• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN

HASIL KALI KELARUTAN

Oleh:

Singko Naomi Martalena Nainggolan NIM 408131090

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (My Savior) atas segala karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Proposal berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan ”. Disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Bajoka Nainggolan, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd, Dra. Ida Duma, M.Si dan Drs. Marudut Sinaga, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.si selaku dosen pembimbing akademik. Kepada Bapak Drs. Muhammad Daud, MM selaku kepala sekolah dan Bapak Alwin Harahap dan Ibu R.Tobing selaku guru bidang studi kimia di SMA Negeri 7 Medan dan seluruh staf pegawai yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

Teristimewa penulis sampaikan kepada Ayahanda E.Nainggolan dan

(4)

Terima kasih buat dukungan dan semangat, penulis sampaikan kepada teman-teman seangkatan Kimia 2008 (Saudur Sianturi, Sopan Nababan, Yunita Sihotang, Sastrina Habeahan, Abdon Sibarani, Antoni Siringo-ringo, Agustina Sihite). Terima kasih juga buat semangat dan doa dari teman-teman kos (Dongseng, ‘Ntung, Kestrin, Tujer dan Mariana Pakpahan). Terimakasih penulis sampaikan kepada ke-5 sahabat yang selalu memberi dukungan dan semangat mulai dari awal hingga selesai penyusunan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan proposal ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini. Kiranya proposal ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2012 Penulis,

(5)

Perbedaan Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Singko Naomi Martalena Nainggolan ( NIM 408131090 )

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran problem solving dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas XI SMA Negeri 7 Medan T.P 2011/2012 dan aktivitas belajar siswa saat menggunakan model pembelajaran problem solving dengan pembelajaran konvensional.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IA Semester Genap SMA Negeri 7 Medan yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive

sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas dimana kelas XI IA-6 sebagai

kelas eksperimen dan kelas XI IA-4 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 38 orang dan kelas kontrol berjumlah 33 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 20 soal dan lembar observasi aktivitas siswa. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 30,39 dengan standar deviasi 10,8 dan nilai rata-rata kelas kontrol 27,27 dengan standar deviasi 9,85. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas pada data hasil tes kedua kelompok tersebut diperoleh bahwa data kedua sampel normal dan homogen. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah sebesar 73,95 dengan standar deviasi 14,85 dan pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 66,06 dengan standar deviasi 13,33. Selanjutnya, berdasarkan analisis uji-t dua pihak diperoleh thitung = 2,321

sedangkan untuk ttabel = 1,997 sehingga thitung > ttabel. Oleh karena itu Ha diterima

dan Ho ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran problem solving dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga dapat disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran problem solving dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas XI SMA Negeri Medan T.P 2011/2012.

(6)

Perbedaan Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Singko Naomi Martalena Nainggolan ( NIM 408131090 )

ABSTRACT

This study aims to determine perbedan student learning outcomes using the model of problem solving learning with conventional learning models on the subject matter solubility and solubility product of class XI in SMA Negeri Medan TP 7 2011/2012 and the learning activities of students while using the learning model of problem solving with learning conventional.

This is a type of quasi experimental study. Population in the study were all students in grade XI IA 7 Semester Senior High School Field which consists of 6 classes. Sampling was done by purposive sampling by taking two classes of sixth grade class XI in which the IA-6 as an experimental class XI and class IA-4 as the control class. Experimental class totaled 38 people and a control class numbered 33 people. The instrument used to determine students' test results are studied in the form of 20 multiple-choice questions and observations of student activity sheets.

From the research results obtained by the average value of 30.39 pretest experimental class with a standard deviation of 10.8 and an average value of control class with a standard deviation of 9.85 27.27. Based on the results of tests of normality and homogeneity test on the data of test results obtained by both groups that the data is both normal and homogeneous samples. After learning is completed is given, the average values obtained in the experimental class postes which used a model of learning based on problems with a standard deviation of 73.95 and 14.85 in the control class that uses the conventional learning of 66.06 with a standard deviation of 13.33. Furthermore, based on the t-test analysis of the two parties obtained tcount = 2.321 while for the TTable = 1.997 so tcount> TTable. Hence Ho is rejected and Ha accepted. This means that there are significant differences between the learning outcomes of students who use the learning model of problem solving with student learning outcomes using conventional learning, so it can be concluded that There is a difference in student learning outcomes using the model of problem solving learning with conventional learning in subject matter and the solubility times the solubility in class XI SMA Negeri Medan TP 2011/2012.

