1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Malang Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : IX/1
Materi Pokok : Pewarisan Sifat
Sub Materi : Hukum Pewarisan Sifat Pembelajaran Ke- : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi
No KOMPETENSI DASAR
3.3
Kompetensi Pengetahuan
Menerapkan konsep pewarisan sifat dalam pemuliaan dan kelangsungan makhluk hidup.
4.3
Kompetensi Keterampilan
Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai sumber terkait tentang tanaman dan hewan hasil pemuliaan.
B. Tujuan Pembelajaran Pertemuan ke-3
1. Setelah melakukan diskusi tentang percobaan yang dilakukan oleh Gregol Mendel, diharapkan peserta mampu mendeskripsikan Hukum Pewarisan Sifat atau Hukum dengan percaya diri.
2. Setelah melakukan praktik menyilangkan dua individu dengan satu sifat beda (monohibrid), diharapkan peserta didik mampu menentukan hasil persilangan monohibrida melalui diagram sesuai hukum pewarisan sifat dengan cermat.
3. Setelah melakukan praktik menyilangkan dua individu dengan dua sifat beda (dihibrid), diharapkan peserta didik mampu menentukan hasil persilangan dihibrida melalui diagram sesuai hukum pewarisan sifat dengan cermat.
C. Materi Pembelajaran (Pertemuan kedua) 3) Materi Prosedural
o Persilangan satu sifat beda (Hukum Mendel 1) o Persilangan dua sifat beda (Hukum Mendel II) Materi Metakognitif
o Pengetahuan strategi o Pengetahuan tugas kognitif o Pengetahuan diri
D. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan: Saintifik
2
2. Metode: Diskusi, kerja kelompok, 3. Model pembelajaran:
- Pertemuan ke-2: Inkuiri 5E E. Media Pembelajaran
Pertemuan ke-2:
1. LKPD 2 2. papan tulis 2. spidol
3. kancing genetika warna merah, putih, kuning, dan hijau masing-masing 30 buah.
4. gelas beker 6 buah
F. Sumber belajar
1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas IX. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-2
TAHAP
PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan
(persiapan/orientasi)
• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
• Menyanyikan lagu Indonesia Raya
• Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
• Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
5 menit
Apersepsi • Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
• Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
• Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
5 menit
Motivasi • Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
• Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi Hukum pewarisan sifat
• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
5 menit
3
yang berlangsung
• Membentuk siswa dalam kelompok
• Mengajukan pertanyaan B. Kegiatan Inti
Sintak Model Pembelajaran 1 Engage
Inti:
1) Diskusi mengenai percobaan yang dilakukan oleh Gregol Mendel
(Engage)
a. Meminta peserta didik untuk mengungkapkan materi yang sudah dipahami dari pertemuan sebelumnya.
b. Peserta didik dengan fasilitasi guru mengungkapkan wawasannya seputar pewarisan sifat (untuk mengetahui apakah pengetahuannya tentang pewarisan sifat sudah luas dan melampaui apa yang dipelajari sebelumnya) c. Memperkenalkan usaha mempelajari pewarisan sifat yang dilakukan oleh Gregol Mendel dengan melakukan persilangan pada tumbuhan kacang ercis. Sehingga peserta didik dapat memahami hukum Mendel.
d. Peserta didik dengan fasilitasi guru dalam memahami istilah-istilah dalam pewarisan sifat.
10 menit
Sintak Model Pembelajaran 1 Explore
2) Praktek untuk menyilangkan 2 individu dengan satu sifat beda
(Explore)
a. Menunjukkan cara melakukan percobaan tentang persilangan 2 individu dengan 1 sifat beda (persilangan monohibrid).
b. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan persilangan secara mandiri/berkelompok (menggunakan LKPD 2) agar memiliki pengalaman kongkrit dalam mempraktikkan persilangan satu sifat beda.
c. Peserta didik dengan fasilitasi melakukan penalaran terhadap persilangan yang dibuatnya, berdiskusi dan berkomunikasi dengan teman serta guru sampai
memahami konsep persilangan 2 individu dengan 1 sifat beda.
15 menit
Sintak Model Pembelajaran 1 Explore
3) praktek untuk menyilangkan 2 individu dengan 2 sifat beda
(Explore)
a. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai cara melakukan persilangan 2 individu dengan 2 sifat beda.
b. Peserta didik dengan fasilitasi dari guru melakukan persilangan secara mandiri/berkelompok agar memiliki pengalaman kongkrit dalam mempraktekan persilangan sifat.
c. Peserta didik dengan fasilitasi guru melakukan penalaran terhadap persilangan yang dibuatnya, berdiskusi dan berkomunikasi dengan teman serta guru sampai
35 menit
4
memahami konsep persilangan 2 individu dengan 2 sifat beda.
