• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 2388

Pengembangan Sistem Informasi Pencatatan Pengujian Relay Proteksi Pada Sub-Unit Basecamp PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur

dan Bali Menggunakan Metode Waterfall

Shiella Regina Febriyanisa1, Ismiarta Aknuranda2, Yusi Tyroni Mursityo3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

PT. PLN (Persero) adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang ketenagalistrikan. PT. PLN dibagi ke dalam beberapa unit, salah satunya unit Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali. Setiap unit transmisi terdapat basecamp yang didalamnya terdapat divisi pemeliharaan proteksi, meter dan otomasi. Divisi ini bertugas untuk melakukan pemeliharaan shutdown testing berdasarkan jenis relay proteksinya menggunakan alat uji relay proteksi. Hasil pengujian dicatat pada formulir pengujian, selanjutnya data tersebut dimasukkan ke Microsoft Excel. Setelah semua hasil pengujian lengkap, baru dibuat laporan, dicetak dan diperiksa oleh supervisor untuk mendapatkan persetujuan. Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan alat bantu untuk membantu proses pencatatan dan pelaporan agar lebih efektif dan efisien berupa sistem informasi. Metode pengembangan sistem informasi yang digunakan adalah waterfall dengan tahapan analisis kebutuhan, perancangan, implementasi dan pengujian. Impementasi menghasilkan sistem informasi pencatatan pengujian relay proteksi berbasis web. Sistem ini memungkinkan petugas untuk melakukan penambahan data dan mencetak hasil pengujian, supervisor dapat melakukan verfikasi dan pihak yang bersangkutan dapat memeriksa secara langsung hasil pengujian. Selanjutnya hasil implementasi diuji dengan pengujian validasi yang menunjukkan hasil pengujian valid sesuai dengan persyaratan yang telah diidentifikasi, pengujian kompatibilitas peramban menunjukkan terdapat 17% error issues dan sistem dapat dijalankan pada beberapa peramban tanpa ditemukan kendala.

Kata kunci: sistem informasi pencatatan, waterfall, relay proteksi.

Abstract

PT. PLN (Persero) is a state-owned enterprise engaged in the electricity sector. PT. PLN is divided into several units, one of them is the East Java and Bali Transmission units. Each transmission unit has a basecamp in which there is a division of protection, meter and automation maintenance. This division is responsible for maintaining shutdown testing based on the type of protection relay using a protection relay test equipment. The test results are recorded on the testing form, then the data entered into Microsoft Excel. After all the test results are complete, made a report, printed and examined by the supervisor for approval. Based on the problems that have been described, a tool is needed to help the process of recording and reporting to be more effective and efficient with information systems. The information system development method used is waterfall with the stages of requirements analysis, design, implementation and testing. Implementation results is an information system for recording web- based protection relay testing. This system allows officers to add data and print test results, supervisors can verify and the parties concerned can directly check the results of the test. Furthermore, the implementation results are tested by validation testing which shows valid test results according to the requirements that have been identified, browser compatibility testing shows there are 17% error issues and the system can be run on several browsers without any obstacles found.

Keywords: information recording system, waterfall, protection relay.

(2)

1. PENDAHULUAN

PT. PLN (Persero) adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang ketenagalistrikan dan mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. PT. PLN (Persero) dibagi ke dalam beberapa unit, salah satunya unit transmisi.

Terdapat 3 kelompok unit induk transmisi pada PT. PLN (Persero), yaitu PLN Transmisi Jawa Bagian Barat, PLN Transmisi Jawa Bagian Tengah, dan PLN Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali. Di dalam unit induk transmisi terdapat 3 sub-unit, yaitu Area Pelaksana Pemeliharaan (APP), basecamp, dan gardu induk.

Pada PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali terdapat lima Area Pelaksana Pemeliharaan (APP), yaitu APP Madiun, APP Malang, APP Surabaya, APP Probolinggo, dan APP Bali. Untuk Setiap APP tersebut telah dibagi basecamp berdasarkan wilayah. Pada setiap basecamp PT. PLN Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali terdapat divisi pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi yang salah tugasnya adalah melakukan pemeliharaan shutdown testing yang didasarkan pada jenis relay proteksinya. Pemeliharaan ini dilakukan dengan menggunakan alat uji relay proteksi untuk mengetahui karakteristik dan unjuk kerja relay, apakah masih sesuai dengan standarnya. Hasil pengujian harus dicatat dalam formulir pengujian dan dievaluasi untuk mengetahui lebih dini adanya anomali relay proteksi. Terdapat beberapa pengujian relay proteksi yang dilakukan oleh setiap basecamp, yaitu differential relay, over current relay (OCR) dan pengujian sensor suhu minyak dan belitan trafo.

Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan Bapak Andi selaku Supervisor Pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi basecamp Kediri, dalam melaksanakan pengujian relay proteksi, setiap karyawan yang bertanggung jawab untuk melakukan pengujian harus mendatangi area gardu induk yang telah ditentukan dan secara manual mengisi formulir hasil pengujian. Formulir hasil pengujian selanjutnya dibawa ke kantor basecamp untuk dimasukkan datanya ke Microsoft Excel. Setelah semua data pengujian gardu induk terkumpul, selanjutnya dibuat laporan, lalu dicetak dan diberikan ke supervisor pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan. Dengan proses

pencatatan hasil pengujian yang masih manual ini menyebabkan dua kali kerja dalam pencatatan hasil pengujian, yaitu pencatatan formulir pada saat pengujian dan memasukkan data ke microsoft excel. Tidak jarang pula terjadi kerusakan atau hilangnya formulir hasil pengujian yang menyebabkan kehilangan data.

Melihat permasalahan yang muncul pada proses pencatatan dan pelaporan hasil pengujian yang masih manual, diperlukan alat bantu yang memiliki fungsi untuk memasukkan hasil pengujian langsung ditempat pengujian, data hasil pengujian yang terpusat dan pihak lain yang bersangkutan bisa langsung memeriksa hasil pengujian. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu alat bantu berupa sistem informasi yang dapat melakukan fungsi-fungsi yang telah disebutkan diatas. Alat bantu tersebut harus dapat digunakan dimana saja, maka dari itu sistem informasi berbasis web dipilih untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam mengembangkan sebuah sistem informasi terdapat konsep yang dibuat untuk dasar pengembangan sistem, yaitu Software Development Life Cycles (SDLC). Didalam SDLC terdapat salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem, yaitu model waterfall. Model waterfall merupakan salah satu model pengembangan perangkat lunak yang terdiri dari tahap analisis dan definisi kebutuhan, perancangan perangkat lunak, implementasi dan pengujian, integrasi dan pengujian sistem serta operasi dan pemeliharaan (Alshamrani & Bahattab, 2015). Model waterfall digunakan pada penelitian ini karena kebutuhan dari sistem sudah terdefinisi dengan baik, jelas dan tetap di awal, proses pengembangan perangkat lunak dilakukan secara urut, dari mulai analisa kebutuhan hingga pengujian, sehingga meminimalkan kesalahan yang mungkin terjadi.

Untuk perancangan sistem digunakan alat bantu Unified Modelling Language (UML) untuk proses analisis persyaratan sistem dan perancangan sistem. Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa standar untuk menulis blue print perangkat lunak atau bahasa pemodelan terpadu yang berisi notasi untuk pemodelan dan pengembangan sistem berorientasi objek (IBM, 2004). Untuk mengimplementasikan sistem digunakan bahasa pemrograman PHP dengan kerangka kerja CodeIgniter yang mendukung pendekatan berorientasi objek. Setelah sistem dibuat, maka

(3)

selanjutnya dilakukan pengujian validasi untuk memastikan bahwa sistem yang telah dikembangkan sesuai dengan persyaratan yang telah diidentifikasi dan juga dilakukan pengujian kompatibilitas peramban untuk menguji peforma sistem apabila dijalankan pada peramban yang berbeda.

2. METODOLOGI

Diagram alir runtutan pengerjaan penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian

2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan studi dokumen. Wawancara dilakukan dengan Supervisor Pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali APP Madiun Basecamp Kediri. Informasi yang digali yaitu mengenai pencatatan pengujian relay proteksi dari mulai proses bisnis pencatatan pengujian relay proteksi sampai pelaporan, permasalahan yang muncul terkait pencatatan hasil pengujian, kebutuhan dari divisi pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi terkait pencatatan hasil pengujian, dokumen pendukung. Studi dokumen pada dokumen tentang relay proteksi.

2.2 Studi Pustaka

Pada tahap studi pustaka ini dilakukan pembelajaran dengan melakukan pencarian dan pengumpulan referensi dari jurnal, buku, artikel, e-book dan penelitian sebelumnya untuk mendapatkan penjelasan mengenai teori ataupun

prinsip yang bisa dijadikan dasar untuk mendukung penelitian ini.

