21 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE / TEKNIK PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2008). Metode yang digunakan adalah metode survei.
A survey design provides a quantitative numeric description of some fraction of the population –the sample- through the data collection process of asking question of people (Fowler, 1988). This data collection, in turn, enables a researcher to generalize the finding from a sample of responses to a population...
(Creswell,1994:117).
Metode survei memaparkan deskripsi numerik kuantitatif dari beberapa bagian dari populasi –yaitu sampel- melalui proses pengumpulan data berupa pertanyaan-pertanyaan secara tertulis (Fowler, 1988). Data yang terkumpul, selanjutnya, memampukan peneliti untuk menggeneralisasikan penemuan dari sampel kepada populasi yang ada.... (Creswell, 1994:117)
Manfaat dari penelitian dengan metode survei, menurut Shaugnessy dkk (2003:125), adalah sebagai berikut :
1. Survey research is used to asses people’s thought, opinions, and feelings.
2. Survey can be specific and limited in scope or more global in their goals.
3. The best way to determine weather results of a survey are biased is to examine the survey procedures and analysis.
22
1. Penelitian survei digunakan untuk mengukur pemikiran, opini, dan perasaan orang-orang.
2. Survei dapat menjadi spesifik dan terbatas dalam satu ruang lingkup atau lebih bersifat global sesuai dengan tujuannya.
3. Cara terbaik untuk mengambil keputusan apabila hasil dari survei bias yaitu dengan cara menguji prosedur dan analisis survei.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei cross-sectional, yaitu survei yang diadakan pada satu populasi dalam jenjang waktu yang bersamaan (Shaugnessy dkk, 2003).
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi penelitian ini adalah remaja putra di kota Bandung yang menggunakan produk brand Kawasaki Ninja. Sample frame dalam penelitian ini adalah remaja putra yang tergabung dalam komunitas Kawasaki Ninja di kota Bandung. Teknik yang digunakan dalam proses sampling adalah convenience sampling (non- probability), yaitu teknik sampling dengan memilih responden berdasarkan kesediaan
dan kemampuan mereka untuk menjadi responden (Shaugnessy dkk, 2003).
Sumber data atau elemen survei adalah remaja putra (remaja akhir dalam rentang usia 16-18 tahun) di kota Bandung yang menggunakan brand Kawasaki Ninja dan tergabung dalam komunitas Kawasaki Ninja di kota Bandung
23
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Sugiyono, 2005). Adapun variabel dari penelitian ini adalah self-branding.
Self-branding memiliki dua komponen, yaitu konsep diri dan brand image yang memiliki dinamika yang sifatnya saling mempengaruhi (Ball, et.al, 1992).
Konsep diri diartikan sebagai ”...those physical, social, and physiological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others”
(William D. Brooks dalam Rakhmat 1992 : 99), yaitu persepsi diri individu yang bersangkutan mengenai fisik, sosial, dan fisiologis yang diperoleh dari pengalaman dan interaksinya dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari dua unsur, (1) real image, yakni keadaan diri individu yang sesungguhnya sebagai kenyataan, dan (2) ideal image, yakni gambaran diri seperti yang diinginkan, bagaimana dirinya seharusnya, sebagai tujuan perkembangan dan prestasi (Alwisol, 2006).
Brand image adalah ”... the perceptions and beliefs held by consumer, as reflected in the associations held consumer memory”, yaitu persepsi dan keyakinan yang ada pada konsumen, seperti yang direfleksikan dalam gabungan ingatan konsumen. Brand image dibentuk oleh dua faktor, yaitu (1) product attributes, yakni sejumlah atribut produk tertentu dalam pikiran konsumen, yang mengingatkannya pada karakteristik brand tersebut, dan (2) consumer benefits, yakni value tersendiri bagi konsumennya yang akan dilihat oleh konsumen sebagai benefits yang diperolehnya ketika ia membeli atau mengkonsumsi produk tersebut (Aaker, 1996:196).
