• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PHP.BUP-XIV/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PHP.BUP-XIV/2016"

Copied!
470
0
0

Teks penuh

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 24/PHP.BUP-XIV/2016

PERIHAL

PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN MAMBERAMO RAYA

ACARA

MENDENGARKAN KETERANGAN SAKSI DAN/ATAU AHLI PEMOHON, TERMOHON, PIHAK TERKAIT, DAN

PEMBERI KETERANGAN (III)

J A K A R T A

SENIN, 1 FEBRUARI 2016

(2)

REPUBLIK INDONESIA --- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 24/PHP.BUP-XIV/2016 PERIHAL

Perselisihan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mamberamo Raya

PEMOHON PERKARA NOMOR 24/PHP.BUP-XIV/2016 1. Demianus Kyeuw Kyeuw dan Adiryanus Manemi

TERMOHON

KPU Kabupaten Mamberamo Raya

ACARA

Mendengarkan Keterangan Saksi dan/atau Ahli Pemohon, Termohon, Pihak Terkait, dan Pemberi Keterangan (III)

Senin, 1 Februari 2016, Pukul 09.06 – 12.15 WIB Pukul 13.28 – 16.30 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Arief Hidayat (Ketua)

2) I Dewa Gede Palguna (Anggota)

3) Manahan M.P. Sitompul (Anggota)

Hani Adhani Panitera Pengganti

(3)

A. Pemohon Perkara Nomor 24/PHP.BUP-XIV/2016:

1. Demianus Kyeuw Kyeuw 2. Adiryanus Manemi

B. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 24/PHP.BUP-XIV/2016:

1. Utomo Karim

2. Yusril Ihza Mahendra 3. Erma Hari Alianja 4. Mehbob

5. Ardy Mbalembout 6. Yance Salambauw 7. Maulud Buchari 8. Mansur Munir 9. Agus Dwi Warsono 10. Robert Korwa 11. Dewi Aulia Ahmad

C. Ahli dari Pemohon Perkara Nomor 24/PHP.BUP-XIV/2016:

1. Margarito Kamis

D. Saksi dari Pemohon Perkara Nomor 24/PHP.BUP-XIV/2016:

1. Tinus Weya 2. Sefnat Saibori 3. Otis Totouw 4. Samuel Kasita 5. Moda Massum E. KPU Pusat:

1. Ida Budhiati

F. Termohon (KPU Kabupaten Mamberamo Raya):

1. Klemens Obet Sineri (Ketua KPU Kab. Mamberamo Raya) 2. Arthur (Anggota KPU Kab. Mamberamo Raya) 3. Marthen Murafer (Anggota KPU Kab. Mamberamo Raya) 4. Beatrix Wanane (Anggota KPU Kab. Mamberamo Raya)

G. Kuasa Hukum Termohon Perkara Nomor 24/PHP.BUP-XIV/2016:

1. Pieter Ell

(4)

4. Dahlan Pido 5. David Soungokil

H. Saksi dari Termohon Perkara Nomor 24/PHP.BUP-XIV/2016:

1. Yahya Bidari 2. Alpius Fuyeri 3. Amos Bariyeri 4. Elias Kasitai 5. Petrus Orusera

I. Pihak Terkait Perkara Nomor 24/PHP.BUP-XIV/2016:

1. Dorinus Dasinapa 2. Yakobus Britai

J. Kuasa Hukum Pihak Terkait Perkara Nomor 24/PHP.BUP- XIV/2016:

1. Dhifla Wiyani 2. Misturia Muaybuay 3. Jimmy Monim 4. Habel Rumbiak 5. Very Junaidi 6. Parulian Siregar 7. Jamil Burhan

K. Saksi dari Pihak Terkait Perkara Nomor 24/PHP.BUP-XIV/2016:

1. Bastian Barieri 2. Karel Bidai 3. Philipus Kebouw 4. Yermias Bidai 5. Mekda Mecky Ale

(5)

1. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sidang dalam Perkara Nomor Perkara 24/PHP.BUP-XIV/2016, dengan ini dibuka dan terbuka untuk umum.

Pemohon, hadir?

2. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM Assalamualaikum wr. wb.

3. KETUA: ARIEF HIDAYAT Waalaikumsalam.

4. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM

Selamat pagi semua. Majelis Hakim Konstitusi Yang Mulia.

Jadi pada hari ini, Pemohon, Prinsipalnya juga hadir, yaitu Bupati Demianus Kyeuw Kyeuw dengan Wakil Bupatinya A ... Adiryanus Manemi.

Dan kami sebagai Pengacara yang hadir, saya sendiri Utomo Karim.

Di sebelah kanan saya Yance, berikutnya Prof. Yusril, dan sebelahnya Mehbob, Ardy Mbalembout, Erma. Yang di belakang ... yang duduk di belakang, Agus Dwi Warsono, Mansar Munir, Robert Korwa, Ma ... Maulud Buchari, Deny Aulia Ahmad.

Terima kasih, Majelis.

5. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Baik, terima kasih. Termohon yang hadir?

6. KUASA HUKUM TERMOHON: PIETER ELL

Terima kasih, Yang Mulia. Shalom. Salam sejahtera buat kita semua.

Dari Termohon hadir Kuasa Hukum dari Kantor Pieter Ell dan Rekan.

Hadir juga Komisioner KPU RI Ibu Ida, dan Prinsipal, serta Komisioner dari KPU Kabupaten Mamberamo Raya, Papua. Terima kasih.

KETUK PALU 3X

(6)

Pihak Terkait?

8. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: DHIFLA WIYANI

Assalamualaikum wr. wb. Selamat pagi. Bersama kami hadir Prinsipal, Bapak Dorinus Dasinapa dan Bapak Yakobus Britai.

Dan kami Kuasa Hukum, saya sendiri Dhifla Wiyani. Kemudian di sebelah kanan saya, Bapak Parulian Siregar. Sebelah kiri saya, Bapak Veri Junaidi. Sebelah kiri lagi saya Bap ... Bapak Habel Rumbiak. Di belakang saya ada Jimmy dan Misturia.

Terima kasih, Yang Mulia.

9. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih.

Agenda kita pada (...)

10. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: PARULIAN SIREGAR Izin, Yang Mulia.

11. KETUA: ARIEF HIDAYAT Dari mana ini?

12. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: PARULIAN SIREGAR Pihak Terkait.

13. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.

14. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: PARULIAN SIREGAR Pihak Terkait ada penambahan, penerima Kuasa.

15. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, baik. sudah anu ... ada Surat Kuasanya?

(7)

Sudah, sudah, Yang Mulia.

17. KETUA: ARIEF HIDAYAT Petugas tolong diambil.

Baik kita mulai. Agenda kita adalah pemeriksaan, untuk memeriksa Saksi dan Ahli dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait. Dan juga kalau diperlukan, kita akan memeriksa pemberi keterangan. Sesuai dengan apa yang sudah disampaikan pada waktu kita mengundang untuk pemeriksaan persidangan, itu saksi itu lima orang, kemudian ahli satu orang, ya.

Ini dari Pihak Pemohon mengajukan ... Pihak Terkait juga, ya, mengajukan ada tujuh. Karena ini speedy trial, maka tidak bisa kita dengar keseluruhan. Jadi, saksi atau ahli itu lima orang saksi, dan satu orang ahli.

Jadi dilihat kualitas dari kesaksiannya, bukan jumlah dari Saksi atau Ahli yang akan menyampaikan keterangannya, tapi kualitas dari kesaksiannya itu, dalam rangka untuk mendukung pembuktian dalil-dalil yang diajukan oleh para pihak.

Maka, ini dari Pihak Termohon sudah memilih lima nama, sekarang saya tanya Pemohon, itu ada 8 orang, siapa lima yang dipilih untuk didengar keterangannya dengan kualitas yang bisa mendukung, memerkuat, dalil-dalil yang diajukan oleh Para Pemohon.

18. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB Baik, Yang Mulia.

19. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Nomor satu ... nomor satu, Tinus Weya, sampai ke nomor delapan, Musis Kebaw, ya. Silakan.

20. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB Baik, Yang Mulia.

Saksi sudah kami pilih sesuai dengan tata cara di Mahkamah Konstitusi, yaitu lima orang saksi. Yaitu, yang pertama adalah Saksinya Tinus Weya.

21. KETUA: ARIEF HIDAYAT Tinus, kemudian?

(8)

Yang kedua adalah Sefnat.

23. KETUA: ARIEF HIDAYAT Sefnat, baik.

24. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB Yang ketiga adalah Otis.

25. KETUA: ARIEF HIDAYAT Otis.

26. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB Yang keempat adalah Samuel Kasita.

27. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik.

28. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB Yang kelima adalah H. Moda Massum.

29. KETUA: ARIEF HIDAYAT H. Moda Massum, ya?

30. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB Ya.

31. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik.

32. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB Dan kemudian, Saksi Ahli Dr. Margarito

(9)

Ahli Dr. Margarito, ya?

34. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB Ya.

35. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik.

36. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM Izin ditambah, Yang Mulia.

37. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.

38. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM

Waktu itu kami sudah mengirim surat permohonan kepada MK untuk dapat memanggil pihak dari Polda Papua.

39. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.

40. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM

Nah, ini kebetulan karena waktunya mepet mereka terima suratnya, apakah kami diberikan izin untuk waktu lagi untuk mereka datang?

41. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Nanti anu, akan kita lihat, ya. Dalam proses persidangan memang kalau memang itu kita perlukan kita anggap perlu, nanti akan kita beri kesempatan, tetapi pada prinsipnya adalah para anggota kepolisian yang akan kita dengar harus mendapat clearance izin dari atasannya, ya?

42. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM Ya.

(10)

Itu nanti.

44. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM Itu barusan (…)

45. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Tapi, nanti kalau memang itu diperlukan, akan kita agendakan persidangan yang berikutnya, ya.

46. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM

Ya. Tapi hari ini kami juga membawa affidavit dari mereka, Pak.

47. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik.

48. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM Terima kasih.

49. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Kalau ada anu ... clearance affidavit-nya dari anu, silakan di (…) 50. KUASA HUKUM PEMOHON: UTOMO KARIM

Ada, Pak.

51. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Disampaikan dulu, supaya kita … ya, bisa disampaikan juga.

52. KUASA HUKUM TERMOHON: PIETER ELL Izin, Majelis. Dari Termohon.

53. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.

(11)

Terkait dengan Saksi yang diajukan oleh Pemohon, ternyata ada dua orang penyelenggara sebagai Anggota PPD Distrik Rofaer, yaitu Saudara Otis Totouw dan Samuel Kasita.

55. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ini sebagai penyelenggara di tingkat PPD?

56. KUASA HUKUM TERMOHON: PIETER ELL Tingkat PPD.

57. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Baik. Nanti kita lihat, ya. Nanti kan kita tanya Saksi itu, ya. Kok ada konsekuensi … kalau dia anu, ada konsekuensinya, gitu ya. Seperti biasa, pada waktu kita mengadili perkara pilkada, itu akan kita tanya konsekuensinya kalau Anda menjadi Saksi dari Pemohon, berarti Anda punya konsekuensi Saudara nanti ada konsekuensi dari KPU, gitu ya.

Dan apakah itu kesaksiannya itu bernilai bagaimana, nanti kita yang menilai, ya. Itu enggak ada masalah. Tapi ada konsekuensi kalau dia, berarti dia sudah melepaskan diri sesuai dengan anu dari KPU, ya gitu.

Nanti kita akan menilai.

Baik, kalau begitu, ini kebetulan semuanya beragama (…) 58. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: DHIFLA WIYANI

Izin, Yang Mulia.

59. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.

60. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: DHIFLA WIYANI Saksi Pihak Terkait ada perubahan.

61. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ya, nanti kalau sampai ke Pihak Terkait, diubah, ya.

(12)

Oke.

63. KETUA: ARIEF HIDAYAT Kita ini dulu, ya.

64. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: DHIFLA WIYANI Oke. Terima kasih, Yang Mulia.

65. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Kita anukan Pemohon dulu.

Silakan untuk maju ke depan untuk diambil sumpahnya terlebih dahulu, Pak Tinus, Pak Sefnat, Pak Otis, Pak Samuel, kemudian Pak Moda Massum yang ber … Muslim, kemudian juga Pak Margarito sekalian.

Nanti akan kita dengar dulu Ahli, baru kemudian Saksi. Ahli, nanti kalau kelamaan, itu kasihan Prinsipal, akan kita dengar dulu Ahli nanti.

Yang Muslim di sebelah kiri saya, sebelah kiri, ya situ, ya. Ya, Saksi dan Ahli. Sekarang Ahlinya … Saksinya agak geser ke sini, ya, baik.

Silakan, Yang Mulia Pak Manahan, untuk yang Kristen terlebih dahulu.

66. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Baik. Untuk Saksi yang beragama Kristen ikuti kata-kata saya, ya.

“Saya berjanji sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain daripada yang sebenarnya. Semoga Tuhan menolong saya. Semoga Tuhan menolong saya, diulangi. Semoga Tuhan … Semoga Tuhan menolong saya.”

67. PARA SAKSI BERAGAMA KRISTEN BERSUMPAH:

Saya berjanji sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain daripada yang sebenarnya. Semoga Tuhan menolong saya.

68. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Terima kasih.

(13)

Baik, untuk yang Muslim. Ahli dulu Pak Margarito.

“Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai Ahli, akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan keahlian saya.”

70. AHLI BERAGAMA ISLAM BERSUMPAH:

Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai Ahli, akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan keahlian saya.

71. KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih.

Sekarang Saksi.

“Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai Saksi, akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya ... dari yang sebenarnya.”

72. PARA SAKSI BERAGAMA ISLAM BERSUMPAH:

Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai Saksi, akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya.

73. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Terima kasih.

Terima kasih, Pak Margarito. Terima kasih, Saksi. Silakan kembali ke tempat. Rohaniwan terima kasih.

Baik, kita dengar terlebih dahulu keterangan Ahli dari Pak Margarito, silakan, waktunya sesingkat-singkatnya.

74. AHLI DARI PEMOHON: MARGARITO KAMIS Terima kasih, Yang Mulia.

Assalamualaikum wr. wb. Selamat pagi, Pak Ketua Mahkamah yang saya muliakan, Bapak-Bapak Anggota Majelis Mahkamah yang juga saya muliakan. Saya awali keterangan saya dalam persidangan ini dengan mendahulu … dengan mengajukan beberapa penegasan.

Pertama, hak dalam konsep hukum tidak pernah dinyatakan atau ditemukan di tempat lain apapun itu, kecuali dalam hukum dan/atau hanya dalam hukum.

(14)

yang disyaratkan dalam hukum. Hak dengan demikian, merupakan konsekuensi logis dan terpenuhinya syarat yang dinyatakan dalam hukum.

Tiga, keadaan hukum fakta yang dirangkai atau yang diintegrasikan, yang kelak dijadikan dasar timbulnya atau lahirnya hak menangguhkan atau meniadakan hak, masing-masing bagian harus berada dalam kaitan yang tidak hanya benar, tetapi juga sah. Masing-masing bagian dalam rangkaian keadaan hukum itu harus berada dalam kaitan yang sah. Hanya rangkaian keadaan hukum seperti itulah yang dapat dan sah dijadikan dasar timbul tertangguhkan atau hilangnya hak.

Keempat, tatanan hukum pemilihan kepala daerah yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, khususnya bagian tentang Pengisian Jabatan Kepala Daerah, Perpu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan seterusnya yang ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Perpu tentang Pemilihan Gubernur, dan seterusnya yang diubah terakhir … yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, dan serangkaian PKPU dan dari nomor 3 sampai dengan 12 secara esensial, menurut saya mengatur tiga hal. Ketiga hal itu adalah.

1. Pengaturan tentang hak warga negara yang akan memilih, hak warga negara menjadi calon gubernur, dan bupati, dan seterusnya; dan

2. Prosedur penggunaan hak pemberi suara, pencatatan suara, dan tata cara melakukan koreksi; serta

3. Kewenangan penyelenggara pemilihan kepala daerah.

Pak Ketua Majelis dan Hakim Anggota Majelis yang saya muliakan.

Apakah hak memilih … hak pilih kepala daerah gubernur, bupati, dan walikota bersifat individual? Dan apakah hak ini dapat dimandatkan?

Apakah orang lain, siapa pun itu, meliputi dan tidak terbatas hanya pada komisioner KPU kabupaten Panwaslih, kabupaten, dan kecamatan, PPK, PPS, KPPS dapat menyoblos surat suara atas nama pemilih? Apa konsekuensinya komisioner KPU, panwaslih, panwascam, PPK, PPS, KPPS bertindak untuk dan atas nama pemilih sebagian atau seluruhnya menyoblos surat suara?

Saya berpendapat tidak ada satu pun ketentuan dalam tatanan hukum pemilihan kepala daerah, khususnya gubernur dan seterusnya, yang jangankan tegas, samar-samar pun tidak (suara tidak terdengar jelas) hak memilih itu sebagai menguasai hak memilih dan/atau hak memberi suara sebagai hak kolektif, hak memilih yang dalam esensinya merupakan pernyataan kehendak sepenuhnya secara konstitusional berstatus sebagai hak individual.

