• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Selama Darurat Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Selama Darurat Covid-19"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, 3(1) 2023 : 113-127, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

Factors Affecting Motor Vehicle Taxpayer Compliance During The Covid-19 Emergency

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Selama Darurat Covid-19

Novi Yani¹

Dian Puji Puspita Sari² Siti Rodiah³

Universitas Muhammadiyah Riau, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Indonesia

1170301019@student.umri.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the impact of exemption from tax penalties and taxpayer awareness on taxpayer compliance in paying motorized vehicle taxes at Samsat Panam during the covid- 19 emergency. The method used in this research is probability sampling method and the sampling technique used is random sampling. Random sampling technique is a technique of taking samples from members of the population which is carried out randomly without regard to the strata that exist in the population. The population in this study are motor vehicle taxpayers who pay their taxes at Samsat Panam. The research sample used in this study amounted to 100 respondents. The analytical tool used in this study is multiple linear regression analysis using the SPSS 23 program. The results of this study indicate that the exemption of tax penalties and taxpayer awareness has a positive effect on taxpayer compliance in paying motor vehicle taxes during the covid-19 emergency.

Keywords: Exemption of Tax Fines, Taxpayer Awareness, Taxpayer Compliance

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak Pembebasan denda pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor di Samsat Panam selama darurat covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode probability sampling dan teknik sampling yang dipakai adalah random sampling. Teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak kendaraan bermotor yang membayarkan pajaknya di Samsat Panam. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 100 responden. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan penggunkan program SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembebasan denda pajak dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor selama darurat covid-19.

Kata Kunci : Pembebasan Denda Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak 1. Pendahuluan

Pandemi virus corona atau Covid-19 memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian. Dampak yang terjadi di Indonesia hampir disemua sektor, salah satunya adalah sektor perpajakan. Akibat dampak ini, banyak kebijakan dibuat oleh pemerintah untuk menangani dampak yang terjadi di masa pandemi Covid-19 agar semua sektor yang terdampak dapat naik kembali dan laju pertumbuhannya kembali sesuai yang diinginkan pemerintah.

Salah satu kebijakan pemerintah dalam menanggapi dampak pandemi Covid-19 yaitu kebijakan pembebasan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Semakin meningkatnya penggunaan akan kendaraan bermotor, Dispenda Membuat berbagai kebijakan, seperti; penagihan door to door langsung pada wajib pajak, sistem online, dan pemutihan pajak kendaraan bermotor yang

(2)

114

ditujukan untuk pembebasan pengenaan bagi kendaraan yang administrasinya sudah lama habis dan pembebasan pokok PKB. Penerimaan pajak kendaraan bermotor selama 3 tahun yaitu pada tahun 2018-2020 juga mengalami peningkatan, Berikut adalah tabel data penerimaan pajak kendaraan bermotor di Pekanbaru khususnya di Samsat Panam.

Tabel 1.1

Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Pekanbaru Samsat Panam Tahun Target Penerimaan

PKB (Rp)

Penerimaan PKB (Rp) Persentase

2018 26.847.746.808 29.273.910.726 109,04%

2019 29.097.964.429 33.482.036.062 115,07%

2020 29.141.114.126,86 35.800.767.296 122,85%

Sumber : Samsat Panam

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 yaitu pada tahun 2018-2020 dapat dilihat bahwa penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) semakin meningkat setiap tahunnya yang menunjukkan masih adanya perilaku kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor untuk membayar kewajibannya yaitu membayar pajak kendaraannya. Walaupun adakalanya menunjukkan penurunan khususnya sejak covid-19 masuk ke Pekanbaru yaitu dimulai dari bulan Maret 2020, Berikut adalah tabel data penerimaaan Pajak Kendaraan Bermotor di Pekanbaru khususnya di Samsat Panam Tahun 2020.

Tabel 1.2

Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Pekanbaru Samsat Panam Tahun 2020 Bulan Januari – Desember

Bulan Penerimaan PKB (Rp) Januari 3.046.718.500 Februari 2.705.213.000

Maret 2.439.376.500

April 1.959.070.500

Mei 2.500.883.000

Juni 2.963.955.500

Juli 3.111.703.000

Agustus 2.917.532.000 September 3.504.364.000 Oktober 2.690.631.000 November 3.220.220.000 Desember 3.761.842.000

Sumber : Samsat Panam

Dari tabel tersebut, dapat dilihat terjadinya penurunan penerimaan pajak kendaraan bermotor di samsat panam dimulai sejak covid 19 masuk ke Pekanbaru yaitu antara bulan maret dan april 2020 mengalami penurunan sangat tajam dimana menjadi alasan peneliti mengambil objek penelitian di samsat panam dan juga ditemukannya di bulan Mei 2020 dalam data harian jumlah wajib pajak yang membayarkan pajaknya paling tinggi 224 Wajib Pajak dan bahkan perharinya pernah hanya mencapai 12 orang wajib pajak yang membayarkan pajaknya walaupun daerah panam sudah padat penduduk (sumber: Samsat Panam).

