Oleh : Eva Agustin NIM 409121024
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas curahan nikmat
dan karunia-Nya hingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan
yang telah direncanakan. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Konensional pada Materi Pokok Objek IPA dan Pengamatannya di Kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Namoramb T.P 2014/2015.” Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Rahmatsyah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Drs. Abd. Hakim S, M.Si, Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, dan Ibu Dr.
Derlina, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Terkhusus kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan, saran serta dukungan
moril mulai dari diterimanya penulis di Jurusan Fisika UNIMED, kepada Bapak
Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Prof. Drs.
Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Bonser Aritonang selaku kepala sekolah di
SMP Negeri 1 Namorambe, kepada Bapak Djasa Sembiring selaku guru bidang
studi IPA yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah
tersebut, beserta seluruh guru dan staf SMP Negeri 1 Namorambe.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
senanatiasa mengiringi perjalanan penulis. Ayahanda tercinta Raja Nangkih
Surbakti dan Ibunda Murni Tarigan, S.Pd selaku orang tua yang telah
membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang. Terima kasih untuk cinta dan
bagi panulis untuk tidak penah berhenti berjuang. Terima kasih juga atas motivasi
dari Kakanda Rani Asrida Surbakti, AMd dan Ananda Andika Paska Putra.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang tua sebagai tanda terima kasih yang
terdalam.
Secara khusus penulis sampaikan terimakasih kepada para praktisi, yaitu
Bapak Ir. Dahlan Pardede, Bapak Parasian Nainggolan, S.Pd, Bapak Drs.
Arifuddin, M.Si atas dukungan moral di dalam hal pelaksanaan penelitian dan
penulisan skripsi ini. Tidak lupa kepada teman-teman seperjuangan, keluarga
besar Fisika Dik A 2009, teman-teman PPL di SMP Negeri 3 Pematang Siantar
tahun 2012 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu dan teman terdekat
saya Wenny Saragih, Am.Keb, SKM, penulis ucapkan terima kasih untuk
kebersamaan dan kekeluargaan yang begitu indah.
Layaknya pepatah “Tidak ada gading yang tak retak.” Penulis menyadari
bahwa masih begitu banyak kekurangan pada skripsi ini, baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini memberi manfaat dalam memperkaya khasana ilmu pendidikan.
Medan, Desember 2014 Penulis,
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN
KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA DI KELAS VII SEMESTER I
SMP NEGERI 1 NAMORAMBE T.P 2014/2015
Eva Agustin (409121024)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan konvensional pada pada materi pokok objek IPA dan pengamatannya di kelas VII semester I SMP Negeri 1 Namorambe T.P. 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Namorambe yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan caraclusterrandom sampling terdiri dari 2 kelas, yaitu VII-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar berbentuk soal pilihan berganda sebanyak 20 soal.
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 4
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar 7
2.1.3 Model Pembelajaran 8
BAB III. METODE PENELITIAN 24 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24 3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian 24 3.2.1 . Populasi Penelitian 24
3.2.2. Sampel Penelitian 24
3.3. Variabel Penelitian 24
3.4. Instrumen Penelitian 24
3.4.1. Instrumen I Tenang Tes Hasil Belajar (Ranah Kognitif) 25 3.4.2. Instrumen II Tentang Aktivitas Siswa 26 3.5. Jenis Dan Desain Penelitian 28
3.5.1. Jenis Penelitian 28
3.5.2. Desain Penelitian 28
3.6. Prosedur Penelitian 29
3.7. Teknik Pengumpulan Data 30
3.7.1. Pretest 30
3.7.2. Postest 30
3.8. Teknik Analisis Data 30
3.8.1. Untuk Mementukan Mean 30 3.8.2. Untuk Mementukan Simpangan Baku 30
3.8.3. Uji Normalitas 31
3.8.4. Uji Homogenitas Varians 31 3.8.5. Uji Hipotesis (Uji t ) 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35
4.1. Hasil Penelitian 35
4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 35 4.1.1.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 35 4.1.1.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 36 4.1.2. Pengujian Analisi Data 38 4.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretes 38 4.1.2.2. Uji Homogenitas Data Pretes 38 4.1.2.3. Uji Hipotesis Data Pretes 39 4.1.2.4. Uji Normalitas Data Postes 40` 4.1.2.5. Uji Hipotesis Data Postes 40
4.1.3. Observasi 41
4.2. Pembahasan 45
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 59
5.1. Kesimpulan 59
5.2. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah 12
Tabel 2.2. Awalan Satuan (Dalam SI) 16
Tabel 2.3. Besaran Pokok dan Satuannya (Dalam Sistem SI) 19
Tabel 3.1. Spesifikasi Materi Objek IPA dan Pengamatannya 25
Table 3.2 Kriteria Kemampuan Siswa 26
Tabel 3.3. Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 27
Tabel 3.4. Two-Group Pretest-Postest Design 28
Tabel 4.1. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 38
Tabel 4.2. Uji Homogenitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 39