24
Berdasarkan pemaparan di atas, definisi operasional penelitian ini dapat digambarkan ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan definisi operasional self-branding menurut Ball dkk (1992), yang merupakan alat ukur untuk mengetahui self-branding. Kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
VARIABEL DIMENSI SUBDIMENSI INDIKATOR Self-
branding
1. Konsep Diri
1. Real Image
1. Subyek menghayati dirinya sebagai sosok yang maskulin
(Ball et.al., 1992)
2. Subyek menghayati kebebasan sebagai salah satu karakteristiknya
3. Subyek menyukai kegiatan yang memacu adrenalin
2. Ideal Image
1. Subyek memiliki keinginan untuk terlihat maskulin
2. Subyek ingin seperti idolanya pada olahraga adrenalin
3. Subyek yakin bahwa kendaraannya membuatnya terlihat keren
2. Brand Image
1. Product Atributes
1. Subyek meyakini bahwa ia layaknya seorang pembalap ketika
menggunakan motornya
2. Subyek selalu merasa maskulin dan energik ketika menaiki motornya
2. Consumer Benefits
1. Subyek merasa nyaman untuk menempuh perjalanan dengan kendaraannya
2. Subyek lebih percaya diri ketika menggunakan motornya
3. Subyek merasa motornya adalah ekspresi sifat dan kepribadiannya
25
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen KISI-KISI INSTRUMEN SELF-BRANDING
DIMENSI SUB
DIMENSI INDIKATOR NOMOR &
BENTUK
JUMLAH
+ - + - ∑
KONSEP DIRI
Real Image
Subyek menghayati dirinya
sebagai sosok yang maskulin 1,11,21 31,41 3 2 5
Subyek menghayati kebebasan sebagai salah satu
karakteristiknya
2,12,22 32,42 3 2 5
Subyek menyukai kegiatan yang memacu adrenalin
3,13,23,
33 43 4 1 5
Ideal Image
Subyek memiliki keinginan untuk terlihat maskulin
4,14,24,
34,44 5 __ 5
Subyek ingin terlihat seperti idolanya dalam olahraga adrenalin
5,15,25,
35 45 4 1 5
Subyek yakin bahwa
kendaraannya membuatnya terlihat keren
6,16,26 36,46 3 2 5
26
Alat ukur self-branding dibuat dengan menggunakan skala Likert. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008), bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, dimana sikap/pendapat/persepsi tersebut memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Setiap pernyataan dalam instrumen ini memiliki lima alternatif jawaban, yaitu
“Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Ragu-ragu (R)”, “Tidak Setuju (TS)”, dan
“Sangat Tidak Setuju (STS)”, dimana masing-masing jawaban tersebut memiliki
BRAND IMAGE
Product Attributes
Subyek meyakini bahwa ia layaknya seorang pembalap ketika menggunakan motornya
7,17,27 37,47 3 2 5
Subyek selalu merasa maskulin dan energik ketika menaiki motornya
8,18 28,38 2 2 4
Consumer Benefits
Subyek merasa nyaman menempuh perjalanan dengan menggunakan kendaraannya
9,19,29 39,49 3 2 5
Subyek lebih percaya diri ketika menggunakan motornya
10,20,3
0 40,50 3 2 5
Subyek merasa motornya adalah ekspresi sifat dan kepribadiannya
48,52,5
4 51,53 3 2 5
27
nilainya sendiri-sendiri, yang bergerak dari skor 1 sampai 5, sesuai dengan sifat favorable / unfavorable dari ítem pernyataannya. Berikut adalah masing-masing nilai untuk tiap alternatif jawaban berdasarkan sifat dari ítem pernyataannya :
Tabel 3.3. Sistem Penilaian Instrumen Item
Favorable
Item Unfavorable
1 STS 5
2 TS 4
3 R 3
4 STS 2
5 SS 1
E. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Validitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan tingkat kevalidan /kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang sahih memiliki validitas yang tinggi, dan sebaliknya. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana dara yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran yang diteliti.
1. Validitas Content/ Isi
Pengujian validitas ini dilakukan sebelum pengambilan data. Instrumen yang sudah dibangun sesuai dengan aspek-aspek yang hendak diukur dengan berlandaskan teori, selanjutnya dikonsultasikan kepada tiga orang ahli (dosen), yaitu Helli Ihsan, MIF Baihaqi, dan Ita Juwitaningrum dimintai pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun. Ketiga ahli
28
melakukan seleksi terhadap item-item yang ada dalam instrumen dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki item-item yang kurang valid, yaitu :
- Penghapusan / penggantian sebagian kata dalam item pernyataan yang dirasa kurang valid
2. Validitas dan Reliabilitas Item dalam Kuesioner
Uji validitas dilakukan setelah penyebaran kuesioner. Validitas item dilihat dari skor Item-Total Correlation yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS 17.0.
Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan metode Alpha- Cronbach dengan menggunakan program SPSS 17.0. Azwar (2008)
menyatakan bahwa item pernyataan yang memiliki Cronbach’s Alpha dengan nilai kurang dari 0,3 dapat dikatakan tidak reliabel. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dilakukan penghitungan terhadap masing-masing pernyataan dari kuesioner Self-branding pada Remaja untuk dicari nilai Cronbach’s Alpha kemudian dibandingkan dengan nilai 0,3 tersebut. Dari pernyataan di
atas, maka dapat dibuat kesimpulan untuk menguji apakah suatu pernyataan reliabel atau tidak, yaitu :
- Jika Cronbach’s alpha > 0.3, maka item tersebut reliabel - Jika Cronbach’s alpha < 0.3, maka item tersebut tidak reliable
29
Tabel 3.4. Item-Total Statistics Untuk Subdimensi Real Image
No Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Cronbach's Alpha If Item
Deleted
1 Saya berorientasi ke masa depan -0,012 0,893
11 Saya memiliki wawasan yang luas 0,482 0,890
21 Saya tidak cengeng 0,125 0,893
31 Saya bukan seorang pemberani 0,536 0,888
41 Saya bukan seorang yang tegar 0,449 0,889
2 Saya adalah pribadi yang bebas 0,002 0,894
12 Saya adalah pribadi yang bebas dari aturan tertentu
dari seseorang 0,050 0,894
22 Saya memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu
tanpa rasa bersalah -0.084 0.896
32
Saya tidak pernah melawan setiap peraturan yang ditetapkan orang lain terhadap kehidupan pribadi saya
0,175 0,892
42 Saya tidak mampu mengambil keputusan sendiri
ketika menemui permasalahan -0,116 0,896
3 Saya suka melakukan kegiatan fisik yang
melelahkan -0,205 0,896
13 Saya selalu bersemangat untuk melakukan sesuatu
yang menantang 0,326 0,891
23 Saya suka menerima tantangan dari orang lain 0,111 0,893 33 Saya tidak suka menghabiskan waktu dengan duduk
berdiam diri 0,012 0,895
43 Saya tidak suka bekerja keras 0,470 0,889
Dari 15 item pernyataan untuk dimensi Real Image yang diujikan kepada 40 orang responden, terdapat 10 pernyataan yang memiliki skor korelasi Item- Total di bawah 0,3 sehingga dinilai tidak layak untuk digunakan. 10 pernyataan akan mengalami reduksi data, dan 5 pernyataan akan
30
dipergunakan sebagai item final pada dimensi Real Image.
Tabel 3.5. Item-Total Statistics Untuk Dimensi Ideal Image
No Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Cronbach's Alpha If Item
Deleted
4 Saya ingin terlihat maskulin 0,151 0,893
14 Saya ingin memiliki kekuatan layaknya seorang pria 0.509 0,889 24 Saya ingin terlihat lebih kuat dari sekarang 0,459 0,889 34 Saya ingin terkesan mampu melindungi orang lain 0,308 0,891 44 Saya ingin terlihat sebagai sosok pemberani 0,278 0,891 5 Saya ingin terlihat seperti atlet pria yang gagah 0,404 0,890 15
Saya akan selalu menyempurnakan kendaraan saya untuk menunjang penampilan saya layaknya seorang pembalap professional
0,513 0,889
25 Saya ingin selalu memperlengkapi penampilan saya
layaknya atlet pria di media massa 0,353 0,890
35 Saya selalu mengikuti perkembangan penampilan
tokoh-tokoh pria idola saya di bidang olahraga 0,326 0,891
45 Saya tidak ingin terlihat sporty 0,522 0,888
6 Ketika melintas di jalan raya, banyak orang yang
memperhatikan penampilan saya 0,564 0,888
16 Saya terlihat lebih keren dengan motor Ninja 0,597 0,888 26 Percaya diri saya bertambah ketika saya
mengendarai motor Ninja 0,584 0,888
36 Saya tidak pernah merasa nyaman ketika bepergian
menggunakan motor Ninja 0,341 0,890
46 Saya tidak pernah menarik perhatian orang lain
ketika melintas dengan menggunakan motor Ninja 0,305 0,891
Dari 15 item pernyataan untuk dimensi Ideal Image yang diujikan kepada 40 orang responden, terdapat 2 pernyataan yang memiliki skor korelasi Item- Total di bawah 0,3 sehingga dinilai tidak layak untuk digunakan. 2 pernyataan
31
akan mengalami reduksi data dan 13 pernyataan akan dipergunakan sebagai item final pada dimensi Ideal Image.
