MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DARING MELALUI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) DI SDN 7 BARU TAHUN
PELAJARAN 2020/2021 Karsilah, S.Pd.SD
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 7 Baru
Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat Abstract
This study aims to improve the ability of teachers to manage online classes through the focus group discussion method at SDN 07 Baru, Kotawaringin Barat Regency, for the 2020/2021 academic year.
The method used is school action research. This research will be carried out at SDN 7 Baru. The choice of this place is where the author serves as a school supervisor at SDN 7 Baru. The research will be conducted in the even semester of the 2020/2021 academic year. The results of this study indicate that the implementation of Focus Group Discussion (FGD) at SDN 7 Baru can be done through observation and monitoring of school supervisors. From the results of the analysis, it was found that Focus Group Discussions (FGD) were very effective in increasing the ability of teachers to manage online classes, because school principals had the opportunity to discuss together to study and solve problems based on conditions in the field, then they could correct them or take action. continue in the next cycle continuously if the problem has not been resolved.
Keyword : FGD, Teacher Ability and School Action Research Abstraks
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas daring melalui metode focus group discussion di SDN 07 Baru Kabupaten Kotawaringin Barat tahun ajaran 2020/2021. Metode yang digunakan merupakan penelitian tindakan sekolah. Penelitian ini akan dilaksanakan SDN 7 Baru. Pemilihan tempat ini di mana penulis bertugas sebagai pengawas sekolah SDN 7 Baru.
Penelitian akan dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 . Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) di SDN 7 Baru dapat dilakukan melalui pengamatan dan pemantauan pengawas sekolah. Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa, Focus Group Discussion (FGD) sangat efektif untuk meningkatakan Kemampuan guru dalam mengelola kelas daring, karena kepala sekolah memiliki kesempatan mendiskusikan secara bersama-sama untuk mengkaji dan memecahkan permasalahan berdasarkan keadaan di lapangan, kemudian dapat memperbaikinya atau melakukan tindak lanjut pada siklus berikutnya secara terus menerus apabila masalah belum terselesaikan.
Kata Kunci : FGD, Kemampuan Guru, Dan Penelitian Tindakan Sekolah PENDAHULUAN
Guru sebagai agen pembelajaran harus memiliki kemampuan menerapkan berbagai model pembelajaran (Siregar, 2018).
Menurut Yusila (2018), oleh karena itu sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memerlukan strategi baru dalam kegiatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh peran guru (teacher centered) kemudian diperbaharui dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam implementasi KTSP guru harus mampu memilih dan menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa secara optimal. Guru tidak hanya terpaku dengan pembelajaran di dalam kelas, melainkan
harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan metode yang lebih bervariatif.
Berdasarkan beberapa temuan di lapangan, penulis tertarik melakukan penelitian tentang kemampuan guru dalam mengelola kelas daring. Pada kenyataannya guru masih gagap dalam mengelola kelas secara daring, hal ini ditunjukkan dengan beberapa guru masih belum menguasai media/aplikasi online yang digunakan dalam kelas daring. Pembelajaran daring masih monoton dengan pemberian tugas kepada siswa, guru masih belum bisa menerapkan metode mengajar secara daring secara optimal.
Oleh karena itu maka penulis akan melakukan penelitian tindakan sekolah dengan yang akan dituangkan dalam sebuah bentuk tulisan PTS dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam
Group Discussion di SDN 7 Baru Tahun Pelajaran 2020/2021”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Penelitian ini mengambil bentuk penelitian tindakan sekolah (PTS) yaitu peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam supervisi pembelajaran melalui kunjungan kelas dalam rangka mengimplementasikan standar proses, yang terdiri dari 3 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu :
(1) tahap perencanaan program tindakan, (2) pelaksanaan program tindakan, (3) pengamatan program,
(4) refleksi.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 7 Baru Kecamatan Arut Selatan.
Pemilihan tempat ini di mana penulis bertugas sebagai kepala sekolah di SDN 7 Baru. Penelitian akan dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 di SDN 7 Baru Kecamatan Arut Selatan.