Tabel 4.3. Uji t Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39
Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40
Tabel 4.5. Uji t Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 41
Tabel 4.6. Rekapitulasi Data Pretes, Aktivitas, dan Postes Siswa Kelas
Eksperimen Perindividu 42
Tabel 4.7. Interval Aktivitas Siswa 43
Tabel 4.8 Kriteria Kemampuan Kognitif Postes Siswa 46
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar Halaman
Gambar 2.1 Pengukuran dengan Menggunakan Panjang Tangan 15
Gambar 2.2 Mistar 16
Gambar 2.3 Berbagai Alat Ukur Panjang 17
Gambar 2.4 Neraca Lengan 18
Gambar 2.5 Neraca Pegas 18
Gambar 2.6 Berbagai Alat Ukur Waktu 18
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 36
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretes Kelas Kontrol 36
Gambar 4.3 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 37
Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes Kelas Kontrol 37
Gambar 4.5 Diagram Batang Kategori Pencapaian Siswa Mulai dari
Pretes, Aktivitas, Hingga Postes 44
Gambar 4.6 Grafik Nilai Pretes, Aktivitas, dan Postes Berdasarkan
Nomor Urutan Siswa 56
Gambar 4.7 Grafik Nilai Pretes dan Postes Siswa Berdasarkan
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran Halaman
Lampiran 1 RPP I 63
Lampiran 2 RPP II 76
Lampiran 3 RPP III 90
Lampiran 4 LKS 1 103
Lampiran 5 LKS 2 108
Lampiran 6 LKS 3 114
Lampiran 7 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 119
Lampiran 8 Instrumen Tes Hasil Belajar 129
Lampiran 9 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 134
Lampiran 10 Distribusi Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa 135
Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 144
Lampiran 12 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 147
Lampiran 13 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 149
Lampiran 14 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperien 151
Lampiran 15 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 153
Lampiran 16 Rekapitulasi Data Hasil Belajar 155
Lampiran 17 Perhitungan Statstik Dasar 159
Lampiran 18 Uji Normalitas 166
Lampiran 19 Uji Homogenitas 171
Lampiran 20 Uji Hipotesis 173
Lampiran 21 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 179
Lampiran 22 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 180
Lampiran 23 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t 181
Lampiran 24 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi F 182
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan bersifat
dinamis mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat.
Pendidikan diharapkan dapat menciptakan manusia yang berkualitas dan
berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses
pendewasaan diri sendiri sehingga didalam proses pengambilan keputusan
terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab
yang besar. Dengan kata lain pendidikan merupakan faktor yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia akan tumbuh dan
berkembang sebagai pribadi yang utuh. Maju-mundurnya proses pengembangan
suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan bangsa
itu sendiri. Oleh sebab itu, pengembangan sektor pendidikan harus menjadi
prioritas.
”Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didukung untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran science, tidak dapat mengembangkan
kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi
pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses
pembelajaran di dalam kelas.”(Sanjaya, 2010:1)
Berbicara tentang masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di
Indonesia, wujud permasalahan yang paling nyata dapat dilihat dari lemahnya
kemampuan peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketidaklulusan
peserta yang mengikuti UN (Ujian Nasional). Berdasarkan Surat Pengumuman
ketidaklulusan UN jenjang SMP/MTs/SMP terbuka tahun pelajaran 2011/2012
mencapai 0,13 persen atau 309 siswa dari 242.491 jumlah peserta yang mengikuti
UN. Berdasarkan laporan Ketua UN Sumut, Henry Siregar di Kantor Dinas
Pendidikan Sumut. Peserta yang tidak lulus tersebar di 23 kabupaten/kota di
Sumut, salah satunya Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah siswa yang tidak
lulus sebanyak 50 orang (0,20%).(http://www.waspada.co.id//)
Persentase ketidaklulusan UN jenjang SMP/MTs/SMPT tahun 2013/2014
menunjukkan bahwa Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang
memiliki angka ketidaklulusan peserta Ujian Nasional (UN) SMP 2014 di Sumut
terbanyak. Malalui daftar kabupaten kota jenjang SMP/MTs/SMPT berdasarkan
jumlah nilai UN yang dirilis oleh Dinas Pendidikan Sumut menyebutkan, dari
26.880 jumlah peserta UN SMP di Kabupaten Deli Serdang, sebanyak 73 siswa
yang tidak lulus.( http://medanbisnisdaily.com)
Berdasarkan persebaran jumlah peserta yang tidak lulus UN jenjang
SMP/MTs/SMP terbuka. Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang
dari tahun ketahun memiliki tingkat ketidakkelulusan peserta UN terbanayak. Hal
ini dapat menjadi gambaran bahwa tingkat kemampuan siswa untuk jenjang
SMP/MTs/SMP terbuka di Kabupaten Deli Serdang masih rendah. Dengan
demikian, perlu diadakan pengawasan dan perhatian khusus untuk kabupaten
tersebut. Untuk melihat penyebab terjadinya masalah tingginya tingkat
ketidaklulusan peserta UN dan agar dapat mencari sosuli yang tetpat.
