• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH UNTUK MEWUJUDKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DIPEKON BALAI KENCANA KECAMATAN KRUI SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH UNTUK MEWUJUDKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DIPEKON BALAI KENCANA KECAMATAN KRUI SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

1

SAMPAH UNTUK MEWUJUDKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DIPEKON BALAI KENCANA KECAMATAN

KRUI SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar S1 Dalam

Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh : WELI MALINDA

Npm: 1841020316

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG TH. 1444 H/ 2022 M

(2)

i

SAMPAH UNTUK MEWUJUDKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DIPEKON BALAI KENCANA KECAMATAN

KRUI SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar S1 Dalam

Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Oleh : WELI MALINDA NPM. 1841020316

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam

Pembiming Akademik 1 : Dr. Jasmadi, M. Ag

Pembimbing Akademik 2: Dr. Sri Ilham Nasution, S. Sos., M. Pd

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG TH. 1444 H/ 2022 M

(3)

ii

Upaya Pengelolaan Sampah Dipekon Balai Kencana di lakukan dengan berbagai hal, antara lain program bank sampah.

Sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2012 Pasal 2 menyatakan Bank Sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat di daur ulang dan/atau di guna ulang yang memilki nilai ekonomi. Bank sampah merupakan program pengelolahan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bank sampah di wujudkan dalam bntuk bentuk kegiatan masyarakat.

Urgensi perlu diadakannya penelitian mengenai program bank sampah adalah menganalisis pelaksanaan program bank sampah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, karena secara tidak langsung banyak masyarakat yang hanya melihat bank sampah dari sisi pemberdayaan lingkungannya semata. Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Upaya Pemberdayaan Masyarakat yang kreatif dan mandiri dengan program pengelolaan Bank Sampah Dipekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat ? Apa saja faktor pendukung dan penghambat program Bank Sampah Di Pekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat ?

Metode penelitian yang di gunakan pada penelitan kali ini adalah kualitatif deskriptif. Data di kumpulkan dengan menggunakan teknik observasi secara langsung dan mendalam ke lapangan untuk melihat langsung kegiatan program bank sampah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah untuk mewujudkan kebersihan lingungan dipekon balai kencana. Peneliti juga menggunakan metode wawancara dan dokumentasi untuk mendukung pecapaian hasil dari penelitian ini.

Hasil menunjukkan bahwa pengelolaan program bank sampah dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan fungsi manajemen, yaitu perencanaan (Intervensi pemerintah dan Swasta, partisipasi masyarakat, adanya sosialisasi), pengorganisasian (Struktur organisasi yang jelas, kerjasama dengan pihak terkait, pembagian peran yang

(4)

iii

sehingga pelaksanaan program sangat efektif. Program bank sampah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat yang di wujudkan melalui program-program pengembangan bank sampah sehingga masyarakat berdaya dan berdampak pada bertambahnya pendapatan keluarga.

Terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam program bank sampah. .

Kata Kunci : Pemberdayaan Bank Sampah

(5)

iv Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Weli Malinda NPM : 1841020316

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Upaya Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah Untuk Mewujudkan Kebersihan Lingkungan Dipekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupate Pesisir Barat ” adalah benar- benar merupakan hasilkarya penyusunan sendiri, bukan duplikasi ataupun saduran dari karya orang lain kecuali pada bagian yang telah dirujuk dan disebut dalam footnote atau daftar pustaka. Apabila dilain waktu terbukti adanya penyimpangan dalam karya ini maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada penyusun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Bandar Lampung, 17 November 2022 Penulis,

Weli Malinda NPM. 1841020316

(6)

v

(7)

vi

(8)

vii

































Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut

dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allâh sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. [al-A‟râf/7:56]

(9)

viii

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakutuh

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, rahmat dan hidayah, sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Walaupun jauh dari kata sempurna, namun penulis bangga telah mencapai pada titik ini, yang akhirnya skripsi ini bisa selesai diwaktu yang tepat.

Skripsi dan tugas akhir ini penulis persembahkan untuk : 1. Ayah dan Ibu, M. Musawir dan Marlina yang tak pernah putus

dan berjuang bersusah payah memberikan segalanya demi keberhasilan dan cita-citaku, dan telah berjuang untuk membesarkanku, mendidik ku, mendoakanku serta memotivasiku dengan sepenuh hati. Terimakasih tak terhingga atas dukungannya selama ini baik moril maupun materil.

2. Adik Kandung ku, Ilham Manando, Deki Purnama, Sherin Alisha, terimakasih kalian selalu memberikan doa dan semangat.

3. Untuk yang terkasih, terimakasih karena sudah mau membantu dalam proses penyelesaian kuliah ku dan terimakasih selalu mensuport dalam hal kebaikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, 21 September 2022

WELI MALINDA

(10)

ix

Penulis bernama WELI MALENDA lahir di Lemong Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisir Barat pada Tanggal 19 Juni 2000 anak pertama dari pasangan suami istri Bapak M. Musawir dan Ibu Marlina, penulis mempunyai tiga saudara yaitu Ilham Manando, Deki Purnama, Sherin Alisha. Pada tahun 2005

penulis menempuh pendidikan :

1. Taman Kanak-kanak (TK) di Pekon Lemong dan lulus pada tahun 2006

2. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Lemong di Pekon Lemong dan lulus pada tahun 2012

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Lemong Di pekon lemong dan lulus pada tahun 2015

4. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Krui dan lulus pada tahun 2018, kemudian pada tahun 2018

5. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung untuk menuntut Ilmu dan Mendapatkan gelar Setrata 1 (S1) sampai saat ini

Selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung penulis mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapanga (PKL) di Desa Way Kalam, Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung selatan pada bulan Januari 2021, kemudian penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN- DR) di Desa Jati Sari, Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Juni 2021

(11)

x

Puji dan syukur penulis ucapan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bimbingan, saran, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Abdul Syukur, M. Ag, sebagai Dekan Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

2. Bapak Drs. Mansyur Hidayat, M. Sos. I, sebagai Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

3. Bapak H. Zamhariri, S. Ag., M. Sos. I, sebagai Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

4. Bapak Dr. H. Jasmadi., M. Ag. Sebagai pembimbing 1 saya selama dalam pengerjaan skripsi

5. Ibu Dr. Sri Ilham Nasution, S. Sos., M. Pd, sebagai pembimbing saya dari semester 1 sampai saat ini

6. Ibu Evi Fitri Aglina, M. Pd, terimakasih selalu membantu penulis selama proses mulai dari seminar proposal sampai saat ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang senantiasa dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis

8. Bapak Hazirin A. Zen, Kepala Desa Balai Kencana terimakasih karena sudah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti dipekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat

9. Bapak Aripin Surdani, Kepala Pengawas Pengelolaan Bank Sampah Di Pekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat

10. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

11. Sahabatku, Rosalinda Rozikin, Meisa Pitri, terimakasih sudah selalu memberikan

doa dan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

(12)

xi

dan semangat kepada penulis sampai saat ini.