Tabel 3.6. Item-Total Statistics Untuk Dimensi Product Attributes
No Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Cronbach's Alpha If Item
Deleted 7 Dengan motor Ninja, saya terlihat layaknya seorang
pembalap 0,468 0,889
17 Saya terlihat lebih sporty ketika mengendarai motor
Ninja 0,580 0,888
27 Saya mampu mengendarai motor Ninja dengan
kecepatan tinggi di jalan raya 0,398 0,890
37 Saya tidak pernah terkesan sporty layaknya
pembalap setiap kali mengendarai motor Ninja 0,671 0,886 47 Saya tidak merasa memiliki image yang keren
seperti pembalap ketika menggunakan motor Ninja 0,564 0,887 8 Saya terlihat maskulin ketika menggunakan motor
Ninja 0,431 0,889
18 Saya selalu menarik perhatian orang lain ketika
mengendarai motor Ninja 0,527 0,888
28 Saya tidak merasa energik ketika menggunakan
motor Ninja 0,313 0,891
38 Saya tidak merasa menjadi pria yang gagah dan
keren dengan motor Ninja 0,395 0,890
Dari 9 item pernyataan untuk dimensi Product Attributes yang diujikan kepada 40 orang responden, tidak terdapat pernyataan yang memiliki skor korelasi Item-Total kurang dari 0,3. Maka semua pernyataan dinilai layak dan dapat dipergunakan sebagai item final pada dimensi Product Attributes.
32
Tabel 3.7. Item-Total Statistics Untuk Dimensi Consumer Benefits
No Pernyataan
Corrected Item Total Correlation
Cronbach's Alpha If Item
Deleted 9 Saya merasa nyaman ketika mengendarai motor
Ninja 0,465 0,890
19 Saya selalu bersemangat untuk melakukan
perjalanan panjang dengan motor Ninja 0,044 0,894
29 Kemanapun saya pergi, saya ingin selalu
mengendarai motor Ninja 0,500 0,888
39 Saya tidak ingin pergi kemanapun jika
menggunakan motor Ninja 0,386 0,890
49 Saya tidak nyaman berkendara dengan motor Ninja 0,271 0,891 10 Saya merasa lebih percaya diri ketika menggunakan
motor Ninja 0,607 0,888
20 Kemanapun saya pergi, saya akan tetap merasa
nyaman dan percaya diri dengan motor Ninja 0,554 0,888 30 Saya merasa memiliki kekuatan dan energi yang
lebih ketika menggunakan motor Ninja 0,511 0,888
40 Saya tidak merasa percaya diri ketika pergi
menggunakan motor Ninja 0,527 0,888
50 Saya tidak memiliki keyakinan akan kelebihan saya
jika menggunakan motor Ninja 0,607 0,887
48 Saya selalu berusaha merawat motor saya dengan
sebaiknya, layaknya saya merawat diri saya sendiri 0,081 0,893 52 Saya akan terlihat lebih sempurna ketika motor saya
juga terlihat sempurna 0,333 0,891
54 Jika orang lain melihat motor saya, maka ia akan
mengagumi saya juga 0,513 0,888
51
Saya tidak pernah memperdulikan penampilan motor saya, karena sedikit pun tidak berpengaruh terhadap penampilan saya
0,295 0,891
53
Jika motor Ninja saya kotor, artinya saya lebih banyak menghabiskan waktu mengurus penampilan pribadi saya ketimbang motor Ninja saya
0,158 0,893
Dari 15 item pernyataan untuk dimensi Consumer Benefits yang diujikan
33
Deviasi standar = rentang skor penelitian : satuan deviasi
kepada 40 orang responden, terdapat 5 pernyataan yang memiliki skor korelasi Item-Total di bawah 0,3 sehingga dinilai tidak layak untuk digunakan. 5 pernyataan akan mengalami reduksi data, dan 10 pernyataan akan dipergunakan sebagai item final pada dimensi Consumer Benefits.
Setelah reduksi data dilakukan pada pernyataan-pernyataan yang dianggap tidak layak (memiliki skor korelasi Item-Total kurang dari 0,3), diperoleh 37 item final dan reliabilitas instrumen secara keseluruhan memperoleh skor 0,919 (tinggi) sehingga layak untuk dipergunakan.
F. KATEGORISASI SKALA F. KATEGORISASI SKALA
Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurutsuatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2008:107).
Secara keseluruhan tanggapan terhadap variabel Self-branding dan dimensi- dimensinya dapat diketahui kedudukannya dari skor yang didapat berdasarkan data dari rekapitulasi skor penelitian. Untuk itu, kita perlu menentukan satuan deviasi standar populasi dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skor penelitian adalah interval skor tertinggi sampai skor terendah yang dapat diperoleh dalam penelitian. Dimana dalam penelitian ini, skor tertinggi
34
adalah 5x37 item = 185. Dan skor terendah yang dapat diperoleh adalah 1x37 item = 37. Sehingga rentang skor penelitian adalah 185 – 37 = 148.