Dikutip dari badanpendapatan.riau. go.id dalam upaya mendorong kesadaran masyarakat untuk membayar pajak daerah dan guna meningkatkan PAD Sesuai dengan arahan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Riau melakukan pembebasan denda pajak kendaraan bermotor selama masa tanggap darurat bencana Covid-19 yaitu tanggal 17 Maret 2020 – 29 Mei 2020 yang diamksud disini adalah wajib pajak bisa menunda pembayaran pajak kendaraan tanpa dikenakan denda keterlambatan. Misalkan, si A jatuh tempo pajak kendaraannya tanggal 30 Maret, namun karena situasi dan kondisi saat ini membuat si A terlambat bayar pajak. Selanjutnya, si A bisa

(3)

115

membayarkan pajaknya setelah masa pembebasan sanksi antara tanggal 29 Mei 2020 sampai dengan 15 Juni 2020. Kalau pembayarannya lewat tanggal 15 Juni, dendanya berlaku kembali.

Kebijakan ini hanya untuk wajib pajak yang jatuh tempo pada periode tanggap darurat tersebut namun belum membayarkan pajak kendaraannya dan akan diberlakukan sesuai dengan situasi dan kondisi kedepannya. Baik itu terkait perpanjangan waktu atau tidaknya.

Dengan diberlakukannya aturan tersebut diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesadaran wajib pajak yang mana terjadi peningkatan realisasi pendapatan asli daerah utamanya dalam pembayaran kendaraan bermotor Roda Dua (R2) dan Roda Empat (R4) yang akan di gunakan kembali untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan seperti : kesehatan gratis, pendidikan gratis, penegakan hukum, kelestarian lingkungan hidup, penanggulangan bencana, kelestarian budaya, transportasi serta fasilitas dan infrastruktur.

Diterapkannya pengampunan pajak dapat mendorong kepatuhan wajib pajak terutama dalam jangka panjang, namun ini masih dalam perdebatan (Indrahaemi dkk, 2019). Zeckhauser (1986) dalam Wardiyanto (2010) menegaskan, bahwa sebagian orang menjadi pelanggar pajak hanya karena kelalaian. Jika mereka tidak dihadapi dengan mekanisme hukum, seperti tuntutan dan pengenaan denda, mereka mungkin menjadi wajib pajak yang patuh.

Kesadaran perpajakan merupakan kerelaan kewajiban dan memberikan kontribusi kepada negara untuk menunjang pembangunan negara (Rahayu, 2010). Kesadaran tinggi dari wajib pajak dengan menganggap bahwa membayar pajak bukan suatu beban, tetapi suatu kewajiban dan tanggungjawab mereka sebagai warga negara sehingga mereka dapat membayar pajaknya dengan suka rela. Penelitian Kamil (2015) menunjukkan kesadaran wajib pajak memiliki efek positif dan signifikan pada kepatuhan wajib pajak individu kantor pajak di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Dalam penelitian sosialisasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan seperti yang dilakukan oleh Suardana (2014) menunjukkan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan. Wardani (2017) dimana hasil penelitiannya juga menunjukkan hasil yang sama, dimana kesadaran wajib pajak juga mempunyai pengaruh yang positif terhadap katuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) menunjukkan variabel kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak dan juga pembebasan denda pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penelitian yang dilakukan oleh Hutomo (2016) menunjukkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor dalam kaitannya dengan kebijakan penghapusan denda pajak berdasarkan Surat Keputusan Gubenur Nomor 544/Dispenda/2016 tentang Penghapusan Denda Pajak dan Balik Nama Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Kepatuhan pajak (tax compliance) sebagai indikator peran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat masih rendahnya peran wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotornya.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Anwar (2020) meneliti mengenai Efek Sikap Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Di Masa Covid-19. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Anwar (2020), antara lain: 1) Sample yang digunakan oleh sebelumnya adalah pelaku ekonomi kreatif di Malang Raya, Jawa Timur, Indonesia, secara eksklusif pada sub sektor fashion (UMKM). Dalam penelitian ini, sample yang digunakan adalah wajib pajak kendaraan bermotor di Samsat Panam, 2) dalam penelitian ini variabel independennya yaitu kesadaran wajib pajak dan pembebasan denda pajak. Alasan peneliti menambahkan variabel pembebasan denda pajak karena objek pajak yang diambil peneliti adalah pajak kendaraan bermotor dimana adanya pemberitaan tentang pembebasan denda pajak, jadi peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari pembebasan denda pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, dan tetap memakai variabel kesadaran wajib pajak karena peneliti ingin mengetahui bagaimana kesadaran wajib pajak kendaraan bermotor selama masa tanggap darurat covid-19 dan untuk variabel independen lainnya seperti efek sikap wajib pajak, dan pengetahuan wajib pajak tidak diambil

(4)

116

karena kebanyakan menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Sedangkan tentang pembebasan denda pajak dan kesadaran wajib pajak terdapatnya perbedaan hasil penelitian sebelumnya, menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian ulang tentang pembebasan denda pajak dan kesadaran wajib pajak.