13. Keluarga Besar kakek Tambat Suwardi, yang selalu memberikan doa, motivasi, nasehat, serta semangat sampai saat ini.

14. Semua teman-teman jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2018

15. Serta semua pihak yang selalu memberikan dukungan dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya ungkapan Doa terucapkan dengan ikhlas, dan mudahmudahan seluruh jasa baik moral maupun material berbagai pihak, dinilai baik dan membuahkan pahala disisi Allah SWT.

Bandar Lampung, November 2022 Penulis,

Weli Malinda

(13)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN : A. Penegasan judul ... 1

B. Latar belakang masalah ... 3

C. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan masalah ... 10

E. Tujuan penelitian ... 10

F. Manfaat penelitian ... 10

G. Kajian penelitian terdahulu yang relevan ... 11

H. Metode penelitian ... 15

I. Sistematika pembahasan ... 22

BAB II PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH A. Pengertian Pemberdayaan ... 24

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 24

2. Tujuan Pemberdayaan ... 25

3. Konsep Pemberdayaan ... 28

4. Ruang Lingkup Pemberdayaan ... 30

5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 32

6. Tahap-Tahap Pemberdayaan ... 34

7. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat... 36

(14)

xiii

1. Pengertian kreativitas ... 38

2. Ciri-ciri kreativitas ... 41

3. Faktor yang mendukung kreativitas ... 42

4. Faktor penghambat kreativitas ... 43

C. Kemandirian ... 44

1. Pengertian kemandirian... 44

2. Bentuk-bentuk kemandirian ... 45

3. Ciri-ciri kemandirian ... 46

D. Pengertian Bank Sampah ... 46

1. Jenis-Jenis Sampah ... 47

2. Bentuk Sampah ... 48

3. Metode Pengelolaan Sampah ... 48

4. Komponen Dan Mekanisme Bank Sampah ... 51

E. Tujuan Dan Manfaat Bank Sampah ... 53

F. Keberihan Lingkungan... 54

1. Pengertian Kebersihan Lingkungaan ... 54

2. Pengertian Kenbersihan Lingkungan Menurut Islam ... 55

3. Cakupan kebersihan ... 55

G. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah ... 58

BAB III BANK SAMPAH DIPEKON BALAI KENCANA KECAMATAN KRUI SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT A. Gambaran umum Pekon Balai Kencana ... 62

1. Sejarah bBerdirinya Pekon Balai Kencana ... 62

2. Sejarah pemerintah pekon... 64

3. Kondisi Geografis Pekon Balai Kencana ... 65

4. Kondisi Umum Pekon Balai Kencana ... 66

5. Kondisi sosial masyarakat pekon balai kencana 66 6. Kondisi sosial masyarakat pekon balai kencana 69 7. Visi Dan Misi Pekon Balai Kencana ... 71

8. Struktur Kepengurusan Dipekon Balai Kencana ... 72

(15)

xiv

Kencana ... 73

1. Sejarah Singkat Bank Sampah Dipekon Balai Kencana ... 73

2. Visi Dan Misi ... 73

3. Struktur Organisasi ... 74

4. Tujuan ... 75

C. Upaya Pemberdayaan Pengelolaan Bank Sampah ... 75

BAB IV UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH UNTUK MEWUJUDKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN A. Upaya pemberdayaan Masyarakat... 88

B. Faktor pendukung dan faktor penghambat ... 95

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA

(16)

xv

Tabel. 1 Nama-Nama Peratin Pekon Balai Kencana Kecamatan

Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat ... 65

Tabel. 2 Jumlah Penduduk ... 66

Tabel. 3 Penduduk Berdasarkan Batas Usia ... 67

Tabel. 4 Jenis Pekerjaan ... 68

Tabel. 5 Jumlah Pendidikan ... 69

Tabel. 6 Sarana Dan Prasarana ... 70

Tabel. 7 Luas Willayah ... 71

Tabel. 8 Pelatihan Anggota Pengelola Bank Sampah ... 84

(17)

xvi 1. Instrumen Penelitian

2. Instrumen penelitian pedoman dan hasil wawancara 3. Surat Keputusan Tentang Judul

4. Berita Acara Seminar Proposal

5. Surat Izin Penelitian Dari Dekan Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

6. Surat Penelitian PTSP

7. Bagan Kepemerintahan Pekon Balai Kencana

8. Bagan Organisasi Pengelolaan Bank Sampah Dipekon Balai Kencana

9. Dokumentasi Berupa Foto 10. Kartu Konsultasi

11. Hasil Cek Plagia Risme

(18)

1

PENDAHULUAN A. Penegasan Judul

Judul penelitian ini adalah “Upaya Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah Untuk Mewujudkan Kebersihan Lingungan Dipekon Balai kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat” untuk memudahkan memahami judul skripsi ini, maka perlu dijelaskan mengenai pengertian dan maksud dalam judul tersebut, yaitu sebagai berikut :

Menurut Wahyu Baskoro, Upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan sesuatu atau maksud. Sedangkan pengertian upaya Menurut Torsina adalah kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.1 Berdasarkan pengertian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa upaya adalah suatu tindakan untuk menyeslesaikan masalah.

Pemberdayaan mengandung dua arti, pertama adalah to give power authority to. Kedua berarti to give ablity or enable. Pengertian pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas kepihak lain. Sedangkan pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.2

Menurut Rapport, dikutip dalam Buku Edi Suharto Pemberdayaan Masyarakat adalah sekumpulan praktek dan kegiatan yang diungkapkan dalam bentuk simbol simbol.

Simbol simbol tersebut kemudian mengomunikasikan kekuatan yang tangguh untuk mengubah hal - hal yang terkandung dalam diri kita (inner space), orang orang lain yang dianggap penting serta masyarakat kita. Elaborasi dari pemikiran tersebut, secara keseluruhan, akan dapat memperkaya dan menjiwai pemahaman global mengenai

1 Wahyu Baskro,Kamus Lengkap Bahasa Indonesi,(Jakarta; Setia Kawan, 2005) H. 902

2Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Bandung: Refika Aditama, 2005), H. 57

(19)

pemberdayaan.3 Pemberdayaan Masyarakat menekankan bahwa masyarakat (individu, kelompok) memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.4

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka yang dimaksud dari pemberdayaan masyarakat dalam penelitian ini adalah untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya, baik dari keatifitas, keterampilan dan kemandirian.