IPA adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP dan
merupakan bagian dari mata pelajaran yang diuji dalam UN. IPA merupakan
pelajaran yang membutuhkan pemahaman, pemikiran, dan analisis yang
kompleks. Jika pada saat proses mengajar guru hanya menggunakan metode
ceramah tanpa melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan variasi
lainnya. Maka siswa cenderung pasif dan tidak memiliki minat untuk belajar,
akibatnya siswa hanya akan menunggu sajian yang diberikan guru. Kondisi ini
terkadang menjadikan siswa malas untuk belajar, merasa jenuh, dan berharap agar
proses belajar cepat selesai begitu saja tanpa perduli apa yang dipelajari pada hari
Berdasarkan hasil observasi terhadap 34 orang siswa yang berada dalam
satu kelas di SMP N 1 Namorambe yang dilaksanakan pada tanggal 13 Maret
2013, dengan menggunakan angket siswa. Diperoleh informasi bahwasannya,
siswa yang menggemari mata pelajaran IPA sebanyak 5 orang atau 14, 6 %; siswa
yang mengatakan IPA sulit dan kurang menarik sebanyak 19 orang atau 55, 9%;
dan siswa yang mengatakan IPA mudah dan menyenangkan sebanyak 10 orang
atau 29,4%. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru mata
pelajaran IPA Terpadu, dengan menggunakan angket. Diperoleh informasi
bahwasannya jumlah siswa yang menyukai mata pelajaran IPA adalah (11-30)%.
Sedangkan berdasarkan wawancara yang dilakukan. Diketahui bahwa nilai
rata-rata yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran IPA adalah 50, sementara KKM
yang ditetapkan sekolah adalah 68. Kurangnya minat dan perhatian siswa dan juga
sulitnya menanamkan konsep pada siswa adalah kendala lain yang dihadapi saat
PBM berlangsung.
Berdasarkan masalah yang melatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa
untuk mata pelajaran IPA. Peneliti menyarankan model pembelajran Problem
Based Learning(PBL). Model ini telah diteliti sebelumnya oleh, Lusiana Siagian
(2009) di SMPN 2 Rantau Utara pada materi pokok Listrik Dinamis diperoleh
nilai pretes kelas eksperimen adalah 4,197 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah
4,132. Kemudian melakukan perlakuan yang berbeda yaitu pembelajaran
berdasarkan masalah pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol, diperoleh hasil postes kelas eksperimen 7,54 dan nilai rata-rata
kelas kontrol 6,12. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dilihat bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran berdasarkan masalah
terhadap hasil belajar siswa.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model yang
menantang siswa untuk mencari solusi suatu masalah dari dunia nyata yang dapat
diselesaikan secara berkelompok. Manfaat penggunaan PBL dapat meningkatkan
pembelajaran otonom, berpikir kritis, pemecahan masalah dan keahlian dalam
Pembelajaran Problem Based Learning menuntut siswa untuk melakukan
pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi
sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis dan mencari solusi dari
permasalahan yang ada. PembelajaranProblem Based Learningmengorientasikan
siswa kepada masalah, multi disiplin, menuntut kerjasama dalam penelitian, dan
menghasilkan karya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin melihat bagaimana
perbedaan pengaruh pemberian model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) bila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil
belajar siswa. Dalam hal ini peneliti memilih materi pembelajaran objek IPA dan
pengamatannya. Dengan demikian penelitian ini dirumuskan dengan judul
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Konvensional pada Materi Pokok Objek IPA dan Pengamatannya di Kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Namorambe T.P 2014/2015''
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
diperoleh bahwa :
1. Rendahnya minat siswa pada mata pelajaran IPA
2. Kurangnya pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA
3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
4. Situasi pembelajaran yang masih berfokus pada guru sebagai sumber
utama pengetahuan.
1.3 Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan dan keterbatasan kemampuan, waktu dan
biaya maka peneliti perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun
yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester I SMP N 1 Namorambe
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning
(PBL) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol.
3. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif yang disertai
pengamatan aktivitas pada materi pokok Objek IPA dan Pengamatannya.
1.4 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok Objek IPA dan
Pengamatannya di kelas VII semester I SMP N 1 Namorambe yang
dibelajarkan dengan model pembelajaranProblem Based Learning(PBL)?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok Objek IPA dan
Pengamatannya di kelas VII semester I SMP N 1 Namorambe yang
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional?
