• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PBL MATERI MENELADANI ASMAULHUSNA DALAM KEHIDUPAN DI SMA MUHAMMADIYAH KASONGAN KELAS X IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PBL MATERI MENELADANI ASMAULHUSNA DALAM KEHIDUPAN DI SMA MUHAMMADIYAH KASONGAN KELAS X IPA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

94 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PBL MATERI MENELADANI ASMAULHUSNA DALAM KEHIDUPAN DI

SMA MUHAMMADIYAH KASONGAN KELAS X IPA

Dedi Purwanto

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : dedisamuda@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas peserta didik dan meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Meneladani Asmaulhusna Dalam Kehidupan Di SMA Muhammadiyah Kasongan Kelas X IPA. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan yang mengacu pada model Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari dua siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif dengan statistik deskriptif yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari siklus pertama dan siklus kedua. Sedangkan analisis data kualitatif dengan cara menganalisis data dari hasil catatan lapangan dan observasi selama penelitian dengan langkah-langkah.

Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas belajar peserta didik dengan Model PBL Materi Meneladani Asmaulhusna Dalam Kehidupan Di SMA Muhammadiyah Kasongan Kelas X IPA hal tersebut terlihat dari lembar aktivitas peserta didik dengan skor rata-rata 3.95 dengan kategori baik. Dan ada peningkatan hasil belajar peserta didik dengan Model PBL Materi Meneladani Asmaulhusna Dalam Kehidupan Di SMA Muhammadiyah Kasongan Kelas X IPA, dimana dapat dilihat dari peningkatan rata-rata yang diperoleh yakni Siklus I 72 atau ketuntasan 77 % dan meningkat pada Siklus II yakni nilai rata-rata 91 atau 92%. Hal lain yang perlu disampaikan adalah nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik mengalami kenaikan dari hasil pra tindakan yaitu 46, pada siklus I menjadi 72 pada siklus II menjadi 91.

Kata Kunci : Aktivitas dan Hasil Belajar, Problem Based Learning (PBL),Penelitian Tindakan Kelas.

(2)

95 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar, terencana untuk mewujudkan tatanan belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik yang memungkinkannya mengembangkan potensi aktifnya, membekalinya dengan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, budi pekerti, kebijaksanaan, budi pekerti luhur, serta keterampilan yang diperlukan oleh diri sendiri dan masyarakat.

Pendidikan melibatkan pemberian keterampilan khusus dan sesuatu yang tidak terlihat tetapi lebih dalam, memberikan pengetahuan, penilaian, dan kebijaksanaan.

Allah SWT berfirman:

Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran,” (QS Shad: 29).

Pendidikan merupakan upaya untuk menumbuhkan cahaya dalam hati yang akan membantu untuk membedakan antara yang haq dan batil atau perbuatan yang baik dan buruk.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya: “Dari Abi Darda r.a. berkata, saya mendengar Rasuluullah Saw.

Bersabda: “ Bagi siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya (memayungkan sayapnya) kepada penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut.” (HR. lbn Majah).

Pada hakikatnya pendidikan merupakan kegiatan yang telah berlangsung seumur dengan manusia, artinya sejak adanya manusia telah terjadi usaha-usaha pendidikan dalam rangka memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat hidup ditengah masyarakat. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sidiknas, menegaskan tentang definisi pendidikan:

(3)

96 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Pendidikan adalah suatu usaha sadardan terencana untuk mewujudkan suasana belajar danproses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuaatan spritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara.

Menurut Sutrisno (2016: 29) pendidikan merupakan aktivitas yang bertautan, dan meliputi berbagai unsur yang berhubungan erat antara unsur satu dengan unsur yang lain.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang ditempuh melalui suatu lembaga (sekolah) untuk menjadikan seseorang memiliki kekuatan spriritual, emosional, pengendalian diri, memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik serta mampu menjadi individu yang mandiri.

Tujuan pendidikan nasional, tertuang dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradab an bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembelajaran merupakan tahapan-tahapan kegiatan guru dan peserta didik dalam menyelenggarakan program pembelajaran, yaitu rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci memuat alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran untuk setiap materi pokok pembelajaran.

Undang-undang nomor 23 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan undang-undang di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang melibatkan interaksi peserta didik dengan guru yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik yang dirancang sedemikian rupa.

Secara umum pelaksanaan pendidikan itu sendiri adalah untuk kepentingan jangka panjang bagi setiap manusia untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan pola kehidupan. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.

(4)

97 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Menurut Yusuf Hadimiarso, pembelajaran lebih menaruh perhatian pada

‘Bagaimana membelajarkan peserta didik’ bukan ‘Apa yang dipelajari peserta didik’. Pembelajaran berarah pada terjadinya perubahan perilaku individu yang terkait tujuan dengan proses memberi suasana. Proses suasana yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang melahirkan proses belajar melalui berbagai aktivitas yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Agar tujuan belajar tercapai maka proses belajar harus terarah, siswa/peserta didik menerima dengan senang suatu pembelajaran maka membangkitkan kecenderungan untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi. Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para peserta didik pada saat proses belajar terjadi. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi terhadap peserta didik yang dilakukan dengan komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik’.