Memilih yang diwujudkan dengan cara menyoblos tanda gambar orang, dalam esensi dan sifatnya adalah menyatakan kehendak dirinya dan sekali lagi, itu bersifat individual, tunggal, dan tak terbagi. Bahwa ia

(15)

Tidak ada satu pun ketentuan yang telah saya sebutkan tadi, yang mengatur keadaan-keadaan hukum sebagai dasar beralihnya demi hukum, atau diciptakan hak pilih yang bersifat individual, tunggal, dan tak terbagi itu yang dimiliki oleh setiap orang, tentu yang telah memenuhi syarat kepada orang lain siapa pun mereka, komisioner KPU kabupaten, panwaslih, panwascam, panitia pemilihan kecamatan atau distrik, panitia pemilihan … pemungutan suara di desa atau kampung, atau kelurahan, KPPS di desa, di kampung atau di kelurahan. Dengan atau untuk alasan apa pun tidak berhak bertindak, untuk atau atas nama seorang pemilih, atau se

… beberapa orang pemilih, atau sekelompok pemilih menyatakan kehendak mereka sebagai pemilih, memilih tentu dengan cara mencoblos tanda gambar tertentu.

Komisioner KPU, panwaslih, panwascam, PPK, PPS, dan seterusnya yang diam-diam atau terang-terangan, lalai atau sengaja menggunakan hak pilih seseorang pemilih, atau beberapa orang pemilih, atau sekelompok pemilih dengan cara menyoblos surat suara yang disediakan di TPS, sesuai daftar pemilih tetap atau surat suara cadangan atau tambahan. Berapa pun surat suara yang dicoblos itu, didistribusikan secara … betapa pun. Betapa pun surat suara yang dicoblos itu didistribusikan secara berimbang, merata, atau timpang kepada para calon. Demi hukum, dalam esensi dan sifatnya berkualifikasi sebagai tindakan melawan hukum. Bukan hanya disebabkan mereka tidak ... mereka bertindak tanpa hak, tetapi tindakan tersebut mengingkari, bahkan meniadakan dan menghapuskan prinsip pemberian suara secara demokratis, langsung, umum, bebas, adil, dan rahasia yang dinyatakan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015.

Apabila pencoblosan yang dilakukan oleh PPS, KPPS, dan/atau orang lain atas nama pemilih, memiliki keadilan hukum sebagai (suara tidak terdengar jelas) yang sah dan bila DPT berisi bukan nama pemilih melainkan KPPS atau PPS, maka tidak akan ada Pasal 95. Pasal 95 memberi status kepada KPPS dan/atau PPS dan lainnya sebagai unsur penyelenggara pemungutan suara bukan sebagai pemilih, dan mereka juga tidak memiliki kapasitas sebagai pemilih. Dalam sistem hukum pemilihan kita, tidak ada KTP atas nama organ, atau atas nama KPPS, atau panwas, atau lainnya, kecuali individu.

Tidak ada hukum di mana pun yang membenarkan atau memungkinkan niat jahat atau kehendak jahat memiliki … dimiliki aparatur negara penyelenggara urusan-urusan pemerintahan. Hukum pemilihan kepala daerah sama dalam satu hal, tidak memungkinkan adanya niat jahat penyelenggara dengan unsur-unsurnya PPK dan seterusnya, memiliki niat jahat dalam menyelenggarakan pemilihan kepala daerah. Komisioner KPU, panwaslih kabupaten, panwascam, dan seterusnya atau saksi yang meminta secara diam-diam atau terang-terangan atau menyerukan secara

(16)

hak pilih Anda secara langsung.” Untuk alasan apa pun dalam esensi dan sifatnya demi hukum berkualifikasi sebagai perwujudan kehendak jahat.

Pengumuman yang diperintahkan oleh Pasal 90 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 dan seterusnya, yaitu (suara tidak terdengar jelas) daftar pemilih tetap, daftar pemilih tambahan, serta nama dan foto pasangan calon, bukan pengumuman kepada masyarakat pemilih untuk tak datang ke TPS.

Penjelasan yang dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) huruf (suara tidak terdengar jelas) adalah penjelasan tentang tata cara pemungutan suara, bukan tata cara mewakilkan suara kepada TPS atau unsur lain siapa pun itu.

Dalam ilmu hukum dikenal prinsip Quickquid Est Contra Norman Recti Est Injuria (segala yang berlawanan dengan hukum atau hak adalah salah). Dalam ilmu hukum juga dikenal prinsip tidak ada kehendak jahat yang menghasilkan sesuatu yang baik. Hak yang diperoleh seseorang yang dilalui dengan kehendak jahat tidak pernah menjadi dasar sahnya hak yang diperoleh itu.

Oleh karena itulah, maka tidak ada satu pun dalam ketentuan hukum pemilihan kepala daerah yang telah saya sebutkan tadi yang dimulai dengan Perpu sampai dengan PKPU-PKPU yang berlaku yang mengatur dalam bentuk memberi kewenangan kepada penyelenggara dan unsur- unsurnya untuk mengatasnamakan atau meng ... menggantikan pemilih mencoblos surat suara.

Ketua Majelis dan Bapak-Bapak Hakim Anggota Majelis yang saya hormati. Akhirnya, saya ingin menegaskan bahwa tentu sebagai kesimpulan bahwa hukum dari tindakan penyelenggara dan unsur-unsurnya, KPU, panwascam, PPK, PPS, dan seterusnya yang mencoblos sendiri surat suara pemilihan kepala daerah. Menurut hukum yang sudah saya sebutkan tadi, demi hukum setidak-tidaknya menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 harus didiskuali … harus dinyatakan sebagai tindakan melawan hukum dan tidak berdasarkan ... tidak bernilai hukum untuk dinyatakan sebagai tindakan yang sah.

Dengan demikian, maka suara-suara yang diperoleh oleh siapa pun dengan cara seperti itu, demi hukum harus dinyatakan tidak sah dan dengan demikian harus didiskualifikasi.

Yang Mulia Ketua Mahkamah yang saya hormati, Anggota Majelis Mahkamah dan yang saya hormati, serta hadirin yang saya muliakan, itulah yang dapat saya sampaikan sebagai keterangan saya dalam sidang perkara ini.

Terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb.

(17)

Waalaikumsalam, terima kasih.

Dari Pemohon ada yang akan dimintakan penjelasan lebih lanjut kepada Ahli?

Pemohon ada atau cukup? Cukup. Terima kasih. Dari Termohon?

76. KUASA HUKUM TERMOHON: PIETER ELL Terima kasih, Yang Mulia.

Yang pertama, sebetulnya apa yang disampaikan oleh Ahli adalah hal yang normatif. Catatan pertama dari kami.

Dan yang kedua, pertanyaan kami, yang dimaksud dengan Ahli mencoblos, itu kira-kira dalam penjelasannya lebih fokusnya di mana begitu?

Terima kasih.

77. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Sekaligus dari Pihak Terkait ada?

78. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: DHIFLA WIYANI

Kami ingin menanyakan tadi dijelaskan bahwa pengumuman tata cara katanya diubah menjadi pengumuman memberikan kuasa, tadi saya agak kurang jelas, bisa minta tolong dijelaskan, Pak.

79. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Baik. Itu dulu, nanti Hakim setelah ini.

Silakan dijawab dulu, Pak Margarito.

80. AHLI DARI PEMOHON: MARGARITO KAMIS Baik, Yang Mulia.

Di dalam ... kebetulan ini ada Komisioner KPU, gitu ya. Ya, hak memilih itu baik di dalam konstitusi maupun dalam undang-undang (suara tidak terdengar jelas) termasuk di dalam undang-undang yang dijadikan dasar pemilihan kepala daerah bersifat individual. Dan karena itu, dan tunggal, tak terbagi. Karena itu tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Siapa pun orang lain itu. Apalagi kalau yang melakukan, yang mencoblos surat suara itu adalah penyelenggara. Itu yang saya maksudkan bahwa karena hak itu bersifat individual, ia tidak bisa diwakilkan, ia utuh, tunggal tak terbagi, maka hak itu tidak bisa digunakan oleh orang lain. Mencoblos atau menyatakan kehendakkan ... kehendak orang dalam daftar pemilih atau

(18)

hak itu, jadi tidak bisa dicoblos orang lain kecuali orang itu sendiri, pemilik pemegang haknya. Diluar itu tidak. Yang pertama.

