• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA HIDUP DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK IPHONE (Studi Kasus pada Siswa dan Siswi SMAN 3 Kota Sukabumi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GAYA HIDUP DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK IPHONE (Studi Kasus pada Siswa dan Siswi SMAN 3 Kota Sukabumi)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH GAYA HIDUP DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PRODUK IPHONE

(Studi Kasus pada Siswa dan Siswi SMAN 3 Kota Sukabumi)

Bambang Somantri

Program Studi Manajemen, Institut Manajemen Wiyata Indonesia bsomantri@imwi.ac.id

Ridha Afrianka

Program Studi Manajemen, Institut Manajemen Wiyata Indonesia ridaafrianka@gmail.com

Fahrurrazi

Program Studi Manajemen, Institut Manajemen Wiyata Indonesia fahrurrazi@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze the effect of lifestyle and brand image to purchase decision. The data used are primary data and secondary data obtained from questionnaires and literature. The population in this study are all students of SMAN 3 Sukabumi City that uses smartphone iPhone product. This research was conducted at SMAN 3 Sukabumi City, West Java-Indonesia. With sample size of 100 respondents drawn by purposive sampling method. The analytical method used is multiple linear regression analysis. Based on the research, the results of significance test the effect simultaneously with the F test, lifestyle and brand image together or simultaneously, have a significant effect on purchase decisions. Based on the test results of the partial effect by t test, that all independent variables, namely lifestyle and brand image have positive and significant impact on purchasing decisions.

Keywords: Lifestyle, Brand image, Purchase decisions. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi di seluruh dunia saat ini sangat cepat dan senantiasa diikuti oleh konsumen yang semakin cerdas, membuat banyak perusahaan memiliki kesulitan untuk memengaruhi keputusan pembelian pada konsumen, terlebih dengan kehadiran pesaing-pesaing yang membuat perbedaan dari sebuah produk menjadi sedikit. Persaingan di industri yang semakin ketat dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi adalah persaingan dalam pasar telepon genggam atau smartphone.

Kebutuhan smartphone yang semakin meningkat mendorong kebutuhan akan gadget yang bisa mengerjakan segala hal dan menggantikan fungsi komputer mulai dari komunikasi, push E-mail, belanja online, mobile banking (m-Banking), browsing, bahkan sekadar update status di media sosial. Hal inilah yang menyebabkan keperluan smartphone semakin meningkat bahkan menjadi kebutuhan hidup. Industri smartphone di Indonesia sekarang ini sedang mengalami kenaikan yang luar

biasa setiap tahunnya (Tech in Asia ,2019). Suatu lembaga riset yaitu digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2019 jumlah pengguna yang aktif handphone atau smartphone di Indonesia lebih dari 150 juta orang. Indonesia akan menjadi sebagai negara keempat terbesar pengguna aktif di dunia setelah China, India, dan Amerika (Kominfo.go.id, 2019).

Salah satu merek smartphone terkenal yang beredar di pasar Indonesia yaitu Apple, Inc yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007. Apple merupakan salah satu perusahaan yang sangat berhasil menciptakan brand image yang kuat di benak pelanggan. Hal ini terbukti dari tingginya pertumbuhan penjualan produk smartphone Apple, yaitu iPhone. Peminat produk smartphone yang diciptakan oleh Apple sangatlah banyak, bahkan sekalipun sebelum produk tersebut diluncurkan (Apple, Indonesia, 2019). Data mengenai pendapatan, laba dan penjualan iPhone secara global 8 (delapan) kuartal dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, dapat dilihat pada tabel dberikut di bawah ini:

(2)

1 Tabel 1

Pendapatan dan Penjualan iPhone per kuartal secara global dari 1Q17 – 3Q19.

Sumber: Apple Newsroom (2019)

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa di dalam laporan keuangan dan pendapatan Apple selama tahun 2017 dan 2018 diumumkan dengan hasil yang sangat menggembirakan. CEO Apple Tim Cook mengatakan bahwa hasil yang dicapai selama kuartal pertama di setiap tahunnya karena berkat rilisnya iPhone generasi terbaru, salah satu produk Apple yang baru saja rilis adalah iPhone X yang penjualannya laris di Q1. Hal ini membuat penjualan iPhone meningkat pada setia Q1.