Berikut adalah jadwal kegiatan dan waktu penelitian:
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Dan Waktu Penelitian
KEGIATAN WAKTU
Observasi Awal Januari
Breefing kepada kepala sekolah tentang kemampuan kepala sekolah dalam supervisi pembelajaran
Januari
Focus Group Discussion
(FGD) pertemuan 1 dan 2 Februari Focus Group Discussion
(FGD) pertemuan 3 dan 4
Februari Evaluasi Tindakan Maret Menyusun laporan
penelitian Maret
Sumber: Data diolah
Metode Pengumpulan Data
Agar pelaksanaan penerapan Focus Group Discussion (FGD) untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas daring yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, Pengawas Sekolah mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas semua guru, disamping itu juga guru diminta mengisi daftar kehadiran yang diisi setiap hari untuk mengetahui jam keberangkatan dan kepulangan dari semua guru di SDN 7 Baru. Kemudian mendokumentasikan hasil pengamatan tersebut.
Indikator Kinerja
Untuk mengukur keberhasilan penelitian ini, maka indikator kinerja berikutnya apabila hasil penelitian ini dengan valid dapat menunjukkan,:
1. Guru mampu menguasai media/ aplikasi online yang digunakan dalam kelas daring;
2. Guru mampu memaksimalkan penggunaan media sosial untuk berinteraksi dan melaksanakan pembelajaran, seperti menggunakan Whatsapp, Line, Telegram dan lainnya untuk menyampaikan informasi dan berinteraksi.;
3. Guru mampu membuat materi pengajaran dalam bentuk Power Point Presentasi yang menarik dan informatif yang kemudian diubah ke dalam bentuk PDF sehingga mudah bagi peserta didik untuk mengakses dan menyimpan dalam telepon selular
4. Guru mampu membuat atau menggunakan video simulasi atau tutorial untuk menjelaskan materi yang telah disampaikan dengan singkat dan padat.
5. Guru mampu membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil agar lebih mudah untuk mendampingi, melakukan pembelajaran serta memantau perkembangan siswa.
6. Guru mampu melakukan kerjasama antara guru dan orang tua, hal ini menjadi sangat penting karena para orang tua dapat memantau proses pembelajaran anak-anak mereka.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Awal
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Baru dengan subjek penelitian adalah sebagian guru yang ada di SDN 7 Baru.
Jumlah seluruh kepala sekolah binaan ada 8 Guru. Adapun karakteristik kondisi awal kepala sekolah di SDN 7 Baru adalah sebagai berikut:
(1) Guru belum mampu menguasai media/aplikasi online yang di gunakan dalam kelas daring;
(2) Guru belum mampu memaksimalkan penggunaan media sosial untuk berinteraksi dan melaksanakan pembelajaran, seperti Whatsapp, Line, Telegram dan lainnya untuk menyampaikan informasi dan berinteraksi.;
(3) Guru belum mampu membuat materi pengajaran dalam bentuk Power Point Presentasi yang menarik dan informatif yang kemudian diubah ke dalam bentuk PDF sehingga mudah bagi peserta didik untuk mengakses dan menyimpan dalam telepon selular
(4) Guru belum mampu membuat atau menggunakan video simulasi atau tutorial untuk menjelaskan materi yang telah disampaikan dengan singkat dan padat.
(5) Guru belum mampu membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil agar lebih mudah untuk mendampingi, melakukan pembelajaran seta memantau perkembangan siswa.
(6) Guru belum mampu melakukan kerjasama antara guru dan orang tua, hal ini menjadi sangat penting karena para orang tua dapat memantau proses pembelajaran anak-anak mereka
Tabel 3
Hasil supervisi Pra Siklus
Sumber: Data diolah
Keterangan:
Aspek 1: Guru mampu menguasai media/aplikasi online yang digunakan dalam kelas daring.
Aspek 2: Guru mampu memaksimalkan penggunaan media sosial untuk berinteraksi dan melaksanakan pembelajaran, seperti Whatsapp, Line, Telegram dan lainnya untuk menyampaikan informasi dan berinteraksi.
Aspek 3: Guru mampu membuat materi pengajaran dalam bentuk Power Point Presentasi yang menarik dan informatif yang kemudian diubah ke dalam bentuk PDF sehingga mudah bagi peserta didik untuk mengakses dan menyimpan dalam telepon selular
Aspek 4: Guru mampu membuat atau menggunakan video simulasi atau tutorial untuk menjelaskan materi yang telah disampaikan dengan singkat dan padat Aspek 5: Guru mampu membagi kelas menjadi
beberapa kelompok kecil agar lebih mudah untuk mendampingi, melakukan pembelajaran serta memantau perkembangan siswa
Aspek 6: Guru mampu melakukan kerjasama antara guru dan orang tua, hal ini menjadi sangat penting karena para orang tua dapat memantau proses pembelajaran anak-anak mereka
Skor maksimal tiap guru : 3X6=18 Skor 3: Sangat Baik
Skor 2: Baik Skor 1: Kurang baik Kriteria:
13-18: Kemampuan guru dalam mengelola kelas daring sangat baik
7-12 : Kemampuan guru dalam mengelola kelas daring baik
1-6: Kemampuan guru dalam mengelola kelas daring kurang baik
Pada pra siklus ini skor rata-rata guru adalah 6,4 artinya kurang baik.
