PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 1 SIPISPIS T.P. 2012/2013.

21  Download (0)

Full text

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 1 SIPISPIS

T. P. 2012/2013

Oleh : Rizki Syahputri NIM 409321046

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 1 SIPISPIS

T.P. 2012/2013

Oleh

Rizki Syahputri (NIM 409321046)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Solving terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Cahaya di kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kecamatan Sipispis T.A 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas berjumlah 90 orang. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan cluster random sampling, yaitu kleas VIII-A yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran Problem Solving dan kelas VIII-C yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran komvensional. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 5 pilihan jawaban yang telah dinyatakan valid oleh dua dosen dan 1 guru bidang studi. Instrumen yang kedua berupa lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu uji t dua pihak untuk nilai pretes dan uji t satu pihak untuk nilai postes.

Dari analisa data diperoleh skor rata-rata pretes kelas eksperimen 34,83 pada kelas kontrol sebesar 33,83. Kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 73,83 dan 64,00. Uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh thitung = 5,64 dan nilai ttabel = 1,67, dimana thitung > ttabel sehingga Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Solving terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Cahaya di kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T. P. 2012/2013.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga

penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Pokok Cahaya di SMP Negeri 1Sipispis T.P. 2012/2013”. Adapun skripsi ini

disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada

Bapak Drs. Togi Tampubolon,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Ibu Dr. Betty M. Turnip,M.Pd, Bapak Drs. Abdul Hakim S., M.Si , dan Bapak Dr.

Ridwan A. Sani, M.Si sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan

masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunaan

skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr.Derlina,

M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan

memotivasi penulis selama perkuliahan, Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc, Ph.D

selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Aspul

A. Lubis,S.Pd selaku kepala sekolah SMP N.1 Sipispis dan Ibu Maharani Purba

selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing

penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah

memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan

penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda Mukhyar

Sitorus, Ibunda Faridah Hanum Sipahutar, Kakak dan adik, Laila Mukhrisa, Nazri

(5)

v

serta kasih sayang yang tak pernah henti kepada penulis dalam menyelesaikan

studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. Penulis juga ucapkan terima kasih

kepada abang penulis : Dedi Irawan yang banyak memberikan motivasi bagi

penulis. Rasa terima kasih penulis juga ucapkan untuk sahabat-sahabat penulis :

Agust Ridhoi Saragih, Iyuslina Purba, Anisa Fitri, Susi Susanti serta seluruh rekan

PPLT UNIMED SMP Negeri 1 Sipispis 2013 yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juli 2013

Penulis,

Rizki Syahputri

NIM. 409321046

(6)

vi

2.1.5 Model Pembelajaran Problem Solving 11

2.1.6 Pembelajaran Konvensional 14

2.1.7 Materi Pembelajaran 15

2.2 Kerangka Konseptual 33

(7)

vii

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35

3.2.1. Populasi Penelitian 35

3.2.2. Sampel Penelitian 35

3.3. Variabel Penelitian 35

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 36

3.4.1. Jenis Penelitian 36

3.4.2. Desain Penelitian 36

3.5. Prosedur Penelitian 37

3.6. Instrumen Penelitian 37

3.6.1. Instrumen Tes 37

3.6.2. Instrumen Aktivitas 38

3.7 Persyaratan Instrumen 39

3.8 Teknik Analisis Data 39

BAB IV : METODE PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian 45

4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 45

4.1.2. Uji Analisis Data 47

4.1.2.1. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 47

4.1.2.2. Uji Normalitas Data 47

4.1.2.3. Uji Homogenitas Data 48

4.1.2.4. Uji Hipotesis Penelitian 49

4.1.3. Observasi 50

(8)

viii

BAB V : METODE PENELITIAN

5.1. Kesimpulan 60

5.2 Saran 61

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Pemantulan cahaya pada bidang datar dan bidang kasar 16

Gambar 2.2. Pemantulan cahaya 16

Gambar 2.3. Pembentukan bayangan oleh cermin datar 17

Gambar 2.4. Sifat cermin cekung : mengumpulkan sinar 18

Gambar 2.5. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan

dipantulkan melalui titik fokus 18

Gambar 2.6. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan

sejajar sumbu utama 18

Gambar 2.7. Sinar datang malalui pusat kelengkungan cermin,

akan dipantulkan kembali melalui titik pusat

kelengkungan cermin 19

Gambar 2.8. Sifat cermin cembung : menyebarkan sinar 19

Gambar 2.9. Sifat cermin cembung : menyebarkan sinar 21

Gambar 2.10. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan

dipantulkan seolah-olah dari fokus 21

Gambar 2.11. Sinar yang datang menuju fokus akan dipantulkan

sejajar sumbu utama 22

Gambar 2.12. Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan

cermin akan dipantulkan kembali 22

Gambar 2.13. Pembiasan cahaya yang berbeda kerapatan optiknya 24

Gambar 2.14. Pembiasan cahaya pada prisma 26

Gambar 2.15. Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal, semakin

besar sudut datang semakin besar sudut bias 27

Gambar 2.16. Jenis-jenis lensa cembung 29

Gambar 2.17. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan

menuju titik fokus 29

Gambar 2.18. Sinar datang yang melalui titik pusat lensa (0)

