PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KONVENSIONAL
PADA MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SMP AL-FITYAN MEDAN T.P 2013/2014
Oleh: Nasiruddin NIM 409421013
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas curahan nikmat
dan karunia-Nya hingga skripsi ini dapat selesai. Skripsi berjudul “Perbedaan
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan
Konvensional pada Materi Pokok Cahaya di Kelas VIII SMP Al-Fityan Medan
T.P. 2013/2014”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
memberikan bimbingan kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd,
Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, dan Bapak Drs. Abd. Hakim S., M.Si, selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku dosen Pembimbing
Akademik sekaligus Ketua Jurusan Fisika yang telah membimbing dan
memotivasi penulis selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Sugiono, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Al-Fityan Medan, Ibu Ade Putri
selaku guru bidang studi fisika dan para guru serta staf administrasi yang telah
memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada orang tua yang terus
memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak henti. Untuk Ayahanda
A. Riva’i Daulay dan Ibunda Fauziah Sitorus. Juga buat orang tua yang kedua
v
merahmati. Dan juga buat abang-abangku tercinta bang muhajir, bang Ibrahim,
bang ilyas semoga kita dikumpulkan kembali di Syurga, serta adikku yang teramat
kusayangi nurhanifah br daulay semoga menjadi wanita yang sholeha. Tak lupa
kepada sanak family dari keluarga Ayah dan Bunda, terima kasih atas bantuan dan
motivasinya. Penulis juga ucapkan terima kasih untuk teman-teman seperjuangan
di Rumah Allah (Masjid Baiturrahman Unimed; bang Alim, bang zuhri, bang
Hendry, bang Isman, bang yuan, bang anto, bang mul, namg fajri, bang Andi,
bang Sholeh, irul, solikin, harefa, salim, zaenal, tulus, amin, ajrun, risky dan andi)
semoga senantiasa dekat dengan masjid. Dan teman-teman fisika 09 (oji,
pangeran, amrin, risky, sam, eva, may, cibro, via, ais, ady, fajar, imam dan lainnya
yang tidak dapat disebut satu persatu.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan pada ikhwah ADK Unimed
(bang julis, bang budi, bang puji, mas No, bang mukhlis, bang khalid, bang
pilmon, bang budin, bang khair, bang pandi, bang mirza, bang anto, bang demas,
agushuri, iqbal, topik, guntar, eko, ridho, zaidan dll), para mujahid UKMI
Ar-Rahman serta KAMMI Unimed, KAMMI Medan dan KAMMI SUMUT yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga tetap istiqomah. Tak lupa pula
terimakasih pada pelatih di Tarung Derajat Abang Hizrah Saputra hrp yang selalu
memotivasi dalam prestasi, serta akang dan teteh di UKM Tarung Derajat (pak
BS, kg chairad, naldi, yakub, putra junior, rio, tuti, era, debi dll). Semoga kita
semua mampu berprestasi dalam perjalanan hidup yang kita hadapi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini, semoga bermanfaat.
Medan, 2014
Penulis,
Nasiruddin
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KONVENSIONAL
PADA MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SMP AL-FITYAN MEDAN T.P 2013/2014
Nasiruddin (NIM 409421013) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII pada materi pokok Cahaya di SMP Al-Fityan Medan T.P. 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II SMP Al-Fityan Medan yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan carasimple random sampling
dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas VIII-D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-E sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 15 soal. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Inkuiri dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Lampiran ix
Daftar Gambar x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar dan Teori Belajar 7
2.1.2. Hasil Belajar 8
2.1.3. Aktivitas Belajar 9
2.1.4. Evaluasi Belajar 13
2.1.5. Model Pembelajaran Inkuiri 14
2.1.6. Model Konvensional 20
2.2. Materi Pokok: Cahaya 23
2.3. Penelitian Terdahulu 35
2.4. Kerangka Konseptual 38
2.5. Hipotesis Penelitian 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 40
3.2. Populasi dan Sampel 40
3.3. Variabel Penelitian 40
3.4. Instrumen Penelitian 41
3.5. Desain Penelitian 42
3.6. Prosedur Penelitian 43
3.7. Teknik Analisis Data 43
3.7.1. Untuk Menentukan Mean 44
3.7.2. Untuk Menentukan Simpangan Baku 44
3.7.3. Normalitas 44
vii
3.7.5. Uji Hipotesis 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 48
4.1.1. Hasil Belajar 48
4.1.2. Hasil dan Analisi Data 48
4.1.3. Pengujian Analisis Data 49
4.1.4. Observasi 52
4.2. Pembahasan 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 62
5.2 Saran 63
DAFTAR PUSTAKA 64
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Skematik model pembelajaran konvensional 21