Siklus I
Adapun pelaksanannya adalah sebagai berikut:
Focus Group Discussion (FGD) pertemuan ke 1
1. Tahap pertemuan awal
Pemateri: KARSILAH, S.Pd. SD Moderator : ___________
Pada pertemuan awal ini pengawas sekolah bersama guru membahas meteri berikut:
v Model pembelajaran yang efektif untuk digunakan disaat pembelajaran daring v Menginstall beberapa media sosial untuk
berinteraksi dan melaksanakan pembelajaran, seperti Whatsapp, Line, Telegram
v Belajar menggunakan aplikasi daring seperti menggunakan google classroom dan lainnya
Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) pertemuan ke 1
v Pemateri menyampaikan materi
v Di pimpin oleh moderator peserta Focus Group Discussion (FGD) di persilahkan untuk bertanya
v Di pimpin oleh moderator peserta Focus Group Discussion (FGD) di minta berdialog interaktif dengan pemateri v Di pimpin oleh moderator peserta Focus
Group Discussion (FGD) di persilahkan untuk berdiskusi dengan peserta lain.
2. Tahap observasi Sekolah
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Supervisor (peneliti) bersama guru memasuki kantor.
2) Kepala sekolah mempersilahkan supervisor untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan.
3) Guru-guru mulai melaksanakan kegiatan mengacu pada pedoman dan prosedur yang telah disepakati pada saat pertemuan awal dengan supervisor.
4) Supervisor melakukan observasi kompetensi guru berdasarkan format observasi yang telah disepakati.
3. Tahap pertemuan akhir/balikan
Supervisor sekaligus Penulis melakukan evaluasi hal-hal yang telah terjadi selama observasi dan seluruh siklus proses supervisi dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas daring.
Tabel 4 Hasil supervisi Siklus I
Sumber: Data diolah
Siklus II
Pada siklus II, Focus Group Discussion (FGD) untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas daring tahapannya sama dengan siklus I akan tetapi disini pengawas sekolah sangat menekankan betul terhadap beberapa guru yang masih belum faham tentang langkah- langkah dalam menetakan KKM.
Tabel 5
Hasil supervisi Siklus II
Sumber: Data diolah
Hasil ahir penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas daring di SDN 7 Baru.
Berikut adalah grafik peningkatan kinerja guru dari pra siklus, siklus I ke siklus II.
Grafik 1
Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Mengelola Kelas Daring Dari Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
Sumber: Data diolah
0 2 4 6 8 10 12
Skor rata-rata hasil observasi
Pra Siklus Siklus I Siklus II
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa upaya kepala sekolah dalam melakukan teknik FGD kepada guru mampu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam menerapkan Pembelajaran Kontekstual, dan semakin intensif melakukan FGD bersama para guru mata pelajaran oleh kepala sekolah, semakin meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual. Karena berdasarkan hasil Penelitian Tindakan telah menunjukkan bahwa teknik FGD yang dilakukan oleh kepala sekolah mampu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual, Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa ada peningkatan dari pra siklus sampai siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto. 2006. Focus Group Discussion: A simple manual: Yayasan Obor. Jakarta Kardi, S. & Nur, M. 2000. Pengajaran
Langsung. UnesaUniversity Press.
Surabaya
Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Refika Aditama. Bandung
Muslich, Masnur. 2011. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Bumi Aksara. Jakarta
Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual.
Universitas Negeri Malang. Malang Nurhadi, Burhan Yasin dan Agus Gerald
Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Universitas Negeri Malang.
Malang
Siregar, Syafaruddin. 2018. Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Pembelajaran Kontekstual Melalui Focus Group Discussion (FGD) Di SMK Negeri 1 Sirandorung Tahun Pelajaran 2017/2018. Nusantara (Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial), Volume 5 Nomor 1. Oktober 2018.
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
http://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article /view/607/467
Swadayaningsih, Made. 2020. (FGD)
dalam Memanfaatkan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar di SD. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar.
Volume 5 Nomor 1.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JISD/article/view/24102