• Tidak ada hasil yang ditemukan

KPKS KAJ. (I). Penyelidikan Pengkotbah Atas Kehidupan Serta Nasihatnya (1:1-6:9).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KPKS KAJ. (I). Penyelidikan Pengkotbah Atas Kehidupan Serta Nasihatnya (1:1-6:9)."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KPKS KAJ

1

™Pengkotbah = Ecclesiaste (Lat. = Gereja atau Sinagoga) > Qoheleth (Ibr.), berasal dari akar kata qhl (perkumpulan) > menunjukkan seorang yang berhubungan pada sebuah perkumpulan atau jemaat, mis guru, atau seorang yang mengumpulkan ajaran HK.

™Pengarang

¾Seorang Bangsa Yahudi yang bijaksana, anonim.

¾Salomo (1:1,12) hanyalah kesepakatan berdasar sastra sesuai tradisi kebijaksanaan.

engkotbah Ecclesiaste(Lat Gereja atau

2

¾Ditulis sesudah masa pembuangan.

¾Salinan tertua ditemukan sekitar 150 BC (bdk fragmen Ibrani di Qumran).

¾Ditulis dalam bahasa Ibrani zaman Akhir (Misnaik) > jadi ditanggalkan abad 3 BC.

¾Seorang telah mengarang buku ini (1:1-12:8)

¾Seorang editor menambahkan epilog (12:9-14).

3

`Bukan untuk bacaan ibadat.

`Dibacakan untuk pesta Sukkoth untuk menambah suasana sendu.

`Ada yang tidak mau baca karena sangat pesimistis.

`Diterima sebagai Kitab Suci setelah kurun waktu yang lama setelah diterbirkan.

`Semula Kurang didukung para imam, nabi dan pejabat sinagoga.

`Diterima karena karyanya yang sangat baik.

`Bukan untuk bacaan ibadat

4

` Kunci pemahaman berdasar struktur buku, bisa berbeda penafsirannya tergantung bagaimana membagi buku ini.

` Teka teki struktur ini terbuka berkat tanda yang diberikan pengarang.

` Setiap bagian buku diakhir dengan ulangan Ń Kata “kesia-siaan dan usaha menjaring angin” dalam

Bab 1-6

Ń kata “menemukan” dalam Bab 7-8 ; Ń Kata “tidak mengetahui” dalam Bab 9-11.

` (I). Penyelidikan Pengkotbah Atas Kehidupan Serta Nasihatnya (1:1-6:9).

A. Pengenalan (1:1-18).

a. Puisi Pembuka (1:1-11) b. Pengantar (1:12-18)

B. Sebuah laporan dari penyelidikan dan nasihatnya (2:1-6:9)

a. Sebuah percobaan dengan kehidupan mewah. (2:1-11) b. Sebuah Evaluasi dari kebijaksanaan dan kebodohan. (2:12-17) c. Masalah dengan pewarisan. (2:18-26) d. Jerih payah adalah untung-untungan. (3:1-4:6) e. Masalah dengan orang kedua. (4:7-16) f. Kehilangan kesenangan (4:17-6:9)

(I) P lidik P k b h A K hid S

(2)

` (II). Kekurangan dari nasihat lain dan pengetahuan kita mengenai masa depan (6:10-12:14).

A. Introduksi (6:10-12).

B. Perkembangan dari dua pokok pembicaraan (7:1-11:6).

a. Tak seorangpun tahu apa yang baik untuk dilakukan (7:1-8:17).

i. Kritik dari nasihat untuk mencari penyesalan dan kesengsaraan (7:1-14) ii. Kritik dari nasihat agar terhindar etika yang ekstrem (7:15-24) iii. Kritik dari nasihat atas wanita (7:25-29) iv. Kritik dari nasihat untuk mendengar otoritas (8:1-17) b. Tak seorangpun tahu masa depan (9:1-11:6)

i. Waktu ketidak beruntungan tidak diketahui (9:1-12) ii. Kejadian pada umumnya tak dapat diperkirakan (9:13-10:15) iii. Engkau tidak tahu kejahatan apa yang akan terjadi (10:16-11:2) iv. Engkau tidak tahu kebaikan apa yang mungkin terjadi (11:3-6) C. Kesimpulan (11:7-12:14)

a. Puisi penutup atas kegembiraan, masa muda, dan masa tua (11:7-12:8)

b. Epilog (12:9-14)

7

(I).Penyelidikan Pengkotbah mengenai kehidupan dan nasihat dia (1:1-6:9).