Yang kedua, Mbak. Yang saya maksudkan dengan pengumuman, petugas KPPS itu di waktu memilih di waktu menyelenggarakan pemungutan suara, kan sebelum di … sebelum memulai pemungutan suara kan harus menjelaskan tata cara memberikan tatib … tata cara memberikan

… tata cara pencoblosan atau memberikan suara, itu yang saya maksudkan dengan pernyataan tadi, bukan pengumuman itu, pengumuman Anda tidak usah datang ke … apa … ke TPS atau, “Sudahlah kalau Anda ada kerjaan lain, Anda enggak usah datang, nanti kami saja yang lakukan.” Bukan itu yang namanya pengumuman, bukan … dan bukan itu penjelasan yang dimaksudkan dalam Pasal 92, yang dimaksudkan dengan Pasal 90. Dalam Pasal 92 adalah yang menjelaskan kepada para pemilih yang datang di TPS itu, “Begini loh cara memberikan suara.” Dan seterusnya, dan seterusnya.

Bukan menjelaskan, “Anda tidak usah datang atau Anda kalau punya kerjaan, silakan pergi saja, nanti jam sekian baru Anda datang.” Bukan itu.

Itu yang saya maksudkan dengan yang … yang Mbak tanyakan tadi.

Terima kasih, Yang Mulia.

81. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Dari meja Hakim ada? Yang Mulia, silakan.

Berikutnya nanti (…)

82. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Baik. Kepada Saksi Ahli, memang sebagaimana yang Saudara sudah uraikan itu, jelas gitu memang sudah merupakan ketentuan yang sudah harus dipenuhi oleh seluruh peserta, baik itu sebagai penyelenggara ataupun sebagai individu yang harus memberikan hak suaranya, dan itu tidak bisa lagi ditawar, kalau itu harus dilakukan oleh orang lain, itu jelas.

Namun dalam hal ini, tentu ada mungkin dua arah yang Saudara mungkin lakukan dengan adanya pemberian hak secara noken ataupun yang lain, yang sifatnya adalah kearifan lokal.

Nah, mungkin apakah Saksi juga yang mengarah ke sana, itu yang belum jelas atau belum tegas barangkali yang mungkin harus Saksi … Saksi pertegas di dalam keterangannya. Karena jelas kalau siapa pun petugas, dalam hal ini panwas atau KPPS, itu jelas kalau itu terjadi sanksinya jelas, mungkin sampai pidana atau barangkali yang lain. Nah, barangkali itu mungkin dari saya sebagai komentar.

Terima kasih.

(19)

Dari Yang Mulia, silakan.

84. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Terima kasih, Yang Mulia Pak Ketua.

Memang ini keterangan yang menarik, walaupun normatif kata Termohon tadi, ya. Ada bagian yang sebenarnya ingin saya pertegas dari pertanyaan Yang Mulia Pak Sitompul.

Begini, bukan semata-mata kalau ada kearifan lokal, andai kata si empunya hak itu sendiri atau sekelompok orang yang mempunyai hak itu sendiri, secara kolektif dan dengan sukarela atas dasar keinginannya sendiri. Secara kolektif memberikan hak itu kepada seseorang, adakah landasan hukumnya yang bisa Saudara Ahli jelaskan? Seperti Saudara menguraikan tentang gagasan, tentang hak itu, sendiri. Apakah di dalam konsep recht atau konsep res itu, adakah landasan pemikiran yang dapat membenarkan bahwa si pemilik hak yang menurut Saudara itu bersifat individual, tunggal, tak terbagi itu, bisa diberikan secara kolektif, secara sukarela ke ... untuk memutuskan sesuatu ataupun memilih seseorang?

Nah, ini saya kira karena itu ada kaitannya dengan nanti ... mungkin bukan di perkara ini, bisa jadi juga di tempat lain, gitu ya, tetapi Saud ...

keterangan keahlian Saudara saya kira berguna kalau dijelaskan di ... pada kesempatan ini.

Terima kasih, Yang Mulia.

85. HAKIM KETUA: ARIEF HIDAYAT.

Baik. Silakan, Ahli.

86. AHLI DARI PEMOHON: MARGARITO KAMIS Terima kasih, Yang Mulia.

Sekadar me-review saja. Kalau tidak salah, dalam pilpres yang lalu, noken memang diberi nilai hukum, di pilpres yang lalu, dan seingat saya, itu pula yang kita berdebat pada waktu itu di ruang ini.

Sejauh dan sepanjang dasar hukum atau hukum, dan/atau sepanjang ini, sistem hukum kita tidak mengatur dan/atau memberi tempat, betapa pun mungkin ... betapa pun secara sosiologis, keadaan itu berguna dan baik, tetapi oleh karena kita setuju atau tidak setuju, senang atau tidak senang, sebagai orang hukum, dan di Mahkamah ini, sistem hukum adalah tatanan dan/atau gugusan normatif maka, betapa pun baiknya, atau betapa pun kita berpendapat secara sosiologis, kesepakatan atau noken itu ada faedahnya. Tetapi sekali lagi, sistem hukum kita tidak

(20)

Betapa pun sekali lagi, noken itu merupakan sesuatu yang baik secara sosiologis, sekurang-kurangnya di daerah tempat noken itu berada, tetapi sekali lagi, sistem hukum kita, khususnya hukum pemilihan kepala daerah kita, tidak menjadikannya sebagai satu pranata dalam hukum pemilihan kita. Dan oleh karena itu tidak dapat diberi nilai hukum sebagai nilai tindakan yang sah. Kalau itu digunakan dalam menyatakan suara orang-orang yang telah memenuhi syarat di daerah tersebut.

Itu untuk Pak ... Yang Mulia Pak Sitompul.

Untuk Yang Mulia Pak Palguna. Kalau kita bicara mengenai pemikiran konstitusional ... konstitusionalisme di masa yang akan datang, mungkin saja kita bisa pertimbangkan. Tetapi hukum positif, saya yakin, Yang Mulia Majelis ini, kalau tidak sependapat dengan saya, tidak mungkin memiliki pendapat yang lain.

Sistem Hukum kita tidak lain dari rangkaian, atau tatanan, dan/atau gugusan norma-norma. Kita tidak pernah dalam hukum kita, tidak pernah menemukan hak di tempat lain seperti pembukaan saya, kecuali dalam hukum. Andaikan kita ini bersepakat, Bangsa ini bersepakat untuk menggunakan atau memungkinkan cara seperti itu karena ada sebagian orang yang memang menghendakinya. Kita mesti memberi bentuk normatif pada hukum yang menjadi dasarnya, toh bukan sesuatu yang baru, yang tidak bisa dibayangkan, atau tidak bisa dipikirkan. Faktanya, para pembentuk undang-undang mengabaikan hak itu, menjatuhkan pilihan pada mengukuh pengukuhan bahwa hak pilih adalah hak yang bersifat individual.

Apalagi, Yang Mulia, saya yakin dan percaya, tahu, bayangkan dalam Undang-Undang Pemilu ini, kalau toh sakit sekali pun tidak bisa datang ke tempat TPS, dan petugas harus datang ke rumah sakit misalnya, tetap saja dia tidak bisa suruh petugas itu nyoblos, mesti itu orang nyoblos sendiri.

Begitulah yang diatur dalam undang-undang.

Dan itu berarti bahwa pembentuk undang-undang kita, memberikan penegasan atau memilih, mengakui, dan menghargai individualitas, dan ketunggalan, atau ke tar ... ketakterbagian dari hak pilih itu. Saat ini yang berlaku adalah bahwa hak ini tidak dapat diwakilkan, betapa pun pemegang hak itu menghendakinya. Mungkin itu baik untuk dipikirkan pada hukum-hukum yang akan datang, pembentukan hukum yang akan datang.

Tetapi, sebegini jauh sistem hukum kita hanya memberikan tempat, dan mengakui, dan tidak memberikan kemungkinan hak ini diwakilkan, baik secara individual maupun secara kelompok.

Dan oleh karena itu, saya berpendapat, Yang Mulia Pak Palguna.

Bahwa untuk saat ini, hal itu tidak dibenarkan, dan kalau ada praktik seperti itu, harus dinyatakan tidak sah.

Begitu, Yang Mulia.

(21)

Baik. Sekarang dari … saya akan me … kalau tadi dari tataran sosiologis, filosofis. Sekarang saya mau ke yang ke normatif, ya.

Begini, orang lain yang mencobloskan bukan pemilik sah hak suara, itu masuk dalam kategori pelanggaran pidana, ya?

88. AHLI DARI PEMOHON: MARGARITO KAMIS Ya.

89. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Dia bisa dipidana. Ya, Ahli? Gitu ya, di dalam Undang-Undang Pemilu kita?