(7)

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN

HASIL KALI KELARUTAN

Oleh:

Singko Naomi Martalena Nainggolan NIM 408131090

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(8)
(9)

RIWAYAT HIDUP

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (My Savior) atas segala karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Proposal berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan ”. Disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Bajoka Nainggolan, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd, Dra. Ida Duma, M.Si dan Drs. Marudut Sinaga, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.si selaku dosen pembimbing akademik. Kepada Bapak Drs. Muhammad Daud, MM selaku kepala sekolah dan Bapak Alwin Harahap dan Ibu R.Tobing selaku guru bidang studi kimia di SMA Negeri 7 Medan dan seluruh staf pegawai yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

Teristimewa penulis sampaikan kepada Ayahanda E.Nainggolan dan

(11)

Terima kasih buat dukungan dan semangat, penulis sampaikan kepada teman-teman seangkatan Kimia 2008 (Saudur Sianturi, Sopan Nababan, Yunita Sihotang, Sastrina Habeahan, Abdon Sibarani, Antoni Siringo-ringo, Agustina Sihite). Terima kasih juga buat semangat dan doa dari teman-teman kos (Dongseng, ‘Ntung, Kestrin, Tujer dan Mariana Pakpahan). Terimakasih penulis sampaikan kepada ke-5 sahabat yang selalu memberi dukungan dan semangat mulai dari awal hingga selesai penyusunan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan proposal ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini. Kiranya proposal ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2012 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1.Pengertian Belajar 7

2.1.2.Pengertian Belajar Mengajar 8

2.1.3.Aktivitas Belajar 9

2.1.4.Hasil Belajar 12

2.1.5.Model Pembelajaran 13

2.1.5.1. Model Pembelajaran Problem Solving 14

(13)

2.1.6.Metode Pembelajaran 18

2.1.6.1. Metode Eksperimen 19

2.1.6.2. Metode Diskusi 20

2.1.6.3. Metode Ceramah 21

2.1.7.Lembar Kerja Siswa 21

2.2. Kajian Tentang Materi Pembelajaran 22

2.2.1 Pengertian Kelarutan dan hasil Kali kelarutan 22

2.2.2 Reaksi Pengendapan 24

2.2.3 Pengaruh Ion Senama dan pH Terhadap Kelarutan 25

2.3. Kerangka Konseptual 27

2.4. Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN 29

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

3.1.1.Lokasi Penelitian 29

3.1.2.Waktu Penelitian 29

3.2. Populasi dan Sampel 29

3.2.1.Populasi 29

3.2.2.Sampel 29

3.3. Variabel Penelitian 29

3.3.1.Variabel Bebas 29

3.3.2.Variabel Terikat 29

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 30

3.4.1.Jenis Penelitian 30

3.4.2.Desain Penelitian 30

3.5. Prosedur Penelitian 31

3.6. Instrumen Penelitian 33

3.6.1.Instrumen Tes Hasil Belajar Kognitif 33

3.6.2.Instrumen Tentang Aktivitas Siswa 34

3.7. Teknik Analisa Data 34

(14)

3.7.2.Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa 35

3.7.3.Uji Normalitas 35

3.7.4.Uji Homogenitas 36

3.7.5.Uji Hipotesis 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38

4.1. Hasil Penelitian 38

4.1. 1. Nilai pretes siswa kelas Eksperimen dan kelas Kontrol 38 4.1. 2. Nilai postes siswa kelas Eksperimen dan kelas Kontrol 39 4.1. 3. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa 40

4.1. 4. Uji Persyaratan Analisis Data 41

4.1.4.1. Uji Normalitas Data 41

4.1.4.2. Uji Homogenitas 42

4.1.4.3. Pengujian Hipotesis 42

4.2. Pembahasan Penelitian 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Skematik pelaksanaan penelitian 32 Gambar 4.1. Diagram batang data pretes siswa kelas eksperimen

dan kontrol 39

Gambar 4.2. Diagram batang data postes siswa kelas eksperimen

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran problem solving 15

Tabel 3.1 Rancangan penelitian 30

Tabel 3.2 Spesifikasi materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan 33

Tabel 3.3 Kategori aktivitas 35

Tabel 4.1 Hasil pretes dan postes untuk kelas eksperimen dan

kelas kontrol 38

Tabel 4.2 Nilai pretes kelas eksperimen dan kelas control 38 Tabel 4.3 Nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 39

Tabel 4.4 Kriteria dan nilai persen 40

Tabel 4.5 Hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan I dan II 41

Tabel 4.6 Hasil uji normalitas data 42

Tabel 4.7 Hasil uji homogenitas data 42

Tabel 4.8 Ringkasan perhitungan uji t 43

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran 1 57 Lampiran 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran 2 66