Akan tetapi pada tahun 2019 penjualan produk iPhone mengalami penurunan setiap kuartalnya. Apple resmi mengumumkan bahwa pendapatan dari penjualan produk iPhone mengalami penurunan dari Q1 2019 sebesar 15% (lima belas persen) apabila dibandingkan penjualan iPhone di tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya melemahnya ekonomi di Tiongkok dan pendapatan iPhone yang lebih rendah dari yang diperkirakan. Selain itu, upgrade baru dari iPhone

yakni iPhone XS dan XS Max tidak terlalu kuat di berbagai negara.

Dalam industri smartphone di Indonesia terdapat 5(lima) brand yang menduduki tempat teratas di tahun 2018. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2

Jumlah Pengguna Smartphone secara global berdasarkan brand Smartphone tahun 2018

(dalam persen)

Sumber: IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tacker, April 30, 2019

International Data Corporation (IDC) telah merilis data mengenai jumlah smartphone yang paling laris di dunia untuk kuartal pertama pada tahun 2019. Apple yang sebelumnya ada pada peringkat kedua setelah Samsung, namun kini harus turun menjadi peringkat ketiga berturut-turut dalam 2 tahun terakhir. Peringkat kedua direbut oleh Huawei yang berhasil mencatat penjualan sebesar 59.2 juta unit. Sedangkan Apple di urutan ketiga dengan angka 36,4 juta unit iPhone terjual. Samsung ada di peringkat pertama dengan jumlah 71.9 juta unit. Mengingat sekarang ini semakin banyak merek smartphone yang beredar di pasar Indonesia, membuat konsumen semakin banyak memperimbangkan keputusan pembeliannya.

Kotler dan Armstrong (2012) menyatakan keputusan pembelian atau purchase decision merupakan perilaku pembelian akhir dari konsumen, baik individual, maupun rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Purchase decision sangat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis (Mercy, 2014). Memperhatikan faktor pribadi, lifestyle merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap proses pembelian suatu produk serta dapat menjadi salah satu pemicu seseorang untuk memutuskan melakukan pembelian.

Kotler dan Keller (2012) berpendapat, lifestyle adalah suatu pola hidup dari seseorang di dunia yang Kuartal Pendapatan Penjualan

iPhone Q1 2017 $ 54,378 78,290 juta unit Q2 2017 $ 33,249 50,763 juta unit Q3 2017 $ 24,846 41,026 juta unit Q4 2017 $ 28,846 46,677 juta unit Q1 2018 $ 61,576 77,316 juta unit Q2 2018 $ 38,032 52,217 juta unit Q3 2018 $ 29,906 41,300 juta unit Q4 2018 $ 37,185 46,889 juta unit Q1 2019 $ 51,982 36,416 juta unit Q2 2019 $ 31,051 64,000 juta unit Q3 2019 $ 25,986

(3)

-diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Lifestyle masyarakat Indonesia yang selalu eksis dan ingin memiliki produk prestige, menuntut mereka menggunakan produk iPhone. Masyarakat Indonesia menyukai iPhone selain karena kualitas yang baik juga karena desain yang sangat menarik. Adapun faktor lain yang memiliki peranan penting dalam purchase decision adalah citra merek (brand image). Kotler dan Keller (2012) mendefinisikan bahwa brand image adalah sebagai sekumpulan persepsi dan kepercayaan yang dimiliki oleh konsumen terhadap suatu brand atau merek yang direfleksikan melalui asosiasi-asosiasi yang ada dalam ingatan konsumen.

Alasan konsumen membeli brand terkenal karena dengan pembelian produk bermerek dapat meningkatkan status sosial mereka (Santoso, 2011). Keinginan seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya melalui penggunaan barang-barang dengan brand terkenal sepertinya sudah menjadi sebuah lifestyle. Nadzir dan Ingarianti (dalam Alwisol, 2014) mengungkapkan bahwa lifestyle hedonis merupakan suatu pola hidup dari seseorang yang melakukan aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, gemar membeli barang yang tidak dibutuhkan, mengikuti atau minimal mempunyai gadget yang canggih dan bermerk. Perilaku hedonisme ini telah melanda semua kalangan masyarakat, salah satunya adalah kaum remaja. Kaum remaja cenderung untuk lebih memilih hidup yang mewah, enak, dan serba berkecukupan tanpa harus bekerja keras. Anak remaja khususnya pelajar SMA cenderung memiliki lifestyle hedonisme agar tidak dianggap ketinggalan zaman, terlebih lagi siswa dan siswi di Kota Sukabumi yang beberapa sekolah memiliki lifestyle hedonis. Berikut peringkat sekolah yang memiliki lifestyle hedonisme di Kota Sukabumi.

