Tugas Softskill Resume Skripsi
Nama : Putri Nurjanah Nim : 19808144071
SKRIPSI 1
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP EFEKTIFITAS KERJA PEGAWAI
SEKRETARIAT DPRD PROVINSI JAWA BARAT
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan pendekatan kuantitatif.
Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Angket penelitian telah diuji coba pada pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dengan 30 responden. Penelitian ini merupakan penelitian dengan sampel 105 responden pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat . Analisis data dilakukan dengan deskripsi data penelitian, uji prasyarat analisis dan uji hipotesis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan;
1. Motivasi kerja dengan efektivitas kerja karyawan DPRD Provisi Jawa Barat;
2. Komunikasi interpersonal dengan efektivitas kerja pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat;
3. Motivasi kerja dan komunikasi interpersonal dengan efektivitas kerja pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan lembaga yang melayani dan memfasilitasi berbagai kegiatan DPRD. Sekretariat DPRD memiliki posisi yang strategis dalam mewujudkan visi dan misi DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok menyelenggarakan dan mendukung tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD, sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Secretariat DPRD mempunyai fungsi : Penyelenggaraan administrasi keuangan daerah, penyelenggaraan rapat-rapat, dan penyelenggaraan serta penyediaan koordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.
Sekretariat DPRD harus tumbuh menjadi unit organisasi yang dapat memberikan pelayanan prima dan mendukung setiap aktivitas DPRD, untuk menciptakan pelayanan prima harus disertai dengan kinerja pegawai yang memuaskan. Pegawai yang memiliki motivasi kerja tinggi akan lebih baik dari pegawai lainnya. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
dengan staf di Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat terdapat beberapa permasalahan yaitu keterlibatan pegawai dalam kegiatan rutin seperti sering terlambat dalam mengokuti apel pagi, memperpanjang waktu istirahat kerja, rapat kerja berlangsung dengan kurangnya partisipasi dari peserta rapat dalam mengemukakan pendapat, bercanda berlebihan ketika bekerja, dan mengulang kesalahan yang sama meski telah ditegur oleh atasan. Kurangnya dorongan dan kesadaran akan pentingnya bekerja dengan giat dan baik membuat pegawai terbiasa untuk mengulangi kembali setiap permasalahan yang dilakukan. Atasan memiliki peran penting dalam menumbuhkan kembali motivasi kerja pegawai supaya lebih giat dan baik lagi dalam bekerja.
Komunikasi interpersonal dilakukan untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi pegawai. Salah satunya untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai, komunikasi yang dilakukan dengan baik memberikan dampak yang baik terhadap hubungan antar pegawai dan pekerjaan, begitu juga sebaliknya komunikasi interpersonal yang kurang baik memberikan dampak yang kurang baik.
Motivasi kerja pegawai dan komunikasi interpersonal yang harus dilakukan antar pegawai berdampak terhadap tanggung jawab dalam penyelesaian tugas dan pekerjaan, sehingga pegawai dituntut untuk bekerja dengan efektif. Terdapatnya beberapa permasalahan terkait efektivitas kerja pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat seperti tidak
sesuainya penyelesaian pekerjaan berdasarkan ketentuan Standar Operasional Prosedur (SOP). Pekerjaan penyelesaian rapat-rapat pimpinan yang seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu satu hari tapi realisasinya dua hari, tentunya sangat mengganggu terhadap keberlangsungan organisasi. permasalahan lain terjadi dalam pendistribusian undangan untuk rapat kerja, seharusnya pendistribusian dapat dilakukan dalam waktu satu hari tapi dalam realisasinya dua sampai tiga hari, tentu membuat peserta rapat yang seharusnya memiliki waktu lebih lama untuk mempelajari materi rapat menjadi terbuang waktunya karena keterlambatan undangan yang diterima. Masalah lainnya layanan penyelesaian keuangan (realisasi untuk Surat Perintah Pelayanan Dinas) seharusnya selesai dalam satu hari namun dalam realisasinya dua sampai tiga hari. Permasalahan-permasalahan tersebut selain memberikan hambatan terhadap pekerjaan lain juga memberikan dampak buruk terhadap ketercapaian tujuan dari organisasi.
Permasalahan yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah
1. Masih terdapat pegawai yang sering terlambat dalam mengikuti apel pagi 2. Masih terdapat pegawai yang sering memperpanjang jam istirahat
3. Masih terdapat pegawai yang tidak suka mengemukakan pendapat ketika rapat kerja
4. Masih terdapat pegawai yang sering mengulang kesalahan yang sama meskipun telah mendapat teguran
5. Pegawai jarang bertukar pikiran atau berdiskusi mengenai pekerjaan
6. Masih terdapat pegawai lama yang tidak berperan aktif dalam memberikan saran terhadap pegawai baru
7. Terdapat situasi yang menyebabkan pegawai berkomunikasi dengan atasan terbatas sehingga berdampak terhadap ketidaklancaran intensitas komunikasi dua arah dan berakibat terhadap pekerjaan
8. Masih terdapat pekerjaan dalam penyelesaiannya tidak memenuhi Standar Operasional Prosedur yang berlaku.
Hasil simpulan yang didapatkan dari penelitian hubungan antara motivasi dan komunikasi interpersonal terhadap efektivitas kerja pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat adalah :
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap efektivitas kerja pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dengan koefisien determinasi sebesar 0,262.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap efektivitas kerja pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dengan koefisien determinasi sebesar 0,237.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dan komunikasi interpersonal terhadap efektivitas kerja pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dengan koefisien determinasi sebesar 0,342.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil simpulan yang telah dipaparkan maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Pegawai harus lebih antusias dan memaksimalkan kesempatan untuk mengemukakan pendapat, selain menunjukkan kepedulian terhadap intansi juga memperlihatkan kapabilitas diri terhadap kepentingan intansi.