Gambar 2.2 Cahaya merambat dalam garis lurus yang disebut sinar
cahaya sedangkan berkas cahaya digambarkan dengan
beberapa garis berarah 23
Gambar 2.3. Pemantulan biasa 24
Gambar 2.4. Pemantulan baur 24
Gambar 2.5. Pemantulan cahaya pada cermin 25
Gambar 2.6. Melukis pembentukan bayangan benda O menggunakan
hukum pemantulan cahaya 26
Gambar 2.7. Dua cermin yang digabung membentuk sudut 90°
menghasilkan 3 bayangan 26
Gambar 2.8. Cermin lengkung permukaan bola: (a) cermin cekung dan
(b) cermin cembung 27
Gambar 2.9. Bila jarak benda s > 2f sifat bayangan yang terbentuk
adalah nyata, terbalik diperkecil 28
Gambar 2.10. Pembentukan bayangan pada cermin cembung 28
Gambar 2.11. Penomoran ruang-ruang pada cermin cekung 29
Gambar 2.12. Hukum snellius pada pembiasan 31
Gambar 2.13. Tiga berkas sinar istimewa pada lensa positif 32 Gambar 2.14. Pembentukan bayangan oleh lensa positif 32 Gambar 2.15. Tiga berkas sinar istimewa pada lensa negatif 33 Gambar 2.16. Sifat bayangan dari suatu benda sejati di depan lensa negatif
selalu maya,tegak diperkecil 33
Gambar 2.17. Bagan karakteristik Pembelajaran Konvensional dan Inkuiri 39 Gambar 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 48 Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 49 Gambar 4.3. Diagram Batang Nilai Kategori Nilai Pretes, aktivitas dan
Postes 48
Gambar 4.4. Grafik Nilai Pretes, Aktivitas dam Postes Siswa pada Kelas Eksprimen berdasarkan Urutan Kategori Aktivitas Terendah
sampai Tertinggi 58
Gambar 4.5. Grafik Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes Siswa pada Kelas Eksprimen berdasarkan Urutan Pretes Terendah sampai
Tertinggi 59
Gambar 4.6. Grafik Nilai Pretes, Aktivitas dam Postes Siswa pada Kelas Eksprimen berdasarkan Urutan Nilai Rata-rata Kelompok
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP Pertemuan 1 66
Lampiran 2 RPP Pertemuan 2 77
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa I 86
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa II 88
Lampiran 5 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Materi
Pokok Cahaya 90
Lampiran 6 Tes Hasil Belajar Materi Pokok Cahaya 97 Lampiran 7 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa 99 Lampiran 8 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 103 Lampiran 9 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 105 Lampiran 10 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 107 Lampiran 11 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 109 Lampiran 12 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 111 Lampiran 13 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 113 Lampiran 14 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 114 Lampiran 15 Menghitung Nila Rata-rata, Varians,
Standar Deviasi dan Varians 107
Lampiran 16 Uji Normalitas 118
Lampiran 17 Uji Homogenitas 122
Lampiran 18 Uji Hipotesis 124
Lampiran 19 Daftar Nilai Kritis untuk Uji LilLiefors 130 Lampiran 20 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 131 Lampiran 21 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 132 Lampiran 22 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 134
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut
setiap orang untuk membenahi diri dan meningkatkan potensi masing-masing.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat membenahi diri adalah melalui
pendidikan. Sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) seutuhnya yang juga
merupakan tugas dan tanggung jawab profesional setiap guru, dan ini adalah misi
pendidikan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional, untuk meningkatkan mutu pendidikan antara
lain : penataran/pelatihan guru – guru dalam bentuk musyawarah guru mata
pelajaran yang menyangkut pembahasan materi pelajaran dan metode
pengajarannya. Pemerintah berusaha melengkapi laboratorium dan alat-alat
laboratorium yang dapat digunakan sebagai fasilitas belajar. Terutama dalam
bidang IPA, perhatian pemerintah dalam melengkapi sarana dan prasarana untuk
menunjang proses pembelajaran telah digalakkan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bekaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Hardini dan Puspitasari
(2012:149), “Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah”. Salah satu mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran
fisika. Fisika merupakan mata pelajaran yang sangat menarik karena mempelajari
gejala-gejala alam yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, Sesuai dengan pengalaman peneliti saat melakukan Praktek
Program Pengalaman Terpadu (PPLT) di SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar
2
pelajaran yang sulit untuk dipahami. Guru lebih sering menggunakan pola
mengajar dengan menyajikan materi dan penyelesaian soal-soal dengan rumus.