Bank sampah menurut Unilever adalah suatu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan serta aktif didalamnya. Sistem ini akan menampung, memilah dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah.5

Menurut Narasihan Bank sampah adalah bagian dari pada adanya konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan. Dimana dalam konsep penerapannya setiap warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.6 Berdasarkan pengertian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa bank sampah adalah tempat dimana masyarakat dapat menabung dalam bentuk sampah.

Kebersihan lingkungan mempunyai arti sebuah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Kebersihan merupakan upaya menusia

3 Ibid, Edi Suharto H.59

4 Ibid, Edi Suharto,H. 60

5 Buku Panduan Sistem Bank Sampah” (On-line), tersedia di:

https://www.unilever.co.id/id/Images/buku-panduan-sistem-bank-sampah-10- kisah-sukses-inaid_tcm1310-514974_id.pdf , di akses pada 2013

6 Indonesia Student Https://Www.Indonesiastudents.Com/Bank- Sampah-Dan-Pelayanan-Bank-Sampah-Di-Berbagai-

Daerah/#:~:Text=Narasihan%20(2008),Serta%20memiliki%20manajemen%

20layaknya%20perbankan. Diupload Pada Tgl 08 Maret 2022, Diakses Pada Tgl 06 September 2022, Pukul 19:27 Wib

(20)

umtuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak keindahan tetapi juga dapatmenyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan.7

Ajaran kebersihan dalam islam merupakan konsekuensi daripada iman (ketaqwaan) kepada Allah, berupaya menjadikan dirinya suci(bersih) supaya ia berpeluang mendekat kepada Allah SWT.

Pekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan yaitu salah satu pekon yang ada di Kabupaten Pesisir Barat yang menjadi tempat penampungan sampah-sampah yang ada di pinggir pantai, pasar- pasar, maupun sampah-sampah rumah tangga. Namun tempat penampungan sampah-sampah jauh dari pemukiman warga dengan tujuan agar bau dari sampah- sampah tersebut tidak mengganggu masyarakat sekitar.

Berdasarkan penjelasan diatas maka yang dimaksud dengan judul skripsi adalah Pemberdayaan Masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya, kreatif, terampil dan mandiri melalui Bank sampah yang dikelola menggunakan sistem seperti perbankan dilakukan oleh petugas sukarelawan untuk mewujudkan kebersihan lingkungan di Pekon Balai kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat.

B. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan sampah di Indonesia dibagi menjadi dua, pertama yaitu pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dan kedua yaitu pengelolaan sampah spesifik. Pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jawab pemerintah, sedangkan pengelolaan sampah

7 Universitas surabaya, http://www.turorialto.com/pendidikan/1136- pengertian-kebersihan-lingkungan.html diakses pada 27 april 2016

(21)

rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah, pengurangan sampah yang meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Dalam hal ini, pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat memiliki perannya masing- masing.

Pada Standardisasi Nasional Bank Sampah ini, Bank Sampah Induk Bersinar (BSB) terpilih sebagai proyek percontohan standardisasi bank sampah pertama melalui program Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale.

BSB dinilai mempunyai infrastruktur dan tim kerja yang memadai. BSB juga didukung sejumlah fasilitas dan mampu mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat, serta bernilai ekonomi tinggi. Kiprah BSB yang berada di Jalan Terusan Bojongsoang, Baleendah, Bandung, Jawa Barat, itu memang cemerlang. BSB telah meraih penghargaan sebagai bank sampah terbaik se-Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bank Sampah ke-VI tahun 2021 yang diselenggarakan KLHK.8

Sampah merupakan material sisa yang sudah tidak digunakan lagi dari suatu benda atau bahan sisa kegiatan sehari-hari manusia karena sudah tidak terpakai lagi dan tidak digunakan lagi sehingga harus dibuang. Berdasarkan sifatnya jenis sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah anorganik, dari sifatnya kedua jenis sampah tersebut ada yang dapat terurai dan tidak dapat terurai. Dampak Negatif dari Penanganan sampah yang tidak baik dapat membahayakan kesehatan masyarakat di sekitarnya, sampah tersebut akan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan seperti diare, cacingan, dan jamur selain berdampak buruk bagi kesehatan manusia juga mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan seperti bau busuk. Selain itu cara masyarakat

8 Rosa Anggreati, Https://Www.Google.Com/Amp/S/M.Medcom.Id/A mp/En43pq5k-Klhk-Dorong-Standardisasi-Bank-Sampah-Nasional-Apa- Pentingnya, Kamis, 02 Desember 2021 Pukul. 10:52 Wib, Diakses Pada 23 Februari 2022, Pukul 19.15 Wib

(22)

dalam mengelola sampah yang masih bertumpu pada pendekatan kumpul, angkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir. Masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna dan memberi nilai sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.

Dampak Negatif dari Penanganan sampah yang tidak baik dapat membahayakan kesehatan masyarakat di sekitarnya, sampah tersebut akan 19 berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan seperti diare, cacingan, dan jamur selain berdampak buruk bagi kesehatan manusia juga mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan seperti bau busuk. Selain itu cara masyarakat dalam mengelola sampah yang masih bertumpu pada pendekatan kumpul, angkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir. Masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna dan memberi nilai sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut yaitu dengan melaksanakan suatu kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau dan mampu melakukan perubahan dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan yaitu dengan adanya program Bank Sampah yang di lakukan oleh masyarakat dan pendamping sosial yang memberikan fasilitas bagi masyarakat yang mengikuti program bank sampah. Pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah ini dilakukan melalui tahap penyadaran dan pembentukan prilaku sadar, peduli sehingga merasa membutuhkan keterampilan agar terbuka wawasan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan kepada kemandirian.

Berdasarkan penjelasan tentang definisi Bank dan Sampah, maka Bank Sampah dapat disimpulkan sama halnya dengan Bank pada umumnya. Perbedaannya adalah yang dikumpulkan dan yang disalurkan tidak dalam bentuk uang, melaikan berupa sampah. Dengan demikian, Bank Sampah merupakan suatu usaha yang tugasnya mengumpulkan sampah yang berasal dari masyarakat dan menyalurkannya

(23)

lagi kepada yang membutuhkan yang mempunyai nilai ekonomi.9

Kegiatan penanganan sampah meliputi : pemilahan sampah sesuai jenis, jumlah, dan/atau sifatnya; pengumpulan sampah ke tempat pengolahan residu; pengangkutan sampah dari tempat pengolahan residu ke TPA; pengolahan sampah dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah; dan pemrosesan akhir dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib membiayai penyelenggaraan pengelolaan sampah, pembiayaan tersebut berasal dari APBN dan APBD.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat memberikan kompensasi kepada masyarakat sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir sampah. Kompensasi yang dimaksud berupa relokasi, pemulihan lingkungan, biaya kesehatan, pengobatan, dan kompensasi dalam bentuk lain.10

Kegiatan Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumber daya pembangunan, didorong untuk makin mandiri dalam mengembangkan prikehidupan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses atau cara untuk meningkatkan taraf hidup atau kualitas masyarakat. Melalui suatu kegiatan yaitu melakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang disesuaikan dengan keadaan dan karakteristik di masyarakat itu sendiri.