Berdasarkan uraian yang peneliti paparkan diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pembebasan Denda Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Selama Masa Tanggap Darurat Covid- 19.

2. Tinjauan Pustaka 1. TEORI ATRIBUSI

Teori atribusi adalah teori yang muncul akibat melihat suatu rangsangan di sekeliling, sehingga memunculkan respon positif dari diri atau individu tersebut untuk menirunya. Atribusi merupakan salah satu proses pembentukan kesan dengan mengamati perilaku sosial berdasarkan faktor situasional atau personal. Pemberian atribusi terjadi karena kecenderungan sifat ilmuwan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu, termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain. Tetapi kecenderungan ini tidak serta-merta bersumber hanya dari luar diri orang yang bersangkutan, misalnya saja karena keadaan lingkungan sekitar (eksternal). Namun, juga dapat bersumber dari dalam diri orang tersebut di bawah kendali kesadarannya (internal).

Pada perilaku yang dipengaruhi secara internal merupakan perilaku yang terjadi atas kendali pribadi dari individu tersebut, seperti sikap ataupun motif, lain halnya dengan perilaku yang dipengaruhi secara eksternal merupakan perilaku yang dipengaruhi dari luar, yang maksudnya individu tersebut terpaksa berperilaku dikarenakan situasi tertentu (Laksito dkk, 2014). Teori artribusi sering dihubungkan dengan karakter atau perilaku seseorang.

Persepsi seseorang dalam menilai sesuatu berasal dari faktor internal dan eksternal yang mendorong seseorang tersebut untuk mengambil keputusan dalam bertindak. Hal tersebut berarti, pemenuhan kewajiban perpajakan sangat bergantung dari keputusan yang diambil oleh wajib pajak (Ariesta, 2017).

2. KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Kepatuhan wajib pajak adalah kondisi dimana wajib pajak taat aturan dan perintah perpajakan. Rachman dkk (2014) menyatakan bahwa kepatuhan perpajakan adalah upaya tanggung jawab wajib pajak kepada Tuhan bagi pemerintah dan rakyat sebagai kegiatan pemenuhan kewajiban dan hak perpajakannya. Kepatuhan perpajakan harus dilakukan dengan kesadaran serta sesuai dengan ketentuan dalam UU perpajakan. Masalah kebijakan ekonomi yang harus diselesaikan oleh pemerintah adalah harus bisa mendorong tingkat kepatuhan wajib pajaknya (Torgler, 2003).

2.1 Pembagian Kepatuhan Wajib Pajak

Pada umumnya, kepatuhan pajak dapat dibagi menjadi 2 : a. Kepatuhan secara administratif atau secara formal

Yang mencakup sejauh mana wajib pajak patuh terhadap persyaratan prosedural dan administrasi pajak, termasuk mengenai syarat pelaporan serta waktu untuk menyampaikan dan membayar pajak.

b. Kepatuhan secara teknis atau material

Yang mengacu pada perhitungan jumlah beban pajak secara benar (OECD, 2001).

Kepatuhan pajak materiel juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi ketentuan materiel perpajakan, yaitu sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan.

2.2 Ukuran Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012, wajib

(5)

117

pajak dimasukkan dalam kategori wajib pajak patuh apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.

1) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan;

2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

2.3 Kepatuhan Wajib Pajak Selama Covid-19

Ditengah pandemi Covid-19 sekarang ini yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir tentu mempengaruhi realisasi penerimaan pajak tahun 2020. Kondisi perekonomian yang belum stabil mempengaruhi banyak aspek. Pendapatan perusahaan mengalami penurunan, pendapatan masyarakat berkurang, kesempatan kerja menurun, tingkat pendidikan masyarakat susah dijangkau karena ketiadaan biaya pendidikan. Aspek sosial dan psikologis masyarakat juga berpengaruh seperti masih ada rasa ketakutan akan bahaya Covid-19, kegalauan akan masa depan, kebingungan mencari alternatif penghasilan, keputusasaan dan ketidakberdayaan dalam hidup.

Walaupun kondisi ini mungkin terjadi dalam periode pendek, namun mempengaruhi sikap mental seseorang termasuk kemauan dan kesadaran membayar pajak.