Gambar 1

Peringkat Sekolah Yang Memiliki Lifestyle Hedonisme di Kota Sukabumi

Gambar 1 di atas memperlihatkan bahwa SMAN 3 Kota Sukabumi yang memiliki peringkat tertinggi sebesar 70% sebagai sekolah yang memiliki lifestyle hedonisme dibandingkan dengan sekolah lain. Oleh karena itu, peneliti memilih SMAN 3 Kota Sukabumi sebagai objek penelitian dan tidak sedikit pengguna smartphone merek iPhone di SMAN 3 Kota Sukabumi yang siswa dan siswi masih sering barganti-ganti tipe dan merek smartphone, sehingga dianggap sering melakukan purchase decision. TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran

Kotler dan Armstrong (2015) menyatakan bahwa pemasaran sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun pelanggan yang kuat relationship untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan. Maka setiap produsen baik jasa maupun produk harus selalu mampu menciptakan nilai dalam jasa atau produk mereka sehingga menimbulkan ketertarikan pelanggan.

Lifestyle

Lifestyle menurut Sunarto dalam Silvya (2009) menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uang dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Dimensi lifestyle merupakan pengklasifikasian konsumen berdasarkan AIO (Activities, Interest, Opinion). Hal ini tentu perlu dicermati oleh peneliti agar hasil penilitiannya menjadi obyektif.

Dimensi Lifestyle

Untuk dapat lebih seksama dimensi yang digunakan pada penelitian ini yaitu menurut Sunarto dalam Silvya (2009; 93) dimensi lifestyle diantaranya:

1. Aktivities (kegiatan) adalah mengungkapkan kegiatan yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Walaupun kegiatan ini dapat diamati, namun alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

2. Interest (minat) mengemukakan apa minat, kesukaan, kegemaran, dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut.

3. Opinion (opini) adalah berkisar sekitar pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal ekonomi dan sosial. Opini digunakan untuk melakukam deskripsi penafsiran, harapan dan evaluasi,

(4)

seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

Brand image

Brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2009). Maka dapat dipahami Merek adalah salah satu kunci keberhasilan sebuah produk, tanpa sebuah merek, produk hanya bisa mengandalkan keberuntungan saja.

Dimensi Brand image

Agar lebih akurat dimensi yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu berdasarkan Aaker dan Biel dalam Thambrin (2010) bahwa dimensi brand image terdiri dari 3(tiga) komponen sebagai berikut:

1. Citra Pembuat (Corporate Image) yaitu: sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap perusahaan pembuat suatu produk (barang dan jasa). Citra pembuat meliputi: Popularitas, Kredibilitas dan Jaringan Perusahaan.

2. Citra Pemakai (User Image) yaitu: sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap pengguna yang menggunakan produk (barang atau jasa), meliputi pemakai itu sendiri dan status sosialya.

3. Citra Produk (Product Image) yaitu: sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa), yang meliputi atribut produk itu sendiri, manfaat untuk konsumen, penggunaannya, serta jaminan. Citra produk mencakup: atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminannya.

Purchase decision

Purchase decision merupakan suatu keputusan sebagai pemilihan yang merupakan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif (Kotler dan Keller, 2012). Bagi konsumen itu sendiri bahwa proses keputusan konsumen merupakan suatu kegiatan yang penting, karena di dalam proses keputusan konsumen tersebut memuat berbagai langkah yang terjadi secara berurutan sebelum konsumen mengambil keputusan lebih lanjut lagi.

Dimensi purchase decision

Seperti yang dinyatakan oleh Kotler dan Keller (2009) terdapat lima dimensi dalam konsep purchase decision konsumen, yaitu sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah.

Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum tuntaskan. Jika kebutuhan dapat diketahui, maka konsumen dapat segera memahami adanya suatu kebutuhan yang belum terpenuhi atau masih dapat ditunda pengadaannya, juga kebutuhan yang sama-sama harus dipenuhi. Jadi dari muali tahapan ini proses pembelian itu dapat mulai dilakukan.