¾Buku ini dimulai dengan 18 ayat pengantar diikuti dengan 93 ayat-ayat yang berisi laporan aktual hasil penyelidikan si Pengkotbah (2:1-6:9).

¾Fitur ini akan diimbangi di paruh kedua buku dengan 93 ayat yang berisi diskusi dua topik yang berhubungan (6:10-11:6) dan sebuah konklusi dalam 18 ayat, termasuk epilog penyunting (11:7- 12:14)

8

(I). Penyelidikan Pengkotbah Atas Kehidupan Serta Nasihatnya (1:1-6:9).

A. Introduksi (1:1-18).

a.Puisi Pembuka (1:1-11) b.Pengantar (1:12-18)

B. Sebuah laporan dari penyelidikan dan nasihatnya (2:1-6:9)

a.Sebuah percobaan dengan kehidupan mewah. (2:1-11) b.Sebuah Evaluasi dari kebijaksanaan dan kebodohan

(2:12-17).

c. Masalah dengan pewarisan. (2:18-26) d.Jerih payah adalah untung-untungan.(3:1-4:6) e.Masalah dengan orang kedua. (4:7-16) f. Kehilangan kesenangan (4:17-6:9)

9

(A). Introduksi (1:1-18).

`Introduksi ini terdiri dari sebuah puisi pembuka (ay.1-11) dan sebuah pengantar yang merangkum tindakan yang mengarah pada penulisan buku (ay.12-18).

`

(a). Puisi pembuka (1:11).

`1:1 Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem.

` > judul dan “pengarang”

`1:2 Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia- siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.

` Sebuah pernyataan dari aspek negatif pemikiran buku

10

` 1:3 Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?

` Pertanyaan ini merupakan konteks untuk ay 4-11.

` 1:4 Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.

` 1:5 Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.

` 1:6 Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali.

` Sebuah puisi dari peristiwa yang tiada akhir (ay.4-6),

`1:7 Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu.

`1:8 Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar..

` Tiada kemajuan dalam alam dan karya manusia (ay.7-8).

`1:9 Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.

(3)

` 1:10 Adakah sesuatu yang dapat dikatakan:

"Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada.

` 1:11 Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.

` kesimpulan P menyatakan tidak ada yang baru, dan bila sesuatu kelihatannya baru, itu karena orang tidak ingat kejadian yang lalu; ketiadaan ingatan seperti itu akan diperoleh dimasa depan (ay.9-11).

` Jadi tidak ada untungnya berjerih payah sebab tidak sesuatu yang diperoleh, kemajuan maupun ...kesenangan baru tidak, kenangan juga tidak.

13

(b). Pengantar (1:12-18)

` 1:12 Aku, Pengkhotbah, adalah raja atas Israel di Yerusalem.

` 1:13 Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan hikmat segala yang terjadi di bawah langit. Itu pekerjaan yang menyusahkan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan diri. >

prinsip pemandu, sebuah prinsip untuk bertanya bukan sumber pandangan batin

` 1:14 Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

` P. telah mempelajari semua aspek kehidupan dan itu semua merupakan pokok yang tidak menyenangkan untuk dilakukan karena semua adalah kesia-siaan belaka (ay.12-14).

14

` 1:15 Yang bongkok tak dapat diluruskan, dan yang tidak ada tak dapat dihitung.

` Sebuah amsal yang menyatakan bahwa mengenai hal itu, tiada seorang pun yang dapat mengubahnya (ay.15).

` 1:16 Aku berkata dalam hati: "Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih dari pada semua orang yang memerintah atas Yerusalem sebelum aku, dan hatiku telah memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan.“ > H. merupakan kumpulan pengamatan dari nasihat-nasihat bijaksana.

` P. telah menjadi sepenuhnya mengerti dengan ajaran kebijaksanaan tradisional (ay.16),

15

`

1:17 Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan. Tetapi aku menyadari bahwa hal ini pun adalah usaha menjaring angin,

`

1:18 karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati, dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan.

