METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI
SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN
NOVIATI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul “METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi telah dinyatakan secara jelas dan diperiksa kebenarannya.
Bogor, Oktober 2005
ABSTRAK
NOVIATI. Metode Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Sistem Pembiayaan Di Perbankan. Dibimbing oleh BAMBANG JUANDA dan TJUK EKO HARIBASUKI.
Munculnya teori Induced Value yang memungkinkan untuk mengontrol karakteristik pelaku ekonomi sehingga syarat suatu percobaan yaitu mengontrol lingkungan dapat dipenuhi. Dengan percobaan ekonomi, perbedaan respons jelas dan benar-benar akibat pengaruh perlakuan yang diberikan, suatu hal yang sulit ditemui pada penelitian dengan metode survei karena adanya pengaruh lingkungan atau obyek pengamatan.
Masalah pokok dalam dunia usaha adalah kebutuhan modal yang dapat diperoleh salah satunya melalui perbankan. Sistem perbankan di Indonesia adalah sistem perbankan syariah dan sistem perbankan konvensional. Perangkat yang digunakan sebagai imbalan atas jasa produk yang ditawarkan pada perbankan konvensional menggunakan sistem bunga (interest) dan pada perbankan syariah adalah prinsip bagi hasil dan prinsip jual beli.
Penelitian ini bertujuan menerapkan metode percobaan ekonomi dalam melihat pengaruh sistem pembiayaan di perbankan dan risiko usaha terhadap besar pinjaman, keuntungan bank, keuntungan debitur dan ketertarikan debitur dalam memilih sistem pembiayaan.
METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI
SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN
NOVIATI
Tesis
sebagai salah satu syarat menyelesaikan gelar Magister Sains pada
Program Studi Statistika
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Metode Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Sistem Pembiayaan di Perbankan
Nama : Noviati NIM : G.151024114 Program Studi : Statistika
Disetujui :
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S Dr. Ir. Tjuk Eko Haribasuki, M.St Ketua Anggota
Diketahui :
Ketua Program Studi Statistik a Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Budi Susetyo, M.S Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Pebruari 2005 ini adalah
penerapan metode percobaan ekonomi dengan judul Metode Percobaan Ekonomi
Untuk Mengkaji Sistem Pembiayaan di Perbankan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Bambang Juanda, MS
dan Dr. Ir. Tjuk Eko Haribasuki, M.St. selaku ketua dan anggota komisi
pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan kepada penulis.
Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Wandi dari Bank
Syariah Mandiri (BSM) Pusat yang telah banyak membantu dalam memberikan
informasi mengenai perbankan syariah, semua pihak di Pusat Data dan Informasi
Pertanian yang telah membantu baik materi maupun moril selama penulis studi di
Bogor. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh pengajar
dan staf jurusan statistika, rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan
Statistika khususnya kelas khusus Deptan yang terus memberi support, mahasiswa
S1 Statistika angkatan 39 yang ikut membantu penulis selama melakukan
penelitian, mbak Utami yang dengan sabar selalu membantu penulis baik arahan,
motivasi maupun hal lainnya. Tak lupa ungkapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada orang tua, suami dan anak-anak tercinta Didit dan Wiwid, atas
do’a, kasih sayang dan segala dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2005
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 4 Nopember 1961, sebagai
anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Supeno dan Ibu Sutarti.
Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus pada tahun 1986. Pada
tahun 2002, penulis diterima di Program Studi Statistika pada Sekolah
Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Pusat Data
dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian.
Penulis bekerja di Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN ... 1
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pembiayaan di Perbankan ... 4
Prinsip Dasar dan Klasifikasi Percobaan ... 7
Percobaan Ekonomi ... 11
BAHAN DAN METODE Bahan ... 14
Metode ... 15
HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Pertimbangan Keputusan dan Asumsi Model ... 20
Tingkat Inflasi dan Pendapatan Usaha ... 21
Analisis Ragam Percobaan A ... 22
Analisis Ragam Percobaan B ... 26
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 34
Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 36
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Analisis ragam untuk rancangan faktorial dalam waktu RAL ... 10
2 Kisaran tingkat inflasi dan pendapatan usaha ... 16
3 Tingkat inflasi dan pendapatan usaha tiap periode ... 21
4 Hasil analisis ragam berbagai respon pada percobaan A ... 22
5 Statistik deskriptif besar pinjaman pada percobaan A ... 23
6 Statistik deskriptif keuntungan bank pada percobaan A ... 25
7 Statistik deskriptif keuntungan debitur pada percobaan A... 26
8 Hasil analisis ragam berbagai respon pada percobaan B ... 27
9 Statistik deskriptif besar pinjaman pada percobaan B ... 28
10 Statistik deskriptif keuntungan bank pada percobaan B ... 29
11 Statistik deskriptif keuntungan debitur pada percobaan B... 30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Diagram Rancangan Percobaan A... 14
2 Diagram Rancangan Percobaan B... 14
3 Rata-rata besar pinjaman pada percobaan A ... 24
4 Rata-rata keuntungan bank pada percobaan A ... 25
5 Rata-rata keuntungan debitur pada percobaan A ... 26
6 Median besar pinjaman pada percobaan B ... 29
7 Rata-rata keuntungan bank pada percobaan B ... 30
8 Rata-rata keuntungan debitur pada percobaan B... 31
METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI
SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN
NOVIATI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul “METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi telah dinyatakan secara jelas dan diperiksa kebenarannya.
Bogor, Oktober 2005
ABSTRAK
NOVIATI. Metode Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Sistem Pembiayaan Di Perbankan. Dibimbing oleh BAMBANG JUANDA dan TJUK EKO HARIBASUKI.
Munculnya teori Induced Value yang memungkinkan untuk mengontrol karakteristik pelaku ekonomi sehingga syarat suatu percobaan yaitu mengontrol lingkungan dapat dipenuhi. Dengan percobaan ekonomi, perbedaan respons jelas dan benar-benar akibat pengaruh perlakuan yang diberikan, suatu hal yang sulit ditemui pada penelitian dengan metode survei karena adanya pengaruh lingkungan atau obyek pengamatan.
Masalah pokok dalam dunia usaha adalah kebutuhan modal yang dapat diperoleh salah satunya melalui perbankan. Sistem perbankan di Indonesia adalah sistem perbankan syariah dan sistem perbankan konvensional. Perangkat yang digunakan sebagai imbalan atas jasa produk yang ditawarkan pada perbankan konvensional menggunakan sistem bunga (interest) dan pada perbankan syariah adalah prinsip bagi hasil dan prinsip jual beli.
Penelitian ini bertujuan menerapkan metode percobaan ekonomi dalam melihat pengaruh sistem pembiayaan di perbankan dan risiko usaha terhadap besar pinjaman, keuntungan bank, keuntungan debitur dan ketertarikan debitur dalam memilih sistem pembiayaan.
METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI
SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN
NOVIATI
Tesis
sebagai salah satu syarat menyelesaikan gelar Magister Sains pada
Program Studi Statistika
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Metode Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Sistem Pembiayaan di Perbankan
Nama : Noviati NIM : G.151024114 Program Studi : Statistika
Disetujui :
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S Dr. Ir. Tjuk Eko Haribasuki, M.St Ketua Anggota
Diketahui :
Ketua Program Studi Statistik a Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Budi Susetyo, M.S Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Pebruari 2005 ini adalah
penerapan metode percobaan ekonomi dengan judul Metode Percobaan Ekonomi
Untuk Mengkaji Sistem Pembiayaan di Perbankan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Bambang Juanda, MS
dan Dr. Ir. Tjuk Eko Haribasuki, M.St. selaku ketua dan anggota komisi
pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan kepada penulis.
Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Wandi dari Bank
Syariah Mandiri (BSM) Pusat yang telah banyak membantu dalam memberikan
informasi mengenai perbankan syariah, semua pihak di Pusat Data dan Informasi
Pertanian yang telah membantu baik materi maupun moril selama penulis studi di
Bogor. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh pengajar
dan staf jurusan statistika, rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan
Statistika khususnya kelas khusus Deptan yang terus memberi support, mahasiswa
S1 Statistika angkatan 39 yang ikut membantu penulis selama melakukan
penelitian, mbak Utami yang dengan sabar selalu membantu penulis baik arahan,
motivasi maupun hal lainnya. Tak lupa ungkapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada orang tua, suami dan anak-anak tercinta Didit dan Wiwid, atas
do’a, kasih sayang dan segala dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2005
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 4 Nopember 1961, sebagai
anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Supeno dan Ibu Sutarti.
Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus pada tahun 1986. Pada
tahun 2002, penulis diterima di Program Studi Statistika pada Sekolah
Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Pusat Data
dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian.
