• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DAN KONTROL KEKUASAAN KEHAKIMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN DAN KONTROL KEKUASAAN KEHAKIMAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DAN KONTROL

MASYARAKAT SIPIL DALAM MASYARAKAT SIPIL DALAM KEKUASAAN KEHAKIMAN

DR B b Widj j t DR. Bambang Widjojanto

Senior Partners WSA Lawfirm Fakultas Hukum Universitas Trisakti Fakultas Hukum Universitas Trisakti

Legal Advisor Partnership for Governance Reform Di ik d PELATIHAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK Disampaikan pada PELATIHAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK JEJARING KOMISI YUDISIAL RI, diselenggarakan oleh Puham UII, bekerjasama dengan Komisi Yudisial RI dan NCHR, di Bandung, 30

J ni 3 J li 2010 Juni – 3 Juli 2010

(2)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

”Ubi societas ibi ius” karena ada masyarakat maka ada

• ”Ubi societas ibi ius”, karena ada masyarakat, maka ada hukum.

• Tidak ada hukum jika tidak ada masyarakat, dan ada j y relasi yang erat antara hukum dan masyarakat.

• Ada rakyat Indonesia maka ada konstitusi Indonesia ;

• Ketika Rakyat Indonesia mendeklarasikan

• Ketika Rakyat Indonesia mendeklarasikan

kemerdekaannya, maka UUD 1945 yang menjustifikasi pembentukan pemerintahan Negara Indonesia;

H k d i h dib k d di j k k

• Hukum dan pemerintahan dibentuk dan ditujukan untuk kepentingan rakyat;

• Kontrol rakyat menjadi penting dan relevan agar dapatKontrol rakyat menjadi penting dan relevan agar dapat memastikan bahwa hukum dan pemerintahan memang ditujukan untuk kepentingan rakyat

(3)

KONSTITUSI, MASYARAKAT, HUKUM DAN HAM

K tit i Æ b th tik d t it tif

• Konstitusi Æ sumber authentik dan otoritatif yg dapat menjelaskan hubungan Æ rakyat,

pemerintah hukum dan ham;

pemerintah, hukum dan ham;

• Pada Konstitusi disebutkan beberapa hal; yaitu:

K t R k t I d i t k

– Kesatu, Rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya;

– Kedua dibentuklah Pemerintah Negara IndonesiaKedua, dibentuklah Pemerintah Negara Indonesia, tujuannya untuk Æ melindungi, memajukan dan mencerdaskan;

– Ketiga, disusunlah kemerdekaan itu dalam suatu konstitusi yg terbentuk dalam susunan negera RI;

(4)

• Ada 5 (lima) kata rakyat yg tersebut secara Ada 5 (lima) kata rakyat yg tersebut secara

eksplisit di dalam pembukaan Konstitusi, yaitu meliputi:

– Kesatu, perjuangan pergerakan kemerdekaan Æ telah mengantar rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Neara Indonesia;

g g ;

– Kedua, rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya;

Ketiga susunan Negara RI Æ berkedaulatan rakyat;

– Ketiga, susunan Negara RI Æ berkedaulatan rakyat;

– Keempat, kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm permusyawaratan perwakilan;j p y p ;

– Kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

• Kosakata “Rakyat” ditempatkan mulai dari

j k k d k

perjuangan pergerakan kemerdekaan,

pernyataan kemerdekaan, dasar dari susunan

negara salah satu dasar negara dan tujuan dari

negara, salah satu dasar negara dan tujuan dari

bernegara.

(5)

• Indonesia Indonesia Æ Negara Hukum berbentuk Æ Negara Hukum berbentuk Republik;

• Kedaulatan berada di tangan rakyat; Kedaulatan berada di tangan rakyat;

• Ada konvergensi antara hukum dan rakyat;

– Hukum timbul dan berkembang bersama masyarakat;Hukum timbul dan berkembang bersama masyarakat;

– Hukum bisa jadi adalah produk dari kekuasaan;

– Hukum menjadi instrumen dan ditujukan untuk j j kepentingan masyarakat;

– Hukum adalah instrumen untuk mengarahkan

k t j t t j dii i k

masyarakat menuju suatu tujuan yang diinginkan;

– Hukum ditempatkan di depan kenyataan dan

memandu masyarakat menuju tujuan tertentu yang memandu masyarakat menuju tujuan tertentu yang dapat menimbulkan kemanfaatan, kepastian dan keadilan.