9 Subekti, S., Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3r Berbasis Masyarakat, (Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi 2010) H. 29

10 Maria Ulfa Trie Jayani - Kpknl Lahat Https://Www.Djkn.Kemenkeu.Go.Id/Kpknl Lahat/Baca Artikel/14891/Penge lolaan-Sampah-Di-Indonesia.Html, Minggu, 11 April 2021 Pukul 12:00 Wib, Diakses Pada 23 Juni 2022, Pukul 19.15 Wib

(24)

Pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidak berdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindasstruktur sosial yang tidak adil).11

Selaras dengan perkembangan peradaban manusia, telah terjadi perubahan-perubahan di dalam kehidupan manusia, baik yang bersifat alami atau disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi akibat ulah atau perilaku manusia didalam kehidupannya sehari-hari. Menghadapi keadaan dan perubahan tersebut, setiap individu dan masyarakat dapat memilih untuk menunggu terjadinya perubahan yang bersifat alami berupa gerakan menuju keseimbangan dan keselarasan baru atau secara aktif melalui upayanya sendiri atau bersama-sama lingkungan sosialnya melakukan upaya khususnya untuk mengantisipasi terjadinya perubahan disekitarnya.

Perubahan-perubahan itu hanya akan terwujud jika dilaksanakan oleh individu-individu atau sekelompok orang yang memilki sikap, pengetahuan, dan keterampilan tertentu yang dapat diandalkan, dan seringkali juga memerlukan kelembagaan tertentu. Karena itu, perubahan terencana memerlukan pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu melakukan perubahan. Pemberdayaan sebagai proses perubahan memerlukan inovasi berupa ide-ide, produk, gagasan, metode, peralatan atau teknologi yang seringkali

11 Ibid Edi Suharto, H. 60

(25)

harus berasal atau didatangkan dari luar. Tetapi inovasi juga dapat dikembangkan melalui kajian, pengakuan atau pengembangan terhadap kebiasaan, nilai-nilai tradisi, kearifan lokal atau keraifan tradisoional (indigenous technology).12

Adanya Bank Sampah bagi kalangan umum masih terasa asing bagi individu yang belum bisa merasakan manfaat dengan adanya sampah, karena dengan adanya bank sampah kita bisa memberikan dampak positif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah beserta Pertauran Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut- buang menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas dan efisien.

Kecamatan Krui Selatan memiliki beberapa pekon, salah satunya yaitu pekon Balai Kencana, pekon ini sendiri memiliki 508 penduduk, yang terdiri dari 267 penduduk laki- laki, 241 penduduk perempuan dan 141 kepala keluarga.

Dipekon ini juga adalah tempat pelaksanaanya pemberdayaan bank sampah yang ditetapkan pada 15 Oktober 2019 oleh Menteri Lingkungan Hidup.

Keterbatasan kemampuan pemerintah Kabupaten dalam pengelolaan sampah seharusnya ditunjang oleh upaya masyarakat dalam mengurangi jumlah sampah yang ada.

Upaya tersebut harus dilakukan demi kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. Salah satu upaya yang dapat

12 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta,2015), H. 66

(26)

dilakukan masyarakat dalam mengurangi jumlah sampah adalah dengan membentuk bank sampah. Selain mengurangi jumlah sampah, Bank sampah juga dapat mengahsilkan uang kepada nasabahnya. Bank sampah memiliki peran yang cukup besar dalam menangani permasalahan sampah dimasyarakat, selain itu bank sampah membuat sampah memiliki nilai lebih.

Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Aripin Surdani sebagai kepala pengawas pengelola Bank Sampah Dipekon Balai Kencana maka permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah :

“karena ketidak tahuan masyarakat terhadap adanya Bank Sampah Dikabupaten Pesisir Barat, sehingga mengakibatkan masyarakat membuang sampah disepanjang pinggiran pantai Kabupaten Pesisir Barat dapat mengakibatkan mencemaran lingkungan.

Kemudian yang menjadi permasalahan lainnya adalah tidak ada kesadaran dari pemilik hewan ternak seperti sapi, yang diliar bebaskan disekitaran pembuangan sampah - sampah plastik yang mengakibatkan hewan- hewan tersebut memakan sampah -sampah plastik.” 13 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala pengawas pengelola bank sampah penulis menyimpulkan kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap kebersihan, kesehatan dan juga manfaat dari pengelolaan sampah – sampah plastik.

C. Identifikasi Dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Akibat ketidak tahuan masyarakat tentang kebersihan sampah-sampah plastik dan tidak disediakan tong sampah yang diletakkan dibeberapa titik seputaran pantai dan juga pasar sehingga dengan ketidak sadaran masyarakat

13 Aripin Surdani, Pengelola Bank Sampah (Dipekon Mandiri Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat)Wawancara Pada Tanggal 16 September 2021 Pukul. 10.21 Wib

(27)

membuang sampah-sampah di pinggir pantai dapat terjadi pencemaran dilingkungan pantai. Jadi yang menjadi permasalahan dalam penelitian yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap adanya penempatan tempat sampah di beberapa titik pasar dan juga pantai.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi batasan masalah dari penelitian ini yaitu memberikan pemahaman, mengedukasi masyarakat agar lebih tau cara pemanfaatan sampah plastik, dan juga pentingnya untuk menjaga kebersihan lingkungan demi kesehatan bersama.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di paparkan diatas, maka Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, Bagaimana Upaya Pemberdayaan Masyarakat yang kreatif dan mandiri dengan program pengelolaan Bank Sampah Dipekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah yang diuraikan diatas tujuan penelitian ini adalah :Mengetahui Upaya Pemberdayaan Masyarakat yang kreatif dan mandiri dengan program pengelolaan Bank Sampah Dipekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat

F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Memberikan tambahan pemahaman tentang pemberdayaan terutama dalam hal pemberdayaan masyarakat melalui Pengelolaan Sampah. Sehingga ilmu pengetahuan tentang pemberdayaan menjadi luas cakupannya.

(28)

2. Secara Praktis a. Bagi Pemerintah

Diharapkan dapat memberikan dukungan kepada masyarakat secara langsung baik melalui program atau bantuan yaitu dengan memfasilitasi bank sampah yang ada didaerah sehingga kedepannya dapat lebih efektif dan efisien dalam mengatasi masalah sampah.

b. Bagi Masyarakat

Dengan adanya program bank sampah diharapkan dapat menjadikan solusi permasalahan agar masyarakat mampu mengelola sampah dengan baik dan dapat menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga dapat membawa perubahan yang signifikan terutama untuk masyarakat pekon balai kencana.