90. AHLI DARI PEMOHON: MARGARITO KAMIS Ya.

91. KETUA: ARIEF HIDAYAT Pilkada kita juga begitu.

Sekarang saya tanya. Kalau misalnya di daerah itu ada yang begitu.

Mestinya, urutannya kan harus ada protes dari pengawas pemilihan, ada protes dari saksi, saksi siapa pun. Bisa Saksi dari Pemohon … karena kan belum tahu dia mau memilih siapa, kan belum tahu. Sehingga harus ada protes dari Pemohon, Saksi Pemohon, Saksi Pihak Terkait, atau Saksi dari mana pun, “Oh, itu dia enggak punya hak suara, kenapa dia bisa mencoblos?” Kan begitu.

Terus, kemudian kalau itu sudah ada protes, mestinya kan sudah ditindaklanjuti. Terus, kalau itu misalnya pun sudah ada masuk laporan karena ini pelanggaran pidana. Ada laporan di Gakkumdu bahwa ada orang yang mencoblos tidak menggunakan … tidak menggunakan haknya, tapi menggunakan orang lain. Ini gimana? Apakah itu harus ada buktinya atau sekadar dugaan-dugaan? Ini yang saya maksud.

Silakan dijawab, Ahli.

92. AHLI DARI PEMOHON: MARGARITO KAMIS

Yang Mulia Pak Ketua Majelis, Pak Profesor Arief.

Tidak bisa di ... dipungkiri bahwa dalam kenyataan, tidak … dalam kenyataan tidak selalu apa yang dinyatakan dalam undang-undang itu berjalan, dalam soal penanganan pidana, Gakkumdu.

(22)

dari beberapa daerah yang saya ikuti, begitu kenyataannya. Malah ada yang mengatakan bahwa itu enggak ada aturannya. Itu satu.

Yang kedua, tidak bisa di ... dihindari juga bahwa keadaan faktual pada saat sedang, atau masih dalam lingkungan … dalam lingkungan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, coblos tidak mudah juga memang bagi panwas kecamatan, PPL menjalankan fungsinya, itu yang kedua.

Yang ketiga, saya setuju karena memang begitulah undang- undangnya bahwa kalau ada orang lain menggunakan, mencoblos suara lebih dari satu atau menggunakan hak coblos orang lain, itu berkualifikasi pidana dan jelas itu diatur dalam undang-undang. Tetapi, untuk bisa me … untuk bisa sampai pada pernyataan pidana, tentu saja me … harus melalui proses acara, harus ada pembuktian, harus ada seterusnya, dan seterusnya dari … tidak bisa dibayangkan. Tetapi, memang harus didukung dengan atau diproses sebagaimana seharusnya dalam acara pidana, yang kebetulan sejak yang saya tahu, proses pidana untuk pidana pemilihan kepala daerah ini acaranya acara cepat.

Tetapi, praktis untuk bisa mengatakan bahwa sesuatu itu pidana atau bukan pidana, me … dan ... dan menentukan pembebanan tanggung jawab pidana kepada seseorang yang di (suara tidak terdengar jelas) melakukan itu, ya memang harus ada bukti, tidak bisa tidak. Kalau tidak ada bukti, mau seribu kali orang bilang, bilang di jalan, jalan pun tidak bisa dihukum.

Yang ketiga, sekarang soalnya kalau keadaan itu tidak dilaporkan oleh saksi atau orang di kampung itu, atau oleh panwas, atau PPL, atau apa pun namanya, kepada panwascam, dan/atau panwas kecamat … atau panwas kabupaten, dan akibatnya adalah soal itu tidak diproses. Apakah ketiadaan pelaporan itu atau proses itu menggugurkan hak untuk menselisihkan ... memperselisihkan di Mahkamah ini? Saya berpendapat tidak.

Adanya atau tidak adanya laporan kepada panwas, terhadap hal yang saya andaikan tadi, yaitu orang mencoblos atas nama orang lain, menurut saya, tidak meniadakan, dalam arti menghapuskan hak siapa pun yang merasa dirugikan dengan itu untuk meminta Mahkamah ini menyatakan hukumnya khusus tentang keabsahan suara itu karena di Mahkamah … hanya di Mahkamah inilah yang dapat memutuskan berhak, sah, atau tidak hak yang akan timbul atau dihasilkan sebagai akibat orang

… seseorang memperoleh suara terbesar dalam pemilihan kepala daerah.

Intinya adalah bahwa tidak diproses karena tidak dilaporkan kepada panwas di kabupaten, dan/atau ke Gakkumdu tidak menjadi sebab hilangnya hak para yang merasa dirugikan untuk meminta Mahkamah Yang Mulia ini, menyatakan hukum keabsahan atas peristiwa itu.

(23)

melakukan tindak pidana seperti yang ditanyakan oleh Yang Mulia, kan bisa jadi tidak serta-merta menangguhkan di saat itu, menangguhkan keabsahan atau meniadakan keabsahan suara itu. Karena belum inkracht misalnya, perkara sudah diputus, tetapi belum inkracht.

Sidang di Mahkamah ini belum selesai, lalu katakanlah Mahkamah ini menggunakan fakta itu sebagai rujukan, sehingga menggugurkan hak orang yang mempersoalkan. Padahal kelak setelah diputuskan oleh Mahkamah ini, di peradilan umum itu orangnya tidak terbukti.

Itu sebabnya sekali lagi, Yang Mulia Ketua Mahkamah Majelis ini, saya berpendapat bahwa tak dilaporkan kepada panwas, dan tidak diproses oleh Gakkumdu tidak demi hukum menghilangkan atau menghanguskan hak orang yang merasa dirugikan untuk ke Mahkamah ini meminta menyatakan hukum atas peristiwa itu.

Itu yang dapat saya sampaikan, Yang Mulia Pak Profesor. Terima kasih.

93. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.

94. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Ini … ini menarik ini. Ada statement Saudara yang menarik ini.

Yang pertama. Bahwa tidak dilaporkannya terjadinya, “Pelanggaran seperti itu, baik oleh panwas oleh apa pun penyelenggara pemilu bahwa itu adalah tindak pidana, tidak dilaporkan. Itu tidak menggugurkan hak orang yang merasa dirugikan sebagai akibat dari adanya perbuatan itu,” begitu, ya? Pertanyaan berikutnya adalah begini. Kalau berpegang pada pernyataan Saudara semula bahwa tidak ada hak apa pun bisa dikatakan absah apabila cara perolehan itu adalah tidak sah secara hukum, betul?

Nah, pertanyaan saya kemudian begini. Lalu bagaimana kemudian Mahkamah atau siapa pun, entah Mahkamah Konstitusi, entah pengadilan pidana, atau apa pun pengadilan apa pun, mungkin nanti Mahkamah Pemilu yang dibentuk khusus untuk ini, membuktikan bagaimana dia akan membuktikan bahwa seseorang yang menganggap dirinya dirugikan karena ada cara yang tidak sah itu? Ya, bagaimana dia cara membuktikan apakah dengan omong-omong? Tidak ada bukti pelanggaran? Tidak ada bukti ini, ya. Karena due process adalah juga bagian dari perihal untuk menetapkan keabsahan suatu hak, maka bagaimana kemudian itu bisa dilalui? Kalau … okelah statement pertama bahwa ketiadaan laporan, ketiadaan ini tidak menggugurkan hak orang, oke itu bisa diterima.

(24)

terjadi demikian adanya, itu jelas adalah bagian dari due process yang juga mesti ditaati untuk menerima keabsahan suatu hak.

Bagaimana menurut Saudara?

95. AHLI DARI PEMOHON: MARGARITO KAMIS Baik, Yang Mulia.

Yang saya maksudkan dengan tidak menggugurkan hak orang itu orang yang merasa dirugikan dengan tindakan itu adalah bahwa mereka datang ke Mahkamah Yang Mulia ini sebagai organ yang diberi kewenangan oleh hukum untuk menyatakan hukum atas peristiwa itu. Tentu saja orang yang menuntut sebagaimana kita pada saat ini, mesti membuktikan siapa yang mendalilkan, kan kita ini soal umum saja, siapa yang mendalilkan, dia mesti membuktikan. Kalau tidak terbukti mau apa? Dan sidang ini, tentu saja karena kita semua menghargai due process of law itu.