3. Bagaimana aktivitas siswa saat dibelajarkan dengan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Objek IPA dan
Pengamatannya di kelas VII Semester I di SMP N 1 Namorambe?
4. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada materi pokok Objek IPA
dan Pengamatannya di kelas VII semester I SMP N 1 Namorambe setelah
dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning(PBL)
dan pembelajaran konvensional?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok Objek IPA dan
2. Pengamatannya di kelas VII semester I SMP N 1 Namorambe setelah
3. Untuk Mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok Objek IPA dan
Pengamatannya di kelas VII semester I SMP N 1 Namorambe setelah
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.
4. Untuk mengetahui aktivitas siswa saat dibelajarkan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Objek
IPA dan Pengamatannya di kelas VII Semester I di SMP N 1 Namorambe.
5. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada materi pokok Objek
IPA dan Pengamatannya di kelas VII semester I SMP N 1 Namorambe
setelah dibelajarkan dengan model pembelajaranProblem Based Learning
(PBL) dan pembelajaran konvensional.
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas dapat diperoleh manfaat
penelitian, yaitu:
1. Sebagai bahan informasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
2. Sebagai alternatif penggunaan model pembelajaran.
3. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian
sejenis.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari pemahaman yang meluas, maka peneliti perlu
memberikan defenisi operasional terhadap judul penelitian ini. Adapun defenisi
operasionalnya sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran
yang dirancang untuk melibatkan siswa secara langsung belajar dan
mencari dan menemukan sendiri pemecahan dari suatu permasalahan
secara sistematis, logis, kritis, analitis dengan penuh percaya diri.
3. Hasil belajar yang akan dicapai, didalamnya memuat seperangkat
kompetensi dari hasil belajar siswa yang menjelaskan tentang
keterampilan dan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada materi pokok Objek IPA dan Pengamatannya di
kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Namorambe T.P 2014 /2015 yang
dibelajarkan dengan model pembelajaranProblem Based Learning (PBL)
memiliki rata-rata sebesar 76,42
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok Objek IPA dan Pengamatannya di
kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Namoramb e T.P 2014 /2015 yang
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional memiliki rata-rata sebesar
73,42
3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada materi pokok Objek IPA dan
Pengamatannya di kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Namorambe T.P
2014 /2015 yang dibelajarkan dengan model pembelajaranProblem Based
Learning (PBL), pertemuan I diperoleh rata-rata aktivitas sebesar 55,91%
tergolong dalam kategori cukup aktif, pada pertemuan II terjadi
peningkatan aktivitas siswa menjadi 66,18% tergolong kategori aktif, dan
pada pertemuan III juga terjadi peningkatan aktivitas siswa menjadi
71,42% tergolong kategori aktif.
4. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh
t
hitung<t
tabel(1,488<1,9974),maka Hoditerima dan Ha ditolak, dengan kata lain bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaranProblem Based Learning (PBL)
dan pembelajaran konvensional pada materi pokok Objek IPA dan
Pengamatannya di kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Namorambe T.P
5.2. Saran
Kepada peneliti selanjutnya, yang ingin menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) agar lebih memberikan perhatian dan bimbingan
yang lebih kepada sebagian siswa yang kurang aktif dengan menuntun cara
berfikirnya kearah penyelesaian permasalahan. Karena indikator aktivitas dan
jumlah siswa yang akan diobservasi banyak, maka supaya lebih efektif sebaiknya
peneliti selanjutnya perlu menambah jumlah observer yaitu satu observer untuk
DAFTAR PUSTAKA
Alfatah, A., dkk, (2011), Bahas Tuntas 1001 Soal Fisika SMP, Pustaka Widyatama, Yogyakarta.
Apriono, Djoko., (2011),Problem Based Learning (PBL): Defenisi, Karakteristik, dan Implementasi dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Unirow, No 1: 11-17
Arends, R.I., (2008), Learning To Teach Edisi ketujuh, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Unimed, FMIPA Unimed, Medan
Hamdani, (2011),Strategi Belajar Mengajar, CV Pustaka Setia, Bandung.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013), Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII,Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Lestari, N. N., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar fisiska Bagi siswa Kelas VII SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran program Pasca Sarjana UNDIKSHA: 1-21
Sadia, I Wayan., (2007), Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Cycle Learning Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No 1: 171-182
Sadirman, A.M., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Sagala, S., (2012), Supervisi Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Setyorini, dkk., (2011), Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (JPFI)
Siagian, L., (2009), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konevensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMPN 2 Rantau Utara T.A. 2008/2009, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.
Slameto, (2007), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005),Metoda Statistika,Tarsito, Bandung
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wena, Made., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. PT Bumi Aksara, Jakarta
Widyastuti, I., (2012), Tingkat Ketidaklulusan UN SMP Meningkat, http://www.waspada.co.id.