` Dalam praktek, Ia telah menemukan bahwa apa yang secara teori bijaksana sering merupakan kebodohan dalam prakteknya begitupun sebaliknya.

16

`

(I). Penyelidikan Pengkotbah Atas Kehidupan Serta Nasihatnya (1:1-6:9).

A.Pengenalan (1:1-18).

a.Puisi Pembuka (1:1-11) b.Pengantar (1:12-18)

B. Sebuah laporan dari penyelidikan dan nasihatnya (2:1- 6:9)

a.Sebuah percobaan dengan kehidupan mewah. (2:1-11) b.Sebuah Evaluasi dari kebijaksanaan dan kebodohan.(2:12-17) c. Masalah dengan pewarisan.(2:18-26)

d.Jerih payah adalah untung-untungan.(3:1-4:6) e.Masalah dengan orang kedua.(4:7-16) f. Kehilangan kesenangan (4:17-6:9)

(B). Sebuah Laporan dari penyelidikan dan nasihatnya (2:1-6:9).

`Bagian buku ini menyatakan secara terperinci aspek-aspek dari studi Pengkotbah mengenai kehidupan yang dia pilih untuk dilaporkan

`Dia menawarkan rekomendasi-rekomendasinya sendiri dari hasil studinya.

`Bagian ini terdiri dari 6 bagian yang masing-masing ditutup dan disimpulkan dengan refrain “kesia- siaan dan usaha menjaring angin”.

`Setiap bagian menawarkan sebuah pertimbangan yang terpisah.

(4)

(a). Sebuah percobaan kemewahan hidup (2:1-11)

` 2:1 Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itu pun sia-sia."

` 2:2 Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"

` Sebuah antisipasi penilaian akhir dari percobaannya

` 2:3 Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, -- sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat --, dan dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu. > Bukan suatu eksperimen yang memabukkan. > Suatu cara hidup yang pada dasarnya tidak bijaksana, tetapi harus diuji juga.>Tujuan percobaan, dia ingin ...menguji pelbagai sikap pada kehidupan yang ada pada ...orang beriman.

19

` Ay 4-10. Percobaan pertamanya adalah sebuah totalitas pada kemewahan hidup. Dia menggambarkan usahanya dan menegaskan bahwa dia sungguh menemukan kesenangan sebagai buah dari jerih payahnya.

` 2:4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;

` 2:5 aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman- taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah- buahan;

` 2:6 aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.

` 2:7 Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem ...sebelum aku.

20

` 2:8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita- biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.

` 2:9 Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.

` Percobaan ini tidak memerosotkan ahlak dan pikiran.

` 2:10 Aku tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku. > P menikmati hal ini

21

` Tetapi ketika dia merenungkan, apa hasilnya?

` 2:11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.

` Kesenangan itu berlalu dan sementara, tidak sepadan dengan usaha yang dicurahkan > bukan keuntungan.

` Untuk si Pengkotbah kesenangan adalah suatu bagian dalam kehidupan baik diperoleh dari kemewahan (2:10) atau dari gaya hidup yang lebih sederhana (3:22; 5:18; 9:9). Nanti Pengkotbah akan menasihatkan lebih sedikit jerih payah lebih baik (4:5-6).

22

` (b). Sebuah evaluasi dari kebijaksanaan dan kebodohan (2:12-17).

` Pengkotbah kemudian menguji keuntungan kebijaksanaan.

Dia ingat ajaran tradisional yang menyatakan keunggulan kebijaksanaan atas kebodohan (ay. 13-14a),

` 2:12 Lalu aku berpaling untuk meninjau hikmat, kebodohan dan kebebalan, sebab apa yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? [Hanya apa yang telah dilakukan orang.]

` 2:13 Dan aku melihat bahwa hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan.

` Dia melihat ajaran tradisional dari ay.13-14a, tetapi dia

“mengetahui” (ay.14b) berdasar pengalaman.

` 2:14a Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan,

` Tetapi ketika menilai berdasar pengamatannya sendiri, hal sama terjadi baik bagi yang bijaksana maupun yang bodoh.