2. Pencarian Informasi.

Konsumen yang merasa tergugah akan kebutuhannya menjadi terdorong untuk mempeoleh informasi lebih banyak mengenai produk atau jasa yang diperlukan. Pencarian informasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Informasi yang aktif dapat berupa kunjungan ke toko-toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, pencarian informasi pasif dengan membaca suatu iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan tertentu dalam gambaran produk yang diminati.

3. Evaluasi Alternatif.

Tahap ini ada dua, yaitu pertama menetapkan tujuan pembelian, menilai dan mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian yang ada berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen biasa berbeda, tergantung pada jenis produk dan kebutuhan. Konsumen ada yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan prestasi, namun ada juga yang sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka pendek dan lainnya.

4. Purchase decision.

Keputusan pembelian di sini merupakan proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dilalui maka konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli atau tidak. Bila memutuskan untuk membeli, maka konsumen dapat menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil mengani jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara membayar. Perusahaan hendaknya mengetahui jawaban atas pertanyaan berkenaan perilaku konsumen dalam keputuan pembeliannya.

(5)

5. Perilaku Pasca pembelian.

Setelah melakukan pembelian produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak selesai saat produk dibeli, namun terus berlanjut hingga periode setelah pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pelanggan setelah pembelian, tindakan, dan pemakaian produk setelah pembelian.

Model Analisis

Gambar 3 Model Analisis

Berdasarkan model analisis diatas, maka dapat mengambil keputusan sementara (Hipotesis) sebagai berikut :

H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan

lifestyle terhadap purchase decision produk iPhone pada siswa dan siswi SMAN 3 Kota Sukabumi.

H2 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan brand

image terhadap purchase decision pembelian produk iPhone pada siswa dan siswi SMAN 3 Kota Sukabumi.

H3 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan

lifestyle dan brand image terhadap purchase decision pembelian produk iPhone pada siswa dan siswi SMAN 3 Kota Sukabumi.

METODE PENELITIAN

Metode ini bertujuan untuk mempermudah kegiatan penelitian yang harus dipelajari berdasarkan data yang bersifat rasional, empiris dan memiliki keriteria tertentu. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan asosiatif.

Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiono (2013) mendefinisikan bahwa populasi adalah suatu objek atau subjek yang memiliki karakteristik dan kuantitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, jika populasi besar dan tidak memungkinkan untuk mempelajari semua populasi yang ada. Populasi yang terdapat di SMAN 3 Kota Sukabumi yaitu

sebanyak 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) siswa/i.

Penelitian ini menggunakn teknik sampling nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Sugiyono (2016) menjelaskan bahwa: “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Kriteria utamanya adalah siswa SMAN 3 Kota Sukabumi kelas XI IPA dan IPS yang menggunakan produk smartphone iPhone sebanyak 100 responden dengan menggunakan rumus berikut:

n =Z. p. q d Keterangan : n = Jumlah Sampel

Z = Harga Standar Normal (1,976) p = Estimstor Poporsi (0,5)

d = Interval/ Penyimpangan (0, 10) q = 1 – P

Sehingga besar sampel dapat dihitung sebagai berikut :

n =1,976 .0,5 .(1−0,5) = 97,6

0,10 dibulatkan menjadi 100 responden.

Operasional Variabel

1. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Purchase decision) (Y) a. Purchase decision (Y)

Menurut Kotler (2009) keputusan membeli yaitu: “beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan purchase decision suatu produk”. Dimensi dan Indikator purchase decision, antara lain: 1) Pengenalan Masalah : Tingkat kebutuhan

konsumen

2) Pencarian Informasi : Tingkat pencarian informasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen

3) Evaluasi Alternatif : Tingkat respon pembelian

4) Keputusan Pembelian : Tingkat purchase decision

5) Perilaku Pasca Pembelian : Tingkat dorongan pembelian ulang

2. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Gaya Hidup (Lifestyle) (X1) dan Citra Merek (Brand image) (X2).

a. Lifestyle (X1)

Menurut Kotler dan Keller, (2009). Lifestyle adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam Aktivities (kegiatan),

(6)

Interest (minat), Opinion (opini) yang terdiri dari 3 dimensi dan indikator yaitu:

1) Activities : Peran produk dalam aktivitas sehari, Dampak produk dalam kehidupan. 2) Interest : Ketertarikan terhadap produk,

Prioritas individu.