Penulis bekerja di Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN ... 1
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pembiayaan di Perbankan ... 4
Prinsip Dasar dan Klasifikasi Percobaan ... 7
Percobaan Ekonomi ... 11
BAHAN DAN METODE Bahan ... 14
Metode ... 15
HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Pertimbangan Keputusan dan Asumsi Model ... 20
Tingkat Inflasi dan Pendapatan Usaha ... 21
Analisis Ragam Percobaan A ... 22
Analisis Ragam Percobaan B ... 26
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 34
Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 36
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Analisis ragam untuk rancangan faktorial dalam waktu RAL ... 10
2 Kisaran tingkat inflasi dan pendapatan usaha ... 16
3 Tingkat inflasi dan pendapatan usaha tiap periode ... 21
4 Hasil analisis ragam berbagai respon pada percobaan A ... 22
5 Statistik deskriptif besar pinjaman pada percobaan A ... 23
6 Statistik deskriptif keuntungan bank pada percobaan A ... 25
7 Statistik deskriptif keuntungan debitur pada percobaan A... 26
8 Hasil analisis ragam berbagai respon pada percobaan B ... 27
9 Statistik deskriptif besar pinjaman pada percobaan B ... 28
10 Statistik deskriptif keuntungan bank pada percobaan B ... 29
11 Statistik deskriptif keuntungan debitur pada percobaan B... 30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Diagram Rancangan Percobaan A... 14
2 Diagram Rancangan Percobaan B... 14
3 Rata-rata besar pinjaman pada percobaan A ... 24
4 Rata-rata keuntungan bank pada percobaan A ... 25
5 Rata-rata keuntungan debitur pada percobaan A ... 26
6 Median besar pinjaman pada percobaan B ... 29
7 Rata-rata keuntungan bank pada percobaan B ... 30
8 Rata-rata keuntungan debitur pada percobaan B... 31
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Instruksi percobaan sistem bagi hasil... 39
2 Instruksi percobaan sistem jual beli ... 40
3 Instruksi percobaan sistem bunga ... 41
4 Instruksi percobaan gabung... 42
5 Lembar keputusan debitur ... 44
6 Pengujian asumsi percobaan A ... 46
7 Pengujian asumsi percobaan B... 47
8 Sebaran peluang acak tingkat inflasi dan aktual pendapatan usaha ... 48
9 Uji lanjut percobaan A ... 49
10 Uji lanjut percobaan B... 50
11 Deskriptif berdasar periode ... 51
PENDAHULUAN
Metode percobaan dalam ilmu ekonomi adalah salah satu cara yang baik
untuk membangkitkan data dengan kemungkinan biaya yang lebih kecil, dan
kualitasnya dapat lebih baik dari pada data yang tersedia di publikasi. Paling tidak
metode percobaan memberikan alternatif untuk mendapatkan data dengan tujuan
ilmiah. Data hasil percobaan juga relatif mudah untuk diinterpretasikan dalam
menyimpulkan hubungan sebab akibat (causality).
Kepercayaan yang berkembang di kalangan para ahli ekonomi sebelum
pertengahan abad 20 adalah bahwa ilmu ekonomi tidak dapat menguji teorinya
dengan melakukan percobaan di laboratorium (David & Holt 1993). Persepsi ini
muncul karena para ahli ekonomi beranggapan bahwa karakteristik yang dimiliki
pelaku ekonomi sangat beragam dan sulit untuk dikontrol sehingga sulit pula
untuk mengambil kesimpulan hubungan sebab akibat kerena adanya confounding
variables (Juanda B, 2000). Namun seiring dengan dikembangkannya metode
percobaan ekonomi, muncul teori Induced Value yang memungkinkan untuk
mengontrol karakteristik-karakteristik tersebut dan tercipta kondisi yang mudah
dipenuhi dalam melakukan percobaan sehingga anggapan awal tidak berlaku lagi.
Suatu penelitian (tesis) mengenai persepsi terhadap bank islam di kabupaten
Bogor dengan metode survei oleh M.Khalid (2002), salah satu hasil kesimpulan
menunjukkan bahwa persepsi responden nasabah bank syariah terhadap konsep,
prosedur dan pelayanan bank menyatakan 50.8% pada kategori sedang dan
responden non nasabah menyatakan 80.6% pada kategori jelek. Hasil penelitian
mengenai konsep dan prosedur (sistem) ini perlu kajian lebih dalam karena
keragaman responden, lokasi bank dan keberadaan bank sangat berinteraksi
dengan persepsi masyarakat. Untuk mengurangi bias pada kasus ini bisa
digunakan metode percobaan ekonomi dengan mengontrol pengaruh lingkungan
sehingga respons yang diperoleh benar-benar akibat perbedaan perlakuan yang
diberikan.
Masalah pokok dan paling sering dihadapi dalam dunia usaha adalah
kebutuhan dana (modal) untuk membiayai usahanya. Perusahaan yang bergerak di
dana atau pembiayaan disebut sebagai lembaga keuangan. Dalam praktek lembaga
keuangan ini dikelompokkan ke dalam 2 golongan besar yaitu lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan lainnya (lembaga pembiayaan). Bank merupakan
lembaga keuangan yang memberikan jasa pinjaman atau kredit (menyalurkan
dana) juga menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan.
Sementara lembaga keuangan lainnya atau lembaga pembiayaan lebih terfokus
kepada penyaluran dana atau menghimpun dana (Kasmir, 2002).
Perbankan di Indonesia mengenal dua sistem yaitu sistem syariah dan sistem
konvensional. Bank syariah muncul pertama kali pada tahun 1992 dengan
berdirinya Bank Muamalat. Perkembangan bank syariah lima tahun terakhir
cukup pesat yang ditandai dengan munculnya bank-bank umum syariah yang baru
dan unit usaha syariah di perbankan konvensional. Pesatnya perkembangan ini
dipicu oleh UU No 10, tahun 1998 yang merinci mengenai landasan hukum dan
jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank
syariah.
Produk-produk pembiayaan yang ditawarkan bank syariah sudah tentu
sangat islami, termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Hal ini
dikarenakan syariat islam yang mendasarinya. Perbedaan lainnya antara kredit
pada bank konvensional dan pembiayaan pada bank syariah adalah pada cara
mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Pada bank konvensional keuntungan
yang diperoleh memakai perangkat bunga sedangkan pada bank syariah
berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa.
Munculnya sistem syariah merupakan alternatif pilihan jasa pembiayaan di
perbankan. Usaha agribisnis juga tidak luput dari kebutuhan modal dan mulai
melirik pembiayaan dengan sistem syariah. Bahkan pemerintah menunjukkan
keseriusan penggunaan pembiayaan syariah untuk usaha agribis dengan berupaya
menganggarkan dana penjaminan. Pada tahun 2005 program penjaminan masih
dalam bentuk uji coba dan tahun 2006 akan dialokasikan untuk usaha pertanian di
sentra produksi khususnya pangan dan ternak (Deptan, 2005).
Kegiatan alokasi dana bank yang terpenting adalah alokasi dalam bentuk
pinjaman atau dikenal dengan kredit pada perbankan konvensional dan
mendominasi pengalokasian dana bank yang mencapai 70-80 % dari volume
usaha bank (Rifai, 2002). Sementara kondisi pembiayaan pada perbankan syariah
sebagian besar disalurkan dengan menggunakan pembiayaan murabahah atau
prinsip jual beli (71.2%), diikuti kemudian dengan prinsip bagi hasil yaitu pada
pembiayaan musyarakah sebesar 5.3% dan pembiayaan mudharabah sebesar
15.1% (Ditjen. BSP, 2004).
Dari kenyataan bahwa pembiayaan di perbankan syariah lebih banyak
menggunakan prinsip jual beli dan prinsip bagi hasil, sedangkan sistem bunga
digunakan di perbankan konvensional maka suatu hal yang menarik untuk dikaji
adalah kinerja dari masing-masing sistem pembiayaan tersebut. Mana yang lebih
menguntungkan dari beberapa sistem tersebut.