Siswa hanya dapat menghitung dengan menghafal rumus tetapi tidak mengerti
konsep fisika yang sebenarnya sehingga siswa tidak dapat menerapkan pelajaran
fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil studi pendahuluan di SMP Al-Fityan Medan dengan instrumen
angket dan wawancara dapat diperoleh sejumlah data. Dari hasil angket yang
disebarkan kepada 28 siswa kelas VIII-D diperoleh data bahwa 13 orang
mengatakan fisika itu mata pelajaran yang kurang menarik, 10 orang mengatakan
bahwa pelajaran fisika itu biasa saja. Sedangkan 5 orang mengatakan fisika itu
mudah dan menyenangkan. Alasan siswa mengatakan bahwa fisika itu mata
pelajaran yang cenderung sulit dan kurang menarik karena fisika tidak terlepas
dari rumus-rumus yang harus dihafal, selain itu metode atau cara guru mengajar
selama ini di kelas cenderung mencatat dan mengerjakan soal.
Dari data nilai hasil ujian semester ganjil murni yang diberikan oleh guru
bidang studi Fisika kelas VIII SMP Al-Fityan Medan yaitu Ibu Ade Putri, S.Pd
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika dengan nilai
rata-rata Fisika kelas VIII-D semester ganjil yaitu 59,2. Sementara KKM di
sekolah tersebut adalah nilai 70. Dari 28 siswa yang mengikuti ujian, hanya 9
orang yang memenuhi KKM, sedangkan yang lainnya harus melakukan ujian
remedial kembali.
Dari penjelasan tersebut, peneliti dapat menyatakan bahwa salah satu
kelemahan pembelajaran adalah kurang adanya variasi dalam mengajar dengan
melibatkan siswa. Dalam mengatasi permasalahan ini, seorang guru perlu
merancang pembelajaran dengan menggunakan model yang memiliki
kemampuan-kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen
pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam belajar. Dalam belajar fisika
hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip fakta tidak diterima secara prosedural
tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu
saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang
3
pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh
siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka.
Salah satu usaha yang dilakukan agar siswa dapat memahami apa yang
dipelajarinya adalah dengan membimbing siswa untuk menggali pengetahuannya
sendiri yang diperoleh berdasarkan pengalaman sehari-hari. Usaha tersebut dapat
diwujudkan dengan penggunaan model pembelajaran Inkuiri. Hasil penelitian
Schlenker, dalam Joyce dan Weil (2009:198), menunjukkan bahwa inkuiri dapat
meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreaktif, dan siswa
menjadi terampil memperoleh dan menganalisis informasi. Teori belajar lain yang
mendasari model pembelajaran inkuiri adalah teori belajar konstruktivistik oleh
Piaget yang mengemukakan bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala
dicari dan di tentukan sendiri oleh siswa.
Dalam jurnal pendidikan dan pengembangan (Wirtha dan Rapi, 2008:15)
menyatakan bahwa : penguasaan konsep fisika siswa yang belajar melalui model
pembelajaran inkuiri lebih baik daripada siswa yang belajar melalui model
pembelajaran konvensional. Model Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Diharapkan dengan model pembelajaran inkuiri ini, siswa tidak hanya mendengar
konsep-konsep fisika saja, melainkan juga dapat memikirkan, mengumpulkan data
melalui percobaan membuat kesimpulan dari permesalahan yang diberikan.
Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri mendukung pembelajaran yang
berpusat pada siswa(student center-approaches)yang menjadikan siswa berperan
aktif dalam pembelajaran.
Penelitian mengenai model pembelajaran Inkuiri ini sudah pernah
dilakukan dan dikaji oleh peneliti sebelumnya pada materi Gaya dan Hukum
Newton di kelas VII semster I SMP N.37 Medan oleh Elida (2010). Hasil
penelitian tersebut diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen (Pembelajaran
Inkuiri) adalah 80,29 sedangkan kelas kontrol (Pembelajaran Konvensional) nilai
4
pembelajaran yang dilakukan dengan strategi Inkuiri memberikan pengaruh yang
lebih baik pada pencapaian hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Namun, dalam penelitian tersebut masih terdapat kelemahan
peneliti yaitu kurang mampu mengalokasikan waktu dalam pembelajaran
sehingga penggunaan waktu tidak efektif serta kurang menguasai kelas sehingga
siswa berkesempatan untuk ribut sehingga suasana di dalam kelas tidak kondusif.
Dengan melihat kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti sebelumnya,
maka peneliti akan berusaha mengatasi kendala dalam hal ini adalah
pengalokasian waktu. Dalam mengatasi pengalokasian waktu yang digunakan,
peneliti membagikan alokasi waktu pada tiap-tiap fase pembelajaran dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga waktu yang digunakan lebih
efisien. Model Pembelajaran Inkuiri ini diharapkan dapat lebih meningkatkan
hasil belajar siswa.
Untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul :
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KONVENSIONAL PADA
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini, adalah :
1. Kurangnya minat siswa untuk mempelajari fisika
2. Rendahnya hasil belajar fisika siswa
3. Kurangnya keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat bahwa luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan pembatasan
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII Semester II SMP Al-Fityan
Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
2. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model inkuiri dan
pembelajaran konvensional.
