12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2019 dan bertempat di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian 1.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Alat penelitian
No. Alat Kegunaan
1. Kamera mendokumentasikan kondisi lapangan 2. Rol meter menentukan luasan plot
3. Pita meter mengukur diameter pohon 4. Haga meter mengukur ketinggian pohon 5. Kompas menentukan arah mata angin
6. GPS menentukan lokasi pengamatan
7. Parang menebas atau merintis jalur penelitian 8. Bola pingpong diapungkan pada aliran
9. Stopwatch menghitung waktu apung 10. Tongkat menandai titik penampang 11. Botol aqua wadah sampel air
12. Kertas saring menyaring sampel air 13. Kertas lakmus mengetahui Ph air
14. Termometer mengukur suhu sampel air 15. Gelas ukur mengukur volume sampel air 16. Alat tulis menulis data yang didapat
13 1.1.2 Bahan
Adapun bahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Bahan Penelitian No. Bahan
1. Plot sepanjang 20m x20m di sekitar sumber air 2. Sampel air dari kedua sumber
3. Tallysheet untuk media pencatat
3.3 Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposif sampel yang dilakukan secara langsung terhadap daerah tangkapan air yang didasarkan pada 1) kuantitas dan kualitas mata air, 2) vegetasi di sekitar mata air dan, 3) limbah rumah tangga yang ada/terdapat di sekitar sumber air. Menurut Sugiyono (2012) mengatakan bahwa metode purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan tujuan tertentu.
Adapun prodesur pelaksanaan penelitian yaitu : 1.1.3 Pengukuran kuantitas air
Metode yang digunakan dalam penentuan kuantitas air adalah metode bola apung. Metode ini adalah metode tidak langsung dalam pengukuran debit air, karena hanya kecepatan aliran yang di ukur, yaitu dengan mengukur waktu yang dibutuhkan benda apung untuk melewati jarak yang telah di tentukan pada suatu aliran sungai. Metode ini juga tidak membutuhkan peralatan yang khusus, tetapi dapat memperoleh hasil yang layak (Sumantry, 2012).
14
Adapun pengukuran debit air adalah sebagai berikut.
1. Pilih bagian aliran yang tenang dan seragam, hindari aliran yang memiliki pusaran air.
2. Tentukan dulu panjang saluran/lintasan (P) sungainya dan batasi titik awal (start) dan akhirnya (finish). (catat dalam form pengukuran).
3. Bersihkan bagian aliran tersebut dan bentuklah menjadi aliran yang lurus dengan penampang aliran yang memiliki kedalaman yang relatif sama.
4. Bagilah panjang saluran/lintasan menjadi beberapa bagian (misal bagian/titik), ukur lebar sungai (L) pada titik-titik tersebut; dan ukur jugakedalamannya (H) pada bagian tepi kanan, tepi kiri dan tengah aliran. Kemudian hitung masing- masing rata-ratanya. (catat dalam formulir pengukuran)
5. Hitung luas penampang (A) rata-rata seperti dalam formulir pengukuran.
6. Gunakan benda apung (bola pingpong, kayu kering, gabus, dll) yang dapat mengalir mengikuti aliran air dan tidak terpengaruh angin.
7. Lepaskan benda terapung pada titik awal lintasan (start) bersamaan denga menekan stop watch (tanda start) dan tekan kembali stop watch (tanda stop) pada titik akhir lintasan (finish) dan hitung waktunya (T).
8. Ulangi pengukuran waktu tempuh 5 kali ulangan.
9. Catat waktu tempuh benda apung dan hitung waktu rata-ratanya.
10.Hitung kecepatannya (V) menggunakan variabel luas penampang rata-rata (A) dan waktu rata-rata (T) sesuai rumus.
11. Hitung Debit air (Q) yang mengalirnya sesuai rumus (Ismanto, 2012)
15 1.1.4 Pengukuran kualitas Air
Metode dalam penelitian ini adalah metode survey langsung dan analisis laboratorium. Metode yang dipergunakan dalam pengambilan sampel air yaitu dengan cara pengambilan sampel air pada 1 titik pengukuran dengan menggunakan alat berupa botol sampel yang terbuat dari kaca kemudian disimpan dalam cooling box untuk pengujian parameter fisika (TDS, DHL, kekeruhan, warna, dan bau) serta pengujian parameter kimia. (Mukkaromah, 2016).
Pengambilan sampel air dilakukan pada pusat mata air.
1.1.5 Analisis Vegetasi
Untuk mengetahui kualitas air perlu dilakukan analisa vegetasi.
Pengambilan data primer dilakukan dengan metode petak ganda secara acak.
Pengambilan dan pengamatan contoh vegetasi dilakukan dengan menggunakan bebarapa petak contoh yang letaknya tersebar merata pada areal sekitar mata air dengan radius 20 meter dari pusat mata air (Yuliantoro, 2019). Menurut Indriyanto (2006) mengatakan bahwa pengambilan contoh vegetasi pada metode petak ganda dilakukan dengan menggunakan banyak petak contoh yang letaknya tersebar merata pada areal yang dipelajari
Gambar 3.1 metode petak ganda secara acak
16
Adapun langkah kerjanya adalah sebagai berikut.