Untuk mengetahui kinerja dari sistem tersebut salah satunya bisa
menggunakan metode dengan mengontrol obyek-obyek pengamatan. Metode
yang dimaksud adalah percobaan ekonomi sehingga hasil atau respons yang
diperoleh jelas dan benar-benar karena perbedaan perlakuan yang diberikan bukan
akibat perbedaan obyek pengamatan atau pengaruh lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah penerapan percobaan ekonomi untuk melihat
pengaruh sistem pembiayaan terhadap besar pinjaman atau kredit yang diambil
nasabah (debitur), keuntungan yang diperoleh bank maupun debitur, dan
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Pembiayaan di Perbankan
Salah satu peran perbankan adalah mengalokasikan dana dalam bentuk
pinjaman atau kredit. Alokasi dana ini sering disebut sebagai pembiayaan pada
perbankan syariah dan kredit pada perbankan konvensional. Sistem yang
digunakan pada kedua perbankan tersebut berbeda. Sebelumnya akan diuraikan
beberapa istilah perbankan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Pembiayaan, merupakan pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan
pihak-pihak yang merupakan defisit unit atau membutuhkan dana. Istilah ini
digunakan dalam perbankan syariah
b. Kredit, merupakan fasilitas perbankan konvensional untuk peminjaman dana
kepada pihak/masyarakat yang membutuhkan biaya
c. Debitur, merupakan nasabah yang mendapatkan fasilitas pinjaman dari bank
dengan bunga atau margin atau bagi hasil kepada bank sebagai kompensasinya
d. Nisbah bagi hasil, merupakan cerminan imbalan yang berhak diterima oleh
kedua pihak yang bermudharabah/musyarakah yaitu nasabah (pengelola
usaha) dan bank (pemodal).
e. Netto Present Value (NPV), merupakan riil return (pendapatan) yang diterima
dalam melakukan usaha/investasi
Menurut Antonio (2002), pembiayaan syariah banyak jenisnya dan
berdasarkan tujuan penggunaannya dibedakan menjadi pembiayaan dengan
prinsip bagi hasil, prinsip jual beli dan prinsip sewa. Selama ini masyarakat
beranggapan bahwa bank syariah adalah bank dengan sistem bagi hasil dalam
memberi imbalan jasa produknya. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena ada
produk lain seperti prinsip jual beli atau sewa yang tidak menggunakan sistem
bagi hasil. Sementara itu pada transaksinya dibedakan menjadi usaha yang
berbasis natural certainty contract (NCC), yaitu akad bisnis yang memiliki
kepastian keuntungan dan pendapatan (return), dan usaha berbasis natural
uncertainty contracts (NUC), yaitu akad bisnis yang tidak memberikan kepastian
Prinsip bagi hasil umumnya digunakan untuk pembiayaan modal kerja
dengan basis usaha natural uncertainty contract (NUC). Pada prinsip bagi hasil
ini terdapat 4 jenis akad utama yaitu musyarakah, mudharabah, muzara’ah dan
musaqah. Namun demikian, prinsip yang paling banyak digunakan adalah
musyarakah dan mudharabah, sedangkan muzara’ah dan musaqah dipergunakan
khusus untuk plantation financing atau pembiayaan pertanian oleh beberapa bank
Islam. Perbedaan essensial dari kedua jenis akad yang paling banyak digunakan
tersebut, terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen dan atau keuangan
yang diberikan. Pada musyarakah modal berasal dari dua pihak atau lebih (bank
dan debitur), sedangkan pada mudharabah modal hanya berasal dari satu pihak
(bank). Sementara dalam pembagian hasil, untung atau rugi dibagi bersama
sehingga terasa ada keadilan dalam menghadapi resiko usaha. Bila terjadi
keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati kedua belah pihak,
sedangkan bila terjadi kerugian pada musyarakah berdasarkan kontribusi
penyertaan modal dan pada mudharabah ditanggung sepenuhnya oleh pemilik
modal (bank) dengan catatan usaha yang dijalankan rugi bukan dikarenakan
kesengajaan (Karim A, 2001).
Penentuan nisbah bagi hasil dapat dilakukan dengan dua cara atau
pendekatan, yaitu berdasarkan keuntungan usaha/proyek (profit sharing) dan
berdasarkan pendapatan usaha/proyek (revenue sharing). Nisbah ini harus
dinyatakan dalam bentuk prosentase. Perhitungannya dilakukan dengan
mempertimbangkan : (1) referensi tingkat (margin) keuntungan yang ditetapkan
atau diinginkan oleh bank, dan (2) perkiraan tingkat keuntungan usaha/proyek
yang dibiayai yang dihitung dengan mempertimbangkan perkiraan penjualan,
biaya langsung dan tidak langsung.
Tahapan perhitungan nisbah dan besarnya bagi hasil dapat digambarkan
dengan hubungan antara actual return bank dengan nisbah seperti berikut ini :
Tahap 1.
• Bank menentukan margin keuntungan yang diinginkan • Bank menghitung nisbah bagi hasil dengan rumus :
Nisbah bank = margin diinginkan bank x 100%
Tahap 2.
• Bank menghitung actual return dengan rumus :
Actual return bank = nisbah bank x actual return usaha
• Pengembalian ke bank = jumlah pinjaman + bagi hasil untuk bank
Dalam percobaan ini besarnya margin yang diinginkan bank sebesar 13.5%
pertahun, dan diasumsikan total cost lebih dari Rp 7000,- yang berarti debitur
dapat melakukan usaha bila modalnya lebih dari Rp 7000,- (TC > Rp 7000,-).
Prinsip jual beli merupakan prinsip yang ditujukan untuk memiliki barang.
Tingkat keuntungan bank (margin) ditentukan di depan dan menjadi bagian harga
atas barang atau jasa yang dijual. Harga jual yang dicantumkan dalam akad dan
telah disepakati tersebut tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Produk
pembiayaan yang termasuk dalam kelompok ini dan telah banyak dikembangkan
dalam pembiayaan modal kerja dan investasi adalah murabahah, salam dan
istishna’ dengan basis usaha natural certainty contract (NCC). Produk
murabahah merupakan produk yang paling popular digunakan oleh perbankan
syariah.. Perbedaan antara murabahah, salam dan istishna’ terletak pada cara
penyerahan barang dan pembayaran. Pada murabahah saat transaksi barang sudah
ada, dan pembayaran dilakukan secara cicilan. Pada salam saat transaksi barang
belum ada dan akan diserahkan secara tangguh, sedangkan pembayaran dilakukan
tunai di depan. Sementara pada ishtina’ seperti pada salam, namun pembayaran
dilakukan per-termin.
Perhitungan pengembalian ke bank pada sistem jual beli tergantung dari
margin keuntungan yang diinginkan oleh bank dan besarnya pembiayaan. Bank
dapat melakukan prediksi keuntungan aktual yang akan dicapai :
• Keuntungan aktual = margin diinginkan bank (%) x jumlah pembiayaan • Pengembalian ke bank = jumlah pembiayaan (pinjaman) + keuntungan aktual
Sekilas perhitungan pembiayaan ini sama dengan sistem perhitungan di bank
konvensional, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan prinsip, antara lain :
1. Proses yang terjadi adalah proses jual beli sebagaimana sering terjadi di sektor
riil. Proses terpenting yang terjadi adalah adanya perpindahan kepemilikan
2. Angsuran tidak berubah meskipun terjadi perubahan suku bunga perbankan.
Hal ini sangat berbeda dengan perbankan konvensional yang tingkat suku
bunganya sangat fluktuatif mengikuti tingkat suku bunga pasar.
Seperti pada prinsip bagi hasil, dalam percobaan ini besarnya margin yang
diinginkan bank adalah 13.5% pertahun dan diasumsikan total cost lebih dari
Rp 7000,-. Artinya debitur bisa menjalankan usaha bila modalnya lebih dari Rp
7000,- (TC > Rp 7000,-).
Di perbankan konvensional, semua bentuk kredit menggunakan sistem
bunga (interest) dalam memperhitungkan imbalan atau kompensasi atas produk
perbankan yang diberikan. Sistem ini sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat
karena bank konvensional lebih awal keberadaannya di masyarakat. Bunga kredit
bervariasi antar bank, bergantung pada kebijakan manajemen. Perhitungan
pengembalian bunga oleh debitur yang menggunakan jasa bank konvensional
dalam membiayai usahanya mencerminkan keuntungan aktual bank. Adapun
perhitungan keuntungan bank dan pengembalian ke bank oleh debitur seperti
berikut ini :
• Keuntungan bank = bunga bank (%) x jumlah pinjaman ke bank • Pengembalian ke bank = jumlah pinjaman + keuntungan bank
Besarnya bunga bank dalam percobaan ini adalah 12.75% pertahun, juga
diasumsikan total cost lebih dari Rp 7000,- yang berarti debitur dapat melakukan
usaha bila modalnya lebih dari Rp 7000,- (TC > Rp 7000,-).
Prinsip Dasar dan Klasifikasi Percobaan
Percobaan merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data dalam penelitian. Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode observasi langsung dan survei, diantaranya adalah :
1. Peneliti mempunyai keleluasaan untuk melakukan pengawasan terhadap
lingkungan dan sumber-sumber keragaman data.
2. Jenis perlakuan dapat disesuaikan dengan keinginan peneliti untuk
mendapatkan respon yang akan diamati.
3. Telaahnya bersifat analitik, bertujuan untuk menjelaskan sebab akibat faktor.
Data percobaan yang dianalisis statistika dikatakan sah atau valid bila
pengulangan, pengacakan dan pengendalian lingkungan. Pengulangan
bertujuan untuk menduga ragam galat percobaan, galat baku dari rataan
perlakuan, meningkatkan ketepatan percobaan dan memperluas presisi
kesimpulan. Pengacakan memberi peluang yang sama pada setiap unit
percobaan yang diberi perlakuan tertentu. Sedangkan pengendalian lingkungan
dimaksudkan untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat
keheterogenan kondisi lingkungan (Mattjik AA dan Sumertajaya IM, 2002).