3) Opinion : Pandangan mengenai produk, Trend.

b. Brand image (X2)

Kotler dan Armstrong (2014), berpendapat bahwa Brand image adalah The set of held about a particular brand is known as the brand image, yang terdiri dari 3 dimensi dan indikator yaitu:

1) Corporate Image (Citra Pembuat : Tingkat Popularitas Merek Tingkat, Kepercayaan Terhadap Merek.

2) User Image (Citra Pemakai) : Tingkat Brand image Pada Pengguna, Tingkat Citra Status Sosial Pengguna.

3) Product Image (Citra Produk) : Tingkat Atribut produk, Tingkat Manfaat bagi konsumen, Tingkat Jaminan Kepada Pelanggan.

Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan yaitu data primer yang adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti untuk memecahkan persoalan yang akan dicari jawabannya. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner (angket). Kuesioner tersebut disebarkan kepada siswa dan siswi SMAN 3 Kota Sukabumi pengguna smartphone iPhone dengan pernyataan secara tertulis.

Teknik Analisis Data

Teknik pengambilan data menggunakan analisis deskriptif dengan skala ordinal. Umi (2010) berpendapat bahwa untuk pengumpulan data dapat dilkukan dengan cara memberikan angket/kuesioner atau penyataan secara tertulis kepada responden untuk diberi jawaban. Kuesioner ini terdapat 5(lima) kriteria yang harus dipilih responden, yaitu : 1 = sangat tidak setuju (STS), 2 = tidak setuju (TS), 3 = netral (N), 4 = setuju (N) dan 5 = sangat setuju (SS). Analisis Data Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau ketepatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur validitas suatu kuesioner. Teknik pengujian menggunakan korelasi Bivariet Pearson (Prodact Moment

Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apabila r hitung ≥ r tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

2. Apabila r hitung < r tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Pengujian Reliabilias

Arikunto (2013) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah suatu instrumen yang sudah baik yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpulan data. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator-indikator dari suatu variabel yang diamati. Uji reliabilitas menggunakan koefisien reliabilitas dari besarnya koefisien alpha (α). Suatu variabel reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,6. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Uji ini dilakukan untuk memperoleh hasil regresi yang dapat dapat dipercaya dan mempunyai hasil yang pasti. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Uji normalitas digunkaan dalam model regresi untuk melihat residual atau variabel penggangu terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi, uji normalitas tidak dilakukan pada variabel tetapi pada nilai residualnya. Terdapat dua cara untuk mengetahui residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik.

2. Uji Multikolinearitas, digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi atau hibungan yang tinggi antara variabel independen dalam suatu model regresi linear berganda. Jika terjadi korelasi di antara variabel independen, maka model regresi tersebut tidak baik. Uji gangguan multikolinearitas, menggunakan korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI). 3. Uji Heteroskedatisitas, digunakan untuk melihat

adanya ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam suatu model regresi. Jika varian dari residual satu ke pengamatan lain tidak berubah, maka disebut

(7)

homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Alat yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya).

Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Uji hipotesis terdiri dari analisis regresi linear berganda, koefisien determinasi (R2), uji t dan uji F.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih dan hubungan antar variabel independen dan dependen.

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analsis yang dapat mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Gujarati dalam Ghozali (2013) berpendapat bahwa jika uji empiris menghasilkan Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap nol.

Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh masing – masing variabel independen secara individu atau parsial berpengaruh terhadap variabel dependen dengan taraf signifikan 0,05.

Uji F (Simultan)

Analisis uji F (simultan) dapat digunakan untuk menguji apakah variabel independen memiliki pengaruh secara simultan atau bersamaan terhadap variabel dependen dengan taraf signifikan 0,05. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Validitas

Hasil uji validitas dapat ditentukan berdasarkan perbandingan r hitung dan r tabel serta taraf siginifikan 0,05 dengan dua sisi. Diketahui n = 100 dan r tabel = 0,361. Maka, hasil uji validitas menunjukkan bahwa r hitung ≥ r tabel dan dapat dinyatakan item tersebut valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas Cronbach Alpha dan untuk menggunakan batas nilai nilai 0,6. Nunnally dalam Imam Ghozali mengatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,700. Nilai Cronbach Alpha dari variabel Lifestyle (X1) adalah 0,760, artinya dapat diterima. Variabel kedua, yaitu Brand image (X2) juga menunjukkan nilai Cronbach Alpha 0,749, artinya dapat diterima. Variabel ketiga yaitu purchase decision (Y) yang memiliki nilai hitung Cronbach Alpha 0,745 juga bisa diterima. Output yang dihasilkan menunjukkan bahwa semua nilai Cronbach Alpha dari ketiga variabel sudah memasuki kondisi reliabel.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heterokedastisitas : 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan perhitungan spss dengan hasiilnya, sebagai berikut: Pertama, nilai signifikansi (Asymp.Sig.(2-tailed) dalam 1- Sample Kolmogorov-Semirov sebesar 0,200 > 0,05. Artinya nilai residual tersebut normal.