(10)

x

Gambar 2.19. Sinar datang melalui titik fokus akan dibiaskan

sejajar sumbu utama 30

Gambar 2.20. Pembentukan bayangan pada lensa cembung 30

Gambar 2.21. Jenis-jenis Lensa Cekung 31

Gambar 2.22. Sinar -sinar istimewa untuk lensa cekung 31

Gambar 2.23. Pembentukan bayangan pada lensa cekung 31

Gambar 4.1. Nilai pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen 46

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Desain Penelitian 36

Tabel 3.2. Kisi-kisi tes hasil belajar pada materi pokok Cahaya 38

Tabel 4.1. Data nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 45

Tabel 4.2. Data nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 46

Tabel 4.3. Nilai rata-rata dan simpangan baku 47

Tabel 4.4. Uji normalitas data kedua kelompok sampel 48

Tabel 4.5. Uji Homogenitas data kedua kelompok sampel 48

Tabel 4.6. Ringkasan perhitungan uji t pada data pretes 49

Tabel 4.7. Ringkasan perhitungan uji t pada data postes 49

Tabel 4.8. Rekapitulasi nilai aktivitas belajar siswa kelas eksperimen 51

Tabel 4.8. Nilai hasil belajar dihubungkan dengan aktivitas belajar

kelas eksperimen 52

Tabel 4.9. Nilai Hasil Belajar dihubungkan dengan aktivitas belajar

kategori ”Sangat Baik” 55

Tabel 4.10. Nilai Hasil Belajar dihubungkan dengan aktivitas belajar

kategori ”Baik” 55

Tabel 4.11. Nilai Hasil Belajar dihubungkan dengan aktivitas belajar

kategori ”Cukup Baik” 56

Tabel 4.12. Nilai Hasil Belajar dihubungkan dengan aktivitas belajar

kategori ”Kurang Baik” 57

Tabel 4.13. Nilai Hasil Belajar dihubungkan dengan aktivitas belajar

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 64

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 77

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 89

Lampiran 4. Instrumen Penelitian 101

Lampiran 5. Kisi-kisi Tes hasil Belajar 109

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 1 127

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 2 129

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa 3 133

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Belajar Siswa 137

Lampiran 10. Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 139

Lampiran 11. Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 140

Lampiran 12. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 141

Lampiran 13. Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 142

Lampiran 14. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 143

Lampiran 15. Data Hasil Belajar Siswa 144

Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas

Eksperimen Pertemuan I 146

Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas

Eksperimen Pertemuan II 148

Lampiran 18. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas

Eksperimen Pertemuan III 150

Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 152

Lampiran 20. Perhitungan Nilai Rata-rata, Varians, dan standar Deviasi 154

Lampiran 21. Uji Normalitas Data 157

Lampiran 22. Uji Homogenitas 161

Lampiran 23. Uji Hipotesis 164

(13)

1

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini tidak

lepas dari ilmu Fisika sebagai salah satu ilmu dasar (Kamajaya, 2007:iv). Sejalan

dengan hal ini sebagai hulunya ilmu, Fisika merupakan basis untuk ilmu

pengetahuan alam yang lain, seperti Kimia dan Biologi, serta mempunyai hilir

ilmu, seperti Geofisika, Meteorologi, Astronomi, Oseanografi, dan beberapa

disiplin ilmu lain yang terkait (Kamajaya, 2003:iv).

Mengingat hasil belajar yang diperoleh siswa yang merupakan suatu produk

dari proses belajar itu sendiri masih saja belum beranjak dari keterpurukan.