Lalu dimana keuntungan dari kebijaksanaan (ay.14b-15).

` 2:14b tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua.

` 2:15 Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku.

Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa ini pun sia-sia.

` Pengkotbah menghargai kebijaksanaan (1:13:2:3,9; dll). Dan kebodohan tidak pernah menjadi pilihan bagi dia, tetapi dia sungguh merasa wajib untuk menyerang pernyataan yang berlebihan mengenai keuntungan dari.kebijaksanaan.

(5)

` Dan juga baik orang bijak maupun bodoh sama-sama mati dan dilupakan.

` 2:16 Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh! > serupa dalam kematian

` Dengan tidak adanya harapan dikehidupan masa depan (bdk.9:5,6,10) keabadian nama adalah penting, dan itu dijanjikan pada orang adil oleh kebijaksanaan.

` 2:17 Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

` Pada dasarnya pengkotbah mencintai kehidupan (bdk 11:7), tetapi dia membuang polanya ketika hal itu tersingkap.

25

` (c). Masalah dengan warisan (2:18-26).

` Pengarang berpaling kepada pokok dari jerih payah dan buahnya, topik dari sisa keempat bagian.

` Pengkotbah pada mulanya menikmati buah hasil jerih payahnya (2:10), tetapi sekarang dia menemukan alasan untuk membenci mereka.

` Sebab mereka harus ditinggal kepada seorang pewaris yang mungkin berbuat kebodohan dengan hartanya (ay 18-19).

` 2:18 Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku.

` 2:19 Dan siapakah yang mengetahui apakah orang itu berhikmat atau bodoh? Meskipun demikian ia akan berkuasa atas segala usaha yang kulakukan di bawah matahari dengan jerih payah dan dengan mempergunakan hikmat. Ini pun sia-sia.

26

Ay 20-21

` 2:20 Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari.

` 2:21 Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Ini pun kesia-siaan dan kemalangan yang besar.

` Pengkotbah tentu tidak akan bekerja keras untuk mereka.

27

` 2:22 Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?

` 2:23 Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun sia-sia.

¾dengan semua penyesalan dan pencobaan yang menyertai jerih payah (ay.22-23).

` 2:24 Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah. > sehat sejahtera, kemakmuran, kesenangan, dan hidup penuh berkat.

` 2:25 Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?

28

` 2:26 Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah.

Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

` Dia menyimpulkan bahwa apa yang baik adalah menemukan kenikmatan masa kini dalam hasil yang lebih sederhana dari kerja yang lebih sederhana.

Sayangnya kemampuan untuk menikmati adalah rahmat Tuhan yang tidak diterima semua orang, dan itu adalah kesia-siaan dalam kehidupan (ay.24-26).

(II). Kekurangan dari nasihat lain dan pengetahuan kita mengenai masa depan (6:10-12:14).

A. Introduksi (6:10-12).

B. Perkembangan dari dua pokok pembicaraan (7:1-11:6).

a. Tak seorangpun tahu apa yang baik untuk dilakukan (7:1-8:17).

i. Kritik dari nasihat untuk mencari penyesalan dan kesengsaraan (7:1-14) ii. Kritik dari nasihat untuk menghindari etika yang ekstrem (7:15-24) iii. Kritik dari nasihat atas wanita (7:25-29) iv. Kritik dari nasihat untuk mendengar otoritas (8:1-17) b. Tak seorangpun tahu masa depan (9:1-11:6)

i. Waktu ketidak beruntungan tidak diketahui (9:1-12) ii. Kejadian pada umumnya tak dapat diperkirakan (9:13-10:15) iii. Engkau tidak tahu kejahatan apa yang akan terjadi (10:16-11:2) iv. Engkau tidak tahu kebaikan apa yang mungkin terjadi (11:3-6) C. Kesimpulan (11:7-12:14)

a. Puisi penutup atas kegembiraan, masa muda, dan masa tua (11:7-12:8)

b. Epilog (12:9-14)

(6)

(II). Kekurangan dari nasihat lain dan

pengetahuan kita mengenai masa depan (6:10- 12:14).