Kedua, grafik normalitas (histogram) menunjukkan bahwa garis kurva membentuk lonceng dan grafk P – plot di atas menunjukkan bahwa data telah menyebar di area garis diagonal dan mengikuti garis histogram. Maka, hal ini dapat dinyatakan terdistribusi normal.

Gambar 3

(8)

Gambar 4

Normal Probability Plot Normalitas 2. Uji Multikolonieritas

Hasil uji menujukkan nilai coefficients antar variabel X1 (Lifestyle) dan X2 (Brand image) memiliki nilai VIF sebesar 1,597 ≤ 10 dan nilai tolerance sebesar 0,626≥ 0,10. Maka, dapat dinyatakan variabel X1 (Lifestyle) dan X2 (Brand Image) tidak terjadi multikolonieritas.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk ada atau tidaknya heteroskedastisitas atau mengukur ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi.

Gambar 5

Scatterplot Heteroskedastisitas

Grafik scatter plot menujukkan bahwa titik – titik yang ada pada diagram menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y dan tidak membentuk pola. Maka dapat dinyatakan variabel X1 (Lifestyle) dan X2 (Brand image) tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis terdiri dari uji analisis regresi linear berganda, uji koefisien determinasi (R2), uji t dan uji f. Perhitungan peneltian ini menggunakan program SPSS, berikut hasil pengujian hipotesis:

1. Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil persamaan regresi berganda sebagi berikut :

Y= - 0,348 + 0,365 X1 + 1,008 X2 Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

a. Konstanta = - 0,348

Jika variabel lifestyle dan brand image sama dengan nol, maka variabel purchase decision sebesar -0,348

b. Koefisien X1 = 0,365

Jika variabel lifestyle dinaikan sebesar satu satuan, sementara brand image tetap, maka akan menyebabkan kenaikan purchase decision sebesar 0,365

c. Koefisien X2 = 1,008

Jika variabel brand image dinaikan sebesar satu satuan, sementara lifestyle tetap, maka akan menyebabkan kenaikan purchase decision sebesar 1,008

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0,606= 60,6%, maka dapat disimpulkan bahwa variabel lifestyle dan brand image secara bersama-sama memengaruhi variabel purchase decision sebesar 60,6%, sedangkan sisanya sebesar 39,4 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian yang digunakan.

3. Uji t

Hasil variabel X1 dalam t hitung yaitu 2,856 dan dapat dihitung dengan nilai signifikan 0,05/2 = 0,025 (2 sisi) serta degree of freedom (df) = n– k- 1atau 100-2- 1= 97 dan nilai t tabel 1,9847. Karena, nilai t hitung > t tabel (2,856 > 1,9847) maka Ha diterima pengujian ini menunjukkan bahwa lifestyle memiliki pengaruh secara parsial dan berpengaruh signifikan terhadap purchase decision.

Hasil variabel X2 dalam t hitung yaitu 7,820 dan dapat dihitunng dengan nilai signifikan 0,05/2 = 0,025 (2 sisi) serta degree of freedom (df) = n–k- 1atau 100-2- 1= 97 dan nilai t tabel 1,9847. Karena, nilai t hitung > t tabel (7,820 > 1,9847), maka Ha diterima. Pengujian ini menunjukkan bahwa brand image memiliki pengaruh secara parsial terhadap purchase decision.

(9)

4. Uji F

Hasil nilai uji F yaitu 77,158 dengan nilai signifikan 0,05. Karena, nilai F hitung > F tabel (77,158 > 3,29), maka Ha diterima. Pengujian ini menunjukkan bahwa lifestyle dan brand image berpengaruh secara simultan terhadap purchase decision.