Dalam suatu rancangan percobaan antara rancangan perlakuan, rancangan
lingkungan dan rancangan pengukuran harus merupakan satu kesatuan.
Rancangan perlakuan berkaitan dengan bagaimana perlakuan-perlakuan
dibentuk. Rancangan lingkungan berkaitan dengan bagaimana perlakuan
ditempatkan, dapat diacak secara langsung terhadap seluruh unit percobaan
atau dapat diacak pada setiap blok percobaan. Sementara rancangan
pengukuran berkaitan dengan bagaimana respons percobaan diambil dari
unit-unit percobaan yang diteliti. Menurut Mattjik AA dan Sumertajaya IM (2002),
secara garis besar rancangan percobaan dapat diklasifikasikan :
1. Rancangan perlakuan, terdiri atas : (a) satu faktor; (b) dua faktor : faktorial
(bersilang atau tersarang), split plot, split blok; (c) tiga faktor : faktorial
(berulang, tersarang, campuran), spli-split plot, split-split blok
2. Rancangan lingkungan, terdiri atas : (a) rancangan acak lengkap (RAL); (b)
rancangan acak kelompok lengkap (RAKL); (c) rancangan bujur sangkar latin
(RBSL) dan (d) rancangan Lattice
Penamaan suatu rancangan merupakan kombinasi dari rancangan perlakuan
dan rancangan lingkungan yang digunakan.
Bila suatu percobaan dengan dua faktor atau perlakuan diaplikasikan
dalam unit-unit percobaan secara berkelompok, maka rancangannya sering
disebut sebagai rancangan faktorial RAKL. Rancangan acak kelompok lengkap
sangat baik digunakan jika keheterogenan unit percobaan berasal dari satu
sumber keragaman. RAKL juga cukup baik untuk mengatasi kesulitan dalam
mempersiapkan unit percobaan homogen dalam jumlah besar. Pengacakan atau
hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kelompok yang dibentuk hendaknya
tidak berinteraksi dengan perlakuan.. Model linier aditif dari rancangan ini
adalah :
Y
ijk=
µ
+
α
i+
β
j+ (
αβ
)
ij+
ρ
k+
ε
ijkdimana :
Yijk = nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf
ke-j dan
kelompok ke-k.
µ
,
α
i,β
j = merupakan komponen aditif dari rataan, pengaruh utama faktorA
dan pengaruh faktor B
αβ
ij = merupakan komponen interaksi faktor A dan faktor Bρ
k = merupakan pengaruh aditif kelompok dan diasumsikan tidakberinteraksi dengan perlakuan.
ε
ijk = merupakan pengaruh acak yang menyebar normal (0, ó2).Asumsi komponen acak dan model aditif yang perlu diperhatikan adalah :
0 ) ( )
( ; 0 ;
0
1 1
1 1
= =
=
=
∑
∑
∑
∑
= =
=
= j
ij i
ij j
j i
i β αβ αβ
α
Banyak percobaan yang dilakukan di lapangan maupun laboratorium,
kadangkala pengukuran responsnya dilakukan berulang pada waktu yang
berbeda-beda. Percobaan seperti ini diharapkan mampu melihat perkembangan
atau pertumbuhan respons selama penelitian berjalan, sehingga pengaruh
waktu akan sangat bermanfaat untuk dikaji disamping perlakuan yang
diberikan. Percobaan seperti ini sering dinamai dengan rancangan dasar yang
dipakai ditambah dalam waktu (in time), misalnya faktorial dalam waktu
model linier dalam rancangan blok terbagi (split block). Sebagai contoh untuk
rancangan faktorial A x B dalam waktu dengan rancangan lingkungan
rancangan acak lengkap (RAL) dapat dituliskan :
ijkl ijl jl
il kl l ijk ij j i
ijkl = µ+α +β +αβ +δ +ω +γ +αω +βω +αβω +ε
Υ
dimana :
ijkl
Υ = nilai respons pada faktor A taraf i, faktor B taraf j, ulangan
ke-k
dan waktu pengamatan ke-l
µ = rataan umum
i
α = pengaruh faktor A taraf ke-i
j
β = pengaruh faktor B taraf ke-j
ij
αβ = pengaruhinteraksi faktor A dengan faktor B
ijk
δ = komponen acak perlakuan
l
ω = pengaruh waktu pengamatan ke-l
kl
γ = komponen acak waktu pengamatan
il
αω = pengaruh interaksi waktu dengan faktor A
jl
βω = pengaruh interaksi waktu dengan faktor B
ijl
αβω = pengaruh interaksi faktor A, faktor B dengan waktu
ijkl
ε = komponen acak dari interaksi waktu dengan perlakuan
Tabel analisis ragam untuk model tersebut seperti tercantum pada Tabel 1,
dimana sebagai faktor A terdiri dari a taraf, faktor B terdiri dari b taraf, setiap
perlakuan diulang sebanyak r kali serta pengamatan dilakukan sebanyak c kali.
Sumber
Keragaman
db
Jumlah
kuadrat
(JK)
Kuadrat
tengah
(KT) F-hitung
Faktor A a-1 JKA KTA KTA/KTG (a)
Faktor B b-1 JKB KTB KTB/KTG (a)
Interaksi A*B (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG(a)
Galat (a) ab(r-1) JKG (a) KTG (a)
Waktu W c-1 JKC KTC KTC/KTG(b)
Galat (b) c(r-1) JKG (b) KTG
(b)
Interaksi A*W (a-1)(c-1) JKAC KTAC KTAC/KTG(c)
Interaksi B*W (b-1)(c-1) JKBC KTBC KTBC/KTG(c)
Interaksi A*B*W
(a-1)(b-1)(c-1) JKABC KTABC KTABC/KTG(c)
Galat (c)
(abc-ab-c)(r-1) JKG (r) KTG (c)
Total abcr-1 JKT
Percobaan Ekonomi
Pada percobaan ekonomi, pengendalian lingkungan sulit dilakukan karena
pelaku ekonomi yang sangat beragam dan sulit dikontrol. Tetapi dengan
munculnya teori Induce Value telah dimungkinkan untuk mengontrol
karakteristik pelaku ekonomi tersebut. Namun demikian perlu diperhatikan
penentuan asal kelompok pelaku atau peserta percobaan serta penyusunan
Induced Value Theory dikembangkan oleh Smith (1976) dalam Davis dan
Holt (1993). Dasar pemikiran teori ini adalah pemberian imbalan (reward)
yang tepat yang memungkinkan peneliti untuk memunculkan (induced)
karakteristik pelaku ekonomi dan karakteristik bawaan menjadi tidak
berpengaruh lagi. Apabila karakteristik dasar pelaku ekonomi telah sama
(homogen) maka peneliti dapat melakukan percobaan ekonomi. Dalam
memunculkan karakteristik dasar subyek (unit experiment), ada tiga kondisi
yang diperlukan dalam percobaan yaitu :
1. Monotocity. Subyek atau pelaku percobaan harus dapat dipengaruhi agar
menyukai imbalan yang terbesar dan tidak merasa puas akan imbalan yang
mereka peroleh, kondisi ini mudah dipenuhi dengan cara pemberian imbalan
dengan uang domestik
2. Salience. Imbalan yang diterima pelaku percobaan tergantung dari tindakan
mereka (dan pelaku lainnya) yang sesuai dengan peraturan yang ada dalam
percobaan, sehingga ada hubungan antara tindakan dan imbalan yang akan
berimplementasi kepada tujuan dan hubungan antar subyek penelitian
3. Dominance. Adanya dominasi kepentingan subyek penelitian dalam
percobaan yaitu lebih mengutamakan imbalan dan mengabaikan hal-hal lain.
Menurut Friedman dan Sunder (1994), percobaan ekonomi harus dilakukan
dalam lingkungan yang terkontrol. Lingkungan ekonomi itu sendiri adalah
lingkungan yang terdiri dari individu atau pelaku ekonomi dan aturan yang
berlaku dalam suatu institusi sebagai tempat bertransaksinya para pelaku ekonomi
tersebut. Disini pelaku ekonomi bisa sebagai pembeli (debitur) dan penjual (jasa
pembiayaan), sedangkan institusi bisa sebagai bank. Pada umumnya kelompok
yang terpilih menjadi subyek penelitian atau pelaku percobaan di bidang ekonomi
berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Alasan digunakannya pelaku
percobaan ekonomi dari kalangan pelajar atau mahasiswa adalah :
a. Pelajar atau mahasiswa dinilai paling siap masuk dalam kelompok eksperimen
b. Berasal dari kampus tempat munculnya peneliti
c. Biaya imbalan relatif murah
Instruksi percobaan berisi deskripsi tentang tujuan penelitian, ketentuan
terpenting adalah aturan pemberian imbalan (reward) kepada subyek sesuai
tindakan yang mereka lakukan (Friedman & Sunder 1994). Instruksi percobaan ini
diberikan kepada subyek peneliti pada saat percobaan akan dilaksanakan sehingga
subyek memahami prosedur dan aturan yang berlaku. Instruksi dapat dilengkapi
dengan contoh ilustrasi sederhana untuk lebih memperjelas permasalahan. Isi
instruksi dibuat sedemikian rupa sehingga mendekati kondisi realitas di lapangan.