Dilihat dari siswa, banyak siswa beranggapan bahwa fisika itu sulit karena

dasarnya masih kurang dari awal yang berhubungan dengan fisika, kurangnya

minat belajar siswa dan tidak biasanya siswa diberi kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan ada juga siswa yang tidak berani bertanya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sipispis pada

tanggal 31 Januari 2013 dengan menyebarkan angket kepada siswa diperoleh data

bahwa dari 30 siswa kelas VIII-A 20 orang mengatakan fisika itu sulit dan kurang

menarik, 7 orang mengatakan bahwa pelajaran fisika itu biasa saja. Sedangkan 3

orang mengatakan fisika itu mudah dan menyenangkan. Alasan siswa mengatakan

demikian karena menurut mereka fisika itu terlalu banyak rumus-rumus yang

sulit. Selain dengan angket, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru

bidang studi fisika ibu Maharani Purba yang menyebabkan hal itu antara lain

motivasi belajar siswa terhadap fisika masih rendah, kemampuan matematika

siswa yang rendah sehingga menyulitkan siswa dalam menyelesaikan soal

perhitungan fisika, sedangkan di dalam fisika matematika adalah alat bantu bagi

pemecahan persoalan fisika. Faktor lain keengganan siswa belajar fisika adalah

(14)

2

makna informasi itu sehingga siswa merasa jenuh dalam belajar fisika dan enggan

untuk mengulanginya di rumah, dalam menyampaikan pelajaran guru hanya

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa kurang aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini langsung berdampak pada nilai yang

diperoleh siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1

Sipispis nilai rata–rata ulangan harian untuk mata pelajaran fisika masih di bawah

nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 5,5. Dimana nilai KKM untuk

mata pelajaran fisika adalah 65. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pelajaran

fisika dianggap pelajaran yang sulit, sehingga hal ini mengakibatkan hasil belajar

siswa menjadi rendah.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut perlu diupayakan

pemecahannya yaitu dengan melakukan tindakan yang dapat mengubah suasana

pembelajaran yang melibatkan siswa dan menghadapkan pada model Problem

Solving. Pemecahan masalah merupakan bagian dari pembelajaran fisika yang

sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyesuaian, siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang

tidak bersifat rutin. Menurut Gulo (2002:111), pembelajaran penyelesaian

masalah memberi tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.

Pentingnya pembelajaran ini oleh karena belajar pada prinsipnya adalah suatu

proses interaksi antara manusia dan lingkungannya.

Berdasarkan hasil penelitian Agust Ridhoi Saragih (2012) di SMA Negeri 1

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat pada materi pokok persamaan keadaan gas

ideal diperoleh rata-rata nilai pretest kelas eksperimen adalah 34,88 dan rata-rata

kelas kontrol adalah 33,66. Kemudian setelah memberikan perlakuan yang

berbeda yaitu model pembelajaran Problem Solving dengan integrasi karakter

pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Problem Solving tanpa integrasi

karakter pada kelas kontrol, diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas eksperimen

adalah 73,66 dan rata-rata nilai postes kelas kontrol adalah 65,85. Dari penelitian

(15)

3

Problem Solving terhadap hasil belajar siswa. Namun penelitian ini masih

memiliki kelemahan–kelemahan karena disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya adalah alokasi waktu yang terbatas.

Upaya–upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan–kelemahan

tersebut adalah peneliti akan lebih mengoptimalkan alokasi waktu untuk setiap

tahap pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, sehingga alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran efesien.

Menciptakan suasana kelas yang lebih efektif yaitu dengan cara melakukan

pemantauan pada setiap siswa ketika proses eksperimen sedang berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika siswa rendah.

2. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran

fisika adalah metode ceramah dan tanya jawab.

3. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran.

4. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap fisika.

1.3Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan kemampuan

dan waktu peneliti, maka peneliti perlu membuat batasan masalah dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

Problem Solving.

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII Semester II SMP Negeri 1

(16)

4

3. Materi yang akan dipelajari adalah materi pokok Cahaya.

1.4Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Solving pada materi pokok Cahaya di Kelas VIII Semester II

SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran

Konvensional pada materi pokok Cahaya di Kelas VIII Semester II SMP

Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh diberi

perlakuan model pembelajaran Problem Solving dengan diberi perlakuan

pembelajaran konvensional pada materi pokok Cahaya di Kelas VIII

Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013?

4. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan pembelajaran

konvensional terhadap hasil belajar pada materi pokok Cahaya di Kelas

VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Solving pada materi pokok

Cahaya di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013.

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Cahaya di

Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa akibat

pengaruh diberi perlakuan model pembelajaran Problem Solving dengan

diberi perlakuan pembelajaran konvensional pada materi pokok Cahaya

(17)

5

4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan

pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar pada materi pokok

Cahaya di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bekal ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam mengajarkan fisika

pada masa mendatang.