2.3 Analisis Persyaratan Sistem

Tahap analisis persyaratan sistem dilakukan berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan. Tahap ini dimulai dengan analisis proses bisnis yang sedang berjalan saat ini (as- is), proses bisnis usulan (to-be) serta pemodelannya menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN), selanjutnya analisa persyaratan sistem yang terdiri dari analisa permasalahan, identifikasi tipe pemangku kepenntingan, identifikasi pengguna sistem, identifikasi fitur sistem, identifikasi persyaratan fungsional dan non-fungsional dari sistem, pemodelan use case dengan use case diagram, dan spesifikasi use case.

2.4 Perancangan Sistem

Perancangan sistem pada penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis persyaratan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Perancangan yang dilakukan yaitu perancangan arsitektur sistem untuk mengetahui interaksi antar komponen dalam sistem dengan pola perancangan MVC, selanjutnya perancangan fungsional sistem yang direpresentasikan dengan notasi-notasi pada Unified Modelling Language (UML) yaitu pemodelan objek dengan class diagram, didalam class diagram terdapat diagram kelas analisis dan diagram kelas perancangan. Selanjutnya dilakukan perancangan interaksi objek dengan sequence diagram, perancanganuibasis data dengan Physical Data Model (PDM), perancangan algoritme pemrograman ke dalam pseudocode danuperancangan antar muka pengguna yang berisi sketsa tampilan antarmuka pengguna.

2.5 Implementasi Sistem

Pada tahap implementasi sistem dilakukan pembuatan Sistem Informasi Pencatatan Pengujian Relay Proteksi berdasarkan hasil analisis persyaratan dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya. Pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman HTML, PHP dan Javascript dengan framework CodeIgniter serta basisidata menggunakan MySql. Implementasi dimulai dari implementasi rancangan antarmuka agar mempermudah implementasi kode karena hasil langsung terlihat pada tampilan, lalu implementasi basis data berdasarkan physical

(4)

data model yang telah diidentifikasi, terakhir dilakukan implementasi fungsi berdasarkan perancangan diagram kelas.

2.6 Pengujian Sistem

Pada tahap pengujian sistemuidilakukan pengujian sistem dari hasil implementasi sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian validasi dan pengujian kompatibilitas peramban. Pengujian validasiudilakukan untuk menguji kesesuaian persyaratan pengguna yang telah didefinisikan sebelumnya dengan sistem yang telah diimplementasikan, pengujian ini dilakukan dengan membuat skenario pengujian yang selanjutnya diterapkan pada sistem. Pengujian selanjutnya adalah pengujian kompatibilitas peramban yang bertujuan untuk menguji peforma sistem apabila dijalankan pada peramban yang berbeda, pengujian ini dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak Sortsite.

Kedua pengujian ini akan dilakukan oleh peneliti dan satu orang perwakilan dari divisi pemeliharaan proteksi, meter dan otomasi pada PT. PLN.

2.7 Penarikan Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulanuidari hasil penelitian secara keseluruhan dan pemberian saran. Kesimpulan ini didapatkan dengan menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan di awal penelitian. Pemberian saran dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan penelitian selanjutnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pemodelan Proses Bisnis

Pemodelan proses bisnis pada penelitian ini bertujuan untuk memodelkan aktivitas bisnis dari PT. PLN (Persero) dalam melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pengujian.

Pemodelan proses bisnisuiini menghasilkan model proses bisnis saat ini (as-is) dan model proses bisnis usulan (to-be) pada kegiatan pencatatan pengujian relay proteksi. Terdapat 2 aktivitas proses bisnis yang dilakukan, yaitu:

1. Proses bisnis pencatatan pengujian relay proteksi

2. Proses bisnis pelaporan pengujian relay proteksi.

Pada Gambar 2, ditunjukkan proses bisnis

saat ini (as-is) untuk pencatatan pengujian relay proteksi. Proses pencatatan masih manual dan dilakukan 2 kali yaitu pada saat pengujian di tempat dan memasukkan data ke Microsoft excel.

Gambar 2. Proses Bisnis As-Is Pencatatan Pengujian Relay Proteksi

Pada Gambar 3, ditunjukkan proses bisnis usulan (to-be) untuk pencatatan pengujian relay proteksi. Proses bisnis usulan ini sudah memanfaatkan sistem informasi yang dapat menambah data hasil pengujian dan penyimpanan yang terpusat.