Berdasarkan referensi dari beberapa nara sumber, jumlah pinjaman maksimum
yang dibolehkan adalah sekitar 70% - 80% dari nilai asset usaha atau nilai proyek
yang akan dibiayai. Asset usaha bisa dalam bentuk mesin atau uang tunai.
Informasi ini menjadi dasar dalam pemberian modal awal kepada pelaku
percobaan ekonomi. Disamping itu kondisi suku bunga di perbankan
konvensional dan margin bank di perbankan syariah yang berlaku pada saat
penelitian juga menjadi dasar dalam merancang simulasi percobaan ekonomi.
Imbalan yang diberikan pada akhir percobaan merupakan nilai riilnya (pendekatan
net present value), sebagaimana realitas dalam suatu usaha dalam menghitung
penerimaan.
Risiko adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian atau suatu keadaaan yang
tidak pasti. Suatu keputusan dikatakan dalam keadaan ada risiko apabila hasil
keputusan tersebut tidak dapat diketahui sebelumnya dengan pasti, tetapi tahu
probablitasnya (nilai kemungkinannya). Ketidakpastian (uncertainty) tersebut
dapat diukur dengan probabilitas (Supranto J, 2004). Dalam setiap jenis usaha
pasti memiliki risiko dan tidak mudah dalam mengukurnya. Walaupun demikian,
pengukuran tersebut harus tetap dilakukan agar dapat dianalisis untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tingkat perolehan atau pendapatan. Umumnya semakin
besar kisaran ketidakpastian dikatakan semakin tinggi risikonya (high risk) dan
sebaliknya. Pada percobaan ini risiko usaha dibedakan dalam risiko tinggi (high
risk) dan risiko rendah (low risk). Risiko juga mempunyai arti yang berbeda bagi
setiap orang. Menurut Supranto J (2004), pada dasarnya manusia bisa dibedakan
menjadi 3 kelompok dalam menanggapi risiko yaitu :
1. Kelompok yang berani mengambil risiko disebut pengambil atau pencari
risiko (risk seeker)
3. Kelompok yang senang menghindar dari risiko (risk avoider/risk averter).
Meskipun risiko bagi setiap orang memiliki arti yang berbeda, namun terdapat
hal-hal umum yang bisa diterima oleh sebagian besar orang, yaitu antara lain :
orang umumnya akan menghindari risiko atau berusaha memperkecilnya,
perolehan return atau pendapatan yang diterima akan bervariasi sesuai dengan
risiko, semakin tinggi risiko diharapkan semakin tinggi pula tingkat perolehan
BAHAN DAN METODE
Bahan
Bahan atau data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
hasil percobaan ekonomi yang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 dengan
melibatkan subyek penelitian yaitu mahasiswa Departemen Statistika FMIPA IPB
angkatan 39. Percobaan ekonomi terdiri dari 2 percobaan yaitu :
A. Percobaan ekonomi dengan 6 perlakuan yang melibatkan 36 orang pelaku
percobaan sebagai nasabah (debitur), dengan jumlah peserta yang sama untuk
setiap perlakuan (6 orang). Diagram rancangan percobaan adalah :
SISTEM PEMBIAYAAN
Prinsip Bagi Hasil Prinsip Jual Beli Sistem Bunga
Low Risk High Risk Low Risk High Risk Low Risk High Risk
[image:36.612.200.485.310.404.2]
Gambar 1 Diagram Rancangan Percobaan A
Pada percobaan A ini menggambarkan realitas dalam suatu wilayah yang tidak
ada pilihan sistem pembiayaan yang lain, misalnya hanya ada bank syariah
saja atau hanya bank konvensional saja. Pada prinsip bank syariah yang lebih
dari satu untuk melihat kecenderungan keputusan debitur mengambil besar
pembiayaan.
B. Percobaan ekonomi dengan memberi kebebasan pelaku percobaan memilih
jenis transaksi pembiayaan atau kredit. Diagram rancangan percobaan adalah :
SISTEM PEMBIAYAAN
Low Risk High Risk
Prinsip Prinsip Sistem Prinsip Prinsip Sistem
Bagi Jual Bunga Bagi Jual Bunga Hasil Beli Hasil Beli
[image:36.612.201.479.586.689.2]Percobaan ini melibatkan 36 orang pelaku percobaan sebagai nasabah
(debitur), dengan jumlah peserta yang sama untuk setiap perlakuan (18 orang).
Dalam percobaan B ini menggambarkan realitas dalam suatu wilayah ada
beberapa pilihan sistem pembiayaan yang ditawarkan.
Metode
Rancangan untuk percobaan dimana nasabah peminjam dana (debitur)
dimodelkan dengan rancangan faktorial RAKL. Model analisis yang digunakan
sebagai berikut :
Y
ijk=
µ
+
α
i+
β
j+ (
αβ
)
ij+
ρ
k+
ε
ijkDimana :
Yijk = respons sistem pembiayaan ke-i dengan risiko sebesar-j pada periode-k
µ = rataan umum
αi = pengaruh sistem pembiayaan ke-i
βj = pengaruh risiko ke-j
ρk = pengaruh periode ke-k
(αβ)ij = pengaruh interaksi sistem pembiayaan ke-i dengan risiko ke-j
εijk = galat percobaan untuk sistem pembiayaan ke-i dengan risiko ke- j
periode ke-k
Faktor-faktor yang akan dilihat pengaruhnya adalah :
1. Sistem pembiayaan, terdiri 3 taraf : sistem bagi hasil, jual beli dan bunga
2. Resiko usaha, terdiri 2 taraf : risiko usaha tinggi (high risk) dan risiko usaha
rendah (low risk)
Respons yang diamati dalam penelitian adalah :
• Jumlah nasabah (debitur) yang bertransaksi • Besar pinjaman
Pengacakan dilakukan pada perlakuan risiko usaha yang digambarkan dari
aktual pendapatan usaha dan tingkat inflasi per-periode (tahun). Tingkat inflasi
[image:38.612.162.480.176.218.2]dan pendapatan usaha yang mungkin terjadi pada percobaan ekonomi ini adalah:
Tabel 2 Kisaran Tingkat Inflasi dan Pendapatan Usaha
Risiko Tingkat Inflasi Pendapatan Usaha
Low Risk 1.5% - 2.5% 110% - 118%
High Risk 2% - 5% 105% - 118%
Sebaran peluang dari kisaran tingkat inflasi dan pendapatan usaha tersebut dapat
dilihat pada Lampiran 8.
Beberapa asumsi dan batasan masalah yang ada dalam percobaan ekonomi
ini adalah :
1. Hanya membandingkan produk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dan
prinsip jual beli di perbankan syariah serta sistem bunga pada kredit di
perbankan konvensional
2. Modal perbankan pada setiap sistem pembiayaan tersebut diasumsikan sama
3. Jangka waktu pinjaman satu tahun
4. Faktor lain yang mempengaruhi ketiga sistem pembiayaan di perbankan
tersebut diasumsikan homogen
Adapun hipotesis yang akan diuji dari percobaan di atas adalah sebagai
berikut :
1. H0 : αi = 0 sistem pembiayaan tidak berpengaruh
terhadap
respons
H1 : min. ada satu i minimal ada satu sistem pembiayaan berpengaruh
dimana αi ≠ 0 terhadap respons yang diamati
2. H0 : βj = 0 risiko usaha tidak berpengaruh terhadap
respons
H1 : min. ada satu i minimal ada satu risiko usaha yang
berpengaruh
dimana βj ≠ 0 terhadap respons yang diamati
tidak berpengaruh terhadap respons
H1 : min. ada sepasang (i,j) minimal ada sepasang sistem pembiayaan dan
dimana (αβ)ij ≠ 0 risiko usaha berpengaruh terhadap respons
4. H0 : ρk = 0 periode tidak berpengaruh terhadap respons
H1 : min. ada satu k minimal ada satu periode berpengaruh terhadap
dimana ρk ≠ 0 respons yang diamati
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Merancang prosedur atau instruksi percobaan ekonomi
2. Melakukan percobaan ekonomi
3. Hasil percobaan ekonomi ini selanjutnya dianalisis dengan analisis ragam
(ANOVA).