Perubahan kebijakan baik oleh pemerintah maupun pimpinan perusahaan ikut terpengaruh oleh pandemi ini.

Hasil penelitian supriyati et al. (2018) berdasarkan motivational posture (Braithwaite, 2003) menunjukkan memang motif yang berasal dari diri individu sangat kuat mempengaruhi perilaku patuh atau tidak. Pandangan wajib Pajak terhadap otoritas pajak dan sistem perpajakan yang berlaku tidak banyak mempengaruhi perilaku wajib pajak. wajib pajak menganggap apa yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat sebagai sebuah kewajiban dan akan selalu dilakukan sepanjang masa.

3 PEMBEBASAN DENDA PAJAK

Kebijakan pembebasan denda pajak yang pada tahun 2007 adalah fasilitas penghapusan sanksi administrasi pajak berupa bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 36 Ayat (1) huruf a Undang - Undang KUP. Pada tahun 2015 sebagai tahun pembinaan pajak, kebijakan penghapusan sanksi pajak kembali dilaksanakan dan diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015. Direktur Jenderal Pajak atas permohonan wajib pajak dapat mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi dalam hal sanksi administrasi tersebut dikenakan karena kekhilafan wajib pajak atau bukan karena kesalahannya.

Wajib pajak tidak taat yang dikenakan denda akibat telat membayar pajak kendaraan bermotornya baik roda dua, tiga maupun empat selama masa tanggap darurat bencana Covid-19 yaitu tanggal 17 Maret 2020 – 29 Mei 2020, bisa membayarkan pajaknya setelah masa pembebasan sanksi antara tanggal 29 Mei 2020 sampai dengan 15 Juni 2020.

Apabila pembayarannya lewat tanggal 15 Juni, dendanya berlaku kembali. Kebijakan ini hanya untuk wajib pajak yang jatuh tempo pada periode tanggap darurat tersebut maka dendanya dihapuskan oleh pemerintah Kota Pekanbaru dan hanya diwajibkan membayar pokok pajaknya saja.

4 KESADARAN WAJIB PAJAK

Kesadaran Wajib Pajak merupakan suatu kondisi dimana Wajib Pajak mengetahui, mengakui, menghargai, serta menaati ketentuan perpajakan yang berlaku dan memiliki kesungguhan maupun keinginan untuk memenuhi kewajiban pajaknya (Rahman,

(6)

118

2011). Sebagai warga negara yang menjunjung tinggi Undang Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum penyelenggaran negara maka masyarakat seharusnya sadar akan kewajibannya membayar pajak.

4.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Mangkoesoebroto (1998) faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran wajib pajak adalah sebagai berikut :

1) Pengetahuan masyarakat, semakin tinggi pengetahuan masyarakat semakin mudah bagi pemerintah untuk menyadarkan wajib pajak terutama mengenai hubungan antara biaya dan manfaat dari setiap aktivitas pemerintahan.

2) Tingkat pendidikan, hal ini diperlukan dalam pemahaman pajak dan pengisian formulir pajak yang terasa rumit bagi masyarakat.

3) Sistem yang berlaku terutama sistem pajak yang adil dan sistem administrasi yang mudah dan sederhana.

Sementara menurut Irianto (2005), Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran wajib pajak adalah sebagai berikut:

1) Pengetahuan wajib pajak tentang pajak, yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

2) Manfaat pajak yang dirasakan wajib pajak, yaitu guna atau faedah atau baik dan buruknya pajak yang dapat diterima atau dirasakan oleh wajib pajak.

3) Sikap optimis wajib pajak terhadap pajak, yaitu pandangan yang mengandung harapan baik karena tidak khawatir akan rugi atau tidak untung dengan membayar pajak.

Adapun beberapa indikator yang mempengaruhi kesadaran wajib pajak menurut Irianto (2005) yaitu:

1) Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak didasari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara.

2) Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.

Kesadaran bahwa wajib pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak didasari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.

5 PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian yang pernah diteliti sebelumnya, yakni:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Penelitian

1 Jeni Susyanti, Siti Aminah Anwar

(2020)

Efek Sikap Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Di Masa Covid-19

Y : Kepatuhan Wajib Pajak

X1 : Sikap Wajib Pajak

X2 : Kesadaran

(7)

119

Wajib Pajak

X3 : Pengetahuan Perpajakan

Hasil Penelitian :

Kesadaran wajib pajak di masa covid-19 pun masih cukup tinggi dalam hal memenuhi kewajiban untuk membayar pajak, sedangkan pengetahuan perpajakan terkait penggunaan sarana pelaporan elektronik di masa pandemic covid-19 menunjukkan tetap populernya kepatuhan wajib pajak terhadap aturan yang berlaku.