Kenyataan tersebut sejalan dengan pendapat Syaiful Sagala bahwa pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir serta kurangnya kesiapan siswa pada saat pembelajaran. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran terutama untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Menurut Muhaimin (2003), bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bagian dari pendidikan Islam. Pendidikan Agama Islam, yakni upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian ini dapat berwujud: (1) segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan/atau menumbuh kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai sebagai pandangan hidupnya, yang diwujudkan dalam sikap hidup dan dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari; (2) segenap phenomena atau perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan/atau tumbuh kembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.

Menurut Zakiah Daradjat sebagaimana dikutip Abdul Majid menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam, secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadaikan Islam sebagai pandangan hidup.

Untuk tercapainya pembelajaran yang diinginkan, guru selaku tenaga pendidik harus menguasai berbagai metode dan model yang digunakan, salah satunya adalah model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Model

(5)

98 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa dimana siswa terlibat untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Dengan demikian, siswa akan dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menyajikan masalah sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real word).

Pembelajaran dengan model ini merupakan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan (Daryanto, 2014).

Menurut Arend (Dewi, dkk, 2013) pengertian dari model problem based learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada sebuah permasalahan yang mengantarkan mereka pada pengetahuan dan konsep baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada situasi permasalahan bermakna yang dapat memfasilitasi siswa menyusun pengetahuan sendiri, mengembangkan inkuiri, kemampuan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Menurut Bridges (Wasonowati, dkk, 2014) model problem based learning diawali dengan penyajian masalah, kemudian siswa mencari dan menganalisis masalah tersebut melalui percobaan langsung atau kajian ilmiah. Melalui kegiatan tersebut aktivitas dan proses berpikir ilmiah siwa menjadi lebih logis, teratur dan teliti sehingga mempermudah pemahaman konsep.

Tujuan menggunakan problem based learning terkait dengan penguasaan materi pengetahuan, keterampilan menyelesaikan masalah, belajar multidisiplin dan keterampilan hidup. Pembelajaran dengan model problem based learning memungkinkan siswa untuk terlibat dalam mempelajari hal-hal, antara lain:

Permasalahan dunia nyata, Keterampilan berpikir tingkat tinggi, Keterampilan menyelesaikan masalah, Belajar antardisiplin ilmu, Belajar mandiri, Belajar menggali informasi, Belajar bekerjasama, Belajar keterampilan berkomunikasi.

Pembelajaran ini memiliki beberapa karakteristik yaitu: Belajar dimulai dengan satu masalah, Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik, Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, Memberikan

(6)

99 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, Menggunakan kelompok kecil, Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa pembelajaran dengan model problem based learning dimulai dengan adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat memberikan pengalaman yang kaya pada siswa. Dengan kata lain, penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari (Hamdayana, 2014).

Sanjaya (dalam Kusprianto dan Siagian, 2013) menyatakan bahwa pembelajaran problem based learning memiliki beberapa kelebihan yaitu: teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran, dapat menantang kemampuan siswa, dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan belajarnya bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, disamping itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya, bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja, dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa, dapat mengembangkan kemampuan siswa, dapat memberikan kesempatan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, dapat mengembangkan minat siswa untuk terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Berdasarkan uraian diatas PBL merupakan salah satu model pemebelajaran yang dapat digunakan guru untuk tercapainya pemebelajaran yang diinginkan,

(7)

100 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

berdasarkan hasil observasi dengan melakukan pembelajaran singkat kepada peserta didik kelas X IPA SMA Muhammadiyah Kasongan peserta didik merasa Model PBL sangat menarik digunakan dalam pembelajaran karena saat ini model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik, guru hanya menggunakan motode konvensional sehingga mengakibatkan kurangya hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik yang berimbas kepada hasil belajar peserta didik. Namun obesrvasi yang dilakukan hanya pembelajaran singkat sehingga belum diketahuai apakah berhasil untuk diterapkan pada pembelajaran penuh.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PBL MATERI MENELADANI ASMAULHUSNA DALAM KEHIDUPAN DI SMA MUHAMMADIYAH KASONGAN KELAS X IPA”.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Diplan dan M. Andi Setiawan (2018: 12), berpendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian Yang dilakukan Oleh guru dengan maksud untuk melihat kemampuan diri dan memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan, aktivitas belajar peserta didik menjadi semakin baik dan aktif.

Waktu penilitian ini dilakukan pada bulan November Tahun 2022 sampai bulan Januari Tahun 2023 dan tempat penelitian yang dilakukan yaitu di SMA Muhammadiyah Kasongan, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi dan tes, dimana observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan kepada peserta didik dan tes dilakukan dengan mengukur hasil belajar peserta didik. Teknik analisis data dalam penelitian ini ialah data yang diperoleh melalui instrumen yang telah dikumpulkan sebelumnya diolah menjadi dua jenis yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.