Gambar 3. Proses Bisnis To-Be Pencatatan

Pengujian Relay Proteksi

3.2. Analisis Persyaratan

Pada analisis persyaratan, terlebih dahulu dijelaskan analisis permasalahan dan analisis persyaratan untuk sistem sesuai kebutuhan pengguna. Analisis permasalahan ini didapatkan dari hasil pemodelan proses bisnis dan dilakukan untuk memahami masalah yang terjadi serta masalah apa yang harus diselesaikan. Pernyataan masalah yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pernyataan Masalah

Masalah 1. Pencatatan hasil pengujian dilakukan secara manual dengan mengisi formulir.

2. Terdapat dua kali kerja yaitu pencatatan formulir pada saat pengujian dan pencatatan data ke Microsoft Excel.

3. Pemeriksaan laporan hasil pengujian harus menunggu semua pengujian selesai dan dibuat laporan

Mempengaruhi Pengguna dan pihak yang berwenang

Dampak 1. Bisa terjadi kerusakan atau hilangnya data dari formulir hasil

(5)

pengujian

2. Data yang kurang akurat apabila terjadi kesalahan pada pembuatan laporan hasil pengujian.

3. Data belum terpusat

4. Pihak yang bersangkutan tidak bisa memeriksa secara langsung data hasil pengujian

Solusi Menyediakan sistem yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan hasil pengujian secara langsung di tempat pengujian, data hasil pengujian bisa terpusat dan pihak yang bersagkutan bisa langsung memeriksa hasil pengujian.

Selanjutnya dilakukan analisis persyaratan.

Analisis ini dilakukan berdasarkan analisis hasil wawancara dan studi dokumen. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi pemangku kepentingan, fitur dari sistem, persyaratan fungsional dan non- fungsional sistem. Hasil analisis persyaratan ini menghasilkan 6 fitur, 30 persyaratan fungsional, dan 1 persyaratan non-fungsional dari sistem informasi.

Dari persyaratan fungsional yang telah diidentifikasi, selanjutnya dapat dilakukan pemodelkan use case dengan use case diagram.

Pemodelan Use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan sesuatu yang dianggap penting dan apa yang sistem lakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Bittner & Spence, 2002)..

Use case diagram merupakan gambaran dari hubungan aktor dengan use case. Hal tersebut memberikan gambaran tentang fungsi sistem (Pressman, 2010). Use case diagram ini ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Use Case Diagram Sistem Informasi Pencatatan Pengujian Relay Proteksi

Pada pemodelan use case ini didapatkan sistem yang mendukung kegiatan pencatatan dan pelaporan pengujian relay proteksi yang terdiri dari mengelola data hasil pengujian differential

relay, mengelola data hasil pengujian over current relay, mengelola data hasil pengujian sensor suhu minyak dan belitan trafo, mengelola data pengguna, memonitor hasil pengujian setiap periode.

Mengelola data hasil pengujian differential relay terdiri dari aktivitas untuk menambah data hasil pengujian, mengubah data hasil pengujian, mencetak data hasil pengujian, memverifikasi data hasil pengujian. Hal ini juga berlaku untuk mengelola pengujian over current relay dan sensor suhu minyak dan belitan trafo.

Memonitor hasil pengujian setiap periode menunjukkan jumlah dari hasil pengujian setiap periode.

Selanjutnya untuk mengelola data pengguna terdiri dari aktivitas menambah pengguna, mengubah data pengguna, dan menghapus data pengguna. Untuk aktivitas login dan logout dilakukan untuk masuk atau keluar dari sistem.

Setelah memodelkan use case diagram, selanjutnya membuat spesifikasi dari setiap use case yang telah teridentifikasi. Spesifikasi ini berisi deskripsi singkat tentang peran dan tujuan dari use case, informasi aktor, kondisi yang harus dipenuhi sebelum use case dijalankan, kondisi setelah use case berakhir, alur normal, alur optional dan sub flow yang menjadi penyederhanaan dari alur normal. Berikut salah satu spesifikasi use case memonitor hasil pengujian setiap periode.

Tabel 2. Spesifikasi use case memonitor hasil pengujian setiap periode

Brief Description

Use case memonitor hasil pengujian setiap periode menunjukkan bagaimana aktor petugas pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi, supervisor pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi pada unit Basecamp dan manajer pada unit APP memonitor atau melihat grafik hasil penggujian setiap periode pada sistem.