Pembahasan Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh lifestyle dan brand image terhadap purchase decision pada produk iPhone di SMAN 3 Kota Sukabumi dapat dibuat pembahasan sebagai berikut:

1. Pengaruh lifestyle terhadap purchase decision Kotler (2009), menyatakan bahwa purchase decision dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, ekonomi, lifestyle, serta kepribadian dan konsep dari pembeli. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori tersebut, yang terbukti bahwa variabel lifestyle berpengaruh signifikan terhadap purchase decision. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Uji t yang dapat disimpulkan variabel lifestyle berpengaruh signifikan terhadap purchase decision. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wike Warayuanti () yang meneliti tentang “The Influence of Lifestyles and Consumer Attitudes on Product Purchasing Decision via Online Shopping in Indonesia” dalam penelitiannya menyebutkan bahwa variabel lifestyle memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel purchase decision. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi lifestyle, maka semakin tinggi pula purchase decision produk smartphone merek Apple.

2. Pengaruh brand image terhadap purchase decision

Schifman dan Kanuk (2010) menyatakan brand image adalah persepsi yang bertahan lama, dibentuk melalui pengalaman, dan bersifat relatif konsisten. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori tersebut, yang terbukti bahwa variabel brand image berpengaruh signifikan terhadap purchase decision. Oleh karena itu, sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu brand image merupakan salah satu unsur penting yang mendorong untuk membeli sebuah produk. Semakin baik brand image yang melekat pada produk iPhone, maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli, karena konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan brand yang sudah terpercaya lebih memberikan rasa aman ketika menggunakannya. Hasil penelitian

ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Achmad Yanu Alif Fianto yang meneliti tentang “The Influence Of Brand image On Purchase Behavior Through Brand Trust. Dalam penelitiannya menyebutkan bahwa variabel brand image memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel purchase decision.

Penelitian ini tidak sejalan misalnya dengan penelitian oleh Utami & Ratna (2019) yang menguji pengaruh Brand Image terhadap Purchasing Decision produk lipstik Wardah di Kota Sukabumi. Utami & Ratna (2019) menemukan bahwa “Di satu sisi, merek Wardah dikenal mudah diucapkan dan merek Wardah mudah diingat. Namun di sisi lain, konsumen tidak menjadikan Brand Image satu-satunya pertimbangan utama untuk memutuskan membeli produk lipstik Wardah.”

3. Pengaruh Lifestyle dan Brand image Terhadap purchase decision.

Kotler (2009), menyatakan bahwa purchase decision dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, ekonomi, lifestyle, serta kepribadian dan konsep dari pembeli. Hasil penelitian ini yang telah dilakukan bahwa variabel lifestyle dan brand image mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap purchase decision. Hasil uji F menunjukkan bahwa kedua variabel independen secara simultan (sama-sama) berpengaruh terhadap purchase decision. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisudawati Rusdiana yang menemukan bahwa lifestyle dan brand image secara simultan berpengaruh positif terhadap purchase decision secara signifikan.

SIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisis, berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti. Simpulan penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana lifestyle dan brand image berpengaruh terhadap purchase decision pada SMAN 3 Kota Sukabumi yang menggunakan iPhone. Beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis secara parsial (Uji t), menunjukkan bahwa lifestyle berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase decision dan semua dimensi dari variabel independen lifestyle, yaitu activities, interest, dan opinion mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen purchase

(10)

decision. Dimensi activities merupakan dimensi yang dominan pengaruhnya jika dibandingkan dengan dimensi lainnya yaitu interest dan opinion. Hasil ini menunjukkan hubungan yang positif antara lifestyle terhadap purchase decision iPhone.

2. Berdasarkan analisis secara parsial (Uji t), menunjukkan bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase decision dan semua dimensi dari variabel independen brand image, yaitu citra pembuat, citra pemakai, dan citra produk mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen purchase decision. Citra produk merupakan dimensi yang dominan pengaruhnya jika dibandingkan dengan dimensi lainnya yaitu citra pembuat dan citra pemakai. 3. Berdasarkan analisis secara simultan (Uji F)

menunjukkan bahwa lifestyle dan brand image secara simultan berpengaruh signfikan terhadap purchase decision.

Saran

Saran mengenai pengaruh lifestyle dan brand image terhadap purchase decision, sebagai berikut: 1. Apple Inc. sebaiknya tetap mempertahankan dan

meningkatkan kualitas produk dan fitur pada produknya. Karena produk apple sudah menjadi lifestyle konsumen. Demikian pula dengan brand image apple agar senantiasa dipertahankan, karena bagi konsumen produk apple sangat identik dengan image perusahaan dan pemakai produk apple.