(Explain)
d. Peserta didik dengan fasilitasi guru menyampaikan hasil pembelajaran mereka tentang penyilangan dengan 1 sifat dan 2 sifat beda. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka yang telah dibuat diatas kertas plano dan memberikan penjelasan dengan kalimat mereka sendiri sehingga guru dapat mengukur sejauh mana penguasaan peserta didiknya terhadap materi yang telah dipelajari.
e. Peserta didik memberikan penjelasan tambahan apabila ada yang kurang sempurna dari paparan mereka dan memperhatikan penjelasan guru tentang kebenaran konsep-konsep.
(Guru menguatkan materi) (Elaboration)
f. Peserta didik untuk mencoba ulang persilangan dengan 1 sifat beda menggunakan beberapa spesies yang berbeda untuk menguatkan konsep yang dipahaminya. Dengan kegiatan ini peserta didik mencoba pemahaman dan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya pada situasi baru yang berbeda.
(Guru sebagai fasilitator)
g. Peserta didik untuk mencoba ulang persilangan dengan 2 sifat beda menggunakan beberapa spesies yang berbeda untuk menguatkan konsep yang dipahaminya.
(Guru sebagai fasilitator)
h. Peserta didik menyelesaikan soal/permasalahan persilangan yang diberikan oleh guru dengan
membantunya melakukan pengumpulan informasi dan berdiskusi.
(Guru sebagai fasilitator) (Evaluation)
i. Peserta didik mengevaluasi belajarnya dengan
mengerjakan soal soal lisan atau tertulis terkait materi yang telah dipelajari di pertemuan ini (Percobaan dan hukum Mendel, istilah-istilah dalam pewarisan sifat, dan penyilangan 2 individu dengan 1 dan 2 sifat beda yang diberikan oleh guru (Pengetahuan metakognitif)
5
Kegiatan Penutup Peserta didik:
● Membuat rangkuman (creativity) dengan bimbingan guru tentang poin-poin penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Hukum pewarisan sifat yang baru dilakukan. Mengerjakan latihan soal di Google Form.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Hukum pewarisan sifat yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas yaitu mencari penerapan hukum pewarisan sifat dalam pemuliaan tanaman dan hewan di internet. Hasilnya akan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
Guru :
• Melakukan penilaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Menautkan soal latihan persilangan di Google Form. Guru memeriksa hasil latihan dan memberikan umpan balik.
• Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
• Memberikan tugas untuk mempelajari materi penerapan pewarisan sifat untuk pemjliaan tumbuhan dan hewan.
Rencana pembelajaran berikutnya adalah prsentasi hasil browsing di Internet tentang materi tersebut secara berkelompok.
• Menyampaikan manfaat mempelajari hukum pewarisan sifat dalam kehidupan sehari-hari
5 menit
H. Penilaian
a. Teknik Penilaian 1) Sikap
a) Sikap spiritual Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Butir Instrumen
Waktu pelaksanaan Keterangan Observasi Jurnal
Guru
Lihat lampiran
Saat pembelajaran berlangsung
Penilaian untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment for and of learning)
b) Sikap sosial Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Butir Instrumen
Waktu pelaksanaan Keterangan
Observasi Jurnal Guru
Lihat lampiran
Saat pembelajaran berlangsung
Penilaian untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment for and of learning)
2) Pengetahuan: tes
No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Instrumen
Waktu
pelaksanaan Keterangan 1 Lisan Pertanyaan (lisan) Lihat Saat Penilaian untuk dan
6
dengan jawaban terbuka
lampiran pembelajaran berlangsung
pencapaian pembelajaran
(assessment for and of learning)
2 Tertulis Pertanyaan dan/atau tugas tertulis berbentuk esei, pilihan ganda, benar-salah,
menjodohkan, isian, dan/atau lainnya
Lihat lampiran
Setelah pembelajaran usai
Penilaian pencapaian pembelajaran
(assessment of learning)
3) Keterampilan
No Teknik Bentuk Instrumen
Contoh Butir Instrumen
Waktu
pelaksanaan Keterangan 1 Unjuk
Kerja
Lembar Observasi praktikum
Lihat lampiran
Saat pembelajaran berlangsung dan/atau setelah usai
Penilaian untuk, sebagai, dan/atau pencapaian
pembelajaran
(assessment for, as, and of learning) b. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1) Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian, yaitu dalam bentuk:
• Pembelajaran ulang: apabila ada lebih 75% peserta didik memiliki nilai di bawah KKM
• Belajar kelompok: apabila ada kurang 40% peserta didik memiliki nilai di bawah KKM
• Pemanfaatan tutor sebaya: apabila ada 40% - 75% peserta didik memiliki nilai di bawah KKM
2) Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk tugasmengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber.
Malang, 26 Oktober 2019
Mengetahui Guru IPA
Kepala Sekolah
Ida Wahyuni, M.Pd. Ida Wahyuni, M.Pd.
NIP 19700125 199512 2 004 NIP 19700125 199512 2 004
7
J. Bahan Ajar Pertemuan ke-2 1. Hukum Mendel
Johann Gregor Mendel (dikenal sebagai Mendel) lahir tanggal 22 Juli 1822 di kota kecil Heinzendorf di Silesia, Austria. Mendel adalah orang yang sampai kini dianggap sebagai peletak dasar ilmu genetika. Semasa hidupnya, beliau senang melakukan percobaan di kebunnya untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat tanaman induk diturunkan kepada keturunannya. Hasil percobaannya diumumkan pada tahun 1865, dan sejak tahun itu ilmu tentang keturunan tumbuh dengan teori-teori yang lebih ilmiah.
Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong oleh
keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari induk keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat menanam hibrida dengan hasil yang lebih besar.
Kesuksesan penelitian Mendel disebabkan prosedur Mendel yang digunakannya lebih cemerlang dibanding prosedur yang dilakukan orang lain kala itu. Mendel sangat
memperhitungkan sifat atau karakter dari keturunan dan keturunan tersebut diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah keturunan yang istimewa. Dia juga memisahkan berbagai macam ciri
8
dan meneliti satu jenis ciri saja pada waktu tertentu, tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan secara keseluruhan. Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa, kacang polong, sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan langka.. Dari berbagai hasil penelitiannya, Mendell mengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian dia teliti seperti yang ditunjukan dalam tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Hasil penyilangan yang dilakukan oleh Mendel
Mendel menyilangkan tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan menaruh tepung sari dari yang tinggi pada bunga pohon yang pendek, demikian sebaliknya. Mendel mengharapkan bahwa semua keturunan generasi pertama hasil persilangan itu akan berupa pohon berukuran sedang atau separuh tinggi dan separuh pendek. Namun ternyata, semua keturunan generasi pertama berukuran tinggi.
Rupanya sifat pendek telah hilang sama sekali. Lalu Mendel membiarkan keturunan generasi pertama itu berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua. Kali ini, tiga perempat berupa tumbuhan tinggi dan seperempat tumbuhan pendek. Ciri-ciri yang tadinya hilang muncul kembali.
Dia menerapkan prosedur yang sama pada enam ciri lain. Dalam setiap kasus, satu dari ciri-ciri yang berlawanan hilang dalam keturunan generasi pertama dan muncul kembali dalam seperempat keturunan generasi kedua. Dari percobaan tersebut, Mendell
9
melahirkan hukum mengenai pewarisan sifat yang dikenal dengan Hukum Mendel. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel.
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
a. Hukum Mendel Pertama
Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan dan satu dari sel betina.
Kedua informasi ini (kelak disebut pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri- ciri yang akan muncul pada keturunan. Sekarang, konsep ini disebut Hukum Mendel Pertama yaitu Hukum Segregasi Bebas. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alel itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari alelnya.
Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri
yang dominan sedangkan lainnya resesif. Induk galur murni dengan ciri dominan mempunyai sepasang gen dominan (PP) dan dapat memberi hanya satu gen dominan (P) kepada
keturunannya. Induk galur murni dengan ciri yang resesif mempunyai sepasang gen resesif (pp) dan dapat memberi hanya satu gen resesif (p) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama menerima satu gen dominan dan satu gen resesif (Pp) dan menunjukkan ciri-ciri gen dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat mengandung satu gen dominan (P) atau gen resesif (p). Oleh karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: PP, Pp, pP dan pp. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan sifat dominan, sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan sifat resesif.
b. Hukum Mendel Kedua
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan seperti tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi.