Actor Petugas pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi, supervisor pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi pada unit Basecamp dan manajer pada unit APP.

Pre- condition

- Perangkat yang digunakan untuk mengakses sistem terhubung dengan internet.

- Sistem terhubung dengan server.

- Petugas pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi, supervisor pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi pada unit Basecamp dan manajer pada unit APP telah berhasil masuk ke dalam sistem Post- Sistem berhasil menampilkan halaman

(6)

condition grafik hasil pengujian untuk setiap periode.

Basic Flow {use case dimulai}

1. Use case dimulai ketika petugas pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi atau supervisor pemeliharaan proteksi, meter, dan otomasi pada unit Basecamp atau manajer pada unit APP memilih menu dashboard.

2. Sistem akan menampilkan halaman grafik hasil pengujian untuk setiap periode. {menampilkan grafik hasil pengujian}

Alternative Flow

A1. Sistem gagal menampilkan hasil pengujian.

Pada {menampilkan grafik hasil pengujian}, apabila sistem gagal menampilkan grafik hasil pengujian, maka sistem akan menampilkan pesan error bahwa data belum tersimpan pada sistem dan use case selesai.

3.3. Perancangan Arsitektur Sistem

Perancangan arsitektur sistem menggambarkaniiinteraksi antar komponen dalam sistem yang mengunakan pola perancangan Model-View-Controller di dalamuSistem Informasi Pencatatan Pengujian Relay Proteksi. Perancangan arsitektur ini ditunjukkan pada Gambar 5 sebagai berikut.

Gambar 5. Arsitektur Diagram Sistem Informasi Pencatatan Pengujian Relay Proteksi

Pada gambar tersebut ditunjukkan pengguna mengakses sistem melalui controller yang diwakili oleh CI_Controller, lalu CI_Contoller menerima permintaan dan mengambil data ke model yang diwakili oleh CI_Model, CI_Model akan mengakses database. Kemudian data akan ditampilkan melalui perintah CI_Controller ke dalam View.

3.4. Pemodelan Kelas

Pemodelan kelas merupakan pendokumentasian sekelompok kelas dari sistem yang akan dikembangkan. Pemodelan ini digambarkan ke dalam diagram kelas. Diagram kelas bersifat statis dan digunakan untuk memodelkan kelass, termasuk atributnya, operasi dan hubungan serta asosiasi mereka

dengan kelas lain. Diagram kelas dapat menunjukkan hubungan antar kelas (Pressman, 2010). Terdapat 2 diagram kelas yang dimodelkan, yaitu diagram kelas analisis dan diagram kelas perancangan. Berikut pada Gambar 6 ditunjukkan diagram kelas analisis.

Gambar 6. Diagram Kelas Analisis

Diagram kelas analisis pada Gambar 6 merupakan visualisasi dari hubunganuiantar kelas sebagai representasi objekuyang menjadi komponen penyusun sistem. Kelas-kelas tersebut dihasilkan dari use case diagram berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.

Selanjutnya terdapat diagram kelas perancangan untuk relasi controller dan model yang ditunjukkan pada Gambar 7

Gambar 7. Diagram kelas perancangan untuk relasi controller dan model

Pada diagram kelas perancangan untuk relasi controller dan model menggambarkan hubungan asosiasi atau hubungan antar kelas dari kelas model dan controller. Untuk setiap kelas model atau contoller mempunyai hubungan generalisasi dengan kelas parentnya, atau super kelasnya. CI_Model dan CI_Controller disini mewakili super kelas.

Selanjutnya terdapat diagram kelas perancangan untuk relasi controller dan view yang ditunjukkan pada Gambar 8 sebagai berikut.

(7)

Gambar 8. Diagram kelas perancangan untuk relasi controller dan view

Hubungan yang digambarkan dalam diagram kelas perancangan controller dan view adalah dependency. Dependency ini menggambarkan hubungan yang menunjukkan suatu kelas bergantung pada kelas lain (Booch, et al., 2007). Hubungan ini seperti pada kelas differential, kelas tambah_differential, kelas edit_differential, kelas detail_differential, kelas cetak_differential memiliki hubungan dependensi dengan kelas C_Differential atau kelas view tersebut bergantung pada kelas C_Differential.

3.5. Perancangan Interaksi Antar Objek Perancangan interaksi antar objek ini menggambarkan interaksi dari use case yang telah diidentifikasi sebelumnya. Perancangan ini dimodelkan ke dalam sequence diagram.

