan unsur hara mineral yang dibutuhkan dari nutrisi yang dilarutkan dalam air.

Pengertian hidroponik dapat disimpulkan bahwa yang disebut hidroponik adalah budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, oleh karena itu hidroponik juga dikenal dengan istilah soilles culture atau budidaya tanaman tanpa tanah untuk sayur-sayuran yang ditanam atau jenis tanaman lainnya. Teknik hidroponik juga dapat dilakukan di daerah yang memiliki air terbatas karena kebutuhan air dalam hidroponik lebih sedikit dari pada budi daya dengan media tanah. (Heru dan Agus, 2014).

2.4.2 Sarana Irigasi

(8)

Irigasi atau pengairan sangat penting dalam pertumbuhan tanaman, terutama dalam sistem hidroponik irigasi yang teratur atau rutin sangat dibutuhkan, secara garis besar, irigasi dalam sistem hidroponik dapat digolongkan menjadi dua yaitu sistem air menggenang, dan air mengalir. Sistem air menggenang dalam sistem ini air/larutan yang diberikan tertampung dalam wadah/pot sehingga tergenang.

Ketinggian air/larutan harus dibawah akar. Hal dimaksudkan untuk menghindari terendamnya akar sehingga dapat menyebabkan pembusukan. Sistem ini biasanya digunakan pada hidroponik yang memakai wadah aquarium. Sistem air mengalir mempunyai prinsip air/larutan dialirkan terus sehingga tidak ada yang menggenang. Sistem ini mempunyai kelebihan yaitu, zat hara yang tercampur dalam air tidak mengendap sehingga akar tetap menyerap zat hara dalam konsentrasi yang sama dan sesuai. Dua macam cara dalam sistem air mengalir yang banyak digunakan untuk hidroponik yaitu sistem rakit apung (Floating System), dan Nutrient Film Technical (NFT).

Floating system atau rakit apung dikenal juga dengan istilah raft system atau water culture system. Prinsip sistem hidroponik ini adalah tanaman ditanam dalam keadaan di apungkan tepat di atas larutan nutrisi, biasanya dengan bantuan styrofoam sebagai penopang nya.

Posisi tanaman diatur sedemikian rupa sehingga perakaran menyentuh larutan nutrisi.

(Fitiriana Hamli,2015).

Kelebihan dan kelemahan hidroponik keunggulan dari sistem hidroponik adalah sebagai berikut:

a. Tidak membutuhkan tanah.

b. Tidak membutuhkan banyak air. Artinya, air terbatas dapat digunakan sebagai media hidroponik. Hal ini dikarenakan air akan terus bersirkulasi dalam sistem.

c. Mudah dalam pengendalian nutrisi, sehingga pemberian nutrisi bisa lebih efisien.

d. Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan e. Memberikan hasil yang lebih banyak.

f. Mudah dalam memanen hasil.

g. Steril dan bersih.

(9)

h. Bebas dari tumbuhan pengganggu.

i. Media tanam dapat dilakukan selama bertahun-tahun.

j. Bebas dari tumbuhan penggangu atau gulma.

k. Tanaman tumbuh lebih cepat.

2.4.3 Nutrien

Dalam sistem hidroponik pemberian nutrient sangat penting karena dalam medianya tidak terkandung zat hara yang dibutuhkan tanaman. Berbeda dengan penanaman di tanah. Tanah sendiri telah mengandung zat hara sehingga pemupukan hanya bersifat tambahan. Jadi, pemberian nutrien untuk tanaman hidroponik harus sesuai jumlah dan macamnya serta diberikan secara kontinu.

Nutrien yang diberikan ada beberapa macam yang dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu nutrien yang mengandung unsur makro dan yang mengandung unsur mikro. Nutrien yang mengandung unsure makro yaitu nutrient yang dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti N, P, K, S, Ca dan Mg. Walaupun dalam jumlah sedikit, unsur mikro ini harus tetap ada. Nutrien untuk hidroponik dapat di peroleh dengan meramu sendiri atau membeli dalam bentuk jadi. Nutrien hasil ramuan sendiri biasanya digunakan oleh orang yang menjadikan budidaya hidroponik sebagai suatu usaha.

Nutrien biasanya dikategorikan menjadi nutrien yang menyediakan energi dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel. Suatu nutrien disebut esensial bagi organisme jika zat tersebut tidak dapat di sintesis oleh organisme dan harus dipenuhi dari sumber makanan. Dengan meramu sendiri tanaman mendapatkan unsur-unsur yang benar-benar dibutuhkan dengan dosisi yang tepat. Nutrien jadi yang diperoleh dengan cara membeli juga lebih praktis. Nutrien jadi dipasarkan telah banyak beredar, sebelum membeli sebaiknya dibaca dahulu komposisi unsurnya. Jenis-jenis nutrisi yang di perlukan dalam jumlah yang sedikit disebut nutrisi mikro, sedangkan jenis-jenis nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang besar disebut nutrisi makro. Dan efek dari nutrien tergantung dari

(10)

Gambar

Tabel Presentasi Hara Kotoran Kambing  Kotoran Kambing  Nitrogen

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengatahui etika guru dan siswa, untuk membentuk siswa yang

ketentuan Pasal 1320 ayat (4) KUH Perdata tentang Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian yaitu objek tersebut tidak terlarang menurut undang- undang.Adanya prinsip

Akibat bencana banjir tersebut telah merendam 5.043 unit rumah penduduk (5.616 KK/18.840 jiwa menderita), sekolah 6 unit, kantor desa 3 unit, tempat ibadah 2 unit dan 16 kk

Pertanyaan yang perlu dijawab mengenai hal ini ada lah apakah dalam proses penilaian kurikulum itu sebaik- nya digunakan penilai dari dalam (internal evaluators ) ataukah penilai

yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas dengan. menggunakan data Laporan Keuangan Perusahaan untuk kurun waktu 3

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dikaji kembali mengenai pengaruh cabai rawit terhadap jumlah leukosit yang diuji pada tikus .Tikus dipilih sebagai subjek dalam

Dari penelitian dan analisis mengenai pengaruh material pada fasade bangunan terhadap kenyamanan visual didapati bahwa pencahayaan alami dan buatan yang tercipta di

Encode random merupakan proses memilih jumlah titik tree yang akan diacak kemudian diubah menjadi sebuah tree dan mendapatkan kode Blob dari tree yang telah dirandom