2 Zikra Fauzul Amwar (2020)

Dampak Penerapan Kebijakan Penghapusan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Dan Penerimaan Pajak Daerah Di Kota Solok

Konsep Kualitatif : Penerapan Kebijakan Penghapusan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Dan Penerimaan Pajak Hasil Penelitian :

Dampak Penerapan Kebijakan Penghapusan Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Daerah Kota Solok adalah bahwa target dari Kantor SAMSAT Kota Solok yang akan membayar pajak adalah sebanyak 36.583 unit terealisasi pendapatan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2019 sebanyak 37.779 sehingga persentase kenaikan pendapatan pajak kendaraan bermotor pada tahun 2019 adalah 111.00 %

3 Agassy Rahmawati Mitha Suanda

(2020)

Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Penghapusan Sanksi Pajak Dan Pelayanan Petugas Uptb Terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Di Kota Palembang

Y : Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Kendaraan Bermotor X1 : Pengetahuan Pajak X2 : Kesadaran Wajib Pajak

X3 : Penghapusan Sanksi Pajak

X4: Pelayanan Petugas UPTB

Hasil Penelitian :

Pengetahuan pajak, Kesadaran wajib pajak, Penghapusan sanksi pajak, dan Pelayanan petugas UPTB berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan wajib pajak membayar pajak kendaraan bermotor.

6 Model Penelitian

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memilih tempat di Samsat Panam. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak kendaraan bermotor yang membayar pajaknya di Samsat Panam dimana menurut data tahun 2020 yaitu sebesar 44.902 jumlah wajib pajak (sumber:

Samsat Panam). Karena jumlah populasi telah diketahui, maka untuk menentukan besarnya sampel digunakan metode probability sampling dan teknik sampling yang dipakai adalah

(8)

120

random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun besarnya sampel yang diambil adalah menggunakan rumus slovin, yaitu:

𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁(𝑒) 2 Keterangan:

n = Unit sampel N = Jumlah Populasi

E = Toleransi kesalahan diambil 10% (0.1)

Jumlah wajib pajak kendaraan bermotor yang membayarkan pajaknya di Kantor Samsat Panam adalah sebesar 44.902 dengan tingkat error (kesalahan) yang ditolerir adalah sebesar 10%, maka dengan datas dapat diperoleh sampel sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁(𝑒) 2 = 44.902 1 + 44.902(0.1)2 = 44.902 1 + 44.902(0.01) = 44.902 1 + 449,02 = 44.902 450,02

= 99,77 dibulatkan menjadi 100 orang

Jadi ukuran sampel yang dipilih adalah sebanyak 100 orang.

4. Hasil dan Pembahasan

1. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

Sugiyono (2017:232) menyatakan bahwa analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : Data diolah, 2022

Tabel 4.1 dapat dijelaskan analisis statistik deksripitif variabel dalam penelian ini adalah sebagai berikut:

a. Kepatuhan wajib pajak (Y)

Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat diketahui bahwa kepatuhan wajib pajak memiliki nilai minimum 5, nilai maksimum 25 dan nilai rata rata sebesar 21,10 dengan nilai standar devisiasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar 3,170. Nilai rata

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kepatuhan Wajib Pajak 100 5 25 21.10 3.170

Pembebasan Denda Pajak

100 6 25 22.09 2.292

Kesadaran Wajib Pajak 100 6 25 20.78 3.151

Valid N (listwise) 100

(9)

121

– rata dan standar devisiasi kepatuhan wajib pajak menunjukkan bahwa terdapat penyebaran data yang baik karena nilai rata – rata lebih besar dari nilai standar devisiasinya.

b. Pembebasan denda pajak (X1)

Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat diketahui bahwa penerapan pembebasan denda pajak memiliki nilai minimum 6, nilai maksimum 25 dan nilai rata – rata sebesar 22,09 dengan nilai standar devisiasinya (tingkat sebaran datanya) sebesar 2,292. Nilai rata – rata dan standar devisiasi pembebasan denda pajak menunjukkan bahwa terdapat penyebaran data yang baik karena nilai rata – rata lebih besar dari nilai standar devisiasinya.

c. Kesadaran wajib pajak

Variabel kesadaran wajib pajak mempunyai mean sebesar 20,78 dengan standar devisiasinya 3,151 yang artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar devisiasinya, sehingga mengindikasikan bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan standar devisiasi adalah pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimum sebesar 6 dan nilai maksimum 25.

2. UJI KUALITAS DATA 2.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Cara mengukurnya dengan melakukan korelasi antar skor butir pernyataan dengan total skor variabel.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas

Sumber : Data diolah, 2022

Dari Tabel 4.2 di atas, Nilai rtabel didapat dari df = 100-2 = 98 sebesar 0,196. Dari hasil uji validitas menunjukkan bahwa masing masing item variabel memiliki nilai rhitung > rtabel dengan tingkat signifikan kurang 0,05 yang berarti setiap pernyataan valid.