Sequence diagram menunjukkan interaksi didalam satu use case atau satu scenario dari sistem (Pressman, 2010). Berikut salah satu sequence diagram dari use case mengelola data hasil pengujian differential relay pada subflow memverifikasi hasil pengujian differential relay pada Gambar 9.

Gambar 9. Sequence diagram memverifikasi hasil pengujian differential relay

Pada sequence diagram tersebut dimulai dengan supervisor memilih pengujian differential relay yang akan diverifikasi, lalu akan memanggil fungsi index pada C_Differential, selanjutnya controller akan mengambil data dari M_Differential dengan

memanggil fungsi get_differential untuk mengirimkan datanya differential melalui C_Differential untuk disampaikan ke supervisor.

Selanjutnya supervisor memilih fungsi verifikasi, lalu pada C_Differential akan memanggil fungsi verifikasi_differential dan C_Differential akan mengupdate data melalui M_Differential dengan memanggil fungsi update_differential dengan parameter id_differential. Hasil dari kembalian model M_Differential tadi dikirimkan melalui C_Differential untuk disampaikan kepada supervisor bahwa data yang dipilih sudah di verifikasi.

3.6. Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dibuat berdasarkan perancangan kelas yang telah diidentifikasi sebelumnya, yaitu diagram kelas analisis dan diagram kelas atribut. Perancangan ini digambarkan ke dalam Physical Data Model (PDM). Physical data model memiliki tujuan untuk merancanghskema internal dari database, menggambarkan tabel data, kolom data dari tabel tersebut danuhubungan antar tabel (Inc, 2013). PDM ini ditunjukkan pada Gambar 10 sebagai berikut.

Gambar 10. Physical Data Model Sistem Informasi Pencatatan Pengujian Relay Proteksi

PDM tersebut menghasilkan 11 tabel dimana setiap tabel mempunyai relasi antar tabel lain yang digambarkan dalam garis. Setiap atribut yang mempunyai logo kunci menggambarkan primary key (PK).

3.7. Perancangan Antarmuka Pengguna Perancangan antarmuka pengguna pada penelitian ini merupakan sketsa tampilan antarmuka pengguna dari sistem informasi pencatatan pengujian relay proteksi. Berikut salah satu dari rancangan antarmuka pengguna dashboard pada Gambar 11 dan antarmuka

(8)

pengujian differential relay pada Gambar 12 sebagai berikut.

Gambar 11. Antarmuka Dashboard

Pada Gambar 11 ditunjukkan antarmuka dashboard dengan keterangan sebagai berikut:

1. Header

2. Sidebar yang berisi menu navigasi

3. Jumlah hasil pengujian yang telah diverifikasi

4. Grafik total pengujian yang dilakukan setiap tahun

5. Footer

Gambar 12. Antarmuka Pengujian Differential Relay

Pada Gambar 12 ditunjukkan antarmuka pengujian differential relay dengan keterangan sebagai berikut:

1. Header

2. Sidebar yang berisi menu navigasi 3. Tombol untuk menambah hasil pengujian 4. Tabel daftar hasil pengujian differential

relay yang telah dilakukan

5. Tombol untuk melakukan verifikasi

6. Tombol untuk melihat detail hasil pengujian differential relay

7. Footer

3.8. Struktur Artefak Sistem

Struktur artefak sistem diimplementasikan berdasarkan perancangan yang telah dilakukan sebelumnya untuk perancangan diagram kelas controller, model dan view. Dalam menggambarkan struktur artefak sistem ini digunakan package dan dibagi untuk setiap

package controller, model dan view. Berikut pada Gambar 13 struktur artefak sistem.

Gambar 13. Struktur Artefak Sistem

3.9. Implementasi Antarmuka Pengguna Implementasi antarmuka pengguna menunjukkan beberapa hasil implementasi dari perancangan antarmuka pengguna yang telah dibuat sebelumnya. Hasil antarmuka tersebut antara lain antarmuka dashboard pada Gambar 14, dan antarmuka pengujian differential relay pada Gambar 15 sebagai berikut.

Gambar 14. Implementasi Antarmuka Dashboard

Antarmuka dashboard merupakan tampilan pertama kali yang akan dilihat pengguna ketika berhasil masuk ke dalam sistem. Antarmuka ini untuk pengguna dengan hak akses supervisor.

Selanjutnya pada Gambar 15 terdapat implementasi antarmuka differential relay.