2. Sebagai alternatif bagi pengajar fisika untuk menggunakan model

pembelajaran Problem Solving dalam upaya meningkatkan hasil belajar

siswa dengan baik.

1.7Defenisi Operasional

1. Pembelajaran Problem Solving dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang

dihadapi secara ilmiah. Siswa diberikan permasalahan pada awal

pelaksanaan pembelajaran oleh guru, selanjutnya selama pelaksanaan

pembelajaran siswa memecahkannya yang akhirnya mengintergrasikan

pengetahuan ke dalam bentuk laporan.

2. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional atau disebut

juga dengan metode ceramah. Metode ini lebih banyak menuntut keaktifan

guru daripada anak didik.

3. Hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah

(18)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari

data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan

tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh

antara lain :

1. Rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis

T.P. 2012/2013 pada materi pokok cahaya yang diberi perlakuan dengan

model pembelajaran Problem Solving adalah 73,83.

2. Rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Sipispis

T.P. 2012/2013 pada materi pokok cahaya yang diberi perlakuan dengan

pembelajaran konvensional adalah 64,00.

3. Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 58, untuk

pengujian posttest diperoleh thitung = 5,64 sedangkan ttabel = 1,67. Kriteria

pengujian adalah terima Ha jika jika tt1 dan dalam hal lainnya Ha

diterima, karena harga thitung > ttabel (5,64 > 1,67) maka H diterima dan a H o

ditolakyang berarti ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh diberi

perlakuan model pembelajaran Problem Solving dengan diberi perlakuan

model pembelajaran konvensional pada materi pokok Cahaya di Kelas VIII

Semester II SMP Negeri 1 Sipispis T.P. 2012/2013.

4. Selama proses pembelajaran, diperoleh hasil observasi aktivitas belajar siswa

1 orang sangat kurang aktif belajar (3,33 %), 6 orang kurang aktif belajar (20

%), 8 orang yang cukup aktif belajar (26,67 %), 13 orang yang aktif belajar

(43,3 %) dan 2 orang siswa yang sangat aktif belajar (6,67 %). Melalui data

observasi aktivitas siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa

yang aktif dalam belajar memperoleh nilai hasil belajar yang tinggi

(19)

61

5.2. Saran

1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model

pembelajaran Problem Solving sebagai salah satu upaya untuk

mengaktifkan siswa belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar

siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Dalam pelaksanaan penelitian ini dibutuhkan kesabaran dalam

membimbing siswa, pengaturan alokasi waktu yang lebih teratur, serta

penguasaan kelas yang baik yang dapat membangkitkan semangat belajar

siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan meningkatkan hasil

belajar.

3. Kepada peneliti selanjutnya kiranya menyampaikan terlebih dahulu

pentingnya aktivitas yang baik di setiap tahap pembelajaran ini dan

menyampaikan indikator penilaian aktivitas, agar siswa belajar dengan

(20)

62

DAFTAR PUSTAKA

Derlina, (2011), Strategi Belajar Mengajar Fisika, FMIPA UNIMED, Medan

Djamarah, S., (2006), Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta

Grace, M., (2012). P

embiasan Pada Lensa,

http://mentanaibaho.blogspot. com/2012/02/pembiasan-pada-lensa.html/15/1/2012

Giancoli, C., (2001), Fisika, Erlangga, Jakarta

Johan, (2012), Pembiasan Cahaya.http://smpn9depok.files.wordpress.com, Depok

Kamajaya, (2007), Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam, Grafindo Media Pratama, Bandung

Karim, S., (2008). Belajar IPA, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Kanginan, M., (2006), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Kholik, M., (2011), Metode Pembelajaran Konvensional. http:// muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajarankonven sional / 15/1/2012

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta

Sardiman, (2003), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta

Sigalingging, D., (2011), Metode Pembelajaran Konvensional, http://kutada. wordpress.com/2011/08/29/metode-pembelajaran-konvensional/ 15/1/2012

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta , Jakarta

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, N. (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Suryosubroto, B., (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta

(21)

63

Syarif, R., (2011), Pemantulan Sempurna, http://belajar.kemdiknas. go.id/index5.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Mod ul%Online/SMA/view&id=104&uniq=1783/15/1/2012, Jakarta

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajarasn Inovatif – Progresif, Kencana Jakarta

Gulo, W., (2002). Strategi Belajar Mengajar, Gramedia, Jakarta

Figure

Gambar 2.19. Sinar datang  melalui titik fokus akan dibiaskan

Gambar 2.19.

Sinar datang melalui titik fokus akan dibiaskan p.10

References

Related subjects :

Scan QR code by 1PDF app
for download now

Install 1PDF app in