G. Kajian Peneliti Terdahulu Yang Releven

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain dari itu, bertujuan untuk menghindarkan kesamaan dengan peneliti ini. Maka dari kajian pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-hasil peneliti terdahulu sebagai berikut :

Sedangkan untuk penelitian yang sekarang dilakukan oleh peneliti, seperti dibawah ini :

a. Kingking Muttaqien, Sugiarto, Sarif Sarifudin, berjudul

“Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan Melalui Program Bank Sampah”.

Hasil penelitian, Kingking Muttaqien, Sugiarto, Sarif Sarifudin Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan Metode Deskriptif Kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya masyarakat dalam menjaga lingkungan dari sampah-sampah rumah tangga maupun sampah plastik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, program batik Sampah ini sangat membantu dalam pemberdayaan masyarakat untuk membantu menambah penghasilan keluarga.

(29)

Dilaksanakannya program bank sampah ini selain untuk mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan dapat mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah, yang mulanya masyarakat menganggap sampah sebagai musuh di kehidupan sehari-hari yang banyak menimbulkan masalah baik mengganggu kesehatan, keindahan lingkungan dan menimbulkan bencana banjir, dengan dilaksanakannya program bank sampah ini dan partisipasi masyarakat untuk menjadi anggota bank sampah, masyarakat mempunyai perubahan pandangan terhadap sampah dengan menganggap sampah sebagai berkah, partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan ini berkat kerja keras pengelola dan petugas dalam memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat untuk ikut serta menjadi anggota bank sampah.14

Sedangkan penelitian yang penulis teliti pada saat ini yaitu, menggunakan Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor – faktor penyebab keberhasilan bank sampah dipekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat dengan cara dilakukan pemanfaatan sampah – sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti membuat kerajinan tangan.

b. Dilla Useva, berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah Berkah Jaya V Kampung Gaya Baru Iii Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah”.

Hasil penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Dalam prakteknya, pengelola bank

14 Jurnal Kingking Muttaqien, Sugiarto, Sarif Sarifudin, Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan

Melalui Program Bank Sampah (2019),

(File:///C:/Users/Mirosoft/Downloads/19997-42554-1-Sm.Pdf )

(30)

sampah dapat melaksanakan dua jenis tabungan, yaitu tabungan individu dan tabungan kolektif. Tabungan individu terdiri dari tabungan biasa, tabungan pendidikan, tabungan lebaran dan tabungan sosial. Tabungan bisa dapat ditarik setelah 3 bulan, tabungan pendidikan dapat ditarik setiap tahun ajaran baru atau setiap bayar sumbangan pengembangan pendidikan (SPP), sementara tabungan lebaran dapat diambil seminggu sebelum lebaran. Tabungan kolektif biasanya ditujukan untuk keperluan kelompok seperti kegiatan arisan, pengajian, dan pengurus masjid (Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah.15

Sedangkan penelitian yang penulis teliti pada saat ini yaitu, menggunakan Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor – faktor Internal Dan Eksternal, baik faktor dari masyarakat Kabupaten Pesisir Barat maupun masyarakat pendatang atau pengunjung pantai Kabupaten Pesisir Barat.

c. Penelitian Jean Anggraini yang berjudul “Dampak Bank Sampah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat dan Lingkungan (studi kasus Bank Sampah Cempaka II di Kelurahan Pondok Petir RW:09) Bojongsari Kota Depok.12.”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah di Bank Sampah Cempaka II berbasis masyarakat yang dilakukan oleh Bank Sampah Cempaka II di kelurahan Pondok Petir Rt:

15 Skripsi Dilla Useva, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah Berkah Jaya V Kampung Gaya Baru Iii Kecamatan Seputih

Surabaya Kabupaten Lampung Tengah, 2019

(Http://Repository.Radenintan.Ac.Id/9726/1/Halaman%20depan%20-

%20bab%202.Pdf )

(31)

02 Rw: 09 Bojongsari Kota Depok. Dampak yang dirasakan masyarakat dari adanya pengelolaan sampah tersebut lingkungan mereka lebih terlihat bersih dan rapih, warga lebih bersadar diri atas sampah-sampah yang ada disekeililing mereka, dan hasil dari penjualan sampah tersebut bisa membantu mereka dalam kebutuhan mereka walaupun tidak seberapa dalam penghasilannya.16

Sedangkan penelitian yang penulis teliti pada saat ini yaitu, menggunakan Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif, pengelolaan bank sampah yang ada di Pekon Mandiri Kecamatan krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat karena ketidak tahuan sebagian masyarakat terkait adanya Bank Sampah yang mengharuskan peneliti untuk meneliti di Pekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat.

d. Penelitian Abdul Rozak yang berjudul “Peran Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) dalam Pemberdayaan Perekonomian Nasabah”.

Hasil penelitian di dapat bahwa peran Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) dalam meningkatkan perekonomian nasabahnya dapat dikatakan tidak terlalu signifikan, ini berdasarkan hasil dari tabungan sampah dan penjualan barang kerajinan yang jumlahnya masih relatif kecil, yakni sebesar Rp. 18.575/nasabah setiap bulannya. Bank sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) merupakan sebuah terobosan yang dilakukan oleh masyarakat kampong pitara untuk memberdayakan masyarakat sendiri melalui pemanfaatan sampah yang mempunyai nilai ekonomi.17

16 Jean Anggraini, Dampak Bank Sampah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Dan Lingkungan, S1 Dakwah Dan Komunikasi, Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah, 2013 Https://Repository.Uinjkt.Ac.Id/Dspace/Bitstream/

123456789/34387/1/Jean%20anggraini-Fdk.Pdf

17 Abdul Rozak, Peran Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (Wpl) Dalam Pemberdayaan Perekonomian Nasabah, S1 Ekonomi Syariah,

(32)

Sedangkan penelitian yang penulis teliti pada saat ini yaitu, menggunakan Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif, membantu kelompok Ibu-ibu PKKK dalam memasarkan produk kerajinan tangan yang mereka buat agar lebih banyak lagi masyarakat yang mengetahui dan mengikuti kegiatan Pemberdayaan Masyarakat.

H. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai tujuan. Sedangkan penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemahamannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.18 Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian juga merupakan ilmu mengkaji ketentuan atau aturan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian.19 Didalam usaha mendapatkan data-data dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian Dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dalam kancah kehidupan yang sebenarnya, penelitian lapangan pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realitas apa yang tengah terjadi pada masyarakat.

Penelitian lapangan pada umumnya bertujuan utuk

Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, H. 46 Https://Repository.Uinjkt.Ac.Id/Dspace/Bitstream/123456789/27915/1/Abdu l%20rozak-Fsh.Pdf

18 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metode Penelitian , (Jakarta: Pt.