Dan karena itu, maka saya berpendapat bahwa pastilah dalam persidangan ini dalam kasus seperti yang kita andaikan tadi, tidak mungkin dibawa putusan pengadilan itu sebagai bukti. Bisa saja saksi karena Hukum Acara Mahkamah ini tidak hanya menunjuk surat sebagai alat bukti, tetapi juga keterangan saksi, termasuk juga keterangan Ahli, maka para pihak yang mendalilkan adanya kenyataan seperti itu, wajib hukumnya untuk membuktikan. Konsekuensinya kalau dia tidak dapat membuktikan atau membuktikan. Tetapi, Yang Mulia, Bapak-Bapak Yang Mulia ini tidak meyakini itu, dan karena itu tidak memberikan nilai yang cukup untuk pembuktian soal itu, tentu saja akan berakhir dengan konsekuensi yang mungkin tidak diinginkan oleh Pemohon misalnya atau pihak lain yang mendalilkannya.

Jadi, tetap saja walaupun tidak diproses di proses pidana, tetapi langsung dibawa ke Mahkamah ini dan diproses di sini, tetap saja tidak mengurangi bobot nilai atau kualifikasi due process of law dalam proses itu.

Sehingga saya sekali lagi, berpendapat bahwa ketiadaan proses di Gakkumdu dan/atau di panwas tidak menghilangkan, tidak menangguhkan, tidak menghapuskan hak siapa pun yang merasa dirugikan untuk memperselisihkan soal itu di Mahkamah ini dan meminta Mahkamah menyatakan hukum atas soal itu.

Begitu, Yang Mulia Pak Dewa Palguna yang saya hormati.

96. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Baik. Terima kasih, Pak Margarito. Anda telah memberikan keterangan Ahli yang tentunya sangat bermanfaat bagi persidangan ini.

Kalau ada kegiatan lain, silakan meninggalkan ruang sidang. Kalau terlalu

(25)

Ya, berikutnya. Sekarang kita akan mendengarkan keterangan Saksi.

Untuk Pak Tinus, Pak Sefnat, Pak Otis, Pak Samuel, dan Pak H. Moda. Perlu saya sampaikan terlebih dahulu sebelum Anda memberikan keterangan sebagai Saksi, ya.

Pada awal tadi, Bapak-Bapak sudah disumpah menurut agama dan keyakinannya, ya. Konsekuensinya adalah Bapak-Bapak itu memberikan keterangan tadi sudah dikatakan yang sebenar-benarnya, ya.

Jadi, keterangan yang disampaikan adalah keterangan yang benar, keterangan yang betul-betul bermanfaat untuk memberikan rasa keadilan.

Karena kalau keterangan Bapak-Bapak ini tidak benar, itu berarti tidak bisa memberikan rasa keadilan bagi semua pihak, tanggung jawabnya adalah tidak sekadar tanggung jawab di sini, ya. Karena tanggung jawabnya bisa secara pidana, Bapak-Bapak memberikan keterangan palsu, ya, dan juga yang terutama adalah Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila, berdasarkan Ketuhanan menurut keyakinan agama kita masing-masing, itu akan dipertanggungjawabkan Bapak-Bapak keterangannya pada sidang ini di akhirat nanti, ya. Sehingga kalau berbohong di sini secara pidana, Bapak- Bapak bisa menjadikan terpidana karena keterangan palsu, secara moral, secara keyakinan, secara agama, Bapak-Bapak itu bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, ya. Sehingga ini saya sampaikan, supaya dicamkan betul bahwa keterangan yang diberikan di dalam persidangan ini adalah keterangan yang sebenar-benarnya, tidak lain dari yang sebenar-benarnya, ya itu. Baik.

Terima kasih, Pak Margarito.

97. KUASA HUKUM TERMOHON: PIETER ELL Izin, Yang Mulia dari Termohon.

98. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.

99. KUASA HUKUM TERMOHON: PIETER ELL

Kami belum mendapat identitas Saksi dari Pemohon. Terima kasih.

100. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh baik. Nanti, silakan. Ada/enggak kopinya?

Ini nanti sambil dicatat, akan saya tanya dulu identitasnya, ya.

(26)

mana? Oh, baik. Itu dinyalakan miknya. Nah, baik.

Pak Tinus, tadi betul ya beragama Kristen?

101. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Betul.

102. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Jadi, keterangan ini juga berkolerasi sebagai keyakinan Bapak bertanggung jawab Kepada Tuhan, ya. Alamatnya di Kampung Bareri, Kecamatan mana?

103. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Distrik Rofaer.

104. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Rofaer, Kabupaten Mamberamo Raya, ya? Bapak pada waktu pilkada sebagai masyarakat biasa atau sebagai apa?

105. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Saksi Pasangan Urut Nomor 2.

106. KETUA: ARIEF HIDAYAT Pasangan Nomor 2.

107. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

108. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Pasangan Nomor 2 itu, siapa tuh?

109. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Pak Demianus Kyeuw Kyeuw dan Adiryanus Manemi.

(27)

Itu yang sekarang menjadi Pemohon itu?

111. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

112. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, baik. Jadi Saksi mandat dari Pasangan Nomor 2, yaitu Pemohon, ya, baik. Kalau begitu apa yang akan disampaikan? Bapak Saksi di mana?

Saksi di tingkat kecamatan, atau di distrik, atau di tingkat TPS, atau di mana ini?

113. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Di TPS.

114. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Di TPS. TPS berapa Bapak?

115. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA TPS 1 Kampung Bareri.

116. KETUA: ARIEF HIDAYAT TPS 1? Kampung Bareri?

117. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Bareri.

118. KETUA: ARIEF HIDAYAT

TPS 1. Di Bareri ada berapa TPS itu?

119. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Dua.

(28)

Ada dua. Antara TPS 1 dan TPS 2 dekat atau jauh?

121. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Jauh.

122. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Jauh, ya. Jadi Bapak berada di TPS 1?

123. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA TPS 1.

124. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Baik. Bapak sebagai Saksi tahu berapa yang mempunyai hak pilih di situ?

125. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Ya ... Hakim Yang Mulia, yang datang memilih (...) 126. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Enggak, kalau TPS di situ, sebagai Saksi tanya enggak? Di KPPS- nya? Tahu enggak? Ini yang saya tanya dijawab saja.

Saksi kan, Bapak Saksi dari Prinsipal dari Pemohon.

127. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

128. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ya, tahu enggak di situ, di TPS itu, yang punya hak pilih berapa, kan ada di daftar itu?

129. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Hak ... hak pilih ... DPT-nya 174.

(29)

174. Terus yang nyoblos berapa?

131. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Yang nyoblos, 174.

132. KETUA: ARIEF HIDAYAT Loh semuanya nyoblos?

133. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

134. KETUA: ARIEF HIDAYAT

174 yang nyoblos. Itu di situ, dimulai pukul berapa?

135. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Dimulai pukul 08.00 WIT.

136. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Pukul 08.00 WIT pagi, Waktu Indonesia Timur, ya?

137. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

138. KETUA: ARIEF HIDAYAT Selesai pukul berapa?

139. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Selesai pukul 12.00 WIT.

140. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Pukul 12.00 WIT. Setelah itu, langsung dilakukan penghitungan suara di TPS 1?

(30)

Langsung penghitungan suara di TPS 1.

142. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, penghitungan suara. Anggota KPPS di TPS 1 berapa orang?

143. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Pak, tunggu saya mau izin dahulu.

144. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.

145. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Waktu itu ketua (...)

146. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Enggak, ini saya tanya dahulu (...) 147. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Oh (...)

148. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Nanti setelah itu, Bapak mau memberikan keterangan.

149. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

150. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Saya kan ngecek, Bapak benar di situ enggak, kan, ya?

151. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

(31)

Ya, kan?

153. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

154. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Saya itu mau mengecek, Bapak benar di situ apa enggak, bohong apa enggak, itu kan saya ngecek di sini dulu, saya beri tahu ini, ya. Bapak tahu benar apa enggak, itu maksud saya, ya.

155. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

156. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Tidak sekadar Bapak jalan-jalan lihat Monas ke sini, tapi Bapak betul-betul Saksi dari sana, bisa memberi keterangan yang benar. Gitu, kan?

157. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

158. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ya, makanya saya tanya, anggota KPPS di situ, siapa? Ketuanya siapa?

159. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ketuanya Tinus Tawale.

160. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Pak Tinus, nanti saya cek ke sana, betul enggak itu, Pak Tinus. Ya, terus akhirnya di Mamberamo di situ, di TPS itu, semua 174 melakukan pencoblosan, gitu kan? Mencobloslah akhirnya, semuanya, ya?

(32)

Ya.

162. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Nah, sekarang saya tanya, Pasangan Nomor Pemohon, Nomor Urut berapa Pemohon, ini?

163. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Nomor 2.

164. KETUA: ARIEF HIDAYAT Nomor 2 dapat berapa?

165. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA 31.