Prosedur memperoleh data melalui simulasi percobaan ekonomi pada 3
(tiga) sistem pembiayaan yang ada di perbankan seperti berikut ini :
a. Prosedur simulasi pembiayaan sistem Bagi Hasil
• Peserta terdiri dari 12 orang yang terbagi menjadi 6 orang sebagai debitur
usaha risiko tinggi (high risk) dan 6 orang debitur usaha risiko rendah (low
risk). Sebagai bank adalah peneliti atau yang membantu peneliti.
• Peserta duduk dalam suatu ruangan, dipersilakan membaca dan memahami
instruksi percobaan yang diberikan, peneliti menjelaskan instruksi
percobaan, hal-hal yang kurang dimengerti harus ditanyakan langsung
kepada peneliti
• Masing-masing peserta percobaan diberi modal sebesar Rp 7000,-. Modal
awal ini menggambarkan sebagian aset yang dipunyai
• Proses perbankan dimulai, bank dipersilakan membuka banknya selama 15
menit, peserta sebagai debitur dipersilakan bertransaksi pembiayaan
dengan cara mengangkat tangan, jika lebih dari satu orang mengangkat
tangan maka peneliti (yang membantu peneliti) menunjuknya
• Debitur dipersilakan meminjam uang yang digunakan untuk usaha
(maksimum Rp 10000,-) dan harus mengembalikan uang tersebut beserta
bagi hasil untuk bank berdasarkan perhitungan nisbah bagi hasil. jika
• Setiap periode peserta diharuskan menunjukkan lembar keputusan kepada
peneliti atau yang membantu peneliti untuk dicatat dan proses berlangsung
selama 5 periode
• Peneliti menuliskan semua hasil yang diperoleh debitur dan diberikan pada
akhir percobaan
b. Prosedur simulasi pembiayaan sistem
Jual Beli
• Peserta terdiri dari 12 orang yang terbagi menjadi 6 orang sebagai debitur
usaha risiko tinggi (high risk), 6 orang debitur usaha risiko rendah (low
risk) dan sebagai bank adalah peneliti atau yang membantu peneliti.
• Peserta duduk di dalam suatu ruangan, dipersilakan membaca dan
memahami instruksi percobaan yang diberikan, peneliti menjelaskan
instruksi percobaan, hal-hal yang kurang dimengerti harus ditanyakan
langsung kepada peneliti
• Masing-masing peserta percobaan diberi modal sebesar Rp 7000,- . Modal
awal ini menggambarkan sebagian aset yang dimilikinya
• Proses perbankan dimulai, bank dipersilakan membuka banknya selama 15
menit, peserta sebagai debitur dipersilakan bertransaksi pembiayaan
dengan cara mengangkat tangan, jika lebih dari satu orang yang
mengangkat tangan maka peneliti (yang membantu peneliti) menunjuknya
• Debitur dipersilakan meminjam uang ke bank untuk usaha (maksimum Rp
10000,-) dan harus mengembalikan pinjaman tersebut beserta margin
keuntungan bank 13.5% per tahun (periode)
• Setiap periode peserta diharuskan menunjukkan lembar keputusan kepada
peneliti atau yang membantu peneliti untuk dicatat dan proses berlangsung
selama 5 periode
• Peneliti menuliskan semua hasil yang diperoleh debitur dan diberikan pada
akhir percobaan
c. Prosedur simulasi pembiayaan/kredit sistem Bunga
• Peserta terdiri dari 12 orang yang terbagi menjadi 6 orang sebagai debitur
usaha risiko tinggi (high risk), 6 orang debitur usaha risiko rendah (low
• Peserta duduk di dalam suatu ruangan, dipersilakan membaca dan
memahami instruksi percobaan yang diberikan, peneliti menjelaskan
instruksi percobaan, hal-hal yang kurang dimengerti harus ditanyakan
langsung kepada peneliti
• Masing-masing peserta percobaan diberi modal sebesar Rp 7000,-. Modal
awal ini menggambarkan sebagian aset yang dipunyainya
• Proses perbankan dimulai, bank dipersilakan membuka banknya selama 15
menit, peserta sebagai debitur dipersilakan bertransaksi pembiayaan
dengan cara mengangkat tangan, jika lebih dari satu orang yang
mengangkat tangan maka peneliti (yang membantu peneliti) menunjuknya
• Debitur dipersilakan untuk meminjam uang untuk usaha (maksimum Rp
10000,-) dan harus mengembalikan uang dipinjamnya beserta bunga bank
12.75% per tahun (periode)
• Setiap periode peserta diharuskan menunjukkan lembar keputusan kepada
peneliti atau yang membantu peneliti untuk dicatat dan proses berlangsung
selama 5 periode
• Peneliti menuliskan semua hasil yang diperoleh debitur dan diberikan pada
akhir percobaan
Prosedur simulasi pada percobaan ekonomi dimana pelaku percobaan diberi
kebebasan memilih sistem pembiayaan tidak berbeda dengan prosedur di atas,
hanya penerapan gabung sistem pembiayaan dan ada kebebasan memilih sistem
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi Pertimbangan Keputusan dan Asumsi Model
Evaluasi pertimbangan keputusan dilihat dari jawaban peserta mengenai
motivasi mengikuti percobaan ekonomi (Lampiran 5). Evaluasi ini untuk
mengetahui apakah kita dapat mengontrol lingkungan atau perilaku pelaku
ekonomi dalam percobaan. Hasil evaluasi pertimbangan keputusan menunjukkan
lebih dari 90% atau sebagian besar peserta percobaan A (97%) dan peserta
percobaan B (92%) melakukan transaksi pembiayaan di perbankan bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kondisi ini menunjukkan
bahwa teori Induced Value dapat dipenuhi, sehingga karakteristik atau perilaku
peserta percobaan dapat dikontrol.
Analisis yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisis ragam. Untuk
itu perlu dilakukan pengujian asumsi-asumsi yang mendasari analisis ragam,
karena tidak terpenuhinya asumsi akan berakibat kepada kesensitifan dalam
pengujian (tingkat nyatanya maupun kepekaan uji F atau t). Hasil pemeriksaan
asumsi pada percobaan A seperti kenormalan galat, kehomogenan ragam galat,
keacakan galat dan keaditifan model terpenuhi. Demikian pula pada percobaan B,
kecuali pada respons besar pinjaman (hasil pada Lampiran 6 dan 7).
Pada respons besar pinjaman percobaan B, dikarenakan begitu banyak
transformasi yang dilakukan tidak juga menghasilkan terpenuhinya uji asumsi
analisis ragam, maka khusus untuk respons ini digunakan metode non parametrik.
Pada metode non parametrik ini tidak memperhatikan bentuk sebaran data dan
asumsi analisis ragam lainnya. Dikarenakan rancangan percobaannya adalah RAK
maka uji yang biasa digunakan adalah uji Friedman, suatu uji yang didasarkan
atas data sebelumnya yang diberi peringkat (ranking) untuk respons perlakuan
dalam setiap kelompok sehingga uji ini menentukan apakah jumlah peringkat dari
Tingkat Inflasi dan Pendapatan Usaha
Pada percobaan ini risiko usaha digambarkan dengan tingkat inflasi yang
terjadi dan pendapatan usaha yang diperoleh debitur melalui pengacakan. Kisaran
terjadinya tingkat inflasi usaha low risk adalah 1.5% - 2.5% dan usaha high risk
2% - 5%. Sedangkan kisaran pendapatan usaha low risk 110% - 118% dan pada
usaha high risk 105% - 118%. Sebaran peluang kisaran tersebut pada Lampiran 8.
Percobaan dilakukan tiap periode dan per periode yang dimaksud adalah tahun.
Hasil pengacakan tingkat inflasi dan pendapatan usaha yang terjadi pada
percobaan ekonomi yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.
Hasil percobaan A, rata-rata pendapatan usaha pada kondisi low risk adalah
114% dengan tingkat inflasi 2.2%, sementara rata-rata pendapatan usaha pada
kondisi high risk adalah 115% dengan tingkat inflasi 3.7%. Perbedaan pendapatan
usaha low risk dan high risk hanya 1% mengakibatkan faktor risiko usaha kurang
[image:43.612.132.517.428.582.2]terlihat pengaruhnya.