1. Mencari titik mata air dan membuat petak contoh di sekitar mata air dengan radius 20 m dari titik pusat mata air.
2. Ukuran tiap petak contoh disesuaikan dengan tingkat pertumbuhannya, untuk pohon dengan ukuran 20 m x 20 m, fase tiang/pancang dengan ukuran 10 m x 10 m
3. Mencatat jenis dan jumlah tanaman yang terdapat pada sub plot.
4. Mengukur nama jenis, jumlah individu setiap jenis, diameter, tinggi dan tinggi bebas cabang.
5. Mencatat nama pohon dan menghitung kerapatan,dominasi, dan frekuensi, serta kerapatan 16elative, dominasi 16elative, dan frekuensi 16elative. Berikut adalah tabel INP
Tabel 3.3 Indeks Nilai Penting
Nama Pohon K D F KR DR FR INP
1.1.6 Kondisi limbah
Data kualitatif untuk perilaku penduduk dalam membuang air limbah domestik dan memanfaatkan bahan-bahan yang berpotensi menurunkan kualitas air sungai dikumpulkan dengan kuisioner, pengamatan dan wawancara langsung (Sasongko, 2006). Penentuan sampel didapatkan dengan rumus Lovin. Nugraha (2007) mengatakan bahwa rumus Lovin digunakan dalam menentukan sampel.
17
Gay dan Diel dalam Hashim (2010) mengatakan bahwa peneliti dapat mennetukan sendiri nilai galat pendugaan misalnya10% atau 0,1 dari populasi.
3.4 Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yang terdiri dari analisis fisik dan analisis kimia kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang sesuai Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Teknik yang dilakukan yaitu dengan membandingkan data hasil sampel yang telah diuji laboratorium dengan baku mutu air kelas Permenkes RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 sehingga akan didapat kondisi kualitas air mataair saat ini. (Muhlisin, 2014).
Adpun parameter kualitas air bersih adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4 Parameter kualitas air bersih N
o. Parameter Mutu Baku
A. Fisika
1. Bau Bebas dari bau mengganggu
2. Total Zat Padat Terlarut (TDS) 1500
3. Kekeruhan (Turbinity) 25
4. Suhu Suhu udara ± 30oC
5. Warna Tidak berwarna
7. Rasa Tidak berasa
B.Kimia
1. Nitrat (sebagai NO3-) 10
2. Nitrit (sebagai NO2-) 1,0
3. Mangan (Mn) 0,5
4. Kesadahan (CaCo3) 500
5. Klorida (Cl-) 600
6. pH 6,5-9,0
Sumber : Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat syarat pengawasan kualitas air
18
Pengukuran debit air dianalisis dengan rumus sebagai berikut. Kecepatan aliran merupakan hasil bagi antara jarak lintasan dengan waktu tempuh atau dapat dituliskan dengan persamaan :
V = L/t
V = Kecepatan (m/detik) L = Panjang lintasan (m) t = Waktu tempuh (detik)
Besarnya debit ditentukan oleh luas penampang air dan kecepatan alirannya, yang dapat dinyatakan dengan persamaan :
Q = A V
Q = debit air (m3/detik atau m3/jam) A = luas penampang air (m2)
V = kecapatan air melalui penampang tersebut (m/detik) (Asdak, 2010)
Kondisi vegetasi di sekitar mata air diketahui dengan menggunakan analisis vegetasi. Analisis vegetasi untuk mendeskripsikan komposisi spesies dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
19
a) Kerapatan (K) = Jumlah individu
Luas seluruh petak ikur
b) Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu spesies x 100%
Kerapatan seluruh spesies
c) Frekuensi (F) = Jumlah PU ditemukan suatu spesies
Jumlah seluruh petak ukur
d) Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensi suatu spesies x 100%
Frekuensi seluruh spesies
e) Dominasi (D) = Luas bidang dasar suatu spesies
Luas seluruh petak ukur
f) Dominansi Relatif(DR) = Dominasi suatu spesies x 100%
Dominasi seluruh spesies
g) Indeks Nilai Penting (INP) = KR + FR + DR (Laksana,2017)
Berdasarkan data di atas untuk mengetahui hubungan vegetasi dengan debit mata air saat penelitian. Pengolahan data menggunakan software SPSS dengan analisis korelasi sederhana (r).
Data kuisioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku responden terhadap sumber air. Analisis tabel frekuensi digunakan untuk mengkaji keadaan umum daerah penelitian dan karakteristik responden yang dikumpulkan (Sasongko, 2006).
20 3.5 Flow Chart Penelitian
Di Desa Dilem,Kecamatan Kepanjen terdapat sumber air yang digunakan warga untuk keperluan sehari-hari. Namun penggunaannya
tidak memperdulikan ekosistem daerah tangkapan air yang ada di sekitarnya
a. Bagaimana kualitas dan kuantitas air di pada mata air tersebut?
b. Bagaimana kondisi tegakan yang ada di sekitar sumber air?
c. Bagaimana kondisi limbah rumah tangga yang ada/terdapat di sekitar sumber?
Kondisi Limbah Kondisi Vegetasi Kuantitas dan
Kualitas Air
Analisi Vegetasi Mencatat jenis
pohon dalam radius 20 m
Metode bola apung dan uji laboratorium
Metode kuisioner dan pengamatan
langsung
Nama pohon, keliling, diameter,tinggi
pohon, tbbc
Debit air, Parameter Fisik
dan Kimia
Beban limbah dan Keadaan umum
sumber air
Evaluasi Daerah Tangkapan Air sebagai Penunjang Sumber Mata Air di Desa Dilem Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang
Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian