ANNUAL REPORT
Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh Tahun 2013
⎙ Program Monitoring Divisi Advokasi Korupsi
Berdasarkan hasil monitoring GeRAK Aceh tahun 2013 terkait pengelolaan keuangan Negara Baik APBN, APBA maupun APBK yang terindikasi pada dugaan tindak pidana korupsi di Provinsi Aceh. terdapat beberapa kasus baru dan kasus lama yang ditangani oleh aparatur Hukum pada tahun 2013 diantaranya :
a. Kasus korupsi yang sedang ditangani oleh KPK Tahun 2013
1. Dugaan Korupsi Pada Badan Pengembangan Kawasan Sabang (BPKS)
Kasus Ini sudah ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2013 dan sampai akhir Desember 2013 KPK telah menetapkan beberapa tersangka yaitu; Ramadhani adalah pejabat pembuat komitmen (PPK) Satuan Kerja BPKS dan Heru merupakan Kepala PT NK Cabang Sumatera Utara dan Aceh merangkap kuasa Nindya Sejati Joint Operation
b. Kasus Korupsi Yang Ditangani oleh Polda Aceh Tahun 2013
1. Indikasi Korupsi pada Penggunaan uang negara hasil pemotongan pajak penghasilan (PPh) dan Pajak Penambahan Nilai (PPN) di Pemkab Bireuen dari tahun 2007 hingga 2010. Saat ini Polda Aceh telah melimpahkan kasus ini kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Aceh pada 8 Februari 2013 dan kasus ini sudah dua kali P-19 Kasus ini telah merugikan keuangan Negara Rp. 36,8 miliar.
2. Dugaan Korupsi Pengadaan Kakao di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2009 dengan Nilai Kontrak Rp. 2,6 Miliar yang bersumber dari dana Otonomi Khusus (Otsus) dengan tersangka berinisial Mw dan kawan-kawan.
3. Dugaan korupsi Anggaran otsus APBA tahun 2009 dan 2010. Anggaran ini dipergunakan untuk pembangunan objek wisata Ie Seu Um. Kerugian negara mencapai Rp230,9 juta. Kasus ini Polisi telah menetapkan tersangka Drs.H RMA beserta sejumlah teman-temannya
4. Dugaan korupsi pembangunan peningkatan Free Intake Lueng III Cot Gud tahun 2010 dengan nilai kontrak mencapai Rp3,2 miliar.
Dugaan korupsi ini menggunakan dana Otsus Dinas Pengairan Kabupaten Nagan Raya yang dilakukan tersangka yang berinisial TNP. Dalam proyek yang sama, namun beda pekerjaan, Polda Aceh juga telah menetapkan tersangka atas nama HS. Tersangka dalam hal ini diindikasikan melakukan korupsi dalam pembangunan pengamanan tebing Free Intake Lueng III Cot Gud tahun 2010.
5. Indikasi kasus Pengrusakan Kawasan Rawa Tripa. Polda Aceh telah menetapkan tiga tersangka dari empat perusahaan yaitu; berinisial SR dari PT KA. Tersangka HH dari PT GSM, tersangka USA dari perusahaan PT DPL
6. Kemudian kasus PT CA, Polda Aceh masih membuat hasil penyelidikan dilapangan dalam rangka gelar perkara bersama UKP4 dan Bareskrim Polri di Jakarta. Kasus ini masuk pada ranah tindak pidana membuka perkebunan secara ilegal di wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dan Nagan Raya.
c. Kasus Korupsi Yang Ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Aceh Tahun 2013
1. Dugaan korupsi pembangunan pusat pemerintahan Pemkab Aceh Timur senilai Rp22 miliar. ( Kasus ini sudah di tingkatkan ke penyidikan)
2. Dugaan korupsi bantuan hibah dari Biro Isra Pemerintahan Aceh untuk Yayasan Cakradonya pada tahun 2010 senilai Rp1,2 miliar untuk proyek land clearing (pembersihan lahan) di Desa Blang Buloh, Kecamatan Blang Mangat (Kasus ini sudah dalam tahapan pemeriksaan saksi diantaranya Sekda Kota Lhokseumawe, Dasni Yuzar)
3. Dugaan korupsi Peminjaman dana kas bon Pemkab Aceh Utara senilai Rp 7,5 miliar
4. Dugaan Korupsi Pengelolaan TPK pegawai di lingkungan Pemkab Aceh Tenggara Rp 3,7 miliar
5. Dugaan korupsi dana hibah di Nagan Raya Rp 34 miliar
6. Dugaan Korupsi dana pemeliharaan rutin jalan nasional di Aceh Rp 75 miliar 7. Dugaan korupsi Beasiswa Unsyiah APBA Tahun 2009–2010 Senilai Rp.3,6 miliar.