Variabel Item Rhitung Rtabel Sig Kriteria Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Y.1 0,742 0,196 0,000 Valid

Y.2 0,814 0,196 0,000 Valid Y.3 0,830 0,196 0,000 Valid Y.4 0,795 0,196 0,000 Valid Y.5 0,792 0,196 0,000 Valid Pembebasan Denda Pajak (X1) X1.1 0,745 0,196 0,000 Valid X1.2 0,782 0,196 0,000 Valid X1.3 0,788 0,196 0,000 Valid X1.4 0,817 0,196 0,000 Valid X1.5 0,714 0,196 0,000 Valid Kesadaran Wajib Pajak (X2) X2.1 0,683 0,196 0,000 Valid X2.2 0,813 0,196 0,000 Valid X2.3 0,760 0,196 0,000 Valid X2.4 0,861 0,196 0,000 Valid X2.5 0,762 0,196 0,000 Valid

(10)

122 2.2 Uji Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan uji statistik Cronboach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronboach Alpha> 0,60. Hasil pengujian reliabilitas data untuk pernyataan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas

Sumber : Data diolah, 2022

Dari Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa nilai Cronboach Alpha dari setiap variabel lebih besar dari 0,60 yang berarti bahwa kuesioner yang merupakan indikator- indikator dari variabel tersebut reliable atau handal.

3. Uji Asumsi Klasik 3.1 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Adapun hasil uji normalitasnya adalah:

Tabel 4.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardied Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.83863840 Most Extreme

Differences

Absolute .067

Positive .043 Negative -.067

Test Statistic .067

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d Sumber : Data diolah, 2022

Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.4 didapatkan nilai signifikan sebesar 0,200 >

0,05, maka data terdistibusi normal sehingga dapat diuji dengan analisa regresi.

3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Dapat dilihat dari nilai tolerance dan awalnya, Varian Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance> 0,10 atau VIF <10 berarti menunjukkan tidak ada multikolineritas, sebaliknya jika nilai tolerance

<0,10 atau VIF >10 maka terjadi multikolineritas dalam model regresi.

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas

Variabel Cronboach Alpha Kriteria Tingkat Kriteria Kepatuhan Wajib Pajak 0,846 Reliabel Sangat kuat Pembebasan Denda Pajak 0,828 Reliabel Sangat kuat Kesadaran Wajib Pajak 0,832 Reliabel Sangat kuat

Variabel Collinearity Statistics Keterangan

(11)

123

Sumber : Data diolah, 2022

Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa setiap variabel memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka hal itu dinyatakan tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

3.3 Uji Heterokedastisitas

Hasil pengujian heterokedastisitas menggunakan uji Glejser yang dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

Tabel 4.6 Uji Heterokedastisitas

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 2.226 2.624 .848 .398

Pembebasan Denda Pajak

.044 .131 .038 .337 .737

Kesadaran Wajib Pajak

-.157 .096 -.188 -1.645 .103

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

Sumber : Data diolah, 2022

Berdasarkan dari Tabel 4.6 diatas, diketahui nilai signifikan untuk pembebasan denda pajak sebesar 0,737, kesadaran wajib pajak sebesar 0,103. Karena nilai signifikan kedua variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut hasil pengolah data menggunakan software SPSS for windows ver 23 :

Tabel 4.7 Uji Regresi Linier Berganda

Model Undstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Erorr Beta

(Constants) 3,747 2.383

Pembebasan Denda Pajak

.258 .119 .186

Kesadaran Wajib Pajak .561 .087 .558

Sumber : Data diolah, 2022

Berdasarkan dari Tabel 4.7, persamaan regresi linier berganda yang diuji dalam penelitian ini adalah Y = 3,747 + 0,258X1 + 0,561X2 yang berarti bahwa:

a1 = Nilai konstanta (a) sebesar 3,747. Artinya adalah apabila variabel indepdenden diasumsikan nol (0), maka kepatuhan wajib pajak bernilai 3,747.

Tolerance VIF

Pembebasan Denda Pajak 0,769 1,301 Tidak terjadi multikolinearitas Kesadaran Wajib Pajak 0,769 1,301 Tidak terjadi multikolinearitas

(12)

124

b1 = Nilai koefisien regresi variabel pembebasan denda pajak (X1) sebesar 0,258. Artinya adalah bahwa setiap peningkatan variabel pembebasan denda pajak sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan variabel kapatuhan wajib pajak (Y) sebesar 0,258 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

b2 = Nilai koefisien regresi variabel kesadaran wajib pajak (X2) sebesar 0,561.