Antarmuka tersebut merupakan tampilan yang akan dilihat pengguna ketika memilih menu differential relay. Antarmuka ini untuk pengguna dengan hak akses supervisor sebagai berikut.

(9)

Gambar 15. Implementasi Antarmuka Pengujian Differential Relay

3.10. Pengujian Validasi

Pengujian validasi bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dikembangan memenuhi persyaratan pengguna (Sommerville, 2011). Kriteria dari pengujian validasi didapatkan dari persyaratan pengguna terhadap perangkat lunak yang telah diidentifikasi sebelumnya. Berdasarkan 4 kasus uji yang dilakukan didapatkan hasil valid.

Berikut hasil pengujian yang telah dilakukan pada Tabel 3

Tabel 3. Hasil Pengujian Mengelola Data Hasil Pengujian Differential Relay

Kode Uji

Fungsi Hasil yang Diharapkan

Hasil VT-01 Menambah

data hasil pengujian differential relay

Sistem berhasil menyimpan data hasil pengujian differential relay dan penguji dapat melihat data hasil pengujian yang telah tersimpan di dalam sistem

Valid

VT-02 Menambah data hasil pengujian differential relay

Sistem memberikan peringatan untuk mengisi form yang

kosong dan

memberikan peringatan format masukkan salah pada form yang memiliki format yang salah.

Valid

VT-03 Memverifika si data hasil pengujian differential relay

Sistem dapat mengubah status pengujian dari belum diverifikasi menjadi diverifikasi.

Valid

VT-04 Mencetak data hasil pengujian differential relay

Sistem dapat menampilkan hasil cetak melalui windows print.

Valid

3.11. Pengujian Kompatibilitas Peramban Pengujian kompatibilitas peramban bertujuan untuk mengetahui peforma sistem

apabila dijalankan pada peramban yang berbeda (Pressman, 2010). Pengujian ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan non fungsional PNFSIP- 01. Untuk melakukan pengujian ini, digunakan perangkat lunak Sortsite versi 5.31.830.0.

Sortsite ini merupakan sebuah alat bantu yang dapat menguji perangkat lunak pada komponen tag HTML, CSS, script di dalam sebuah sistem, mengidentifikasi kesalahan dalam pemanggilan halaman, serta teknologi yang tidak didukung oleh peramban tertentu (PowerMapper, 2018).

Berikut ini pada Gambar 16 merupakan hasil dari pengujian kompatibilitas peramban.

Gambar 16. Hasil Pengujian Kompatibilitas Peramban

Hasil pengujian kompatibilitas peramban dengan aplikasi Sortsite menghasilkan 17%

error issues. Error issues ini disebabkan karena terdapat critical issues pada jenis peramban Firefox versi 63 dan peramban Chrome versi 70.

Critical issues tersebut muncul dikarenakan kedua peramban tersebut memberikan peringatan keamanan untuk password yang tidak menggunakan HTTPS atau tidak mengaktifkan fitur Secure Socket Layer (SSL). Lebih tepatnya critical issues ini terjadi pada halaman login.

Kemudian terdapat major issues pada jenis peramban Internet Explorer (IE) versi 11 dan jenis peramban Safari versi 12 dikarenakan terdapat CSS filter yang tidak lagi didukung oleh peramban tersebut. Sedangkan untuk jenis peramban Microsoft Edge, Opera, iOS dan Android tidak ditemukan kendala dalam menjalankan sistem pada peramban tersebut.

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada proses bisnis usulan terdapat aktivitas yang menggunakan alat bantu sistem informasi pencatatan pengujian relay proteksi sehingga proses bisnis usulan menjadi lebih efektif dan efisien, serta dapat mempermudah proses pencatatan dan pelaporan hasil pengujian relay proteksi.

(10)

2. Analisis persyaratan menghasilkan dokumentasi yang memuat analisis permasalahan yang dihadapi pengguna, identifikasi tipe pemangku kepentingan, identifikasi pengguna, hasil identifikasi menghasilkan 6 fitur, 30 persyaratan fungsional sistem dan 1 persyaratan non- fungsional sistem, 7 use case diagram beserta spesifikasinya.

3. Perancangan sistem menghasilkan arsitektur sistem, diagram kelas perancangan menghasilkan 5 kelas controller, 6 kelas sebagai domain model dan 24 kelas sebagai view. Menghasilkan model interaksi dalam sequence diagram, perancangan basis data dengan Physical Data Model yang menghasilkan 11 tabel, perancangan algoritme berupa pseudocode dan beberapa perancangan antarmuka pengguna.