(6)

• Penegakkan hukum dan keadilan dilakukan oleh g kekuasaan kehakiman yg merdeka yang

menyelenggarakan peradilan;

Pih k j di d i t l

• Pihak yang menjadi user dari suatu penyelenggaraan peradilan oleh kekuasaan kehakiman adalah rakyat atau para Justisiabel;

p ;

• Rakyat punya kepentingan agar kekuasaan kehakiman menjadi kekuasaan yang merdeka dan akuntabel di

d l kk h k d k dil

dalam menegakkan hukum dan keadilan;

• Bab XA Æ khusus mengatur perihal HAM diatur dalam 10 pasal dan 25 ayat;

10 pasal dan 25 ayat;

• Rakyat punya keinginan agar HAM tidak hanya diakui prinsipnya di dalam konstitusi tetapi juga dapat di y j g

enforce sehingga dapat sungguh bermanfaat bagi kepentingan rakyat

(7)

PERAN DAN KONTROL MASYARAKAT PERAN DAN KONTROL MASYARAKAT

• Mengapa Rakyat punya Kepentingan: g p y p y p g

– Rakyat atau warga adalah user dan stakeholeders dari kekuasaan kehakiman:

Rakyat atau warga punya kepentingan adanya – Rakyat atau warga punya kepentingan adanya

kekuasaan kehakiman yang independen, profesional dan akuntabel agar terwujudnya peradilan yang

b ih d di l h k t

bersih dan dipercaya oleh masyarakat;

– Rakyat punyau kepentingan adanya kekuasaan yang dapat menjalankan tugas dan kewenangannya untuk p j g g y menegakkan hukum dan keadilan;

– Peradilan negara menerapkan dan menegakkan

hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila (Pasal 2 hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila (Pasal 2 ayat {2} UU No. 48 Tahun 2009)

(8)

PERAN SERTA MASYARAKAT PERAN SERTA MASYARAKAT

• Peran serta Masyarakat diatur secara eksplisit di dalam P l 8 d 9 UU 28 T h 1999 d P l 41 d 42 Pasal 8 dan 9 UU 28 Tahun 1999 dan Pasal 41 dan 42 UU 39 Tahun 1999.

• Peran serta dimaksud di dalam penyelenggaraan negara

• Peran serta dimaksud di dalam penyelenggaraan negara serta di dalam upaya pencegahan dan pemberantadan TPK;

• Wujud Peran serta Masyarakat meliputi:

– a. hak mencari. memperoleh. dan memberikan informasi;

b hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil;

– b. hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil;

– c. hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab;

– d. hak memperoleh perlindungan hukum; :

(9)

• Kedua perundangan menyatakan tata cara

• Kedua perundangan menyatakan tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat dalam Penyelenggara Negara diatur lebih lanjut

Penyelenggara Negara diatur lebih lanjut dengan PP);

• Yang membedakan antara peran serta Yang membedakan antara peran serta

masyarakat di kedua perundangan adalah:

– hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan p j p y

tentang laporannya yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari;

Pemerintah memberikan penghargaan kepada – Pemerintah memberikan penghargaan kepada

anggota masyarakat yang telah berjasa membantu upaya pencegahan, pemberantasan, atau p y p g p

pengungkapan tindak pidana korupsi akan diatur di dalam PP.

(10)

• UU No. 7 Tahun 2006 tentang Ratifikasi UNCAC juga memberikan perhatian tentang partisipasi p blik ait memberikan perhatian tentang partisipasi publik, yaitu antara lain menyatakan:

Sektor swasta turut lakukan pencegahan korupsi: tingkatkan p g p g standar akuntansi & audit, penerapan sanksi yang tegas,

pencegahan penyalahgunaan prosedur yang mengatur badan hukum perdata, termasuk prosedur pemberian subsidi &

periizinan, mencegah benturan kepentingan, membangun sistem dalam lembaga pengawasan yang efektif.

Partisipasi aktif pihak di luar sektor publik : meningkatkan p p p g

kesadaran mengenai kegawatan dan ancaman dari korupsi yg antara lain meliputi: kontribusi publik dalam pembuatan

keputusan, akses yang efektif pada informasi, program pendidikan untuk menyebarkan sikap non toleransi atas korupsi serta mempromosikan dan melindungi kebebasan untuk mencari, mendapatkan, menerbitkan dan menyebarkan

i f i t t k i

informasi tentang korupsi.