Bumi Aksara, Cetakan Keempat Belas,2015)H. 1

19 Etta Mamang Sangadji, Sopiah,Metode Penelitian,(Yogyakarta:Penerbit Andi, 2010), H. 4

(33)

memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.20

b. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan mengenai situasi atau kejadian- kejadian, sifat populasi atau daerah tertentu dengan mencari informasi faktual, justifikasi keadaan, membuat evaluasi, sehingga diperoleh gambaran yang jelas. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk membuat deskripsi/gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.21 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Secara terminologis pendekatan kualitatif menurut Bogdam dan Taylor merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.22

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu objek yang akan diteliti, disebut populasi. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua karakteristik, sifat-sifat

20 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung:

Mandar Maju,1996) H. 32

21 Muhammad Musa, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Fajar Agung,1998) H. 8

22 Lexy J Melong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pt.

Remaja Rosdakarya, 2007) H. 4

(34)

yang dimiliki oleh obyek atau subyek tertentu.

Bahkan satu orangpun bisa digunakan sebagai populasi, karena satu orang tersebut memiliki berbagai karakteristik misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya. Populasi dalam penelitian ini adalah 4 orang anggota pengelolaan bank sampah di Pekon Balai Kencana.

Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan atau ibu-ibu rumah tangga terdiri dari 10 orang.

b. Sampel

Sampel adalah suatu penelitian yang hanya meneliti Sebagian tertentu dari elemen-elemen populasi, dan anggota dalam penelitian tersebut adalah benar-benar representative atau mewakili populasi yang akan diteliti. Dalam jenis sampel, penulis menggunakan purposive sample yaitu: dalam purposive sampling memilih sekelompok subyek yang didasari atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai hubungan yang erat dengan ciri-ciri dan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui.

Berdasarkan pendapat diatas, kriteria untuk menjadi sampel adalah:

1) Ibu-ibu yang terlibat dalam kegiatan Pemanfaatan sampah plastik ibu –ibu rumah tangga di Pekon Balai Kencana

2) Para anggota pengelolaan bank sampah

Jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 4 orang. Meliputi anggota pengelola bank sampah yaitu:

1. Kepala pengawas pengelolaan bank sampah 2. Anggota pengelola bank sampah

3. Sekretaris pengelola bank sampah 4. Bendahara pengelola bank sampah c. Sumber Data

Jenis data yang akan dihimpun atau dikumpulkan dan diolah serta dianalisis berupa:

(35)

1) Data Primer

Menurut Sugiyono, Data Primer merupakan sumber data dalam pemberian informasi dilakukan secara langsung pada pengumpulan penelitian.23Masyarakat adalah kesatuan dan sejumlah individu yang kegiatannya saling membutuhkan dan menempati suatu ruang atau wilayah tertentu.

Dalam memahami yang lebih rinci masyarakat merupakan satu kelompok orang- orang yang memiliki ciri atau pekerjaan yang sama dan yang bertempat tinggal pada suatu kawasan tertentu.24

Tekhnik yang dapat dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dengan menggunakan tekhnik Snowball Sampling atau pengambilan sampel rujukan berantai didefinisikan sebagai teknik pengambilan sampel non-probabilitas di mana sampel memiliki sifat yang jarang ditemukan.

2) Data Skunder

Menurut Sugiyono, Data Skunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.25 Tekhnik pengambilan data skunder ini dapat penelitii lakukan menggunakan dokumentasi.

3. Tekhnik Pengambilan Data a. Observasi

Menurut Widoyoko, Observasi merupaka

“pengamatan dan pencatatan secara sistematis

23 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&B, (Bandung; Cv Alfabeta, 2015), H. 245

24 Ayub M. Padangaran, Manajemen Proyek Pembangunan Masyarakat : Konsep, Teori, Dan Aplikasi, (Kendari:Unhalu Press) H. 35

25 Ibid, Prof. Dr. Sugiyono, H. 250

(36)

terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian”.26 Menurut Sugiyono, Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.27

Observasi non partisipan yaitu peneliti hanya sebagai pengamat objek yang akan diteliti, tanpa terlibat secraa langsung. Menurut Lexy J. Moleong, pada observasi non partisipan pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan.28

Dalam teknik observasi ini peneliti menggunakan teknik observasi non partisipan, karena peneliti tidak terlibat secara langsung dengan objek yang menjadi kajian peneliti.

b. Wawancara

Menurut Riyanto Interview atau Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek atau responden.29 Menurut Afifuddin, Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden.30

Dalam metode wawancara ini peneliti menggunakan metode wawancara non terstruktur adalah bentuk wawancara yang bebas dimana peneliti tidak terfokus menggunakan pedoman wawancara

26 Widoyoko, Eko Putro, Tekhnik Penyusunan Instrumen Penelitian, ( Yogyakarta; Pustaka Belajar,2014) H. 46

27 Ibid, Prof. Dr. Sugiyono, H. 145

28 Ibid, Lexy J. Moleong, Hal. 126.

29 Riyanto, Y. Metode Penelitian Pendidikan, (Surabaya; Penerbit Sci, 2010) H. 82

30 Afifuddin, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; Cv. Pustaka Setia, 2009) H.131

(37)

yang sudah ditetapkan. Adapun pihak-pihak yang peneliti wawancarai yaitu :

a) Bapak Aripin Surdani, sebagai ketua pengawas pengelolaan Bank Sampah Dipekon Balai Kencana

b) Bapak Dawi, sebagai anggota pengelolaan Bank Sampah Dipekon Balai Kencana c) Bapak Arman, sebagai anggota pengelolaan

Bank Sampah Dipekon Balai Kencana d) Ibu Rohila, masyarakat yang menabung

dibank sampah Dipekon Balai Kencana e) Ibu Zariati, masyarakat yang memanfaatkan

daur ulang bank sampah

f) Ibu Zubaidah, masyarakat yang menabung dibank sampah Dipekon Balai Kencana c. Dokumentasi

Menurut Sulistyo - Basuki, mendefinisikan dokumentasi di Indonesia, adalah pekerjaan mengumpulkan, menyusun, dan mengelola dokumen- dokumen literer yang mencatat semua aktivitas manusia yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan keterangan dan penerangan mengenai berbagai soal.31

Menurut Arikunto adalah metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.32

4. Tekhnik Analisis Data

Analisis data kualitatif berarti menarik sebuah makna, dari serangkaian data mentah menjadi sebuah data

31 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta;

Gramedia Pustaka Utama, 1991) H. 10

32 Prof. Dr. Suhardi Arikunto, Prosedur Penelitian, ( Bandung;

Rineka Cipta, 2006) H. 158

(38)

interpretasi peneliti dimana interpretasi tersebut dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya.33

Menurut Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus pada setiap tahapan peneliti sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh, aktifitas data tersebut yaitu, reduksi data, penyajian data (display data) serta pengambilan kesimpulan (verifikasi).34

Reduksi data yaitu proses pemilihan data kasar dan masih mentah dan berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung melalui tahapan pembuatan ringkasan, memberi kode, menelusuri tema dan menyusun ringkasan. Display data adalah penyajian data baik dalam bentuk matrik, grafik dan sebagainya.