HASIL PENELITIAN

Grafik 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dan Peserta Didik

(8)

101 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Grafik 2. Hasil Belajar Peserta Didik 0

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Siklus I Siklus II AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK

100 2030 4050 6070 8090 100

Deskripsi Data Pra Tindakan

Siklus I Siklus II

Deskripsi Data Pra Tindakan Siklus I Siklus II

(9)

102 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1. Deskripsi Data Pra Tindakan

Pre Test Pra Tindakan terlihat nilai hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMA Muhammadiyah Kasongan dengan nilai rata-rata 46 dan ketuntasan klasikal sebesar 15%.

2. Siklus I

Hasil Belajar Pelaksanaan tindakan siklus I terlihat nilai hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMA Muhammadiyah Kasongan dengan nilai rata- rata 72 dan ketuntasan klasikal sebesar 77%.

3. Siklus II

Hasil Belajar Pelaksanaan tindakan siklus II terlihat nilai hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMA Muhammadiyah Kasongan dengan nilai rata- rata 91 dan ketuntasan klasikal sebesar 92%.

Pada penelitian tindakan kelas (PTK) diperoleh hasil-hasil penelitian sebagai berikut ini :

1. Aktivitas Peserta Didik

Berdasarkan hasil pengamatan Siklus I aktivitas peserta didik menurut pengamat I dan pengamat II dengan nilai rata-rata 3,23 dengan kategorikan baik dan Siklus II aktivitas peserta didik menurut pengamat I dan pengamat II dengan nilai rata-rata 3,95 dengan kategorikan baik.

2. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik

Nilai hasil belajar peserta didik yang dimaksud yaitu peningkatan nilai hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMA Muhammadiyah Kasongan pada mata pelajaran PAI. Hasil Deskripsi Data Pra Tindakan atau tes awal (Pre Test) sebelum diberikan materi hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata 46 dibawah nilai KKM yang ditentukan yaitu 65 dengan ketuntasan klasikal 15%. Pada siklus I hasil belajar peserta didik memperoleh nilai rata-rata 72 dengan ketuntasan klasikal 77%. Pada siklus II hasil belajar peserta didik

Deskripsi Data Pra

Tindakan Siklus I Siklus II

1 2 3

Series1 15% 77% 92%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Grafik 3. Ketuntasan Klasikal Peserta Didik

(10)

103 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

memperoleh nilai rata-rata 91 dengan ketuntasan klasikal 92%. Hasil penelitian pada siklus II tersebut telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan yaitu hasil belajar peserta didik mencapai KKM 65 dengan batas ketuntasan klasikal 85%.

KESIMPULAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada Peserta Didik kelas X IPA SMA Muhammadiyah Kasongan Tahun Pelajaran 2022/2023 dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu : (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada Aktivitas Belajar Peserta Didik dengan Model PBL Materi Meneladani Asmaulhusna Dalam Kehidupan Di SMA Muhammadiyah Kasongan Kelas X IPA. Hal Tersebut Terlihat Dari Lembar Aktivitas Peserta Didik Dengan Skor Rata-Rata 3,95 Dengan Kategori Baik.

2. Ada Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik dengan Model PBL Materi Meneladani Asmaulhusna Dalam Kehidupan Di SMA Muhammadiyah Kasongan Kelas X IPA, dimana dapat dilihat dari peningkatan rata-rata dapat diperoleh yakni Siklus I 72 atau ketuntasan 77 % dan meningkat pada Siklus II yakni nilai rata-rata 91 atau 92%. Hal lain yang perlu disampaikan adalah nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik mengalami kenaikan dari hasil Pra Tindakan yaitu 46, pada siklus I menjadi 72 pada siklus II menjadi 91.

Dengan demikian penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik SMA Muhammadiyah Kasongan Kelas X IPA.

DAFTAR PUSTAKA

Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Jakarta: Rajawali Pers. 2013), hal. 20.

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),hlm. 130.

Diplan dan M. Andi Setiawan.(2019).Metodologi Penelitian Pendidikan.Cv.Samu Untung:Jawa Tengah.

Diplan dan M. Andi Setiawan. (2018). Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta:Deepublish CV. Budi Utama.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003 Kurikulum Standar Kompetensi,Jakarta:l)epartemen Pendidikan Nasional.

Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan, Jakarta : Derektorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006.

(11)

104 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm 76.

Ahmad Sairaji (2018). Dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Pada Pelajaran PAI Kelas XI Materi Hidup Nyaman Dengan Perilaku Jujur Di SMAN 2 Palangka Raya”.

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2019 Cet. Ke-6, h.9.

Referensi

Dokumen terkait

Students are asked to give the meaning of key words, identify specific details, predict the overall content, predict the topic, predict the main idea from the reading passage

Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikiantetapan kalorimeter(kapasitas panas

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan menggunakan uji statistic untuk menguji hipotesis agar bisa dijelaskan hubungan variabel

4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan

Pasal 2 Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menyebutkan bahwa

materi, ahli media, dan guru biologi serta dapat digunakan sebagai acuan penelitian modul petunjuk praktikum IPA berbasis mind mapping pada materi sistem

Proses pendaftaran melalui telepon genggam, dimana pelanggan akan memasukkan data yang diperlukan agar dapat melakukan transaksi pemesanan tiket.. Aplikasi pada pihak