Tabel 3 Tingkat inflasi dan pendapatan usaha tiap periode
PERCOBAAN A
Low Risk High Risk
Periode Periode
(%)
1 2 3 4 5
Rata-rata 1 2 3 4 5
Rata-rata
Tk.Inflasi 2.3 1.9 2.2 2.0 2.4 2.2 2.5 4.2 4.6 3.8 3.6 3.7
Pendapatan 113 117 111 115 116 114 115 113 115 118 116 115
PERCOBAAN B
Low Risk High Risk
Periode Periode
(%)
1 2 3 4 5
Rata-rata 1 2 3 4 5
Rata-rata
Tk.Inflasi 1.9 2.3 1.6 2 1.9 1.9 2.6 3.2 4.9 3.1 3.3 3.4
Pendapatan 111 115 112 117 118 115 106 115 117 115 107 112
Pada percobaan B rata-rata pendapatan usaha pada kondisi low risk adalah
115% dengan tingkat inflasi 1.9%, sedang rata-rata pendapatan pada usaha pada
kondisi high risk adalah 112% dengan tingkat inflasi 3.4%. Perbedaan pendapatan
3% ini memberi gambaran lebih jelas akan pengaruh faktor risiko usaha
Analisis Ragam Percobaan A
Hasil analisis ragam percobaan A pada Tabel 4 menunjukkan bahwa secara
umum sistem pembiayaan, periode berpengaruh secara nyata pada á = 10% serta ada interaksi. Koefisien keragaman (KK) berkisar 9-26%, artinya keragaman
[image:44.612.130.518.274.610.2]relatif terhadap besaran data sebesar 9-26%. Koefisien determinasi (R2) menjelaskan besar keragaman Y yang dapat dijelaskan oleh model.
Tabel 4 Hasil analisis ragam berbagai respon pada percobaan A
Percobaan A Sumber
DB JK KT F P Uji Lanjut 1)
Respon besar pinjaman (Y1)
Sistem pembiayaan 2 11895211 5947606 9.41 0.001 **) BH-HR A
Risiko usaha 1 1243589 1243589 1.97 0.176 JB-HR A
Periode 4 11145751 2786438 4.41 0.010 **) B-HR A
Sistem*Risiko 2 4279753 2139876 3.39 0.054 *) BH-LR A
Error 20 12638730 631936 JB-LR B
Total 29 41203034 KK = 9.93% R2 = 0.6932 B-LR A
Respon keuntungan bank (Y2)
Sistem pembiayaan 2 5510888 2755444 8.60 0.002 **) BH-HR A
Risiko usaha 1 643282 643282 2.01 0.172 JB-HR A
Periode 4 6440816 1610204 5.03 0.006 **) B-HR A
Sistem*Risiko 2 3179560 1589780 4.96 0.018 **) BH-LR A
Error 20 6405916 320396 JB-LR B
Total 29 22180461 KK = 9.13% R2 = 0.7112 B-LR A
Respon keuntungan debitur (Y3)
Sistem pembiayaan 2 25835 12918 0.21 0.813 4 A
Risiko usaha 1 4663 4663 0.08 0.796 5 A B
Periode 4 1264734 315933 5.12 0.005 **) 2 A B
Sistem*Risiko 2 572 286 0.00 0.995 1 C B
Error 20 123439360 61718 3 C
Total 29 2529164 KK = 26.10% R2 = 0.5119
**) nyata pada á = 5%
*) nyata pada á = 10%
1) = hasil rinci di Lampiran 8
BH = sistem bagi hasil LR = low risk JB = sistem jual beli HR = high risk
B = sistem bunga
Besar Pinjaman
Dari Tabel 4, sistem pembiayaan perbankan pada respons besar pinjaman
(Y1) berbeda secara statistik pada á = 10%. Hal ini berarti sistem pembiayaan
Periode juga menunjukkan pengaruh nyata terhadap keputusan debitur dalam
menentukan besarnya pinjaman, artinya periode membentuk kelompok atau blok
sehingga keputusan yang dibuat antar periode ada yang berbeda. Meski risiko
usaha tidak menunjukkan beda nyata, namun ada interaksi antara sistem
pembiayaan dan risiko usaha. Hal ini menunjukkan antara sistem pembiayaan dan
risiko usaha saling bergantung dalam mempengaruhi respons.
Kombinasi perlakuan yang berbeda nyata selanjutnya diuji lanjut dengan uji
Duncan (rinci di Lampiran 9). Hasil uji pada interaksi memperlihatkan pengaruh
sistem pembiayaan terhadap besar pinjaman yang diambil debitur, tergantung
pada risiko usaha dan sebaliknya risiko bergantung pada sistem pembiayaan,
dimana pada kondisi high risk tidak berbeda nyata diantara sistem pembiayaan
yang diteliti (bagi hasil, jual beli dan bunga), tetapi pada kondisi low risk sistem
jual beli berbeda nyata dengan sistem pembiayaan lain yang diteliti. Hal ini
dikarenakan pada sistem jual beli margin bank cukup tinggi sehingga debitur
kurang berani berspekulasi.
Secara deskriptif (Tabel 5 dan Gambar 3), pada sistem bagi hasil secara
umum menunjukkan rata-rata besar pinjaman lebih tinggi dari sistem lainnya.
Juga ada kecenderung besar pinjaman sistem bagi hasil lebih tinggi dari kondisi
high risk. Pinjaman yang relatif tinggi pada sistem bagi hasil serta kecenderungan
pada kondisi high risk, menunjukkan bahwa debitur lebih berani berspekulasi
mengambil pinjaman dengan sistem bagi hasil. Hal ini karena pada sistem ini
keuntungan dan kerugian usaha dibagi bersama antara debitur dan pihak bank.
Gambaran deskriptif faktor periode (Lampiran 11), meski berfluktuasi
menunjukkan ada kecenderungan semakin berani berspekulasi dalam menentukan
besar pinjaman. Kecenderungan tersebut relatif lebih konsisten pada sistem bagi
[image:45.612.157.473.607.697.2]hasil. Artinya sistem bagi hasil cenderung dipilih setelah dipahami debitur.
Tabel 5 Statistik deskriptif besar pinjaman pada percobaan A
Sistem Pembiayaan Risiko
Bagi Hasil Jual Beli Bunga
N 5 5 5
Mean 8500 6399 8517
Low Risk
Std. Deviation 500.17 744.39 456.10
N 5 5 5
Mean 8583 7850 8204
High Risk
Ra ta -ra ta Be s ar Pinja m a n
0 2000 4000 6000 8000 10000
LR HR
BH
JB
B
Gambar 3 Rata-rata besar pinjaman pada percobaan A
Keuntungan Bank
Respons keuntungan bank (Y2) pada percobaan A juga menunjukkan bahwa
sistem pembiayaan, periode berbeda secara statistik pada á = 10%, artinya sistem pembiayaan dan periode berpengaruh nyata terhadap keuntungan yang diterima
bank. Meskipun risiko usaha menunjukkan tidak nyata pada á = 10% tetapi ada interaksi antara sistem pembiayaan dan risiko usaha.
Uji lanjut dengan Duncan (rinci di Lampiran 9) pada interaksi
memperlihatkan bahwa pengaruh sistem pembiayaan terhadap keuntungan bank
tergantung pada risiko usaha dan sebaliknya risiko usaha bergantung pada sistem
pembiayaan, dimana pada kondisi high risk tidak berbeda nyata diantara sistem
pembiayaan yang diteliti (bagi hasil, jual beli dan bunga), tetapi pada kondisi low
risk sistem jual beli berbeda nyata dengan sistem lain yang diteliti dengan
rata-rata keuntungan terendah. Hal ini tentu saja akibat darirata-rata-rata-rata besar pinjaman
[image:46.612.210.431.80.225.2]yang kecil pada sistem jual beli sehingga keuntungan yang diperoleh juga rendah.
Tabel 6 dan Gambar 4 menggambarkan deskriptif respons keuntungan bank.
Disini sistem bagi hasil memberi keuntungan bank lebih besar dibanding sistem
lainnya. Hal ini dikarenakan pada sistem bagi hasil bila pendapatan usaha tinggi
maka keuntungan yang diterima bank juga akan besar. Sementara pendapatan
usaha pada percobaan dari hasil pengacakan rata-rata cukup tinggi sehingga
Tabel 6 Statistik deskriptif keuntungan bank pada percobaan A
Sistem Pembiayaan Risiko
Bagi Hasil Jual Beli Bunga
N 5 5 5
Mean 6710 5077 6380
Low Risk
Std. Deviation 523.07 594.94 351.26
N 5 5 5
Mean 6729 6266 6049
High Risk
Std. Deviation 589.57 1185.78 840.87
Rata-ra ta Ke untunga n Ba nk
0 2000 4000 6000 8000 10000
LR HR
BH
JB
B
Gambar 4 Rata- keuntungan bank pada percobaan A
Keuntungan Debitur
Berbeda dengan respons keuntungan bank. Keuntungan debitur hasil
percobaan A tidak dipengaruhi oleh perlakuan utama yaitu sistem pembiayaan dan
risiko usaha tetapi hanya dipengaruhi oleh periode atau pengaruh pengelompokan.
Hal ini menunjukkan keuntungan debitur lebih ditentukan dari besar pendapatan
usaha dan tingkat inflasi periode ke periode. Uji lanjut menunjukkan bahwa
periode yang berbeda adalah periode ke-3 dan periode ke-4.