` Pada paruh pertama bukunya Pengkotbah bergumul dengan pertanyaan, berdasar apa seseorang seharusnya mengambil sikap terhadap kehidupan, dan dia menceritakan pengalamannya serta menawarkan nasehatnya sendiri.

` Dalam paruh kedua bukunya dia berpaling pada sumber lain, untuk pemecahan masalah: nasihat orang lain (Bab 7-8) dan sebuah pengetahuan dari masa depan (9:1-11:6).

31

(B). Perkembangan dua pokok pembicaraan (7:1- 11:6).

` (a). Tak seorangpun dapat menemukan apa yang baik untuk dikerjakan (7:1-8:17).

` Bagian buku ini terdiri dari empat bagian yang tiap bagiannya ditutup oleh refrain “tidak menemukan”. Setiap bagian berisi sebuah usulan sikap terhadap kehidupan dan diikuti oleh kritik Pengkotbah dan/atau penolakan atasnya.

i. Kritik dari nasihat untuk mencari penyesalan dan kesengsaraan (7:1-14)

ii. Kritik dari nasihat untuk mencari etika yang ekstrem (7:15-24)

iii. Kritik dari nasihat atas wanita (7:25-29)

iv. Kritik dari nasihat untuk mendengar otoritas (8:1-17)

32

(i). Kritik atas nasihat untuk mencari penyesalan dan kesengsaraan (7:1-14).

` Pengkotbah mengutip sekumpulan amsal (ay 1-6) yang mengedepankan kesuraman kehidupan seperti kematian, ratapan dan duka cita serta kecaman, seperti yang diusulkan oleh beberapa orang sezamannya, dia menyingkirkannya sebagai kesia-siaan (ay.6b),

` 7:1 Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.

` Nama yang harum (reputasi) (bdk. Ams 10:7; 22:1) sangat rentan semasa hidup dan hanya menjadi pasti saat kematian (bdk, Sir 11:28); jadi nilainya terletak pada hari kematian.

` 7:2 Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.

33

` 7:3 Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega. >

sedih/kecewa/marah (=ka’as)

` kesedihan lebih cocok untuk realitas kehidupan.

` 7:4 Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.

` ay 2-4 pandangan hidup yang selalu antisipatif pada kematian

` 7:5 Mendengar hardikan orang berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh.

` 7:6 Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Ini pun sia-sia.

` Pemikiran 1-6 tidak cocok dengan P

` Kalimat ini dipakai sebagai pembagi bagian-bagian, nasihat yang diuji (ay.1-6) dan kritiknya (ay.7-12).

34

` Kumpulan amsal (ay.7-12) menantang keabsahan ay.1-6 sebagai jalan hidup.

` 7:7 Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.

` Pengkotbah menunjukkan bahwa ay 2-5 lebih banyak buruknya daripada keuntungannya seperti yang akan ditunjukkan oleh amsal-amsal berikut.

` 7:8 Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.

Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.

` Nama baik ditentukan pada saat kematian (Ay 1), tetapi ada suatu tanggung jawab lain dalam nasihat itu yaitu diperlukan kesabaran bila ia ingin hidup dengan prinsip itu.

` 7:9 Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.

` Akar kata marah/kecewa sama dengan kata sedih (= ka’as) yang dianjurkan dalam ay 3, tetapi amsal lain justru sama sekali tidak menganjurkannya.

` 7:10 Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.

` Janganlah hidup dalam kerangka pemikiran yang melihat masa lalu adalah baik dan masa kini suram, seperti kesuraman yang ditampilkan dalam ay 2-5, amsal ini menantang pendapat itu.

` 7:11 Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari.

` 7:12 Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.

` Dalam kritik finalnya pada ay 1-6, pengkotbah mengutip sebuah amsal yang menegaskan bahwa hikmat adalah untuk kehidupan dan tidak difokuskan pada kematian dan antisipasi pada kematian ... (ay 2-4).

(7)

` 7:13 Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya?

` 7:14 Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.

` Pada akhirnya dia menawarkan nasihatnya sendiri (ay.13-14):

Nikmati kebaikan hari dan, ketika hari yang buruk datang, pandanglah sebagai pemberian Allah yang bervariasi sehingga orang tidak dapat menemukan kesalahan pada-Nya.