I. Daftar Advokasi GeRAK Aceh terhadap Dugaan Korupsi Aceh Tahun 2013 yaitu :
No Nama Kasus
Indikasi Kerugian
Negara
Tindak Lanjut
Advokasi Keterangan Kasus
1
Indikasi Korupsi pengadaan proyek pembangunan dermaga bongkar pada Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
Rp. 249 miliar.
Sudah dilakukan pelaporan ke KPK pada tahun 2011
KPK sudah Menetapkan dua Tersangka yaitu; Ramadhani adalah pejabat pembuat komitmen (PPK) Satuan Kerja BPKS dan Heru merupakan Kepala PT NK Cabang Sumatera Utara dan Aceh merangkap kuasa Nindya Sejati Joint Operation
2
Indikasi Korupsi pada Badan
Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA)
Rp. 3,4 miliar
Sudah
ditangani oleh Polresta Banda Aceh Tahun 2013
Kasus BPBA sudah
dilimpahkan ke Pengadilan Negeri (PN) Tipikor Banda Aceh, dalam proses sidang Kadis BPBA Saudara Drs Asmadi Syam. Majelis hakim mem vonis empat tahun penjara, dalam amar
putusannya juga memvonis terdakwa untuk membayar denda Rp100 juta subsidair lima bulan kurungan.
3
Indikasi Korupsi pada Kasatpol PP dan WH Aceh
Rp. 650 Juta
Sudah
ditangani oleh Polresta Banda Aceh tahun 2013
Polresta Banda Aceh telah menetapkan Kasatpol PP dan WH Aceh sebagai tersangka dan telah dilakukan
penahanan. Berdasarkan hasil Audit BPKP Negara telah dirugikan sebesar Rp. 650 Juta.
4
Indikasi Korupsi Pemotongan uang saku yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Aceh
Rp. 500 ribu S/d 900 ribu.
(belum
dilakukan Audit oleh BPKP)
Sudah
ditangani oleh Polresta Banda Aceh
Kasus ini sudah ditangani oleh Polresta Banda Aceh dan saat ini polresta sedang melakukan pemeriksaan saksi-saksi baik peserta maupun Pimpinan Dayah.
5 Indikasi beasiswa
Unsyiah Rp. 3,6 miliar
Sudah
ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Aceh dan telah dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Banda Aceh
Kasus ini masih dalam tahapan proses persidangan di
pengadilan Tipikor Banda Aceh dan sudah tahapan
pemeriksaan saksi-saksi.
6
Indikasi Korupsi proyek Normalisasi dan Pengerukan Kuala Gigieng Aceh Besar. Pada tahun 2009 dengan sumber Anggaran APBK Kabupaten Aceh Besar.
Kejaksaan Negeri Aceh Besar.
(Jantho)
Sampai akhir tahun 2013 kasus ini belum ditingkan kan ke penyidikan (belum ditetapkan Tersanka) padahal
rekomendsai jaksa penyelidik (Kasi Intel Kajari Jantho) sudah merekomendasikan untuk ditingkatkan kepada penyidikan.
Dugaan yang terlibat Saudara Muklis Basyah (Bupati Aceh Besar priode 2012-2017/
Sekjen PA)
7
Indikasi Korupsi pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Aceh sumber Anggaran APBA tahun 2013 dengan Pagu Rp.39,2 miliar, Nilai kontrak Rp. 33,9 Miliar.
Indikasi Kerugian Keuangan Negara Rp. 7,8 Miliar
Sudah
ditangani oleh Polresta Banda Aceh.
Saat ini polresta sedang dalam proses penyelidikan dan audit BPKP Provinsi Aceh. Indikasi yang terlibat : Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan selaku pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggara, PPTK, PHO dan Rekanan.
8
Indikasi korupsi pengadaan
Ambulance APBA P
Indikasi Kerugian negara (total
Sedang dalam penanganan Polresta
Kasus ini diduga terlibat Kadis Kesehatan, Kadis pengelolaan Aset Aceh dan Gubernur Aceh.
2013 dengan metode penunjukan
Langsung (
melanggar Kepres no 70 tahun 2012 tentang pengadaan jasa pemerintah) Rp.
29 miliar.
loss) Banda Aceh.
9
Indikasi Korupsi alokasi anggaran untuk BP2A (Badan Penguatan
Perdamaian Aceh) APBA dan APBA P tahun 2013.
Indikasi kerugian keuangan Negara Rp.75 Miliar
Belum ada penangan oleh aparatur penegak hukum
Indikasi penyimpangan ini disebabkan BP2A sampai hari ini belum punya dasar hukum (Badan Ilegal) yang terindikasi terlibat Gubernur dan Kepala BP2A.
2. Pengaduan Masyarakat kepada GeRAK Aceh Tahun 2013
No Nama Kasus Indikasi Kerugian
Tgl/Blan dilapor
RTL Keterangan
1 Pengadaan alat-alat PKK di Kota Langsa.
November 2013
Laporan ini dilaporkan
dengan via Telfon setelah dijelaskan
proses alur pengadaan, pihak pelapor baru memahami proses
anggaran. (tidak memahami prosedur anggaran) 2. Indikasi korupsi
pembangunan Mesjid Agung Kabupaten Aceh Tamiang
Rp. 3,4 miliar Oktober 2013
Masih dalam proses
pengumpulan dokumen.
3. Indikasi korupsi Bantuan Hibah pemerintah Aceh tahun 2013
Rp. 35,4 miliar Desember 2013
Sedang dalam Investigasi ke beberapa
kabupaten/ kota di Aceh.
4. Tembusan via surat
atas kasus
penangkapan
bawang di Kabupaten Aceh Tamiang
Desember 2013
LSM Lembahtari sudah
melaporkan ke Polres Aceh Tamiang.
5 Tembusan surat via Pos atas indikasi
Rp. 1 miliar November 2013
Sudah dilakukan pelaporan oleh
proses pengadaan Bibit kelapa sawit di Kabupaten Aceh Jaya
rekanan kepada Kejari Aceh Jaya
6 Indikasi korupsi di Bank Aceh Capem Banda Aceh dengan cara membuat kredit fiktif.
Rp. 4 miliar November 2013
Masih dalam pengumpulan dokumen.
7 Indikasi kasus pengalihan izin fungsi lahan di Kabupaten Aceh Tamiang
September 2013
Sedang dalam pengumpulan dokumen dan analisa.
8 Indikasi penjualan tanah Negara di Bener Meriah
Rp. 1,5 milar November 2013
Masih dalam pengumpulan dokumen 9 Indikasi korupsi dana
bencana pada dinas BPBA
Rp. 3,4 miliar September 2013
Sudah
ditindaklanjuti oleh Polresta Banda Aceh dan
ditetapkan tersangka serta ditahan, saat ini kasus ini sudah dilimpahkan ke
Pengadilan Tipikor Banda Aceh.
PN Tipikor Banda Aceh telah memvonis Kadis BPBA Aceh empat tahun penjara dan denda Rp.100 juta
10 Indikasi korupsi atas pemotongan
honorarium anggota satpol PP dan WH Aceh
Rp.650 juta Oktober 2013
Sudah
ditindaklanjuti oleh Polresta Banda Aceh
Kasatpol PP dan WH Aceh sudah di tetapkan sebagai
tersangka dan telah dilakukan penahanan oleh Polresta Banda Aceh
10 Indikasi korupsi kasus Tambang di Aceh Selatan
Oktober 2013
Masih dalam proese
pengumpulan dokumen
Output
1. Adanya kerjasama Antara GeRAK Aceh dan Polresta Banda Aceh dalam penanganan sejumlah indikasi korupsi di Aceh. Diantaranya Indikasi Korupsi Pada Dinas Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Indikasi korupsi Pemotongan honorer di Dinas Kasatpol PP dan WH Aceh, Indikasi Pemotongan Uang saku pada kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Aceh, Indikasi Korupsi Pengadaan Traktor di Dinas Pertanian Aceh. Dari ke empat kasus tersebut satu sudah di limpahkan ke Pengadilan Banda Aceh yaitu Dinas BPBA, kemudian Dinas Satpol PP dan WH Aceh sudah ditetapkan tersangka dan selanjutnya akan dilimpahkan ke pengadilan Negeri Banda Aceh. Untuk dinas Kesehatan Aceh dan Dinas Pertanian masih dalam tahapan proses penyidikan dan penyelidikan oleh Polresta Banda Aceh.