Statistik deskriptif pada Tabel 7 dan Gambar 5, sistem yang memberi
keuntungan yang besar pada debitur adalah sistem bunga baik pada kondisi high
risk maupun low risk. Hal ini karena pada sistem bunga, besar bunga yang harus
dibayarkan sudah pasti sehingga semakin tinggi pendapaan usaha maka semakin
tinggi keuntungan yang diterima. Sementara pada sistem bagi hasil, semakin
tinggi pendapatan yang diperoleh maka bagi hasil ke bank semakin tinggi pula
Tabel 7 Statistik deskriptif keuntungan debitur pada percobaan A
Sistem Pembiayaan Risiko
Bagi Hasil Jual Beli Bunga
N 5 5 5
Mean 927 907 985
Low Risk
Std. Deviation 352.03 326.05 381.20
N 5 5 5
Mean 948 944 1001
High Risk
Std. Deviation 277.56 303.13 282.92
Rata-rata Keuntungan Debitur
0 2000 4000
LR HR
BH
JB
B
Gambar 5 Rata-rata keuntungan debitur pada percobaan A
Jumlah Debitur Bertransaksi
Percobaan A, semua peserta yang berperan sebagai debitur mengikuti
transaksi selama 5 periode. Hal ini menggambarkan sistem yang ada diikuti
sepenuhnya oleh debitur karena usahanya membutuhkan tambahan dana.
Analisis Ragam Percobaan B
Pada percobaan B, debitur diberi kebebasan memilih sistem pembiayaan
dalam meminjam dana atau transaksi pembiayaan. Dari percobaan ini diharapkan
dapat diketahui kecenderungan nasabah memilih suatu sistem pembiayaan. Hasil
Tabel 8 Hasil analisis ragam berbagai respon pada percobaan B
Percobaan B Sumber
DB JK/Anova SS KT F P Uji lanjut 2)
Respon besar pinjaman (Y1)
Sistem pembiayaan 2 3.150000 1.575000 0.61 0.555 B-LR A
Risiko usaha 1 4.033333 4.03333 1.55 0.227 BH-LR A
Periode 4 0.000000 0.00000 0.00 1.000 JB-HR A
Sistem*Risiko 2 25.81667 12.908333 4.96 0.018 **) BH-HR A
Error 20 52.00000 2.600000 JB-LR A B
Total 29 85.0000 KK = 46.07% R2 = 0.3892 B-HR B
Respon keuntungan bank (Y2)
Sistem pembiayaan 2 929051132 46452566 6.49 0.007 **) BH A
Risiko usaha 1 48359064 48359064 6.76 0.017 **) B A
Periode 4 16469584 4117396 0.58 0.684 JB B
Sistem*Risiko 2 5221088 2610544 0.36 0.699
Error 20 143091965 7154598 LR A
Total 29 306046830 KK = 51.85% R2 = 0.5325 HR B
Respon keuntungan debitur (Y3)
Sistem pembiayaan 2 2310971 115986 0.70 0.507 LR A
Risiko usaha 1 2429915 2429915 14.72 0.004 **) HR B
Periode 4 4846001 1211500 7.34 0.001 **)
Sistem*Risiko 2 28428 14214 0.09 0.918 4 A
Error 20 3301672 165084 2 A B
Total 29 10837987 KK = 59.39%% R2 = 0.6954 5 A B
3 B
1 C
Respon jumlah debitur bertransaksi (Y4)
Sistem pembiayaan 2 355.4667 177.7333 18.81 <.001 **) B A
Risiko usaha 1 0.13333 0.13333 0.01 0.907 BH B
Periode 4 0.2000 0.0500 0.01 0.999 JB B
Sistem*Risiko 2 33.0667 16.5333 1.75 0.199
Error 20 189 9.4500
Total 29 577.7667 KK = 51.81% R2 = 6729
**) nyata pada á = 5%
*) nyata pada á = 10%
2) = hasil lengkap pada Lampiran 9
BH = sistem bagi hasil LR = low risk JB = sistem jual beli HR = high risk B = sistem bunga
Koefisien keragaman (KK) tiap respons tinggi yaitu sekitar 40-50%,
mencerminkan besarnya persentase galat percobaan dari nilai tengah umum.
Persentase keragaman yang besar ini dikarenakan adanya kebebasan memilih
sistem pembiayaan oleh debitur sehingga pemilihan sistem masih berproses dan
perlu waktu atau periode yang lebih panjang untuk mendapatkan nilai yang lebih
Besar Pinjaman
Dari Tabel 8 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata dari perlakuan
utama (sistem dan risiko), tetapi ada interaksi sistem pembiayaan dengan risiko
usaha pada á = 10%. Hasil uji lanjut Friedman (rinci di Lampiran 10) pada interaksi menunjukkan bahwa pengaruh sistem pembiayaan terhadap besar
pinjaman tergantung pada risiko usaha dan sebaliknya risiko usaha tergantung
pada sistem pembiayaan. Pada kondisi low risk menunjukkan tidak berbeda nyata
diantara sistem pembiayaan yang diteliti, sedang pada kondisi high risk sistem
bunga berbeda nyata dengan sistem pembiayaan lain yang diteliti. Artinya sistem
bunga pada kondisi high risk kurang diminati debitur.
Secara deskriptif (Tabel 9 dan Gambar 6), hasil percobaan B menunjukkan
perbedaan pengaruh risiko usaha dimana pada umumnya kondisi low risk lebih
tinggi daripada kondisi high risk. Hal ini menunjukkan bahwa debitur lebih berani
berspekulasi pada risiko yang lebih aman yaitu kondisi usaha yang low risk.
Namun pada kondisi high risk sistem jual beli lebih tinggi dari sistem lainnya. Hal
ini tampaknya lebih karena harapan mendapat pendapatan usaha yang tinggi,
sehingga dengan sistem ini pengembalian margin oleh debitur pasti dan
keuntungan yang diperoleh menjadi tinggi. Disamping itu mungkin adanya
pengaruh karakter debitur seperti risk seeker (berani mengambil risiko atau
berspekulasi).
Dari gambaran deskriptif ini ada kecenderungan debitur lebih berani pinjam
dana pada sistem bagi hasil. Hal ini karena dengan sistem ini, bila terjadi kerugian
ataupun keuntungan dalam usaha yang dijalankan dibagi bersama sehingga
[image:50.612.158.474.598.691.2]debitur lebih tertarik.
Tabel 9 Statistik deskriptif besar pinjaman pada percobaan B
Sistem Pembiayaan Risiko
Bagi Hasil Jual Beli Bunga
N 5 5 5
Median 9010.1 7864.9 8880.1
Low Risk
Sum of Ranks 22.5 12.5 23.0
N 5 5 5
Median 8636.6 8869.9 7874.9
High Risk
M e d ia n Be sa r P in ja m a n
7 0 0 0 7 5 0 0 8 0 0 0 8 5 0 0 9 0 0 0 9 5 0 0
L R HR
B H
JB
[image:51.612.210.430.82.224.2]B
Gambar 6 Median besar pinjaman pada percobaan B
Keuntungan Bank
Pada respons keuntungan bank, tidak ada interaksi sistem pembiayaan dan
risiko tetapi ada pengaruh nyata pada á = 10% dari perlakuan utama (sistem pembiayaan dan risiko usaha). Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa sistem
yang berbeda adalah sistem jual beli dengan rata-rata keuntungan paling rendah
diantara sistem pembiayaan yang diteliti. Ini berarti sistem ini kurang diminati
sehingga bila ada yang berminat, besar pinjamannya tidak berani besar. Dengan
demikian keuntungan yang diperoleh bank dari sistem jual beli juga akan kecil.
Risiko usaha juga menunjukkan pengaruh nyata dimana secara umum pada usaha
low risk memberi keuntungan lebih tinggi dari pada usaha high risk.
Gambaran deskriptif (Tabel 10 dan Gambar 7), tampak jelas pengaruh risiko
usaha yang secara umum menunjukkan pada kondisi low risk lebih tinggi daripada
kondisi high risk. Hal ini lebih dikarenakan jumlah debitur yang bertransaksi pada
sistem jual beli kondisi low risk lebih banyak daripada kondisi high risk, sehingga
keuntungan bank dari kondisi low risk lebih besar.
[image:51.612.159.474.610.706.2]
Tabel 10 Statistik deskriptif keuntungan bank pada percobaan B
Sistem Pembiayaan Risi
ko Bagi Hasil Jual Beli Bunga
N 5 5 5
Mean 6969 2556 8760
Low Risk
Std. Deviation 2853.75 2823.91 3261.74
N 5 5 5
Mean 3920 2193 5554
High Risk
Ra ta -ra ta Ke untunga n Ba nk
0 2 00 0 4 00 0 6 00 0 8 00 0 1 00 00
L R HR
BH
JB
[image:52.612.211.428.80.233.2].B
Gambar 7 Rata-rata keuntungan bank pada percobaan B
Keuntungan Debitur