37

(II). Kekurangan dari nasihat lain dan pengetahuan kita mengenai masa depan (6:10-12:14).

A. Introduksi (6:10-12).

B. Perkembangan dari dua pokok pembicaraan (7:1-11:6).

a. Tak seorangpun tahu apa yang baik untuk dilakukan (7:1-8:17).

b. Tak seorangpun tahu masa depan (9:1-11:6)

i. Waktu ketidak beruntungan tidak diketahui (9:1-12) ii. Kejadian pada umumnya tak dapat diperkirakan (9:13-10:15) iii. Engkau tidak tahu kejahatan apa yang akan terjadi (10:16-11:2) iv. Engkau tidak tahu kebaikan apa yang mungkin terjadi (11:3-6) C. Kesimpulan (11:7-12:14)

a. Puisi penutup atas kegembiraan, masa muda, dan masa tua (11:7- 12:8)

b. Epilog (12:9-14)

38

(b) Tidak ada seorangpun yang tahu masa depan (9:1-11:6).

` Bagian buku ini mengembangkan pertanyaan kedua dalam 6:12: :Siapa yang dapat memberitahu apa yang akan terjadi ?” , bagian ini mempunyai empat bagian, masing-masing diakhiri dengan refrain “tidak mengetahui” dan masing-masing mengembangkan tema dari ketidak pedulian manusia akan masa depan.

(i).Waktu kemalangan tidak diketahui (9:1-12).

` Orang tidak tahu apakah Allah mengasihi atau membenci mereka, sebab semua hal terjadi serupa baik untuk orang yang benar maupun jahat, dan kemudian keduanya mati serupa (ay 1-3).

39

` 9:1 Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan- perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apa pun yang dihadapinya.

` Tidak ada perlindungan yang ramah tetapi merupakan keadaan yang tak berdaya.

` Kasih dan kebencian Allah.

` 9:2 Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama:

baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang takut untuk bersumpah.

40

` 9:3 Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama.

Hati anak-anak manusia pun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati.

` Orang hidup mempunyai satu keuntungan dari yang mati, mereka tahu bahwa mereka akan mati, sedangkan orang yang mati tidak mengetahui apa-apa dan tidak mempunyai bagian dalam kehidupan disini (ay 4-6).

` 9:4 Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.

` 9:5 Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.

` Dari sudut pandangan penindasan, ia merasakan dalam 4:2 bahwa yang mati lebih beruntung daripada yang hidup; disini, dari sudut pandangan pengetahuan, dia menyatakan secara ironis bahwa yang hidup mempunyai keuntungan, mereka mengetahui mereka akan mati. Ay 4-5).

` 9:6 Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.

` Dia tidak percaya dalam kehidupan masa depan, tetapi percaya dalam sheol, tempat kediaman orang meninggal, seperti yang digambarkan disini dan dalam ay 10. (ay 5-6).

(8)

` Orang harus bersuka ketika masih hidup dan menjalani kehidupan sepenuhnya. Itulah bagian seseorang dalam kehidupan disini, dan kesukaan serta kegiatan yang tidak mungkin dilakukan sesudah kematian karena orang mati tidak mengetahui dan tidak dapat berbuat apapun (ay 7-10).

` 9:7 Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang, karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.

` 9:8 Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu.

` 9:9 Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.

` 9:10 Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.

` Pujian keenam dari kesukaan; lihat komentar 2:24.

43

` Alasan mengapa sesuatu berganti menjadi serupa untuk semua hal adalah bahwa kemalangan terjadi serupa kepada semua, dan, karena orang banyak tidak mengetahui terlebih dahulu waktu kemalangan, mereka tidak dapat menyingkirkannya (ay 11-12).

` 9:11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.

` 9:12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak- anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.

` Waktunya :

` Dari kemalangan juga kematian.

44

(C). Kesimpulan (11:7-12:14).

(a) Puisi penutup dari kesukaan, masa muda, dan masa tua (11:7-12:8).

` Dalam sebuah kesatuan yang mengimbangi puisi pembuka yang pesimistis (1:2-11), Pengkotbah mencetuskan nasihatnya untuk menikmati kesukaan dan memberi pernyataan yang ketujuh dan terakhir.