Hasil tersebut diperoleh setelah Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk biji (bulat atau keriput) dan warna biji (kuning atau hijau). Dia menyilang tumbuhan yang selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning) dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama. Jadi, semua tumbuhan generasi pertama mempunyai benih kuning
10
bulat. Gambar 2.6 menunjukkan bahwa ada 16 kombinasi gen pada keturunan ke dua (F2). Dari 16 kombinasi ini, bulat kuning ada 9, bulat hijau ada 3, kisut kuning ada 3, dan kisut hijau ada 1.
Dengan demikian perbandingan kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau
adalah 9 : 3 : 3 : 1. Eksperimen Mendel (gambar 7) menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri resesif itu akan muncul lagi.
11
Lampiran 2
LKPD 2. Hukum Pewarisan Sifat (Hukum Mendel)
Tujuan:
1. Menjelaskan istilah-istilah dalam pewarisan sifat 2. Membuktikan hukum Mendel I dan II
Alat yang digunakan:
1) 6 buah gelas beaker 2) 30 pasang kancing merah 3) 30 pasang kancing putih 4) 30 pasang kancing kuning 5) 30 pasang kancing hijau Cara Kerja:
1. Duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
2. Membaca LKPD dengan saksama.
3. Salah satu perwakilan kelompok mengambil alat yang akan digunakan untuk praktikum.
4. Tempelkan label pada gelas beaker pertama sebagai individu jantan (♂) generasi F1, gelas beaker kedua sebagai individu betina (♀) generasi F1. Kemudian gelas beaker ketiga ditempeli label A dan gelas keempat ditempeli label B.
5. Percobaan terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Membuktikan Hukum Mendel I (Dominasi Penuh)
a. Sebelum memulai percobaan, perhatikan ketentuan berikut. Kancing genetika dianggap sebagai gamet-gamet yang mengandung gen dominan maupun resesif yang dihasilkan oleh generasi F1 yang berperan sebagai induk kedua.
- Kancing merah (M) dominan terhadap kancing putih (m).
- Lambang MM untuk Bunga Merah.
- Lambang mm untuk Bunga Putih.
- Lambang Mm untuk Bunga Merah.
b. Pisahkan 30 pasang kancing warna merah dan putih menjadi 2 bagian yang sama sebagai Campurkan gamet jantan masing-masing dari kancing merah dan putih juga gamet betina masing-masing dari kancing merah dan putih. Masukkan kancing jantan ke dalam gelas berlabel ♂ dan kancing betina ke dalam gelas berlabel ♀.
c. Pasangkan secara acak dan masukkan ke dalam gelas beaker A.
d. Hitung perbandingan yang diperoleh baik fenotip maupun genotip.
2) Percobaan Membuktikan Hukum Mendel II (Dominasi Penuh)
a. Sebelum memulai percobaan, perhatikan ketentuan berikut. Kancing genetika dianggap sebagai gamet-gamet yang mengandung gen dominan maupun resesif yang dihasilkan oleh generasi F1 yang berperan sebagai induk kedua. Kancing merah (B) dominan terhadap kancing putih (b) Kancing kuning (K) dominan terhadap kancing hijau (k). Lambang B untuk biji bulat, dan b untuk biji keriput. Lambang K untuk biji kuning, dan k untuk biji hijau.
b. Pisahkan 20 pasang kancing warna merah dan putih masng-masing menjadi 2 bagian yang sama sebagai gamet jantan (kancing menonjol) dan gamet betina (kancing bercekungan).
12
c. Campurkan gamet jantang masing-masing dari kancing merah dan putih juga gamet betina masing-masing dari kancing merah dan putih. Masukkan kancing jantan ke dalam gelas berlabel ♂ dan kancing betina ke dalam gelas berlabel ♀.
d. Pasangkan secara acak dan masukkan ke dalam gelas beaker A.
e. Lakukan langkah (a) dan (b) untuk kancing kuning dan hijau. Pasangkan secara acak dan masukkan ke dalam gelas beaker B.
f. Pertemukan setiap pasang dari gelas A dan B sampai habis, catat macam dan jumlah fenotip serta genotip pada tabel.
g. Hitung perbandingan yang diperoleh baik fenotip maupun genotip.
13
Lampiran 3
a. Penilaian Sikap (Spiritual dan sosial) 1) Oservasi
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL Nama Sekolah : SMP Negeri 7 Malang Kelas/Semester : IX /Semester I
Tahun pelajaran : 2020/2021
No Tanggal Nama Siswa Catatan
Perilaku Butir Sikap (karakter)
Tanda tangan
Tindak lanjut 1
2 .. dst
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 7 Malang
Ida Wahyuni, M.Pd.