Penyajian data dilakukan dengan cara menyampaikan informasi berdasarkan data yang dimilki dan disusun runtut dalam bentuk naratif sehingga mudah dipahami.

Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, kemudian peneliti mengambil simpulan yang bersifat sementara sambil mencari data pendukung atau menolak simpulan.35 Setelah Analisa selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti berdasarkan fakta penelitian dilapangan, dan memberikan penafsiran terhadap data dan menarik kesimpulan secara sistematis yang merupakan jawaban atas.

33Haris Hardiansyah, Wawancara, Observasi Dan Fokus Groups Sebagai Instrument Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), H. 19

34 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta), H.246

35 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung : Pt.

Remaja Rosdakarya, Cetakan Ke-8,2011) H. 131

(39)

I. Sistematika Pembahasan BAB I. PENDAHULUAN

BAB ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika Penelitian.

BAB II. TINJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori relevan dan terkait dengan tema skripsi.

BAB III. METODE PENELITIAN

Memuat secara rinci metode penelitian penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi/alasannya, jenis penelitian, desain, lokasi, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep dan variable, serta analisis data yang digunakan.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi : Hasil Penelitian, klasifikasi bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat penelitian, dan rumusan masalah atau fokus penelitiannya, Pembahasan, Sub bahasan dan dapat digabung menjadi satu kesatuan, atau dipisah menjadi sub bahasan tersendiri.

BAB V. PENUTUP

Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi.Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan maslah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Saran-saran dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, berisi uraian mengenai langkah-kangkah apa yang perlu diambil oleh pihak-pihak terkait dengan hasil penelitian yang bersangkutan. Saran diarahkan pada dua hal, yaitu :

(40)

1) Saran dalam usaha memperluas hasil penelitian, misalnya disarankan perlunya diadakan penelitian lanjutan.

2) Saran untuk menentukan kebijakan di bidang-bidang terkait dengan masalah atau fokus penelitian.

(41)

24

PEMBERDAYAAN MASYARAKT MELALUI PENGELOLAAN BANK SAMPAH

A. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Teori Sumodiningrat Pemberdayaan Masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki.

Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang membedayakan.1

Menurut Ginanjar Kartasasmita Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri, dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya berupaya untuk mengembangkannya, selanjutnya upaya tersebut diikuti untuk memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.2

Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai proses pembangunan sekelompok orang atau masyarakat dengan cara mengembangkan kemampuan masyarakat, memprakarsai, perubahan perilaku masyarakat dan pengorganisasian masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, serta dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan

1 Totok Mardikanto Dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta, 2013), H.52.

2 Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, (Jakarta: PT. Pusat a Cidesindo, 1996), H.

145.

(42)

yang ada dilingkungan sekitar mereka3Pemberdayaan masyarakat adalah serangkaian upaya untuk menolong masyarakat agar lebih berdaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan berusaha mengoptimalkan sumber daya tersebut sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya sekaligus dapat meningkatkan kemampuan ekonominya melalui kegiatan – kegiatan swadaya.4

Pemberdayaan masyarakat adalah proses partisipatif yang memberi kepercayaan dan kesempatan kepada masyarakat untuk mengkaji tantangan utama pembangunan mereka dan mengajukan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mengatasi masalah tersebut.

Kegiatan ini kemudian menjadi basis program daerah, regional dan bahkan program nasional. Pemahaman ini menunjukan bawa program pemberdayaan masyarakat ditentukan oleh masyarakat, dimana lembaga pendukung hanya memiliki peran sebagai fasilitator. Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada sumber daya eksternal atau yang tidak berkelanjutan.5

2. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan pemberdayaan adalah membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan yang terkait dengan diri mereka termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa

3 Fajar Nugraha, Jejak Pemberdayaan, (Bandung:Yayasan Rumah Zakat, 2019), H. 2

4 Aziz, Moh Ali Dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat:

Paradigma Aksi Metodologi (Yogyakarta, Pustaka Pesantren, 2005)

5 Aprilia Theresia, Pembangunan Berbasis Masyarakat, (Bandung:

Alfabeta, cetakan kesatu, 2014),H.124.

(43)

percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungan.6

Dari pengertian tujuan pemberdayaan diatas bisa kita artikan bahwa pemberdayaan adalah sebuah usaha dan proses untuk membantu seseorang mandiri dalam mengambil keputusan-keputsan di tengah-tengah lingkungannya.

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Lebih lanjut perlu ditelusuri apa yang sesungguhnya dimaknai sebagai suatu masyarakat yang mandiri. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakatnya yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah- masalah yang diahadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik,afektif, denagn perubahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Dengan demikian untuk menajadi mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia dengan kondisi kognitif, konatif, prikomotorik, dan afektif dan sumber daya lainnya yang bersifat fisik material.7

Meskipun demikian, target dan tujuan pemberdayaan itu sendiri dapat berbeda sesuai dengan bidang pembangunan yang dikerjakan. Adapun tujuan pemberdayaan meliputi beragam upaya perbaikan sebagai berikut:

6 Isbandi Rukminto Adi, “Pemberdayaan, Pengembangan, Masyarakat Dan Intervensi Komunitas : Pengantar Pada Pemikirian Dan Pendekatan Praktis”, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Ui, 2003)

7 Ambar Teguh Sulistiani, Kemitraan Dan Model-Mode Pemberdayaan, (Yogyakarta: Gava Media, 2017) H. 80

(44)

a. Perbaikan pendidikan (better education) dalam arti bahwa pemberdayaan harus dirancang sebagai suatu bentuk pendidikan yang lebih baik. perbaikan pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat belajar seumur hidup.

b. Perbaikan aksesibilitas (better accessibility) dengan tumbuh dan berkembangnya semangat belajar seumur hidup, diharapkan akan memperbaiki aksesibilitasnya, utamanya tentang aksesibilitas dengan sumber informasi, sumber pembiayaan, penyedia produk dan peralatan, lembaga pemasaran.

c. Perbaikan tindakan (better action) dengan berbekal perbaikan pendidikan dan aksesibilitas dengan seragam sumberdaya yang lebih baik, diharapkan akan terjadi tindakan-tindakan yang lebih baik.

d. Perbaikan kelembagaan (better institution) dengan perbaikan kegiatan atau tindakan yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemitraan usaha.

e. Perbaikan usaha (better business) perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesibilitas, kegiatan, dan perbaikan lembaga, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.

f. Perbaikan pendapatan (better income) dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakat.

g. Perbaikan lingkungan (better environment) perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan sering kali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.

h. Perbaikan kehidupan (better living) tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.