` Kehidupan adalah manis dan orang harus bersuka ria dalamnya ketika orang masih muda dan berdaya.

` Orang harus ingat bahwa hari tua dan kematian terletak dimuka, sebagai dorongan pada kesukaan (ay. 7-8).

` Tema dari kesukaan dikembangkan dalam ay 9-10 dan untuk hari tua dan kematian dikembangkan dalam 12:1- 8 (dalam 3 bagian yang ditandai oleh kata “sebelum”

...dalam ay 1,3,6).

45

` 11:7 Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata;

` 11:8 oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.

` Ayat 7-8 mungkin merupakan restu kehidupan yang tidak disangka (bdk. 2:17; 4:2; 9:4) yang menunjukkan bahwa pengarang sendiri sangat menghargai kehidupan.

46

` 11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!

` Bukan ajakan untuk hedonisme; lih. Kom. 2:24. Juga bukan undangan untuk imoralitas yang egois.

` 11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.

` 12:1-7. Dalam 7:1-4 dia menolak perhatian yang hanya tertuju pada kematian, jadi disini ia mengingatkan kematian sebagai pendorong untuk menikmati masa kini.

` 12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",

` Kata ini mungkin harus dibaca “kuburan“(bwrk) daripada

“pencipta”(bwryk).

` 12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,

` Metafora untuk masa kelabu dalam kehidupan.

(9)

` 12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan- perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,

` 12:4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,

` Metafora pelemahan tubuh dalam masa tua.

` 12:5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi -- karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,

` Pohon badam berbunga pada akhir dari musim dingin dan warnanya putih (uban?) dan belalang pada musim dingin menjadi lamban (seperti orang tua yang lamban ...berjalan?).

49

` 12:6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,

` Empat gambaran untuk kematian.

` 12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

` Kematian digambarkan dalam tema Kej 2:7.

` bukan jiwa dan tidak pernyataan mengenai keabadian disini (bdk 9:10).

` 12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.

` Inklusio untuk seluruh buku (lih kom. 1:2). Kalimat ini adalah rangkuman sisi negatif pemikiran Pengkotbah, tetapi tidak menyatakan nasihat positif yang telah ia ajukan.

50

3(0,.,5$1'$/$0%8.8,1,

™Pengkotbah mewakili pandangan skeptis dari Hikmat Israel.

™Tidak menolak gerakan hikmat kebijaksanaan tetapi menantang beberapa keyakinannya yang digemari.

™Selaras dengan banyak pendapat kebijaksanaan yang konvensional :

o Ia percaya pada Allah dan takut akan Allah (3:14; 5:6) o Ia percaya dalam aturan etika serta dalam penghakiman

Allah terhadap perbuatan manusia (11:9).

o Seperti orang seangkatan masa itu, dia tidak percaya akan kehidupan sesudah kematian (9:10).

51

™Walaupun dia menunjukkan bahwa hikmat punya keterbatasan, tetapi ia tidak pernah menyarankan kebodohan.

™Bersama orang-orang bijak, ia sependapat atas beberapa keyakinan yang tidak utama:

o Allah menentukan bahwa segala sesuatu mempunyai waktunya sendiri (3:1-11);

o Allah yang memberi kemampuan untuk menikmati dan bersuka ria (2:25-26);

o Apa yang telah dinyatakan Allah tidak dapat berubah (1:13;

3:14-15; 6:10; 7:13; 11:3),

o Kebodohan banyak kata-kata (4:17-5:6; 6:11; 10:12-15).

52

™Pengkotbah berselisih dengan teologi apa saja yang mengabaikan pengalaman > tidak realistis.

¾Jadi dia menyerang pernyataan simplistis teologi pembalasan tradisional. (3:16-18; 8:12-14; 9:1-3)

¾Allah menghakimi, tetapi bagaimana hal tersebut berjalan itu merupakan misteri.

™Dia menyerang pernyataan serampangan tentang keuntungan dari hikmat, sebab :

o Pengalaman memperlihatkan bahwa orang bernasib sama, baik yang berhikmat maupun yang bodoh (2:13-16; 9:1- 3,11).

o Orang bijak tidak dapat meramalkan masa depan (3;22;

6:12; 8:7; 9:1-11:6) terutama waktu kemalangan (9:12).

o Hikmat rentan terhadap sejumlah kecil orang bodoh (9:13- 10:1).