NIP 19700125 199512 2 004
Malang, 8 April 2022
Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam
Ida Wahyuni, M.Pd.
NIP 19700125 199512 2 004
Keterangan:
o Peserta didik dicatat hanya perilaku yang istimewa/menonjol/sangat baik atau jelek b. Penilaian Pengetahuan
1) Tes Lisan
No Tujuan Pembelajaran Soal Jawaban
1 Mendeskripsikan Hukum Mendel
Deskripsikan hukum Mendel dengan menggunakan bahasamu sendiri!
Hukum Mendel ada 2 yaitu Hukum Mendel I dan II.
Hukum Mendel I menyatakan pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau
pemisahan alela (variasi gen) secara bebas, dari diploid menjadi haploid. hukum II Mendel atau
disebut juga hukum Penggabungan Bebas menyatakan pada saat
14
pembentukan gamet, alela atau variasi gen yang menentukan karakter-karakter berbeda dapat bergabung secara bebas satu sama
lain.
2 Menentukan hasil persilangan
monohibrida melalui diagram sesuai hukum pewarisan sifat
Ketika ada seorang laki-laki memiliki rambut bergelombang (Cc) menikah dengan seorang perempuan yang memiliki rambut bergelombang (Cc) juga, bagaimanakah kemungkinan bentuk rambut anaknya?
Kemungkinan bentuk rambut anaknya adalah memiliki 1 anak berambut keriting,
2 anak berambut bergelombang, dan 1 anak berambut lurus.
3 Menentukan hasil persilangan dihibrida melalui diagram sesuai hukum pewarisan sifat
Semangka berbiji bulat kuning (BbKk) disilangkan dengan semangka Bulat hijau (BBkk).
Bagaimanakah kemungkinan hasil keturunannya? Berapa perbandingan fenotif dan genotifnya?
Hasil keturunannya adalah Perbandiungan Fenotif semangka berbiji ulat Kuning (75%) dan 1 Bulat hijau (25%).
Perbandingan genotif BBKK: 1
BBKk: 1 BbKK: 1 Bbkk: 1
2) Tes Tertulis
No Tujuan Soal Jawaban
1 Mendeskripsikan Hukum Mendel
Suatu induk memiliki genotipe BbKk. Maka kemungkinan gen penyusunnya adalah...
A. BK, Bk B. bK, bk C. Bb, Kk
D. BK, bK, Bk, bk
D
2 Menentukan hasil persilangan
monohibrida melalui diagram sesuai hukum pewarisan sifat
Jika seorang wanita bergolongan darah A menikah dengan laki-laki bergolongan darah B, kemungkinan golongan darah yang dimiliki
keturunannya adalah ....
A. A, B, AB, dan O B. A dan B
C. AB dan A D. AB dan B
A
3 Menentukan hasil persilangan dihibrida melalui diagram sesuai hukum pewarisan sifat
Diketahui pada kelinci, rambut hitam dominan terhadap rambut putih. Rambut kasar dominan
terhadap rambut halus. Seekor kelinci
B
15
berambut hitam dan kasar (HHRr) disilangkan dengan kelinci rambut hitam dan kasar juga (HhRr).
Persentase genotip kelinci berbulu hitam halus dan putih halus pada F1 adalah ....
A. 25% dan 0%
B. 25% dan 75%
C. 75% dan 0%
D. 75% dan 25%
c. Penilaian Keterampilan Uji Kinerja/Praktik
No Kriteria Skor Indikator
1 Persiapan 3 Pemilihan alat dan bahan tepat 2 Pemilihan alat atau bahan tepat 1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat 0 tidak menyiapkan alat dan bahan 2 Pelaksanaan 3 Merangkai alat tepat dan rapi
2 Merangkai alat tepat atau rapi 1 Merangkai alat tidak tepat dan rapi 0 Tidak merangkai alat
2 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat 1 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat 0 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat 2 Memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan 1 Memperhatikan keselamatan kerja atau kebersihan 0 Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan 3 Hasil 3 Mencatat dan mengolah data dengan tepat
2 Mencatat atau mengolah data dengan tepat 1 Mencatat dan mengolah data dengan tidak tepat 0 Tidak mencatat dan mengolah data dengan tepat 3 Simpulan tepat
2 Simpulan kurang tepat 1 Simpulan tidak tepat 0 Tidak menyusun simpulan
4 Laporan 3 Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan dan isi laporan benar
16
2 Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan atau isi laporan benar 1 Sistematika tidak sesuai dengan kaidah penulisan dan isi laporan
benar
0 Tidak menyusun laporan