2. Pegawai harus bersikap lebih ramah dalam berkomunikasi tanpa membeda-bedakan situasi dan kondisi sehingga mampu menimbulkan suasana nyaman.
3. Pegawai harus mampu mengoperasikan peralatan kantor dengan baik untuk mendukung pekerjaan.
SKRIPSI 2
PENGARUH BRAND IMAGE DAN CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOMESTIK WARDAH
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data melalui metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi S1 aktif Universitas Negeri Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria yang meliputi mahasiswi S1 aktif Universitas Negeri Yogyakarta
yang pernah membeli dan menggunakan kosmetik wardah. Sampel berjumlah 150 responden dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan Teknik analisis deskriptif dan regresi linier berganda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah, 2. Pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah, 3. Pengaruh brand image dan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian
kosmetik wardah.
Kehidupan modern menawarkan kemudahan dan kepraktisan untuk menunjang penampilan, salah satunya adalah pemakaian produk perawatan atau kosmetik. Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi sebagian kaum wanita untuk mendukung
popularitasnya karena bagi wanita kecantikan adalah asset yang harus dijaga agar tetap menarik dipandang. Selain itu, tampil cantik dan menawan dapat menambah rasa percaya diri seorang wanita di hadapan lawan jenisnya.
Berbagai kosmetik saat ini dapat dengan mudah didapatkan di pasaran, namun
konsumen harus selektif ketika akan memilih dan menggunakan kosmetik karena tidak jarang produsen kosmetik menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh. Christoper
Drummond, seorangpenata rias selebriti menyebutkan berbagai macam racun yang umumnya ditemukan di dalam produk kosmetik, seperti midazolidinyl urea and diazolidinyl urea yang dapat menyebabka dermatitis, inflamasi, dan pengeluaran air mata. Methyl and propyl and butyl and ethyl paraben penyebab reaksi alergi dan ruam kulit. Propylene glycol pada
penelitian terakhir menunjukkan bahwa zat ini dapat merusak ginjal dan hati. Stearalkonium chloride yang digunakan sebagai pelembut kain namun terdapat pada kondisioner dan krim rambut. Synthetic fragrances dan triethanolamine yang menyebabkan iritasi kulit, ruam, dan hiper-pigmentasi (www.kecantikan.web.id ).
Wardah adalah salah satu merek kosmetik yang mengusung brand image halal pada produknya. Kosmetik buatan PT. Paraghon Technology & Innovation ini telah mendapatkan sertifikasi halal dari lembaga pengkajian pangan, obat, makanan, majelis ulama Indonesia (LP POM MUI) serta memberikan jaminan keamanan produk. Pada awalnya wardah hadir sebagai jawaban atas keinginan konsumen untuk mengonsumsi produk perawatan yang halal dan aman dari segi kandungan bahan pembuatannya. Saat ini perseroan terus dituntut
melakukan inovasi untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya dan juga harus mampu menjaga brand image dengan baik agar label halal yang diusungnya tidak menjadi permasalahan di kemudian hari.
Merek sebenarnya adalah cerminan dari janji yang diucapkan produsen terhadap konsumen atas kualitas produk yang akan mereka hasilkan, merek terbukti dapat
mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Citra merek mengindikasikan suatu hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian, dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang optimal maka mendorong terciptanya keputusan, sehingga, semakin baik citra merek yang ada di benak konsumen, maka akan semakin meningkat keputusan pembelian atau sebaliknya. Akan tetapi hasil penelitian Perengkuan dkk (2014) menyebutkan bahwa brand image dan celebrity endorsement secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan brand image secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah penggunaan celebrity endorser. Menurut Shimp (2003) celebrity endorser adalah menggunakan artis
sebagai bintang iklan di media-media, mulai dari media cetak, media sosial, maupun media televisi. Menggunakan celebrity endorser bertujuan untuk meningkatkan keyakinan
konsumen serta untuk mendukung citra dari suatu produk yang dipromosikannya sehingga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian.
Keputusan pembelian merupakan suatu proses yang dilakukan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya agar memperoleh kepuasan dengan nilai tertinggi. Menurut Sutisna (2012) pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Konsumen dapat membuat keputusan ketika terdapat beberapa alternatif pilihan pembelian yang sesuai dengan persepsi, harapan, dan keyakinan terhadap suatu produk atau jasa. Keputusan pembelian dapat dilakukan karena adanya beberapa faktor , diantaranya adalah brand image dan celebrity endorser.
Hasil simpulan yang didapatkan dari penelitian pengaruh brand image dan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah adalah :
1. Brand image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian 2. Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian 3. Brand image dan celebrity endorser berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.