Artinya adalah bahwa setiap peningkatan variabel kesadaran wajiab pajak sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan variabel kapatuhan wajib pajak (Y) sebesar 0,561 dengan asumsi variabel lainnya konstan.Hasil Uji Hipotesis

4.1 Uji Spesifikasi Parameter Individual (Uji T)

Uji T ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh terhadap variabel dependen. Cara menghitung nilai t tabel adalah (0,05/2;100-2-1) = (0,025;97) hasilnya sebesar 1,985. Hasil uji t dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 4.8 Uji T

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 3,747 2.383 1,573 .119

Pembebasan Denda Pajak

.258 .119 .186 2,163 .033

Kesadaran Wajib Pajak .561 .087 .558 6,467 .000

Sumber : Data diolah, 2022 Berdasarakan Table 4.8 dapat diketahui bahwa :

H1 : Variabel pembebasan denda pajak memiliki nilai t hitung 2,163 > t tabel 1,985 dengan nilai signifikan 0,033 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti pembebasan denda pajak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

H2 : Variabel kesadaran wajib pajak memiliki t hitung 6,467 > t tabel 1,985 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel kesadaran wajib pajak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

4.2 Uji Koefisien Determinasi ( R )

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Dalam penelitian ini digunakan model adjusted R2. Model adjusted R2 dapan naik atau turun apabila ada suatu variabel independen yang ditambahakan ke dalam model.

Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi ( R )

(13)

125

Sumber : Data diolah, 2022

Dapat dilihat dari hasil pengujian data Tabel 4.9, nilai koefisien determinasi (Adjust R Square) sebesar 0,434 atau sama dengan 43,4% yang berarti bahwa pembebasan denda pajak dan kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap variabel kepatuhan wajib pajak. Sedangkan sisanya (100%-43,4%= 56,6%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi ini atau variabel yang tidak diteliti.

5. Penutup

1. Variabel pembebasan denda pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini mengindikasikan bahwa program pembebasan denda pajak meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan pajak kendaraan bermotornya selama covid-19

2. Variabel kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini mengindikasikan dengan meningkatnya kesadaran wajib pajak akan pentingnya pembayaran pajak selama covid-19 maka kepatuhan wajib pajak juga akan mengalami peningkatan.

Keterbatasan

Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yang menghambat hasil penelitian agar sesuai dengan hipotesis yang diajukan, sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya. Keterbatasan tersebut antara lain :

1. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sehingga data yang digunakan pada peneliti ini masih kurang mendalam.

2. Sampel yang digunakan hanya wajib pajak di Samsat Panam.

Variabel ini hanya menggunakan 2 variabel saja yaitu pembebasan denda pajak dan kesadaran wajib pajak

Saran

Memperhatikan adanya keterbatasan seperti yang telah disampaikan dalam penelitian ini, maka bagi peneliti selanjutnya perlu memperhatikan beberapa saran berikut ini :

1. Penelitian selanjutnya dapat menambah alat pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara untuk memperkuat hasil jawaban dari kuesioner.

2. Penelitian selanjutnya dapat memilih tempat pengambilan sampel selain di Samsat Panam.

3. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lain yang dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam pajak kendaraan bermotor, misalnya persepsi wajib pajak, kualitas pelayanan dan lainnya yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .668a .446 .434 2.385

a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pembebasan Denda Pajak

(14)

126 Daftar Pustaka

Akbar, L. R. (2020). Analisis Kinerja Direktorat Jendral Pajak Dalam Optimalisasi Penerimaan Pajak Di Era-Pandemi Covid 19. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 7(1), 98. https://doi.org/10.30998/jabe.v7i1.7787

Ariesta, R. P., & Lyna. L. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan, Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Pengetahuan Korupsi, Dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kpp Pratama Semarang. Jurnal Akuntansi Dewantara, 1(2), 173-187.

Budiman, N. A., Mulyani, S., & Novi Antika, F. (2020). Kepatuhan Wajib Pajak Umum di Kabupaten Kudus Selama Pandemi Covid-19. Seminar Nasional Manajemen, Ekonomi Dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UNP Kediri, 11(2), 408–417.

Ferry, W., & Sri, D. (2020). Pengaruh Pemutihan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Di Kota Palembang. Jurnal Keuangan Dan Bisnis, 53(9), 68–88.

https://doi.org/10.32524/jkb.v18i1.626

Gazali, I. U., Rahman Mus, A., & Nirwana Nur, A. (2020). Pengaruh Efektivitas Pengelolaan Pemberian Insentif Pajak Pembebasan Denda Atas Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Kepatuhanwajib Pajak Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah Sulawesi Selatan Sebelum Dan Sesudah Pemberian Insentif Pajak. Journal Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi STIE Wira Bhakti Makassar Internasional, 8(1), 1–20.

https://doi.org/10.47151/jeaswb.v8i1.20

Gustaviana, S. (2020). Pengaruh Program E-Samsat, Samsat Keliling, Pemutihan Pkb, Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Dan Operasi Kepolisian Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Empiris Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal di Ba. Akuntansi, 1(1), 20–29.

https://ojs.stiesa.ac.id/index.php/prisma

Khasanah, L., Ariyanti, A. D., Lailia, A., & Saputri, D. S. (2020). Laporan Kuliah Kerja Magang (Kkm) Prosedur Pelayanan Dan Sistem Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor 5 Tahun Badan Pendapatan Daerah (UPT PPD Jombang). 1662048.