(11)

FAKTA KEJAHATAN DALAM KEKUASAAN KEHAKIMAN P P l k K j h t

• Para Pelaku Kejahatan:

– Pelaku yang potensial terlibat di dalam kejahatan mafia hukum, yaitu: meliputi:

• petugas registerasi perkara, pantera, panitera ti h ki k t dil

pengganti, hakim, ketua pengadilan;

• Jaksa, advokat, para piahk, dan terdakwa serta para calo

para calo.

• Pola dan Modus Operandinya:

Kesatu Æ negosiasi putusan/penetapan – Kesatu Æ negosiasi putusan/penetapan,

permintaan uang lelah atau uang terima kasih dan penipuan;

dan penipuan;

(12)

• KeduaKedua Æ hakim atau melalui perantara meminta uang Æ hakim atau melalui perantara meminta uang pada salah satu pihak dengan imbalan berupa putusan perkara yang menguntungkan salah satu pihak/

t d k / k b t b ti i

terdakwa/ korban, mengatur besaran ganti rugi, memutus perkara tidak dapat diterima;

• KetigaKetiga Æ Hakim menunda nunda pembacaan putusan, Æ Hakim menunda-nunda pembacaan putusan dilelangnya amar putusan (baik dilakukan sendiri

maupun dengan perantara),dilakukannya negosiasi

t d d i t l l h t t i

putusan, dan adanya permintaan uang lelah atau terima kasih;

• KeempatKeempat Æ salah satu pihak yang terlibat secara Æ salah satu pihak yang terlibat secara

langsung maupun tidak langsung di dalam persidangan meminta uang dalam jumlah tertentu kepada korban

(t d k t ih k b k ) d i

(terdakwa atau pihak berpekara) dengan cara menipu dan mengatasnamakan kepentingan hakim

(13)

KONTEKS & PROBLEM PENGAWASAN

Ada beberapa jenis pengawasan yang dirumuskan di dalam

Ada beberapa jenis pengawasan yang dirumuskan di dalam Kekuasaan Kehakiman, yaitu “pengawasan tertinggi”,

“pengawasan internal” dan “pengawasan eksternal”:

Pengawasan tertinggi menunjuk pada lingkup pengawasan yaitu:Pengawasan tertinggi menunjuk pada lingkup pengawasan, yaitu:

terhadap penyelenggaraan peradilan pada semua badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung;

Pengawasan internal menunjuk pada subyek yang diawasi yaitu g j p y y g y tingkah laku hakim dan dilakukan oleh Mahkamah Agung;

Pengawasan eksternal ditujukan untuk menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim dan

dil k k l h K i i Y di i l dilakukan oleh Komisi Yudisial;

Komisi Yudisial dapat menganalisis putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran martabat serta perilaku dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim, sebagai dasar rekomendasi untuk melakukan mutasi

hakim”.

(14)

• Ada beberapa masalah yang muncul dalam bidang penga asan problem tsb antara lain

pengawasan, problem tsb. antara lain:

• Kesatu, pengawasan internal Æ mengawasi ”tingkah laku” hakim dan ”perilaku” hakim. Apakah pengawasan p p p g tersebut mempunyai kaitan dengan penyelenggaraan peradilan?.

• Kedua ”core business” dari kekuasaan kehakimanKedua, core business dari kekuasaan kehakiman adalah menyelenggarakan peradilan dan ”core

business” dari Komisi Yudisial adalah menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran martabat serta menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

• Ada 2 (dua) pertanyaan:

– Apakah dalam rangka menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat hanya berkenaan dengan perilaku hakim saja?

Ataukah

Apakah penegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta – Apakah penegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta

perilaku hakim juga berkaitan dengan penyelenggaraan peradilan?.