4. Implementasi sistem menghasilkan Sistem Informasi Pencatatan Pengujian Relay Proteksi berbasis web yang dibuat berdasarkan hasil perancangan. Sistem informasi ini memberikan fitur identifikasi identitas pengguna, mengelola data hasil pengujian differential relay, over current relay dan sensor suhu minyak dan belitan trafo, mengelola data pengguna.

5. Pengujian sistem dengan pengujian validasi yang diuji berdasarkan persyaratan pengguna dinyatakan valid. Pengujian kompatibilitas peramban menunjukkan terdapat 17% error issues dikarenakan terdapat masalah major issues pada peramban Internet Explorer versi 11 dan Safari versi 12 karena CSS filter tidak didukung oleh peramban tersebut, terdapat critical issues pada peramban Firefox versi 65 dan Chrome versi 70 pada halaman login dikarenakan sistem memberikan peringatan keamanan untuk password yang tidak menggunakan HTTPS dan tidak mengaktifkan SSL. Sedangkan untuk jenis peramban Microsoft Edge, Opera, iOS dan Android tidak ditemukan kendala dalam menjalankan sistem pada peramban tersebut.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan penulis sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengembangan lebih lanjut terkait penelitian ini, sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penerapan lapangan untuk Sistem Informasi Pencatatan Pengujian Relay Proteksi pada PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali guna sebagai kegiatan evaluasi terhadap penerapan sistem agar lebih baik lagi.

2. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut untuk mengintegrasikan Sistem Informasi Pencatatan Pengujian Relay Proteksi dengan sistem utama yang telah dimiliki oleh PT.

PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali agar lebih efektif dan efisien dalam melakukan login dan pencatatan hasil pengujian.

5. DAFTAR PUSTAKA

Alshamrani, A. & Bahattab, A., 2015. A Comparison Between Three SDLC Models Waterfall Model, Spiral Model, and Incremental/Iterative Model. IJCSI International Journal of Computer Science Issues, 12(1), pp. 106-111.

Bittner, K. & Spence, I., 2002. Use Case Modeling. Boston: Addison Wesley.

Booch, G., Jacobson, I. & Rumbaugh, J., 2007.

Object-Oriented Analysis and Design with Applications. 3rd ed. Boston:

Addison-Wesley.

IBM, 2004. DEV475 Mastering Object-Oriented Analysis and Design with UML 2.0.

United States of America: IBM Rational University.

Inc, A., 2013. Physical Data Model (PDM)s: An Agile Introduction. [Online]

Available at:

http://agilemodeling.com/artifacts/physi calDataModel.htm

[Accessed 22 Agustus 2018].

PowerMapper, 2018. SortSite - Browser Compatibility Tests. [Online]

Available at:

https://www.powermapper.com/product s/sortsite/checks/browser-compatibility/

[Accessed 22 Agustus 2018].

Pressman, R. S., 2010. Software Engineering - A Practitioner's Approach. 7th ed. New York: McGraw-Hill.

Gambar

Diagram alir runtutan pengerjaan penelitian  ini ditunjukkan pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 2. Proses Bisnis As-Is Pencatatan Pengujian  Relay Proteksi
Gambar 4. Use Case Diagram Sistem Informasi  Pencatatan Pengujian Relay Proteksi
Gambar 6. Diagram Kelas Analisis
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga menemukan bahwa baik pada akses air bersih yang kurang maupun baik, lebih dari 60% anggota rumah tangga di rumah tangga yang mempunyai balita di perkotaan

Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, Dan Kompetensi Sosial Tenaga Akunan

Oleh karena itu untuk optimalisasi antara resolusi sinyal dan sensitivitas solar cell serta proses pembuatan maka umumnya grating pitch dipertahankan pada 20 mikrometer dan

Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2011 mengalami kenaikan terutama di Sektor Industri sebesar 840 ribu orang (6,13 persen)

[4.9] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, pasal 36 ayat (2) pasal 37 UU KIP juncto Pasal 1 angka 6, pasal 5 huruf b, pasal 11 ayat (1) huruf a, PERKI tentang

Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar..

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerahNya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Rumah Sakit

Buku dengan teknologi AR ini secara garis besar berisikan tentang peta atau gambar dari bangunan pura yang difungsikan sebagai penanda (marker) dan penjelasan