2. Perusahaan Apple diharapkan dapat memberikan fitur-fitur yang lebih baik, sehingga konsumen dapat secara maksimal menggunakan iPhone untuk kebutuhan lifestyle konsumen.

3. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah atau meneliti variabel lain dan mengkaji lebih dalam terutama yang berkaitan dengan keilmuan dan praktek marekting. Agar penelitian ini dapat menghasilkan peningkatan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2014). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

American Marketing Association (AMA). (n.d.). yang dikutip oleh Phillip Kotler dan Keller Kevin Lane yang diterjemahkan oleh Bob Sabran. 2009. Apple Newsroom. (2019, Juli 30). Newsroom.

Retrieved from Apple Reports Third Quarter Results:

https://www.apple.com/newsroom/2019/07/appl e-reports-third-quarter-results/

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Fianto, A. Y. (2014). The Influence Of Brand Image

On Purchase Behavior.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Pnerbit Universitas Diponegoro.

Insya Musa, N. M. (2015). Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia. . Jurnal Pesona Dasar Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No. 3 ISSN: 2337-9227.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2015). Principles of Marketing, Fifteenth Edition, Pearson Education. England.

Mandey, S. L. (2009). Pengaruh fackor gaya hidup terhadap purchase decision konsumen membeli sepatu di kota Manado. Jurnal Vol. 6 No. 1. Millward, S. (2018, Desember 24). Tech In Asia.

Retrieved from Indonesia diproyeksi lampaui 100 juta pengguna smartphone di 2018, keempat di dunia: https://id.techinasia.com/jumlah-pengguna-smartphone-di-indonesia-2018

Philip Kotler, & Keller, K. L. (2018). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Philip, K., & Gary, A. (2012). Prinsip-prinsip pemasaran. Edisi 13. Jakarta: Jakarta Erlangga. Philip, K., & Keller, K. L. (2009). Marketing

Management,. Jeresey: Prentice Hall.

Rahmayani, I. (2015, Oktober 2). Kementerian Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia. Retrieved from Indonesia Raksasa Teknologi Digital Asia:

Rusdiana, W. (2014). Pengaruh Brand image dan lifestyleTerhadap Purchase decision Tas Hermes Pada Wanita Karir.

Santoso, D. S. (2011). Consumer Complicity pada Produk Bajakan. Skripsi. Universitas Atma jaua Yogyakarta.

Schiffman, L. G., & Lestie, L. K. (2010). Consumer Behaviour (10 th Edition). New Jeresey: Pearson Education.

Shirer, Michael. (2019, April 30). International Data Corporation. Retrieved from Smartphone Shipments Experience Deeper Decline in Q1 2019 with a Clear Shakeup Among the Market Leaders, According to IDC:

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Utami, S. A. R., & Ratna, N. W. (2019). Pengaruh Brand Image dan Product Quality Terhadap Purchasing Decision Produk Lipstik Wardah di Kota Sukabumi. Cakrawala, 2(2), 40–49.

Gambar

Tabel  1.1  memperlihatkan  bahwa  di  dalam  laporan  keuangan  dan  pendapatan  Apple  selama   tahun 2017  dan 2018 diumumkan dengan hasil yang  sangat  menggembirakan
Gambar 3  Model Analisis

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Anda, selama ini bagaimanakah harga yang ditawarkan showroom ini dibandingkan pesaing.. Harga yang kami berikan ya mengikuti harga-harga di

This can be used to achieve a sophisticated security system (SSS). Recent research works have shown that different human characteristics like finger prints and

Putusan Pengadilan yang dapat diajukan permohonan kasasi yaitu sebagaimana diatur dalam KUHAP menyebutkan yang dapat diajukan kasasi ialah semua putusan perkara

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada wajib pajak orang pribadi, dan tidak

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anastassia dan Friska (2014) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Publik

10 Maka pembinaan warga gereja adalah suatu tindakan atau aktivitas pelayanan penggembalaan yang dilakukan terus-menerus berpusat pada Kristus dan berdasarkan firman Allah,

Di mata Iqbal, terbentuknya negara Islam (Islamic State) adalah sebuah keniscayaan. Obsesi ini didasarkan pada beberapa faktor: pertama, bentrok teologis antara Hindu – Muslim yang

Sebagaimana diketahui bahwa hukum memang untuk manusia, akan tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa hukum yang nota bene dibuat oleh manusia juga dapat