(15)

PERTANYAAN PERTANYAAN

• Sejauhmana rakyat mempunyai peran dan dapat melakukan kontrol terhadap p p

kekuasaan kehakiman ?;

• Ada kepentingan dari rakyat ada modus

• Ada kepentingan dari rakyat, ada modus operandi dan berbagai keterbatasan

prosedural

(16)

UPAYA DAN PROGRAM

DALAM KONTEKS PERAN DAN KONTROL

Ad 2 (d ) l k t lib t k t i

• Ada 2 (dua) pola keterlibatan masyarakat, empowering from within and pressure from outside;

• Ada berbagai LSM dan Non Formal Leaders yangAda berbagai LSM dan Non Formal Leaders yang

terlibat dalam pengembangan kapasitas kelembagaan lembaga penegakkan hukum; Tidak cukup banyak yang

bil b i W t h D

mengambil peran sebagai Watch Dog;

• Tantangannya, sejauhmana peran yang dimainkan LSM dan Informal Leaders sudah bermanfaat bagi

dan Informal Leaders sudah bermanfaat bagi kepentingan justisiabel; peningkatan kualitas

independensi dan akuntabilitas kekuasaan kehakiman;

d d l k t lib t k tit

dan mendorong perluasan keterlibatan konstituennya.

(17)

UPAYA DAN PROGRAM YANG DIPERLUKAN?

Keterbukaan Æ Informasi yang bersifat material dan

• Keterbukaan Æ Informasi yang bersifat material dan relevan (disclosure) mengenai lembaga dalam

melaksankaan tugas dan wewenangnya.

• Independensi Æ Meminimalisasi intervensi dari

”kekuasaan” lainnya dan juga semua faktor, pengaruh atau tekanan pihak lainnya yang bertentangan dengan p y y g g g intergitas dan kredibilitas kekuasaan kehakiman yang baik;

• Key Performance Indexs Æ Adanya indikator dan

• Key Performance Indexs Æ Adanya indikator dan parameter yang terukur serta mekanisme yang jelas untuk mengukur kinerja lembaga dan aparatur yang

bekerja pada institusi kekuasaan kehakiman khususnya bekerja pada institusi kekuasaan kehakiman, khususnya dalam konteks akses publik pd proses di lembaga

kekuasaan kehakiman;

(18)

P k lid i i t i t l d

• Program konsolidasi sistem pengawasan internal dan eksternal, serta tidak terintegrasinya pengawasan

melekat dan fungsional;

melekat dan fungsional;

• Perluasan keterlibatan partisipasi publik baik melalui penanganan klaim dan komplain maupun kontribusi ide

d k j b d

dan gagasan untuk turut serta menjaga martabat dan penghormatan kekuasaan kehakiman;

• Konsolidasi LSM dan Informal Leaders yang bergerak di

• Konsolidasi LSM dan Informal Leaders yang bergerak di bidang peningkatan kapasitas kelembagaan dan watch dog untuk secara bersama merumuskan fkous, prioritas, mekenisme sinergitas untuk mendorong percepatan

independensi dan akuntabilitas kekuasaan kehakiman.

• Peningkatan pembuatan program alternatif yang dapat

• Peningkatan pembuatan program alternatif yang dapat dijadikan terobosan untuk hal tersebut di atas.

(19)

• Hal lain yang dapat didesakkan masyarakat:

– Pembuatan Single Identity Number for Law Enforcers;

– LHKPN yang di integrasikan dengan Mereva In y g g g Junction;

– Help Desk dan Quick Respond for Public Complaint:

– Publikasi Putusan Landmark Hakim agar dapat dijadikan Benchmark;

– Pemberian Reward pada para Jurist yang menunjukan kinerja jauh melebihi batas kewajibannya;

– Analisis Putusan Hakim dan mempublikasikannya hingga dapat menjadi “Qulaity Social Control”;

R it li i Idi l i d i R ht Id D t i d – Revitalisasi Idiologi dari Rechts Idee, Doctrine, dan

Teori yang relevan dengan kepentingan masyarakat;

(20)

Referensi

Dokumen terkait

PENGUATAN PERAN KOMISI YUDISIAL DALAM MENEGAKKAN KEKUASAAN KEHAKIMAN (STUDI KOMPARASI FUNGSI PENGAWASAN KOMISI YUDISIAL DAN CONSEIL SUPÉRIEUR DE LA

11 IKAHI berpendapat jikapun kewenangan KY dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku Hakim ditafsirkan mencakup bidang pengawasan

Sementara beberapa ketentuan yang berkaitan dengan kewenangan menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim, dalam putusan Mahkamah

Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran

Melihat dari isi pasal tersebut memang telah disebutkan bahwa kewenangan Komisi yudisial adalah menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta

Komisi Yudisial mempunyai tugas mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim,

Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim diperlukan pengawasan terhadap perilaku hakim konstitusi agar sesuai kode

Menurut UU MD3, Mahkamah Kehormatan Dewan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap dan bertugas menjaga serta menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat DPR sebagai