™Dia juga tidak yakin tentang keberhasilan manusia dalam mencari hikmat (1:13-18; 3:11; 7:13; 8:17;

11:5).

o Ia menolak nasihat yang menyarankan untuk berfokus pada kematian dan kemalangan (7:1-14),

o Ia menghindari keradikalan etika (7:15-22),

o Ia menolak mengidentifikasikan kebodohan dengan wanita (7:25-29), dan

o Ia menolak nasihat yang menyarankan ketaatan simplistis pada pihak berwenang (8:1-14), sebab pengalaman mengindikasikan bahwa mereka bukan tokoh yang bernilai.

(10)

™Dia terutama menolak penekanan kerajinan pada hikmat tradisional, bila itu berarti totalitas pada kerja sebab:

o Jerih payah seperti itu merampok kenikmatan/kegembiraan seseorang (2:22-23; 4:7-8; 5:11,16),

o Kemungkinan keberhasilan jerih payah adalah untung- untungan (3:1-11),

o Nasib harta yang terkumpul tidak pasti (2:18-21; 4:7-8; 5:12- 16), dan

o Jerih payah tidak membawa keuntungan, kemajuan, kemuliaan, dan juga kenangan (1:3-11).

™Ia tidak percaya pada kemalasan, tetapi percaya satu tangan penuh jerih payah dan yang lain penuh istirahat lebih baik dari dua tangan penuh jerih payah (4:5-6).

55

` Karena sangat terkesan dengan kefanaan (kesia- siaan) semua hal, ia percaya dan menganjurkan:

ŃKenikmatan adalah hal yang harus difokuskan dalam kehidupan, bukan mengejar kemewahan sebab itu tidak setimpal dengan jerih payahnya (2:1-11), ŃPenerimaan akan kegembiraan yang biasa-biasa saja

yang Tuhan lihat cocok untuk diberikan pada kita (ditegaskan 7 kali dalam buku: 2:24; 3:12,22; 5:17;

8:15; 9:7-9; 11:9-10).

o Menikmati hari yang baik dan menerima hari yang tidak baik sebagai pemberian Allah yang beragam sehingga kita tidak menyalahkan Dia (7:14).

56

o Menikmati apa yang ada ditangan dan tidak mendambakan hal yang tak terjangkau (6:9).

o Memasuki kehidupan dengan gairah (9:10); sebagai persiapan bagi masa depan (11:1); berpegang pada banyak pilihan dalam menghadapi ketidak pastian (11:2);

o Tidak berhati-hati secara berkelebihan (11:4) dan

o Menikmati kehidupan ketika masih mampu, karena masa tua dan kematian menjelang (11:7-12:80).

57 58

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mendukung pencapaian prioritas nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dijabarkan dalam RPJMN periode

Karyawan yang menilai pelatihan kerja kurang baik, menilai sarana dan metode yang digunakan serta intensitas pelatihan kerja yang diberikan perusahaan kepada

Ketika ia bernilai nol, maka itu berarti tidak terdapat penurunan amplitudo sama sekali, akan tetapi jika ia bernilai cukup besar, maka penurunan amplitudo akan

Kelas sesuai (S2) daerah ini juga dikategorikan baik untuk budidaya teripang dimana parameter–parameter pendukung masih dikategorikan bisa dan faktor pembatas tidak

Pada gambar overlay diatas terlihat bahwa data tangkapan tertinggi berada pada sebelah barat yang ditunjukan dengan warna ungu kemerahan yang diikuti dengan kedalaman

Berkat campur tangan Tuhan dari awal hingga akhir, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pencitraan Abu Bakar Ba’asyir di Harian Republika (Studi Analisis Framing

Pemakaian tenaga listrik pada beban puncak Penyerapan daya listrik seperti digambarkan pada Gambar 8, kalau memungkin disebar pada luar waktu beban puncak, sehingga

Pada penelitian ini telah dibangun sistem deteksi dan identifikasi gelombang- gelombang di otak terhadap rangsangan suara dengan menggunakan teknik pengolahan sinyal