Khumairoh, A. (2017). Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor ( Studi Pada Wajib Pajak Di Kecamatan Waru Kabupaten. 3(4), 91–101.

Lannagu, G. (2020). Laporan Kerja Praktik Sistem Administrasi Pajak Kendaraan Bermotor Pada

UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Madiun.

https://library.universitaspertamina.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2541/G racezylla_103217001_Laporan Final KP_Ekonomi17.pdf?sequence=1

Latifah, L. (2013). Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Maksipreneur:

Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 3(1), 1.

https://doi.org/10.30588/jmp.v3i1.84

Lina Nurlaela., 2018, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Samsat Kabupaten Garu, Vol 17 No 2, Universitas Garut, page 6-7.

Nugraheni, A. D., & Purwanto, A. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi wajib pajak orang pribadi. Diponegoro Journal of Accounting, 4, 1–14.

Oliver, J. (2019). Bab Ii Tinjauan Pustaka Aplikasi. Hilos Tensados, 1, 1–476.

http://repository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2990/6/BAB II.pdf Perdana, E. S., & Dwirandra, A. A. N. . (2020). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan

Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. E-Jurnal Akuntansi, 30(6), 1458. https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i06.p09

Purwaningdyah MW, S.H, M. H. (1994). Pajak bumi dan bangunan. Pajak Bumi Dan Bangunan, 2(56), 1–41.

(15)

127

Rahayu, C., & Amirah. (2018). Pengaruh Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Permana : Jurnal Perpajakan,

Manajemen, Dan Akuntansi, 10(2), 142–155.

https://doi.org/10.24905/permana.v10i2.78

Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia-Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ramdani, R. F., Faridah, E., & Elis Badriah. (2019). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaran Bermotor.

Akuntapedia, 1(1), 72–95. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/akuntapedia/index Siahaan, S., & Halimatusyadiah, H. (2019). Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sosialisasi

Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi, 8(1), 1–14.

https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.8.1.1-14

Suhendra, A. D., Asworowati, R. D., & Ismawati, T. (2020). Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Penghapusan Sanksi Pajak Dan Pelayanan Petugas Uptb Terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Di Kota

Palembang. Akrab Juara, 5(1), 43–54.

http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/919

Supriyanti, S., & Hidayati, N. (2019). Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi Dan Teknologi Informasi, 7(1), 41–50.

https://doi.org/10.24123/jati.v7i1.1932

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Wardani, D. K., & Rumiyatun, R. (2017). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib

Pajak, Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor, Dan Sistem Samsat Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Akuntansi, 5(1), 15.

https://doi.org/10.24964/ja.v5i1.253

Referensi

Dokumen terkait

Berkoordinasi dengan atasan selain atasan langsung terkait data dan informasi.. pekerjaan, memperjelas persoalan, diskusi terkait penyesuaian

Latar belakang : Pemberian edukasi terstruktur dipandang mampu untuk memperbaiki pemahaman, sikap, dan perilaku pengasuh utama anak dengan ADHD serta sekaligus menurunkan

If you look closely at the code in Update , you find that at the end of the method, the value of oldKeys is set to refer to the pressedKeys array so that the next time that

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia aktif berpartisipasi sebagai anggota dalam kerja sama keamanan maritim untuk menangani perompakan dan pembajakan di Asia

Untuk variabel Motivasi, dimensi yang paling kuat hubungannya adalah Dimensi Kebutuhan Kekuasaan terhadap Dimensi Kerja Sama pada variabel Kinerja Karyawan karena

DALAM MENENTUKAN AKSES MASUK KE RUANG DALAM BANGUNAN. ENTRANCE BANGUNAN HARUS MUDAH DI .JANGKAU DAN TERLIHAT DARI RUANG LUAR. UNTUK MEMAKSIMALKAN F&#34;UNGSINYA,

Međutim, među mladima koji su izabrali samozapošljavanje, mali je broj onih koji su preuzeli rizik zapošljavanja i drugih lica, tako da je udeo mladih poslodavaca još uvek

Gambar 5.5 Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Time History untuk Bangunan 4-lantai pada Portal Eksterior 100 Tahun ……… 21.. Gambar 5.6 Lokasi Terjadinya