166. KETUA: ARIEF HIDAYAT

31. Pasangan yang lain, ada berapa pasangan di situ?

167. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Tiga.

168. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Tiga. Pasangan Nomor Urut 2=31, Pasangan Nomor Urut 1 berapa?

169. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Kosong.

170. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Kosong. Pasangan Nomor Urut 3?

171. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA 143 suara.

(33)

143 suara, jadi jumlah total 174, ya?

173. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

174. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Baik. Terus, pada waktu itu setelah penghitungan suara, ada protes enggak, Pak?

175. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Protes.

176. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Kalau itu, oh hasilnya begitu, ada protes enggak?

177. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ada protes.

178. KETUA: ARIEF HIDAYAT Protes dari siapa?

179. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Saya bilang (...)

180. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Enggak yang protes siapa dulu?

181. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Saya protes, tapi dari Saksi dulu.

182. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, Pak Tinus Protes, ya?

(34)

Ya.

184. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Pak Tinus protes, protesnya bagaimana? Lisan atau tertulis?

185. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Saya protes, Saksi Nomor 3 dia ancam saya.

186. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Enggak, sekarang gini, Bapak Tinus itu protesnya melalui tertulis atau sekadar secara lisan?

187. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Secara lisan.

188. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, protesnya lisan? Protesnya gimana, Pak?

189. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Di TPS pas waktu perhitungan.

190. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ya. Tapi sejak awal kan ini Bapak mau menjelaskan, sebelumnya, ya, protesnya itu secara lisan, gimana protesnya dulu?

191. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Di TPS.

192. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ya terus ... terus di TPS itu, setelah penghitungan suara, atau sebelum penghitungan suara? Atau pada waktu proses peng ... anu ...

pencoblosan sudah protes?

(35)

Ya waktu pencoblosan.

194. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Waktu pencoblosan sudah protes?

195. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

196. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh jadi, ini pukul 08.00 WIT sampai pukul 12.00 WIT. Protesnya di pukul berapa itu kira-kira? Ingat enggak?

197. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Tidak punya jam.

198. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, tidak pakai jam. Tapi, kira-kira sudah berlangsung lama, atau masih di tengah-tengah, atau sudah hampir selesai baru protes?

199. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Pas tengah-tengah.

200. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, pas di tengah-tengah protes. Protesnya gimana?

201. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Waktu dipanggil, Saksi Nomor 3 ini yang mewakili coblos.

202. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, Saksi Pasangan Nomor 3 (...) 203. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Si Kostanto Woli (...)

(36)

Nyoblos.

205. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Yang mewakili.

206. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. He em.

207. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Saya protes, baru saya mau ambil foto, diancam, “Kau … kau bukan orang di sini. Ini kita berhak.” Dia bilang.

208. KETUA: ARIEF HIDAYAT

He em. Jadi, protes … protesnya karena apa? Karena Saksi Pasangan Calon Nomor 3 itu mencoblos?

209. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

210. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Dia punya hak pilih di situ enggak?

211. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Dia punya hak pilih juga ada. Tapi, masyarakat yang dipanggil kalau tidak datang, dia yang coblos.

212. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, begitu menurut Bapak. Berapa orang yang kira-kira diwakili gitu, menurut Bapak?

213. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Saya lihat (suara tidak terdengar jelas) ada 3 kali. Terus, itu ada anggota KPPS juga terlibat.

(37)

Oh, kalau yang saksi tadi itu kira-kira tiga kali, 3 kartu suara yang dicobloskan, gitu?

215. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

216. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Terus, kalau yang lain-lain apa?

217. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA KPPS … anggota KPPS.

218. KETUA: ARIEF HIDAYAT Juga nyoblos?

219. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Ya. Enggak hadir … orang yang enggak hadir, terus dicobloskan?

220. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

221. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Siapa anggota KPPS siapa yang nyoblos namanya?

222. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Alivia Shahosa sama Charles Shahosa.

223. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Masing-masing nyoblos berapa kali?

224. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Waktu itu saya proses saya mau ambil foto.

(38)

Oh, diambil foto?

226. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Ya. Saya mau ambil gambar diancam, “Kau tidak boleh macam- macam di sini.”

227. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, Pak Tinus itu alamatnya juga di kampung itu kan?

228. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

229. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh. Terus?

230. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Tapi saya dari tempat lain, tapi tinggal di situ.

231. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, gitu?

232. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

233. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ya. Terus, akhirnya setelah diancam itu, Bapak mengajukan protes secara tertulis enggak?

234. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ajukan.

235. KETUA: ARIEF HIDAYAT Mengajukan tertulis?

(39)

Ya.

237. KETUA: ARIEF HIDAYAT Pada siapa?

238. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Pada … sebut Tim Koordinator Distrik.

239. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, pada Koordinator Tim Distrik, ya?

240. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

241. KETUA: ARIEF HIDAYAT Di tingkat distrik.

242. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

243. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Lapor ke tingkat tim distrik, ya?

244. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya. Pak Maskrab Rakuko.

245. KETUA: ARIEF HIDAYAT

He em. Terus, Bapak tahu enggak, itu ditindaklanjuti berikutnya enggak?

246. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Waktu di distrik.

(40)

Di distrik, ditindak lanjuti? Ada protes lagi di tingkat distrik? Keluhan Bapak itu dianu lagi di tingkat distrik?

248. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Saya, sampai di distrik saja.

249. KETUA: ARIEF HIDAYAT

He em, baik. Terus kira-kira Bapak tahu berapa? Kalau tadi anggo … saksi Pasangan Calon Nomor Urut 3, nyoblosnya 3. Tapi, kalau yang anggota KPPS yang Anda sebut tadi … Bapak sebut tadi itu kira-kira (…) 250. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Saya cuma … Hakim Yang Mulia. Bukan 3, itu saya lihat dia sudah jalan berapa kali.

251. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, gitu.

252. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Terpaksa saya mau ambil foto, mau ambil gambar diancam.

253. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ya, apa lagi yang akan disampaikan?

254. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Diancam, ancam saya. Terpaksa saya diam, saya tidak melakukan apa-apa.

255. KETUA: ARIEF HIDAYAT

He em. Diancam, enggak berani ya?

256. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

(41)

Situ, ada polisi enggak sih yang jaga?

258. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ada.

259. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Loh, diancam kok enggak lapor polisi?

260. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Tapi, polisi di luar.

261. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, di luar.

262. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Saya di dalam.

263. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Ya, mestinya Anda kan bisa bilang ke polisi, “Saya diancam itu.”

Ancamnya berupa gimana?

264. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

“Kau tidak boleh ambil foto.”

265. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Oh, enggak boleh ambil foto?

266. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

267. KETUA: ARIEF HIDAYAT Pak Tinus, takut ya?

(42)

Ya.

269. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, gitu.

270. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Karena saya bukan orang di situ.

271. KETUA: ARIEF HIDAYAT He em. Baik.

Yang Mulia, ada? Silakan.

272. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Tadi, Saudara mengatakan bahwa Saudara diancam ya?

273. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

274. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Saudara Saksi, diancam. Dan kemudian, Saudara berhenti, tidak jadi mengambil foto?

275. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

276. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Belum sempat mengambil foto?

277. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

278. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Belum sempat ambil foto?

(43)

Pas mau foto.

280. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Pas mau foto diancam?

281. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

282. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Alat potretnya diambil ndak?

283. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Foto?

284. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Alat yang Bapak mau gunakan untuk memfoto itu apa? Tus … apa … tustel atau pakai handphone?

285. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA HP.

286. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA HP?

287. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

288. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Itu diambil apa ndak?

289. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Tidak.

(44)

Cuma diancam itu?

291. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

292. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

“Anda … Saudara, tidak boleh mengambil foto di sini. Bukan orang sini,” begitu?

293. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

294. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

“Ini bukan urusan Saudara,” begitu kira-kira?

295. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya, ya.

296. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Nah, itu Saudara laporkan kepada koordinator (…) 297. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Tim distrik.

298. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Tim distrik. Maksudnya, koordinator pemenangan pasangan calon (…)

299. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

300. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Pemohon ini?

(45)

Ya.

302. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Dari koordinator ada tindak lanjut ndak, atas laporan Saudara?

303. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Tindak lanjut.

304. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Apa … apa bentuknya?

305. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Itu, langsung saya kasih ke tim koordinator distrik.

306. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Bukan. Yang koordinator distriknya, setelah itu mengambil tindakan apa ndak menurut pengetahuan Saudara?

307. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya, diproses di distrik.

308. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Diproses di distrik itu bentuknya di apa? Dilaporkan ke polisi ndak?