Lampiran 3.Lembar kegiatan siswa 1 78

Lampiran 4. Lembar kegiatan siswa 2 81

Lampiran 5. Tabel spesifikasi tes hasil belajar 86

Lampiran 6. Tes hasil belajar 100

Lampiran 7. Kunci jawaban 104

Lampiran 8. Distribusi pretest kelas eksperimen 105 Lampiran 9. Distribusi postest kelas eksperimen 107 Lampiran 10. Distribusi pretest kelas kontrol 109 Lampiran 11. Distribusi postest kelas kontrol 111 Lampiran 12. Data pretest dan postest kelas eksperimen 113

Lampiran 13. Data pretest dan postest kelas eksperimen 114 Lampiran 14. Perhitungan rata-rata, varians dan standar deviasi 115

Lampiran 15. Uji normalitas 118

Lampiran 16. Uji homogenitas 122

Lampiran 17. Uji hipotesis 125

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia selalu terus-menerus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan, walaupun hasilnya belum memenuhi harapan. Hal itu lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Adanya berbagai pembaharuan dalam pengembangan kurikulum merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan paradigma baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Ide KTSP ini diharapkan akan membawa perbaikan di dunia pendidikan. Namun demikian harapan KTSP tidak akan membuahkan hasil yang optimal tanpa dukungan dan kerjasama antar semua unsur pemangku pendidikan.

Salah satu cerminan kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil belajar siswa yang dicapai oleh siswa di sekolah tersebut. Dengan demikian hasil belajar

siswa pada suatu mata pelajaran tertentu merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Peningkatan kualitas ilmu pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilakukan pada semua kelompok mata pelajaran yang tertuang dalam Standar Isi. Salah satunya adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Kimia termasuk dalam kelompok mata pelajaran ini.

(19)

2

pertanyaan, mengkonstruksikan penjelasan dan menguji cobakan penjelasan tersebut berdasarkan teori yang dipelajarinya.

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) bahwa di kalangan siswa telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik. Faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut antara lain, aktivitas siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), kurangnya minat belajar siswa, interaksi siswa dalam KBM kurang terjalin dengan baik, serta model belajar yang kurang tepat dan kurang bervariasi sehingga menyebabkan kejenuhan pada siswa pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.

Hal serupa juga diperoleh peneliti dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru Kimia di SMA Negari 7 Medan, pembelajaran Kimia di sekolah tersebut memang masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini terjadi karena beberapa alasan yaitu, kurangnya media pembelajaran, laboratorium jarang digunakan, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan belum bervariasi sehingga siswa cepat

bosan. Permasalahan seperti ini menyebabkan banyak siswa tidak dapat mencapai KKM yang telah diterapkan. Adapun nilai KKM tersebut adalah 63.

Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas dapat diupayakan pemecahannya yaitu dengan mencoba tindakan-tindakan yang dapat mengubah suasana pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan menghadapkan pada model pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran

Problem Solving merupakan model pembelajaran yang dikembangkan atas dasar

(20)

3

Berdasarkan penelitian Hasibuan Nurhalima (2004) tentang penerapan pendekatan Problem Solving (pemecahan Masalah) dalam meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa sebasar 20,28 %. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul: ” Perbedaan Model Pembelajaran Problem Solving dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.”

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Siswa menganggap kimia merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menarik.

2. Kurangnya kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan sesama teman dan antara siswa dengan guru pelajaran.

3. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir, siswa hanya menghapal konsep

dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut dalam kehidupan nyata.

4. Rendahnya kompetensi guru dalam menerapkan model pembelajaran

yang sesuai, sehingga penyampaian materi terkesan monoton dan tidak menggunakan pendekatan serta metode yang efektif . Akibatnya tingkat pemahaman dan penguasaan konsep kimia yang diterima siswa tidak optimal karena kurangnya minat belajar siswa.

1.3.Batasan Masalah

(21)

4

dan sesuai dengan yang diharapkan, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem

Solving dan model pembelajaran konvensional. yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving di kelas XI semester genap SMA Negeri 7 Medan T.P. 2011/2012 ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan dengan menerapkan model pembelajaran Konvensional di kelas XI semester genap SMA Negeri 7 Medan T.P. 2011/2012 ?

3. Bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa menggunakan model

pembelajaran Problem Solving dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di kelas XI semester genap SMA Negeri 7 Medan T.P. 2011/2012 ?

4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang di

ajar menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan model pembelajaran konvensional?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan dengan menerapkan model pembelajaran Problem

(22)

5

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan dengan menerapkan model pembelajaran

Konvensional di kelas XI semester genap SMA Negeri 7 Medan T.P.

2011/2012.

3. Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa menggunakan model

pembelajaran Problem Solving dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di kelas XI semester genap SMA Negeri 7 Medan T.P. 2011/2012.

4. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa

yang di ajar menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan model pembelajaran konvensional di kelas XI semester genap SMA Negeri 7 Medan T.P. 2011/2012.