3. Materi pokok yang diajarkan adalah Cahaya di kelas VIII Semester II
SMP Al-Fityan Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan
Model Pembelajaran Inkuiri?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri?
3. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran konvensional?
4. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
6
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarakan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
inkuiri.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran
konvensional.
4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran inkuiri dengan pembelajaran konvensional.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bahan informasi bagi guru fisika khususnya, untuk mengetahui model
pembelajaran yang lebih menigkatkan hasil belajar siswa pada materi
pokok Cahaya.
2. Bahan masukkan yang bermanfaat bagi peneliti sebagai calon guru.
3. Bahan informasi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih
lanjut.
1.7 Definisi Operasional
Model pembelajaran Inkuiri adalah cara mengajar guru yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis melalui fase merumuskan masalah, fase membuat
hipotesis, fase merancang pecobaan, fase mengumpulkan dan menganalisis data
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data
hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yaitu pada
pertemuan I rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen adalah 69,6 (cukup
baik) pada pertemuan II meningkat jadi 76,6 (baik). Melalui data observasi
aktivitas belajar siswa untuk model pembelajaran inkuiri dapat disimpulkan
bahwa rata – rata siswa yang aktif dalam belajar memperoleh hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang kurang aktif pada saat
pembelajaran.
2. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Inkuiri pada materi pokok Cahaya di kelas VIII SMP Al-Fityan
1 Medan T.P 2013/2014 mengalami peningkatan, yaitu sebelum diberikan
perlakuan rata pretes sebesar 32,8 dan setelah diberikan perlakuan
rata-rata postes siswa sebesar 71,7. Sedangkan hasil belajar siswa yang diberi
pembelajaran dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Cahaya
di kelas VIII SMP Al-Fityan 1 Medan T.P 2013/2014 juga mengalami
peningkatan, yaitu sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 31,5
dan setelah diberikan perlakuan, rata-rata postes siswa sebesar 64,0.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Inkuiri dan dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Cahaya di
kelas VIII SMP Al-Fityan 1 Medan T.P 2013/2014 yang dibuktikan dengan
perbedaan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri dengan Pembelajaran Konvensional yaitu sebesar 7,7 (12%) dan
63
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
Inkuiri karena aktivitas yang akan diobservasi banyak maka supaya efektif
diperlukan satu observer setiap kelompok.
2. Jika ditinjau dari aktivitas menurut deskriptor, diperoleh hasil yang meningkat
walaupun peningkatannya kecil, peneliti selanjutnya hendaknya
mempersiapkan deskriptor aktivitas dan memastikan sesuai dengan model
pembelajaran yang ingin diteliti, sehingga kelemahan peneliti dapat dikurangi
untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
3. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahai model pembelajaran
inkuiri sebagai upaya melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis melalui
fase merumuskan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan dan
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2009),Prosedur Penelitian,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arends, Richard I., (2008), Learning to Teach, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2011), Buku Peoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Giancoli, Douglas C., (2001), Fisika Edisi Kelima (Terjemahan), Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Gunawan, Setia, (2009) http://www.edukasi.net/mol/mo full.php?moid=89
&fname=cekung.htm .
Halliday, D., R. Resnick, and J.Walker, (2001) Fundamentals of Physics 6th
Edition,John Wiley and Sons, Inc, New York.
Hardini, I. dan Puspita, D. 2012.Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta :
Familia (Group Relasi Inti Media)
Joyce et al, (2009), Models of Teaching, Edisi Delapan, Pustaka Belajar,
Yogyakarta
Munawar, Indra, (2009),
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html.
Pratiwi, Rinie, dkk, (2008),Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Alam: Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII Edisi 4, Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sagala, S., (2012),Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung
Sanjaya, W., (2010),Strategi Pembelajaran,Kencana, Jakarta
Shirran, Alex, (2008),Evaluating Students,Penerbit Grasindo, Jakarta.
Slameto, (2010),Belajar dan Faktor-faktoryang mempengaruhinya,Rineka Cipta,
Jakarta
Sudjana, (2005),Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
65
Syahrizal, Eddy, (2008),
http://eddysyahrizal.blogspot.com/2008/08/pemantulan-cahaya.html
Tim Abdi Guru, (2006), IPA Terpadu Untuk SMP Kelas VIII, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Trianto, M.Pd, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif,
Penerbit Kencana, Jakarta.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wirtha, I Made, dan Ni Ketut Rapi, (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Dan
Penalaran Formal Terhadap Penguasaankonsep Fisika Dan Sikap Ilmiah
Siswa Sma Negeri 4 Singaraja, Jurnal Penelitian dan Pengembangan