(45)

i. Perbaikan masyarakat (better community) keadaan kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.8

3. Konsep Pemberdayaan

Istilah pemberdayaan semakin popular dalam konteks pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Konsep pemberdayaan ini berkembang dari realitan individu atau masyarakat yang tidak berdaya atau pihak yang lemah. Ketidak berdayaan atau memiliki kelemahan dalam berbagai aspek: pengetahuan, pengalaman, sikap, keterampilan, modal usaha, networking, semangat, kerja keras, ketekunan, dan aspek lainnya. Kelemahan dalam berbagai aspek tadi mengakibatkan ketergantungan, keidakberdayaan, dan kemiskinan.

Pemberdayaan (empowerment) merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan (power). Istilah kekuasaan seringkali identik dengan kemampuan individu untuk membuat dirinya atau pihak lain melakukan apa yang diinginkan. Kemampuan tersebut baik untuk mengatur dirinya, mengatur orang lain sebagai individu atau kelompok/ organisasi, terlepas dari kebutuhan, potensi, atau keinginan orang lain, kekuasaan menjadikan orang lain sebagai objek dari pengaruh atau keinginan dirinya.9

Pemberdayaan adalah suatu proses untuk memberikan daya/kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah (powerless), dan mengurangi kekuasaan (disempowered) kepada pihak yang terlalu berkuasa (powerful) sehingga terjadi keseimbangan.10 Begitupula

8 Suhartini Dkk, Model Pemberdayaan Masyarakat:

(Yogyakarta:Pustaka Pesantren, 2011), H. 111

9 Oos M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global, (Bandung: Alfabeta,2013),h. 49

10 Ibid, h. 49

(46)

menurut rappaport, pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya.

Pengertian pemberdayaan ( empowerment) tersebut menekankan pada aspek pendelegasian kekuasaan, memberi wewenang, atau pengalihan kekuasaan kepada individu atau masyarakat sehingga mampu mengatur diri dan lingkungannya sesuai dengan keinginan, potensi, dan kemampuan yang dimilikinya. Pemberdayaan tidak sekedar memberikan kewenangan atau kekuasaan kepada pihak yang lemah saja.

Dalam pemberdayaan terkandung makna proses pendidikan dalam meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing, serta mampu berdaya, memilki daya saing serta mampu hidup mandiri. World Bank mengartikan pemberdayaan sebagai: “upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada masyarakat (miskin) untuk berani bersuara (voice) atau menyuarakan pendapat, ide, atau gagasan-gagasannya, serta kemampuan dan keberanian untuk memilih (choice) sesuatu (konsep, metode, produk, tindakan, dan lain-lain) yang trebaik bagi pribadi, keluarga , dan masyarakatnya.

Dengan kata lain, memberdayakan adalah memampukan dan membuat masyarakat menjadi mandiri.11

Secara lebih rinci Slamet, menekankan bahwa hakikat pemberdayaan adalah bagaimana membuat masyarakat mampu membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri. Istilah mampu disini mengandung makna: berdaya, paham, termotifasi, memiliki kesempatan, melihat dan memanfaatkan peluang, beenergi, bekerjasama, tau sebagai alternative, mampu mengambil sebagai keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi, serta mampu bertindak sesuai inisiatif. Sedangkan indikator pemberdayaan

11 Ibid, Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto, H. 28

(47)

menurut Suharto paling tidak memiliki empat hal, yaitu:

merupakan kegiatan yang terencana, yang kolektif, memperbaiki kehidupan masyarakat, prioritas bagi kelompok lemah atau kurang beruntung, serta dilakukan melalui program peningkatan kapasitas.

Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan memilki makna: dorongan atau motifasi, bimbingan atau pendampingan dalam meningkatkan kemampuan individu atau masyarakat untuk mampu mandiri. Upaya tersebut merupakan sebuah tahapan dari proses pemberdayaan dalam mengubah perilaku, mengubah kebiasaan lama menuju perilaku baru yang lebih baik, dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya.

Pemberdayaan juga menekankan pada proses, bukan semata-mata hasil (output) dari proses tersebut. Oleh karena itu ukuran keberhasilan pemberdayaan adalah seberapa besar partisipasi atau keberdayaan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat. Semakin banyak masyarakat terlibat dalam proses tersebut, berarti semakin berhasil kegiatan pemberdayaan tersebut. Meskipun pemberdayaan masyarakat bukan semata-mata konsep ekonomi, tetapi sering kali ditujukan untuk tujuan pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk berdaya dalam melawan faktorfaktor yang menyebabkan kemiskinan. Kegiatan pemberdayaan tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan yang dapat:

mendorong kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhuan masyarakat, menciptakan berbagai kesempatan kerja, menghidupkan kembali budaya dan kearifan-kearifan lokal sebagai modal sosial, serta mengubah mind set masyarakat untuk berdaya dan mandiri.

4. Ruang Lingkup Pemberdayaan

Secara umum ruang lingkup pemberdayaan didasarkan pada bidang-bidang yang sering menjadi obyek dalam pemberdayaan masyarakat. Ndraha dan

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi Pengawasan kepatuhan prinsip syariah yang diterapkan dalam produk Bank Syariah Mandiri yaitu dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Educators, Trainers and Staff Developers (San Fransisco: Jossey-Bass Publishers, 1994).. profesional ataupun dalam pertumbuhan pribadi. Dengan kata lain, mentoring adalah

6DGDQ 3HQ\HOHQJDUDUD - DPLQDQ 6RVLDO %3- 6 DQWDUD ODLQ SHUXVDKDDQSHUXVDKDDQ DVXUDQVL VZDVWD KDUXV PHQ\HVXDLNDQ GDQ PHQJDPELO EDJLDQ GDODP VLVWHP LQL VHEDJDLPDQD WHODK GLDWXU

Menurut teori, kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dapat ditentukan dari sejaauh mana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi

Nilai ekonomi jasa lingkungan Gua Gudawang yang dihitung dalam penelitian ini adalah nilai ekonomi Gua Gudawang sebagai sumber air, sebagai habitat kelelawar (sebagai pengendali

Perubahan sebagai akibat penambahan luas kawasan hutan dan/atau penutupan vegetasi yang meliputi seperti pada butir 1.a.i dan 1.b.i di atas, potensi dihitung dengan cara

Lokasi penelitian yang akan dipilih adalah Yayasan Pondok Pesantren Suryalaya (Inabah XIX) Surabaya yang bertempat di Jl. Pondok Pesantren Suryalaya memiliki banyak

[r]