Satuan deviasi adalah konstanta, yaitu 6. Dengan demikian, deviasi standar (σ) penelitian ini adalah :
Satuan deviasi standar populasi (σ) ini akan digunakan untuk membuat kategori normatif skor subjek.. Selain itu, kita juga membutuhkan Mean (M) dari keseluruhan skor data mentah. Dimana,
M = (skor tertinggi - skor terendah)
+ skor terendah 2
Maka,
M = (skor tertinggi - skor terendah)
+ skor terendah 2
= (185 - 37)
+ 37 2
= 148 + 37
2
= 74 + 37
= 111
Berdasarkan pola kategorisasi yang terdapat pada Azwar (2008 : 109), maka norma untuk kategorisasi skor penelitian ini adalah sebagai berikut :
σ = 148 : 6
= 25 (dibulatkan)
35
X < M – (1,5 σ) sangat rendah M – (1,5 σ) < X ≤ M – (0,5 σ) rendah M – (0,5 σ) < X ≤ M + (0,5 σ) sedang M + (0,5 σ) < X ≤ M + (1,5 σ) tinggi M + (1,5 σ) < X sangat tinggi
X < 111 – (1,5 . 25) 111 – (1,5 . 25) < X ≤ 111 – (0,5 . 25) 111 – (0,5 . 25) < X ≤ 111 + (0,5 . 25) 111 + (0,5 . 25) < X ≤ 111 + (1,5 . 25) 111 + (1,5 . 25) < X
sehingga dengan harga σ = 25, dan M = 111, akan diperoleh kategori-kategori skor Self-branding :
Dalam populasi teoretik yang mengikuti distribusi normal standar (σ=25), norma seperti di atas akan menghasilkan distribusi sebagai berikut :
73,5 98,5 123,5 148,5
: : : :
sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi
Dari norma di atas, diperoleh hasil dari 40 responden penelitian, di antaranya tidak seorangpun remaja yang memiliki self-branding sangat rendah, 1 remaja memiliki self-branding rendah, 4 remaja memiliki self-branding sedang, 17 remaja memiliki self-branding tinggi, dan 18 remaja memiliki self-branding
36 sangat tinggi.
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik análisis data yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah deskriptif adalah menentukan skor ideal (kriterium). Skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap jawaban memberi jawaban dengan skor tertinggi. Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah skor hasil penelitian dengan skor ideal. Hal tersebut dapat dicari dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2008):
Skor Ideal = skor tertinggi x jumlah butir item
Deviasi estándar diperoleh dari distribusi pada kurva normal, yaitu : Deviasi Standar Ideal (SDIdeal) = 6
Dan menghitung mean teoritis dari skor dengan cara :
M = (skor tertinggi - skor terendah)
+ skor terendah 2
Lalu berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dilakukan pembangunan norma atau kategorisasi.
H. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
Prosedur pelaksanaan penelitian dilakukan atas beberapa tahapan, yaitu :
37 1. Tahap persiapan
a. Menentukan ruang lingkup permasalahan b. Melakukan studi kepustakaan
c. Melakukan pemilihan topik penelitian d. Menyusun rancangan penelitian
e. Menetapkan populasi dan sampel penelitian f. Menentukan teknik pengambilan data g. Menyiapkan alat ukur yang akan digunakan h. Menentukan sampel penelitian
i. Meyelesaikan masalah administrasi mengenai perizinan pelaksanaan penelitian secara formal
2. Tahap pengumpulan data
a. Menghubungi komunitas Kawasaki Ninja Banding, di antaranya Kawasaki Ninja Club (KNC) dan Komunitas Ninja 250R Bandung.
b. Melaksanakan pengambilan data sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
3. Tahap pengolahan data
a. Melakukan penilaian atau skoring terhadap data b. Membuat tabulasi data-data yang diperoleh
c. Melakukan análisis data dengan menggunakan pengujian statistik deskriptif
4. Tahap akhir
38
a. Menginterpretasikan hasil análisis statistik dan membahas berdasarkan teori yang digunakan
b. Merumuskan kesimpulan masalah penelitian dengan mengajukan saran- saran yang ditujukan untuk perbaikan dan kesempurnaan penelitian
c. Menyusun, memperbaiki, dan menyempurnakan hasil laporan penelitian, kemudian menuliskannya dalam suatu laporan ilmiah.