Itu kan perbuatan pidana kan itu kalau mengancam itu. Dilaporkan ke mana saja menurut pengetahuan Saudara?

309. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Saya cuma lapor saja kayaknya.

310. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Oh, jadi setelah Saudara lapor ke tim, Saudara tidak tahu?

(46)

Ya.

312. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Jadi, Saudara tidak tahu apa itu diteruskan atau bagaimana, itu begitu ya?

313. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

314. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Yang jelas, Saudara, setelah peristiwa di TPS itu, Saudara melaporkan kepada koordinator (…)

315. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Distrik.

316. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Koordinator distrik. Dan setelah itu, Saudara ndak mengikuti lagi, begitu ya?

317. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

318. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Nah, itu tadi kan Saudara mengatakan, “Ada beberapa orang yang mencobloskan orang lain,” begitu ya?

319. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

320. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Siapa saja itu?

(47)

Itu di situ ada anggota KPPS juga terlibat.

322. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Anggota KPPS.

323. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

324. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Lagi? Apa lagi yang terlibat?

325. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Anggota KPPS dengan Saksi Nomor 3.

326. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Saksi Nomor Urut 3. Maksudnya saksi dari Pihak Terkait?

327. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

328. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Saksi nomor ... siapa namanya tadi?

329. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Kostanto Woli.

330. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Oke. Nanti kita akan tanya itu. Nah (...) 331. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Itu ... itu yang punya mandat. Kita (suara tidak terdengar jelas).

(48)

Apa?

333. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Kostanto Woli.

334. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Yang punya apa?

335. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Mandat.

336. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Oh, ya. Yang punya mandat, oke. Ya, nanti saksinya akan kita tanya.

Nah, jadi setelah itu, Saudara kan sebagai Saksi kan diminta menandatangani Berita Acara, kan?

337. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

338. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Saudara tanda tangan apa enggak?

339. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Saya diancam, terpaksa saya tanda tangan, Yang Mulia.

340. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA

Oh. Karena Saudara diancam, terpaksa tanda tangan?

341. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

(49)

Oh begitu, ya. Jadi, setelah itu, Saudara tidak mau bersoal jawab macam-macam lagi, langsung Saudara lapor ke koordinator tim begitu?

343. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

344. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ada, Yang Mulia? Silakan.

345. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Saudara Tinus Weya, ya?

346. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

347. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Saudara tadi sebagai Saksi dari Pemohon, ya, di TPS-nya. Di TPS 1, ya?

348. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya, TPS 1.

349. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Baik, tadi Saudara mengutarakan suaranya, seluruhnya DPT menurut DPT=174?

350. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

351. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Yang diperoleh oleh Nomor Urut 2, saya ulangi dulu 31, betul?

(50)

31, Yang Mulia.

353. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Yang diperoleh Nomor Urut 1, kosong?

354. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Kosong.

355. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Nomor Urut 3 memperoleh 143?

356. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

357. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Jadi, kalau 143 ditambah 31 benar adalah 174, sesuai dengan DPT?

358. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

359. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Nah pertanyaannya, Saudara kan sebagai Saksi.

360. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

361. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Apakah benar-benar 174 ini datang ke TPS untuk mencoblos?

362. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Tidak semuanya.

(51)

Tidak semuanya. Kenapa?

364. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Itu lain, tinggal di kampung lain.

365. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Ada tinggal (...)

366. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Tinggal di kabupaten, lain tinggal di Dabra.

367. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Kok bisa begitu?

368. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Terus yang hadir cuma 91.

369. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Jadi, yang hadir sebenarnya 91. Yang hadir mencoblos langsung adalah 91?

370. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

371. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Terus kenapa bisa sampai 174, bisa dicoblos semua?

372. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Itu waktu itu, habis coblos ketua KPPS pengumuman.

373. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Nah, bagaimana pengumumannya?

(52)

Dia bilang, “Ini masih ada waktunya habis, masyarakat tidak ada yang datang.”

375. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Ya.

376. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Ini masih ada sisa suara sebanyak 83 lembar.

377. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Jadi, ada sisa suara 83?

378. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

379. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Nah, dari yang hadir seluruhnya sudah mencoblos masih ada sisa waktu sebenarnya, tapi belum ... tidak hadir, ya?

380. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

381. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Jadi, ada sisa 83 suara?

382. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

383. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Itu Saudara tahu darimana bahwa ada sisa 83?

384. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Waktu itu ketua KPPS-nya pengumuman, Pak.

(53)

Ketua KPPS-nya mengumumkan?

386. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

387. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Namanya tadi siapa ketua KPPS itu?

388. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Titus Towali.

389. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Titus Towali. Titus Towali mengumumkan, apa pengumumannya?

390. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Pengumumannya dia bilang ini masih ada sisa suara sebanyak 83 lembar.

391. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Ya, Saudara dengar sendiri, ya?

392. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

393. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Saksi-saksi yang lain dari Pihak Terkait juga mendengar?

394. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

395. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Mendengar itu?

(54)

Ya.

397. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Saksi-saksi yang lain?

398. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

399. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Dari petugas juga yang lain mendengar itu?

400. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Petugas juga mendengar.

401. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Terus bagaimana?

402. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Kalau ini 83 lembar, kalau kita kasih kembali, nanti don coblos di jalan. Jadi, kita sesuaikan dengan DPT yang ada.

403. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Ya.

404. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Sudah don coblos di meja, saya mau ambil foto don ancam saya.

405. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Kira-kira yang melakukan pencoblosan itu siapa?

406. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA

Itu Saksi Nomor 3 dan anggota KPPS di situ.

(55)

Tahu namanya saksi Nomor 3 itu siapa?

408. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Kostanto Woli.

409. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Kostanto Woli, ya. Dia yang mencoblos?

410. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

411. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Terus dicoblos semua kepada atas nama siapa?

412. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Itu sudah sisa itu don coblos.

413. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Ya, kira-kira yang dicoblos siapa? Tahu? Ke Nomor Urut 1 kah, Ke Nomor Urut 2 kah? Atau ke Nomor Urut 3? Nomor Urut 1 jelas karena kosong, ya.

414. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

415. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Tidak mungkin, kemana kira-kira?

416. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Tidak tahu, waktu perhitungan baru (…) 417. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Ketahuan perhitungan?

(56)

Ya.

419. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL

Oh. Karena terlalu banyak ke Nomor Urut 3? Begitu? Jadi, hanya dugaan saja bahwa itu yang dicoblos dari 83 sisa itu kemungkinannya ke sana begitu?

420. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Ya.

421. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN M.P SITOMPUL Enggak tahu pasti, ya.

Saya kira cukup, Yang Mulia.

422. KETUA: ARIEF HIDAYAT

Baik. Baik dari Pemohon ada yang akan ditanyakan? Silakan ada satu, dua pertanyaan.

423. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB

Saudara Saksi Tinus, Anda Saksi di TPS berapa tadi?

424. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA TPS 1, Kampung Bareri.

425. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB

Oke. Terus Saudara Saksi mempunyai hak pilih di TPS 1 atau di TPS mana?

426. SAKSI DARI PEMOHON: TINUS WEYA Saya di TPS 2.

427. KUASA HUKUM PEMOHON: MEHBOB

Oh, di TPS 2. Saudara Saksi di TPS 2 hadir atau tidak?

Referensi

Dokumen terkait

Publikasi tersebut diberikan kepada BPS RI, BPS Se Provinsi Kalimantan Selatan dan instansi/dinas/badan Pemerintahan yang ada di Kabupaten Tanah Laut berupa soft

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan yang diperlakukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada

Sanjaya (2006: 175) mengatakan’ “Yang dimaksud dengan metode ekspositori adalah metode yang digunakan guru dalam mengajar keseluruhan konsep, fakta dan

Lingkungan bisnis sekarang sangat kompetitif dan turbulen sehingga diperlukan suatu pendekatan manajemen yang dapat mengakmodasi permasalahan tersebut, untuk

Mengingat BAPETEN saat ini belum memiliki peraturan/ketentuan maupun standar/kode mengenai material yang digunakan untuk bejana reaktor terutama dalam hal

kursi pakai tangan, sandaran tinggi, sandaran dan dudukan beralas karet atau busa dibungkus imitalisir atau kain bludru warna coklat atau wam a lain yang

Praktikan melakukan prosedur pengolahan dengan kurang baik dan kurang lancar dengan sedikit kesalahan ketika melakukan persiapan maupun proses pengolahan dan

Berdasarkan lembar angket yang diberikan kepada MIS. MIS memberikan skor jarang pada permasalahan tentang belajar dia di luar sekolah. dan jika dilihat dari