Sampai akhir desember 2013 GeRAK Aceh masih terus melakukan pemantauan terhadap kasus korupsi yang di tangani baik Polresta Banda Aceh maupun Apartur hukum lainnya.
Outcome
Beberapa Indikasi kasus korupsi di atas banyak masukan-masukan yang kita terima sebagai upaya untuk memperkaya informasi baik proses tindak lanjut dari penanganan yang dilakukan oleh apartur hukum khusunya Provinsi Aceh, antara lain :
1. Dugaan Korupsi di Dinas Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Tahun 2013 (Polresta Banda Aceh)
2. Indikasi Korupsi Pemotongan Honorer pada Kasatpol PP dan WH Aceh Tahun 2013 (Polresta Banda Aceh)
3. Indikasi korupsi Pemotongan uang yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Aceh tahun 2013 (Polresta Banda Aceh)
4. Dugaan korupsi Pengadaan Traktor di Dinas Pertanian Aceh Tahun 2013 (Polresta Banda Aceh)
5. 6 Dugaan Kasus korupsi yang ditangani oleh Polda Aceh 6. 7 Dugaan Korupsi yang ditangani oleh Kejati Aceh
Dari ke empat dugaan korupsi yang ditangani oleh Polresta Banda Aceh berserta jajarannya khususnya Satuan Reskrim, merupakan kasus baru dalam Pemerintahan ZIKIR di tahun 2013 dan ini menjadi catatan baru dalam pemberantasan korupsi secara cepat, transparan di Provinsi Aceh. Upaya tindaklanjut yang dilakukan oleh Polresta Banda Aceh atas laporan dugaan korupsi yang disampaikan oleh publik menjadikan contoh sebenarnya bagi aparatur penegak hukum lainnya.
Kemudian dugaan korupsi yang ditangani oleh Polda Aceh, dari enam kasus yang ditangani oleh Polda Aceh rata-rata kasus lama yang sampai akhir tahun 2013 belum ada kejelasan bagaimana proses hukum yang dilakukan begitu juga dengan Kejaksaan Tinggi Aceh hingga akhir 2013 masih menangani sejumlah dugaan korupsi lama sebanyak 7 kasus. Sehingga mencerminkan image bahwa
Polda Aceh dan Kejaksaan Tinggi Aceh lamban dalam penanganan dugaan tindak pidana korupsi dan ini menjadi cacatan buruk dalam pembertasan korupsi.
seharusnya Polda dan Kejati menjadikan contoh bagi jajarannya di dalam menindaklanjuti dugaan tindak pidana korupsi yang terjadi di Provinsi Aceh secara propesional dan transparan.
Pembelajaran
1. Perlunya gerakan sosial untuk melawan serta mengawasi setiap kasus korupsi yang ditangani oleh aparatur penegak hukum khususnya Aceh. hal ini penting untuk melihat sejauhmana proses penanganan kasus tindak pidana korupsi ditangani oleh aparatur hukum. Sehingga kemudian publik tidak mencurigai adanya oknum-oknum yang memainkan kasus yang sedang ditangani.
2. Instansi penegak hukum baik Kepolisian maupun Kejaksaan yang ada di Provinsi Aceh perlu dilakukan pembenahan untuk menuju tata kelola penegakan hukum yang profesional dan transparan. Berdasarkan hasil monitoring GeRAK Aceh tahun 2013 banyak kasus dugaan tindak pidana korupsi baik yang ditangani oleh Kepolisian maupun Kejaksaan dalam wilayah hukum Provinsi Aceh belum berjalan dengan baik dan terkesan sangat tertutup hinnga akhir tahun GeRAK mencatat ada 14 kasus yang terlihat sampai akhir tahun 2013. sejumlah dugaan kasus tersebut merupakan anggaran yang bersumber dari APBN,APBA dan APBK.