1.6.Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa, model pembelajaran yang dikembangkan ini diharapkan akan mampu

a. mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan intelektual

b. meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran c. belajar dalam suasana yang menyenangkan

d. sebagai peningkatan belajar siswa untuk bekerjasama. 2. Manfaat bagi Guru

a. menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran

pemecahan masalah.

b. sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa c. guru lebih terampil menggunakan metode belajar. 3. Manfaat bagi Mahasiswa Peneliti

a. memperoleh pengalaman model pembelajaran, melakukan seleksi materi,

dan mengembangkan seleksi instrument

b. memperoleh wawasan tentang pelaksanaan model pembelajaran

(23)

6

c. memberi bekal bagi peneliti sebagai calon guru kimia siap melaksanakan

tugas di lapangan.

1.7. Definisi Operasional 1. Hasil belajar

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa kelas XI IPA SMA N 7 Medan, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

2. Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran Problem Solving adalah model pembelajaran dimana model ini menggunakan beberapa fase supaya tidak ditemukan masalah pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, dimana model ini memusatkan kegiatan pada siswa kelas XI IPA SMA N.7 Medan untuk berfikir, dan diharapkan dapat menggunakannya dalam situasi-situasi problematik dalam hidupnya.

3. Model Pembelajaran Konvensional

Pada umumnya pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang

lebih terpusat pada guru. Akibatnya terjadi praktik belajar pembelajaran yang kurang optimal karena guru membuat siswa pasif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Metode yang sering dipakai dalam pembelajaran konvensional antara lain adalah ekspositori.

4. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

(24)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain : 1. Hasil belajar kimia siswa yang diberi pembelajaran dengan model

Pembelajaran Problem Solving pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di kelas XI Semester Genap di SMA Negeri 7 Medan T.P. 2011/2012 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 30,39 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 73,95.

2. Hasil belajar kimia siswa yang diberi pembelajaran dengan Model

Pembelajaran Konvensional pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di kelas XI Semester Genap di SMA Negeri 7 Medan T.P. 2011/2012 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 27,27 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 66,06.

3. (a) Aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Problem Solving untuk materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di kelas XI Semester Genap di SMA Negeri 7 Medan T.P. 2011/2012 diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa mencapai 71,32 dengan kategori Aktif.

(b) Aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

model Pembelajaran Konvensional untuk materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di kelas XI Semester Genap di SMA Negeri 7 Medan T.P. 2011/2012 diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa mencapai 60,18 dengan kategori Cukup Aktif

4. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model

(25)

54

5.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Diharapkan bagi calon guru memperhatikan pengetahuan awal dan kecerdasan

yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran diberikan.

2. Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran dengan model

pembelajaran Problem Solving dapat menggunakan waktu sesuai yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Alokasi yang digunakan harus benar-benar di sesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

(26)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, (2005), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah, dkk, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Gulo, W, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta.

Hasibuan, Nurhalima, (2004), Penerapan Pendekatan Problem Solving

(Pemecahan Masalah) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan, Skripsi, Fmipa Unimed, Medan.

Hudojo.2003.http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/28/model-pembelajaran-problem-solving/ tanggal akses 16 Februari 2012

Johari, J.M.C & M. Rachmawati, (2004), Kimia SMA untuk Kelas XI, Esis (Erlangga), Jakarta.

NK, Roestiyah, (2008), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Partana C.F & Antuni W, (2009), Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA Kelas XI-IPA, SIC, Jakarta.

Purba, Michael, (2006), Kimia untuk Kelas XI SMA Berbasis KTSP, Erlangga, Jakarta.

Sanjaya, Wina, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses

Pendidikan, Prenada Media, Jakarta.

Silitonga, P.M, (2011), Statistik, FMIPA UNIMED, Medan.

Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

(27)

56

Sulistiyorini.2007.(http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/06/pembelajaran-konvensional/) tanggal akses 26 Februari 2012

Utami, dkk, (2009), Kimia Untuk SMA Dan MA Kelas XI Program Ilmu Alam, Haka MJ, Jakarta.

Wardhana, Yana, (2010), Teori Belajar Dan Mengajar, Pribumi Mekar, Bandung.

(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/lks-lembar-kerja-siswa.html) tanggal akses: 20 Februari 2012

(28)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 3.1 Skematik pelaksanaan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik model pembelajaran problem solving pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang efektif dalam

Ada perbedaan hasil belajar Fisika yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis eksperimen dan model pembelajaran ekspositori, dimana siswa yang

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem solving pada materi pokok Listrik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII pada materi pokok Cahaya

Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Solving terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Cahaya di kelas VIII Semester

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem solving berbasis eksperimen4. Objek penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan konvensional pada pada materi pokok objek IPA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Problem solving dan yang menggunakan